ISSN 1411-4283
Available online at: http://journals.ums.ac.id/index.php/pharmacon
Abstrak
Herba Sirih Cina (Peperomia pellucida L.) memiliki senyawa kandungan flavonoid dan saponin mampu
menghambat pertumbuhan bakteri. Tablet effervescent disinfektan merupakan inovasi yang baru di
Indonesia karena sediaan ini belum banyak dipasaran, selain itu kelebihan tablet effervescent ini dapat
memudahkan kita untuk membuat disinfektan. Ekstrak herba sirih cina diformulasikan menjadi sediaan
tablet effervescent. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pada variasi kadar bahan pengikat
maupun pengisi dalam sifat fisik sediaan tablet effervescent serta mengetahui aktivitas pada formula tablet
effervescent ekstrak sirih cina (Peperomia pellucida L.) dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus. Ekstrak herba sirih cina diperoleh melalui proses ekstraksi maserasi dengan
menggunakan pelarut metanol selama 5 hari. Sediaan tablet effervescent dibuat 3 formula yaitu konsentrasi
zat pengikat 10%, 13% , 15%. Uji fisik sediaan tablet yaitu meliputi uji organoleptis, uji kekerasan tablet,
uji waktu larut tablet, uji keseragaman ukuran, uji keseragaman bobot, , uji kerapuhan dan uji aktivitas
antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dengan metode difusi kertas cakram. Tablet formula terbaik
adalah formula I (PEG 10%) dengan keseragaman bobot 525±17,014, kekerasan tablet 3,452±1,172,
kerapuhan tablet 0,264%, waktu larut 1 menit 6 detik, keseragaman ukuran 3,33±0,06. Hasil uji aktivitas
antibakteri menunjukan daya hambat lemah dengan nilai rata-rata formula 4,51±0,02.
Kata Kunci: Herba sirih cina, Staphylococcus aureus, Tablet effervescent
Abstract
Chinese Betel herb (Peperomia pellucida L.) has flavonoid and saponin content compounds that can inhibit
bacterial growth. The innovation of effervescent tablets used as disinfectants is not widely known in the
Indonesian market. This preparation has the advantage of being easy to manufacture as a disinfectant.
Chinese betel herb extract is formulated into an effervescent tablet preparation. This study aims to
determine the influence of variations in the levels of binders and fillers in the physical properties of
effervescent tablet preparations and determine the activity in the effervescent tablet formula of Chinese
betel extract (Peperomia pellucida L.) in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus bacteria. Chinese
betel herb extract is obtained through a maceration extraction process using methanol solvent for 5 days.
The preparation of effervescent tablets is made of 3 formulas, namely the concentration of binding
substances 10%, 13%, and 15%. Physical tests of tablet preparations include organoleptic tests, tablet
hardness tests, tablet soluble time tests, size uniformity tests, weight uniformity tests, fragility tests, and
antibacterial activity tests against Staphylococcus aureus with disc paper diffusion methods. The best
formula tablets are formula I (PEG 10%) with uniformity of weight 525±17,014, tablet hardness
3,452±1,172, tablet fragility 0.264%, soluble time 1 minute 6 seconds, uniformity size 3.33±0.06. The results
of antibacterial activity tests showed weak inhibitory power with an average formula value of 4.51±0.02.
Keywords: Chinese betel herbs, Staphylococcus aureus, effervescent tablets
115
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia. Vol 19, No2, (2022). ISSN 1411-4283
Available online at: http://journals.ums.ac.id/index.php/pharmacon
116
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia. Vol 19, No2, (2022). ISSN 1411-4283
Available online at: http://journals.ums.ac.id/index.php/pharmacon
minyak jeruk, laktosa, PEG 4000, asam tartat, Bahan campuran yang pertama
talk, magnesium stearat Manitol dan dihomogenkan lalu diayak menggunakan
aquatabs. Biakan bakteri Staphylococcus ayakan mesh 20, kemudian dioven dengan
aureus, Media Nutrien Agar, aquades, asam suhu 60º C selama 1 jam. Dibolak-balik
sulfat, larutan BaCl, larutan NaCl dari menggunakan spatel tahan asam. Campuran
Laboratorium Mikrobiologi Sekolah Tinggi kedua dihomogenkan. Setelah kering pada
Ilmu Kesehatan Nasional. campuran 1 dan 2 dihomogenkan dengan
Penelitian ini menggunakan jenis dilakukan penambahan mg stearat dan talk,
penelitian eksperimental. Ekstrak herba sirih ayak dengan mesh 20. Granul siap dikempa.
cina dilakukan skrining fitokimia untuk Lalu simpan pada wadah tertutup dan beri
memastikan kandungan flavonoid dan silika gel.
saponin. Selanjutnya ekstrak herba sirih cina Evaluasi Granul Effervescent
diformulasikan menjadi tablet effervescent Uji Kadar Air
sebagai disinfektan alami dan diberi variasi Timbang 100gram granul kemudian
pada bahan pengikat PEG 4000 sebesar 10%, simpan di lemari pengering kira-kira 10-15
13%, 15%. Setelah dihasilkan granul menit dengan suhu 60ºC. Kemudian
dilakukan evaluasi uji sifat granulnya, uji ditimbang dan hitung berapa kadar airnya.
kualitas fisik sediaan tablet effervescent dan Kadar air yang baik pada sediaan padat granul
pengujian daya hambat bakteri effervescent adalah 2-5% (Williams and
Staphylococcus aureus. Allen, 2007). Menentukan kadar pada granul
dilakukan dengan cara menghitung
Tabel 1. Formula Tablet Effervesent Ekstrak kandungan lembab (MC) yang terdapat pada
Herba Sirih Cina granul. 5 gram granul ditimbang kemudian
Bahan- FI FI FI Fungsi dipanaskan pada lemari pengering dengan
bahan (PEG (PEG (PEG
4000 4000 4000 suhu 60ºC hingga bobot granulnya menjadi
10%) 13%) 15%) konstan (Rahma, 2015)
Ekstrak 100 mg 100 mg 100 mg Zat
Sirih cina Aktif
((Bobot basah−Bobot kering))
Laktosa 90 mg 77,5 mg 65 mg Bahan MC = x100 % …(1)
Pengisi (Bobot kering)
Asam 6 mg 6 mg 6 mg Sumber
Sitrat asam Uji Waktu Alir
Asam 75 mg 75 mg 75 mg Sumber
Tatrat asam Timbang 100 gram granul lalu
Natrium 125 ng 125 ng 125 ng Sumber dimasukkan dalam corong yang ujung
bikarbonat basa
PEG 4000 50 mg 62,5 mg 75 mg Bahan tangkainya sudah ditutup. Penutup corong
Pengikat lalu dibuka, granul dibiarkan untuk mengalir
Manitol 50 mg 50 mg 50 mg Bahan
Pengisi
hingga habis. Waktu alir granul dapat
Aroma 1 mg 1 mg 1 mg Sumber dihitung dalam satuan /detik. Alat
Jeruk aroma
Talk 1,5 mg 1,5 mg 1,5 mg Bahan
pengukuran waktu alir ialah flowmeter.
pelicin Waktu alir yang ideal ialah kisaran 4-10/detik
Mg 1,5 mg 1,5 mg 1,5 mg Bahan (Fudholi, 1983).
Stearat pelicin
Keterangan : bobot tablet yang dibuat 500 mg Sudut Diam
Penetapan pada sudut diam granul
dilakukan dengan menggunakan cara
Pembuatan Tablet Effervescent 100gram granul secara perlahan ke dalam
Campuran pertama terdiri dari ekstrak lubang pada bagian atas corong, dan bagian
kental herba sirih cina, manitol, natrium bawah ditutup. Setelah semua granul masuk
bikarbonat, PEG 4000, aroma jeruk, dan kemudian penutupnya dibuka dan granul
laktosa (Tabel 1). Campuran yang kedua dibiarkan keluar hingga habis. Nilai sudut
terdiri dari asam sitrat serta asam tartart. diam granul yang baik adalah 25°-30°
117
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia. Vol 19, No2, (2022). ISSN 1411-4283
Available online at: http://journals.ums.ac.id/index.php/pharmacon
(Depkes RI, 1995). Tinggi kerucut serta seluruhnya dan memiliki waktu larut yang
diameternya diukur hingga dapat diketahui ideal yaitu 1-2menit (Sutomo et al., 2020).
sudut diamnya, dengan rumus: Uji keseragaman bobot
Tan q = h/r …………………..(2) Sebanyak 20 tablet tiap formula
Keterangan: kemudian dihitung pada bobot rata – ratanya.
α = sudut diam Apabila tablet ditimbang dengan satu per satu
h = ketinggian tumpukan granul bobotnya tidak boleh melebihi dari dua tablet
r = jari-jari dari alas tumpukan yang yang memiliki bobot menyimpang dari bobot
berbemtuk kerucut rata – rata yang ditetapkan di kolom A serta
tidak satupun tablet yang menyimpang dari
Evaluasi Tablet Effervescent bobot rata – rata yang sudah ditetapkan pada
Uji organoleptis kolom B menurut syarat yang terdapat pada
Pengamatan pada perubahan bentuk fisik buku Farmakope Indonesia V (Depkes RI,
sediaan tablet selama penyimpanan meliputi 2020).
bentuk, warna, bau (Depkes RI, 1979). Persyaratan lain yang bisa digunakan
Uji keseragaman ukuran selain menggunakan metode simpangan baku
Uji keseragaman ukuran dapat dilakukan ialah coefisien of variation (CV) atau
dengan mengukur pada diameter serta koefisien variasi (Wacana, 2016). Tablet yang
ketebalan tablet dari formula. Ketebalan dan baik mempunyai harga CV kisaran ≤ 5%.
diameter pada 10 tablet diukur menggunakan CV =SD/X …………(3)
alat ukur yaitu jangka sorong. Persyaratan Keterangan :
yang harus dipenuhi ialah diameter tablet CV : nilai koefisien variasi
menurut buku Farmakope Indonesia V, syarat X : bobot rata – rata tablet.
keseragaman ukuran ialah diameter pada SD : Standar Deviasi
tablet tidak boleh lebih dari 3 kali serta tidak Uji kerapuhan tablet/ friability
boleh kurang dari 1 1/3 kali tebal pada tablet Alat untuk menguji kerapuhan adalah
(Depkes RI, 1979). Friability Tester. Ke 20 tablet kemudian
Uji kekerasan tablet dicatat beratnya (W0 gram), kemudian
Uji kekerasan tablet dilakukan dimasukkan ke dalam alat berikutnya alat
menggunakan alat Hardnes Tester. Cara pada dinyalakan dijalankan kurang lebih 4 menit
uji kekerasan tablet dilakukan dengan atau 25 kali putaran. Setelah itu tablet dapat
menimbang 10 tablet pada masing formula. dikeluarkan kemudian dibersihkan agar
Kemudian, letakkan 1 tablet pada posisi tegak terbebas dari serbuk halus baru setelah itu
lurus di alat, lalu tekan start berikutnya lihat ditimbang kembali (W1) gram ), Syarat untuk
pada layar tekanan berapa tablet tersebut kehilangan bobot adalah ≤ 1%.
hingga tablet menjadi pecah. Kekerasan yang
baik mempunyai kekerasan antara 4-8kg
(Parrot, 1970). F= X 100% …………….(4)
Uji waktu larut tablet F = Persen friabilitas
Tablet effervescent dilarutkan ke gelas W0 = Bobot awal tablet
yang sudah berisi 200 ml air dengan suhu W1 = Bobot akhir tablet
antara 20-25˚C. Lalu dicatat hasil waktu yang Pengujian Daya Hambat Tablet
dibutuhkan setiap tablet effervescent untuk Effervescent Ekstrak Sirih Cina
larut pada cairan maupun air dengan alat (Peperomia pellucida L.) Terhadap
stopwatch untuk menghitung berapa banyak Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus
waktu yang digunakan untuk larut (Lestari, aureus
2007). Syarat waktu larut yang baik adalah ≤5 Uji aktivitas bakteri dengan
menit tablet dalam keadaan sudah larut menggunakan metode yang bernama difusi
118
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia. Vol 19, No2, (2022). ISSN 1411-4283
Available online at: http://journals.ums.ac.id/index.php/pharmacon
kertas cakram. Blank disc berdiameter 0,6 sangat berpengaruh terhadap hasil rendemen
mm ambil secara aseptis dengan pinset yang yang diperoleh. Terbukti penggunaan pelarut
disterilkan. Blank disc tersebut kemudian metanol memiliki hasil rendemen paling
dicelupkan selama 1 jam pada tiap formula besar dibandingkan menggunakan pelarut
kemudian dicelupkan ke dalam media yang etanol maupun n-heksana (Pakasi et al.,
berisikan bakteri uji. Pada perlakuan masing- 2017).
masing formula 1, 2, dan 3 tablet effervescent Hasil Skrining Fitokimia
tanpa ekstrak herba sirih cina sebagai kontrol Berdasarkan Tabel 2 hasil skrining
negatif dan tablet effervescent disinfektan fitokimia ekstrak herba sirih cina diperoleh
aquatabs sebagai kontrrol positif. Media hasil bahwa ekstrak mengandung adanya
diinkubasi selama 24 jam. Membaca hasilnya senyawa flavonoid dan saponin. Keberadaan
dapat dengan cara mengukur zona hambat senyawa flavonoid ditandai adanya warna
atau suatu daerah dengan tampak jernih serta jingga, warna tersebut terbentuk karena
tidak tumbuh bakteri Staphylococcus aureus, senyawa flavonoid pada herba sirih cina
kemudian hasilnya dapat ditulis ke satuan tereduksi dengan Mg dan HCl , sedangkan
milimeter (Retnaningsih et al., 2019) . senyawa saponin ditandai adanya busa, busa
yang terbentuk ini disebabkan senyawa
HASIL DAN PEMBAHASAN saponin dalam herba sirih cina yang mampu
Hasil Rendemen menurunkan adanya tegangan pada
Metode penyarian simplisia herba sirih permukaan air hingga terbentuk adanya buih
cina pada penelitian ini yaitu menggunakan atau busa pada permukaan air setelah
metode maserasi karena teknik pengerjaannya
relative sederhana dan mudah untuk Tabel 2. Skrining Fitokimia ekstrak Herba
dilakukan. Pelarut metanol lebih terpilih Sirih Cina
karena menunjukkan hasil kandungan No Pemeriksaan Ekstrak
senyawa lebih baik daripada mengunakan metanol
pelarut n-heksana dan etil asetat artinya 1 Flavonoid +
penyerapan/penyarian senyawanya lebih baik 2 Saponin +
menggunakan methanol agar senyawa yang Keterangan:
dibutuhkan dapat tersari dengan baik (+) : terdapat golongan senyawa
(Bialangi et al., 2016). Hasil dari pembuatan (-) : tidak terdapat adanya golongan senyawa
ekstrak kental menunjukkan bahwa 400 g
serbuk simplisia kering herba sirih cina
ditambah 4000 ml metanol dapat dikocok.
menghasilkan ekstrak yang kental sebanyak Hasil Uji Sifat Fisik Granul Ekstrak Herba
74 g. Ekstrak herba sirih cina yang didapat Sirih Cina
berbentuk ekstrak yang kental memiliki Uji yang dilakukan pada granul adalah
warna hijau tua dengan bau khas sirih cina. kadar air, waktu alir, dan sudut diam.
Dari hasil perhitungan rendemen diperoleh Uji Kadar Air Granul Ekstrak Herba Sirih
presentase sebesar 18,5%. Menurut hasil Cina
rendemen pada penelitian sebesar 9,37% Granul effervescent ekstrak herba sirih
menggunakan pelarut etanol sedangkan dilakukan pengujian kadar air (Tabel 3) untuk
menggunakan pelarut n-heksana 1,42% mengetahui nilai kadar air dari seluruh
(Pakasi et al., 2017). formula granul. Berdasarkan syarat pada
Hasil rendemen dapat dipengaruhi kadar air yang ideal adalah kisaran 2-5%
dengan pelarut yang digunakan dalam (Williams and Allen, 2007) dan granul yang
penyarian, pada prosesnya interaksi antar memiliki kandungan lembab kisaran 2-5%
perlakuan pelarut terhadap simplisia ini maka akan lebih stabil dan lebih baik pada
119
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia. Vol 19, No2, (2022). ISSN 1411-4283
Available online at: http://journals.ums.ac.id/index.php/pharmacon
120
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia. Vol 19, No2, (2022). ISSN 1411-4283
Available online at: http://journals.ums.ac.id/index.php/pharmacon
bahan pengikat PEG 4000 dengan konsentrasi pengikat di dalamnya yang mengikat bahan-
10% pada formula I menghasilkan sudut diam bahan lain dengan baik sehingga tablet tidak
28,6⁰, penggunaan bahan pengikat PEG 4000 mengalami adanya kerusakan.
dengan konsentrasi 13% pada formula II Uji Keseragaman Ukuran
menghasilkan sudut diam 28,9⁰ dan pada Pengujian pada keseragaman ukuran
penggunaan bahan pengikat PEG 4000 tablet dilaksanakan menggunakan cara
dengan konsenstrasi 15% menghasilkan sudut mengukur besar diameter serta tebal pada
diam 29,0⁰. Nilai ini menunjukkan besar tablet menggunakan alat jangka sorong.
kecilnya pada sudut yang dapat terbentuk ini Berikutnya dapat didapatkan rasio diameter
dipengaruhi adanya ukuran partikel, maupun maupun tebal tabletnya. Persyaratan pada
besar gaya tarik-menarik serta gaya gesek keseragaman ukuran tablet ialah memiliki
antara partikel (Lee, 2001). Semakin kecil diameter tablet yang tidak boleh lebih dari 3
pada ukuran partikel maka gaya kali serta tidak boleh kurang dari 1 1/3 tebal
kohesivitasnya jadi makin tinggi, tinggi gaya tablet (Depkes RI, 1979). Berdasarkan
kohesivitas bisa mengakibatkan granul perhitungan hasil uji pada Tabel 4, diperoleh
menjadi sulit mengalir dan mengakibatkan keseragaman ukuran menurut Farmakope
sudut diam yang terbentuk menjadi makin Indonesia 6 menunjukkan semua data formula
besar (Anshory et al., 2007). I, II, III melebihi syarat 3x tebal tablet, jadi
Berdasarkan uji kadar air disimpulkan bias disimpulkan formula I, II, III tidak
makin besar MC% yang diperoleh maka memenuhi syarat keseragaman ukuran tablet.
makin besar juga sudut diam yang diperoleh. Uji Kekerasan Tablet Effervescent Herba
Berdasarkan hasil uji pada sudut diam yang Sirih Cina
telah dilakukan formula I, II, dan III Pengukuran parameter kekerasan tablet
memenuhi syarat sudut diam granul yang baik (Tabel 4) dilakukan pada ketiga formula
(25º - 30 º). Pengaruh bahan pengikat pada tablet. Penggunaan pada bahan pengikat PEG
uji sudut diam ini adalah semakin besar pada 4000 yang berlebihan bisa mengakibatkan
konsentrasi bahan pengikat PEG 4000 jadi massa menjadi basah serta granul yang
sudut diam pada granul akan semakin besar, manjadi keras (Voight, 1984). Biasanya tablet
hal ini diakibatkan oleh kecepatan alir suatu yang baik, bila memiliki kekerasan yang ideal
granul pada konsentrasi yang terbesar lebih yaitu kisaran 4-8 kg (Parrot, 1970). Kekerasan
lambat karena granulnya lebih lembab jika pada tablet yang ≤4 kg dapat diterima apabila
dibandingkan konsentrasi yang rendah. kerapuhan tabletnya tidak lebih dari batas
Uji Fisik Tablet Effervescent Ekstrak daftar yang ditetapkan. Semakin besar kadar
Herba Sirih Cina bahan pengikat maka akan semakin keras
Uji Organoleptis tabletnya. Pada formula I dengan kadar
Uji organoleptis dilaksanakan pengikat paling kecil menunjukkan hasil yang
menggunakan pancaindra mengenai bentuk, tidak memenuhi syarat kekerasan tablet ini
bau maupun warna sediaan tablet effervescent disebabkan besarnya kandungan bahan
herba sirih cina (Peperomia pellucida L.). pengisi laktosa pada formula I, meskipun
Hasil uji organoleptis tablet effervescent begitu formula I masih memenuhi standar
herba sirih cina ditunjukkan pada Tabel 4. karena kerapuhannya tidak melebihi batas.
Berdasarkan Tabel 4 hasil setiap formula Formula II menunjukkan hasil memenuhi
dalam penyimpanan 1 minggu tidak syarat dan formula III menunjukkan hasil
mengalami perubahan bentuk, warna, dan bau yang memenuhi syarat.
maka menunjukkan hasil yang stabil pada Uji Waktu Larut Tablet Effervescent
tablet. Tidak berubahnya tablet effervescent Herba Sirih Cina
herba sirih cina pada bentuk, warna, dan bau Waktu larut ialah parameter untuk
ini dipengaruhi adanya kandungan bahan mengevaluasi waktu yang dibutuhkan suatu
121
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia. Vol 19, No2, (2022). ISSN 1411-4283
Available online at: http://journals.ums.ac.id/index.php/pharmacon
tablet untuk dapat larut dalam air. dibawah 5% artinya semua formula
Berdasarkan Tabel 4 hasil uji waktu larut memenuhi syarat penyimpangan bobot rata-
formula dengan besar massa bahan pengikat rata (Wacana, 2016).
atau PEG 4000 paling banyak mempunyai Sedangkan berdasarkan perhitungan
waktu larut yang cenderung lebih lama seperti menurut Farmakope Indonesia 6
pada Formula III dengan kadar bahan menunjukkan tablet formula I, II, III tidak ada
pengikat sebesar 15% waktu larut yang yang melebihi penyimpangan kolom A lebih
dihasilkan 1 menit 45 detik. Sedangkan dari 2 tablet dan hanya formula II yang
formula dengan bahan pengikat paling sedikit menyimpang kolom B. Jadi, berdasarkan
seperti pada formula I dengan kadar bahan persyaratan Farmakope Indonesia 6 hanya
pengikat sebesar 10% waktu larut yang formula II yang tidak memenuhi syarat.
dihasilkan 1 menit 6 detik. Persyaratan waktu Uji Kerapuhan Tablet Effervescent Herba
larut yang ideal adalah kurang dari (<) 5 menit Sirih Cina
dimana tablet telah hancur seluruhnya serta Uji kerapuhan tablet dilaksanakan
mempunyai waktu larut yang ideal 1-2 menit bertujuan menilai dari efektivitas pada bahan
(Sutomo et al., 2020). Sedangkan Dari hasil pengikat di dalam tablet. Berdasarkan Tabel
pengujian statistik, diperoleh menunjukkan 4 uji kerapuhan diatas pada Formula III
hasil yang tidak signifikan atau tidak terdapat memiliki kadar kerapuhan paling sedikit
perbedaan antara ketiga formula yaitu pada sedangkan pada Formula I mempunyai kadar
formula I, formula II, formula III (p>0,05) kerapuhan yang paling besar, uji kerapuhan
Dari hasil uji waktu larut semua formula ini dipengaruhi pada besarnya kadar bahan
memenuhi syarat waktu alir yang ideal. pengikat pada formula. Semakin besar pada
Semakin besar kadar bahan pengikat PEG kadar bahan pengikat maka daya rekat yang
4000 dalam tablet maka waktu yang dimiliki semakin besar sehingga tidak mudah
diperlukan tablet larut akan menjadi lebih rapuh. Syarat kehilangan bobot adalah ≤1%
lama dibandingkan tablet dengan kadar bahan pada Tabel 4 hasil uji kerapuhan formula I, II,
pengikat yang semakin kecil waktu yang III memenuhi syarat. Dapat disimpulkan
dibutuhkan untuk larut lebih cepat semakin kecil kadar PEG 4000 pada tablet
dibandingkan dengan tablet yang kadar bahan maka akan semakin mudah rapuh pula
pengikatnya besar . tabletnya dan semakin besar kadar bahan
Uji Keseragaman Bobot Tablet pengikat maka tablet semakin tidak mudah
Effervescent Herba Sirih Cina rapuh. Bahan pengikat sangat berpengaruh
Berdasarkan perhitungan CV (coefisien dalam tingkat kerapuhan suatu tablet. Dari
of variation/ koefisien variasi) pada Tabel 4 hasil pengujian statistik menunjukkan hasil
menunjukkan formula I, formula II, dan yang signifikan atau terdapat perbedaan
formula III memiliki koefisien variasi
122
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia. Vol 19, No2, (2022). ISSN 1411-4283
Available online at: http://journals.ums.ac.id/index.php/pharmacon
123
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia. Vol 19, No2, (2022). ISSN 1411-4283
Available online at: http://journals.ums.ac.id/index.php/pharmacon
Daftar Pustaka
Angelina M., Amelia P., Irsyad M., Meilawati L. and Hanafi M., 2015, Karakterisasi Ekstrak
Etanol Herba Katumpangan Air (Peperomia pellucida L . Kunth), Biopropal Industri, 6
(2), 53–61.
Anshory H., Syukri Y. and Malasari Y., 2007, Formulasi tablet effervescent dari ekstrak
ginseng jawa (Talinum paniculatum) dengan variasi kadar pemanis aspartam, Jurnal
Ilmiah Farmasi, 4 (4), 43–48.
Bialangi N., Adam Mustapa M., Salimi Y.K., Widiantoro A., Boima Situmeang D., Kimia J.,
Mipa F., Negeri Gorontalo U., Farmasi J., Olah Raga dan Kesehatan F., Negeri
Tanjungpura U., Analis Kimia J. and Tinggi Analis Kimia Cilegon S., 2016,
Antimalarial activity and phitochemical analysis from Suruhan (Peperomia pellucida)
extract, Jurnal Pendidikan Kimia, 8 (3), 183–187.
Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Depkes RI, 2020, Farmakope Indonesis Edisi 6, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesis Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Fudholi A., 1983, Metodologi Formulasi dalam Kompresi, Medika Farma, Jakarta.
Ganesan V., Rosentrater K.. and Muthukumarappan K., 2008, Flowability and handling
characteristics of bulk solids and powders – a review with implications for DDGS,
Biosystems Engineering, 101 (4), 425–435.
Imansyah M.Z. and Hamdayani S., 2022, ji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Cina
(Peperomia pellucida L.) Terhadap Bakteri Propionibacterium acnes, Jurnal Kesehatan
Yamasi Makassar, 6 (1), 40–47.
Lee R.., 2001, Effervescent Tablets : Key Facts About A Unique, Effective Dossage Form.,
Amerilab Tecnologies, New Hope.
Lestari, A. B., & Natalia, L. (2007). Optimasi natrium sitrat dan asam fumarat sebagai sumber
asam dalam pembuatan granul effervescent ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza
Roxb) secara granulasi basah. Majalah Farmasi Indonesia, 18(1), 21-28.
Pakasi J.F., Momuat L.I. and Koleangan H.S.J., 2017, Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Tumbuhan Suruhan (Peperomia pellucida [L.] Kunth) Pada Asam Linoleat, Jurnal
MIPA, 6 (2), 86.
Parrot E.., 1970, Pharmaceutical Technology; Fundamental Pharmaceutics, Burges Pub. Co.,
Minneapolis, 17-18.
Raghavendra H.. and Kekuda P., 2018, Ethnobotanical Uses, Phytochemistry and
Pharmacological Activities of Peperomia Pellucida (L.) Kunth (Piperaceae)-a Review,
International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 10 (2), 1.
Rahma E. (2015)., 2015, Penentuan Koefisien Fenol Pembersih Lantai yang Mengandung
Pine Oil 2, 5% Terhadap Bakteri Pseudomonas aeruginosa.,. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah.
Retnaningsih A., Primadiamanti A. and Febrianti A., 2019, Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol
124
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia. Vol 19, No2, (2022). ISSN 1411-4283
Available online at: http://journals.ums.ac.id/index.php/pharmacon
125