Oleh :
Keperawatan 7c
Dosen:
TA 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dan dapat dibaca oleh semua pihak
ataupun kalangan.
Makalah ini disusun dengan berbagai sumber yaitu media cetak, media elektronik
dan berbagi media pendukung lainnya. Makalah ini dibuat dengan berbagai tujuan yaitu
sebagai,penambahan pengetahuan dibidang keperawatan tentang “PERAN DAN FUNGSI
SISTEM INFORMASI DIBIDANG KESEHATAN”
Materi yang kami paparkan dalam makalah ini tentunya jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik yang bersifat membangun sangat kami butuhkan untuk
kesempurnaan makalah ini. Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat.
Penyusun
SDaftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.2 Bentuk data yang diperoleh dari Sistem Informasi Kesehatan ………………..
2.5 Manfaat dari informasi yang dihasilkan dari Sistem Informasi Kesehatan …..
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui apa tujuan dari penerapan Sistem Informasi Kesehatan
b. Untuk mengetahui bagaimana bentuk data yang diperoleh dari Sistem Informasi
Kesehatan
c. Untuk mengetahui bagaimana proses pengolahan dari Sistem Informasi Kesehatan
d. Untuk mengetahui informasi apa saja yang dihasilkan dari Sistem Informasi
Kesehatan
e. Untuk mengetahui apa saja manfaat dari informasi yang dihasilkan dari Sistem
Informasi Kesehatan
f. Untuk mengetahui apa saja pengetahuan yang didapat dari Sistem Informasi
Kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
2) Nama Majemuk
Nama orang Indonesia yang majemuk dan oleh si pemilik nama itu ditulis menjadi satu,
diindeks sebagaimana nama itu ditulis.
Contoh :
Nama : Diindeks akan ditulis
Ira Ayu : Ira Ayu
Isnaini Fitriana : Isnaini Fitriana
2. Sistem Penjajaran
Dokumen rekam medis yang disimpan didalam rak penyimpanan tidak ditumpuk
melainkan disusun, berdiri sejajar satu dengan yang lain.
Menurut Bambang Shofari dalam bukunya Pengantar Sistem Rekam Kesehatan (PSRK)
tahun edisi 1998 penjajaran dokumen rekam medis ada 3 cara yaitu :
a. Sistem Nomor Langsung (Straight Numerical Filing)
Sistem penyimpanan dokumen rekam medis dengan menjajarkan folder dokumen rekam
medis berdasarkan urutan nomor rekam medis dari awal.
Contoh :
Angka ke-1 Angka ke-2 Angka ke-3
Seksi 01 Seksi 02 Seksi 03
01-11-98 02-08-75 03-89-55
01-11-99 02-08-76 03-89-56
3. Sistem Penomoran
Sistem penomoran dalam pelayanan rekam medis yaitu tata cara penulisan nomor yang
diberikan kepada pasien yang datang berobat sebagai bagian dari identitas pasien yang
bersangkutan. Tujuannya yaitu :
a. Sebagai petunjuk pemilik folder yang bersangkutan.
b. Sebagai pedoman dalam tata cara penyimpanan dokumen rekam medis.
c. Sebagai petunjuk dalam pencarian dokumen rekam medis yang telah tersimpan di filing.
Menurut Bambang Shofari dalam bukunya yang berjudul Pengantar Sistem Rekam Kesehatan
(PSRK) ada tiga sistem pemberian nomor pasien (Administrasion Numbering System) adalah
sebagai berikut :
a. Pemberian nomor cara Serial Numbering System
Yaitu sistem penomoran dimana setiap pasien yang berkunjung ke rumah sakit atau
puskesmas selalu mendapatkan nomor baru. Keuntungan menggunakan sistem ini yaitu
petugas lebih mudah mengerjakan, namun kerugiannya yaitu membutuhkan waktu lama
untuk mencari atau mendapatkan berkas rekam medis pasien lama karena satu pasien
mendapatkan lebih dari satu nomor rekam medis sehingga informasi pelayanan klinisnya
menjadi tidak berkesinambungan dan dapat merugikan pasien.
b. Pemberian nomor cara Unit Numbering System
Yaitu sistem penomoran dimana sistem ini memberikan satu nomor rekam medis pada
pasien berobat jalan, pasien rawat inap, gawat darurat dan bayi baru lahir. Kelebihan sistem
ini adalah informasi klinis dapat berkesinambungan, tetapi pengambilan data pasien akan
lebih lama karena semua data dan informasi mengenai pasien dan pelayanan pendaftaran
pasien pernah berkunjung (berobat) atau sebagai pasien lama hanya memiliki satu nomor.
Kekurangan ini dapat diatasi dengan sistem pelayanan yang terpisah antara pendaftaran
pasien lama atau baru.
c. Pemberian nomor cara Serial Unit Numbering System
Yaitu sistem penomoran dengan menggabungkan sistem seri dan sistem unit.Setiap
pasien yang berkunjung pada sarana pelayanan kesehatan diberikan nomor baru, tetapi
dokumen rekam medis terdahulu digabungkan dan disimpan jadi satu dibawah nomor yang
paling baru. Kekurangannya yaitu petugas menjadi lebih repot setelah selesai pelayanan
informasi klinis tidak berkesinambungan.
4. Sistem Penyimpanan
Dokumen rekam medis berisi data individual yang bersifat rahasia, maka setiap folder
harus disimpan dan dilindungi dengan baik karena bertujuan untuk :
a. Mempermudah dan mempercepat ditemukannya kembali dokumen yang disimpan dalam
rak filing.
b. Mempermudah mengambil dari tempat penyimpanan.
c. Melindungi dokumen rekam medis dari bahaya pencurian, kerusakan fisik, kimiawi dan
biologis.
Syarat dokumen rekam medis dapat disimpan yaitu apabila pengisian pada lembar formulir
rekam medis telah terisi dengan lengkap dan telah dirakit sehingga riwayat pasien urut secara
kronologis.
b) Komponen model
Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model
matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis
data dengan cara yag sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
c) Komponen output
Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang
berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.
d) Komponen teknologi
Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi, Teknologi digunakan
untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, neghasilkan
dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
e) Komponen hardware
Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem
informasi.Yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung database atau lebih mudah
dikatakan sebagai sumber data dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah
kerja dari sistem informasi.
f) Komponen software
Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,menghitung dan memanipulasi
data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu informasi.
h) Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, te,peratur,
air,debu, kecurangankecurangan, kegagalankegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan,
sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk
meyakinkan bahwa halhal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur
terjadi kesalahankesalahan dapat langsung cepat diatasi.
2.5 Manfaat dari informasi yang dihasilkan dari Sistem Informasi Kesehatan
a) Dapat memantau perkembangan Rumah Sakit secara akurat
b) Dapat meningkatkan pelayanan dibidang kesehatan kepada masyarakat secara akurat.
c) Rumah Sakit tersebut dapat terpantau secara langsung oleh lembaga-lembaga dari luar
atau dalam Negeri secara akurat,sehingga mempermudah akses bagi lembaga tersebut jika
akan memberikan informasi serta mempermudah akses jika ingin memberikan dana.
d) Dapat menyimpan data base Rumah Sakit mulai dari Pasien, Karyawan yang terdiri dari
Data Rumah Sakit, data administrasi,data Aset Rumah Sakit dan lain-lain
e) Dapat mengangkat brand image Rumah Sakit tersebut secara tidak langsung dengan
memiliki fasilitas modern
f) Dapat mengurangi pemakaian kertas.Pemakaian kertas masih belum bisa dihilangkan di
Indonesia karena data medis sangat rentan dengan hukum dan akan memporakporandakan
perdagangan kertas di Indonesia . Dengan sistem yang terkomputerisasi , pemakaian kertas
yang bisa di pangkas antara lain :
1 Lembar kertas Rekam Medis yang tidak berhubungan dengan
masalah Autentikasi atau aspek hukum
2 Laporan masing-masing unit pelayanan ( karena semua laporan
telah terekap oleh sistem )
3 Rekap Laporan ( RL ) 1-6 yang dikirim ke dinas Kesehatan.
1.Budaya Kerja
Karena SIMRS ini mensyaratkan kedisiplinan dalam pemasukan data, baik ketepatan
waktu maupun kebenaran data, maka budaya kerja yang sebelumnya menangguhkan hal-hal
seperti itu menjadi berubah.
Hal ini dapat terjadi karena SIMRS terintegrasi dengan seluruh unit layanan. Sebagai
contoh, jika unit registrasi tidak memasukkan data pasien yang akan berobat, maka unit
layanan tidak mungkin dapat memasukkan layanan kepada pasien tersebut, dan kasir pun
tidak mungkin menerima pembayaran dari pasien tersebut. Katakanlah semua unit sepakat
untuk menangguhkan pemasukan datanya, maka keesokan harinya, manajer akan melihat
penurunan trend pasien atau melihat ada pasien-pasien yang menggantung. Ada juga
pengalaman menarik yang kami temukan dalam implementasi SIMRS di suatu Rumah Sakit,
karena dasar perhitungan imbalan jasa medik untuk dokter dan perawat dihitung berdasarkan
data transaksi yang ada di SIM, maka dokter yang berkepentingan dengan data tersebut
menjadi supervisor data yang dimasukkan tanpa diminta. Implikasinya adalah, sedikit sekali
data yang salah dimasukkan.
2.Transparansi
SIMRS sebaiknya dirancang menganut kebijakan data terpusat, artinya data-data yang
digunakan oleh seluruh rumah sakit berada di bawah satu kendali. Misalnya untuk data tarif
tindakan, unit layanan tidak boleh dan tidak bisa memasukkan atau mengubah tarif yang ada,
data yang mereka masukkan hanya layanan yang diberikan kepada pasien sehingga
manipulasi tarif tidak dimungkinkan. Hal lain lagi, pendapatan setiap unit layanan terlihat
dari laporan harian yang selalu dilaporkan kepada direktur. Dengan demikian setiap orang
dapat melihat jalannya proses transaksi di rumah sakit dan secara tidak langsung juga turut
mengawasi proses tersebut.
4.Pemahaman sistem
Apabila dulu dengan sistem manual, sedikit sekali personel yang mengetahui atau
perduli dengan proses yang terjadi di unit lain, maka dengan adanya SIMRS hal tersebut
terjadi dengan sendirinya. Ini karena seringkali untuk memahami aliran data sampai datang
kepada unitnya, melibatkan berbagai unit lain. Ketika terjadi kesalahan setiap user berusaha
mencari tempat terjadinya kesalahan tersebut agar bukan unitnya yang disalahkan. Efeknya
adalah mereka menjadi paham bagaimana sistem di rumah sakit tersebut bekerja.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa :
1) Sistem Informasi dapat meningkatkan kualitas pelayanan.
2) Sistem Informasi dapat menjaga standar praktek medis yang baik dan benar.
3) Sistem Informasi dapat menjadi alat koordinasi yang sangat efektif.
4) Sistem Informasi dapat menjadi fungsi kontrol yang konsisten.
5) Sistem Informasi dapat meningkatkan pendapatan.
3.2 Saran
Tentunya terhadap penlis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah diatas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susnan makalah itu denga
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para
pembaca
Daftar Pustaka
http://www.kompasiana.com/asnawiok/sistem-informasi kesehatan_54fd1a38a33311111d50f878
http://lensapeca.blogspot.co.id/2015/04/penerapan-sistem-informasi-di-bidang.html
https://manguzev.wordpress.com/2011/03/26/penerapan-sistem-informasi-di-bidang-
http://perpustakaanradiologi.blogspot.com/2014/01/sistem-informasi-di-bidang-kesehatan.html
http://npermana.mhs.uksw.edu/2012/11/sistem-informasi-kesehatan.html