Anda di halaman 1dari 42

Protective Equipment and Transmission Protection

1. Pendahuluan
Operasi pada sistem transmisi bergantung pada peralatan proteksi untuk mendeteksi
kondisi gangguan dan menutus peralatan yang mengalami kerusakan. Peralatan proteksi harus
melindungi manusia dan perlengkapan sistem tenaga dari kerusakan, baik kerusakan yang
disebabkan oleh kegagalan peralatan, kecelakaan, kondisi cuaca, atau kesalahan operasi oleh
personil yang terlibat. Peralatan proteksi yang paling penting untuk sistem transmisi adalah
circuit breaker (CB)/ pemutus daya, disconnect switch/ sakelar pemisah, dan relay untuk
mengindera kondisi gangguan.

2. Interupsi Oleh Arus Gangguan


Fungsi utama peralatan interupsi, seperti CB, adalah untuk menghentikan arus yang
mengalir. Saat proses interupsi, arc/ busur api akan terbentuk dan hal tersebut harus
dipadamkan. Arc disebabkan oleh gas yang berada diantara kontak yang terpisah dan terdapat
medan listrik. Gas terionisasi, menjadi arc dan arus listrik mulai mengalir melaluinya. Semakin
tinggi tegangan saat kontak membuka maka semakin besar arc yang terbentuk. Beban induktif
mambuat arc semakin besar.
Ada 2 metode dalam memadamkan arc. Metode pertama adalah pemanjangan arc
sampai arc panjang dan tipis, yang menyebabkan resistansi arc bertambah. Penambahan
resistansi ini menyebabkan arus arc berkurang, temperatur arc turun, dan pada akhirnya tidak
tersedia energi yang cukup untuk arc terionisasi. Metode kedua adalah menempatkan arc pada
media yang dapat menyerap energi dari arc, menyebabkan arc menjadi dingin dan padam.
Arc arus searah lebih sulit dipadamkan dari dari arc arus bolak balik karena pada AC
terdapat nilai nol pada setiap setengah siklusnya, sedangkan pada DC tidak. Karena itu, pada
AC CB, keuntungan arus nol digunakan, dan kekuatan dielektrik disuntikkan diantara kontak
CB lebih cepat daripada recovery voltage yang terbentuk.
Setelah AC nol, arc mungkin akan terbantuk dengan sendirinya melebihi arus nol
pertama jika medium antara kontak tetap terionisasi. Selanjutnya, bahkan jika arc tidak
terbentuk lagi karena medium terionisasi, tegangan antara kontak mungkin akan menyebabkan
terbentuknya arc pada saat jarak kontak tidak tidak cukup terpisah.
Seperti pada gambar 10.1c, saat terjadi hubung singkat, arus tertinggal dari tegangan
sistem sampai dengan 90o tergantung dengan nilai relatif R dan X. Segera saat arus gangguan
bernilai nol, tegangan sistem mungkin mendekati nilai maksimumnya. Pada keadaan tersebut
arc akan menghilang sementara. Tetapi tegangan antara kontak breaker mendadak naik dari
nilai rendah menuju nilai maksimal tegangan sistem. Akan tetapi, Induktansi dan kapasitansi
dalam rangkaian menyebabkan tegangan jauh melampaui nilai maksimal tegangan sistem.
Karenanya, tegangan transien antara breaker mungkin akan mendekati dua kali tegangan
steady-state sistem.

Gambar 10.1 In terup si aru s h u bung s ingka t, (a) ra ngkaian, (b ) pem isah an kon ta k, (c)gelomb ang aru s da n
tegangan.

Akan tetapi, jika resistansi dalam arc mendadak bertambah, arus turun mendekati nol,
itu akan menyebabkan arus mencapai nol secara prematur, itu akan menyebabkan transien lain
dan menghasilkan tegangan lebih dikarenakan perubahan arus yang besar pada rangkaian
induktif. Tegangan ini disebut tegangan recovery voltage. Arc yang terbentuk pada ¼ siklus
disebut reignition, dan arc yang terbentuk kembali setelah ¼ siklus pertama disebut restrike.
Pada CB biasa, siklus tersebut mungkin akann terulang beberapa kali. Namun pada
akhirnya arc padam secara permanen dan interupsi rangkaian selesai. Rasio X/R rangkaian
yang tinggi menyebabkan arc lebih sulit untuk dipadamkan.
Masalah khusus terjadi dalam interupsi arus leading kapasitor dan jaringan transmisi
pada keadaan tanpa beban. Disini, pada arus nol pertama pada arc arus leading, interupsi
berlangsung dengan mudah. Ini disebabkan karena kapasitor mempertahankan tegangan sesaat
sumber disaat arus nol, dan untuk beberapa ratus milisekon kemudian tegangan antara kontak
CB menjadi rendah.
Karenanya interupsi terlihat tercapai saat arus nol meskipun faktanya jarak antara
kontak sangat kecil. Namun ¼ siklus kemudian tegangan sistem terbalik, dan ¼ siklus
selanjutnya tegangan pada CB hampir menjadi dua kalinya. Jika CB dapat menahan tegangan
tanpa terjadi restriking, maka proses interupsi telah berkhir. Saat arus tinggi, arc muncul dan
jumlah gas panas bertambah banyak. Oleh karena itu, jarak yang pendek antara kontak tidak
dapat menahan tegangan dan menyebabkan restrike ketika ½ siklus setelah interupsi pertama.
Restrike berlangsung hanya ½ siklus setelah interupsi pertama, kapasitor memiliki
muatan yang polaritasnya berlawanan dengan tegangan sistem. Arus yang mengalir dibatasi
oleh induktansi rangkaian. Dikarenakan kapasitansi, overshot tegangan ditandai dengan
perbedaan awal. Sebagai hasilnya, tegangan dapat mencapai minus 3E tepat pada saat arus
transien mencapai nol.
Maka dari itu lebih sulit menginterupsi kapasitor dan saluran transmisi tanpa beban
daripada arus lagging. Karena menghasilkan tegangan yang tinggi. Modern CB memiliki fitur
tambahan untuk interupsi arus leading.
Energi yang ditransfer antara kontak membuat medium mencapai temperatur 30000o K
dan tekanan tinggi dengan sangat cepat. Hasilnya ekspansi pada medium dan bahkan ledakan.
Kombinasi mekanik yang tinggi dan arc dapat menyebabkan getaran disekitar CB ketika
beroperasi.

3. High Voltage Circuit Breaker


Menurut IEEE Std. C.37.100-1992. “CB adalah sakelar mekanik yang mampu
menyambung, membawa, dan memutus arus dibawah kondisi normal dan juga menyambung,
membawa , dan memutus untuk waktu tertentu dan memutus arus dalam kondisi abnormal
seperti hubung singkat.”
Pada umumnya, CB dikategorikan berdasarkan media interupsi yang digunakan. Tipe
CB adalah magnetic, vakum, air blast, minyak, dan SF6.
Tipe vakum biasa digunakan dalam aplikasi switchgear sampai 38 kV. CB vakum
menggunakan wadah berupa silinder kecil, kontak ditempatkan pada kondisi vakum di dalam
wadah. Ketika kontak bergerak arc terbentuk dari kontak yang terpisah. Karena tidak ada yang
menopang arc maka seketika akan padam.
CB air blast digunakan untuk aplikasi 345 kV keatas. Dan saat ini tidak lagi dibuat
digantikan dengan SF6. Selain itu, oil CB yang dahulu sangat populer kini ditinggalkan dan
digantikan dengan SF6 CB pada inslalasi lama dan baru.
Oil CB didesain berupa single tank atau three-tank untuk dibawah 69 kV. Dan three
tank untuk aplikasi diatas 115 kV keatas. Kerugian oil CB adalah memakan ruang yang besar
dan membutuhkan dalam penempatannya membutuhkan pondasi khusus karena beratnya dan
efek yang ditimbulkan saat beroperasi, juga efek terhadap lingkungan dan regulasi. Ada dua
tipe oil CB yaitu dead-tank (bulk oil) dan live-tank (minimum oil).
BC gas SF6 menggunakan gas Sulfur Hexaflouride (SF6) untuk menginterupsi dan
mengisolasi media. SF6 terbukti sebagai pemadam arc dan isolasi yang baik untuk CB. SF6
sangat stabil, lembam, tidak mudah terbakar, tidak beracun, dan tidak berbau. CB gas SF6
berdesain dead-tank untuk pemasangan luar dan live-tank (desain modular) untuk pemasangan
dalam, dan dead-tank breaker terintegrasi dalam SF6-insulated substation untuk indoor maupun
outdoor.
Semua CB SF6 didesain sebagai piston (puffer) atau sistem dual-pressure (two-tank).
Dalam mekanisme single puffer, penginterupsi menekan gas saat pembukaan dan
menggunakan gas yang tertekan sebagai mekanisme transfer untuk mendinginkan arc dan juga
menggunakan tekanan untuk memanjangkan arc yang menyebabkan arc padam ketika arus
menjadi nol.
Tipe puffer lebih simpel dari tipe 2 tank, semua gas SF6 ditempatkan pada satu tekanan
75 Psi, gas ini tidak akan mencair sampai temperatur turun 30o C. Desain two tank memiliki
tekanan tinggi dimana penginterupsi ditempatkan, dan tekanan rendah pada reverse tank.
Ketika terjadi gangguan, gas pada tangki tekanan tinggi dialirkan ke tangki tekanan rendah. Ini
membuat terbulensi untuk mendukung interupsi arc. SF6 bertekanan rendah dikompresi dan
kembali ke tangki tekanan tinggi. Tangki tekanan tinggi harus dihangatkan pada temperatur
rendah untuk mencegah SF6 mencair.
Pada desain lain, arc memanaskan gas SF6 dan menghasilkan tekanan yang digunakan
untuk mempaerpanjang dan menginterupsi arc. Pada dual pressure SF6 CB digunakan pompa
untuk menyediakan SF6 bertekanan tinggi untuk menginterupsi arc.
Untuk mencegah pencairan gas SF6 pada temperatur rendah, CB dilengkapi dengan
sistem penghangat listrik. Ini dikarenakan fakta bahwa kekuatan dielektrik dan performa
interupsi gas SF6 berkurang derastis pada tekanan rendah. SF6 yang mencair mengurangi
kemampuan CB. Untuk aplikasi pada temperatur yang lebih tinggi (antara -40 sampai -50o C)
SF6 dicampur dengan gas lain, biasanya nitrogen (N2) atau Carbon Tetraflouride (CF4), untuk
mencegah mencairnya gas SF6.
Keuntungan penggunaan CB gas SF6 adalah:
1. CB gas SF6 memiliki derajat keandalan yang tinggi.
2. Desain kompak, mengurangi tempat yang dibutuhkan dan biaya instalasi
bangunaan.
3. CB gas SF6 dapat menangani semua fenomena pensakelaran yang diketahui.
4. CB gas SF6 ramah lingkungan karena sistem gas tertutup sehingga tidak
mengeluarkan gas buang.
5. Perawatan CB gas SF6 sangat mudah.
6. Pada rating arus rendah dan menengah CB gas SF6 sangat ekomonis karena
desain yang modular.
7. Jarak pemisahan kontak dapat diminimalisir karena kekuatan dielektrik
disediakan oleh SF6 bertekanan tinggi.
8. CB gas SF6 memiliki arcing time yang rendahdikarenakan rating rekoveri
dielekttrik yang tinggi.
9. Dalam CB gas SF6, arc reignition dapat diminimalisir karena sifat kimia dari
SF6.

Kerugian CB gas SF6 adalah biayanya yang relatif tinggi, namun beberapa tahun
terakhir dapat dikurangi.

CB gas SF6 tersedia dalam bentuk live-tank, dead-tank, atau grounded tank. Live-tank
berarti proses interupsi terjadi dalam wadah yang bertegangan. CB jenis ini memiliki ruang
penginterupsi yang dipasang diatas isolasi dan ditempatkan pada tegangan tinggi.
Penginterupsi dengan desain modular dapat dihubungkan seri untuk pengoperasian pada level
tegangan yang lebih tinggi.

Dead-tank berarti proses interupsi berada dalam wadah yang telah ditanahkan dan trafo
arus ditempatkan pada kedua sisi kontak. Dengan demikian pemeliharaan penginterupsi berada
pada permukaan tanah dan memiliki kemampuan menahan getaran seismik yang lebih baik
dari live-tank. Namun, pada tipe ini membutuhkan gas isolasi supaya terdapat cukup isolasi
antara penginterupsi dengan wadah yang telah ditanahkan. Modular dead-tank telah
dikembangkan untuk integrasi gardu unduk gas SF6.
Grounded tank berarti proses interupsi berlangsung dalam wadah yang sebagian pada
tegangan line dan sebagian lagi ditanahkan. Evolusi desain grounded tank menghasilkan
instalasi penginterupsi CB live tank ke dalam desain CB dead-tank.

CB gas SF6 tersedia dalam semua untuk semua rentang tegangan dari 144 sampai 765
kV bahkan lebih, arus kontinyu sampai 8000 A. Rating penginterupsi simetri sampai 63 kA
pada 765 kV, dan 80 kA pada 230 kV.

Namun demikian tipe pupper memiliki kapasitas penginterupsi yang lebih rendah
(sekitar 50 kA) dari tipe dead-tank karena mekanisme operasi yang terlau masif ketika
dibangun untuk kapasitas interupsi yang sama.

Gambar 10.2 d ead tan k C B SF6 3 kutu b 245 kV dengan p engin terups i 80 - kA (cou rtes y ABB corporation.)
Gambar 10.3 live -tan k C B SF6 kutub tunggal 138 kV (Cou rtes y ABB corporation .)

Pada CB tegangan ekstra tinggi modern memiliki rentang waktu rata-rata sekitar 2
siklus mulai dari waktu relay aktif sampai selesainya proses interupsi gangguan. Waktu kliring
tersebut dibutuhkan dalam banyak kejadian seperti untuk menjaga stabilitas ketika gangguan
terjadi pada sistem. Gangguan selama sembilan siklus atau lebih umumnya menimbulkan
ketidakstabilan sistem.

Beberapa CB memiliki kemampuan reclosing otomatis karena dalam sistem tenaga


hampir semua gangguan bersifat sementara. Jika CB reclosing digunakan pada tegangan ekstra
tinggi maka, standar praktis yang diterapkan berkurang hanya satu kali dalam 15 sampai 50
siklus, bergantung pada tegangan operasi setelah CB menginterupsi gangguan. Jika gangguan
tetap ada dan CB menutup kembali, CB menginterup kembali arus gangguan dan kemudian
“terkunci keluar” membutuhkan operator untuk menyetel ulang. Karena pertimbangan
stabilitas transien, pengulangan operasi reclosing bukan standar praktis dalam sistem tegangan
ekstra tinggi. Cara ini digunakan dalam sistem distribusi sampai sistem tegangan 46 kV.
4. Pemilihan CB.

Pemilihan CB dapat dilihat melalui beberapa faktor:

a. Kelas tegangan harus diperhitungkan (tegangan nominal rms)


b. Arus kontinyu yang mengalir melalui CB baik dalam kondisi normal maupun
darurat.
c. Arus hubung singkat saat interupsi.
d. Kecepatan interup saat arus hubung singkat.
Arus beban kontinyu dapat ditemukan dari data beban gardu induk atau dari studi sistem
aliran daya. Pada umumnya, beban maksimum yang dipikul CB tertera pada nameplate.
Namun, CB mampu dibebani secara berlebih dalam beberapa kondisi. Data short circuit
menentukan pemilihan CB, tegangan operasi yang diberikan. Berdasar nominal daya 3 fasa
atau rating arus hubung singkat.
Setiap CB pada gardu induk mendapat ekstra pembebanan saat hubung singkat seiring
penambahan rangkaian/ beban ke gardu induk. Karena inilah biasanya dibutuhkan untuk dasar
pemilihan CB dimasa depan daripada kebutuhan saat ini, rating arus hubung singkat simetris
yang dibutuhkan CB sampai hari ini bertambah hingga 80 kA.
Umumnya semakin cepat CB menginterup gangguan, maka akan lebih baik untuk
sistem. Proses interupsi yang cepat mengurangi kemungkinan bertambahnya kerusakan. Juga,
alasan utama untuk memiliki CB yang lebih cepat menginterup gangguan pada sistem
transmisiakan menambah stabilitas transien. Karena inilah, pada banyak aplikasi dibutuhkan
operasi pole terpisah. Operasi pole terpisah tetap berjalan meskipun CB dalam keadaan
malfungsi. Gangguan tiga fasa akan dibatasi ke dalam gangguan satu fasa sampai gangguan
dapat teratasi. Ini dikarenakan fakta bahwa CB tanpa operasi pole terpisah, semua pole
beroperasi sebagai satu dan jika salah satu pole malfungsi akan mencegah semua pole
mengatasi gangguan. Karena itu, gangguan tiga fasa akan tetap menjadi gangguan tiga fasa.
Lebih jauh lagi, akan mengurangi margin stabilitas. Akhirnya, pemilihan CB juga berdasar
pertimbangan ekonomi, tipe breaker yang tersedia dalan kelas tegangan menjadi
dipertimbangkan, sebagaimana keuntungan dan kerugian masing masing metode interupsi.
CB memiliki rentang operasi yang ditunjukkan dengan faktor K dan tercantum dalam
IEEE std. C37.06. sebagai contoh, untuk CB 72,5 kV, rentang tegangan 1.21, berarti CB
mampu menginterupsi penuh sampai rating turun hingga 60 kV. Waktu proses interupsi
biasanya ditetapkan dalan 1 siklus atau 2 siklus untuk CB yang digunakan dalam sistem
transmisi. Waktu interupsi ditetapkan sebagai jeda maksimum antara aktifasi relay pada
tegangan rating dan interupsi rangkaian oleh kontak utama ketiga pole.
CB biasanya beroperasi dalam 2 siklus untuk frekuensi 60 Hz. Dengan kerja cepat CB,
nilai aktual arus yang diinterupsi telah bertambah oleh komponen DC arus gangguan, dan nilai
arus rms simetris awal meningkat dengan faktor spesifik, bergantung pada kecepatan CB.
Sebagai contoh, jika waktu membuka CB adalah 8, 2, atau dua siklus, kemudian faktor pengali
yang sesuai masing-masing 1.0, 1.2, atau 1.4. maka kapasitas interupsi (rating) CB dapat
diketahui dari:

𝑆𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑟𝑢𝑝𝑡𝑖𝑛𝑔=√3(𝑉𝑝𝑟𝑒𝑓𝑎𝑢𝑙𝑡 )(𝐼"𝑟𝑚𝑠)×10−6 𝑀𝑉𝐴


Dimana:
Vprefault = tegangan line sebelum terjadi gangguan dalam V.
I”rms =initial arus rms simetri( disebut juga arus subtransien) dalam A.
 = faktor pengali berdasarkan kecepatan CB

Namun, hal ini penting duntuk dicatat karena hanya komponen AC pada arus gangguan
yang dimasukkan ke dalam persamaan diatas. Juga, nilai gangguan MVA diatas biasanya
diartikan sebagai fault level.

Gelombang arus asimetri secara bertahap berkurang hingga menjadi arus simetri.
Rating berkurangnya komponen dc ditentukan oleh X/R atau R/L sistem yang mensuplai arus.
Time constant untuk komponen DC dapat ditentukan dari:

𝑇𝑑𝑐 = 𝑐𝑖𝑟𝑐𝑢𝑖𝑡 (𝐿⁄𝑅 ) 𝑠

Atau

𝑐𝑖𝑟𝑐𝑢𝑖𝑡 (𝐿⁄𝑅 )
𝑇𝑑𝑐 = 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠
2𝜋

Nilai maksimum komponen DC yang mungkin adalah:

𝐼𝑓(𝑑𝑐),𝑚𝑎𝑥 = √2𝐼"𝑓

Total nilai arus sesaat maksimum adalah

𝐼"𝑚𝑎𝑥 = 2𝐼𝑓(𝑑𝑐).𝑚𝑎𝑥,
atau

𝐼"𝑚𝑎𝑥 = √2𝐼"𝑓

Momentary duty(atau rating) CB juga mencantumkan komponen DC arus gangguan


ini. Dan dapat ditulis dengan persamaan:

𝑆𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑟𝑦 = √3(𝑉𝑝𝑟𝑒𝑓𝑎𝑢𝑙𝑡 )(𝐼"𝑟𝑚𝑠 ) × 1.6 × 10−6 𝑀𝑉𝐴.

Atau

𝑆𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑟𝑦 = √3(𝑉𝑝𝑟𝑒𝑓𝑎𝑢𝑙𝑡 )(𝐼𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑟𝑦 ) × 10−6 𝑀𝑉𝐴.

Arus momentary rms adalah arus rms total yang mencantumkan kedua komponen (AC
maupun DC) dan dapat dicari dengan persamaan:

𝐼𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑟𝑦 = 1.6𝐼𝑓.𝑟𝑚𝑠′

Persamaan diatas digunakan untuk CB dengan tegangan 115 kV keatas. CB harus dapat
bertahan dari arus rms ini saat setengah siklus pertama setelah gangguan terjadi. Jika If,rms
diukur dalam peak ampere, maka arus puncak momentary dapat ditulis dengan persamaan

𝐼𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑟𝑦 = 2.7𝐼𝑓,𝑟𝑚𝑠.

Prosedur yang disederhanakan untuk menentukan arus gangguan simetri diketahui


sebaga E/X method dan dijelaskan dalam seksi 5.3.1 ANSI C37.010.. metode ini memberikan
hasil pendekatan yang diperoleh dari metode yang lebih teliti. Dalam menggunakan metode
ini, hal pertama yang dibutuhkan perhitungan E/X. Kemudian perhitungan ini menghasilkan
kedua komponen baik AC maupun pengurangan komponen DC arus gangguan, ini bergantung
kepada parameter rangkaian.

Contoh 10.1

Sebuah sistem tenaga ditunjukkan oleh gambar 10.4 dan diasumsikan generator dalam
keadaan tidak berbeban dan berjalan pada rating tegangan dengan CB terbuka pada bus 3. Nilai
reaktansi generator adalah X1=X2=Xd”=0,14 pu dan X0= 0,08 pu berdasarkan ratingnya.
Impedansi transformator adalah Z1=Z2=Z0= j0,10 pu berdasarkan ratingnya. Jaringan transmisi
TL23 memiliki impedansi komponen simetri Z1=Z2=j 0,03 pu dan Z0= j 0,09 pu 25 MVA dipilih
sebagai MVA base dan 13,8 kV dan 138 kV sebagai base tegangan rendah dan base tegangan
tinggi. Jika gangguqan terjadi pada bus 1, tentukan arus gangguan subtransien untuk gangguan
tiga fasa dalam pu dan ampere.

Penyelesaian:

Arus gangguan subtransien untuk gangguan tiga fasa yang berlokasi di bus 1 adalah:

𝐸𝑔 1,00𝑜
|𝐼𝑓 "| = = = −𝑗 7,143 𝑝𝑢
𝑋" 𝑗0,14

Base arus untuk sisi tengangan rendah adalah

𝑠𝐵 25.000 𝑘𝑉𝐴
𝐼𝐵(𝐿𝑉) = = = 1.045,92 𝐴
√3𝑉𝐵(𝐿𝑉) √3(13,8 𝑘𝑉)

Maka, besar arus gangguan adalah

|𝐼𝑓 "| = (7,143 𝑝𝑢)(1.045,92 𝐴) ≈ 7.471 𝐴

Gambar 10.4 Sistem tan smis i intu k con toh 10.1

Contoh 10.2

Menggunakan hasil contoh 10.1 tentukan:

a. Nilai kemungkinann maksimum komponen DC


b. Total nilai maksimum arus sesaat
c. Arus momentary
d. Rating interupsi dua siklus CB, jika CB ditempatkan pada bus 1
e. Momentary duty dua siklus CB, jika ditempatkan pada bus 1

Penyelesaian:

a. Besar nilai peak-to-peak ditunjukkan oleh gambar 10.5, nilai maksimum


komponen arus gangguan yang mungkin adalah:
𝐼𝑓(𝑑𝑐),𝑚𝑎𝑥 = √2𝐼𝑓 "

= √2(7,143 𝑝𝑢) ≅ 10,1 𝑝𝑢


b. Total nilai arus gangguan sesaat adalah:
𝐼"𝑚𝑎𝑥 = 2𝐼𝑓(𝑑𝑐),𝑚𝑎𝑥

= 2(√2𝐼𝑓 ") = 20,2 𝑝𝑢


c. Total arus rms momentary adalah:
𝐼𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑟𝑦 = 1,6 𝐼𝑓,𝑟𝑚𝑠
= 1,6 (7,143 𝑝𝑢) = 11,43 𝑝𝑢
d. Rating interupsi dua silkus CB yang ditempatkan pada bus 1 adalah:
𝑆𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑢𝑝𝑠𝑖 = √3(𝑉𝑝𝑟𝑒𝑓𝑎𝑢𝑙𝑡 )(𝐼𝑖 ") × 10−6 𝑀𝑉𝐴

= √3(13.800 𝑉)(7471 𝐴)(1,4) × 10−6 ≅ 250 𝑀𝑉𝐴


e. Momentary duty CB adalah:
𝑆𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑟𝑦 = √3(𝑉𝑝𝑟𝑒𝑓𝑎𝑢𝑙𝑡 )(𝐼𝑓′ )6 × 10−6 𝑀𝑉𝐴

= √3(13.800 𝑉)(7471 𝐴)(1,6) × 10−6 ≅ 285,7 𝑀𝑉𝐴

Gambar 10.5 Aru s gangguan as imetri I f dengan komponen aru s s imetri I f ( a c ) dan arus komponen dc If(dc)

5. Disconnect Switch (Sakelar Pemisah)


Berdasarkan fungsinya, disconnect switch adalah sakelar sederhana. Disconnect switch
dioperasikan hanya jika CB dalam keadaan terbuka (open), dalam kondisi no-load. Tidak dapat
dibuka pada kondisi berbeban. Sakelar pemisah digunakan untuk isolasi peralatan seperti bus
atau komponen yang bekerja. Contohnya, sakelar pemisah digunakan untuk menyambung atau
memutus transformator, CB, bagian peralatan lain, dan konduktor tegangan tinggi pendek,
hanya setelah arus yang melaluinya telah diinterupsi oleh CB atau load break switch.
Sakelar pemisah mengijinkan memutus arus gangguan atau bagian yang diperbaiki saat
bagian lain rangkaian dioperasikan kembali, dan menyediakan keamanan personil saat
peralatan malfungsi sedang diperbaiki. Sakelar pemisah dapat dibuka dengan arus beban yang
sangat kecil untuk memutus peralatan.arc arus yang rendah dapat dipadamkan dengan
menggerakkan lengan dalam 90o untuk menyediakan air gap. (untuk contoh, celah udara yang
dibutuhkan pada tegangan 230 kV mendekati 11 kaki. Karena itulah sakelar pemisah tidak
dapat memutus arus gangguan.) sakelar pemisah didesain untuk mengalirkan arus beban
normal tetap tertutup untuk arus momentary seperti arus gangguan. Sakelar pemisah
diklasifikasikan sebagai sakelar pemisah gardu, transmisi dan distribusi.
Sakelar pemisah tersedia dengan rating hingga 3000 A. dapat dioperasikan manual
ataupun otomatis. Pada gardu induk sakelar pemisah manual lebih dipilih. Sakelar pemisah
dibedakan menurut tegangan, rating arus kontinyu dan fungsinya. Sakelar pemisah dapat dalam
bentuk kutub tunggal dan tiga kutub.
Sakelar pemisah transmisi umumnya digunakan sebagai alat manajemen beban.
Penambahan kebutuhan dan pengurangan ketersediaan membuat pensakelaran transmisi secara
otomatis sangatlah diinginkan. Aktifitas manajemen beban biasanya telah selesai saat “dead
time” dengan mengoperasikan sakelar pemisah yang tepat secara otomatis melalui sending loss
of voltage. Sistem tersebut dapat dibangun sampai 161 kV, 1200 A.

6. Load-Break Switch
Load-break (disconnect) switch dapat menginterupsi arus beban normal, tetapi tidak
dengan arus gangguan. LBS menyediakan kemampuan pensakelaran tanpa CB. Sakelar tembok
merupakan LBS yang paling umum. Umumnya, penginterupsi ini tidak dalam kerja kontinyu
dalam mengalirkan arus beban. LBS memiliki kemampuan menginterupsi yang terbatas dan
digunakan untuk jaringan, transformator, kapasitor, dan pensakelaran reactor.
LBS untuk tegangan menengah dan tinggi menggunakan penginterupsi yang telah
dibuat kedalam sakelar untuk memutus arus beban sebelum sakelar memutus dan lengan ayun
terbuka. LBS tegangan tinggi yang terbaru, dilengkapi dengan penginterupsi SF6, dapat
memutus arus gangguan signifikan dan mematuhi sinyal relay proteksi. Kebanyakan LBS
menggunakan motor untuk membuka dan menutup kontak, tetapi penginterusi dioperasikan
dengan pegas bertekanan tinggi.
7. Switchgear
Switchgear istilah umum yang mencakup peralatan pensakelaran dan interpsi, juga
peralatan rakitannya dengan kontrol, metering, proteksi, dan perlengkapan pengatur dengan
diasosiasikan sebagai struktur interkoneksi dan pendukung. Switchgear digunakan dalam
instalasi industri, komersial, dan utiliti. Dapat digunakan pada tegangan 34,5 kV, dan rating
heavy-duty sampai dengan arus kontinyu 6000A.
Switchgear dapat dalam bentuk metal-clad, metal-enclosed, atau isolated-phase metal-
enclosed switchgear. Dalam metal-clad switchgear biasanya dalam bentuk perlengkapan
elektrik rakitan pabrik yang dibutuhkan untuk mengontrol rangkaian individu termasuk bus,
CB, peralatan pemutus, trafo arus dan tegangan, kontrol, instrumen, dan relay. Switchgear
digunakan untuk rangkaian kapasitas rendah dan menengah, untuk instalasi indoor dan outdoor
pada 345 kV dan dibawahnya.

Di dalam metal-enclosed switchgear, setiap fasanya diisolasi dalam housing metal yang
terpisah. Ini adalah yang paling praktis, paling aman dan paling ekonomis desain dalam hal
mencegah gangguan antar fasa. Switchgear bisa digunakan untuk menjalankan 2 fungsi
berikut:

1. Dalam kondisi normal, ini digunakan untuk menjalankan sejumlah operasi switcing
secara rutin.
2. Dalam kondisi tidak normal, ini digunakan untuk memutus bagian secara otomatis
dari sistem yang bermasalah untuk mencegah kerusakan yang berlebihan dan untuk
membatasi masalah sekecil mungkin dari sistem

Operasi swicthing secara rutin yaitu:

1. Memutuskan dan mengisolasi beberapa bagian dari peralatan untuk penggantian atau
perbaikan.
2. Memutuskan generator dari sistem ketika tidak lagi diperlukan untuk melayani beban.
3. Mengisolasi regulator menggunakan switch gear.
4. Mem bypass CB menggunakan switchgear.
5. Membalikkan berbagai macam operasi menggunakan switchgear.

Definisi yang paling tepat, “switchgear terhubung langsung” definisinya juga meliputi
perangkat berikut, termasuk CB, saklar pemutus atau perangkat pemutus. Fuse, trafo
instrument, bus, dan semua penghubung komponen ini dan bangunan penopang, isolator, atau
housing.

Perangkat switchgear yang lain mungkin ditempatkan pada jarak tertentu dari rangkaian
yang dapat diidentifikasi. Rangkainnya termasuk indicator (misalnya, alat sinyalir, lampu
sinyal, atau instrument, saklar kontrol, pengukur, relay proteksi dan relay kontrol, relay
tegangan generator), dan panel pada rangkaian yang dipasang.

8. Tujuan dari proteksi saluran transmisi

Tujuan penggunan relay proteksi untuk meminimalisir gangguan pelayanan dan


membatasi kerusakan pada alat ketika kegagalan terjadi. Untuk mencapai perlindungan
tersebut, relay proteksi dengan cepat mendeteksi adanya keadaan sistem tidak normal dengan
memantau kuantitas sistem dengan tepat, menentukan jumlah minimal CB yang harus dibuka,
dan energize rangkain trip dari CB. Alasannya untuk mengisolai cepat adalah:

1. Untuk meminimalisir waktu dan gangguan elemen efektif pada operasi normal dari
sistem tenaga.
2. Untuk meminimalisir dan mencegah kerusakan elemen defektif. (Dengan demikian,
mengurangi waktu dan biaya dari perbaikan dan memungkinkan restorasi elemen lebih
cepat untuk pelayanan.)
3. Untuk memaksimalkan daya yang dapat ditransfer pada sistem tenaga.(High-speed
clearing dari gangguan berarti untuk mencapai transfer daya yang lebih tinggi dan itu
berarti penundaan investasi fasilitas transmisi tambahan.)

9. Kriteria desain untuk proteksi saluran transmisi

Kriteria desain untuk proteksi saluran transmisi adalah:

1. Realibilty, ini adalah ukuran dari tingkatan sistem proteksi akan berfungsi dengan baik
dalam hal yang diandalkan (yaitu, beroperasi dengan benar ketika dibutuhkan) dan
keamanan (yaitu, menghindari operasi yang tidak perlu)
2. Selectivity, kualitas dimana sistem proteksi dibedakan antara untuk yang beroperasi
dan yang tidak harus beroperasi . dengan kata lain, pemilihan dari sistem proteksi
adalah kemampuan untuk mengenali gangguan dan jumlah minimal CB trip untuk
menghilangkan gangguan. Sistem proteksi dirancang baik harus menyediakan
kontinuitas maximum dari pelayanan dengan sitem pemutusan minimum.
3. Speed, kemampuan sistem proteksi untuk memutus elemen sistem gangguan secepat
mungkin dengan waktu gangguan minimum dan kerusakan peralatan minimum. Karena
itu, relay proteksi harus beroperasi pada speed yang dibutuhkan. seharusnya tidak
terlalu lambat, yang dapat mengakibatkan kerusakan pada peralatan, atau terlalu cepat,
yang dapat mengakibatkan operasi yang tidak diinginkan selama gangguan transien.
Kecepatan operasi juga memiliki efek langsung pada umumnya stabilitas sistem tenaga.
Gangguan dengan waktu singkat diizinkan untuk bertahan dari sistem, beban lebih
dapat ditransfer antara titik tertentu pada sistem tenaga tanpa hilang dari syncronism.
Gambar 10.6 menunjukkan kurva yang mewakili daya yang dapat ditransfer sebagai
fungsi dari waktu fault-clearing untuk berbagai jenis gangguan. Jelas, waktu fault-
clearing cepat t1 benar transfer daya lebih tinggi daripada waktu clearing lebih lama t2.
Sekarang, waktu fault-clearing dari sebagian besar sistem tenaga ada didaerah t1(sekitar
3 cycles pada 60 Hz), dengan demikian, transfer daya hampir maksimum. Jadi, dapat
diamati bahwa gangguan yang paling parah adalah gangguan 3 fasa, dan gangguan yang
paling parah adalah line-to-ground dalam hal transmisi daya.
4. Simplicity, itu tandanya dari desain yang baik dalam hal peralatan minimum dan
rangkaian. Akan tetapi, sistem proteksi paling simpel mungkin tidak selalu jadi yang
paling ekonomis, meskipun mungkin yang paling diandalkan karena elemennya yang
paling sedikit mengalami kerusakan
5. Economics, itu menentukan proteksi maksimum yang mungkin dicapai dengan biaya
minimum. Mungkin untuk desain sistem proteksi yang sangat handal, tapi dengan biaya
yang sangat mahal. Karena itu, keandalan tinggi tidak harus di upayakan sebagai tujuan
utama. Terlepas dari biaya, harus lebih diseimbangkan terhadap ekonomi,
memperhatikan semua faktor.

Proteksi tidak dibutuhkan ketika sistem beroprasi normal. Proteksi hanya dibutuhkan
ketika sistem tidak beroperasi normal. Karena itu, dalam artian, proteksi adalah bentuk jaminan
terhadap kegagalan sistem. Premi adalah biaya modal dan pemeliharaan, dan return adalah
kemungkinan pencegahan kehilangan stabilitas dan minimalisasi kemungkinan kerusakan.
Biaya proteksi umumnya sangat kecil dibandingkan dengan biaya dari peralatan yang
diproteksi. Seni dari relay proteksi terus berubah dan maju. Akan tetapi, prinsip dasar dari
operasi relay dan aplikasi tetap sama. Demikian, tujuan dari bab ini untuk meninjau prinsip-
prinsip fundamental dan kemudian pengaplikasian untuk proteksi dari elemen sistem tertentu.
Akan tetapi, penekanan berada di sistem transmisi.
Gambar 10.6 Nila i daya ya ng b isa ditra nsmis ikan seb agai fun gsi waktu clea ran ce ga ngguan

Gangguan yang paling sering terjadi pada saluran transmisi adalah short circuit.
Namun, petir masih penyebab yang paling umum pada gangguan saluran transmisi di udara.
Gangguan 1 fasa memberikan 75-90% dari seluruh gangguan. Sebaliknya, gangguan 3 fasa ke
ground adalah 5-15% dari seluruh gangguan, sementara yang paling langka adalah gangguan
3 fasa tanpa hubungan ke ground di 5-10%. Penyebab lain yang jarang dari gangguan adalah
hubungan sementara dengan benda asing, kabel yang berayun disebabkan oleh angin kencang,
dan kerusakan isolator.

10. Zona proteksi

Sistem tenaga terbagi dalam berbagai zona proteksi utama, seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 10.7. Garis putus-putus menunjukkan zona terpisah dari proteksi di sekitar
masing-masing elemen sistem (misalnya, generator, trafo, bus, saluran transmisi, dll) yang
diberi relay atau penanggung sistem proteksi. Zona meliputi elemen sistem dan CB yang
menghubungkan elemen ke sistem. Seperti yang ditunjukkan pada gambar, agar dapat
terproteksi memadai dengan gangguan minimum, sistem tenaga dapat terbagi kedalam zona
proteksi untuk: (1) generator(atau generator-trafo), (2) trafo, (3) bus, (4) saluran transmisi, dan
(5) beban, motor, dll.

Setiap zona proteksi memiliki relay proteksi sendiri untuk mendeteksi adanya gangguan
pada zona tersebut dan CB sendiri untuk memutuskan zona dari sistem. Artinya, zona proteksi
dapat didefinisikan sebagai bagian dari sistem tenaga yang diproteksi dengan sistem proteksi
tertentu atau bagian dari sistem proteksi.
Batas zona dari proteksi ditunjukkan dengan CT, yang mensuplai input ke relay. Pada
sistem tenaga tertentu, CT menyediakan kemampuan untuk mendeteksi gangguan dalam zona,
CB menyediakan kemampuan untuk mengisolasi gangguan dngan memutus semua peralatan
daya didalam zona proteksi. Dalam hal ini CT bukan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari CB, CT masih menentukan zona proteksi, tetapi saluran komunikasi harus digunakan
untuk melaksanakan fungsi trip.

11. Proteksi Primer dan Backup

Seperti yang di ilustrasikan pada Gambar 10.7, zona utama diatur sedemikian rupa
sehingga proteksi overlap disekitar CB. Tujuan dari overlap adalah menghilangkan
kemungkinan blind spots atau daerah tidak terproteksi. Gangguan dalam area overlap akan
menyebabkan tripnya semua CB pada 2 zona primer.

Proteksi primer. Operasi dari proteksi harus cepat, handal, dan sensitif. Kecepatan
respon dan keandalan tinggi sangat penting untuk membatasi kerusakan yang disebabkan oleh
gangguan. Selanjutnya, proteksi harus selektif sehingga hanya elemen yang mengalami
gangguan dllepas. Keandalah dicapai dengan perlatan kualitas tinggi dan menggunakan 2
skema proteksi yang berbeda untuk setiap elemen: proteksi primer dan proteksi back up.
Proteksi utama untuk zona tertentu dari proteksi disebut dengan sistem proteksi primer.
Peralatan beroperasi paling sedikit dari pelayanan.

Proteksi Backup. Proteksi backup disediakan untuk kemungkinan kegagalan pada


proteksi primer dan kemungkinan kegagalan CB. Penyebab kegagalan tersebut: (1) Kegagalan
suplai arus dan tegangan AC untuk relay karena kegagalan di CR, atau VT, atau wiring; (2)
Kegagalan peralatan pembantu; (3) Kehilangan kontrol suplai DC; dan (4) kegagalan relay. Di
sisi lain, penyebab kegagalan lebih besar mungkin termasuk: (1) open atau short circuit trip
coil, (2) kehilangan suplai DC, (3) kegagalan kontak utama gangguan, (4) kegagalan mekanik
dari mekanisme trip.

Relay backup lebih lambat dari pada relay primer dan dapat lebih banyak melepaskan
dari elemen sistem yang dibutuhkan untuk menyelesaikan gangguan. proteksi utama harus
beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip fisik yang berbeda dari backupnya. Jadi, skema backup
harus menyediakan relay backup serta breaker backup.

Penting bahwa proteksi backup harus diatur sehingga menyebabkan kegagalan proteksi
primer tidak juga menyebabkan kegagalan proteksi backup.
Selanjutnya, proteksi backup harus tidak bekerja sampai proteksi primer telah lebih
dulu beroperasi. Karena ini, ada time delay terkait dengan proteksi backup.

Remote backup. Jika proteksi utama dari elemen bersebelahan digunakan sebagai
proteksi backup dari elemen tertentu disebut remote backup. Dengan kata lain, relay backup
secara fisik ditempatkan pada lokasi terpisah dan benar-benar bebas dari relay dan CB yang di
backup. Karena ini, tidak ada kegagalan yang biasanya mempengaruhi kedua set relay. Untuk
sistem EHV, itu tidak biasa untuk memiliki dua station batteries dan sirkuit terpisah sehingga
proteksi utama adalah secara elektrik terisolasi dari proteksi backup.

Mempertimbangkan skema proteksi diilustrasikan pada Gambar 10.8. Pada skema


remote backup, time delay pada bus 1 menyediakan proteksi backup untuk saluran transmisi
TL34. Ketika ada gangguan pada transmisi TL34, jika ada kegagalan proteksi atau kegagalan
CB pada bus 3, remote relay yang terletak pada bus 1 akan men-tripkan CB untuk mengisolasi
gangguan. Berarti relay dan CB pada bus 1 menyediakan relay dan CB backup untuk breaker
3. Begitu pula, relay dan CB pada bus 4 menyediakan backup untuk breaker 2. Jadi baik bus 1
dan 4 menyediakan proteksi backup untuk bus pada substation.

Sekarang, mempertimbangkan skema proteksi ditunjukkan pada Gambar 10.9.


perhatikan bahwa pembangkitan tambahan dan saluran transmisi akan menuju gangguan,pada
saluran transmisi TL12 dan TL34. Karena ini, relay remote backup terletak pada 1 dan 2 akan
susah dalam melihat gangguan pada saluran transmisi yang berdekatan, terutama gangguan
yang terletak dekat remote bus. Karena itu, di feed arus gangguan pada middle substation
membuat gangguan tampak lebih jauh ke relay remote. Sebenarnya, semakin besar di feed,
semakin jauh ganguan akan muncul. Dalam kasus tersebut, backup jenis local digunakan.
Gambar 10.7 Zona primer da ri proteks i da lam p ower s is tem

Local backup. Jika proteksi backup ditempatkan pada substation yang sama sebagai
proteksi utama disebut local backup. Relay ini dipasang pada substation yang sama dan
penggunaan elemen yang sama sebagai proteksi primer. Dengan kata lain, gangguan
diselesaikan secara lokal di gardu yang sama di mana kegagalan telah terjadi. Jenis backup ini
menyediakan backup kegagalan baik relay dan CB, seperti yang diilustrasikan pada Gambar
10.10.

Meninjau Gambar 10.9 dan menganggap skema local backup digunakan pada CB 3.
Dalam hal gangguan terjadi pada saluran transmisi TL34 dekat dengan CB 3, relay jarak primer
dan backup pada 3 akan beroperasi sangat cepat untuk menyelesaikan gangguan. Jika CB 3
gagal untuk menyelesaikan gangguan, bus time dapat diset untuk men-tripkan CB 2, 5, dan 6
dalam waktu sekitar 0.15 sampai 0.20 s.

Gambar 10.8 Ilus tra si dari proteks i remote backup

Gambar 10.9 Ilus tra si dari proteks i remote backup dengan in termed iate feed
Gambar 10.1 0 Proteks i local b acku p

12. Reclosing

Mayoritas (80-90%) dari gangguan pada saluran distribusi di udara bersifat


sementara di alam.Hal ini terutama disebabkan oleh flashovers antara konduktor fasa atau
antara satu atau lebih konduktor fasa dan netral yang dibumikan dan ground yang
disebabkan oleh petir, atau angin. Angin dapat menyebabkan konduktor bergerak bersama-
sama untuk tahap flashover atau dapat menyebabkan kontak dengan pohon yang
menyebabkan gangguan sementara. Sisanya 10-20% dari gangguan baik bersifat sementara
atau permanen.

Dengan demikian, gangguan yang bersifat transient dapat ditangani dengan


memutus line sampai daerah atau wilayah padam dan kemudian dapat diberi energi lagi
setelah jangka waktu tertentu, yang disebut dead time (waktu mati). Seluruh prosedur
dikenal sebagai the automatic line reclosing or simply autoreclosing. itu harus jelas bahwa
prosedur reclosing tersebut secara substansial meningkatkan kelangsungan pasokan energi
dan layanan. Namun, jika gangguan itu bersifat permanen, the reenergized line akan dibuka
kembali oleh proteksinya. Manfaat menggunakan reclosure kecepatan tinggi adalah:
1. Mencegah dan / atau membatasi kerusakan konduktor

2. Meminimalkan efek pemadaman line pada beban kritis

3. Mempertahankan integritas sistem dengan mengembalikan saluran ke layanan

4. Memungkinkan pemuatan yang lebih besar dari sistem transmisi

5. Meningkatkan stabilitas sistem

Reclosing dapat menjadi salah satu upaya tunggal (one-shot) atau beberapa usaha
pada berbagai interval waktu (multiple shots). Upaya pertama dari reclosing otomatis dapat
berupa "instantanenous" atau dengan "time delay". Mungkin ada dua atau tiga upaya
tersebut, tetapi biasanya hanya reclosure single-shot yang digunakan dalam jaringan
transmisi tegangan tinggi. Reclosing kecepatan tinggi mengizinkan hanya jika cukup waktu
(biasanya 15 sampai 40 siklus) untuk busur api dari gangguan dihilangkan. Di sisi lain,
reclosing time delay memiliki delay waktu satu detik atau lebih. Jika reclosure tidak sukses,
relay recloser bergerak ke posisi lockout sehingga mungkin tidak ada operasi otomatis lebih
lanjut.

L. Blackburn [3] menyarankan yang di sirkuit tiga fase, waktu memutus untuk
gangguan ini adalah untuk deionize dan tidak restrike adalah

Ini hanya berlaku untuk kasus yang memiliki tiga fasa terbuka. Untuk operasi single-
pole trip-reclose, waktu deionisasi yang dibutuhkan lebih panjang karena energi dari fase
yang belum dibuka menyuplai busur api.

Di Amerika Serikat, hal ini adalah praktek umumnya untuk trip ketiga fasa untuk
semua gangguan dan kemudian reclose tiga fase secara bersamaan. Namun, di Eropa, tidak
jarang untuk trip hanya fasa yang gangguan dalam hal yang memiliki gangguan single-line-
to-ground. Namun, dalam situasi seperti ini, tegangan dan arus dalam fasa yang normal
cenderung mempertahankan gangguan busur api bahkan setelah gangguan telah diputus.
Kejadian ini dikenal sebagai secondary arc. Ini mungkin memerlukan kompensasi reaktor
untuk memperbaiki situasi [5].
Secara umum, itu adalah praktek umum untuk reclose saluran transmisi secara
otomatis yang jauh dari stasiun pembangkit setelah mengalami trip untuk gangguan.
Biasanya, single high-speed reclosing akan diusahakan hanya setelah bersamaan, trip
kecepatan tinggi dari semua breaker line dengan sistem primary pilot-relaying. Dalam hal
gangguan bertahan, relay saluran akan mentripkan lagi dan biasanya tidak ada lagi reclosing
otomatis yang akan dicoba setelah usaha itu. Jika semua upaya untuk menutup line secara
otomatis gagal, maka operator sistem dapat mencoba untuk menutup line secara manual
setelah interval waktu tertentu. Bahkan jika upaya petunjuk-reclosing gagal, menjadi jelas
bahwa saluran tersebut mengalami gangguan permanen. Oleh karena itu, dibawa keluar dari
layanan sampai diperbaiki dengan benar.

Ada potensi bahaya untuk menggunakan recloser sesaat pada line di atau dekat
stasiun pembangkit, karena reclosing tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada poros
panjang turbin dari unit turbin-generator. Hal ini disebabkan karena tegangan pada kedua
sisi CB berada pada sudut yang berbeda. Dengan demikian, reclosing tersebut menyebabkan
shock tiba-tiba dan pergerakan rotor dan osilasi yang bersifat sementara dan bertekanan.

Menurut Blackburn [3], reclosing pada saluran multiterminal lebih kompleks. Hal
ini terutama berlaku jika lebih dari lima terminal memiliki sumber tegangan sinkron. Hal ini
mungkin memerlukan reclosing satu atau dua terminal instan, tapi reclosing lain setelah
tegangan yang tepat atau Sinkronisasi-clock. Dalam hal saluran transmisi memiliki load
taps, ketika baris yang sama digunakan untuk tujuan transmisi dan distribusi, reclosing dari
terminal sumber dapat digunakan untuk layanan tap loads.

Saluran transmisi yang diakhiri dengan transfer bank tanpa memiliki CB di antarnya,
atau saluran transmisi yang memiliki shunt reactors, tidak harus ditutup secara otomatis.
Dalam situasi seperti itu, penundaan reclosing diperlukan untuk memastikan bahwa tidak
ada masalah baik dalam transformator atau reaktor.

Berdasarkan pengalaman masa lalu, kita dapat menyimpulkan bahwa kesuksesan


reclosure kecepatan tinggi dapat dicapai 80-90% dari waktu. Namun, reclosing kecepatan
tinggi tidak dapat digunakan dalam semua kasus. Misalnya, recloser ke dalam gangguan
terus-menerus dapat menyebabkan ketidakstabilan sistem. Selain itu, reclosure kecepatan
tinggi setelah trip untuk gangguan fasa tidak disarankan pada saluran transmisi yang
meninggalkan stasiun pembangkit, karena memiliki kemungkinan shaft generator kerusakan
torsi dan harus diperiksa dengan ketat sebelum menggunakannya.
Rustebakke [2] menyatakan bahwa efek tersebut dapat diminimalkan dengan:

1. Menunda recloser minimal 10 s.


2. Mempekerjakan reclosing selektif, yaitu, reclosing hanya pada gangguan single-phase-
to-ground.
3. Mempekerjakan reclosing berurutan. (Dengan kata lain, Reclose pertama pada the
remote end dan blok reclosing di stasiun pembangkit jika gangguan masih ada.)
Gunakan pendekatan ini jika garis panjang dan / atau jika tidak ada stasiun pembangkit
di the remote end.

Saluran yang digunakan untuk mengirim daya antara stasiun memerintahkan high-
speed reclosing dari kedua terminal untuk memulihkan layanan. Seperti high-speed
reclosing terbatas pada saluran (yang terbuat dari saluran paralel yang cukup dalam
jaringan) yang dilindungi oleh pilot protection, karena memerlukan sumber tegangan yang
sinkron (yaitu, di fasa) dengan satu sama lain selama periode open-line.

Menurut Blackburn (3), lebih baik menggunakan metodologi berikut ketika pilot
protection tidak digunakan:

1. Gunakan single-pole pilot trip dan reclose sebagai metode.


2. Pertama, gunakan pilot relay protection for simultaneous line tripping. Reclose satu
ujung seketika dan kemudian tutup ujung yang lain setelah memeriksa bahwa saluran
dan tegangan bus yang selaras atau dalam perbedaan sudut yang telah ditetapkan.
Sinkronisasi relay dapat digunakan untuk tujuan ini.
3. Jika pilot protection tidak ada, maka reclose dengan berikut:
a. Live line, dead bus;
b. Dead line, live bus; and/or dead bus;
c. Live line, live bus with synchronism checking.

Perhatikan bahwa karena gangguan sering bersifat sementara, stabilitas sering


tidak pernah tercapai. Oleh karena itu, reclosing sesaat dari kedua ujung saluran bersamaan
dipraktekkan untuk saluran 115 kV dan ke atas. Biasanya, ini dicoba hanya satu kali. Upaya
lebih lanjut memerlukan cek tegangan dan / atau penggunaan alat sinkron cek. Operasi
reclosing tersebut hanya digunakan untuk saluran udara, tetapi tidak untuk saluran transmisi
dibangun pada kabel, karena tidak tertutup. Saluran yang memiliki baik bagian overhead
dan kabel membutuhkan proteksi terpisah untuk overhead dan kabel proteksi untuk bagian
overhead dan kabel. Dalam aplikasi tersebut, reclosing diperbolehkan hanya untuk
gangguan saluran udara.

13. Relay yang digunakan untuk jaringan transmisi

Seperti yang didefinisikan sebelumnya, relay pelindung adalah perangkat yang


dirancang untuk memulai isolasi bagian dari sistem listrik, atau untuk mengoperasikan
sebuah sinyal alarm, dalam kasus gangguan atau kondisi abnormal lainnya. Pada dasarnya,
relay pelindung terdiri dari elemen operasi dan satu set kontak. Elemen operasi menerima
masukan dari trafo instrumen dalam bentuk arus, tegangan, atau kombinasi dari arus dan
tegangan (misalnya, impedansi dan power). Relay dapat merespon: (1) perubahan besarnya
kuantitas input, (2) sudut fase antara dua kuantitas, (3) jumlah (atau perbedaan) antara dua
kuantitas, atau (4) rasio kuantitas. Dalam kasus apapun, relay melakukan pengukuran (atau
perbandingan) operasi berdasarkan masukan dan menerjemahkan hasilnya ke dalam
gerakan kontak. Oleh karena itu, misalnya, output state relay elektromekanis adalah baik
"trip" (dengan kontak yang tertutup) atau "block or block to trip" (dengan kontak yang
terbuka). Ketika mereka menutup, kontak baik menggerakkan sinyal peringatan atau
memutus rangkaian perjalanan dari CB, yang pada gilirannya, mengisolasi bagian yang
rusak karena mengganggu aliran arus ke bagian itu.

Secara umum, relay proteksi dapat diklasifikasikan oleh konstruksi, fungsi, atau
aplikasi. Secara konstruksi, dapat jenis baik elektromekanis atau solid-state (atau statis).
Secara umum, relay elektromekanik yang kuat, murah, dan relatif kebal terhadap
lingkungan yang keras dari sebuah gardu. Namun, membutuhkan perawatan rutin oleh
tenaga terampil. Selain itu, desainnya agak terbatas dalam hal karakteristik yang tersedia,
pengaturan tap, dan kemampuan beban.

Di sisi lain, relay solid-state terutama telah digunakan di daerah di mana penerapan
metode konvensional sulit atau tidak mungkin (misalnya, proteksi tegangan tinggi saluran
transmisi dengan perbandingan fasa). Relay menggunakan transistor untuk fasa atau
perbandingan amplitudo bisa dibuat lebih kecil, lebih murah, lebih cepat, dan lebih dapat
diandalkan dibandingkan relay elektromekanik. Mereka dapat dibuat shockproof dan
membutuhkan sedikit perawatan. Selain itu, sensitivitas besar relay memungkinkan CT
lebih kecil untuk digunakan dan karakteristik yang lebih canggih yang akan diperoleh.
Bertentangan dengan relay elektromekanik, relay solid-state menyediakan switching
action, tanpa gerakan fisik setiap kontak, dengan mengubah statusnya dari nonconducting
atau sebaliknya. Relay elektromekanik dapat diklasifikasikan sebagai daya tarik magnet,
induksi magnetik, D'Arsonval, dan thermal unit. Kebanyakan dari jenis tersebut yang
banyak digunakan dari relay daya tarik magnet termasuk plunger (solenoid), clapper, dan
polar.

Tipe relay yang digunakan untuk proteksi saluran transmisi adalah: (1) overcurrent
relays, (2) distance relays, (3) pilot relays.

13.1. Relay Arus Lebih (Overcurrent relays)

Penggunaan relay arus lebih adalah jenis yang paling sederhana dan murah dari
segala jenis proteksi saluran. Tiga jenis relay arus lebih yang digunakan adalah: inverse-
time delay overcurrent relays, instantaneous overcurrent relays, and directional overcurrent
relays.

Secara umum, relay arus lebih sulit untuk diterapkan di mana koordinasi,
selektivitas, dan kecepatan adalah penting. Biasanya memerlukan perubahan ke pengaturan
sebagai perubahan sistem konfigurasi. Dan juga, mereka tidak bisa membedakan antara
beban dan gangguan arus. Oleh karena itu, ketika mereka diterapkan hanya untuk proteksi
gangguan fasa, relay hanya berguna ketika arus gangguan minimum melebihi arus beban
penuh. Namun, secara efektif dapat digunakan pada sistem substransmission dan sistem
distribusi radial. Hal ini disebabkan bahwa gangguan pada sistem ini biasanya tidak
mempengaruhi stabilitas sistem dan oleh karena itu proteksi kecepatan tinggi tidak
diperlukan.

13.1.1. Inverse-Time Delay Overcurrent Relays

Penggunaan utama dari time-delay overcurrent relays (TDOC) adalah pada sistem
radial dimana relay digunakan untuk baik proteksi fasa dan tanah. Pelengkap dasar relay
tersebut adalah two-phase and one-ground relays. Hal ini dapat memproteksi saluran dari
semua kombinasi gangguan fasa dan ground menggunakan jumlah minimum relay.
Menurut Horowitz [5], menambahkan relay fasa ketiga dapat memberikan perlindungan
cadangan lengkap, memiliki dua relay untuk setiap jenis gangguan, dan merupakan praktek
yang disukai. Relay ini biasanya diterapkan pada saluran substransmission dan sistem
industri karena biaya yang rendah.
13.1.2. Instantaneous Overcurrent Relays

Karena gangguan lebih dekat ke sumber, semakin besar gangguan yang besarnya
saat ini tetapi waktu trip yang lama, relay TDOC tidak dapat digunakan dengan sendirinya.
Seperti diilustrasikan dalam Gambar 10.11, penambahan instantaneous overcurrent relays
membuat sistem tersebut memungkinkan untuk terproteksi. Namun, harus ada pengurangan
yang signifikan pada gangguan arus sebagai gangguan gerakan dari relay ke arah ujung
saluran. Dengan cara ini, relay sesaat dapat dibuat untuk melihat hampir sampai ke
gangguan, tapi tidak termasuk, bus berikutnya. Relay tidak akan beroperasi selama
gangguan di luar akhir saluran, tetapi masih memberikan proteksi berkecepatan tinggi
untuk sebagian besar saluran.

13.1.3. Directional Overcurrent Relays

Ketika penting untuk membatasi trip untuk gangguan hanya dalam satu arah di
rangkaian banyak sumber penggunaan directional overcurrent relays menjadi perlu. The
overcurrent relaying dibuat terarah untuk memberikan koordinasi relay antara semua relay
yang bisa melihat gangguan tertentu. Jika tidak, koordinasi seringkali terlalu sulit jika tidak
mustahil.

Directional relays membutuhkan dua input yang merupakan arus kerja dan jumlah
referensi yang tidak berubah dengan lokasi gangguan. Untuk relay fasa, besaran perbedaan
adalah tegangan sistem dari lokasi relay. Untuk referensi ground directional, tegangan
urutan nol (3Va0) digunakan. Namun, itu sering bahwa arus pada netral dari hubungan Y/∆
traformator daya yang digunakan sebagai referensi arah sebaliknya.
Gambar 10.1 1 Ap likas i da ri overcurren t relay in stant

13.2. Distance Relays

Metode yang paling umum untuk mendeteksi gangguan pada saluran transmisi
adalah dengan pengukuran impedansi. Hal ini dilakukan oleh unit-unit relay yang merespon
rasio tegangan ke arus dan, karena itu, untuk impedansi atau komponen impedansi. Karena
impedansi adalah ukuran jarak sepanjang saluran transmisi, antara lokasi relay dan lokasi
gangguan, relay ini disebut distance relay. Sebagai power sistem yang menjadi lebih
kompleks dan arus gangguan bervariasi dengan perubahan generasi dan konfigurasi sistem,
directional overcurrent relays sulit untuk diterapkan dan mengatur semua bagian.

Dibandingkan dengan directional overcurrent relays, pengaturan distance relay


adalah konstan untuk berbagai perubahan di luar saluran transmisi yang diproteksi.
Perbedaan diperoleh dengan membatasi operasi relay untuk jarak tertentu dari impedansi.
Oleh karena itu, batas operasi distance relay biasanya diberikan dalam bentuk impedansi
atau dalam hal komponen impedansi, resistansi, dan reaktansi. Ada tiga dasar karakteristik
distance relay, yaitu, impedansi relay, admitansi relay, dan reaktansi relay. Masing-masing
relay dibedakan dengan aplikasi dan karakteristik operasional.

13.2.1. Impedance Relay


Seperti ditunjukkan dalam Gambar 10.12, impedance relay memiliki karakteristik
trigger circular yang berpusat pada diagram awal R-X. Hal ini nondirectional, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 10.12a, dan digunakan terutama sebagai detektor gangguan.
Namun, memungkinkan untuk memiliki relay impedansi dengan elemen directional, seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 10.12b. Oleh karena itu, relay directional umumnya
digunakan untuk memantau relay impedansi.

13.2.2. Admitansi Relay

Pada umumnya digunakan distance relay. Karakteristik yang melewati diagram


awal R-X dan karena itu directional. Hal ini juga digunakan sebagai tripping relay dalam
skema pilot dan sebagai relay back up dalam step distance scheme. Karakteristiknya adalah
circular untuk relay elektromekanik seperti yang ditunjukkan pada Gambar 10.13. Namun,
untuk relay solid-state, dapat dibentuk sesuai dengan impedansi saluran transmisi, seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 10.14.

Gambar 10.1 2 Imped ance rela y: (a ) tan pa elemen d irectiona l, (b) dengan elemen direction al
Gambar 10.1 3 Admitta nce rela y elektromekan ik: (a ) a dmittan ce relay biasa,
(b) off-s et admitta nce rela y, d an (c) exp anded a dmittan ce relay

13.2.3. Reactance Relay

Relay reaktansi memiliki karakteristik berupa garis lurus yang hanya merespon
pada reaktansi dari area yang diproteksi seperti ditunjukkan gambar 10.15a. Relay reaktansi
ini tidak terarah dan digunakan untuk membantu relay admittansi sebagai relay pemutus
untuk membuat keseluruhan proteksi tidak bergantung pada resistansi. Relay reaktansi ini
biasanya digunakan untuk transmisi pendek dimana resistansi arc gangguan sama dengan
magnitude dari jarak transmisi.

Anggap sebuah skema relay jarak tiga zona digambarkan di gambar 10.16.
asumsikan bahwa ini memberikan proteksi instan lebih dari 80-90% pada zone 1 dan
proteksi yang sedikit terlambat pada sisa transmisi di zona 2 dan juga proteksi cadangan di
transmisi sekitarnya. Ingat bahwa zone 3 juga memberikan proteksi cadangan untuk
transmisi di sekitarnya.
Gambar 10.1 4 Solid -sta te admitta nce rela y

Gambar 10.1 5 Reactan ce rela ys: (a ) tan pa kara kteris tik mh o, dan (b ) d engan ka rakteristik mho

Gambar 10.1 6 Three -zon e s tep dis ta nce rela ying un tu k


memproteksi 10 0% ja ringa n da n un tu k memberikan backup ke ja ringa n s ekitar
Contoh soal 10.3

Anggap single line diagram dari transmisi 345 kV ditunjukkan pada gambar 10.17a. system
ekuivalen bus A dan B diwakili oleh impedansi seri system ekuivalen dengan tegangan bus
konstan. Asumsikan arah aliran daya dari bus A ke bus B. relay jarak directional berada pada
A. asumsikan ada 2 unit relay jarak (zone type), tiga fasa dan fasa ke fasa. Sedangkan untuk
gangguan tiga fasa, memiliki karakteristik mho directional dan hanya beroperasi untuk
gangguan di arah maju pada transmisi AB. Untuk gangguan fasa ke fasa (a-b, b-c, a-c), unit
fasa ke fasa beroperasi. Juga asumsikan bahwa semua gangguan 2 fasa ke tanah diproteksi oleh
kedua unit jarak. Semua gangguan fasa ke tanah yang lain diproteksi oleh ground distance relay
dan tidak termasuk dalam contoh ini. Perhatikan hanya proteksi zona 1 dan 2 untuk posisi relay
jarak pada bus A dan lakukan :

a. Gambar titik tengah dari impedansi jaringan ZL pada diagram R-X


b. Gambar karakteristik mho 2 zona di R-X diagram untuk unit tiga fasa
c. Gambar karakteristik 2 zona di diagram R-X untuk unit fasa ke fasa
d. Tunjukkan area sekitar untuk lokasi yang mungkin untuk titik operasi normal aliran
daya dari bus A ke bus B

Solusi :

Ditunjukkan pada gambar 10.17b

Contoh soal 10.4

Asumsikan bahwa gambar 10.17a adalah single line diagram dari subtransmisi 138 kV dengan
impedansi jaringan 0.2 + j0.7 pu. Anggap relay jarak directional terletak di A yang memiliki
arah maju dari bus A ke bus B. titik F merupakan gangguan fasa ke fasa yang terletak 0.7 pu
dari bus A. besar arus gangguan adalah 1.2 pu. Asumsikan bahwa jarak antar fasa adalah 10.3
ft. besar daya, tegangan, arus dan impedansi dari bus adalah 100MVA, 138kV, 418.4A, dan
190.4. anggap hanya proteksi zona 1 dan 2 dan tentukan :

a. Nilai dari arc resistance di titik gangguan (ohm dan pu)


b. Nila dari impedansi jaringan termasuk arc resistance
c. Sudut impedansi jaringan dengan dan tanpa arc resistance
d. Dengan grafik, apakah relay mampu mengatasi gangguan secara cepat atau tidak
Gambar 10.1 7 Ap likas i da ri d is tance relay un tu k p roteks i ja ringan
tra nsmis i: (a) on e -line diagram sistem, (b) d is tance relay da ri A ke B

Solution

a. Karena arus di busur adalah 1.2 pu atau I= 1.2 x 418.4A = 502.08A, arc resistance bisa
didapat dari
8750 𝑙 8750 𝑥 10.3
𝑅𝑎𝑟𝑐 = = = 14.92Ω 𝑎𝑡𝑎𝑢 0.0784 𝑝𝑢
𝐼 1.4 502.081.4

b. Impedansi yang dideteksi relay adalah

𝑍𝐿 + 𝑅𝑎𝑟𝑐 = (0.2 + 𝑗0.7)0.7 + 0.0784 = 0.2184 + 𝑗0.49𝑝𝑢

c. Sudut impedansi jaringan tanpa arc resistance adalah


0.49
tanh−1 (0.14) = 74.05°,

apabila dengan arc resistance menjadi


d. Gambar 10.18 menunjukkan bahwa meskipun setelah penambahan arc resistance, titik
gangguan F bergerak ke titik F’, yang masih berada pada zona 1. Karena itu gangguan
akan langsung diatasi.
Contoh soal 10.5

Anggap bahwa jaringan transmisi TL12 diproteksi oleh relay jarak R12 dan R21, seperti
ditunjukkan gambar 10.19a. tentukan :

a. Zona proteksi relay R12


b. Koordinasi relay jarak R12 dan R21 dalam waktu operasi VS impedansi

Solusi

a. Zona proteksi untuk relay R12 ditunjukkan oleh gambar 10.19b

Koordinasi relay jarak R12 dan R21 dalam waktu operasi vs impedansi diilustrasikan di gambar
10.19c. ingat bahwa zone 3 memberikan proteksi cadangan untuk sistem proteksi di sekitarnya

Gambar 10.1 8 Clearance gangguan b erdasa rka n gra fik


Gambar 10.1 9 Sistem transmis i un tu k Contoh soa l 10.5

Contoh soal 10.6

Anggap sistem transmisi 230kV ditunjukkan gambar 10.19a. asumsikan bahwa urutan positif
impedansi dari jaringan TL12 dan TL23 adalah 2+j20 dan 2.5+j25Ω. Jika beban puncak
maksimum yang disuplai jaringan TL12 adalah 100MVA dengan pofer factor 0.9 lagging,
desain sebuah sistem tiga zone relay jarak untuk relay impedansi R12 dengan menentukan :

a. Arus beban maksimum


b. Rasio CT
c. Rasio VT
d. Impedansi yang terukur relay
e. Impedansi beban berdasarkan ohm sekunder
f. Setting relay R12 di zone 1
g. Setting relay R12 di zone 2
h. Setting relay R12 di zone 3
Solusi

a. Arus beban maksimum adalah


100 × 106
𝐼𝑚𝑎𝑥 = = 251.02𝐴
√3(230 × 103 )
b. Karena rasio CT adalah 250:5, memberikan arus sebesar kira – kira 5A pada kumparan
sekunder saat beban maksimal
c. Karena tegangan fasa-netral adalah (230/3) = 132.79kV dan memilih tegangan
sekunder 69V fasa-netral, rasio VT dapat dihitung dengan
132.79 × 103 1924.5
=
69 1
d. Impedansi yang terukur oleh relay adalah
𝑉0⁄
1924.5 = 0.026𝑍
𝐼0⁄ 𝑙𝑖𝑛𝑒
50
Sehingga impedansi jaringan yang terukur relay TL12 dan TL23 adalah 0.052+j0.5196
dan 0.065+j0.6495 Ω
e. Impedansi beban berdasarkan ohm sekunder adalah
69
𝑍𝑙𝑜𝑎𝑑 = (0.9 + 𝑗0.4359) = 12.37 + 𝑗5.99 Ω
5
251.02 ( )
250
f. Setting relay R12 di zona 1 adalah
𝑍1 = 0.8(0.052 + 𝑗0.5196) = 0.0416 + 𝑗0.4157 Ω
g. Setting relay R12 di zona 2 adalah
𝑍2 = 1.20(0.052 + 𝑗0.5196) = 0.0624 + 𝑗0.6235 Ω
h. Karena setting di zone 3 harus melebihi jaringan terpanjang yang terhubung ke bus 2
𝑍3 = 0.052 + 𝑗0.5196 + 1.20(0.065 + 𝑗0.6495) = 0.130 + 𝑗1.299 Ω

13.3. Pilot Relaying

Yang dimaksud pilot relaying disini adalah mengendalikan CB dari jarak jauh.
Maksud dari “Pilot” disini adalah ada suatu tipe saluran (atau media) yang terhubung
dengan ujung jaringan transmisi dimana informasi arus dan tegangannya dapat di kirim.

Sistem seperti ini menggunakan relay proteksi kecepatan tinggi di terminal jaringan
untuk memastikan secepat mungkin apakah gangguannya dalam jaringan proteksi atau
tidak. Jika gangguan berada pada jaringan proteksi, semua terminal terputus dengan
kecepatan tinggi. Jika gangguan diluar jaringan proteksi tidak terjadi pemutusan. Lokasi
dari gangguan ditunjukkan oleh ada atau tidaknya pilot signal.

Keuntungan dari penanganan gangguan dengan kecepatan tinggi pada semua


terminal jaringan dengan membuka CB adalah (1) kerusakan peralatan minimum
(2)masalah kestabilan (transien) minimum (3) reclosing otomatis.

Pilot relaying merupakan bentuk yang berbeda dari relay differential, adalah
proteksi terbaik yang bisa diberikan untuk jaringan transmisi. Pilot relaying biasanya
digunakan untuk proteksi utama jaringan. Proteksi cadangan mungkin disediakan oleh
kumpulan relay yang terpisah (step-distance relaying) atau menggunakan saluran untuk
relay proteksi seperti :

1. Separate wire circuits. Bisa disebut pilot wires, beroperasi pada frekuensi sistem,
frekuensi suara, atau dalam DC. Bisa dibuat dari jaringan telefon
2. Power line carrier. Menggunakan jaringan transmisi itu sendiri untuk memberikan
media saluran untuk sinyal transmisi pada frekuensi 30-300kHz. Merupakan cara yang
paling banyak digunakan untuk sistem proteksi. Carrier transmitter-receiver
dikoneksikan ke jaringan transmisi dengan menyambungkan kapasitor yang juga
digunakan untuk pengukuran tegangan jaringan.
3. Microwave channel. Menggunakan sinyal radio, biasanya dalam batas 2-12 GHz antara
antenna yabg terletak di terminal.

Sistem Pilot relaying menggunakan perbandingan atau perbandingan arah untuk


mendeteksi gangguan. Dalam perbandingan fasa, posisi fasa dari arus frekuensi sistem daya
di terminal dibandingkan. Modulasi amplitudo digunakan dalam sistem perbandingan fasa.
Fasa dari sinyal modulasi tidak terpengaruh oleh pengurangan sinyal.
Gambar 10.2 0 Proteks i j aringa n dengan p ilot rela ying: (a ) contoh ap lika si,
(b) sa lah satu b en tuk ap likas i pilot -wire rela ying

Gambar 10.2 1 One -line d iagra m dari pow er line ca rrier u ntu k s is tem p ilot rela y

Peralatan yang sama pada ujung jaringan diatur bersamaan selama gangguan
internal dan tidak bersama saat arus gangguan mengalir karena gangguan external.
Karena itu, aliran arus gangguan eksternal dianggap 180o, dan pemutusan di blok. Jika
arusnya hampir bersamaan, maka gangguan internal terindikasi dan jaringan terputus.

Ingat bahwa selama gangguan external, modulasi out of phase menghasilkan


sinyal yang tidak biasa dari tiap jaringan transmisi. Karena itu transmisi dari ujung yang
satu mengisi sinyal ujung lainnya dan begitu juga sebaliknya, menyebabkan sinyal
kontinyu di jaringan. Sinyal ini digunakan untuk menhalangi kerja pemutus. Ketika ada
gangguan internal, sinyal yang dihasilkan di jaringan mempunyai beda setengah
periode dimana selama itu kerja pemutus diselesaikan.

Gambar 10.2 2 Perban dingan arus fasa ca rrier: kun ci un tuk op eras i

Sebuah sistem pilot relaying bisa juga menggunakan perbandingan arah untuk
mendeteksi gangguan. Dalam kasus ini, relay pendeteksi gangguan membandingan
arah aliran daya di terminal jaringan. Aliran daya ke dalam jaringan pada terminal
menunjukkan gangguan internal, dan jaringan diputus. Jika daya mengalir ke jaringan
yang satu dan keluar dari jaringan lain, gangguan dianggap external, dan pemutusan
tidak diijinkan. Anggap jaringan ditunjukkan gambar 10.20a.

Asumsikan bahwa relay arah digunakan dan diberikan proteksi kecepatan tinggi
untukl semua jaringan dengan pilot relaying. Sehingga gangguan F1 dan F2 terdeteksi
sebagai gangguan internal oleh relay yang terletak di B1 dan B2 dan diatasi pada
kecepatan tinggi. Ingat bahwa kedua relay menganggap arus gangguan mengalir pada
arah maju. Karena itu, ketika informasi dikirim oleh modulasi dan di transmit melalui
saluran pilot, akan dkonfirmasi bahwa gangguannya adalah di jaringan yang
terproteksi.
Sekarang asumsikan ada gangguan di F3. Relay B2 menganggap ini sebagai
gangguan external dan relay B1 dan B3 menganggap ini sebagai gangguan internal.
Setelah B1 menerima informasi arah gangguan, relay B1 tidak terputus untuk gangguan
F3.

14. Aplikasi Komputer di Relay Proteksi

Komputer sudah banyak digunakan di bidang elektrikal sejak 1950. Aplikasinya


termasuk bermacam-macam perkerjaan offline atau online. Contoh dari pekerjaan offline
adalah studi gangguan, studi aliran daya, perhitungan kestabilan transient, setting relay dan
studi koordinasi.

Contoh dari pekerjaan online adalah kontrol frekuensi beban, SCADA, monitoring
urutan kejadian, dan manajemen beban. Aplikasi komputer untuk relay proteksi khususnya
pada setting relay, studi koordinasi dan komputer relaying.

Sebuah relay biasanya komputer analog. Komputer ini menerima input, dan
melakukan proses secara elektromekanik atau elektronik untuk menghasilkan torsi atau
sebuah input logis, dan membuat keputusan yang menyebabkan penutupan kontak atau
sinyal output.

Pada awalnya relay komputer digunakan untuk seluruh fungsi proteksi, contohnya
proteksi jaringan transmisi dan proteksi trafo atau bus. Kemudian microprocessor
digunakan di beberapa relay untuk membuat keputusan relay berdasarkan sinyal analog
yang terdigitalisasi. Relay lainnya melanjutkan keputusan relay berdasarkan fungsi analog
yang juga diberikan untuk fungsi logis yang diperlukan dan fungsi lain berdasarkan teknik
digital. Dan juga sebuah relay digital memiliki kemampuan untuk mendeteksi dirinya
sendiri. Di masa ini relay mempunyai kemampuan untuk beradaptasi untuk pergantian
kondisi sistem.

14.1. Aplikasi Komputer di Setting Relay dan Koordinasi

Sekarang ada banyak program komputer yang digunakan industri untuk mengatur
dan mengkoordinasi peralatan proteksi. Keuntungan dari program tersebut adalah
(1)membantu petugas relay dari pekerjaan yang rutin, membosankan, dan memakan waktu
(2)memfasilitasi studi sistem yang luas (3)memberikan relay yang konsisten ke seluruh
sistem (4)memberikan hasil keseluruhan dan terbaru dari perubahan sistem proteksi
Pada 1960, Westinghouse Electric Corporation membuat sebuah program
koordinasi alat proteksi yang terkenal. Ini merupakan satu dari program paling lengkap
untuk mengaplikasikan, setting, dan mengecek koordinasi dari relay proteksi, fuse, dan
recloser. Pengguna harus memberikan input spesifik untuk blok “data check study” pada
tipe alat dan setting setiap relay, fuse atau recloser. Program ini kemudian mengevaluasi
keefektifan dari alat dan setting dalam sistem tersebut dan jika diperlukan
merekomendasikan alat proteksi yang lain.

Tapi di blok “coordination study”, pengguna memberikan spesifikasi alat proteksi


tanpa setting atau mengijinkan program untuk memilih alat dan setting. Program kemudian
mengatur setting alat berdasarkan batas yang diberikan atau memilih alat dan settingnya.
Setting dan alat dipilih untuk mengoptimasi koordinasi.

“final coordination study” menunjukkan bagaimana sistem akan bekerja dengan


setting yang baru, yang dapat diberitahukan ke petugas relay. Tentu saja tidak ada program
komputer yang dapat menggantikan desain dan solusi mereka.

14.2. Computer Relaying

Teknologi hardware komputer dianggap berkembang sejak awal 1960. Generasi


baru dari mini dan microprosesor membuat komputer relaying digital menjadi sebuah
alternatif untuk sistem relay tradisional. Dan terlihat bahwa pergantian sedang berjalan
untuk sistem relay tradisional yang menggunakan solid-state analog dan digital subsystem
sebagai building blok. Tetapi masih ada relay elektromekanik yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai