Makalah Kelompok 4 Teknik Penyajian Data
Makalah Kelompok 4 Teknik Penyajian Data
“PENYAJIAN DATA”
DISUSUN OLEH:
NURUL ASYIQIN
NURUL RESNAH ARIKA
PHILA DELPHIA
PUTRI BUANA NINGRUM
PUTRI NANDINA TASYA
PRAYUDITA ANANDA
RANNY AUGTHANTY
RIA HASTUTI
QORY MULYANA
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu penyajian data
2. Untuk mengetahui fungsi penyajian data
3. Untuk mengetahui apa macam-macam penyajian data
BAB II
PEMBAHASAN
Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil penelitian
yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang
diinginkan. Data yang disajikan harus sederhana, jelas agar mudah dibaca. Penyajian data
juga dimaksudkan agar para pengamat dapat dengan mudah memahami apa yang kita sajikan
untuk selanjutnya dilakukan penilaian atau perbandingan dan lain lain. Dalam pembuatan
laporan penelitian, data termasuk yang harus dilaporkan. Agar dapat memberikan gambaran
yang bermakna, data-data itu haruslah disajikan ke dalam tampilan yang sistematis dan untuk
keperluan penganalisisan biasanya data itu disusun dalam sebuah tabel. Penyajian data ini
bertujuan memudahkan pengolahan data dan pembaca memahami data.
Data yang sudah diolah, agar dibaca dan dimengerti oleh orang lain atau pengambil
keputusan, perlu disajikan ke dalam bentuk-bentuk tertentu. Penyajian data memiliki fungsi
antara lain :
1. Menunjukkan perkembangan suatu keadaan
2. Mengadakan perbandingan pada suatu waktu
Bila tabel yang disajikan lebih dari satu maka hendaknya diberi nomor agar mudah
untuk mencari kembali bila dibutuhkan. Nomor tabel biasanya ditempatkan diatas
sebelah kiri sejajar dengan judul tabel.
Judul Tabel
Setiap tabel yang disajikan harus diberikn judul karena dari judul tabel orang dapat
mengetahui tentang apa yang disajikan.
Catatan Pendahuluan
Badan Tabel
Badan tabel terdiri dari judul kolom, judul baris, judul kompartemen dan sel.
Catatan Kaki
Sumber Data
Sumber data diletakan dibagian kiri bawah (dibawah catatan kaki), sumber ini
mempunyai arti penting bila data yang sajikan berupa data sekunder.
2. Tabel Kontingensi
Tabel kontingensi merupakan bagian dari tabel baris kolom, akan tetapi tabel ini
mempunyai ciri khusus, yaitu untuk menyajikan data yang terdiri atas dua faktor atau dua
variabel, faktor yang satu terdiri atas b kategori dan lainnya terdiri atas k kategori, dapat
dibuat daftar kontingensi berukuran b x k dengan b menyatakan baris dan k menyatakan
kolom.
Contohnya :
3. Tabel Silang
Data hasil penelitian yang berupa perhitungan frekuensi pemunculan data juga dapat
disajikan ke dalam bentuk tabel silang. Tabel silang dapat terdiri dari satu variable tetapi
dapat juga terdiri dari dua variable. Tergantung pertanyaan atau keadaan yang ingin
dideskripsikan. Dengan demikian, pemilihan penyajian data ke dalam tabel silang satu
atau dua variable akan tergantung dari data yang diperoleh. Tabel silang satu variabel
digunakan untuk menggambarkan data dengan menampilkan satu karakteristiknya saja.
Contohnya :
Table silang : mengelompokan data berdasarkan dua atau lebih kriteria
Table Silang Komposisi Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan
Contohnya :
Volume produksi sepatu PT Khasandy selama tahun 1989 dapat disajikan sebagai
berikut :
Keterangan:
Yang dimaksud dengan distribusi frekuensi numerik adalah distribusi frekuensi yang
didasarkan pada data-data kontinum yaitu data uang berdiri sendiri dan merupakan suatu
deret hitung. Sedangkan yang dimaksud dengan distribusi frekuensi katerogikal adalah
distribusi frekuensi yang didasarkan pada data-data yang terkelompok. Jika data masih
berbentuk kontinum, maka harus diubah lebih dahulu menjadi data katerogikal dan
selanjutnya baru dicari frekuensi masing-masing kelompok.
Contoh :
Penelitian terhadap nilai pembaca S1 Jurusan Teknk Informatika untuk mata kuliah
statistik pada suatu perguruan tinggi. Dari hasil pengambilan sampel secara random (acak)
terambil sampel sebanyak 30 nilai statistk.
75 80 30 70 20 35 65 65 70 57
55 25 58 70 40 35 36 45 40 25
15 55 35 65 40 15 30 30 45 40
a. Jumlah kelas
Tidak ada aturan umum yang menentukan jumlah kelas. H.A. Sturges pada tahun
1962 menulis artikel dengan judul :“The Choiche of a Class Interval” dalam journal of
the America Statiscal Association, yang mengemukakan suatu rumus untuk menentukan
banyaknya kelas sebagai berikut :
K = 1 + 3,3 log n
Dimana :
k = Banyaknya kelas
n = Banyaknya nilai observasi
Rumus ini disebut Kriterium Sturges dan merupakan suatu perkiraan tentang
banyaknya kelas. Misalnya data dengan n = 100, maka banyaknya kelas k adalah sebagai
berikut :
Jadi jumlah kelas / kelompok yang dianjurkan pada data diatas adalah 8.
Ada kemungkinan jumlah kelompok hasil perhitungan rumus di atas merupakan bilangan
pecahan, tetapi disini untuk memudahkannya kita akan melakukan pembulatan. Langkah
berikutnya adalah mencari rentangan (interval) tiap kelas.
b. Lebar kelas atau interval
Disarankan interval atau lebar kelas adalah sama untuk setiap kelas. Pada umumnya,
untuk menentukan besarnya kelas (panjang interval) digunakan rumus :
𝑋𝑛 − 𝑋₁
𝑐=
𝑘
Di mana :
k = banyaknya kelas
Nilai 48-54 disebut kelas interval. Urutan kelas interval disusun mulai data terkecil
hingga terbesar. Urutan kelas interval pertama adalah 48-54, dan urutan kelas interval ke
dua adalah 55-61, demikian seterusnya. Semua kelas interval berada di kolok sebelah kiri.
Sedangkan nilai yang berada di sebelah kanan adalah nilai frekuensi yang disingkat f, f =
1 berarti yang mempunyai nilai antara 48 sampai 54 sebanyak 1. Nilai – nilai dikiri kelas
interval (48, 55, 62, 69, 76, 83, 90) disebut batas bawah kelas. Nilai 48 disebut batas
bawah pertama, nilai 55 disebut atas bawah kelas ke dua, dan seterusnya. Sedangkan nilai-
nilai di kanan kelas interval (54, 61, 68, 75, 82, 89, 96) disebut batas atas kelas. Nilai 54
disebut batas atas kelas pertama, nilai 61 disebut batas atas kelas ke dua, demikian
seterusnya. Selisih positif antara batas bawah dengan batas atas harus sama yang disebut
lebar kelas.
Misalnya kita mempunyai data terbesar 95 dan data terkecil 10 dengan jumlah kelas 9,
maka didapat
𝑐 = 𝑋𝑛 − 𝑋₁ 95 − 10 85
= = = 9,44 ≈ 10
𝑘 9 9
c. Batas kelas
Batas kelas bawah menunjukkan kemungkinan nilai data terkecil pada suatu kelas.
Sedangkan batas kelas atas mengidentifikasi kemungkinan nilai data terbesar dalam suatu
kelas.
Contoh :
48 50 37 43 51 52 47 48 48 41
42 45 48 37 53 52 51 48 43 41
Jawab :
Contoh :
71 75 57 88 64 80 75 75 80
82 89 68 89 88 71 75 71 81
48 82 72 62 68 74 79 79 84
75 57 75 75 68 65 68
Jawab :
Nilai F
48 – 54 1
55 – 61 2
62 – 68 7
69 – 75 12
76 – 82 7
83 – 89 5
Jumlah 34
Yang dimaksud dengan distribusi frekuensi relatif adalah suatu jumlah persentase
yang menyatakan banyaknya data pada suatu kelompok tertentu.Dalam hal ini pembuat
distribusi terlebih dahlulu harus dapat menghitung persentase pada masing-masing
kelompok. Distribusi akan memberikan informasi yang lebih jelas tentang posisi masing-
masing bagian dalam keseluruhan, karena kita dapat melihat perbandingan antara
kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya. Walaupun demikian kita masih
belum memperoleh gambaran yang jelas tentang penyebab adanya perbedaan
tersebut.Rumus mencari distribusi frekuensi relatif.
frekuensi kelas
frekuensi relatif = × 100
n
contoh :
Data pengukuran tinggi badan atas 100 orang. Setelah dilakukan penyederhanaan
data (tinggi badan dikelompokkan menjadi 7 kelompok/kelas), maka distribusi frekuensi
absolut dan relatif dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Distribusi frekuensi satuan adalah frekuensi yang menunjukkan berapa banyak data
pada kelompok tertentu. Contoh-contoh distribusi frekuensi di atas menunjukkan
distribusi frekuensi satuan, baik yang numeric maupun relatif. Yang dimaksud dengan
distribusi frekuensi kumulatif adalah distribusi frekuensi yang menunjukkan jumlah
frekuensi pada sekelompok nilai tertentu mulai dari kelompok sebelumnya sampai
kelompok tersebut.
Histogram adalah penyajian data distribusi frekuensi yang diubah menjadi diagram
batang. Untuk menggambarkan histogram dipakai sumbu mendatar yang menyatakan
batas-batas kelas interval (diambil dari batas bawah sebenarnya dan batas atas
sebenarnya) dan sumbu tegak yang menyatakan frekuensi absolut atau frekuensi relatif.
Contohnya diambil dari tabel di atas, pada tabel di atas nilai setiap kelas adalah data
diskrit, maka ada celah atau gap antara kelas yang satu dengan yang lainnya. Misalnya
antara 37-40 dengan 41-44, antara 45-48 dengan 49-52 dan seterusnya. Untuk
menggambarkan histogram, kelas pertama dibuat 36,5-40,5, kelas ke dua 40,5-44,5,
kelas ke tiga 44,5-48,5 dan seterusnya. Angka 36,5 sebetulnya diambil dari
Nilai
36,5 - 40,5
40,5 - 44,5
44,5 - 48,5
48,5 - 52,5
52,5 - 56,5
36+37 = 36,5, seolah-olah sebelum kelas pertama ada kelas 33-36, kemudian 40,5
2
40+41
= , dan seterusnya. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.Setiap
2
batangan (bar) dibuat pada kelas-kelas ini dengan tinggi sebesar nilai frekuensi kelas
bersangkutan.
Poligon ialah gambar garis yang menghubungkan tengah-tengah tiap sisi atas dari
histogram yang berdekatan.Caranya : batas bawah + batas atas / 2 = 36,5 + 40,5 / 2 =
38,5
Nilai
36,5 – 40,5
40,5 – 44,5
44,5 – 48,5
48,5 – 52,5
52,5 – 56,5
Apabila titik tengah pada setiap batang (bar) dihubungkan, maka kita akan
memperoleh gambar seperti gambar dibawah ini :
Ogive adalah distribusi frekuensi kumulatif yang diagramnya dalam sumbu tegak
dan datar. Ogive “kurang dari” dari distribusi frekuensi kumulatif kurang dari. Dan
ogive “atau lebih dari” ialah diagram dari distribusi frekuensi kumulatif atau lebih dari.
Sewaktu membuat frekuensi kumulatif “kurang dari” kita mempergunakan nilai batas
kelas atas (upper class limit) yaitu mulai 40, 44, 48 dan seterusnya. Jadi banyaknya kelompok
nilai yang sama atau kurang 40 ada 2, yang sama atau kurang 44 ada 7, yang sama atau kurang
48 ada 14 dan seterusnya. Sebaliknya untuk yang “lebih dari” kita pergunakan nilai batas kelas
bawah (lower class limit ) yaitu mulai dari 37, 41, 45 dan seterusnya. Jadi banyaknya
kelompok yang sama atau lebih dari 37 ada 20, yang sama atau lebih dari 41 ada 18, yang
sama atau lebih dari 45 ada 13 dan seterusnya. Untuk tujuan memperoleh kurva frekuensi
kumulatif (ogive), batas kelas atas diwakili oleh angka 40,5 ; 44,5 ; 48,5 ; dan seterusnya,
sedangkan batas bawah diwakili oleh 36.5, 40.5, 44.5 dan seterusnya.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah tentang penyajian data kami berharap para pembaca dapat
memahi bagaimana bentuk dalam penyajian data dan macam-macam penyajian data
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://kamarulintangsakti.blogspot.com/2014/11/penyajian-data-statistik-dalam-
bentuk_83.html
http://myperawatworld.blogspot.com/2014/11/makalah-penyajian-data-statistik-
data.html