1. Pendahuluan
Operasi pada sistem transmisi bergantung pada peralatan proteksi untuk mendeteksi
kondisi gangguan dan menutus peralatan yang mengalami kerusakan. Peralatan proteksi harus
melindungi manusia dan perlengkapan sistem tenaga dari kerusakan, baik kerusakan yang
disebabkan oleh kegagalan peralatan, kecelakaan, kondisi cuaca, atau kesalahan operasi oleh
personil yang terlibat. Peralatan proteksi yang paling penting untuk sistem transmisi adalah
circuit breaker (CB)/ pemutus daya, disconnect switch/ sakelar pemisah, dan relay untuk
mengindera kondisi gangguan.
Gambar 10.1 In terup si aru s h u bung s ingka t, (a) ra ngkaian, (b ) pem isah an kon ta k, (c)gelomb ang aru s da n
tegangan.
Akan tetapi, jika resistansi dalam arc mendadak bertambah, arus turun mendekati nol,
itu akan menyebabkan arus mencapai nol secara prematur, itu akan menyebabkan transien lain
dan menghasilkan tegangan lebih dikarenakan perubahan arus yang besar pada rangkaian
induktif. Tegangan ini disebut tegangan recovery voltage. Arc yang terbentuk pada ¼ siklus
disebut reignition, dan arc yang terbentuk kembali setelah ¼ siklus pertama disebut restrike.
Pada CB biasa, siklus tersebut mungkin akann terulang beberapa kali. Namun pada
akhirnya arc padam secara permanen dan interupsi rangkaian selesai. Rasio X/R rangkaian
yang tinggi menyebabkan arc lebih sulit untuk dipadamkan.
Masalah khusus terjadi dalam interupsi arus leading kapasitor dan jaringan transmisi
pada keadaan tanpa beban. Disini, pada arus nol pertama pada arc arus leading, interupsi
berlangsung dengan mudah. Ini disebabkan karena kapasitor mempertahankan tegangan sesaat
sumber disaat arus nol, dan untuk beberapa ratus milisekon kemudian tegangan antara kontak
CB menjadi rendah.
Karenanya interupsi terlihat tercapai saat arus nol meskipun faktanya jarak antara
kontak sangat kecil. Namun ¼ siklus kemudian tegangan sistem terbalik, dan ¼ siklus
selanjutnya tegangan pada CB hampir menjadi dua kalinya. Jika CB dapat menahan tegangan
tanpa terjadi restriking, maka proses interupsi telah berkhir. Saat arus tinggi, arc muncul dan
jumlah gas panas bertambah banyak. Oleh karena itu, jarak yang pendek antara kontak tidak
dapat menahan tegangan dan menyebabkan restrike ketika ½ siklus setelah interupsi pertama.
Restrike berlangsung hanya ½ siklus setelah interupsi pertama, kapasitor memiliki
muatan yang polaritasnya berlawanan dengan tegangan sistem. Arus yang mengalir dibatasi
oleh induktansi rangkaian. Dikarenakan kapasitansi, overshot tegangan ditandai dengan
perbedaan awal. Sebagai hasilnya, tegangan dapat mencapai minus 3E tepat pada saat arus
transien mencapai nol.
Maka dari itu lebih sulit menginterupsi kapasitor dan saluran transmisi tanpa beban
daripada arus lagging. Karena menghasilkan tegangan yang tinggi. Modern CB memiliki fitur
tambahan untuk interupsi arus leading.
Energi yang ditransfer antara kontak membuat medium mencapai temperatur 30000o K
dan tekanan tinggi dengan sangat cepat. Hasilnya ekspansi pada medium dan bahkan ledakan.
Kombinasi mekanik yang tinggi dan arc dapat menyebabkan getaran disekitar CB ketika
beroperasi.
Kerugian CB gas SF6 adalah biayanya yang relatif tinggi, namun beberapa tahun
terakhir dapat dikurangi.
CB gas SF6 tersedia dalam bentuk live-tank, dead-tank, atau grounded tank. Live-tank
berarti proses interupsi terjadi dalam wadah yang bertegangan. CB jenis ini memiliki ruang
penginterupsi yang dipasang diatas isolasi dan ditempatkan pada tegangan tinggi.
Penginterupsi dengan desain modular dapat dihubungkan seri untuk pengoperasian pada level
tegangan yang lebih tinggi.
Dead-tank berarti proses interupsi berada dalam wadah yang telah ditanahkan dan trafo
arus ditempatkan pada kedua sisi kontak. Dengan demikian pemeliharaan penginterupsi berada
pada permukaan tanah dan memiliki kemampuan menahan getaran seismik yang lebih baik
dari live-tank. Namun, pada tipe ini membutuhkan gas isolasi supaya terdapat cukup isolasi
antara penginterupsi dengan wadah yang telah ditanahkan. Modular dead-tank telah
dikembangkan untuk integrasi gardu unduk gas SF6.
Grounded tank berarti proses interupsi berlangsung dalam wadah yang sebagian pada
tegangan line dan sebagian lagi ditanahkan. Evolusi desain grounded tank menghasilkan
instalasi penginterupsi CB live tank ke dalam desain CB dead-tank.
CB gas SF6 tersedia dalam semua untuk semua rentang tegangan dari 144 sampai 765
kV bahkan lebih, arus kontinyu sampai 8000 A. Rating penginterupsi simetri sampai 63 kA
pada 765 kV, dan 80 kA pada 230 kV.
Namun demikian tipe pupper memiliki kapasitas penginterupsi yang lebih rendah
(sekitar 50 kA) dari tipe dead-tank karena mekanisme operasi yang terlau masif ketika
dibangun untuk kapasitas interupsi yang sama.
Gambar 10.2 d ead tan k C B SF6 3 kutu b 245 kV dengan p engin terups i 80 - kA (cou rtes y ABB corporation.)
Gambar 10.3 live -tan k C B SF6 kutub tunggal 138 kV (Cou rtes y ABB corporation .)
Pada CB tegangan ekstra tinggi modern memiliki rentang waktu rata-rata sekitar 2
siklus mulai dari waktu relay aktif sampai selesainya proses interupsi gangguan. Waktu kliring
tersebut dibutuhkan dalam banyak kejadian seperti untuk menjaga stabilitas ketika gangguan
terjadi pada sistem. Gangguan selama sembilan siklus atau lebih umumnya menimbulkan
ketidakstabilan sistem.
Namun, hal ini penting duntuk dicatat karena hanya komponen AC pada arus gangguan
yang dimasukkan ke dalam persamaan diatas. Juga, nilai gangguan MVA diatas biasanya
diartikan sebagai fault level.
Gelombang arus asimetri secara bertahap berkurang hingga menjadi arus simetri.
Rating berkurangnya komponen dc ditentukan oleh X/R atau R/L sistem yang mensuplai arus.
Time constant untuk komponen DC dapat ditentukan dari:
Atau
𝑐𝑖𝑟𝑐𝑢𝑖𝑡 (𝐿⁄𝑅 )
𝑇𝑑𝑐 = 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠
2𝜋
𝐼𝑓(𝑑𝑐),𝑚𝑎𝑥 = √2𝐼"𝑓
𝐼"𝑚𝑎𝑥 = 2𝐼𝑓(𝑑𝑐).𝑚𝑎𝑥,
atau
𝐼"𝑚𝑎𝑥 = √2𝐼"𝑓
Atau
Arus momentary rms adalah arus rms total yang mencantumkan kedua komponen (AC
maupun DC) dan dapat dicari dengan persamaan:
𝐼𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑟𝑦 = 1.6𝐼𝑓.𝑟𝑚𝑠′
Persamaan diatas digunakan untuk CB dengan tegangan 115 kV keatas. CB harus dapat
bertahan dari arus rms ini saat setengah siklus pertama setelah gangguan terjadi. Jika If,rms
diukur dalam peak ampere, maka arus puncak momentary dapat ditulis dengan persamaan
𝐼𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑟𝑦 = 2.7𝐼𝑓,𝑟𝑚𝑠.
Contoh 10.1
Sebuah sistem tenaga ditunjukkan oleh gambar 10.4 dan diasumsikan generator dalam
keadaan tidak berbeban dan berjalan pada rating tegangan dengan CB terbuka pada bus 3. Nilai
reaktansi generator adalah X1=X2=Xd”=0,14 pu dan X0= 0,08 pu berdasarkan ratingnya.
Impedansi transformator adalah Z1=Z2=Z0= j0,10 pu berdasarkan ratingnya. Jaringan transmisi
TL23 memiliki impedansi komponen simetri Z1=Z2=j 0,03 pu dan Z0= j 0,09 pu 25 MVA dipilih
sebagai MVA base dan 13,8 kV dan 138 kV sebagai base tegangan rendah dan base tegangan
tinggi. Jika gangguqan terjadi pada bus 1, tentukan arus gangguan subtransien untuk gangguan
tiga fasa dalam pu dan ampere.
Penyelesaian:
Arus gangguan subtransien untuk gangguan tiga fasa yang berlokasi di bus 1 adalah:
𝐸𝑔 1,00𝑜
|𝐼𝑓 "| = = = −𝑗 7,143 𝑝𝑢
𝑋" 𝑗0,14
𝑠𝐵 25.000 𝑘𝑉𝐴
𝐼𝐵(𝐿𝑉) = = = 1.045,92 𝐴
√3𝑉𝐵(𝐿𝑉) √3(13,8 𝑘𝑉)
Contoh 10.2
Penyelesaian:
Gambar 10.5 Aru s gangguan as imetri I f dengan komponen aru s s imetri I f ( a c ) dan arus komponen dc If(dc)
6. Load-Break Switch
Load-break (disconnect) switch dapat menginterupsi arus beban normal, tetapi tidak
dengan arus gangguan. LBS menyediakan kemampuan pensakelaran tanpa CB. Sakelar tembok
merupakan LBS yang paling umum. Umumnya, penginterupsi ini tidak dalam kerja kontinyu
dalam mengalirkan arus beban. LBS memiliki kemampuan menginterupsi yang terbatas dan
digunakan untuk jaringan, transformator, kapasitor, dan pensakelaran reactor.
LBS untuk tegangan menengah dan tinggi menggunakan penginterupsi yang telah
dibuat kedalam sakelar untuk memutus arus beban sebelum sakelar memutus dan lengan ayun
terbuka. LBS tegangan tinggi yang terbaru, dilengkapi dengan penginterupsi SF6, dapat
memutus arus gangguan signifikan dan mematuhi sinyal relay proteksi. Kebanyakan LBS
menggunakan motor untuk membuka dan menutup kontak, tetapi penginterusi dioperasikan
dengan pegas bertekanan tinggi.
7. Switchgear
Switchgear istilah umum yang mencakup peralatan pensakelaran dan interpsi, juga
peralatan rakitannya dengan kontrol, metering, proteksi, dan perlengkapan pengatur dengan
diasosiasikan sebagai struktur interkoneksi dan pendukung. Switchgear digunakan dalam
instalasi industri, komersial, dan utiliti. Dapat digunakan pada tegangan 34,5 kV, dan rating
heavy-duty sampai dengan arus kontinyu 6000A.
Switchgear dapat dalam bentuk metal-clad, metal-enclosed, atau isolated-phase metal-
enclosed switchgear. Dalam metal-clad switchgear biasanya dalam bentuk perlengkapan
elektrik rakitan pabrik yang dibutuhkan untuk mengontrol rangkaian individu termasuk bus,
CB, peralatan pemutus, trafo arus dan tegangan, kontrol, instrumen, dan relay. Switchgear
digunakan untuk rangkaian kapasitas rendah dan menengah, untuk instalasi indoor dan outdoor
pada 345 kV dan dibawahnya.
Di dalam metal-enclosed switchgear, setiap fasanya diisolasi dalam housing metal yang
terpisah. Ini adalah yang paling praktis, paling aman dan paling ekonomis desain dalam hal
mencegah gangguan antar fasa. Switchgear bisa digunakan untuk menjalankan 2 fungsi
berikut:
1. Dalam kondisi normal, ini digunakan untuk menjalankan sejumlah operasi switcing
secara rutin.
2. Dalam kondisi tidak normal, ini digunakan untuk memutus bagian secara otomatis
dari sistem yang bermasalah untuk mencegah kerusakan yang berlebihan dan untuk
membatasi masalah sekecil mungkin dari sistem
1. Memutuskan dan mengisolasi beberapa bagian dari peralatan untuk penggantian atau
perbaikan.
2. Memutuskan generator dari sistem ketika tidak lagi diperlukan untuk melayani beban.
3. Mengisolasi regulator menggunakan switch gear.
4. Mem bypass CB menggunakan switchgear.
5. Membalikkan berbagai macam operasi menggunakan switchgear.
Definisi yang paling tepat, “switchgear terhubung langsung” definisinya juga meliputi
perangkat berikut, termasuk CB, saklar pemutus atau perangkat pemutus. Fuse, trafo
instrument, bus, dan semua penghubung komponen ini dan bangunan penopang, isolator, atau
housing.
Perangkat switchgear yang lain mungkin ditempatkan pada jarak tertentu dari rangkaian
yang dapat diidentifikasi. Rangkainnya termasuk indicator (misalnya, alat sinyalir, lampu
sinyal, atau instrument, saklar kontrol, pengukur, relay proteksi dan relay kontrol, relay
tegangan generator), dan panel pada rangkaian yang dipasang.
1. Untuk meminimalisir waktu dan gangguan elemen efektif pada operasi normal dari
sistem tenaga.
2. Untuk meminimalisir dan mencegah kerusakan elemen defektif. (Dengan demikian,
mengurangi waktu dan biaya dari perbaikan dan memungkinkan restorasi elemen lebih
cepat untuk pelayanan.)
3. Untuk memaksimalkan daya yang dapat ditransfer pada sistem tenaga.(High-speed
clearing dari gangguan berarti untuk mencapai transfer daya yang lebih tinggi dan itu
berarti penundaan investasi fasilitas transmisi tambahan.)
1. Realibilty, ini adalah ukuran dari tingkatan sistem proteksi akan berfungsi dengan baik
dalam hal yang diandalkan (yaitu, beroperasi dengan benar ketika dibutuhkan) dan
keamanan (yaitu, menghindari operasi yang tidak perlu)
2. Selectivity, kualitas dimana sistem proteksi dibedakan antara untuk yang beroperasi
dan yang tidak harus beroperasi . dengan kata lain, pemilihan dari sistem proteksi
adalah kemampuan untuk mengenali gangguan dan jumlah minimal CB trip untuk
menghilangkan gangguan. Sistem proteksi dirancang baik harus menyediakan
kontinuitas maximum dari pelayanan dengan sitem pemutusan minimum.
3. Speed, kemampuan sistem proteksi untuk memutus elemen sistem gangguan secepat
mungkin dengan waktu gangguan minimum dan kerusakan peralatan minimum. Karena
itu, relay proteksi harus beroperasi pada speed yang dibutuhkan. seharusnya tidak
terlalu lambat, yang dapat mengakibatkan kerusakan pada peralatan, atau terlalu cepat,
yang dapat mengakibatkan operasi yang tidak diinginkan selama gangguan transien.
Kecepatan operasi juga memiliki efek langsung pada umumnya stabilitas sistem tenaga.
Gangguan dengan waktu singkat diizinkan untuk bertahan dari sistem, beban lebih
dapat ditransfer antara titik tertentu pada sistem tenaga tanpa hilang dari syncronism.
Gambar 10.6 menunjukkan kurva yang mewakili daya yang dapat ditransfer sebagai
fungsi dari waktu fault-clearing untuk berbagai jenis gangguan. Jelas, waktu fault-
clearing cepat t1 benar transfer daya lebih tinggi daripada waktu clearing lebih lama t2.
Sekarang, waktu fault-clearing dari sebagian besar sistem tenaga ada didaerah t1(sekitar
3 cycles pada 60 Hz), dengan demikian, transfer daya hampir maksimum. Jadi, dapat
diamati bahwa gangguan yang paling parah adalah gangguan 3 fasa, dan gangguan yang
paling parah adalah line-to-ground dalam hal transmisi daya.
4. Simplicity, itu tandanya dari desain yang baik dalam hal peralatan minimum dan
rangkaian. Akan tetapi, sistem proteksi paling simpel mungkin tidak selalu jadi yang
paling ekonomis, meskipun mungkin yang paling diandalkan karena elemennya yang
paling sedikit mengalami kerusakan
5. Economics, itu menentukan proteksi maksimum yang mungkin dicapai dengan biaya
minimum. Mungkin untuk desain sistem proteksi yang sangat handal, tapi dengan biaya
yang sangat mahal. Karena itu, keandalan tinggi tidak harus di upayakan sebagai tujuan
utama. Terlepas dari biaya, harus lebih diseimbangkan terhadap ekonomi,
memperhatikan semua faktor.
Proteksi tidak dibutuhkan ketika sistem beroprasi normal. Proteksi hanya dibutuhkan
ketika sistem tidak beroperasi normal. Karena itu, dalam artian, proteksi adalah bentuk jaminan
terhadap kegagalan sistem. Premi adalah biaya modal dan pemeliharaan, dan return adalah
kemungkinan pencegahan kehilangan stabilitas dan minimalisasi kemungkinan kerusakan.
Biaya proteksi umumnya sangat kecil dibandingkan dengan biaya dari peralatan yang
diproteksi. Seni dari relay proteksi terus berubah dan maju. Akan tetapi, prinsip dasar dari
operasi relay dan aplikasi tetap sama. Demikian, tujuan dari bab ini untuk meninjau prinsip-
prinsip fundamental dan kemudian pengaplikasian untuk proteksi dari elemen sistem tertentu.
Akan tetapi, penekanan berada di sistem transmisi.
Gambar 10.6 Nila i daya ya ng b isa ditra nsmis ikan seb agai fun gsi waktu clea ran ce ga ngguan
Gangguan yang paling sering terjadi pada saluran transmisi adalah short circuit.
Namun, petir masih penyebab yang paling umum pada gangguan saluran transmisi di udara.
Gangguan 1 fasa memberikan 75-90% dari seluruh gangguan. Sebaliknya, gangguan 3 fasa ke
ground adalah 5-15% dari seluruh gangguan, sementara yang paling langka adalah gangguan
3 fasa tanpa hubungan ke ground di 5-10%. Penyebab lain yang jarang dari gangguan adalah
hubungan sementara dengan benda asing, kabel yang berayun disebabkan oleh angin kencang,
dan kerusakan isolator.
Sistem tenaga terbagi dalam berbagai zona proteksi utama, seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 10.7. Garis putus-putus menunjukkan zona terpisah dari proteksi di sekitar
masing-masing elemen sistem (misalnya, generator, trafo, bus, saluran transmisi, dll) yang
diberi relay atau penanggung sistem proteksi. Zona meliputi elemen sistem dan CB yang
menghubungkan elemen ke sistem. Seperti yang ditunjukkan pada gambar, agar dapat
terproteksi memadai dengan gangguan minimum, sistem tenaga dapat terbagi kedalam zona
proteksi untuk: (1) generator(atau generator-trafo), (2) trafo, (3) bus, (4) saluran transmisi, dan
(5) beban, motor, dll.
Setiap zona proteksi memiliki relay proteksi sendiri untuk mendeteksi adanya gangguan
pada zona tersebut dan CB sendiri untuk memutuskan zona dari sistem. Artinya, zona proteksi
dapat didefinisikan sebagai bagian dari sistem tenaga yang diproteksi dengan sistem proteksi
tertentu atau bagian dari sistem proteksi.
Batas zona dari proteksi ditunjukkan dengan CT, yang mensuplai input ke relay. Pada
sistem tenaga tertentu, CT menyediakan kemampuan untuk mendeteksi gangguan dalam zona,
CB menyediakan kemampuan untuk mengisolasi gangguan dngan memutus semua peralatan
daya didalam zona proteksi. Dalam hal ini CT bukan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari CB, CT masih menentukan zona proteksi, tetapi saluran komunikasi harus digunakan
untuk melaksanakan fungsi trip.
Seperti yang di ilustrasikan pada Gambar 10.7, zona utama diatur sedemikian rupa
sehingga proteksi overlap disekitar CB. Tujuan dari overlap adalah menghilangkan
kemungkinan blind spots atau daerah tidak terproteksi. Gangguan dalam area overlap akan
menyebabkan tripnya semua CB pada 2 zona primer.
Proteksi primer. Operasi dari proteksi harus cepat, handal, dan sensitif. Kecepatan
respon dan keandalan tinggi sangat penting untuk membatasi kerusakan yang disebabkan oleh
gangguan. Selanjutnya, proteksi harus selektif sehingga hanya elemen yang mengalami
gangguan dllepas. Keandalah dicapai dengan perlatan kualitas tinggi dan menggunakan 2
skema proteksi yang berbeda untuk setiap elemen: proteksi primer dan proteksi back up.
Proteksi utama untuk zona tertentu dari proteksi disebut dengan sistem proteksi primer.
Peralatan beroperasi paling sedikit dari pelayanan.
Relay backup lebih lambat dari pada relay primer dan dapat lebih banyak melepaskan
dari elemen sistem yang dibutuhkan untuk menyelesaikan gangguan. proteksi utama harus
beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip fisik yang berbeda dari backupnya. Jadi, skema backup
harus menyediakan relay backup serta breaker backup.
Penting bahwa proteksi backup harus diatur sehingga menyebabkan kegagalan proteksi
primer tidak juga menyebabkan kegagalan proteksi backup.
Selanjutnya, proteksi backup harus tidak bekerja sampai proteksi primer telah lebih
dulu beroperasi. Karena ini, ada time delay terkait dengan proteksi backup.
Remote backup. Jika proteksi utama dari elemen bersebelahan digunakan sebagai
proteksi backup dari elemen tertentu disebut remote backup. Dengan kata lain, relay backup
secara fisik ditempatkan pada lokasi terpisah dan benar-benar bebas dari relay dan CB yang di
backup. Karena ini, tidak ada kegagalan yang biasanya mempengaruhi kedua set relay. Untuk
sistem EHV, itu tidak biasa untuk memiliki dua station batteries dan sirkuit terpisah sehingga
proteksi utama adalah secara elektrik terisolasi dari proteksi backup.
Local backup. Jika proteksi backup ditempatkan pada substation yang sama sebagai
proteksi utama disebut local backup. Relay ini dipasang pada substation yang sama dan
penggunaan elemen yang sama sebagai proteksi primer. Dengan kata lain, gangguan
diselesaikan secara lokal di gardu yang sama di mana kegagalan telah terjadi. Jenis backup ini
menyediakan backup kegagalan baik relay dan CB, seperti yang diilustrasikan pada Gambar
10.10.
Meninjau Gambar 10.9 dan menganggap skema local backup digunakan pada CB 3.
Dalam hal gangguan terjadi pada saluran transmisi TL34 dekat dengan CB 3, relay jarak primer
dan backup pada 3 akan beroperasi sangat cepat untuk menyelesaikan gangguan. Jika CB 3
gagal untuk menyelesaikan gangguan, bus time dapat diset untuk men-tripkan CB 2, 5, dan 6
dalam waktu sekitar 0.15 sampai 0.20 s.
Gambar 10.9 Ilus tra si dari proteks i remote backup dengan in termed iate feed
Gambar 10.1 0 Proteks i local b acku p
12. Reclosing
Reclosing dapat menjadi salah satu upaya tunggal (one-shot) atau beberapa usaha
pada berbagai interval waktu (multiple shots). Upaya pertama dari reclosing otomatis dapat
berupa "instantanenous" atau dengan "time delay". Mungkin ada dua atau tiga upaya
tersebut, tetapi biasanya hanya reclosure single-shot yang digunakan dalam jaringan
transmisi tegangan tinggi. Reclosing kecepatan tinggi mengizinkan hanya jika cukup waktu
(biasanya 15 sampai 40 siklus) untuk busur api dari gangguan dihilangkan. Di sisi lain,
reclosing time delay memiliki delay waktu satu detik atau lebih. Jika reclosure tidak sukses,
relay recloser bergerak ke posisi lockout sehingga mungkin tidak ada operasi otomatis lebih
lanjut.
L. Blackburn [3] menyarankan yang di sirkuit tiga fase, waktu memutus untuk
gangguan ini adalah untuk deionize dan tidak restrike adalah
Ini hanya berlaku untuk kasus yang memiliki tiga fasa terbuka. Untuk operasi single-
pole trip-reclose, waktu deionisasi yang dibutuhkan lebih panjang karena energi dari fase
yang belum dibuka menyuplai busur api.
Di Amerika Serikat, hal ini adalah praktek umumnya untuk trip ketiga fasa untuk
semua gangguan dan kemudian reclose tiga fase secara bersamaan. Namun, di Eropa, tidak
jarang untuk trip hanya fasa yang gangguan dalam hal yang memiliki gangguan single-line-
to-ground. Namun, dalam situasi seperti ini, tegangan dan arus dalam fasa yang normal
cenderung mempertahankan gangguan busur api bahkan setelah gangguan telah diputus.
Kejadian ini dikenal sebagai secondary arc. Ini mungkin memerlukan kompensasi reaktor
untuk memperbaiki situasi [5].
Secara umum, itu adalah praktek umum untuk reclose saluran transmisi secara
otomatis yang jauh dari stasiun pembangkit setelah mengalami trip untuk gangguan.
Biasanya, single high-speed reclosing akan diusahakan hanya setelah bersamaan, trip
kecepatan tinggi dari semua breaker line dengan sistem primary pilot-relaying. Dalam hal
gangguan bertahan, relay saluran akan mentripkan lagi dan biasanya tidak ada lagi reclosing
otomatis yang akan dicoba setelah usaha itu. Jika semua upaya untuk menutup line secara
otomatis gagal, maka operator sistem dapat mencoba untuk menutup line secara manual
setelah interval waktu tertentu. Bahkan jika upaya petunjuk-reclosing gagal, menjadi jelas
bahwa saluran tersebut mengalami gangguan permanen. Oleh karena itu, dibawa keluar dari
layanan sampai diperbaiki dengan benar.
Ada potensi bahaya untuk menggunakan recloser sesaat pada line di atau dekat
stasiun pembangkit, karena reclosing tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada poros
panjang turbin dari unit turbin-generator. Hal ini disebabkan karena tegangan pada kedua
sisi CB berada pada sudut yang berbeda. Dengan demikian, reclosing tersebut menyebabkan
shock tiba-tiba dan pergerakan rotor dan osilasi yang bersifat sementara dan bertekanan.
Menurut Blackburn [3], reclosing pada saluran multiterminal lebih kompleks. Hal
ini terutama berlaku jika lebih dari lima terminal memiliki sumber tegangan sinkron. Hal ini
mungkin memerlukan reclosing satu atau dua terminal instan, tapi reclosing lain setelah
tegangan yang tepat atau Sinkronisasi-clock. Dalam hal saluran transmisi memiliki load
taps, ketika baris yang sama digunakan untuk tujuan transmisi dan distribusi, reclosing dari
terminal sumber dapat digunakan untuk layanan tap loads.
Saluran transmisi yang diakhiri dengan transfer bank tanpa memiliki CB di antarnya,
atau saluran transmisi yang memiliki shunt reactors, tidak harus ditutup secara otomatis.
Dalam situasi seperti itu, penundaan reclosing diperlukan untuk memastikan bahwa tidak
ada masalah baik dalam transformator atau reaktor.
Saluran yang digunakan untuk mengirim daya antara stasiun memerintahkan high-
speed reclosing dari kedua terminal untuk memulihkan layanan. Seperti high-speed
reclosing terbatas pada saluran (yang terbuat dari saluran paralel yang cukup dalam
jaringan) yang dilindungi oleh pilot protection, karena memerlukan sumber tegangan yang
sinkron (yaitu, di fasa) dengan satu sama lain selama periode open-line.
Menurut Blackburn (3), lebih baik menggunakan metodologi berikut ketika pilot
protection tidak digunakan:
Secara umum, relay proteksi dapat diklasifikasikan oleh konstruksi, fungsi, atau
aplikasi. Secara konstruksi, dapat jenis baik elektromekanis atau solid-state (atau statis).
Secara umum, relay elektromekanik yang kuat, murah, dan relatif kebal terhadap
lingkungan yang keras dari sebuah gardu. Namun, membutuhkan perawatan rutin oleh
tenaga terampil. Selain itu, desainnya agak terbatas dalam hal karakteristik yang tersedia,
pengaturan tap, dan kemampuan beban.
Di sisi lain, relay solid-state terutama telah digunakan di daerah di mana penerapan
metode konvensional sulit atau tidak mungkin (misalnya, proteksi tegangan tinggi saluran
transmisi dengan perbandingan fasa). Relay menggunakan transistor untuk fasa atau
perbandingan amplitudo bisa dibuat lebih kecil, lebih murah, lebih cepat, dan lebih dapat
diandalkan dibandingkan relay elektromekanik. Mereka dapat dibuat shockproof dan
membutuhkan sedikit perawatan. Selain itu, sensitivitas besar relay memungkinkan CT
lebih kecil untuk digunakan dan karakteristik yang lebih canggih yang akan diperoleh.
Bertentangan dengan relay elektromekanik, relay solid-state menyediakan switching
action, tanpa gerakan fisik setiap kontak, dengan mengubah statusnya dari nonconducting
atau sebaliknya. Relay elektromekanik dapat diklasifikasikan sebagai daya tarik magnet,
induksi magnetik, D'Arsonval, dan thermal unit. Kebanyakan dari jenis tersebut yang
banyak digunakan dari relay daya tarik magnet termasuk plunger (solenoid), clapper, dan
polar.
Tipe relay yang digunakan untuk proteksi saluran transmisi adalah: (1) overcurrent
relays, (2) distance relays, (3) pilot relays.
Penggunaan relay arus lebih adalah jenis yang paling sederhana dan murah dari
segala jenis proteksi saluran. Tiga jenis relay arus lebih yang digunakan adalah: inverse-
time delay overcurrent relays, instantaneous overcurrent relays, and directional overcurrent
relays.
Secara umum, relay arus lebih sulit untuk diterapkan di mana koordinasi,
selektivitas, dan kecepatan adalah penting. Biasanya memerlukan perubahan ke pengaturan
sebagai perubahan sistem konfigurasi. Dan juga, mereka tidak bisa membedakan antara
beban dan gangguan arus. Oleh karena itu, ketika mereka diterapkan hanya untuk proteksi
gangguan fasa, relay hanya berguna ketika arus gangguan minimum melebihi arus beban
penuh. Namun, secara efektif dapat digunakan pada sistem substransmission dan sistem
distribusi radial. Hal ini disebabkan bahwa gangguan pada sistem ini biasanya tidak
mempengaruhi stabilitas sistem dan oleh karena itu proteksi kecepatan tinggi tidak
diperlukan.
Penggunaan utama dari time-delay overcurrent relays (TDOC) adalah pada sistem
radial dimana relay digunakan untuk baik proteksi fasa dan tanah. Pelengkap dasar relay
tersebut adalah two-phase and one-ground relays. Hal ini dapat memproteksi saluran dari
semua kombinasi gangguan fasa dan ground menggunakan jumlah minimum relay.
Menurut Horowitz [5], menambahkan relay fasa ketiga dapat memberikan perlindungan
cadangan lengkap, memiliki dua relay untuk setiap jenis gangguan, dan merupakan praktek
yang disukai. Relay ini biasanya diterapkan pada saluran substransmission dan sistem
industri karena biaya yang rendah.
13.1.2. Instantaneous Overcurrent Relays
Karena gangguan lebih dekat ke sumber, semakin besar gangguan yang besarnya
saat ini tetapi waktu trip yang lama, relay TDOC tidak dapat digunakan dengan sendirinya.
Seperti diilustrasikan dalam Gambar 10.11, penambahan instantaneous overcurrent relays
membuat sistem tersebut memungkinkan untuk terproteksi. Namun, harus ada pengurangan
yang signifikan pada gangguan arus sebagai gangguan gerakan dari relay ke arah ujung
saluran. Dengan cara ini, relay sesaat dapat dibuat untuk melihat hampir sampai ke
gangguan, tapi tidak termasuk, bus berikutnya. Relay tidak akan beroperasi selama
gangguan di luar akhir saluran, tetapi masih memberikan proteksi berkecepatan tinggi
untuk sebagian besar saluran.
Ketika penting untuk membatasi trip untuk gangguan hanya dalam satu arah di
rangkaian banyak sumber penggunaan directional overcurrent relays menjadi perlu. The
overcurrent relaying dibuat terarah untuk memberikan koordinasi relay antara semua relay
yang bisa melihat gangguan tertentu. Jika tidak, koordinasi seringkali terlalu sulit jika tidak
mustahil.
Directional relays membutuhkan dua input yang merupakan arus kerja dan jumlah
referensi yang tidak berubah dengan lokasi gangguan. Untuk relay fasa, besaran perbedaan
adalah tegangan sistem dari lokasi relay. Untuk referensi ground directional, tegangan
urutan nol (3Va0) digunakan. Namun, itu sering bahwa arus pada netral dari hubungan Y/∆
traformator daya yang digunakan sebagai referensi arah sebaliknya.
Gambar 10.1 1 Ap likas i da ri overcurren t relay in stant
Metode yang paling umum untuk mendeteksi gangguan pada saluran transmisi
adalah dengan pengukuran impedansi. Hal ini dilakukan oleh unit-unit relay yang merespon
rasio tegangan ke arus dan, karena itu, untuk impedansi atau komponen impedansi. Karena
impedansi adalah ukuran jarak sepanjang saluran transmisi, antara lokasi relay dan lokasi
gangguan, relay ini disebut distance relay. Sebagai power sistem yang menjadi lebih
kompleks dan arus gangguan bervariasi dengan perubahan generasi dan konfigurasi sistem,
directional overcurrent relays sulit untuk diterapkan dan mengatur semua bagian.
Gambar 10.1 2 Imped ance rela y: (a ) tan pa elemen d irectiona l, (b) dengan elemen direction al
Gambar 10.1 3 Admitta nce rela y elektromekan ik: (a ) a dmittan ce relay biasa,
(b) off-s et admitta nce rela y, d an (c) exp anded a dmittan ce relay
Relay reaktansi memiliki karakteristik berupa garis lurus yang hanya merespon
pada reaktansi dari area yang diproteksi seperti ditunjukkan gambar 10.15a. Relay reaktansi
ini tidak terarah dan digunakan untuk membantu relay admittansi sebagai relay pemutus
untuk membuat keseluruhan proteksi tidak bergantung pada resistansi. Relay reaktansi ini
biasanya digunakan untuk transmisi pendek dimana resistansi arc gangguan sama dengan
magnitude dari jarak transmisi.
Anggap sebuah skema relay jarak tiga zona digambarkan di gambar 10.16.
asumsikan bahwa ini memberikan proteksi instan lebih dari 80-90% pada zone 1 dan
proteksi yang sedikit terlambat pada sisa transmisi di zona 2 dan juga proteksi cadangan di
transmisi sekitarnya. Ingat bahwa zone 3 juga memberikan proteksi cadangan untuk
transmisi di sekitarnya.
Gambar 10.1 4 Solid -sta te admitta nce rela y
Gambar 10.1 5 Reactan ce rela ys: (a ) tan pa kara kteris tik mh o, dan (b ) d engan ka rakteristik mho
Anggap single line diagram dari transmisi 345 kV ditunjukkan pada gambar 10.17a. system
ekuivalen bus A dan B diwakili oleh impedansi seri system ekuivalen dengan tegangan bus
konstan. Asumsikan arah aliran daya dari bus A ke bus B. relay jarak directional berada pada
A. asumsikan ada 2 unit relay jarak (zone type), tiga fasa dan fasa ke fasa. Sedangkan untuk
gangguan tiga fasa, memiliki karakteristik mho directional dan hanya beroperasi untuk
gangguan di arah maju pada transmisi AB. Untuk gangguan fasa ke fasa (a-b, b-c, a-c), unit
fasa ke fasa beroperasi. Juga asumsikan bahwa semua gangguan 2 fasa ke tanah diproteksi oleh
kedua unit jarak. Semua gangguan fasa ke tanah yang lain diproteksi oleh ground distance relay
dan tidak termasuk dalam contoh ini. Perhatikan hanya proteksi zona 1 dan 2 untuk posisi relay
jarak pada bus A dan lakukan :
Solusi :
Asumsikan bahwa gambar 10.17a adalah single line diagram dari subtransmisi 138 kV dengan
impedansi jaringan 0.2 + j0.7 pu. Anggap relay jarak directional terletak di A yang memiliki
arah maju dari bus A ke bus B. titik F merupakan gangguan fasa ke fasa yang terletak 0.7 pu
dari bus A. besar arus gangguan adalah 1.2 pu. Asumsikan bahwa jarak antar fasa adalah 10.3
ft. besar daya, tegangan, arus dan impedansi dari bus adalah 100MVA, 138kV, 418.4A, dan
190.4. anggap hanya proteksi zona 1 dan 2 dan tentukan :
Solution
a. Karena arus di busur adalah 1.2 pu atau I= 1.2 x 418.4A = 502.08A, arc resistance bisa
didapat dari
8750 𝑙 8750 𝑥 10.3
𝑅𝑎𝑟𝑐 = = = 14.92Ω 𝑎𝑡𝑎𝑢 0.0784 𝑝𝑢
𝐼 1.4 502.081.4
Anggap bahwa jaringan transmisi TL12 diproteksi oleh relay jarak R12 dan R21, seperti
ditunjukkan gambar 10.19a. tentukan :
Solusi
Koordinasi relay jarak R12 dan R21 dalam waktu operasi vs impedansi diilustrasikan di gambar
10.19c. ingat bahwa zone 3 memberikan proteksi cadangan untuk sistem proteksi di sekitarnya
Anggap sistem transmisi 230kV ditunjukkan gambar 10.19a. asumsikan bahwa urutan positif
impedansi dari jaringan TL12 dan TL23 adalah 2+j20 dan 2.5+j25Ω. Jika beban puncak
maksimum yang disuplai jaringan TL12 adalah 100MVA dengan pofer factor 0.9 lagging,
desain sebuah sistem tiga zone relay jarak untuk relay impedansi R12 dengan menentukan :
Yang dimaksud pilot relaying disini adalah mengendalikan CB dari jarak jauh.
Maksud dari “Pilot” disini adalah ada suatu tipe saluran (atau media) yang terhubung
dengan ujung jaringan transmisi dimana informasi arus dan tegangannya dapat di kirim.
Sistem seperti ini menggunakan relay proteksi kecepatan tinggi di terminal jaringan
untuk memastikan secepat mungkin apakah gangguannya dalam jaringan proteksi atau
tidak. Jika gangguan berada pada jaringan proteksi, semua terminal terputus dengan
kecepatan tinggi. Jika gangguan diluar jaringan proteksi tidak terjadi pemutusan. Lokasi
dari gangguan ditunjukkan oleh ada atau tidaknya pilot signal.
Pilot relaying merupakan bentuk yang berbeda dari relay differential, adalah
proteksi terbaik yang bisa diberikan untuk jaringan transmisi. Pilot relaying biasanya
digunakan untuk proteksi utama jaringan. Proteksi cadangan mungkin disediakan oleh
kumpulan relay yang terpisah (step-distance relaying) atau menggunakan saluran untuk
relay proteksi seperti :
1. Separate wire circuits. Bisa disebut pilot wires, beroperasi pada frekuensi sistem,
frekuensi suara, atau dalam DC. Bisa dibuat dari jaringan telefon
2. Power line carrier. Menggunakan jaringan transmisi itu sendiri untuk memberikan
media saluran untuk sinyal transmisi pada frekuensi 30-300kHz. Merupakan cara yang
paling banyak digunakan untuk sistem proteksi. Carrier transmitter-receiver
dikoneksikan ke jaringan transmisi dengan menyambungkan kapasitor yang juga
digunakan untuk pengukuran tegangan jaringan.
3. Microwave channel. Menggunakan sinyal radio, biasanya dalam batas 2-12 GHz antara
antenna yabg terletak di terminal.
Gambar 10.2 1 One -line d iagra m dari pow er line ca rrier u ntu k s is tem p ilot rela y
Peralatan yang sama pada ujung jaringan diatur bersamaan selama gangguan
internal dan tidak bersama saat arus gangguan mengalir karena gangguan external.
Karena itu, aliran arus gangguan eksternal dianggap 180o, dan pemutusan di blok. Jika
arusnya hampir bersamaan, maka gangguan internal terindikasi dan jaringan terputus.
Gambar 10.2 2 Perban dingan arus fasa ca rrier: kun ci un tuk op eras i
Sebuah sistem pilot relaying bisa juga menggunakan perbandingan arah untuk
mendeteksi gangguan. Dalam kasus ini, relay pendeteksi gangguan membandingan
arah aliran daya di terminal jaringan. Aliran daya ke dalam jaringan pada terminal
menunjukkan gangguan internal, dan jaringan diputus. Jika daya mengalir ke jaringan
yang satu dan keluar dari jaringan lain, gangguan dianggap external, dan pemutusan
tidak diijinkan. Anggap jaringan ditunjukkan gambar 10.20a.
Asumsikan bahwa relay arah digunakan dan diberikan proteksi kecepatan tinggi
untukl semua jaringan dengan pilot relaying. Sehingga gangguan F1 dan F2 terdeteksi
sebagai gangguan internal oleh relay yang terletak di B1 dan B2 dan diatasi pada
kecepatan tinggi. Ingat bahwa kedua relay menganggap arus gangguan mengalir pada
arah maju. Karena itu, ketika informasi dikirim oleh modulasi dan di transmit melalui
saluran pilot, akan dkonfirmasi bahwa gangguannya adalah di jaringan yang
terproteksi.
Sekarang asumsikan ada gangguan di F3. Relay B2 menganggap ini sebagai
gangguan external dan relay B1 dan B3 menganggap ini sebagai gangguan internal.
Setelah B1 menerima informasi arah gangguan, relay B1 tidak terputus untuk gangguan
F3.
Contoh dari pekerjaan online adalah kontrol frekuensi beban, SCADA, monitoring
urutan kejadian, dan manajemen beban. Aplikasi komputer untuk relay proteksi khususnya
pada setting relay, studi koordinasi dan komputer relaying.
Sebuah relay biasanya komputer analog. Komputer ini menerima input, dan
melakukan proses secara elektromekanik atau elektronik untuk menghasilkan torsi atau
sebuah input logis, dan membuat keputusan yang menyebabkan penutupan kontak atau
sinyal output.
Pada awalnya relay komputer digunakan untuk seluruh fungsi proteksi, contohnya
proteksi jaringan transmisi dan proteksi trafo atau bus. Kemudian microprocessor
digunakan di beberapa relay untuk membuat keputusan relay berdasarkan sinyal analog
yang terdigitalisasi. Relay lainnya melanjutkan keputusan relay berdasarkan fungsi analog
yang juga diberikan untuk fungsi logis yang diperlukan dan fungsi lain berdasarkan teknik
digital. Dan juga sebuah relay digital memiliki kemampuan untuk mendeteksi dirinya
sendiri. Di masa ini relay mempunyai kemampuan untuk beradaptasi untuk pergantian
kondisi sistem.
Sekarang ada banyak program komputer yang digunakan industri untuk mengatur
dan mengkoordinasi peralatan proteksi. Keuntungan dari program tersebut adalah
(1)membantu petugas relay dari pekerjaan yang rutin, membosankan, dan memakan waktu
(2)memfasilitasi studi sistem yang luas (3)memberikan relay yang konsisten ke seluruh
sistem (4)memberikan hasil keseluruhan dan terbaru dari perubahan sistem proteksi
Pada 1960, Westinghouse Electric Corporation membuat sebuah program
koordinasi alat proteksi yang terkenal. Ini merupakan satu dari program paling lengkap
untuk mengaplikasikan, setting, dan mengecek koordinasi dari relay proteksi, fuse, dan
recloser. Pengguna harus memberikan input spesifik untuk blok “data check study” pada
tipe alat dan setting setiap relay, fuse atau recloser. Program ini kemudian mengevaluasi
keefektifan dari alat dan setting dalam sistem tersebut dan jika diperlukan
merekomendasikan alat proteksi yang lain.