Anda di halaman 1dari 19

GENERATOR SINKRON

1. Umum

Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang

mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik

diperoleh dari penggerak mula (prime mover) yang terkopel dengan rotor

generator, sedangkan energi listrik diperoleh dari proses induksi elektromagnetik

yang melibatkan kumparan rotor dan kumparan stator. Mesin listrik arus bolak-

balik ini disebut sinkron karena rotor berputar secara sinkron atau berputar dengan

kecepatan yang sama dengan kecepatan medan magnet putar.

Pada generator sinkron, arus searah dialirkan pada kumparan rotor yang

kemudian menghasilkan medan magnet rotor. Rotor dari generator akan diputar

oleh prime mover, menghasilkan medan magnet putar di dalam mesin. Pada stator

generator juga terdapat kumparan. Medan magnet putar menyebabkan medan

magnet yang melingkupi kumparan stator berubah secara kontinu. Perubahan

medan magnet secara kontinu ini menginduksikan tegangan pada kumparan stator.

Tegangan induksi ini akan berbentuk sinusoidal dan besarnya bergantung pada

kekuatan medan magnet serta kecepatan putaran dari rotor. Untuk membuat

generator tiga fasa, pada stator ditempatkan tiga buah kumparan yang terpisah

sejauh 120o satu sama lain, sehingga tegangan yang diinduksikan akan terpisah

sejauh 120o satu sama lain.


2. Konstruksi Generator Sinkron

Generator sinkron mempunyai dua komponen utama yaitu stator (bagian

yang diam) dan rotor (bagian yang bergerak). Bentuk gambaran sederhana

konstruksi generator sinkron diperlihatkan pada gambar 2.1.

Gambar 1 konstruksi sederhana generator sinkron

Pada stator, terdapat beberapa komponen utama, yaitu:

• Rangka stator

Rangka luar yang biasanya terbuat dari baja berfungsi untuk menyokong

struktur stator dan mempunyai kaki-kaki yang dipasang pada bagian fondasi.

Rangka stator ini dibuat kokoh untuk mengatasi perubahan beban secara tiba-tiba

atau hubung singkat tiga fasa.

• Inti stator

Inti stator menyediakan jalur permeabilitas yang tinggi untuk proses

magnetisasi. Inti stator dibuat berlaminasi untuk mengurangi rugi eddy current

dan juga rugi histeresis. Bahan-bahan non-magnetic atau penggunaan perisai fluks

yang terbuat dari tembaga juga digunakan untuk mengurangi stray loss.
• Slot

Slot merupakan tempat untuk meletakkan kumparan stator yang dibentuk

dengan sistem berbuku - buku.

• Kumparan stator

Kumparan stator merupakan tempat terbentuknya tegangan induksi pada

generator dan didesain untuk menghasilkan kutub-kutub elektromagnetik stator

yang sinkron dengan kutub magnet rotor.

Sedangkan pada bagian rotor terdapat tiga bagian utama, yaitu:

• Collector ring atau slip ring

Collector ring merupakan cincin logam yang melingkari poros rotor, tetapi

dipisahkan oleh isolasi tertentu. Bagian ini merupakan bagian yang terhubung

dengan sumber arus searah yang untuk selanjutnya dialirkan menuju kumparan

rotor.

• Kumparan rotor

Kumparan rotor merupakan bagian yang dialiri arus searah sebagai sumber

medan magnet melalui sistem eksitasi tertentu.

• Poros

Poros merupakan tempat untuk meletakkan kumparan rotor dan

merupakan bagian yang terkopel dengan dan diputar oleh prime mover.
3. Prinsip Kerja Generator Sinkron

Gambar 2 Prinsip Kerja Generator Sinkron

Secara umum, Prinsip kerja generator sinkron sebagai berikut:

1. Kumparan medan yang terdapat pada rotor dihubungkan dengan sumber

eksitasi yang akan mensuplai arus searah terhadap kumparan medan.

Dengan adanya arus searah yang mengalir melalui kumparan medan maka

akan menimbulkan fluks.

2. Penggerak mula (Prime Mover) yang sudah terkopel dengan rotor segera

dioperasikan sehingga rotor akan berputar pada kecepatan nominalnya.

3. Perputaran rotor akan memutar medan magnet yang dihasilkan oleh

kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan pada rotor akan

diinduksikan pada kumparan jangkar sehingga pada kumparan jangkar

yang terletak pada stator akan menghasilkan fluks magnetik yang berubah-

ubah besarnya terhdap waktu. Adanya perubahan fluks magnetik yang

melingkupi suatu kumparan akan menimbulkan GGL induksi pada ujung

kumparan tersebut.
Frekuensi elektris yang dihasilkan generator sinkron adalah sinkron

dengan kecepatan putar generator. Rotor generator sinkron terdiri atas rangkaian

elektromagnet dengan suplai arus DC. Medan magnet rotor bergerak pada arah

putaran rotor. Hubungan antara kecepatan putar medan magnet pada mesin

dengan frekuensi elektrik pada stator adalah:

𝑛 𝑃
ƒ= 𝑥 ................... 2.1
60 2

Dimana: f = frekuensi listrik (Hz)

n = kecepatan putar rotor (rpm)

p = jumlah kutub magnet

P/2 = jumlah pasang kutub

Oleh karena rotor berputar pada kecepatan yang sama dengan medan

magnet, persamaan diatas juga menunjukkan hubungan antara kecepatan putar

rotor dengan frekuensi listrik yang dihasilkan. Agar daya listrik dibangkitkan

tetap pada frekuensi 50Hz atau 60 Hz, maka generator harus berputar pada

kecepatan tetap dengan jumlah kutub mesin yang telah ditentukan. Sebagai contoh

untuk membangkitkan 60 Hz pada mesin dua kutub, rotor arus berputardengan

kecepatan 3600 rpm.Untuk membangkitkan daya 50 Hz pada mesin empat kutub,

rotor harus berputar pada 1500 rpm.

4. Reaksi Jangkar Generator Sinkron

Saat generator sinkron bekerja pada beban nol tidak ada arus yang

mengalir melalui kumparan jangkar (stator), sehingga yang ada pada celah udara

hanya fluksi arus medan rotor. Namun jika generator sinkron diberi beban, arus
jangkar Ia akan mengalir dan membentuk fluksi jangkar. Fluksi jangkar ini

kemudian mempengaruhi fluksi arus medan dan akhirnya menyebabkan

berubahnya harga tegangan terminal generator sinkron. Reaksi ini kemudian

dikenal sebagai reaksi jangkar. Model reaksi jangkar tampak pada Gambar 2.3.

Pengaruh yang ditimbulkan oleh fluksi jangkar dapat berupa distorsi,

penguatan (magnetising), maupun pelemahan (demagnetising) fluksi arus medan

pada celah udara. Perbedaan pengaruh yang ditimbulkan fluksi jangkar tergantung

kepada beban dan faktor daya beban, yaitu :

a. Untuk beban resistif (COSφ = 1 )

Pengaruh fluksi jangkar terhadap fluksi medan hanyalah sebatas

mendistorsinya saja tanpa mempengaruhi kekuatannya (cross

magnetising).

b. Untuk beban induktif murni (COSφ = 0 lag)

Arus akan tertinggal sebesar 90𝑜 dari tegangan. Fluksi yang dihasilkan

oleh arus jangkar akan melawan fluksi arus medan. Dengan kata lain

reaksi jangkar akan demagnetising artinya pengaruh raksi jangkar akan

melemahkan fluksi arus medan.

c. Untuk beban kapasitif murni (COSφ = 0 lead)

Arus akan mendahului tegangan sebesar 90𝑜. Fluksi yang dihasilkan oleh

arus jangkar akan searah dengan fluksi arus medan sehingga reaksi jangkar

yang terjadi akan magnetising artinya pengaruh reaksi jangkar akan

menguatkan fluksi arus medan.


d. Untuk beban tidak murni (induktif/kapasitif)

Pengaruh reaksi jangkar akan menjadi sebagian magnetising dan sebagian

demagnetising. Saat beban adalah kapasitif, maka reaksi jangkar akan

sebagian distortif dan sebagian magnetising. Sementara itu saat beban

adalah induktif, maka reaksi jangkar akan sebagian distortif dan sebagian

demagnetising. Namun pada prakteknya beban umumnya adalah induktif.

Gambar 3. Model Reaksi Jangkar

Keterangan gambar :

a) Medan magnet yang berputar akan menghasilkan tegangan induksi 𝐸𝐴𝑚𝑎𝑥

b) Tegangan resultan menghasilkan arus lagging saat generator berbeban

induktif

c) Arus stator menghasilkan medan magnet sendiri 𝐵𝑆 dan tegangan

𝐸𝑠𝑡𝑎𝑟𝑡 pada belitan stator


d) Vektor penjumlahan 𝐵𝑆 dan 𝐵𝑅 yang menghasilkan 𝐵𝑛𝑒𝑡 dan

penjumlahan 𝐸𝑠𝑡𝑎𝑟𝑡 dan 𝐸𝐴𝑚𝑎𝑥 menghasilkan VΦ pada outputnya.

5. Generator Sinkron Tanpa Beban

Dengan memutar generator sinkron pada kecepatan sinkron dan rotor

diberi arus medan (If), maka tegangan (E0) akan terinduksi pada kumparan

jangkar stator. Bentuk hubungannya diperlihatkan pada persamaan berikut.

E0 = c.n.Φ ................... 2.2

Dimana : c = konstanta mesin

n = putaran sinkron

Φ = fluks yang dihasilkan oleh If

Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator,

karenanya tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh

arus medan (If). Apabila arus medan (If) diubah-ubah harganya, akan diperoleh

harga E0 seperti yang terlihat pada kurva sebagai berikut.

Bila besarnya arus medan dinaikkan, maka tegangan output juga akan naik

sampai titik saturasi (jenuh) seperti diperlihatkan pada gambar 4 berikut.

(a) (b)

Gambar 4 (a) Kurva Karakteristik Generator Sinkron Tanpa Beban

(b) Rangkaian Ekivalen Generator Sinkron Tanpa Beban


Persamaan umum generator tanpa beban adalah :

E0 = VΦ + Ia (Ra + jXs) ................... 2.3

Dimana: Ea = tegangan induksi pada jangkar per phasa (Volt)

VΦ = tegangan terminal output per phasa (Volt)

Ra = resistansi jangkar per phasa (ohm)

Xs = reaktansi sinkron per phasa (ohm)

6. Generator Sinkron Berbeban

Bila generator diberi beban yang berubah – ubah maka besarnya tegangan

terminal Vt akan berubah – ubah pula. Hal ini disebabkan adanya :

• Jatuh tegangan karena resistansi jangkar (Ra)

• Jatuh tegangan karena reaktansi bocor jangkar (XL)

• Jatuh tegangan karena reaksi Jangkar

Gambar rangkaian dan karakteristik generator sinkron berbeban

diperlihatkan pada gambar 5 berikut ini.

(b) (b)

Gambar 5 (a) Kurva Karakteristik Generator Berbeban

(b) Rangkaian Ekivalen Generator Sinkron Berbeban


Persamaan tegangan pada generator berbeban adalah:

Ea = VΦ + IaRa + j IaXs ................... 2.4

Xs = XL + Xa ................... 2.5

Dimana: Ea = tegangan induksi pada jangkar per phasa (Volt)

VΦ = tegangan terminal output per phasa (Volt)

Ra = resistansi jangkar per phasa (ohm)

Xs = reaktansi sinkron per phasa (ohm)

XL = reaktansi bocor per phasa (ohm)

Xa = reaktansi reaksi jangkar per phasa (ohm)

7. Generator Sinkron Tiga Phasa Beban Seimbang

Yang dimaksud dengan keadaan seimbang adalah suatu keadaan dimana :

1. Ketiga vektor arus dan tegangan sama besar

2. Ketiga vektor saling membentuk sudut 1200 satu sama lain.

Rangkaian beban tiga fasa seimbang terhubung Y dapat dilihat pada

Gambar .1.

Gambar 6. Sistem Beban Tiga Fasa Seimbang Terhubung Y Beserta

Diagram Fasornya
Pada keadaan seimbang, impedansi beban pada masing-masing fasanya

adalah sama besar, sehingga dapat dituliskan seperti Persamaan 2.6 berikut :

𝑍̃𝑎 = 𝑍̃𝑏 = 𝑍̃𝑐 = 𝑅 + jX = |𝑍| < 𝜃 ................... 2.6

Dalam hubungan Y, arus line sama dengan arus fasa, hal tersebut dapat

ditentukan dengan Persamaan 2.7, Persamaan 2.8 dan Persamaan 2.9 berikut :

𝑉𝑎𝑛
𝐼⃑ 𝑎′𝑎 = 𝐼⃑𝑎𝑛 = Z𝑎
................... 2.7

𝑉𝑏
𝐼⃑ 𝑏′𝑏 = 𝐼⃑ 𝑏𝑛 = Z𝑏 ................... 2.8

𝑉𝑐𝑛
𝐼⃑ 𝑐′𝑐 = 𝐼⃑ 𝑐𝑛 = Z𝑐 ................... 2.9

Rangkaian beban tiga fasa seimbang terhubung delta (∆) dapat dilihat pada

Gambar 7.

Gambar 7. Sistem Beban Tiga Fasa Seimbang Terhubung ∆ Beserta

Diagram Fasornya

Dalam hubungan ∆ , arus fasa dapat ditentukan dengan Persamaan 2.10,

Persamaan 2.11 dan Persamaan 2.12 berikut :

𝑉
𝐼⃑ 𝑎𝑏 = Z𝑎 ................... 2.10
𝑎𝑏
𝑉
𝐼⃑ 𝑏𝑐 = Z𝑏 ................... 2.11
𝑏𝑐

𝑉
𝐼⃑ 𝑐𝑎 = Z𝑐𝑎 ................... 2.12
𝑐𝑎

Sedangkan untuk arus linenya dapat ditentukan dengan menerapkan

hukum Kirchoff seperti tampak pada Persamaan 2.13, Persamaan 2.14 dan

Persamaan 2.15 berikut :

𝐼⃑ 𝑎′𝑎 = 𝐼⃑ 𝑎𝑏 + 𝐼⃑ 𝑎𝑐 = 𝐼⃑ 𝑎𝑏 − 𝐼⃑𝑐𝑎 ................... 2.10

𝐼⃑ 𝑏′𝑏 = 𝐼⃑ 𝑏𝑎 + 𝐼⃑ 𝑏𝑐 = 𝐼⃑ 𝑏𝑐 − 𝐼⃑ 𝑎𝑏 ................... 2.11

𝐼⃑ 𝑐′𝑐 = 𝐼⃑ 𝑐𝑎 + 𝐼⃑ 𝑐𝑏 = 𝐼⃑ 𝑐𝑎 − 𝐼⃑ 𝑏𝑐 ................... 2.12

8. Generator Sinkron Tiga Phasa Beban Tidak Seimbang

Yang dimaksud dengan keadaan yang tidak seimbang adalah keadaan

dimana salah satu atau kedua syarat keadaan seimbang tidak dipenuhi.

Kemungkinan keadaan tidak seimbang ada tiga yaitu :

1. Ketiga vektor sama besar tetapi tidak membentuk sudut 1200 satu sama

lain.

2. Ketiga vektor tidak sama besar tetapi membentuk sudut 1200 satu sama

lain.

3. Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak membentuk sudut 1200 satu

sama lain.
Gambar 8 : (a) Menunjukkan vektor diagram arus dalam keadaan seimbang. Di

sini terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR, IS , IT)

adalah sama dengan nol sehingga tidak muncul arus netral (I).

Sedangkan pada,

(b) Menunjukkan N vektor diagram arus yang tidak seimbang. Di

sini terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR, IS, IT )

tidak sama dengan nol sehingga muncul sebuah besaran yaitu arus

netral (IN) yang besarnya bergantung dari seberapa besar faktor

ketidakseimbangannya.
Penyelesaian beban tidak seimbang untuk hubungan delta dapat disamakan

dengan keadaan seimbang. Sedangkan untuk hubungan bintang, penyelesaiannya

adalah sebagai berikut :

Pada sistem 3 fasa – 4 kawat, masing – masing fasa akan mengalirkan arus

yang tidak seimbang menuju netral. Sedangkan pada sistem tiga fasa – tiga kawat,

akan menghasilkan tegangan pada beban yang berubah cukup signifikan dan

memunculkan suatu netral yang berbeda dari netral yang semestinya.

Gambar 9. Beban Tiga Fasa Tidak Seimbang Terhubung Bintang Pada

Sistem Tiga Fasa - Empat Kawat dan Sistem Tiga Fasa - Tiga Kawat

Berdasarkan Gambar 9 diatas, pada sistem tiga fasa - empat kawat berlaku

persamaan-persamaan seperti Persamaan 2.13, Persamaan 2.14, Persamaan 2.15

dan Persamaan 2.16 berikut :

𝑉𝑎𝑛
𝐼⃑ 𝑎 = ................... 2.13
Z𝑎

𝑉𝑏
𝐼⃑ 𝑏 = ................... 2.14
Z𝑏

𝑉𝑐𝑛
𝐼⃑ 𝑐 = ................... 2.15
Z𝑐

𝐼⃑𝑛 = (𝐼⃑𝑎 + 𝐼⃑𝑏 + 𝐼⃑𝑐 ) ................... 2.16


Sedangkan pada sistem tiga fasa – tiga kawat, rangkaian tersebut dapat

diselesaikan dengan persamaan loop berikut ini :

Loop 1 : (𝑍𝑎 + 𝑍𝑏)𝐼⃑1 − 𝑍𝑏𝐼⃑2 = 𝑉𝑎𝑏 ................... 2.17

Loop 2 : −𝑍𝑏 𝐼⃑1 + (𝑍𝑏 + 𝑍𝑐 )𝐼⃑2 = 𝑉𝑏𝑐 ................... 2.18

Dari Persamaan 2.17 dan Persamaan 2.18 dapat dicari fasor 𝐼⃑1 dan 𝐼⃑2,

kemudian arus line dapat dicari dengan Persamaan 2.19, Persamaan 2.20 dan

Persamaan 2.21 berikut ini :

................... 2.19
𝐼⃑ 𝑎= 𝐼⃑ 1

𝐼⃑ 𝑏 = 𝐼⃑ 2 − 𝐼⃑ 1 ................... 2.20

𝐼⃑ 𝑐 = −𝐼⃑ 2 ................... 2.21

Sedangkan tegangan pada setiap impedansi beban dapat ditulis seperti

pada Persamaan 2.22, Persamaan 2.23 dan Persamaan 2.24 berikut ini :

𝑉𝑎0 = 𝐼⃑𝑎 − 𝑍𝑎 ................... 2.22

𝑉𝑏0 = 𝐼⃑𝑏 − 𝑍𝑏 ................... 2.23

𝑉𝑐0 = 𝐼⃑𝑐 − 𝑍𝑐 ................... 2.24

Dalam penulisan ini, rugi-rugi tembaga kumparan jangkar pada kondisi

tidak seimbang dianalisa dengan metode komponen simetris. Oleh karena itu,

diperlukan uraian mengenai metode komponen simetris.

9. Rating Temperatur dan Metode Pengukuran Temperatur Generator Sinkron

National Electrical Manufacturing Association (NEMA) mendefinisikan

temperature rise adalah kenaikan temperatur diatas temperature ambient.

Temperature ambient yaitu temperatur udara disekeliling motor atau dapat


dikatakan sebagai suhu ruangan. Penjumlahan dari temperature rise dan

temperature ambient adalah panas keseluruhan panas pada motor. Kelas isolasi

temperature pada Generator sinkron dijelaskan oleh tabel berikut :

Tabel 1 Temperature rise for large motors with 1.0 sevice factor

Insulation Class and Temperatur


No Motor Rating Rise 0C
A B F H
1 All horsepower (or kW) ratings 60 80 105 125

2 1500 hp (1120 kW) and less 70 90 115 140

Over 1500 hp (1120 kW) and 7000


3 65 85 110 135
volt or less

Over 1500 hp (1120 kW) and over


4 60 80 105 125
7000 volt

Faktor penyebab rusaknya isolasi winding adalah panas yang berlebih

pada motor. Panas berlebih yang berlangsung lama pada lilitan akan

menyebabkan stress pada lilitan dan isolasi kawat menjadi rapuh. Jika dibiarkan

terlalu lama akan menyebabkan isolasi pada lilitan akan retak. Jika gejala ini

disertai dengan munculnya partial discharge maka proses penuaan isolasi akan

semakin cepat. Berdasarkan penelitian NEMA usia dari isolasi winding akan

berkurang setengahnya setiap kenaikan 100C dari kondisi normal kerja motor.

Akan tetapi jika generator harus beroperasi 400C di atas temperature normal

maka umur isolasinya menjadi 1/16 dari umur normal yang diperkirakan. Oleh

sebab itu mesin-mesin listrik yang digunakan pada dunia industri menggunakan

alat proteksi untuk mengatasi panas lebih pada motor seperti thermal overload

relay. Sehingga apabila terjadi overheating pada motor relai akan segera bekerja

sehinngga dapat meminimalkan kerusakan pada isolasi motor.


Berikut ini adalah metode dalam menentukan temperatur generator sinkron

[4] yaitu :

a. Menggunakan thermocouple

Metode ini adalah penentuan suhu dengan sensor suhu, atau dengan

termokopel, dengan metode ini instrumen diterapkan pada bagian terpanas dari

mesin yang dapat diakses .

b. Mengunakan Embedded Detector

Metode ini adalah penentuan suhu dengan termokopel atau resistensi

detektor suhu yang diletakkan ke dalam mesin sesuai dengan ANSI C50.10-1977

atau NEMA MG1-1978

c. Mengukur Tahanan Lilitan motor

Penentuan temperature dengan metode ini yaitu dengan membandingkan

tahanan lilitan motor pada temperature yang ingin ditentukan dengan tahanan

yang sudah diketahui temperaturnya. Temperature tahanan yang ingin ditentukan

dapat dihitung dengan persamaaan :


𝑅𝑡 − 𝑅𝑏
𝑇=𝑇 ( ) (𝑇 + 𝑘) ................... 2.25
𝑡 𝑏 𝑏
𝑅𝑏

Dimana : Tt : Temperatur total lilitan (oC)

Tb : Temperatur pada saat motor dingin (oC)

Rt : Tahanan pada saat motor panas (ohm)

Rb : Tahanan pada saat motor dingin (ohm)

K : 234.5 ( konstanta untuk bahan tembaga ) (oC)

225 ( konstanta untuk bahan aluminium ) (oC)


d. Menggunakan Pendeteksi Temperatur Lokal

Dengan pendeteksi temperature lokal berbagai panas bagian mesin dapat

ditentukan dengan menggunakan detektor ini. Detektor ini ditempatkan di dekat

bagian dimana suhu lokal akan diukur . Contoh detektor suhu local, sensor

inframerah, termokopel, termometer resistensi kecil, dan termistor. Detector ini

sering dipasang sebagai bagian permanen dari mesin.

10. Thermometer Infrared

- PRINSIP KERJA

Termometer inframerah mengukur permukaan temperatur dari benda

(target). Optik dari termometer mendeteksi energi inframerah yang telah

dikumpulkan dan difokuskan pada detrektor dan diterjemahkan ke dalam bentuk

informasi suhu yang dapat dibaca di display (interface). Laser disini hanya

digunakan untuk membidisk target yang akan diukur.

- AKURASI

Termometer inframerah ditandai dengan spesifikasi termasuk akurasi dan

cakupan sudut. Instrumen sederhana mungkin memiliki kesalahan pengukuran

sekitar ± 2 ° C / ± 4 ° F).

- Kelebihan Termometer Infra merah

1. Non-kontak pengukuran temperatur tidak berpengaruh pada objek yang

diukur.

2. cepat respon dan pergerakan benda dapat diukur dan suhu transien.

3. keakuratan pengukuran, resolusi tinggi kecil.

4. rentang pengukuran besar


5. suhu pengukuran wilayah kecil.

6. bisa menjadi titik waktu yang sama, garis, suhu permukaan.

7. dapat diukur suhu mutlak, kelembaban relatif dapat diukur.

- kelemahan Termometer Infra merah

1. Paparan terhadap pengaruh temperatur pada suhu objek yang diukur.

2. Tidak cocok untuk mengukur suhu transien.

3. Tidak mudah untuk mengukur benda bergerak.

4. Rentang pengukuran tidak cukup luas, dan perlengkapan.

5. Tidak cocok untuk mengukur beracun, tekanan tinggi, dan kesempatan

berbahaya.

Anda mungkin juga menyukai