Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL )

DI PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA MAKASSAR

BIDANG K3 KONTRUKSI BANGUNAN, K3 INSTALASI LISTRIK DAN K3


PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE-80

KELOMPOK 4 :
1. YANSEN WELLY
2. DIAN RAHAYU UMAR
3. ANNISA
4. GHIFARI M. NUH. T
5. SULKIFLI
6. YERWIS MEMBUNGA
7. WIRELSUS PARERUNG
8. REZKY SETYAWAN SYAM

PENYELENGGARA
PT. KASIROMUA JAYA WIJAYA MAKASSAR
MAKASSAR, 30 JUNI 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja secara etimologi merupakan suatu upaya perlindugan agar
tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan di tempat kerja
serta bagi orang lain yang memasuki tempat kerja maupun sumber dan proses produksi dapat
digunakan secara aman dan efisien dalam pemakaiannya.
Dalam rangka pemenuhan kompetensi ahli keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) sertifikasi
kementerian tenaga kerja oleh PT. Kasiromua Jaya Wijaya, maka pada hari kamis tanggal 30 Juni
2022 bertempat di PT. Industri Kapal Indonesia (IKI) kami melakukan praktek kerja lapangan (PKL).
Adapun tema yang perlu kami kaji di PT. IKI adalah terkait K3 di bidang Kontruksi Bangunan,
Listrik, dan Penanggulangan Kebakaran. Pelaksanaan tema yang kami kaji akan kami sesuaikan
dengan aturan perundang – undangan dari kementerian tenaga kerja sebagai salah satu pedoman agar
pelaksanaan K3 di tempat kerja dapat terlaksana dengan baik.
Sebagaimana amanat yang tertuang dalam UU No. 13 Tahun 2003 pasal 87 bahwa setiap
perusahaan wajib menerakan system manajemen keselamatan dan Kesehatan kerja yang terintegrasi
dengan manajemen perusahaan. Dari dasar inilah maka setiap perusahaan wajib melaksanakan
program K3 yang dapat menjamin dan melindungi tenaga termasuk orang lain yang berada di
lingkungan temat kerja. Maka sebagai salah satu kewajiban bagi calon ahli K3 untuk melakukan PKL
disalah satu perusahaan yang berada di Sulawesi Selatan, kami bertanggung jawab mencoba
menemukan temuan-temuan positif dan negative dari tema kajian yang telah disebutkan sebelumnya.

B. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan penulisan laporan ini adalah :
1. Untuk mempraktikkan teori yang telah diterima selama kegiatan pembinaan dan pelatihan.
2. Untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman mengenai implementasi K3 di lapangan
khususnya di bidang kontruksi bangunan, listrik, dan penanggulangan kebakaran.
3. Sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi calon ahli K3 umum.
4. Calon peserta ahli K3 umum dapat mengidentifikasi, menganalisa, dan memberikan saran atau
rekomendasi.

C. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dalam praktik kerja lapangan ini adalah sebagai berikut.
1. Pelaksanaan K3 di bidang Konstruksi Bangunan
2. Pelaksanaan K3 di bidang Listrik
3. Pelaksanaan K3 di bidang Penanggulangan Kebakaran

D. Dasar Hukum
Adapun dasar hukum yang digunakan dalam praktik lapangan ini adalah sabagai berikut.
1. Dasar Hukum K3 Konstruksi Bangunan
a. UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
b. UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.
c. Permenaker No. 01 Tahun 1980 tentang K3 Konstruksi Bangunan.
d. SKB Menaker dan Menteri PU Kep. 174/1986 dan No. 104/KPTS/1986 tentang K3 pada
tempat kegiatan konstruksi.
2. Dasar Hukum K3 Listrik
a. UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
b. Permenaker No. 31 Tahun 2015 tentang perubahan atas Permenaker No. 02/MEN/1989
tentang pengawasan instalasi penyalur petir.
c. Permenaker No. 12/MEN/2015 tentang keselamatan dan Kesehatan kerja listrik di tempat
kerja.
3. Dasar Hukum K3 Penanggulangan Kebakaran
a. UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
b. Permenaker dan Transmigrasi RI No. Per. 04/ MEN/1980 tentang syarat-syarat pemasangan
dan pemeliharaan alat pemadam api ringan.
c. Pemenaker RI No. Per-02/MEN/1983 tentang instalasi alarm kebakaran automatic.
d. Kepmenaker RI No. Kep.186/MEN/1999 tentang unit penanggulangan kebakaran di tempat
kerja.
e. Instruksi Menteri tenaga kerja No. Ins.11/M/BW/1997 tentang pengawasan khusu K3
penanggulangan kebakaran.
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Perusahaan


PT. Industri Kapal Indonesia atau PT. IKI adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara yang
berdiri pada tahun 1962 di Makassar, Sulawesi Selatan. Pada awal berdirinya T. Industri Kapal
Indonesia (persero) dibangun dengan dua proyek pembangunan gelangan kapal, masing-masing
proyek galangan kapal paotere dan proyek galangan kapal tallo. Proyek galangan kapal paotere pada
waktu itu di bangun oleh Departemen Perindustrian Dasar/Pertambangan, yang di maksudkan untuk
membuat kapal-kapal baja yang mempunyai kapasitas 2500 ton, sedangkan proyek galangan kapal
tallo pada waktu itu di bangun oleh Departemen Urusan Veteran yang dimaksudkan untuk membuat
kapal-kapal kayu berkapasitas 300 ton yang dilengkai dengan slip way dan fasilitas peluncuran yang
panjangnya 45 meter dan daya angkat 500 ton. Pertengahan tahun 1963 aktivitas kedua proyek
tersebut masing-masing meliputi pekerjaan dasar dikarenakan peralatan belum dimiliki oleh
galangan kapal paotere, sedangkan galan kapal tallo hanya memiliki mesin dan perkakas yang
didatangkan dari Polandia. Dengan adanya keterbatasan dana pada tahun 1963 maka pemerintah
memutuskan untuk menggabungkan kedua proyek tersebut dibawah pembinaan departemen
perindustrian dasar/pertambangan dan melakukan perubahan nama menjadi royek galangan kapal
makassar dengan surat keputusan Presiden, Kepres No. 225/1963 dan dinyatakan sebagai proyek
vital dalam industry Perkapalan Indonesia. Dengan terjadinya penggabungan tersebut maka terjadi
pula beberapa perubahan meliputi :
1. Lokasi eks galangan kapal pindah dan dibangun bersebelahan dengan galangan kapal paotere.
2. Mengadakan redesigning sesuai dengan biaya yang ada dan rencana pemasarannya serta
menitikberatkan penyelesaian proyek tahap satu dengan sasaran utama mereparasai dan
melakukan pemeliharaan kapal yang berkapasitas 500 ton.
3. Menunda pembangunan galangan kapal paotere dan akan dilakukan pada pembangunan tahap
kedua dengan target rencana perluasan wilayah.
Setelah berjalan selama tujuh tahun setelah penggabungan, pada tanggal 30 maret 1970
penyelesaian dan pemakaian galangan kapal tahap I diresmikan oleh sekjen departemen perindustrian
Indonesia.Semenjak tahun 1970 – 1977 galangan kapal makassar masih berstatus sebagai proyek.
Pada tanggal 29 Oktober 1977 status galangan kapal berubah menjadi Perseroan terbatas dengan nama
PT. Industri Kapal Indonesia pusat Makassar disingkat PT. I K I dan kantor pusat bertempat
dimakassar, dengan unit– unit produksi yang meliputi :
a. Unit dock dan galangan kapal di padang.
b. Unit dock dan galangan kapal di gresik.
c. Unit dock dan galangan kapal makassar di makassar.
d. Unit dock dan galangan kapal bitung di bitung.
Sejalan dengan perubahan manajemen yang ada maka galangan kapal padang dan gresik dijual
ke PT. Kodja Jakarta, hal tersebut membawa pengaruh terhadap produksi dan unit usaha, sehingga
unit produksi yang dimiliki sampai pada tahun 1994 hanya Dock dan galangan kapal makassar di
Makassar serta Dock dan galangan kapal bitung di bitung. Sedangkan unit usaha yang dimiliki yaitu
Unit usaha Jakarta dan Unit usaha dan perdagangan di makassar.
Adapun visi dan misi PT. IKI adalah sebagai berikut :
1. Visi Menjadi perusahaan galangan kapal dan engineering yang kuat dan berdaya saing tinggi.
2. Misi Selalu meningkatkankualitas yang baik berdasar pada pelayanan yang tepat waktu, tepat
mutu dan tepat biaya serta mengutamakan kepuasan pelanggan untuk peningkatan nilai
perusahan.

B. Temuan
1. Temuan Positif
a. Konstruksi Bangunan :
1) Penataan ruangan pada bengkel pabrikasi tertata dengan rapi
2) Fasilitas toilet cukup memadai
3) Terdapat temat sampah dan tempat limbah besi disetiap sudut
b. Listrik :
1) Lampu indicator panel berfungsi dengan baik di panel listrik area gudang
2) Terdapat penyalur petir
c. Penanggulangan Kebakaran :
1) Terdapat APAR dibeberapa area produksi
2) Terdapat cara penggunaan APAR

2. Temuan Negatif
a. Konstruksi Bangunan :
1) Pada pengerjaan kapal, terdapat beberapa pekerja yang tidak menggunakan APD.
2) Bangunan pintu masuk bengkel atap sengnya sudah kropos
3) Pada bangunan bengkel sirkulasi tata udara kurang memadai karena tidak terdapat turbin
ventilasi.
4) Sisa sampah logam (scraf) berserakan di bengkel
b. Listrik :
1) Terdapat sambungan kabel yang tidak sesuai dengan standar
2) Tidak terdapat ahli K3 bidang listrik.
3) Tidak ada SOP
4) Tidak ada nama panel pada panel utama keadaan panel dalam keadaan terbuka
5) Tidak ada tanda larangan ada panel utama
c. Penanggulangan Kebakaran :
1) Tidak terdapat lembaran inpeksi APAR tiap bulan
2) Beberapa ruangan tidak memiliki APAR
3) Ditemukan dudukan APAR tanpa tabung APAR
BAB III
ANALISA DAN
REKOMENDASI
A. Analisa Temuan K3
a. Temuan Positif
No. Dokumentasi Analisa Saran Dasar Hukum

Terdapat penyalur Ditambahkan


petir beberapa penyalur Permenaker No. 31
1. petir dibebepa titik Tahun 2015 tentang
yang tinggi perubahan atas
Permenaker No.
02/MEN/1989 tentang
pengawasan instalasi
penyalur petir.

2. Terdapat APAR Dilakukan


bagian mekanik pengecekan APAR Permenaker dan
untuk memudahkan secara rutin agar Transmigrasi RI No. Per.
pekerja apabila kondisi APAR 04/ MEN/1980 tentang
terjadi kebakaran dalam keadaan baik syarat-syarat
Ketika akan dipakai pemasangan dan
pemeliharaan alat
pemadam api ringan.

3. Terdapat panel listrik Dilakukan


pada ruangan pengecekan pada Permenaker No.
mekanik lampu indikator 12/MEN/2015 tentang
keselamatan dan
Kesehatan kerja listrik di
tempat kerja.
a. Temuan Negatif
Potensi
No. Dokumentasi Analisa Saran Dasar Hukum
Bahaya

Ditemukan Apabila terjadi Pengadaan


dudukan APAR kebakaran tidak bisa APAR Permenaker dan
1. tanpa tabung dilakukan ditempat Transmigrasi RI
APAR penanggulangan tersebut No. Per. 04/
awal oleh pekerja MEN/1980
menggunakan tentang syarat-
APAR syarat pemasangan
dan pemeliharaan
alat pemadam api
ringan.

2. Tidak ada nama Memungkinkan Ditutup dan


panel pada panel terjadinya dikunci agar Permenaker No.
utama dan kebakaran yang tidak terjadi 12/MEN/2015
keadaan panel disebabkan oleh bahaya pada tentang
dalam keadaan sentuhan dari orang system listrik keselamatan dan
terbuka lain Kesehatan kerja
listrik di tempat
kerja.

3. Terdapat Bisa menyebabkan Agar instalasi Permenaker No.


sambungan kabel bahaya tersentuh dan posisi 12/MEN/2015
atau instalasi oleh pekerja karena penempatan– tentang
Listrik yang kabel tersebut tidak nya di keselamatan dan
tidak sesuai terlihat dan tidak di sesuaikan Kesehatan kerja
dengan standar. pasang berdasarkan dengan listrik di tempat
instalasi yang benar. standar. kerja.
4. Terdapat Bisa menimbulkan Agar
scaffolding yang jatuhnya pekerja memakai Permenaker No.
tidak sesuai tersebut diakibatkan scaffolding 01 Tahun 1980
standar scaffolding yang yang sesuai tentang K3
tidak sesuai dengan dengan Konstruksi
standar standar Bangunan.

5. Terdapat pekerja Ketika tertimpah Sebaiknya


yang bekerja material atau benda pekerja diberi UU No. 1 Tahun
tidak tajam maupun teguran dan 1970 tentang
menggunakan tumpul serta benda pemahan akan keselamatan kerja.
APD yang sesuai berbahaya lainnya pentingnya
dengan menggunakan
pekerjaannya APD
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi di PT. Industri Kapal Indonesia, data disimpulkan bahwa :
1. APAR yang ditemukan dilokasi dalam kondisi tidak terpelihara. Ini terbukti dengan adanya
beberapa APAR yang tidak diisi ulang serta adanya dudukan APAR yang tidak memiliki tabung
dan tidak memiliki checklist perawatan.
2. Beberapa panel listrik tidak dilengkapi dengan marka/rambu–rambu tegangan tinggi serta beberapa
kabel listrik tidak dilengkai dengan bahan isolasi dan kotak panel listrik dalam keaadaan terbuka.
3. Beberapa tenaga kerja menggunakan scaffolding yang tidak sesuai standar yang dapat
menyebabkan kecelakaan kerja.

B. Saran

Adapun saran dalam kegiatan praktik lapangan yang telah dilaksanakan yaitu :
1. Perlunya pengawasan dan pemeriksaan berkala pada alat proteksi pemadam kebakaran aktif seperti pada
APAR dan hydrant agar dapat terjaga kondisi fisiknya serta selalu siap digunakan jika sewaktu-waktu
terjadi kebakaran.
2. Diharapkan untuk melakukan pengecekan dan pemeliharaan pada panel-panel listrik.
3. Perlunya menggunakan scaffolding yang sesuai standar dan menggunakan APD yang sesuai
dengan bidangnya.

Anda mungkin juga menyukai