Unit Pengolahan Air Limbah Dan Pengendalian Operasi
Unit Pengolahan Air Limbah Dan Pengendalian Operasi
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Unit Pengolahan Air Limbah
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Skema Umum IPAL
Input
Bahan Kimia Energi listrik
Influen
input
I PA L Efluen
Output
Lumpur
Hasil sampingan
Unit
Preliminary
Penyempurna
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Unit Pengolahan Kimia
Influent Flokulasi
Efluent
Pengendapan Filtrasi
(Tentativ)
Pengeringan lumpur
Efluen
Ekualisasi
Return sludge
Sludge Thickener
Filter Press
Cairan
Sludge
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Pengelompokan Bagian IPAL
Bagian Penanganan Air Limbah
Proses penyisihan pencemar
Bagian penganan Lumpur
Proses penganganan lanjutan dari lumpur yang terbentuk
Bagian Pengaliran
Saluran terbuka / saluran tertutup
Pengatur aliran (valve, regulator)
Bagian Prasarana
Sistem kelistrikan
Penyediaan air bersih
Penyiapan bahan kimia
Drainase air hujan
Bagian Pendukung
Laboratorium
Ruang Kontrol
Gudang
bengkel
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Gambaran Umum Unit Operasi IPAL - 1
Nama Unit Gambar Fungsi
Unit Flotasi Memisahkan padatan yang
cenderung mengapung BJ <1
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
NETRALISASI - pH
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Zat Asam dan Zat Basa
Zat Asam , urutan dari asam terkuat hingga terlemah
HNO3 (Asam Nitrat)
H2SO4 (Asam Sulfat)
Asam Halida : HI > HBr > HCl
Asam oksi halogen : HXO4 > HXO3 > HXO2 > HXO
X adalah unsur halogen : F, Cl, Br, I
Asam asam organik. Misalnya asam asetat
Zat basa
Logam (L)OH
NH3
Besi Hidroksida
Alumunium Hidroksida
Code : PPPA/00/15 | © 2018. EFFO
Penghambat Netralisasi
Kondisi buffer basa, Jika air limbah semula basa, lalu
bertemu dengan air limbah yang mengandung asam kuat
dan pH masih berada diatas 7. lalu pH diturunkan lagi
dengan asam lemah yang berlebih.
pH akan tetap berada di atas 7
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
FLOTASI
Pengapungan zat pencemar Minyak :
Segregasi minyak dengan air secara grafitasi
9
OIL SEPARATOR
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Fungsi dan Tujuan Oil Separator
10
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Skema Oil Trap
11
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
KOGULASI - FLOKULASI Code : PPPA/00/23 | © 2018. EFFO
12
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Desain – Menentukan Performa Operasi
Dosis Koagulan/Flokulan P
Keterangan:
c = Konsentrasi G = Gradien kecepatan
Q = Debit limbah V = Volume tangki
Td = Waktu detensi P = Daya yang dibutuhkan
Code : PPPA/00/25 | © 2018. EFFO
13
Kriteria Desain
Koagulasi
Kriteria Nilai
Td (Waktu Tinggal/Pengadukan), detik 1–5
G (Gradien Kecepatan), 1/detik > 750
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Pengadukan
Keterangan:
G = Gradien kecepatan (1/s)
P = Power yang dibutuhkan (N-m/s)
μ = Viskositas cairan (N-s/m2)
V = Volume tangki / volume limbah (m3)
14
Contoh Mixer
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Proses Koagulasi & Flokulasi
Membesarkan ukuran partikel dengan membentuknya menjadi flok
Koagulan yang dipergunakan: Kapur, Alum, Feri Sulfat, PAC, FeCl3
Koagulasi
Floc Flokulan
15
Koagulan/
Flokulan
Dosis Koagulan/
Flokulan
Koagulasi/
Flokulasi
Pengadukan
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Jenis Chemical
Alum Fero Sulfat
Garam Logam Feri Sulfat Feri Klorida
Berdasarkan
Bahan Baku
Poli Aluminium Chlorida
Polimer (PAC)
Jenis Chemical
Berdasarkan
Polyethileneamine HCl Kationik
Muatan
Polyvinylalcohol Non-ionik
16
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Kontrol Proses Koagulasi - Flokulasi
pH Normal atau sesuai dengan syarata optimum pH pada jenis
koagulan / flokulan tertentu
Dosis koagulan / flokulan optimum, diketahui dari jar test
17
Jar test adalah pemberian variasi zat kimia dan kondisi pH pada air
limbah.
Variasi perlakuan dilakukan terhadap 4 - 5 jar (wadah)
Tahapan jar test :
Melakukan percobaan pemberian zat kimia kepada air limbah dengan
variasi dosis pada pH yang sama
Akan didapatkan dosis optimum
Memberikan dosis optimum dengan variasi pH
Akan didapatkan kondisi pH optimum
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Kontrol Operasi Koagulasi - Flokulasi
Koagulasi
Waktu detensi (td) Pengadukan cepat : 30 detik – 2 menit
Kecepatan adukan umumnya 100 rpm
Flokulasi
Waktu detensi (td) pengadukan lambat : 20 – 30 menit
Kecepatan aduk umumnya 10 – 20 rpm
Debit bahan kimia diatur sesuai dengan hasil jar test
18
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
SEDIMENTASI Code : PPPA/00/37 | © 2018. EFFO
19
Pengendapan
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Pengendapan Flokulan
20
Proses Sedimentasi
Dipisahkan
Supernatant
secara Overflow
Massa jenis
lebih besar dari
air
Sludge
Dipisahkan
secara
Underflow
Sedimentasi adalah pemisahan partikel padat dari air menggunakan gravitasi. Terjadi dalam
2 fase:
Supernatant (air yang sudah jernih) mengalir meninggalkan tangki sedimentasi lewat bagian
atas (overflow)
Sludge dialirkan keluar dari tangki sedimentasi lewat bagian bawah (underflow)
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Komponen Bak Pengendap
Vs
Vs Vo
Zone Zone Vo Zone Zone Zone Zone
Inlet Pengendapan Outlet Inlet Pengendapan Outlet
Zone Zone
Lumpur Lumpur
21
Flow Chart Desain
Kriteria Desain Q dan Geometri
(SNI 19-6774-2008)
Sesuai
Gambar Detail
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Kriteria Desain (SNI 19-6774-2008)
22
Jenis Clarifier
Combine : Koagulasi-Flokulasi -Sedimentasi
Upward Flow
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Jenis Clarifier-2
23
Jenis Clarifier -1
Upward Flow
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Jenis Clarifier-2
24
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
FILTRASI
- sand filter
- carbon filter
25
Penyaringan (Filtration)
Bertujuan untuk menangkap partikel tersuspensi dalam
air dengan media filter / penyaring
Biasanya dipergunakan bila kekeruhan akhir yang
diinginkan sangat rendah; atau bila partikel yang akan
disisihkan ukurannya terlalu kecil sehingga sulit
diendapkan. Air dengan kekeruhan 5 – 10 NTU dapat
diturunkan menjadi air olahan dengan kekeruhan
dibawah 2 NTU hingga 0,5 NTU dengan penggunaan
media filtrasi
Selain itu, dari sisi pengaliran, dikenal juga dua macam
filter:
Gravitasi / Gravity
Bertekanan / Pressure Filter (tekanan 2 – 6 bar dengan
bejana bertekanan)
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Komponen Utama Filter
Zone inlet
Media filter
Penyangga media filter
Sistem drainase bawah (underdrain system)
Sistem pencucian (bakcwash system)
Sistem pemantau kehilangan tekanan
26
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Kriteria Perencanaan Rapid Filter
Laju filtrasi: 6 - 12meter / jam
Tebal media filtrasi: single media pasir bangka 60 – 100 cm
Dual media antrasit 20 – 30 cm, pasir bangka 50 – 60 cm
Tekanan operasi: Tekanan atmosferik (1 atm)
Lama operasi filter antara 2 pencucian: 24 – 48 jam
Kehilangan tekanan: maks 2 m
Kecepatan
Sistem pemantauan kehilangan tekanan: penggunaan DPIT
(Differential Pressure Indicating Transmiter) dan pressure switch
Sistem operasi filter: semi otomatis
Katup operasi: pneumatic valve atau motorized valve
27
Kriteria Perencanaan
Pressure Filter
Laju filtrasi: 20 – 30 meter / jam
Tebal media filtrasi: single media pasir bangka 100 –
150 cm
Tekanan operasi: maks 4 atm
Lama operasi filter antara 2 pencucian: 24 – 48 jam
Kehilangan tekanan: maks 3,5 atm
Sistem pemantauan kehilangan tekanan: penggunaan
DPIT dan pressure switch
Sistem operasi filter: semi otomatis dan otomatis
Katup operasi: pneumatic valve atau motorized valve
Code : PPPA/00/54 | © 2018. EFFO
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
RAPID GRAVITY FILTER
28
PRESSURE FILTER
Code : PPPA/00/56 | © 2018. EFFO
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Cartridge Filter Granular-medium, gravity-flow
filter
Code : PPPA/00/57 | © 2018. EFFO
29
AV - 1 AV - 5
AV - 4
AV - 3
AV - 2
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Pencucian Filter (Backwash)
Dapat digunakan dua jenis fluida yaitu air dan udara
Pencucian dengan air: pencucian dengan air selama 15
– 20 menit
Pencucian dengan air dan udara: pencucian dengan
udara selama 5 menit dan pencucian dengan air selama
10 menit
Kecepatan Back Wash
Dengan Udara 55 m3/jam
Dengan Air 15 m3/ jam
30
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Bahan & Jenis Karbon Aktif
31
Zat yang Dapat Diadsorbsi
oleh Karbon Aktif
Aromatic solvents Benzene, toluene, xylene
Polynuclear aromatics Naphthalene, biphenyls
Chlorinated aromatics Chlorobenzene, PCBs, Aldrin, Endrin,
toxaphene, DDT
Phenolics Phenol, cresol, resorcinol
High-molecular-weight aliphatic Aniline, toluene diamine
amines and aromatic amines
Surfactants Alkyl benzene sulfonates
Soluble organic dyes Methylene blue, textile dyes
Fuels Gasoline, kerosene, oil
Chlorinated solvents Carbon tetrachloride,
perchloroethylene
Aliphatic and aromatic acids Tar acids, benzoic acids
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Faktor yang Mempengaruhi
Adsorbabilitas
Tingkat penyerapan karbon akatif ditunjukkan dengan iodine
number atau methylen blue
Peningkatan kelarutan suatu senyawa akan menurunkan
kemampuan adsorbabilitas
Senyawa dengan rantai bercabang lebih mudah teradsorb
daripada senyawa dengan rantai lurus
Gugus komponen senyawa yang berpengaruh thd adsorbabilitas:
Gugus hidroxyl, amino, sulfonik: menurunkan adsorbabilitas
Gugus amino, carbonyl, double bond, halogen: berbeda tergantung
senyawanya
Gugus Nitro : meningkatkan adsorbabilitas
Senyawa dengan molekul lebih besar lebih mudah teradsorb
32
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Regenarasi - Aktivasi
33
PENGOLAHAN BIOLOGIS
- AEROB TREATMENT
- ANAEROB TREATMENT
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Prinsip Kerja Pengolahan Biologis
Menyisihkan zat organik dengan memanfaatkan
metabolisme mikroba :
mikroorganisme
Materi organik + O2 + NH3 + PO43- Sel baru + CO2 + H2O
34
(Q + Qr) ; X
Qr ; Xr Qw ; Xw
Xw = Xr
1 V m3 Volume Qe = Q - Qw
2 Q m3/hari Debit air limbah
3 X mg/l Konsentrasi suspended solid
(MLSS)
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Jenis Pengolahan Biologis
Lumpur Aktif (Acitvated sludge)
35
Kontrol Proses dan
Operasional – Pengolahan biologis - Aerob
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Faktor F/M (Food-BOD/Mass-VSS)
yang Mempengaruhi Operasi
Rasio F/M menunjukan rasio antara jumlah
mikroorganisme dalam lumpur aktif terhadap besarnya
organik yang diolah, nilai ideal F/M berkisar 0,3 – 0,6 kg
BOD/kg VSS.hari
F/M = (1000x BOD)/(MLVSS x V)
Efek nilai F/M:
terlalu besar : pertumbuhan bakteri filamen
terlalu kecil : pertumbuhan bakteri pembentuk busa
Jumlah mikroorganisme, dihitung dalam MLVSS.
Dikendalikan dengan mengatur besarnya pembuangan
aliran lumpur buangan (waste sludge) dan aliran lumpur
resirkulasi. Pengendalian ini juga akan berpengaruh pada
usia lumpur yang lebih lama dari waktu keberadaan limbah
dalam tangki.
Code : PPPA/00/71 | © 2018. EFFO
36
Faktor-faktor lain
yang Mempengaruhi Operasi
Senyawa Toksik
senyawa-senyawa copper, cianida, arsen akan meracuni proses
Temperatur
Pengadukan
tangki aerasi harus teraduk sempurna; tidak ada dead-end
tangki aerasi harus memiliki konsentrasi DO dan SS yang sama
pada setiap titik
Beban hidrolik atau beban permukaan
variasi debit influent akan mempengaruhi proses. Nilai beban
permukaan 15 – 30 m3/m2.hari.
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Permasalahan umum pada
Lumpur Aktif
Permasalahan Kemungkinan Penyebab
Lumpur berbusa Kandungan detergen tinggi atau gangguan mikrobiologis
akibat dominasi mikroba filamentous
Lumpur gembur (bulking), Perbandingan rasio nutrien tidak tepat atau gangguan
lumpur naik ke atas mikrobiologis akibat dominasi mikroba filamentous
Lumour hitam dan berbau Proses anaerobik telah terjadi yang disebabkan DO yang
terlalu rendah
Lumpur tidak mengenap atau gangguan mikrobiologis akibat dominasi mikroba
filamentous atau terjadi kondisi septik pada endapan
lumpur
Lumpur terbawa keluar Endapan lumpur telalu lama dalam ruang endapan, atau
karena beban hidrolis terlalu besar
37
Pengendalian Karakteristik
Pengendapan Lumpur-1
Komposisi mikroba, dilihat dari nilai SVI
Pengendalian nilai SVI:
perbaikan komposisi senyawa nutrien: kurangnya
senyawa N dan P menghambat pertumbuhan
bakteri penggumpal
penurunan suplai Oksigen: Bakteri filamen tidak bisa
hidup dalam DO rendah
penyesuaian jumlah waste sludge: pembuangan
waste sludge 5 – 20% (usia lumpur 5 – 20 hari)
Code : PPPA/00/74 | © 2018. EFFO
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Pengendalian Karakteristik
Pengendapan Lumpur-2
38
DO :
penurunan DO secara tiba-tiba menunjukkan adanya shock
loading organik
peningkatan DO secara tiba-tiba menunjukkan adanya toksisitas
akut
BOD: BOD yang tinggi pada effluent menunjukkan
adanya masalah (misalnya rasio F/M)
Oxigen Uptake Rate: Penurunan OUR menunjukkan
penurunan aktivitas mikroorganisme; dan sebaliknya
SS dan VSS: menunjukkan konsentrasi mikroorganisme
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Indikator Analitis Pada Operasi
Lumpur Aktif - 2
39
Proses Anaerob - 1
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Proses Anaerob - 2
40
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Kondisi Operasi UASB
41
gas
3 3
2 Guiding plates
Loose sludge
Sludge bed
Wastewater inflow
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Resume Parameter
OPERASI WWTP
42
Parameter Operasi
Pengolahan Air Limbah
Unit Pengolahan Parameter Operasi
Ekualisasi Q Beban Hodrolis
Unit Pengendapan OR : +/- 1,3 m3/m2/jam Beban Permukaan
(Overflowrate)
Q Beban Hidrolis
Unit Pengapungan OR : 2-10 m3/m2/jam
Solid Loading : 2-15 kg/m2/jam
Unit Koagulasi Q Beban Hidrolis
Q Kimia Debit koagulan
Unit Flokulasi Q Beban Hidrolis
Q Kimia Debit Flokulan
Unit Penyesuaian pH Q Kimia Debit bahan kimia yang
ditambahkan
Unit Prespitasi Q Kimia Debit bahan kimia yang
ditambahkan
Unit Klorinasi Q Kimia Debit bahan desinfektan
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Parameter Operai
Pengolahan Air Limbah
Unit Pengolahan Parameter Operasi
Unit Lumpur Aktif OL Beban Organik (Organic loading)
(Tangki Aerasi) MLVSS Padatan Organik tercampur ( Mixed Liquor
Suspended Solid)
F :M Rasio Food : Microorganism
DO Oksigen Terlarut
OUR Laju pernafasan miikroorganisme (Oxygen Uptake
Rate)
BOD:N:P Rasio Nutrien
SA Usia lumpur (Sludge Age)
SVI Index Volume Lumpur (Sludge Volume Index
Unit Lumpur Aktif OR Beban Permukaan
(Tangki QR Debut lumur resirkulasi
Sedimentasi) Qwas Debit lumpur dibuang
43
Penanganan Lumpur - 1
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Diagram Kemungkinan
Pengolahan Lumpur
SLUDGE
USE AS SOIL
COMPOSTING
CONDITIONER
THICKENING LANDFILL
BURN
DIGESTING
USE AS FERTILIZER
DESINFECTION
Code : PPPA/00/87 | © 2018. EFFO
44
Sludge Thickener
Gravity Thickener
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Gambar Sludge Drying Bed
Pengisia
n Sludge
Sludge
Kering
Filtrat
45
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Manajemen Operasi
IPAL
46
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Biaya Operasional IPAL
Kelistrikan: kebutuhan energi seperti pompa, motor penggerak
47
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Pemantauan Operasional IPAL
Karakteristik influen vs effluen
48
SOP
Operasional dan Perawatan IPAL
Prosedur Kerja
Fungsi alat-alat mekanis
Penanggulangan masalah IPAL
Kinerja petugas
Code : PPPA/00/96 | © 2018. EFFO
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com
Laporan Operasional IPAL
Biaya Operasional
Pengadaan barang
Tenaga kerja
Operasional IPAL
Kejadian darurat dan penaggulangannya
Hasil pemeriksaaan kualitas IPAL intenal
dan eksternal
49
Dokumentasi IPAL
P.II-03/PPPA © www.effo-consulting.com