PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Tentang :
“Teori Behaviorisme”
Disusun Oleh :
Shintya Nur Azizah (2186206010)
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Teori Behaviorisme"
dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Pendekatan Psikologi
Pendidikan dalam bidang Pendidikan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Indaria Tri Hariani, M.Psi ,
selaku Dosen Mata Kuliah Psikologi Pendidikan. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………...2
Daftar Isi………………………………………………………………………………….3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………...4
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………4
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………...5
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………5
1.4 Manfaat………………………………………………………………………..5
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………6
2.1 Deskripsi Teori Behaviorisme………………………………………………….6
2.2 Ciri-ciri Teori Behaviorisme……………………………………………………7
2.3 Teori Belajar Menurut Ahli Aliran Behaviorisme……………………………….7
2.4 Implementasi Teori Behaviorisme dalam Belajar………………………………11
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………...13
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………...13
3.2 Saran…………………………………………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...14
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
perubahan yang dialami peserta didik dalam hal kemampuannya untuk
bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara
stimulus dan respon. Oleh karena itu, teori belajar behaviorisme penting
untuk dipahami oleh seorang pendidik.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi dasar dalam pengembangan teori
Pendidikan secara lebih lanjut. Dan menjadi sebuah penilaian dalam
menambah wawasan tentang teori behaviorisme.
2. Manfaat Praktis
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Behaviorisme menempatkan anak sebaggai individu yang pasif dan
membuat stimulus dan respon tertentu dengan menggunakan metode
pelatihan atau pembiasaan. Munculnya perilaku akan semakin kuat jika
diberikan penguatan dan akan terurai jika dikenai hukuman (Rusli dan
Kholik, 2013).
7
sehingga dia akan mencoba berulang sampai dia menemukan
keberhasilan dan secadra tidak langsung menjadi kebiasaan.
Implikasi atau penerapan pada hukum ini adalah agar respon yang
didapatkan itu membahagiakan dengan cara memberi reward atau
pujian. Sedangkan agar respon yang kurang membahagiakan tidak
diulang dengan cara memberikan hukuman atau sebagainya.
8
Dari hukum-hukum belajar di atas konsep yang menjadi
prioritas dari teori belajar menurut Thorndike adalah transfer of
training. Konsep ini menjelaskan bahwa apa yang dipelajari anak saat
ini dapat dipakai untuk hal di masa datang. Contohnya anak yang belajar
berbahasa inggris untuk itu ketrampilannya dapat dipakai untuk
berkomunikasi dengan orang asing di masa datang.
9
Kata classical pada awal teori ini diberikan untuk menghargai
karya Pavlov yang dianggap paling awal dalam bidang conditioning atau
pengondisian untuk membedakan dari teori conditioning lain. Orang
yang belajar bersifat pasif karena dalam memunculkan respon
memerlukan suatu stimulus tertentu sedangkan mengenai penguat
menurut Pavlov bahwa stimulus tidak terkontrol (unconditioned
stimulus) mempunyai hubungan dengan penguatan. Stimulus itu yang
menyebabkan adanya pengulangan tingkah laku dan berfungsi sebagai
penguatan (Zulhammi 2015).
10
laku manusia adalah pembawaan genetic dan lingkungan. Tingkah laku
didasarkan pada kekuatan yang tidak rasional. Hal ini didasari pada
lingkungan yang membentuk tingkah laku manusia.
11
sebagai fasilitator dan model saja (Breen 1980) atau dalam istilah Canale
“Sebagai pencipta suasana yang aktif “.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Behaviorisme adalah suatu studi tentang tingkah laku manusia.
Behaviorisme dapat menjelaskan perilaku manusia dengan menyediakan
program pendidikan yang tepat. Menurut Teori Behaviorisme input yang
penting adalah Stimulus dan output berbentuk Respon. Dapat disimpulkan
dari beberapa tokoh adalah Thorndike, Pavlov, dan Skinner (dalam
Aunurrahman : 2009) Behaviorisme memiliki ciri sebagai berikut :
a.Mementingkan Pengaruh Lingkungan;b.Mementingkan Bagian-bagian
Kecil dari Perilaku Seseorang;c.Mekanistis semua diukur dari yang dapat
diobservasi;d.Pembentukan Respon;e.Pentingnya Latihan terutama Latihan
yang Berulang-ulang;f.Pemecahan Masalah dengan Trial and Error. Secara
tidak langsung lingkungan akan memengaruhi kebiasaan yang dilakukannya.
Teori behavorisme mengutamakan sesuatu yang dapat diukur. Karena pada
waktu peserta didik diberikan tugas yang lebih besar mereka akan lebih
terpacu untuk dapat lebih serius dalam belajar. Dalam penerapan teori
behaviorisme pada aplikasi pengkondisian operan yang biasanya diterapkan
dengan beberapa tahapan. Terdapat beberapa strategi pengkondisian operan
untuk mengembangkan perilaku yang diharapkan dari peserta didik sebagai
berikut :1.Pilih penguatan yang tepat;2.Membuat penguatan secara
kontingen dan tepat waktu;3.Menentukan jadwal untuk memberikan
reinforcement;4.Mempertimbangkan pengaturan dalam kelas; dan
5.Memikirkan penguatan negatif dengan tepat.
3.2 Saran
Setiap kurikulum membutuhkan teori belajar yang tepat dalam
penerapannya. Teori behaviorisme adalah teori yang penting dalam
pengajaran dan belajar karena memiliki konsep dasar yang menempatkan
perilaku individu sebagai prioritas karena belajar tidak hanya tentang
pengetahuan tetapi juga mental dan pengembangan perilaku dari setiap
individu dalam belajar. Teori ini sangat berkaitan dengan etika peserta didik
sebagai keberhasilan dalam belajar. Untuk itu guru yang menerapkan teori
ini harus mampu mengubah dan menciptakan suasana kelas yang dapat
melibatkan peserta didik untuk aktif dalam belajar agar pengembangan
perilaku dalam belajar tersebut dapat diukur dan diobservasi secara tepat.
Tidak hanya tentang pengetahuan tetapi juga perilaku teori ini seharusnya
mampu untuk dikuasai semua guru atau tenaga pendidik dalam belajar di
kelas.
13
DAFTAR PUSTAKA
14