Anda di halaman 1dari 12

MODUL 3

PEMERIKSAAN/VERIFIKASI TOLERANSI DIMENSI DAN

GEOMETRI KOMPONEN (GD&T)

LAPORAN PRAKTIKUM
TME 342 – PRAKTIKUM METROLOGI INDUSTRI

Nama : Fritzchristian Arman


NIM : 2018-0451-0073
Kelompok : MA-1
Tanggal Praktikum : 2 Desember 2022
Asisten : Tanang Evan

LABORATORIUM CNC & METROLOGI INDUSTRI


PRODI TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
TANGERANG
2022
I. TUJUAN
1. Memahami cara pemeriksaan dimensi dan geometri komponen dengan
menggunakan beberapa alat ukur dimensi maupun geometri
2. Memahami hubungan pemeriksaan/verifikasi dimensi, maupun geometri
dengan toleransi.

II. TEORI DASAR


A. Toleransi dimensi dan geometri (GD&T)

Toleransi dimensi dan geometri (GD&T) merupakan hal yang sangat penting
dalam sebuah desain komponen dan produk (produk disini merujuk kepada
suatu benda yang dirakit dari beberapa komponen). Toleransi tersebut
memberikan nilai seberapa besar deviasi dimensi dan geometri sebuah fitur
pada sebuah komponen yang dimanufaktur yang dibolehkan sehingga
komponen tersebut masih dapat dirakit dan memberikan suatu fungsi sesuai
dengan desainnya.

Pada prinsipnya, seakurat apapun suatu proses manufaktur, pasti terdapat


sejumlah kesalahan pada prosesnya dan variasi pada material mentahnya
yang mengakibatkan deviasi-deviasi dimensi dan geometri pada fitur-fitur
komponen yang diproses. Selain itu, toleransi sangat berkaitan langsung
dengan proses pengukuran (verifikasi toleransi). Jenis dan nilai dari suatu
toleransi sangat menentukan metode dan sistem pengukuran yang dibutuhkan
untuk memverifikasi nilai toleransi tersebut.

B. Toleransi adalah suatu nilai yang merepresentasikan seberapa besar dimensi


dan geometri sebuah fitur pada sebuah komponen boleh terdeviasi atau
berbeda dengan nilai nominal yang diinginkan. Fitur-fitur tersebut dapat
berupa ukuran (size) dan geometri (form). Contoh untuk fitur ukuran adalah
diameter suatu silinder, tebal sebuah pelat besi, dan panjang sebuah balok.
Sedangkan, contoh untuk fitur geometri adalah flatness, straigthness, lokasi,
orientasi dan run-out. Toleransi berfungsi untuk mempertimbangkan
kesalahan-kesalahan yang berasal dari suatu proses manufaktur, termasuk
proses perakitan (assembly). Untuk kedua jenis utama toleransi tersebut,
toleransi dimensi dan geometri, masing-masing jenisnya membutuhkan
metode, prosedur dan alat ukur yang berbeda pula. Terdapat dua komponen
yang penting dalam sebuah desain komponen atau produk. Kedua komponen
tersebut adalah deskripsi dari keadaan nominal (dimensi nominal) dan
deskripsi dari deviasi yang diperbolahkan dari nilai nominal tersebut
(toleransi). Sehingga, toleransi merupakan satu dari dua parameter penting
yang mendefinisikan geometri dari suatu komponen atau produk.

C. Proses dimensi (dimensioning process) adalah suatu proses untuk


memberikan nilai nominal dari suatu fitur yang menggambarkan suatu
kondisi yang sempurna tanpa deviasi apapun dan proses toleransi adalah suatu
proses untuk mendefinisikan devisasi yang diperbolehkan pada suatu fitur
dalam satu produk, misalnya panjang dan lebar, atau suatu fitur antara dua
atau lebih objek ukur, misalnya jarak (gap) antara dua lubang.

Gambar 3.1 Beberapa contoh untuk jenis-jenis toleransi: toleransi

dimensi, geometrik (GD&T) dan texture permukaan.

• Tipe-tipe toleransi

Berdasarkan jenis-jenis variasi yang ingin dikontrol oleh suatu toleransi,


maka toleransi dibagi menjadi tiga kelas, yaitu toleransi untuk mengontrol:

• Fitur individual dari ukuran, misalnya: panjang, lebar, diameter,


kedalaman dan gap.
• Fitur geometri individu dan fitur geometri berrelasi antara
komponen-komponen dan antara fitur-fitur perakitan (assembly
feature). Contoh dari fitur geometri individu, misalnya: flatness,
roundness dan cylindricity. Sedangkan contoh dari fitur geometri
berrelasi, misalnya: perpendicularity, location, concentricity dan
orientasi.
• Fitur dari tekstur permukaan suatu komponen, misalnya: Ra, Ra,
Rz (akan dibahas pada modul 6)

III. PERALATAN PERCOBAAN


1. Objek ukur.
2. Vernier caliper.
3. Mikrometer.
4. Height gauge
5. Digital Indicator

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


Prosedur pengukuran dimensi dengan height gauge dan touch-trigger
probe
1. Letakkan benda ukur pada meja datar, dengan datum sebagai permukaan
benda yang menyentuh meja datar.
2. Tentukan titik 0 pengukuran sesuai datum dengan menekan tombol reset,
dan menyentuhkan probe pada meja datar hingga mengeluarkan bunyi.
Probe dapat diangkat setelah bunyi terdengar.
3. Posisikan probe di dekat titik yang ingin diukur, lalu gerakkan probe menuju
permukaan benda hingga mengeluarkan bunyi. Probe dapat diangkat setelah
bunyi terdengar.
V. LEMBAR DATA
VI. PERHITUNGAN
(tidak ada perhitungan)

VII.TUGAS DAN PERTANYAAN


1. Jelaskan bagaimana cara menentukan datum!
Jawab:
Untuk menentukan datum, dibutuhkan permukaan atau bagian yang dapat
dijadikan acuan atau refrensi. Pada saat praktikum, datum pengukuran
ketinggian ditentukan dari permukaan meja datar. Datum ini dapat dipilih
dengan cara mereset bacaan pada height gauge, lalu menurunkan probenya
hingga menyentuh permukaan meja datar dan mengeluarkan suara beep
yang menandakan datum telah ditentukan.
2. Jelaskan tujuan dari penentuan datum!
Jawab:
Datum perlu ditentukan untuk menjadi acuan pada saat melakukan
pengukuran. tanpa penentuan datum maka pada saat pengukuran dapat
terjadi kesalahan pembacaan karena tidak ada acuan awal. Hal ini dapat
membuat hasil pengukuran menjadi tidak konsisten dan tidak akurat.

3. Jelaskan definisi dan fungsi dari ketegaklurusan serta dalam kehidupan


sehari-hari!
Jawab:
Toleransi ketegakluusan adalah toleransi yang menentukan apakah suatu
objek membantuk sudut 90° terhadap datum atau permukaan acuan.
Toleransi ini berfungsi untuk memastikan 2 bagian dari suatu objek benar-
benar tegak lurus antara satu dengan yang lainnya. Contoh dari penggunaan
toleransi ini adalah pada baut. Bagian ulir harus tegak lurus dari permukaan
atas kepala baut tersebut.

4. Jelaskan definisi dan fungsi dari kesejajaran serta dalam kehidupan


sehari-hari!
Jawab:
Toleransi kesejajaran adalah toleransi yang menentukan apakah suatu
permukaan sejajar atau tidak dengan permukaan lain yang dijadikan datum
atau acuan. Toleransi ini berfungsi untuk memastikan permukaan yang
diukur tidak miring jika dibandingkan dengan permukaan datumnya.
Contoh dari penggunaan toleransi ini adalah pada sebuah plat logam, sisi
atas dan bawah seharusnya sejajar antara satu dengan yang lainnya.

5. Mengapa perlu dilakukannya pemeriksaan dimensi dan geometri produk?


Jawab:
Pemeriksaan dimensi dan geometri diperlukan untuk mengetahui apakah
ukuran dan bentuk dari suatu benda aitu sesuai dengan desain yang sudah
dibuat. Selain itu, untuk benda yang akan disambungkan dengan benda lain,
dimensi dan geometri sangat mempengaruhi suaian ketika kedua benda
tersebut digabungkan.

6. Apa perbedaan pengukuran menggunakan Vernier caliper dengan height


gauge? dan mana yang lebih Presisi dari kedua alat ukur tersebut?
Jawab:
Height gauge menggunakan sensor digital untuk mengetahui seberapa jauh
probenya sudah naik dari alasnya. Selain itu height gauge tipe touch trigger
probe juga dapat memberi tahu jika ketinggian yang kita ingin ketahui
sudah tercapai dengan memberikan suara beep. Vernier caliper adalah cara
mengukur dimensi suatu benda secara manual. pengukuran didapatkan
dengan menggeser rahang caliper dan membaca garis-garis skala yang ada.
Penggunaan height gauge lebih akurat karena pengamat hanya perlu
membaca nilai yang tertulis dilayar digital, sementara pada Vernier caliper
dalam proses pembacaan skalanya dapat terjadi kesalahan paralaks yang
dapat menyebabkan hasil bacaan tidak akurat.

VIII. ANALISIS
Pada praktikum ini, dilakukan pengukuran kesejajaran dan
ketegaklurusan. Pengukuran ini dilakukan dengan dengan height gauge.
Height gauge yang digunakan ada dua yaitu touch trigger probe dan digital
indicator. Dalam penggunaannya, pertama-tama pengguna harus menetapkan
datum pengukuran. Datum diperlukan untuk menjadi acuan pengukuran
ketinggian yang akan dilakukan. Pada saat praktikum datum yang ditetapkan
adalah permukaan dari meja datar yang digunakan. Meja datar dianggap rata
sehingga bisa digunakan untuk menjadi datum. Pada pengukuran diameter
dari lubang pada kaliber GO/NOT GO, datum yang digunakan adalah bagian
paling bawah dari lubang yang diukur. Nilai yang didapatkan pada saat
pengukuran toleransi dimensi disebut sebagai nilai pengukuran, sementara
pada pengukuran toleransi dimensi disebut sebagai nilai penyimpangan. Nilai
nominal adalah nilai yang ada pada gambar teknik dari kaliber GO/NOT GO
yang digunakan.
Pada pengukuran toleransi dimensi, sebgaian besar dimensi yang
diukur pada kaliber GO/NOT GO menghasilkan deviasi yang melebihi dari
toleransi yang diperbolehkan. Oleh karena itu dimensi-dimensi tersebut diberi
status NOT GO. Pada saat pengukuran ketegaklurusan, hasil pengukuran yang
didapatkan adalah semakin jauh pengukuran dari titik pengukuran pertama,
nilai deviasinya semakin besar dan nilainya minus. Hal ini berarti permukaan
yang diukur tidak tegak lurus dengan datum yang telah ditentukan. Hal ini
dapat disebabkan karena permukaan kaliber yang digunakan sudah tergores
dari pengukuran-pengukuran sebelumnya. Pada pengukuran kesejajaran,
rata-rata hasil pengukuran yang didapatkan berada dalam rentang 0,10 mm-
0,15mm. Dari hasil pengukuran tersebut, permukaan yang diukur masih
relatif sejajar dengan datum.
Pada hasil pengukuran ketegaklurusan dan kesejajaran, hasil
pengukuran sangat variatif. Hal ini dapat terjadi karena ketika pengukuran
ada beberapa kesalahan yang dilakukan seperti belum melakukan zeroing
sebelum pengukuran sehingga hasil pengukuran menjadi tidak akurat. Selain
itu, dapat terjadi pula hasil yang variative karena kesalahan pada proses
manufaktur. Contohnya adalah penggunaan pahat yang haus, penggunaan
spindle yang terlalu cepat, sehingga benda yang dihasilkan menjadi tidak rata.
Pengukuran dimensi dan geometrik dapat dilakukan juga dengan
Vernier caliper, tetapi dibandingkan height gauge, Vernier caliper memiliki
tingkat keakuratan yang lebih rendah karena kemungkinan adanya kesalahan
saat pengukuran lebih tinggi. Kesalahan yang paling umum terjadi pada
Vernier caliper adalah kesalahan paralaks. Pada height gauge kesalahan ini
dapat diminimalisir dengan adanya layar digital yang dapat menampilkan
nilai pengukuran. Selain itu height gauge juuga lebih praktis dalam
penggunaannya sehingga dapat menghemat waktu.
Contoh penggunaannya ada pada pembuatan rak. Setiap sekat harus
sejajar. Sedangkan contoh penggunaan ketegaklurusan adalah pada
pembuatan pintu.
IX. SIMPULAN
● Pengukuran dimensi dan geometrik dapat dilakukan dengan height gauge
dan Vernier caliper.
● Jika deviasi lebih besar dari toleransi yang diperbolehkan, maka diberi status
NOT GO.
● Datum digunakan sebagai acuan atau refrensi awal pada saat pengukuran.
● Pengukuran dimensi dan geometrik dengan height gauge akan
menghasilkan nilai yang lebih akurat.

X. DAFTAR PUSTAKA
[1] Rochim, Taufiq. 2001. Spesifikasi Geometris Metrologi Industri &
Kontrol Kualitas. Bandung: ITB.
[2] Rochim, Taufiq. Teori & Teknologi Proses Pemesinan. Bandung: ITB.
[3] R. Amaral. 2002. Surface Roughness. Applied Surface Science.
Volume 193:156-166
[4] Mitutoyo. Mitutoyo Catalogue No. MAP 500. Japan.

XI. LAMPIRAN
Tidak ada

Anda mungkin juga menyukai