Anda di halaman 1dari 44
No. Dokumen 1-000-10-01/17 Persero Tanggal Edisi 01-08-2020 S32 PT BRANTAS ABIPRAYA Halaman 1-35 Lampiran 3 bundel MANUAL PERUSAHAAN DISPOSISI KRONOLOGIS KATEGORI DOKUMEN |- Penyesuaian dengan KPTS —_| Tanggal Edisi XIII: 19-01-2016 | a Tanggal Edisi XIV: 05-06-2017 tentang Petubaken B az Tanggal Edisi XV 15-10-2019 Perusahaan PT. Brantas Abipraya Tanggal Edisi XVI: 01-04-2020 U ‘UMUM URAIAN PEMRAKARSA. PEMBERI PERSETUJUAN I iy ‘Tanda tangan 7 Suradi Bambang E. Marsono Nama Wahyu Herry Sason; Jabatan SSM OHSEO- | Brektur Keuangan & SDM Direktur Utama | 19 (099020, 108.170 20 1,108 (2020... Nomor: DISTRIBUSI T | Doles MASTER KANTOR PUSAT Tangeal: 108] 20 ‘No. Dokumen 1-000-10-01/17 Persero va PT BRANTAS ABIPRAYA Halaman 235 ePXAVAWNE 10. WL 12, 13. 14, 15, 16. DAFTAR ISI DAFTAR ISI VISI, MISI DAN MOTO PERUSAHAAN. os NILAF-NILAI UTAMA (CORE VALUES) BUDAYA PERUSAHAAN.. KEBIJAKAN PERUSAHAAN. 0 KEBIJAKAN MANAIEMEN RISIKO . a KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KEBIJAKAN MUTU.....- KEBWJAKAN ANTI PENYUAPAN KEBIJAKAN NARKOBA LARANGAN NARKOTIKA, MINUMAN BERALKOHOL, PENCEGAHAN HIV/AIDS, SENJATA API, SENJATA TAJAM, BAHAN PELEDAK DAN MEROKOK........ RUANG LINGKUP PERUSAHAAN, SASARAN PERUSAHAAN TARGET PERUSAHAAN. 5 10.1. Sasaran dan Target Tingkat Perusahaan... 10.2, Sasaran dan Target Tingkat Divisi Operasi... 10.3. Sasaran dan Target Tingkat Proyek..... 10.4. Sasaran dan Target Unit Abipraya Beton. 10.5. Sasaran dan Target Unit Abipraya Propert/Abipraya Tol. 10.6. Sasaran dan Target Unit Abipraya Alat STRATEGI RENCANA KERJA 12.1. Rencana Jangka Panjang (RIP)... 12.2. Rencana Kerja & Anggaran Perusahaan (KAP) 123. Rencana Kerja & Anggaran Divisi & Divisi Regional (RKAD) 12.4, Balanced Scorecard (BSC) Level Perusahaan ...... 12.5. Balances Scoredcard (BSC) Level Unit Bisnis dan Unit Kerja. 12.6. Rencana Kerja Individu... ORGANISASI 13.1. Unit Bisnis Perusahaan 13.2, Unit Kerja Perusahaan.. 13.3, Struktur Onganisasi, Tugas, Wewenang dan Tanggungjawab PROSES BISNIS. 14.1. Proses Bisnis Kantor Pusat. 14.2, Proses Bisnis Divisi Operasi. 14,3, Proses Bisnis Proyek 1... 14.4, Proses Bisnis Unit Abipraya Propert 14.5. Proses Bisnis Unit Abipraya Beton. 14.6. Proses Bisnis Unit Abipraya Alat........ 14,7, Proses Bisnis Unit Abipraya Toll... DETAIL PROSES BISNIS KANTOR PUSAT 15.1, Tanggungjawab Manajemen.... 15.2, Manajemen Sumber Daya. 15.3. Pemasaran.... Yaaanaraen No. Dokumen Persero, PT BRANTAS ABIPRAYA Halaman 1-000-10-01/17 17. 18, 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 15.4, Operasi/Produksi 15.5. Pengukuran, Analisis dan Perbaikan/Penyempurnaan.... DETAIL PROSES BISNIS DIVISI OPERASI DETAIL PROSES BISNIS PROYEK..... DETAIL PROSES BISNIS UNIT ABIPRAYA PROPERTI... DETAIL PROSES BISNIS UNIT ABIPRAYA BETON... DETAIL PROSES BISNIS UNIT ABIPRAYA ALAT. DETAIL PROSES BISNIS UNIT ABIPRAYA TOLL..... PENGUKURAN, ANALISIS DAN PERBAIKAN/PENYEMPURNAAN.. STRUKTUR DOKUMEN DAFTAR LAMPIRAN 26 27 27 28 29 30 31 31 32 35 35 Persero : No. Dokumen 1-000-10-01/17 ava PT BRANTAS ABIPRAYA Halaman + 4.35 MANUAL PERUSAHAAN Manual Perusahaan ini menjelaskan Sistem Manajemen PT BRANTAS ABIPRAYA yang ‘mengacu pada persyaratan standar Sistem Manajemen ISO 9001:2015, ISO 14001:2015, ISO 37001:2016, ISO 45001:2018 & SMK3L. Manual Perusahaan akan di review paling lama Jima tahun dari tanggal terbit terakhir. 1, VISI, MISI DAN MOTO PERUSAHAAN LA. Visi Sesuai dengan bidang usaha dan tujuan Perusahaan, maka Visi Perusahaan yang hendak diwujudkan adalah “Menjadi perusahaan terpereaya dalam industri konstruksi” Axtinya: 1. Memiliki segala persyaratan profesional yang memadai 2. Dalam 5 (lima) tahun ke depan mampu menjadi 5 konstruksi nasional 1a) besar perusahaan 1.2. Misi Sesuai dengan bidang usaha dan tujuan Perusahaan, maka Misi Perusahaan yang hendak diwujudkan yaitu“Menyediakan produk konstruksi bermutu tinggi secara profesional dan berkelanjutan.” Artinya: 1, Memberikan produk yang bersaing dalam hal harga, mutu, pelayanan dan ramah terhadap lingkungan serta mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja 2. Bekerja secara efisien menurut standar yang unggul dan diakui secara internasional Selalu menjaga hubungan yang baik dengan seluruh stakeholder. 4, Menerapkan teknologi informasi yang terintegrasi 1.3. Moto Berdasarkan Visi dan Misi tersebut maka moto Perusahaan adalah "Spt fon ging te let” 2, NILAT- NILAI UTAMA (CORE VALUES) BUDAYA PERUSAHAAN 2.1, Amanah Definisi: Memegang teguh kepercayaan yang diberikan. Panduan Perilaku: a) Memenuhi janji dan komitmen b) Bertanggung jawab atas tugas, keputusan, dan tindakan yang dilakukan, c) Berpegang teguh kepada nilai moral dan etika. Setiap Dokumen yang tercetak tanpa “stamp” basah dari Pengendali Dokumen QHSE adalah berstatus UNCONTROLLED COPY Persero No. Dokumen 1-000-10-01/17 sseavas PT BRANTAS ABIPRAYA alesis oie 2.2, Kompeten Definisi: Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas. Panduan Perilaku: a) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah. 1b) Membantu orang lain belajar. c) Menyelesaikan tugas dengan kualitas terbaik. 2.3, Harmonis Definisi: Saling peduli dan menghargai perbedaan. Panduan perilaku: a) Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya b) Suka menolong orang lain. ) Membangun lingkungan kerja yang kondusif. 2.4, Loyal Definisi: Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara Panduan perilaku: a) Menjaga nama baik sesama karyawan, pimpinan, BUMN, dan Negara. b) Rela berkorban untuk mencapai tujuan yang lebih besar. c) Patuh kepada pimpinan sebanjang tidak bertentangan dengan hukum dan etika. 2.5, Adaptif Definisi: Terus berinovatif dan antusias dalam menggerakkan ataupun menghadapi perubahan, Panduan perilaku: a) Cepat menyesuaikan diri untuk menjadi lebih baik. b) Terus-menerus melakukan perbaikan mengikuti perkembangan teknologi. ©) Bertindak proakti. 2.6, Kolaboratif Definisi: Membangun kerja sama yang sinergis. Panduan perilaku: a) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi. ) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah. ©) Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama. Akronim untuk Nilai-Nilai Utama (Core Values) Budaya Perusahaan adalah AKHLAK Setigp Dokumen yang tercetak tanpa “stamp” basah dari Pengendali Dokumen QHSE adalah berstatus UNCONTROLLED COPY -ABIPRAYA Persero ‘No. Dokumen 1-000-10-01/17 PT BRANTAS ABIPRAYA ee aan 3. KEBIJAKAN PERUSAHAAN. Kami, insan PT Brantas Abipraya (Persero) selalu berupaya melakukan peningkatan berkelanjutan dengan 1 2. 5, 6 Menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance ‘Memenuhi harapan pelanggan dan pemegang saham melalui pengendalian biaya, mutu dan waktu. Menjadikan tata kelola risiko sebagai bagian dari proses bisnis. Meningkatkan nilai Perusahaan melalui inovasi dan pemanfaatan teknologi mutakhir, termasuk teknologi informasi, ‘Mengelola sumber daya secara profesional dan berkesinambungan. “Menerapkan sistem manajemen K3L secara konsisten. 4, KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO 1 3. 4. ‘Menjadikan Manajemen Risiko sebagai salah satu dasar pertimbangn penyusunan Visi dan Misi Perusahaan, RIPP, dan RAP. ‘Meningkatkan kesadaran budaya risiko bagi seluruh insan Abipraya yang terintegrasi dengan proses bisnis Perusahaan. Menjadikan hasil manajemen risiko sebagai dasar penilaian kinerja dan akuntabilitas. Monitoring penanganan risiko dilaksanakan melalui aplikasi ABIPRAYA e-Risk. 5. KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN 1 4. Insan Abipraya berkomitmen bahwa Sistem Manajemen K3L merupakan bagian dari sistem manajemen Perusahaan. Menciptakan lingkungan kerja yang schat, aman, nyaman, serta ramah lingkungan. Menyediakan fasilitas Kesehatan yang memadai dan menjamin tersedianya perlengkapan kerja sesuai standar. Mengkomunikasikan budaya K3L dan mendorong partisipasi seluruh stakeholder. 6. KEBIJAKAN MUTU 1 Memenuhi kepuasan pelanggan dengan produk bermutu melalui pengendalian proses produksi dan pemillihan metode kerja yang sesuai, Mengembangkan knowledge dan skill karyawan, serta menerapkan knowledge management berbasis IT. Menggunakan bahan dan alat produksi sesuai dengan spesifikasi teknis. Membangun strategic partnership dengan para mitra yang berkinerja baik. Setiap Dokumen yang tereetak tanpa “stamp” basah dari Pengendali Dokumen QHSE adalah berstatus UNCONTROLLED COPY Persero No. Dokumen 1.000-10-01/17 Sa& PT BRANTAS ABIPRAYA aaa aay 7. KEBIJAKAN ANTI PENYUAPAN 1. Membangun Sistem Manajemen Anti Penyuapan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 2, Menciptakan lingkungan kerja yang bebas dari penyuapan sesuai dengan Sistem ‘Manajemen Anti Penyuapan, 3. Melakukan penilaian dan monitoring risiko penyuapan secara berkala pada proses pekerjaan. 4, Melakukan uji kepatutan kepada calon pejabat untuk menghindari penyuapan. 5. Mendorong peningkatan kepedulian terhadap sistem pelaporan pelanggaran atau Whistle Blowing System (WBS). 6. Menindak tegas kepada Insan Abipraya yang melakukan penyuapan sesuai dengan ketentuan dan perundangan yang berlaku. 7. Menetapkan dan memberi kewenangan kepada Tim FKAP dalam melakukan peningkatan berkelanjutan Sistem Manajemen Anti Penyuapan perusahaan. 8, KEBIJAKAN NARKOBA LARANGAN NARKOTIKA, MINUMAN BERALKOHOL, PENCEGAHAN HIV/AIDS, SENJATA API, SENJATA TAJAM, BAHAN PELEDAK DAN MEROKOK. Persero PT Brantas Abipraya mempunyai komitmen bersama untuk mencegah bahaya narkotika, minuman beralkohol, penularan HIV/AIDS, penggunaan baik sejata tajam ‘maupun senjata api, penggunaan bahan peledak serta merokok. Maka Persero PT Brantas Abipraya mengatur hal-hal tersebut antara lain: 1, Melarang keras kepada seluruh insan Abipraya menyimpan, mengkonsumsi, mengedarkan dan atau memperjualbelikan narkotika. 2, Melarang keras kepada seluruh insan Abipraya menyimpan, mengkonsumsi, mengedarkan dan atau memperjualbelikan minuman beralkohol. Mencegah dan mengendalikan penularan HIV/AIDS ditempat kerja dengan program pendidikan dan kampanye. 4, Melarang keras kepada seluruh insan Abipraya membawa dan menggunakan senjata tajam, senjata api dan atau bahan peledak tanpa seizin dari pihak yang berwenang 5. Melarang keras kepada seluruh insan Abipraya merokok di area terlarang merokok. Manajemen Persero PT Brantas Abipraya wajib mensosialisasikan dan menerapkan kebijakan ini kepada seluruh insan Abipraya, tamu dan pihak lain yang terkait. 9, RUANG LINGKUP PERUSAHAAN Perusahaan didalam melakukan usahanya, melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: 9.1. Construction of Dam Infrastructure 9.2. Tunnel Setiap Dokumen yang tercetak tanpa “stamp” basah dari Pengendali Dokumen QHSE adalah berstatus UNCONTROLLED COPY | aspmva PT BRANTAS ABIPRAYA Persero No. Dokumen + 1-000-10-01/17 Halaman 8:35 10. 11. 9.3. River Improvement & Dredging 9.4, Irrigation Structure 9.5, Drilling & Grouting 9.6. Barrages 9.7. Highways & Bridges 9.8. Airport 9.9, Harbour 9.10. Minihydro Electric Power Plant 9.11. Property & Building 9.12. Mechanical and Electrical Works 9.13, Concrete 9.14, Heavy Equipment 9.15. Fabrication 9.16, Investment SASARAN PERUSAHAAN Sasaran Perusahaan adalah memberikan produk dan layanan sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diperjanjikan, mencapai sasaran perusahaan sesuai dengan RJPP dan RKAP tanpa kecelakaan kerja (cero fatal accident), tanpa menimbulkan pencemaran Jingkungan dan tanpa penyuapan. TARGET PERUSAHAAN Sasaran Perusahaan tersebut diatas diterjemahkan secara kuantitatif menjadi Target Perusahaan, Sasaran dan Target Perusahaan ini dibuat berjenjang yaitu tingkat Perusahaan, Divisi Operasi, Proyek, Unit Abipraya Beton, Unit Abipraya Properti, Unit Abipraya Alat, dan Unit Abipraya Toll 11.1.Sasaran dan Target tingkat Perusahaan No, Bidang Sasaran Penetapan Target | Review 11.1.1. | FINANCIAL a. Nilai Penjualan b, Laba sebelum Pajak . Tingkat Kesehatan 4. Cashflow positif 11.1.2. | KEPUASAN PELANGGAN Triwulanan Tahunan | a. Indeks Kepuasan Pelanggan bast meen | Delain . Jumlah Keluhan RAKOR 11.1.3. | PROSES BISNIS INTERNAL a. Persentase Kelulusan PQ b. Persentase Kemenangan Tender ¢. Biaya Produksi vs Anggaran d, Prosentase Jumlah Proyek Terlambat Setiap Dokumen yang tercetak tanpa “stamp” basah dari Pengendali Dokumen QHSE adalah berstatus UNCONTROLLED COPY Persero No. Dokumen 1-000-10-01/17 asprava PT BRANTAS ABIPRAYA Halaman i 935 e. Jumlah Kasus Ketidak sesuaian £. Jumlah kasus Kecelakaan Kerja/ Zero Fatal Accident © Meninggal © Hilang jam kerja © Nilai rupiah g Incident Rate © Frequency Rate © Severity Rate h.Jumlah —pencegahan —_peneemaran Jingkungan dan_——_perbaikan berkelanjutan i, Pemenuhan peraturan lingkungan dan persyaratan lainnya j. Persentase pemenuhan terhadap pengendalian anti penyuapan 11.1.4. | PEMBELAJARAN, a, Jumlah Perbaikan/ Penyempumaan b. Indeks Kepuasan Pegawai ¢. Jumlah Jam Pelatihan Rata-rata/ pegawai/ tahun 11.2, Sasaran dan target tingkat Divisi Operasi No. Bidang Sasaran Penetapan Target | Review 11.2.1. | FINANCIAL a. Nilai kontrak baru ». Nilai Penjualan ©. Kontribusi . Cashflow positit 11.2.2. | KEPUASAN PELANGGAN a. Indeks Kepuasan Pelanggan b. Jumlah Keluhan ‘Tahunan Pada | Triwulanan 11.2.3. | PROSES BISNIS INTERNAL RAKER Pada a. Persentase kelulusan PQ Perusahaan RAKOR, b, Persentase kemenangan Tender ¢. Biaya Produksi vs Anggaran 4d. Persentase Jumlah Proyek Terlambat e, Jumlah Kasus Ketidak sesuaian £, Jumlah kasus Kecelakaan Kerja/ Zero Fatal Accident © Meninggal Setap Dokumen yang trceak tampa “samp” basah dri Pengendai Dokamen QHSE adalah bersanus UNCONTROLLED COPY Persero No. Dokumen asprava PT BRANTAS ABIPRAYA Halaman, 1-000-10-01/17 10-35 ‘© Hilang jam Kerja © Nilai rupiah . Incident Rate © Frequency Rate © Severity Rate h.Jumlah pencegahan pencemaran lingkungan dan perbaikan berkelanjutan i, Pemenuhan peraturan lingkungan dan persyaratan lainnya j. Persentase pemenuhan terhadap pengendalian anti penyuapan 11.2.4, | PEMBELAJARAN a, Jumlah Perbaikan/ Penyempurnaan b. Indeks Kepuasan Pegawai 11.3. Sasaran dan Target tingkat Proyek Penetapan Target Review No. Bidang Sasaran 113.1. | FINANCIAL a. Nilai Penjualan b. Kontribusi Proyek c, Pengendalian Cashflow 11.32. | KEPUASAN PELANGGAN a. Indeks Kepuasan Pelanggan b. Jumlah Teguran Pengguna Jasa | 11.3.3. | PROSES BISNIS INTERNAL a. Biaya Produksi vs Anggaran b. Prosentase Keterlambatan c. Jumlah Kasus Ketidak sesuaian 4, Jumlah kasus Kecelakaan Kerja/ Zero Fatal Accident © Meninggal © Hilang jam kerja ©. Nilai rupiah ©. Incident Rate © Frequency Rate © Severity Rate f Jumlah —pencegahan _pencemaran lingkungan dan perbaikan berkelanjutan g. Pemenuhan peraturan lingkungan dan | persyaratan lainnya Setiap Awal Proyek Pada Perencanaan Proyek Bulanan Pada RTM Setiap Dokumen yang tercetak tanpa “stamp” basak dari Pengendali Dokumen QHSE adalah berstatus UNCONTROLLED COPY Persero asaya PT BRANTAS ABIPRAYA No. Dokumen Halaman, 1-000-10-01/17 11-35 11.3.4. hh. Persentase pemenuhan terhadap pengendalian anti penyuapan PEMBELAJARAN a, Jumlah Perbaikan/Penyempurnaan 11.4, Sasaran dan Target Unit Abipraya Beton No. Bidang Sasaran Penetapan Target Review 1141. 114.2, 114.3, 144, FINANCIAL a, Nilai Penjualan b. Kontribusi Proyek KEPUASAN PELANGGAN a, Indeks Kepuasan Pelanggan b. Jumlah Teguran Pengguna Jasa PROSES BISNIS INTERNAL a, Biaya Produksi vs Anggaran b. Prosentase Keterlambatan ¢. Jumlah Kasus Ketidak sesuaian d. Jumlah kasus Kecelakaan Kerja! Zero Fatal Accident * Meninggal ¢ Hilang jam kerja © Nilai rupiah ©. Incident Rate © Frequency Rate © Severity Rate f Jumlah —pencegahan —_pencemaran Jingkungan dan. perbaikan berkelanjutan g. Pemenuhan peraturan lingkungan dan persyaratan lainnya h, Persentase pemenuhan tethadap pengendalian anti penyuapan PEMBELAJARAN a, Jumlah Perbaikan/Penyempurnaan ‘Tahunan Pada Perusahaan ‘Triwulanan Pada RAKOR Toll 11.5. Sasaran dan Target Unit Abipraya Properti/Abipraya No. Bidang Sasaran Penetapan Target Review 11.5.1, FINANCIAL a, Nilai Investasi Setiap Dokumen yang tercetak tanpa “stamp” basah dari Pengendali Dokumen QHSE adalah bersiatus UNCONTROLLED COPY Persero asemva PT BRANTAS ABIPRAYA No. Dokumen Halaman 1-000-10-01/17 12.35 11.5.2, 11.53. 11.5.4, b. Kontribusi KEPUASAN PELANGGAN a. Indeks Kepuasan Pelanggan b. Jumlah Teguran Pengguna Jasa | PROSES BISNIS INTERNAL a, Kelayakan Investasi (ROI>0) a, Biaya Investasi (Ra vs Ri) b. Prosentase Keterlambatan | c. Jumlah Kasus Ketidak sesuaian d. Jumlah kasus Kecelakaan Kerja/ Zero Fatal Accident © Meninggal © Hilang jam kerja © Nilai rupiah e. Incident Rate © Frequency Rate © Severity Rate f Jumlah —pencegahan —_pencemaran lingkungan dan_—_perbaikan berkelanjutan g. Pemenuhan peraturan lingkungan dan persyaratan lainnya h. Persentase pemenuhan terhadap pengendalian anti penyuapan PEMBELAJARAN a, Jumlah Perbaikan/Penyempurnaan Setiap Keputusan Investasi Ditetapkan ‘Triwulanan Pada RAKOR 11.6, Sasaran dan Target Unit Abipraya Alat No. Bidang Sasaran Penetapan Target Review 11.6.1. 11.6.2. 11.63. FINANCIAL a. Nilai Penjualan b. Kontribusi KEPUASAN PELANGGAN a, Indeks/skor Kepuasan Pelanggan b. Jumlah Teguran Pengguna Jasa PROSES BISNIS INTERNAL Biaya Rencana vs Realisasi Persentase Jumlah Alat siap pakai Jumlah Alat terpakai Biaya Overhaul (investasi) e. Biaya Repair BA Se Setiap Dokumen yang tercetak tanpa “stamp” basah dari Pengendali Dokumen QHSE adalah berstatus UNCONTROLLED COPY ssprava PT BRANTAS ABIPRAYA Persero No. Dokumen + 1-000-10-01/17 12. 13, Halaman 213.35 f Jumlah Kasus Ketidak sesuaian Tahunan Pada | Triwulanan g. Jumlah kasus Kecelakaan Kerja/ Zero | RAKER Pada Fatal Accident Perusahaan | RAKOR © Meninggal © Hilang jam kerja © Nilai rupiah h. Incident Rate © Frequency Rate © Severity Rate i, Jumlah —penoegahan —_pencemaran lingkungan & perbaikan berkelanjutan j. Jumlah Komplain terkait lingkungan k. Persentase pemenuhan terhadap pengendalian anti penyuapan 11.6.4. | PEMBELAJARAN a, Jumlah Perbaikan/Penyempurnaan Penetapan sasaran tersebut di atas harus memperhatikan: © Persyaratan Pelanggan Persyaratan/kewajiban legal terkait © Kebijakan Perusahaan © Perbaikan yang terus- menerus # Pengujian risiko dan K3L Sasaran tersebut di atas sesuai dengan tingkatannya masing-masing kemudian diturunkan menjadi KPI & PI Unit Kerja/Unit Bisnis dan Individu. STRATEGI Untuk mencapai sasaran-sasaran dan target yang telah ditetapkan, Perusahaan menyusun strategi-strategi (cara untuk mencapai sasaran), yang terdiri dari Strategi Jangka Panjang yang dimuat dalam RJPP dan Strategi Jangka Pendek yang dimuat dalam RKAP. Berdasarkan strategi yang telah ditetapkan tersebut kemudian disusunlah “inisiatif” dan “reneana tindakan” secara detail meliputi jenis aktifitas, petugas yang bertanggung jawab, jadwal waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakannya, RENCANA KERJA 13.1. Rencana Jangka Panjang (RIP) Rencana jangka panjang BRANTAS ABIPRAYA disusun dalam jangka waktu 5 tahunan dan disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). 13.2, Rencana Kerja & Anggaran Perusahaan (RKAP) Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) disusun setiap tahun dan disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Rencana Kerja dan Setiap Dokumen yang tercetak tanpa “stamp” basah dari Pengendali Dokumen QHSE adalah berstatus UNCONTROLLED COPY Persero No. Dokumen 1-000-10-01/17 saS, PT BRANTAS ABIPRAYA fae ara Anggaran Perusahaan ini akan ditinjau kesesuaian, dan pencapaiannya pada setiap Rapat Tinjauan Manajemen (RTM). 13.3. Rencana Kerja & Anggaran Unit Kerja/Unit Bisnis RKAP Unit Kerja/Unit Bisnis disusun setiap awal tahun dan disahkan oleh Direksi melalui Rapat Kerja Tahunan, Reneana Kerja dan Anggaran ini akan ditinjau kesesuaian, dan pencapaiannya pada setiap Rapat Tinjauan Manajemen (RTM). 13.4. Balanced Scorecard (BSC) Level Perusahaan Balanced Scorecard Level Perusahaan disusun setiap awal tahun berdasarkan RKAP dan aspirasi pemegang saham, yang terdiri atas Sasaran Strategis, Key Performance Indicator (KPI) dan target di level perusahaan berdasarkan 3 perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis, kepemimpinan dan tata kelola, serta pembelajaran dan pertumbuhan. BSC Level Perusahaan merupakan perangkat untuk mengukur keberhasilan eksckusi strategi dan pencapaian target kinerja perusahaan, 13.5. Balanced Scorecard (BSC) Level Unit Bisnis dan Unit Kerja Balanced Scorecard Level Unit Bisnis dan Unit Kerja disusun setiap awal tahun berdasarkan BSC Level Perusahaan, yang terdiri atas Sasaran Strategis, KPI, target dan program kerja di Level Unit Bisnis dan Unit Kerja. BSC Level Unit Bisnis dan Unit Kerja merupakan perangkat untuk mengukur keberhasilan eksekusi strategi dan pencapaian target kinerja Unit Bisnis dan Unit Kerja 13.6. Rencana Kinerja Individu Rencana Kinerja Individu disusun setiap awal tahun berdasarkan BSC Level Unit Bisnis dan Unit Kerja yang terdiri atas KPI dan target. Rencana Kinerja Individu ‘merupakan perangkat untuk mengukur keberhasilan pencapaian target kinerja di level individu atau karyawan. Penjabaran sasaran Perusahaan sampai ke tingkat Unit Kerja/Unit Bisnis ditetapkan melalui Rapat Kerja pada setiap awal tahun. Penetapan KPI setiap Pimpinan Unit Kerja/Unit Bisnis ditetapkan oleh Dircktur Pembinanya yang selanjutnya Pimpinan Unit Kerja/Unit Bisnis yang bersangkutan menetapkan KPI para Manager di Unitnya. 14. ORGANISAST 14.1, Unit Bisnis Perusahaan Unit Bisnis adalah Unit yang menjalankan fungsi pemasaran dan fungsi produksi Perusahaan, yaitu: 14.1.1. Divisi Operasi 1 Setiap Dokumen yang tercetak tanpa “stamp” basah dari Pengendali Dokumen QHSE adalah berstatus UNCONTROLLED COPY ABIPRAYA Persero PT BRANTAS ABIPRAYA No. Dokumen 1-000-10-01/17 Halaman + 15-35 14.1.2. 14.1.3. Fungsi Divisi Operasi I adalah melaksanakan fungsi pemasaran proyek- proyek Gedung. Melaksanakan fungsi kualifikasi dan tender proyek-proyek Gedung, Melaksanakan fungsi produksi, peralatan dan logistik proyek- proyek Gedung, Melaksanakan fungsi pengelolaan keuangan dan Human Capital untuk kepentingan proyek-proyek yang berada_dibawah koordinasinya dan memastikan terselenggaranya K3L dan Manajemen Risiko. Divisi Operasi 1 bertanggung jawab kepada Direktur Operasi IL Divisi Operasi 2 Fungsi Divisi Operasi 2 adalah melaksanakan fungsi pemasaran proyek- proyek Sumber Daya Air (SDA), Melaksanakan fungsi kualifikasi dan tender proyek-proyek Sumber Daya Air (SDA). Melaksanakan fungsi produksi, peralatan dan logistik proyek-proyek Sumber Daya Air (SDA). Melaksanakan fungsi pengelolaan keuangan dan Human Capital untuk Kepentingan proyek-proyek yang berada dibawah koordinasinya dan memastikan terselenggaranya K3L dan Manajemen Risiko, Divisi Operasi 2 bertanggung jawab kepada Direktur Operasi L Divisi Operasi 3 Fungsi Divisi Operasi 3 adalah melaksanakan fungsi pemasaran proyek- proyek Sarana Transportasi. Melaksanakan fungsi kualifikasi dan tender proyek-proyek Sarana Transportasi. Melaksanakan fungsi produksi, peralatan dan logistik proyek-proyek Sarana Transportasi. Melaksanakan fungsi pengelolaan keuangan dan Human Capital untuk kepentingan proyek- proyek yang berada dibawah koordinasinya dan _memastikan terselenggaranya K3L dan Manajemen Risiko. Divisi Operasi 3 bertanggung jawab kepada Direktur Operasi Dalam menjalankan fungsinya Divisi Operasi 1, 2, dan 3 dibantu oleh Proyek- proyek yang bertugas melaksanakan dan menyelesaikan proyek sesuai dengan persyaratan Pemberi Kerja serta target-target Perusahaan. 14.14. 14.1.5. Unit Abipraya Beton Fungsi Organisasi adalah melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian produksi, Memasarkan dan mempromosikan produk kepada pengguna jasa untuk memperoleh kontrak sesuai tuntutan pertumbuhan perusahaan. Melaksanakan fungsi pengelolaan keuangan dan Human Capital. Mengelola pabrik beton serta memastikan terselenggaranya K3L. Unit Abipraya Beton Bertanggung jawab kepada Direktur Operasi IL Unit Abipraya Properti Setiap Dokumen yang tercetak tanpa “stamp” basah dari Pengendali Dokumen QHSE adalah berstatus UNCONTROLLED COPY Persero No. Dokumen * 1-000-10-01/17 avmva PT BRANTAS ABIPRAYA ‘Hilesban: 16-35 Fungsi organisasi adalah melaksanakan fungsi perencanaan, disain dan pengembangan. Memasarkan dan menjual produk/properti kepada pelanggan, Menciptakan dan mencari peluang properti baru. Melaksanakan fungsi pengelolaan keuangan dan Human Capital. Mengelola Properti dan memastikan terselenggaranya K3L. Unit Abipraya Properti bertanggung jawab kepada Direktur Operasi IL 14.1.6. Unit Abipraya Alat Fungsi Organisasi adalah menyelenggarakan kegiatan bisnis pengelolaan peralatan meliputi perencanaan, pengembangan, _pengoperasian, pemeliharaan dan pengendalian bisnis peralatan untuk memenuhi kebutuhhan internal dan menghasilkan laba bagi perusahaan.melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian produksi. Mengelola peralatan serta memastikan terselenggaranya K3L. Unit Abipraya Alat Bertanggung jawab kepada Direktur Operasi L 14.1.7. Unit Abipraya Toll Fungsi Organisasi adalah menyelenggarakan kegiatan investasi bisnis jalan tol yang memberikan manfaat atau nilai tambah sinergi perolehan bisnis lainnya (konstruksi, beton, properti dan lainnya) dengan tetap memerhatikan kelayakan investasi perolehan kontribusi di masa depan. Unit Abipraya Toll berfungsi sebagai Liaison Officer (LO) antara perusahaan dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUIT). Bertanggung jawab kepada Direktur Operasi I. Dalam menjalankan kegiatannya seluruh Unit Bisnis mengacu pada persyaratan- persyaratan standar Sistem Manajemen ISO 9001, ISO 14001, ISO 37001, ISO 45001 & SMK3L, KPKU, GCG, serta aturan-aturan lain yang terkait. 14.2, Unit Kerja Perusahaan Unit Kerja adalah Unit yang menjalankan fungsi stafing terdiri dari 2 (dua) unit kkerja setingkat Departemen yaitu Sekretaris Perusahaan dan Satuan Pengawasan Intem serta 5 (Lima) buah Departemen, 14.2.1, Sekretaris Perusahaan Fungsi Sekretaris Perusahaan adalah memastikan bahwa perusahaan memaiuhi peraturan tentang persyaratanketerbukaan, fairness, accountability, responsibility, sejalan dengan penerapan prinsip GCG. Menatausahakan serta menyimpan dokumen perusahaan, termasuk risalah rapat Direksi, risalah rapat Dewan Komisaris dan RUPS. Menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan dan kehumasan, khususnya dalam hubungannya dengan Pemegang Saham maupun pihak-pihak eksternal lainnya. Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab kepada Direktur Utama, Setiap Dokumen yang tercetak tanpa “stamp” basah dari Pengendali Dokumen QHSE adalah berstatus UNCONTROLLED COPY Persero PT BRANTAS ABIPRAYA. No, Dokumen 5 1-000-10-01/17 Halaman 17-35 142.2. 14.2.3. 14.2.4. 14.2.5. 14.2.6. Satuan Pengawasan Intern Fungsi Satuan Pengawasan Intern adalah melakukan fungsi pengawasan dan pembinaan Internal kepada seluruh Unit Kerja/Unit Bisnis perusahaan, guna memastikan pengelolaan Perusahaan sesuai azas_bisnisnya dan terlaksananya Undang-undang, Anggaran Dasar, Peraturan-peraturan, ketentuan terkait lainnya yang berlaku. Melakukan fungsi pengendalian internal terhadap proses bisnis perusahaan secara keseluruhan, berdasarkan norma dan standar pemeriksaan yang ditetapkan Pemegang Saham maupun Standar Sitem Manajemen ISO 9001, ISO 14001, ISO 45001 & SMK3L, serta GCG di Unit Kerja dan Unit Bisnis termasuk melakukan pengkajian guna penyempurmaan Sistem Pengendalian Internal Perusahaan, Saiuan Pengawasan Intern bertanggung jawab kepada Direktur Utama, Departemen Pemasaran Fungsi Departemen Pemasaran adalah menyelenggarakan kegiatan pemasaran dan penetapan langkah-langkah strategis untuk pengembangan pangsa pasar dan promosi sumber daya perusahaan guna menciptakan, membina dan memelihara hubungan yang harmonis dengan Pemberi Kerja, Calon Pemberi Kerja, Mintra Kerja untuk mencapai target perolehan kontrak baru. Memastikan pelaksanaan dan pengendalian bidang pemasaran dalam rangka mengkoordinir dan mensupervisi fungsi pemasaran Divisi Operasi Departemen Pemasaran bertanggung jawab kepada Direktur Operasi I & Il Departemen Pengembangan Bisnis Fungsi Departemen Pengembangan Bisnis adalah menyclenggarakan fungsi pengembangan bisnis & investasi, fungsi Teknologi Informasi, fungsi penerapan Knowledge Management (KM), dan fungsi pengelolaan inovasi dan teknologi berbasis Building Information Modeling (BIM) guna mendukung proses isis perusahaan. Menyelenggarakan fungsi pengelolaan sistem manajemen strategis dan kinerja untuk menunjang keberhasilan pencapaian sasaran dan target perusahaan. Departemen Sistem dan Pengembangan Bisnis bertanggung jawab kepada Direktur Operasi I, Il dan Direktur Keuangan & SDM. Departemen Quality, Health, Safety, & Environment (QHSE) Fungsi Departemen QHSE adalah menyelenggarakan kegiatan penyusunan dan supervisi penerapan Sistem Manajemen & Mutu, HSE, Manajemen Risiko & Kepatuhan di lingkungan perusahaan. Departemen QHSE bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan & SDM. Departemen Produksi Fungsi Departemen Produksi adalah menyelenggarakan fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan/pengendalian dalam bidang operasional dan anggaran perusahaan. Melakukan fungsi pengendalian Administrasi Setiap Dokumen yang tercetak tanpa “stamp” basah dari Pengendali Dokumen QHSE adalah berstatus UNCONTROLLED COPY Persero No. Dokumen 1-000-10-01/17 arava PT BRANTAS ABIPRAYA Halaman > 18.35 Kontrak. Departemen Produksi bertanggung jawab kepada Direktur Operasi 1&1 14.2.7. Departemen Keuangan Fungsi Departemen Keuangan adalah melakukan pengelolaan Aset Perusahan, Mengelola keuangan perusahaan termasuk penyediaan dan pelaporannya (Treasury). Mengelola akuntansi dan perpajakan di Perusahaan dan pelaporannya. Menyusun laporan keuangan secara akurat ddan tepat waktu untuk pengambilan keputusan. Departemen Keuangan bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan & SDM. 14.2.8. Departemen Human Capital Fungsi Departemen Human Capital adalah Menjalankan fungsi pokok Human Capital yang meliputi rekrutmen, penempatan, remunerasi, pengembangan, hubungan industrial dan purnabakti pegawai. Menjalankan fungsi pengembangan organisasi perusahaan, Departemen Human Capital bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan & SDM. Dalam menjalankan kegiatannya seluruh Unit Kerja mengacu pada persyaratan- persyaratan standar Sistem Manajemen ISO 9001, ISO 14001, ISO 37001, ISO 45001 & SMK3L, Manajemen Risiko serta aturan-aturan lain yang terkait. 14.3. Struktur Organisasi, Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Struktur Organisasi Perusahaan, Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawa masing- ‘masing unsur dalam Organisasi diuraikan rinci dalam Manual Organisasi 15. PROSES BISNIS Untuk mencapai sasaran perusahaan PT BRANTAS ABIPRAYA (Persero) menetapkan proses bisnis dan keterkaitannya dengan fungsi organisasi. Direksi, Pimpinan Unit Bisnis, Pimpinan Unit Kerja, dan para Manajernya bertanggung jawab tethadap pengelolaan dan pengendalian setiap proses bisnis yang ada, serta melakukan pengukuran atas pencapaian kinerjanya, dan melakukan perbaikan/peningkatan kinerja secara berkelanjutan. Proses bisnis yang ada di perusahaan secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut. 15.1, Proses Bisnis Kantor Pusat meliputi: ‘Tanggung Jawab Manajemen Manajemen Sumber Daya Pemasaran Operasi/Produksi Pengendalian Internal Pengukuran, Analisis dan Perbaikan/Penyempurnaan Pengelolaan pengetahuan dan Teknologi mw menaese Setiap Dokumen yang tercetak tanpa stamp” basa dari Pengendali Dokumen QHSE adalah berstatus UNCONTROLLED COPY Persero : No. Dokumen 1-000-10-01/17 ssemvs PT BRANTAS ABIPRAYA Halaman + 19.35 15.2. 15.3. 15.4 155. Proses Bisnis Divisi Operasi meliput a, Tanggung Jawab Manajemen Divisi Operasi Manajemen Sumber Daya Divisi Operasi Informasi Pasar Penetapan Target, Proses Kualifikasi Proses Tender atau proses pemilihan/penunjukan Proses Klarifikasi Proses Kontrak Proses Perencanaan Proyek dan KOM (Kick Off Meeting) Identifikasi kebutuhan, harapan, dan peluang pihak internal & eksternal Pengukuran, Analisis & Perbaikan/Penyempurnaan rorse me aes Proses Bisnis Proyek meliputi: Tanggung Jawab Manajemen Tanggung Jawab Manajemen Proyek/Unit ‘Manajemen Sumber Daya tingkat Proyek/Unit Proses Perencanaan Proyek dan KOM (Kick Off Meeting) Proses Engineering Proses Pengadaan Proses Konstruksi Proses Commissioning Proses Penyerahan Produk Identifikasi kebutuhan, harapan, dan peluang pihak internal & eksternal Pengukuran, Analisis & Perbaikan/ Penyempurnaan roree meas op Proses Bisnis Abipraya Properti meliputi Tanggung Jawab Manajemen Manajemen Sumber Daya Proses Pemasaran Proses Perencanaan Proses Konstruksi roses Penyerahan Produk Identifikasi kebutuhan, harapan, dan peluang pihak internal & eksternal, Pengukuran, Analisis dan Perbaikan/Penyempurnaan, Femeasee Proses Bisnis Abipraya Beton meliputi: a. Tanggung Jawab Manajemen b. Manajemen Sumber Daya c. Informasi Pasar d. Proses Perencanaan e. Proses Engineering. (HPP dan design) f. Proses Produksi Setiap Dokumen yang tercetak tanpa “stamp” basah dari Pengendali Dokumen QHSE adalah berstatus UNCONTROLLED COPY Persero No. Dokumen 5 1-000-10-01/17 PT BRANTAS ABIPRAYA asirnava Halaman 20-35 g Proses Pengiriman h, Identifikasi kebutuhan, harapan, dan peluang pihak internal & eksternal. i, Pengukuran, Analisis dan Perbaikan/Penyempurnaan. 15.6, Proses Bisnis Abipraya Alat meliputi: a, Tanggung Jawab Manajemen b. Manajemen Sumber Daya ¢. Perencanaan Peralatan d. Sewa Alat Intern e, Rencana Repair & Maintenance £ Mobilisasi/Demobilisasi Alat g Pengendalian Operasi Peralatan h, Pengukuran, Analisis dan Perbaikan/Penyempurnaan, 15,7. Proses Bisnis Abipraya Toll meliputi ‘Tanggung Jawab Manajemen Manajemen Sumber Daya Proses Pemasaran Proses Perencanaan Pengendalian Operasional Identifikasi kebutuhan, harapan, dan peluang pihak internal & eksternal. Pengukuran, Analisis dan Perbaikan/Penyempurnaan. wmeaese Matriks yang menggambarkan keterkaitan/keterlibatan fungsi-fungsi organisasi pada ‘masing-masing proses bisnis, baik tingkat Kantor Pusat, tingkat Divisi Operasi maupun Proyek/Unit dapat dilihat pada lampiran 20.2. 16, DETAIL PROSES BISNIS KANTOR PUSAT 16.1. ‘Tanggung Jawab Manajemen 16.1.1. Menetapkan Visi, Misi sesuai dengan tujuan Perusahaan dan komitmen terhadap Kepuasan Pelanggan dengan menerapkan Sistem Manajemen ISO 9001, ISO 14001, ISO 37001, ISO 45001 & SMK3L, Menerapkan Risk Manajemen, KPKU, GCG serta peraturan perundangan lainnya. 16.1.2. Menjamin Visi dan Misi tersebut dikomunikasikan dan dimengerti oleh seluruh Karyawan, 16.1.3. Menetapkan Sasaran Perusahaan, Divisi Operasi, maupun Proyek, dan ‘menjamin sasaran tersebut di atas dikomunikasikan dan dimengerti oleh seluruh karyawan, 16.1.4. Menetapkan Manual Perusahaan untuk menjamin semua proses bisnis Perusahaan berjalan terkoordinasi, efektif dan efisien, 16.1.5. Menjamin Manual tersebut dikomunikasikan dan dipahami oleh sefuruh Karyawan serta selalu ditinjau kesesuaiannya, ‘Setiap Dokumen yang tercetak tanpa “stamp” basa dari Pengendali Dokumen QHSE adalah berstatus UNCONTROLLED COPY Persero No.Dokumen —* 1-000-10-01/17 PT BRANTAS ABIPRAYA Hatanare : 2135 16.1.6. Menetapkan Manual Organisasi yang mengatur fungsi, tugas, wewenang, 16.1.7. 16.1.8. 16.1.9. 16.1.10. 16.1.1, 161.12. 16.1.13. 16.114. 16.1.15. 16.1.16, 16.1.17. dan tanggung jawab masing-masing unsur Organisasi serta sistem komunikasinya Menjamin Manual tersebut dikomunikasikan dan dipahami oleh seluruh karyawan serta selalu ditinjau kesesuaiannya, Menetapkan Prosedur dan Petunjuk Kerja yang diperlukan untuk menjalankan Proses Bisnis, ‘Menetapkan RJPP & RKAP dan memproses pengesahannya dalam RUPS. ‘Mengesahkan RKAD yang disusun oleh Divisi Operasi dan untuk mendukung RKAP. Mengesahkan Perencanaan Proyek yang dibuat untuk menjamin kepuasan pelanggan dan tercapainya sasaran-sasaran Perusahaan pada proyek bersangkutan, Manajemen menjamin tersedianya sumber daya dan informasi termasuk sumber daya manusia yang kompeten untuk menjalankan seluruh proses bisnis sesuai dengan standar Sistem Manajemen ISO 9001, ISO 14001, ISO 37001, ISO 45001, SMK3L & Risk Management. Untuk menjamin Sistem Manajemen berjalan secara efektif dan efisien Manajemen melakukan: ) Audit internal secara berkala ») Rapat Tinjauan Manajemen secara berkala ‘Menunjuk Senior Manager QHSE sebagai Wakil Manajemen untuk mengkoordinir dan menjamin pelaksanaan Sistem Manajemen ISO 9001, ISO 14001, ISO 37001, ISO 45001 & SMK3L, menjamin pemahaman pentingnya kepuasan Pelanggan diseluruh Perusahaan, serta melaporkan kepada Manajemen puncak tentang kinerja Sistem Manajemen. Menjamin dilaksanakannya prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) diseluruh Perusahaan, Menetapkan proses komunikasi intemal termasuk Rapat Tinjauan Manajemen, internet, e-mail, dan lain-lain untuk menjamin Visi, Misi, Kebijakan, Sasaran dan Target Perusahaan terkomunikasikan, dimengerti dan ditinjau pada seluruh jajaran Perusahaan. Memberikan komitmen terhadap peningkatan yang berkesinambungan untuk menjamin penyempurnaan sistem. 16.2. Manajemen Sumber Daya 16.2.1 ‘Manajemen Human Capital, a)Perencanaan Human Capital dibuat sesuai dengan kebutuhan perusahaan untuk mencapai Visi, Misi dan Sasaran. b)Perencanaan ini dibuat untuk jangka pendek maupun jangka panjang. ©) Recruitment & selection dilakukan secara sentralisasi di Kantor Pusat oleh sebuah tim yang dibentuk oleh Direksi dengan dibantu tenaga ahli ‘Setiap Dokumen yang tercetak tanpa “stamp” basah dari Pengendalt Dokumen QHSE adalah berstatus UNCONTROLLED COPY Persero asenva PT BRANTAS ABIPRAYA No. Dokumen 1-000-10-01/17 Halaman. 22-35 16.2.2. 16.2.3 dari luar apabila diperlukan dengan mekanisme uji kelayakan sebagai pertimbangan akan potensi risiko terjadinya penyuapan. Proses ini diikuti dengan proses orientasi calon pegawai. )Penempatan personil didasarkan pada kompetensi personil dan persyaratan jabatan (job requirement). ¢)Penilaian Kinerja didasarkan pada pencapaian Key Performance Individu (KPI) 4) Pengembangan kompetensi dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan untuk mengisi kesenjangan antara profil kompetensi pegawai dengan ‘job requirement. g)Pengembangan karir, perusahaan menyediakan jalur karir (carter patli) dan kesempatan yang sama bagi semua karyawan untuk menempuh jalur karir tersebut dan menyediakan bimbingan (coaching) bagi semua karyawan untuk menyusun rencana karir individu h)Pemeliharaan meliputi pemeliharaan iklim kerja, pengimbalan, penghargaan, asuransi, pemeliharaan keschatan, perizinan, sertifikasi dan lain-lain. i) Pemutusan hubungan kerja, karena usia pensiun, karena meninggal dunia dan karena sebab-sebab lainnya. Manajemen Keuangan a)Perencanaan dan pengendalian arus kas dilakukan di tingkat Perusahaan, Divisi Operasi maupun Proyek untuk menjamin kecukupan dana untuk menjalankan seluruh proses bisnis. b)Perencanaan dan pengendalian pendapatan dan biaya dilakukan di tingkat Perusahaan, Divisi Operasi dan Proyek untuk menjamin tercapainya sasaran-sasaran RKAP, RKAD maupun sasaran-sasaran Proyek, )Pengelolaan akuntansi dilakukan di Pusat dan Proyek sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dan peraturan-peraturan terkait )Pengelolaan aktivitas perbankan dilakukan olch Kantor Pusat dengan sasaran beban bunga bank yang efisien. ¢)Pengelolaan perpajakan dilakukan oleh Kantor Pusat dan Proyek dengan sasaran terpenuhinya aturan-aturan perpajakan secara efisien, dan meminimalkan piutang pajak. ) Pengelolaan PUKK dan Bina Lingkungan dilakukan oleh Kantor Pusat sesuai dengan aturan-aturan yang ditetapkan oleh kementerian BUMN, g)Penyusunan laporan dan analisa keuangan dilakukan secara berkala, bulanan, triwulanan dan tahunan untuk mengetahui kinerja Perusahaan. Manajemen Sumber Daya Alat. Setiap Dokumen yang tercetak tanpa “stamp” basa dari Pengendali Dokumen QHSE adalah berstatus UNCONTROLLED COPY anprava PT BRANTAS ABIPRAYA No. Dokumen 1-000-10-01/17 Halaman 23-35 16.2.4, a) Rencana penggunaan alat dibuat di tingkat Divisi Operasi dan Proyek untuk memastikan bahwa alat milik sendiri maupun yang disewa dari para mitra digunakan secara efektif dan efisien. b)Rencana repair dan overhaul dibuat di tingkat Di Proyek untuk menjamin tingkat kesiapan alat sesuai target, c)Pengadaan alat eksternal (sewa atau subkontrak) hal ini diperlukan apabila alat milik sendiri tidak bisa memenuhi kebutuhan proyek. ‘Apabila proyek terpaksa memakai alat eksternal maka harus diusahakan dengan sistem subkontrak untuk menghindari in-efisiensi pemakaian alat eksternal 4) Mobilisasi alat internal dilakukan oleh Divisi Operasi atau dan biaya mobilisasi dibebankan pada Proyek yang bersangkutan. ¢)Pengendalian operasi peralatan internal dilakukan bersama-sama oleh Divisi Operasi, dan Proyek untuk menjamin terpeliharanya alat-alat Konstruksi, produktivitas alat yang optimal dan kinerja pengoperasian peralatan yang efektif dan efisien. ) Demobilisasi alat, setelah selesai pemakaian alat di suatu Proyek maka alat didemobilisasi ke Divisi Operasi atau atas beban Proyek yang selesai memakai, atau dimobilisasi ke Proyek baru lainnya atas beban Proyek baru tersebut Operasi dan Manajemen Pengadaan. a)Pada dasamya untuk barang dan jasa yang pengadaannya memungkinkan dilakukan oleh Kantor Pusat, maka sistem pengadaannya dilakukan secara sentralisasi yaitu oleh Kantor Pusat. Hal ini untuk mendapatkan harga yang lebih murah karena volume pembelian yang besar, dan memudahkan sistem kontrol. b)Rencana pengadaan dilakukan oleh Kantor Pusat (Departemen Produksi) maupun Proyek berdasarkan kebutuhan, jenis, jumlah dan jadual untuk penyelesaian proyek atau kebutuhan lainnya, ¢) Seleksi supplier, vendor atau subkontraktor dilakukan oleh Unit Bisnis / Unit Kerja yang terkait dengan mekanisme uji kelayakan sebagai pertimbangan akan potensi risiko terjadinya penyuapan. d)Supplier, vendor maupun subkontraktor yang sudah lulus seleksi dimasukkan dalam Daftar Rekanan Mampu. ¢)Negosiasi dan Kontrak Pengadaan dilakukan oleh Kantor Pusat (Departemen Produksi), maupun Proyek sesuai dengan batas kewenangan masing-masing. ) Penerimaan dilakukan dengan pengecekan secara seksama terhadap terpenuhinya semua syarat-syarat, oleh petugas yang berwenang dan dituangkan dalam berita acara, Setiap Dokumen yang tercetak tanpa “stamp” basah dari Pengendali Dokumen QHSE adalah berstatus UNCONTROLLED COPY Persero PT BRANTAS ABIPRAYA No. Dokumen 1-000-10-01/17 Halaman 24.35 16.2.5. 16.2.6. )Penyimpanan apabila perlu, dilakukan sesuai dengan syarat-syarat cara penyimpanan yang diperlukan bagi barang/jasa tersebut Infrastruktur lainnya a) Daftar infrastruktur yang diperlukan dibuat apabila dalam menjalankan suatu proses bisnis diperlukan dukungan infrastruktur lainnya b)Pengadaan infrastruktur lainnya ini mengacu kepada manajemen pengadaan. ¢) Pemeliharaan infrastruktur lain ini dilakukan sesuai dengan standar dari infrastruktur tersebut d)Apabila pemakaian infrastruktur tersebut sudah selesai, maka dikembalikan ke Kantor Pusat atau diadakan penghapusan sesuai dengan peraturan yang berlaku Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Manajemen Lingkungan a) Melaksanakan Kebijakan K3L yang sudah ditetapkan b)Perencanaan K3 dan Lingkungan meliputi: 1) Analisa SWOT(strengths, weaknesses, opportunities, dan threats) 2) Identifikasi Kebutuhan dan Harapan Stakeholder 3) Identifikasi Aspek K3L, Penilaian dan Pengendalian Risiko 4) Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya Yang Terkait 5) Membuat Sasaran dan Program K3L 6) Membuat Rencana Biaya K3L 7) Pembuatan Dokumen RK3LK ©) Pelaksanaan K3 dan Lingkungan meliputi 1) Struktur Organisasi 2) Training, pemahaman dan kompetensi 3) Konsultasi, Partisipasi dan Komunikasi 4) Departement QHSE mereview prosedur dan petunjuk kerja 5) Departement QHSE mereview RK3L Unit Bisnis 6) Pembuatan Ijin Kerja dan ISA 7) Pemenuhan Perlengkapan K3L 8) Pengendalian Limbah B3 dan Non B3 9) Pengendalian Dokumen dan Data 10) Keterlibatan Mitra Kerja Dalam Penerapan K3L 11) Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat 12) Penghargaan dan Sanksi )Pengecekan dan tindakan koreksi 1) Inspeksi K3L 2) Kesehatan Kerja 3) Lingkungan Kerja Setiap Dokumen yang tercetak tanpa “stamp” basah dari Pengendali Dokumen QHSE adalah berstatus UNCONTROLLED COPY Persero a No. Dokumen = 1-000-10-01/17 saan, PT BRANTAS ABIPRAYA Hekaes 25.35 4) Pengukuran Kinerja K3L 5) Pemeriksaan dan Pengkajian Kecelakaan 6) Laporan K3L. 7) Audit Internal. ¢)Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3L 1) Melakukan tinjauan ulang terhadap penerapan SMK3L_ 2) Program perbaikan dan peningkatan kinerja 16.2.7, Manajemen Anti Penyuapan ) Melaksanakan Kebijakan Anti Penyuapan yang sudah ditetapkan b)Perencanaan Anti Penyuapan meliputi: 1) Analisa SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats) 2) Identifikasi Kebutuhan dan Harapan Stakeholder 3) Identifikasi, Penilaian dan Pengendalian Risiko 4) Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya Yang Terkait, )Pelaksanaan Anti Penyuapan meliputi: 1) Struktur Organisasi 2) Training, pemahaman dan kompetensi 3) Sanksi apabila terjadi penyuapan 4)Peninjauan dan Peningkatan Kinerja Sistem Manajemen Anti Penyuapan 1) Melakukan tinjauan ulang terhadap penerapan SMAP 2) Program perbaikan dan peningkatan kinerja 3) Audit Internal 16.2.8, Manajemen Teknologi dan Inovasi a)Melaksanakan Penerapan teknologi BIM pada kegiatan perencanaan atau Tender. b)Melaksanakan penerapan teknologi BIM pada kegiatan pelaksanaan. c)Menggunakan teknologi BIM dapat meningkatkan kolaborasi antar fungsi seperti fungsi pemasaran, fungsi pengendalian proyek, dan fungsi quality sehingga dapat meningkatkan performa perusahaan, 4)Pemanfaatan teknologi terapan seperti IOT, BiG Data, dan Artificial intelligent untuk menunjang operasi bisnis perusahaan. 163. Pemasaran 16.3.1. Pembinaan akses pasar dilakukan dengan membina hubungan baik dengan Pengguna Jasa maupun calon Pengguna Jasa. Disamping itu juga dilakukan pembinaan hubungan dengan instansi-instansi terkait. 16.3.2. Informasi pasar dicari dari sumber yang sangat baik dan terpercaya sehingga bisa didapatkan informasi pasar yang sangat awal dan akurat. 16.3.3. Target pasar (proyek) ditetapkan berdasarkan analisis SWOT dari masing- masing info pasar tersebut di atas. Setiap Dokumen yang tercetak tanpa “stamp” basah dari Pengendali Dokumen QHSE adalah bersiatus UNCONTROLLED COPY Persero No. Dokumen 1-000-10-01/17 assprava PT BRANTAS ABIPRAYA ‘Haluaan peas 16.3.4. 163.5 16.3.6. 16.3.7. 16.3.8, Proyek yang telah ditetapkan menjadi target pasar, maka proses prakualifikasinya harus diikuti, dokumen prakualifikasi disiapkan oleh Departemen Pemasaran. Manajemen menetapkan target prosentase kelulusan prakualifikasi Dokumen tender disiapkan oleh team tender yang dipimpin oleh GM Divisi Operasi/, kebijakan harga penawaran ditetapkan oleh Direksi roses Klarifikasi diikuti oleh Divisi Operasi/ dibantu calon Tim Proyek. roses kontrak diselesaikan oleh Divisi Operasi/ dengan memperhatikan keamanan atas hak-hak Perusahaan. KOM (Kick off Meeting) dilakukan untuk menguji kehandalan Perencanaan Proyek dan dibandingkan dengan asumsi-asumsi yang dipakai pada saat penawaran tender, sehingga diketahui perbedaannya. 164. Operasi/Produksi 16.4.1 16.4.2. 16.4.3, 16.4.4. 16.4.5. 16.4.6. 16.4.7, 16.4.8, Perencanaan Proyek dibuat oleh Tim Pra-Pelaksanaan Proyek/Tim Proyek Divisi Operasi/ dan dikoordinir oleh Departemen Produksi dengan memperhatikan syarat-syarat Pengguna Jasa, Peraturan-peraturan terkait lainnya, serta sasaran-sasaran Perusahaan. Perencanaan Proyek setidaknya memuat Sasaran Mutu, Metode Kerja untuk mencapai sasaran tersebut, sumber daya yang diperlukan serta pendapatan dan biaya serta memperhatikan aspek K3L, risiko konstruksi. KOM (Kick off Meeting) dilakukan untuk menguji kehandalan perencanaan proyek dan pemahaman tim proyek atas sasaran mutu, K3L, dan risiko konstruksi yang ditetapkan dan cara mencapainya, serta memverifikasi asumsi-asumsi yang digunakan pada saat penawaran tender. KOM diikuti oleh Divisi Operasi/, Departemen Produksi, Tim Proyek dan Direksi Proses engineering dilakukan untuk item-item pekerjaan yang memerlukannya, dikerjakan/dihitung oleh tenaga ahli yang mempunyai kompetensi yang sesuai. Proses ini dilakukan di Proyek. Proses pabrikasi dilakukan untuk item-item —pekerjaan yang memerlukannya, proses ini bisa dilakukan sendiri oleh perusahaan atau disubkontrakkan kepada Mitra Kerja, proses ini dilakukan di Proyek Proses pengadaan mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan, mulai dari perencanaan pengadaan, memilih Supplier/Vendor dari Daftar Rekanan terseleksi, negosiasi dan kontrak hingga penerimaan dan penyimpanan. ‘Untuk material-material yang memungkinkan untuk diadakan oleh Kantor Pusat maka proses pengadaannya dilakukan oleh Divisi Operasi dan Departemen Produksi Proses konstruksi dilakukan dengan mengacu kepada metode kerja yang sudah direncanakan pada Perencanaan Proyek, Metode Kerja ini perlu Setiap Dolarmen yang tercetak tanpa “stamp” basah dari Pengendali Dokumen QHSE adalah berstatus UNCONTROLLED COPY Persero No. Dokumen = 1-000-10-01/17 aspmava PT BRANTAS ABIPRAYA Halaman 27-35 16.5. ditinjau kesesuaiannya serta untuk meningkatkan efisiensi, proses ini dilakukan di Proyek. 16.4.9. Inspeksi, pengujian dan Commissioning dalam beberapa kasus disyaratkan oleh Pengguna Jasa. Dalam hal ini inspeksi, pengujian daratau Commissioning dilakukan bersama-sama oleh Tim Proyek dengan pihak Pengguna Jasa. 164.10, Penyerahan Proyek pada umumnya dilakukan 2 tahap, yaitu Provisional Hand Over (PHO), kemudian setelah selesai masa pemeliharaan dilakukan Final Hand Over (FHO) Pengukuran, Analisis dan Perbaikan/Penyempurnaan roses ini meliputi pengukuran kepuasan Pelanggan, Audit Intemal, pengukuran Kinerja Proses dan Produk, pengendalian Produk tidak sesuai, analisa data, indeks persepsi korupsi, keluhan pelanggan, tindakan korektif dan pencegahan serta penyempurnaan berkelanjutan semuanya dilakukan sesuai dengan prosedur yang, ditetapkan, 17. DETAIL PROSES BISNIS DIVISI OPERASI 17.1. 17.2. 173 174. 17.5. 176. ‘Tanggung Jawab Manajemen Divisi Operasi meliputi 17.1.1. Mengkomunikasikan Visi, Misi, Sasaran, Manual, Prosedur, Petunjuk Kerja, RPP, RKAP dan lain-lain ketentuan Perusahaan kepada seluruh personil Divisi Operasi & yang terkait 17.1.2. Menyusun RKAP dan disahkan oleh Direksi pada Rapat Kerja Perusahaan. 17.1.3. Menjamin terlaksananya prinsip-prinsip Good Corporate Governance di Divisi Operasi 17.1.4. Memberikan komitmen terhadap peningkatan berkesinambungan untuk ‘menjamin penyempurnaan sistem dan Kepuasan Pelanggan. 17.1.5. Mengadakan Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) untuk Divisi Operasi Proses manajemen sumber daya meliputi kegiatan penempatan, penilaian kinerja, pembinaan pelaksanaan tugas, pengimbalan dan pemeliharaan. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan menurut Prosedur yang telah ditetapkan, Informasi pasar dicari dari sumber yang paling hulu dan terpercaya sehingga bisa didapatkan informasi pasar sedini mungkin, akurat dan berkualitas. Target pasar (proyek) ditetapkan berdasarkan analisis SWOT dari masing- masing info pasar tersebut di atas. Proyek yang telah ditetapkan menjadi target pasar, maka proses prakualifikasinya harus diikuti, dokumen prakualifikasi disiapkan oleh Departemen Pemasaran dibantu Divisi Operasi. Manajemen menetapkan target persentase kelulusan prakualifikasi, ‘Dokumen tender disiapkan oleh Tim Tender yang dipimpin oleh GM Divisi Operasi, kebijakan harga penawaran dikonsultasikan dengan Direksi. Setiap Dokumen yang tercetak tanpa “stamp” basah dari Pengendali Dokumen QHSE adalah berstatus UNCONTROLLED COPY Persero No. Dokumen 1-000-10-01/17 ssrrava PT BRANTAS ABIPRAYA Halaman 28-35 177. 17.8. 17.9. 17.10. W711 Proses klarifikasi diikuti oleh Divisi Operasi dibantu calon tim Proyek. Proses kontrak diselesaikan oleh Divisi Operasi dengan memperhatikan keamanan atas hak-hak Perusahaan Perencanaan Proyek dibuat oleh Tim Pra Pelaksanaan Proyek/Tim Proyek dari masing-masing Divisi Operasi dan dikoordinir oleh Departemen Produksi dengan memperhatikan syarat-syarat Pengguna Jasa, Peraturan-peraturan terkait lainnya, serta sasaran-sasaran perusahaan, Perencanaan Proyek setidaknya memuat sasaran ‘mutu, metode kerja untuk mencapai sasaran tersebut, sumber daya yang diperlukan serta pendapatan dan biaya serta memperhatikan aspek K3L dan risiko konstruksi, KOM (Kick off Meeting) dilakukan untuk menguji kehandalan perencanaan proyek dan pemahaman tim proyek atas sasaran Mutu, K3L dan risiko konstruksi yang ditetapkan dan cara mencapainya. Proses Pengukuran, Analisis dan Perbaikan/ Penyempurnaan meliputi, pengukuran kepuasan pelanggan, audit internal, pengukuran kinerja proses dan produk, pengendalian produk tidak sesuai, analisa data, tindakan korektif dan pencegahan serta penyempurnaan berkelanjutan semuanya dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 18. DETAIL PROSES BISNIS PROYEK 18.1. 18,3. 18.4. 18.5. 18.6. 18.7. 18.8, Perencanaan Proyek dibuat oleh Tim Proyek/calon Tim Proyek dan dikoordinir oleh Departemen Produksi dengan memperhatikan syarat-syarat Pengguna Jasa, Peraturan-peraturan terkait lainnya, serta sasaran-sasaran Perusahaan. Perencanaan Proyek setidaknya memuat Sasaran Mutu, Metode Kerja untuk ‘mencapai sasaran tersebut, Sumber Daya yang diperlukan serta pendapatan dan biaya serta memperhatikan aspek K3L dan risiko konstruksi KOM (Kick off Meeting) dilakukan untuk menguji kehandalan perencanaan proyek dan pemahaman tim proyek atas sasaran Mutu, K3L dan risiko konstruksi yang ditetapkan dan cara meneapainya. Proses engineering dilakukan untuk item-item pekerjaan yang memerlukannya, oleh tenaga ali yang mempunyai kompetensi yang sesuai. Proyek EPC, proses verifikasi dan validasi disain dan pengembangan harus dilakukan sesuai dengan pengaturan yang telah direncanakan untuk memastikan bahwa output disain dan pengembangan telah memenuhi persyaratan. Proses pabrikasi dilakukan untuk item-item pekerjaan yang memerlukannya, proses ini bisa dilakukan sendiri oleh perusahaan atau disubkontrakkan kepada Mitra Kerja, Proses pengadaan mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan, mulai dari perencanaan pengadaan, memilih Supplier/Vendor dari Daftar Rekanan Terseleksi, negosiasi dan kontrak hingga penerimaan dan penyimpanan, Proses konstruksi dilakukan mengacu kepada metode kerja yang sudah direncanakan pada Perencanaan Proyek, metode kerja ini perlu ditinjau kesesuaiannya serta dilakukan improvement. Pengendalian pada proses konstruksi dilakukan check point pada progress 25%, 45%, dan 75% (Financial close). Setiap Dokumen yang tercetak tanpa “stamp” basah dari Pengendali Dokumen QHSE adalah berstatus UNCONTROLLED COPY Persero No. Dokumen 5 1-000-10-01/17 sspeva PT BRANTAS ABIPRAYA Halaman 29-35 18.9. 18.10. 18.11 Inspeksi, pengujian dan Commissioning dalam beberapa kasus disyaratkan oleh Pengguna Jasa. Dalam hal ini inspeksi, pengujian dan/atau Commissioning dilakukan bersama-sama dengan pihak Pengguna Jasa. Penyerahan pada umumnya dilakukan 2 tahap, yaitu Provisional Hand Over (PHO), kemudian setelah selesai masa pemeliharaan dilakukan Final Hand Over (FHO). Proses Pengukuran, Analisis dan Perbaikan/ Penyempurnaan meliputi, pengukuran Kepuasan pelanggan, audit internal, pengukuran kinerja proses dan produk, pengendalian produk tidak sesnai, analisa data, tindakan korektif dan pencegahan serta penyempumaan, dan sharing knowledge semuanya dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, 19, DETAIL PROSES BISNIS UNIT ABIPRAYA PROPERTI 19.1. 19.2. 19.3, 19.4. 19.5, 19.6. 19.7. ‘Tanggung Jawab Manajemen Unit Abipraya Properti meliputi : 19.1.1. Mengkomunikasikan visi, misi, sasaran, manual, prosedur instruksi kerja, RIPP, RKAP dan lain— lain ketentuan perusahaan kepada seluruh personil Unit Abipraya Properti. 19.1.2. Menyusun RBP Unit Abipraya Properti disahkan oleh Direksi pada Rapat Kerja Perusahaan 19.1.3, Mengadakan Rapat Tinjauan Manajemen, 19.1.4. Menjamin terlaksananya prinsip — prinsip Good Corporate Governance di Unit Abipraya Propet 19.1.5. Memberikan komitmen terhadap peningkatan berkesinambungan untuk ‘menjamin penyempurnaan sistem dan Kepuasan Pelanggan. Proses manajemen sumber daya tingkat Unit Abipraya Properti meliputi manajemen pengadaan, manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan, dan engineering & design development. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan ‘menurut prosedur yang telah ditetapkan Proses Pemasaran meliputi Pencarian Info Pasar dan Penjualan Produk 19.3.1, Target pasar ditetapkan berdasarkan analisis SWOT dari masing-masing info pasar (lahan atau aset) dan akan menjadi proyeksi perencanaan pendapatan di tahun berikutnya, 19.3.2. Melakukan strategi Penjualan dengan menentukann media promosi yang diproyeksikan untuk menarik konsumen sesuai perencanaan serta menentukan alternatif mekanisme pembelian bagi konsumen. Pereneanaan Proyek meliputi kegiatan studi kelayakan, penentuan spesifikasi investasi, dan HPP sebagai harga jual yang kompetitif. roses konstruksi dilakukan mengacu kepada Quality Plan yang sudah direncanakan pada Perencanaan Proyek, dan perlu ditinjau kesesuaiannya serta dilakukan improvement bilamana diperlukan untuk meningkatkan efisiensi Proses Penyerahan pada umumnya dilakukan 2 tahap, yaitu Provisional Hand Over (PHO), kemudian setelah selesai masa pemeliharaan dilakukan Final Hand Over (FHO). Proses identifikasi kebutuhan, harapan, dan peluang pihak internal dapat difasilitasi dengan mempertimbangkan masalah yang terkait dengan nilai & budaya organisasi, Setiap Dokumen yang tercetak tanpa “stamp” basah dari Pengendali Dokumen QHSE adalah berstatus UNCONTROLLED COPY Persero, i No. Dokumen + 1-000-10-01/17 ™& PT BRANTAS ABIPRAYA eaiaaee 2 3035 19.8, sumber daya yang dimiliki dan kinerja organisasi. Proses identifikasi kebutuhan, harapan, dan peluang pihak ekstemal dapat difasilitasi dari isu yang timbul dengan mempertimbangkan hukum, teknologi, persaingan, pasar, budaya, dan masyarakat, Proses Pengukuran, Analisis dan Perbaikan/ Penyempurnaan meliputi, pengukuran kepuasan pelanggan, audit intemal, pengukuran kinerja proses dan produk, pengendalian produk tidak sesuai, analisa data, tindakan korektif dan pencegahan serta penyempurnaan berkelanjutan semuanya dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, 20. DETAIL PROSES BISNIS UNIT ABIPRAYA BETON 20.1 20.2, 20.3. 20.4. 20.5. 20.6. 20.7. 20.8. 20.9. Tanggung Jawab Manajemen Unit Abipraya Beton meliputi 20.1.1, Mengkomunikasikan visi, misi, sasaran, manual, prosedur instruksi kerja, RUPP, RKAP dan lain—lain ketentuan perusahaan kepada seluruh personil Unit Abipraya Beton. 20.1.2. Menyusun RBP Unit Abipraya Beton disahkan oleh Direksi pada Rapat Kerja Perusahaan, 20.1.3, Mengadakan Rapat Tinjauan Manajemen. 20.1.4, Menjamin terlaksananya prinsip — prinsip Good Corporate Governance di Unit Abipraya Beton. 20.1.5. Memberikan komitmen terhadap peningkatan berkesinambungan untuk ‘menjamin penyempumaan sistem dan Kepuasan Pelanggan. roses manajemen sumber daya tingkat Unit Abipraya Beton meliputi manajemen pengadaan, manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan, manajemen alat, engineering & design development, dan knowledge management. Kegiatan— kegiatan tersebut dilakukan menurut prosedur yang telah ditetapkan. Target pasar ditetapkan berdasarkan analisis SWOT dari masing-masing info pasar dan akan menjadi proyeksi perencanaan pendapatan di tahun berikutnya, Perencanaan Pendapatan diterjemahkan menjadi proyeksi produksi satu tahun ke depan, Perencanaan ini meliputi pendapatan, jenis produk, alat serta jadwal dan Jokasi pengiriman Proses Engineering (HPP dan desain) meliputi kegiatan perencanaan desain produk & spesifikasi teknik, evaluasi produk & spesifikasi teknis, serta perhitungan HPP produk yang kompetitif. Proses Produksi dilakukan mengacu pada Surat Perintah Produksi (SPP). Pelaksanaan Produksi dilakukan di Pabrik / OSP (On Site Plant) dengan metode kerja yang telah ditetapkan serta memenuhi persyaratan peraturan kualitas industri. Proses Pengiriman meliputi kegiatan pengiriman produk menuju pelanggan dari Pabrik ataupun OSP (On Site Plant), roses identifikasi kebutuhan, harapan, dan peluang pihak internal dapat difasilitasi dengan mempertimbangkan masalah yang terkait dengan nilai & budaya organisasi, sumber daya yang dimiliki dan kinerja organisasi. Proses identifikasi kebutuhan, harapan, dan peluang pihak eksternal dapat difasilitasi dari isu yang timbul dengan ‘mempertimbangkan hukum, teknologi, persaingan, pasar, budaya, dan masyarakat. Proses Pengukuran, Analisis dan Perbaikan/ Penyempurnaan meliputi, pengukuran Kepuasan pelanggan, audit internal, pengukuran kinerja proses dan produk, Setiap Dokumen yang tercetak tanpa “stamp” basah dari Pengendali Dokumen QHSE adalah berstatus UNCONTROLLED COPY Persero No. Dokumen + 1-000-10-01/17 aspmava PT BRANTAS ABIPRAYA Halaman 31-35 pengendalian produk tidak sesuai, analisa data, tindakan korektif dan pencegahan serta penyempurnaan berkelanjutan semuanya dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan 21. DETAIL PROSES BISNIS UNIT ABIPRAYA ALAT 21.1. Tanggung Jawab Manajemen Unit Abipraya Alat meliputi : 21.1.1. Mengkomunikasikan visi, misi, sasaran, manual, prosedur instruksi kerja, RIPP, RKAP dan lain — lain ketentuan perusahaan kepada seluruh personil Unit Abipraya Alat yang terkait. 21.1.2. Menyusun RBP Unit Abipraya Alat disahkan oleh Direksi pada Rapat Kerja Perusahaan. 21.1.3. Mengadakan Rapat Tinjauan Manajemen. 21.1.4. Menjamin terlaksananya prinsip — prinsip Good Corporate Governance di Unit Abipraya Alat. 21.1.5. Memberikan komitmen tethadap peningkatan berkesinambungan untuk menjamin penyempurmaan sistem dan Kepuasan Pelanggan 21.2. Proses manajemen sumber daya di Unit Abipraya Alat meliputi pengelolaan sumber daya manusia, kevangan, dan manajemen pengadaan, 21.3, Perencanaan pemakaian peralatan dibuat berdasarkan prakiraan perolehan proyek dalam 1 tahun ke depan, Perencanaan ini meliputi jenis alat, jumlah alat serta jadwal dan lokasi pemakaian. 21.4, Rencana repair dan maintenance dibuat untuk menjamin kesiapan alat sesuai dengan target pada rencana pemakaian alat 21.5. Mobilisasi alat internal dilakukan oleh Unit Abipraya Alat, dan biaya mobilisasi dibebankan pada proyek yang bersangkutan, 21.6. Pengendalian operasi peralatan internal dilakukan bersama-sama dengan Proyek dan Unit Abipraya Alat untuk menjamin terpeliharanya alat-alat konstruksi, produktivitas alat yang optimal dan kinerja pengoperasian peralatan yang efektif dan efisien. 21.7. Demobilisasi alat, setelah selesai pemakaian alat disuatu proyek maka alat didemobilisasi ke proyek terdekat, atau dimobilisasi ke proyek baru lainnya atas beban proyek baru tersebut 21.8, Proses Pengukuran, Analisis dan Perbaikan/ Penyempurnaan meliputi, pengukuran kepuasan pelanggan, audit internal, pengukuran kinerja proses dan produk, pengendalian produk tidak sesuai, analisa data, tindakan korektif dan pencegahan serta penyempurnaan berkelanjutan semuanya dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada. 22, DETAIL PROSES BISNIS PROYEK UNIT ABIPRAYA TOLL 22.1, Tanggung Jawab Manajemen Unit Abipraya Toll meliputi 22.1.1, Mengkomunikasikan visi, misi, sasaran, manual, prosedur instruksi kerja, RIPP, RKAP dan lain — lain ketentuan perusahaan kepada seluruh personil Unit Abipraya Toll yang terkait. 22.1.2. Menyusun Target Omset Kontrak Unit Abipraya Toll disahkan oleh Direksi pada Rapat Kerja Perusahaan. Setiap Dokumen yang tercetaktanpa “stamp” basah cari Pengendali Dokumen QHSE adalah berstatus UNCONTROLLED COPY Persero No.Dokumen = 1-000-10-01/17 22.2. 22.3. 22.4. 22.5 22.6. 22.7. aswrava PT BRANTAS ABIPRAYA Halaman 32-35 22.1.3. Mengadakan Rapat Tinjauan Manajemen. 22.1.4. Menjamin terlaksananya prinsip — prinsip Good Corporate Governance di Unit Abipraya Toll 22.1.5. Memberikan komitmen tethadap peningkatan berkesinambungan untuk ‘menjamin penyempurnaan sistem dan Kepuasan Pelanggan. Proses manajemen sumber daya manusia tingkat Unit Abipraya Alat meliputi kegiatan penempatan, penilaian kinerja, pembinaan pelaksanaan tugas, pengimbalan dan pemeliharaan, Informasi potensi pasar dilakukan dengan Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) maupun ‘mitra kerja investasi tol berdasarkan analisis SWOT dari masing-masing info pasar tersebut. Proses perencanaan investasi jalan tol dilakukan dengan menghitung dan menimbang dari hasil feasibility study sehingga dapat memutuskan untuk melakukan pembuatan tol baru ataupun akuisisi konsesi. Pengendalian operasional dilakukan sebagai fungsi Liaison Officer (LO) antara perusahaan dengan Badan Usaha Jalan Toll (BUST) Proses identifikasi kebutuhan, harapan, dan peluang pihak internal dapat difasilitasi dengan mempertimbangkan masalah yang terkait dengan nilai, pengetahuan budaya dan kinerja organisasi. Proses identifikasi kebutuhan, harapan, dan peluang pihak eksternal dapat difasilitasi dari isu yang timbul dengan mempertimbangkan hukum, teknologi, persaingan, pasar, budaya, dan masyarakat. Proses Pengukuran, Analisis dan Perbaikan/ Penyempurnaan meliputi, pengukuran Kepuasan pelanggan, audit intemal, pengukuran kinerja proses dan produk, pengendalian produk tidak sesuai, analisa data, tindakan korektif dan pencegahan serta penyempurnaan berkelanjutan semuanya dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada, 23. PENGUKURAN, ANALISIS, DAN PERBAIKAN/ PENYEMPURNAAN roses Pemantauan, Pengukuran, Analisis dan Penyempurnaan direncanakan dan ditetapkan untuk memberi bukti kesesuaian produk, menjamin kesesuaian pelaksanaan sistem ‘manajemen, menyempurnakan terus-menerus keefektifan sistem manajemen. 23.1 23.2. 23.3. Kepuasan Pelanggan Sebagai salah satu dari pengukuran kinerja Sistem Manajemen Perusahaan: 23.1.1. Memantau informasi berkaitan dengan persepsi Pelanggan apakah persyaratan Pelanggan dipenuhi 23.1.2. Metode untuk mendapatkan dan menggunakan informasi, evaluasi dan tindak lanjutnya ditetapkan dalam prosedur. Audit Internal 23.2.1. Audit Internal dilaksanakan pada selang waktu yang direncanakan, efektif dan dipelihara 23.2.2, Metode pelaksanaan audit ditetapkan dalam prosedur. Pemantauan dan Pengukuran Proses 23.3.1. Metode yang sesuai untuk pemantauan dan pengukuran proses sistem ‘manajemen ditetapkan dalam prosedur. Setiap Dokumen yang tercetak tanpa “stamp” basah dari Pengendali Dokumen QHSE adalah berstatus UNCONTROLLED COPY Persero asmeava PT BRANTAS ABIPRAYA No. Dokumen 1-000-10-01/17 Halaman + 33-35 23.3.2. 23.3.3. Metode harus menunjukkan kemampuan proses untuk mencapai hasil yang direncanakan. Bila hasil yang direncanakan tidak tercapai, perbaikan dan tindakan koreksi yang sesuai harus dilakukan untuk menjamin kesesuaian produk 23.4. Pemantauan dan Pengukuran Produk 23.4.1 23.4.2. 23.4.3. 23.4.4. Karakteristik produk dipantau dan diukur untuk verifikasi bahwa persyaratan produk telah dipenuhi Dilaksanakan pada tahapan proses realisasi produk yang sesuai dengan perencanaan Bukti kesesuaian dengan kriteria penerimaan harus dipelihara. Record harus menunjukkan wewenang petugas yang menyetujui Pelepasan produk dan pelayanan tidak akan dilaksanakan sampai pengaturan yang direncanakan telah dilaksanakan, kecuali disyahkan oleh yang berwewenang dan bilamana perlu oleh Pelanggan 23.5. Pengendalian Produk Tidak Sesuai 23.5.1, 23.5.2. 23.5.3. 23.5.4. 23.5.5. 23.5.6. 23.5.7. 23.5.8. 23.5.9. Ketidak sesuaian produk diidentifikasi dan dikontrol untuk mencegah salah penggunaan atau pengiriman Kontrol dan tanggung jawab serta wewenang untuk menindaklanjuti ketidak sesuaian produk ditentukan dalam prosedur. Tindak lanjut terhadap ketidak sesuaian produk. Melaksanakan tindakan untuk mengeliminasi ketidak sesuaian yang terdeteksi Dengan pengesahan penggunaannya, pelepasan atau penerimaan di bawah konsesi oleh yang berwenang dan bilamana perlu oleh Pelanggan Melaksanakan tindakan untuk mencegah penggunaan atau aplikasi yang ditetapkan semula Record dari ketidak sesuaian produk dan adanya tindakan selanjutnya yang dilakukan, termasuk konsesi harus dipelihara Bila ketidaksesuaian produk dikoreksi maka harus diverifikasi ulang untuk menunjukkan kesesuaiannya terhadap persyaratan Bila ketidak sesuaian produk dideteksi setelah pengiriman atau penggunaan telah dimulai, tindakan yang sesuai terhadap efek, atau efek potensial ketidak sesuaian harus dilaksanakan. 23.6. Analisa Data 23.6.1. 23.6.2. Perusahaan menentukan, mengumpulkan, menganalisa data yang sesuai untuk menunjukkan kecukupan dan keefektifan sistem manajemen serta untuk mengevaluasi sistem manajemen sehingga penyempurnaan terus~ menerus keefektifan sistem manajemen dapat dilaksanakan ‘Analisa data harus memberikan informasi yang berkaitan dengan a) Kepuasan Pelanggan ) Kesesuaian terhadap persyaratan produk Setiap Dokumen yang tercetak tanpa “stamp” basah dari Pengendali Dokumen QHSE adalah berstatus UNCONTROLLED COPY Persero No. Dokumen 1-000-10-01/17 aspanvas PT BRANTAS ABIPRAYA Talanen. 34.35 ©) Karakteristik serta trend dari proses dan produk termasuk peluang untuk tindakan pencegahan 6) Pemasok 23.7. Pencegahan dan Perbaikan 23.7.1 23.7.2. 23.73. Tindakan Pencegahan ) Tindakan pencegahan dilaksanakan untuk mengeliminasi hal-hal yang berpotensi menjadi penyebab ketidak sesuaian, Tindakan pencegahan harus sesuai terhadap efek dari problem potensial. ) Prosedur yang berkaitan dengan hal ini ditetapkan untuk menentukan persyaratan agar ©) Menentukan ketidak sesuaian potensial dan penyebabnya 4) Mengevaluasi tindakan yang diperlukan untuk mencegah terjadinya ketidak sesuaian ©) Menetapkan dan melaksanakan tindakan yang diperlukan ) Merekam hasil tindakan yang diperlukan £) Meninjau tindakan pencegahan yang dilakukan. ‘Tindakan Perbaikan/Koreksi a) Tindakan untuk mengeliminasi penyebab ketidak sesuaian wajib dilaksanakan untuk mencegah terulangnya kembali. Tindakan koreksi diperlukan terhadap efek dari ketidak sesuaian yang dijumpai. ) Prosedur yang berkaitan dengan hal ini ditetapkan untuk menentukan persyaratan agar ©) Meninjau ketidak sesuaian (termasuk Keluhan Pelanggan dan Internal) 4) Menentukan penyebab ketidak sesuaian ©) Mengevaluasi tindakan yang diperlukan untuk menjamin ketidak sesuaian tidak terulang kembali ) Menetapkan dan melaksanakan tindakan yang diperlukan 2) Merekam hasil tindakan yang diperlukan h) Meninjau tindakan koreksi yang dilakukan Penyempurnaan Terus-menerus a) Keefektifan sistem manajemen melalui Kebijakan Perusahaan, Sasaran Perusahaan, Hasil Audit, Analisis Data, Tindakan Koreksi dan Pencegahan serta Tinjauan Manajemen dan lain sebagainya harus disempurnakan secara terus-menerus. Konsep continuous improvement (penyempumaan terus-menerus) dibangun berdasarkan pemahaman bahwa suatu pekerjaan adalah hasil dari berbagai langkah dan kegiatan yang saling berkaitan yang menghasilkan suatu hasill (ouput). b)Perhatian yang terus-menerus atas setiap langkah dari proses Kerja diperlukan untuk mengurangi beragamnya hasil kerja (produk/product) dan meningkatkan kehandalan dari cara kerja (proses/process). Setiap Dokumen yang tercetak tanpa “stamp” basah dari Pengendali Dokumen QHSE adalah berstatus UNCONTROLLED COPY Persero No. Dokumen 1-000-10-01/17 sea, PT BRANTAS ABIPRAYA anne ae ¢) Tujuan pertama dari peningkatan berkelanjutan adalah diterapkannya cara kerja yang dapat dihandalkan, yang menjamin produk yang dihasilkan tidak berbeda (no variation) setiap saat. d)Jika perbedaan telah diminimumkan tetapi hasilnya masih belum memenuhi persyaratan, maka tujuan kedua dari peningkatan berkelanjutan adalah mendesain ulang (redesign) cara kerja agar mampu menghasilkan yang lebih baik untuk memenuhi tuntutan Pelanggan 24, STRUKTUR DOKUMEN 24.1. Struktur Dokumen Struktur dokumen Sistem Manajemen Perusahaan terdiri dari Manual ; Dokumen yang menggambarkan kegiatan bisnis Perusahaan Level I: Prosedur yang berlaku di seluruh Unit Kerja/Bisnis Level II : Prosedur yang berlaku di lingkungan Pemrakarsa (Unit Kerja/Bisnis) Level III : Petunjuk Kerja yang berisi rangkaian kegiatan di proyek/pabrik yang diilustrasikan dengan gambar dan cheklist Rekaman : Bukti tertulis pelaksanaan suatu kegiatan atau hasil dari implementasi Prosedur/Petunjuk Kerja 24.2. Pengendalian Dokumen Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan Sistem Manajemen Perusahaan, dicatat dalam daftar Dokumen dan dikendalikan oleh Pusat Pengendali Dokumen sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, 25, DAFTAR LAMPIRAN 25.1. Bagan Proses Bisnis 25.2. Matriks Keterkaitan Fungsi 25.3. Daftar Induk Dokumen Setigp Dokumen yang tercetak tanpa “stamp” basah dari Pengendati Dokwmen QHSE adalah berstatus UNCONTROLLED COPY wouancuduy 9 ‘sisfjeuy "woueinseoy ol souruuoped ‘Buyjoquoy prog "uopnodg feng KY rs qwowobeuey S28 S3H ‘yen I moda LI amines upewen [een swung | i LYSAd YOLNVYS SINSIA SASOUd NVOVE 1 weueleH F ; VAVUdIaV SVINVUd “Ld Boe 1st uenduey ouasieg LI/10-01-000-L uuouimyoq “ON ILWAdOUd VAVUdIAV LIND SINSIA SASOUd st: vst + LI/10-01-000-1__* eure eH endure ‘uawinyoq “ON, VAVUdIdV SVINVAG "Ld Gey onsea QD juewenoidu pue sisfjeuy ‘jueweinseay| a ne foe eens Sa wmscwmeoms |[ mmmimat. | [of emus |__ a == | = vee “= Sis0ag maUBEUE AL ORL mote t ea * uojea efeidiay yun someduog [>] “Sinmaues’ [>] Auotsuodsey uoueBeuey NOLAG VAVUdIAY LINA SINSIA SISOUE St ueureyeyy VAVUdIaV SVINVU ‘Ld Boe rst endure] o19819q LI/L0-01-000-1 uaumyoq ‘ON. quawenoidu| pue sisfjeuy juaweinseay, f | scene ey | Siao0ag MBURBUUE AY S9DAMOS suoqeped woulda | woud pope uc | vewicons || ‘semen reuse Jewioysng, | my Hof amie, oo | t ene Ss F mew eb wry eAesdiay yun, ‘Ayyqysuodsey yueweBeueyy LVTV VAVUdIGV LIND SINSIG SASOUL Sb: weureyeH VAVUdIaV SVINVUE “Ld 25cm £7 uenduey o1asiog LI/10-O1-000-T_:__woumnyoq oN We - wana — iseysonuy une — UA, viawy owen — NYHVT xvsvaaewad ~ PHY NOL, BIPISEAN ~ a aN ~ ax ‘aWaoWNVIOLAS wep osep — | { ONILSIXA W/O — ISASNOM ISISINNV - auva TOL - (naa) ' f [assures ||) si ~HVINRIGWA VIANVSV rua | saat ie reed SSNS a ctioel [area TIOL VAVUdIaV LIND SINSIA SASOUd wavaaiev Set ueuteyeH VAVUdIAV SVINVUE “Ld vst: uendure] oxsiog L/10-01-000-1_: _waumyoq “ON, WOES . . oe feleleolefleleleo] e« ueumduresuod urumefuour yryun wesumqumeMs3%4s0q, BuEk uereySuquad depeyroy uoUNTUIOY UEYLIOQUII EL . . efelelelefeleleo] o Teurayur IseyuMUAOY sasorg UEyAeIoUI}, ZL . . efelelelefeleleo] « 0uewioaoy ayesodio0. poop disund-disuud exuueyeuesyerp tmurefuayy 11 - i urajsis ueeuesyejad unuefuotr mep Hurpsooysuour yun uowrofeueut [pyeM ueydsIOUOWY QT . . efelelelefelelo] o« UoIsyo top Jrnjejo wxTO9s uouNaLeUTEHY ‘uonolin jeder wep TeUIOWUT pHE TEAMING . . |e . : squsig sosoud yrunyos ueyuroyefuour nym, |SOULIOJU WNP ep JoquS BAuENPOSIO} MHLNELUOAL . . . yecorg meeueaUaieg WEyyRSOBUD . . oe felelelele ele AVA mop ary MeydeaMRY 9 . . rat eee |e ee ele ‘efrox nfumad uep mpesoid ueyderauayy ¢ elie ueeyesniog ronueyy urepep isesTuM 0 quasefdunSsuey Uuep BueuaMom ‘Seaty ‘SBuTy UEydIOUOAY ‘upeyestuod yrunjos ryan roreyedtp : et! . : uveyesmiog jenueyy uruefuou up ueydeIoUD}Y —¢ i. ypXorg wep eT y Mordy jody juoaqy yun ‘sesado isuatp ‘uveyesnod ueeses ueydeiouayy 7 : uomeArey qrunjos rum nreuoUTp Uvepsnuog ISI Uep Ist urUTefuo up Heyday 1 | NAWALVNVIN €VAWVE ONNDONVL_ I Gui snd | na | ou | 5a) aaa | siva | 14s | as s1s0m4 LUNGNOLEY : sinnaviy. | Sseado Isyutd AINA/TIOLAY AYSild YOINV. LINWDLAAONA | [sono ISONAd NV.LIVTEA.LAY SIRLLVA a nee vavudiy st andi VAVUdIdV SVINVUE Ld | eer o1asi9g L1/10-01-000-1 woumnyoq ON, eee eee ysestgoweg . seiedo ueyepuséuea WeLY ISeSHLIGOW. Purse WIV UeEpEBUOg meqang wep amdoy eucouaY, gopy ueouna#uag wuvouTy ely ve FOquINg uoWDfeUEY _¢ ueduenay estjeuy wep uexode'] ueunsmAuing ‘uesunysur] Burg wep YAAd weejojasueg ueyefediog uewjopo8ueg ueyueqiog EADY UeE|OPSBDg SuEMY UoPjOFaBUDg ‘eAoig uup ueredepusg UerTEpuDtUDY UEP UREUBOUDIDA Sey stay ueyepustuag WEP UNEULOUAIDG —B wefuenay uowoleumyy Z ehroyy uedungngy uesmnuog ureseqouing souvy weduequiodug Bsuoedwoy weFuequasuag ebioury uerepuag Tuosiog weyeduouog uonDapog wep ueyaduIOUDg Was woouvouar9g isnumpy edeg Joquing wowafeuyy | WAVC MSGS NAWATVNVA I enowee eow ote eoeccce eocccce . eee eco ce ° . . . eo 0m Oh me Isvugao ISIAIG SasOud asHd | nam | oH | aoa | ania | swa | tas | was ismRa, AVSNd YOLNVY, ISONO ISONAA NV.LIVIUA.LAY SIRLLVA. re Tse LI/10-01-000-1 ueurepeEy wavuaiay 7 VAVUdIdV SVINVUE Ld Tae o1aS19d uowinyoq ‘ON ° ° eflele ele ° Buns OPM 6 ° . ° ° ypkorg ueeuBsusIog g . . aie ° yenuoy . . . SEMEN 9 . . . PUL § . ° . . Popa + . . . ele ° pea uede}ousd ¢ . . ° elele ° se ISeUMIOJU] NOUS Z . ele) ° saseg SaSyY UPENIGUISg | | NVUVSVAEd Il ie! ° efelele lel elele . IsypIOY wep ueypoodued Pp ° ° ° Tex sendy wwewsypped 2 ° . . ‘euvsustig wvepeued 4 . . . . Jey ummm © ‘Tey uouleuey 9 ° ° ° ° ‘uesndeysuag wep uepiqueueg p ° . . wereyjowed 9 ° ° ° ° ueepedueg q. ° ° ° ueynpodsp Sued myMNseUT YC v ‘vAUUTEL MARNSETU] ¢ ie ° ° ueuedwisusg 9 . . . uwweunioued p ° . . . wepefuog YeNUOY WP ISEISOFON > ° ° ° ° ropuo, /rorddng isypjeog q ° . . ‘uvepeduog eusousy e oepetung uomofeueyy aay asHd | aan | on | apa | aaa | swa | tas | as sasoud cuNaityiy. | Sado Isa LINA/TIOLAY LVSNd YOINVA. AINANAKONA 1sONn ISONDA NV.LIVIUE.LAY SYMLLVN ve weUreeH vavuaray ust ad VAVUdIady SVINVUE Ld eee orasiag. L1/10-01-000-1 __WoUumMyxOC "CN. if ‘uejnfueppog uveunduAueg . . | at | cece] ee | se | 0 xe |e ‘ump ‘Juyatoyywumyeqieg ‘ueyETOoUDY MEyEPUL], 9 . . ef wt [re | a |e: | te: |01| 6 wa sisqeny ° . . . . . vensog yepl, Anpord ueyepuaBuad ° ° eo leleleleleleleo] eo sgnposd wep sasoud eLioury uemynsued ¢ ° . oe felelelelelejo| eo Peworuy upay Z . . . wwuvjay wosenday uemynBusg | | NVVNUNAWAANAd NVC SISITVNV ‘NVUNYNONAd A. ° . woyerasued 1 ° e . uuosssumuoy ‘uerfnFudg ‘Isyadsuy 9 ° ° ole . MMH . . . . uwepeiueg . ° ° seyuqey ¢ . ° ° . Suyaousug 7 . . efelelele . ° yeXorg weeuvauaied | ISYAGOUM/ASWAIO _AL ae ast | naw | on | aoa | aaa | swa | ras | was Sasoud Uma | SYgO ix NA/TIOLaY Sa YOINVH, INaINaxOUL ISONna ISONNA NV.LIVIUS.LAY SINRLLVN ry wewreyepy vawuaiey Use ai VAVUdIdV SVINVUd Ld enGmET ouesieg L1/10-01-000-L uuaunyoq “ON

Anda mungkin juga menyukai