Anda di halaman 1dari 29

PEMERIKSAAN TROMBOSIT

No. Dokumen :

SOP No. Revisi


Tanggal Terbit
Halaman
:
:
:
Puskesmas Baleendah Dr. Kartikasari
Jl. Raya Banjaran km 11,5 Kab. Bdg NIP. 196802172007012009

Pemeriksaan keping darah dengan cara menambahkan darah dengan Amonium oxalat
1.Pengertian 1%.
Darah + Amonium Oxalat 1%, maka sel-sel selain trombosit akan lisis.
2.Tujuan
Untuk mengetahui Kadar Trombsit dalam darah
3.Kebijakan
SK Ka. UPTD no...................thn................tentang pelayanan klinis di puskesmas

4.Referensi - Buku Panduan Pemeriksaan Laboratorium


- Permenkes 37 tahun 2012 tentang pelayanan laboratorium di puskesmas
5.Prosedur
1. Dihisap darah kapiler / darah EDTA dengan pipet Trombosit tepat pada batas 1, lalu
encerkan dengan larutan ammonium oxalat 1% sampai angka 101 ( Pengenceran
100x).
2. Diangkat pipet dari cairan dan tutup ujungnya dengan Ujung Jari lalu lepaskan karet
penghisap
3. Dikocok Pipet dengan penutup Ujung Pipet dengan ibu jari dan jari tengah selama 2
– 3 menit
4. Diambil Bilik hitung yang bersih letakan bilik hitung dengan kaca penutup terpasang
mendatar diatasnya
5. Dikocok kembali pipet yang telah di isi tadi kemudian buanglah cairan dalam batang
Kapiler pipet sebanyak 3-4 tetes dan segera sentuhkan ujung pipet dengan sudut 30
derajat celcius pada permukaan kamar hitung serta menyinggung kaca penutup
biarkan kamar hitung terisi secara perlahan lahan dengan sendirinya
6. Biarkan kamar hitung di atas mikroskop selama 10 menit agar trombosit mengendap

CARA MENGHITUNG JUMLAH TROMBOSIT


1. Meja Mikroskop harus dalam posisi horizontal
2. Aturlah fokus Mikroskop terlebih dahulu
3. Hitung jumlah trombosit yang terdapat pada 5 kotak (Kotak eritrosit) dengan
pembesaran 40x.

PERHITUNGAN
Jumlah trombosit yang ditemukan x 50 x pengenceran (100)

Nilai Normal : 150.000 – 400.000/mm3

6.Unit Terkait Poli Umum, Poli KIA ,Poli PAL ,Poli MTBS, Pos Yandu, Pustu dan Swasta
PEMERIKSAAN LEUKOSIT
No. Dokumen :

SOP No. Revisi


Tanggal Terbit
Halaman
:
:
:
Puskesmas Baleendah Dr. Kartikasari
Jl. Raya Banjaran km 11,5 Kab. Bdg NIP. 196802172007012009

1.Pengertian Proses pemeriksaan jumlah leukosit yang ada dalam volume tertentu.

2.Tujuan Untuk mengetahui Kadar Leukosit dalam darah

3.Kebijakan
SK Ka. UPTD no...................thn................tentang pelayanan klinis di puskesmas

4.Referensi - Buku Panduan Pemeriksaan Laboratorium


- Permenkes 37 tahun 2012 tentang pelayanan laboratorium di puskesmas
5.Prosedur 1. Dihisap darah kapiler / darah EDTA dengan pipet thoma leukosit sampai batas 0,5 lalu
encerkan dengan larutan Turk sampai 11.
2. Angkat pipet dari Cairan dan tutup ujungnya dengan Ujung Jari lalu lepaskan karet
penghisap
3. Kocok Pipet dengan penutup Ujung Pipet dengan ibu jari dan jari tengah selama 2 – 3
menit.
4. Ambillah Bilik hitung yang bersih letakan bilik hitung dengan kaca penutup terpasang
mendatar diatasnya
5. Buang 3 tetes pertama, lalu tetesan berikutnya diteteskan pada bilik hitung.
CARA MENGHITUNG JUMLAH LEUKOSIT
1. Meja Mikroskop harus dalam posisi horizontal
2. Aturlah fokus Mikroskop terlebih dahulu.
3. Hitung jumlah leukosit yang terdapat pada 4 kotak besar dengan pembesaran 40x
PERHITUNGAN
Jumlah leukosit yang ditemukan x 2,5 x pengenceran (20)

Nilai Normal : 4.000 – 10.000 sel/ mm3

6.Unit Terkait Poli Umum, Poli KIA ,Poli PAL ,Poli MTBS, Pos Yandu, Pustu dan Swasta
PEMERIKSAAN GOL.DARAH

No. Dokumen :

SOP No. Revisi


Tanggal Terbit
Halaman
:
:
:

Puskesmas Baleendah Dr. Kartikasari


Jl. Raya Banjaran km 11,5 Kab. Bdg NIP. 196802172007012009

Suatu tindakan pemeriksaan golongan darah. Darah di tambah Reagen ABO Screen
1.Pengertian
Kemudian dilihat Aglutinasi
2.Tujuan Untuk mengetahui golongan darah seseorang

3.Kebijakan
SK Ka. UPTD no...................thn................tentang pelayanan klinis di puskesmas

4.Referensi - Buku Panduan Pemeriksaan Laboratorium


- Permenkes 37 tahun 2012 tentang pelayanan laboratorium di puskesmas
5.Prosedur 1. Teteskan pada masing-masing lingkaran yang terdapat pada kartu golongan darah 1
tetes anti-A, 1 tetes anti-B, 1 tetes anti-AB, dan 1 tetes anti-Rh.
2. Tusuk ujung jari dengan lanset kemudian teteskan darah pada masing-masing lingkaran
3. Homogenkan dengan menggunakan batang pengaduk
4. Goyangkan kartu golongan darah selama 4 menit
5. Dilihat ada tidaknya aglutinasi.

Hasil :
1. Anti-A dan anti-AB aglutinasi positif  Golongan darah A
2. Anti-B dan anti-AB aglutinasi positif  golongan darah B
3. Ati-A, anti-B, dan anti-AB aglutinasi positif  Golongan darah AB
4. Anti-A, Anti-B dan anti-AB aglutinasi negatif  golongan darah O
5. Anti Rh factor aglutinasi positif  Rh+
6. Anti Rh factor aglutinasi negatif  Rh-

6.Unit Terkait Poli Umum, Poli KIA ,Poli PAL ,Poli MTBS, Pos Yandu, Pustu dan Swasta
PEMERIKSAAN TEST KEHAMILAN

No. Dokumen :

SOP No. Revisi


Tanggal Terbit
Halaman
:
:
:

Puskesmas Baleendah Dr. Kartikasari


Jl. Raya Banjaran km 11,5 Kab. Bdg NIP. 196802172007012009

Reagen Dalam Strip akan bereaksi dengan β – hCG sehingga membentuk warna pada garis
1.Pengertian
strip
2.Tujuan Untuk mengetahui ada atau tidaknya hormone HCG dalam tubuh
3.Kebijakan SK Ka. UPTD no...................thn................tentang pelayanan klinis di puskesmas
4.Referensi - Buku Panduan Pemeriksaan Laboratorium
- Permenkes 37 tahun 2012 tentang pelayanan laboratorium di puskesmas
5.Prosedur
1. Celupkan bagian merah pada test stick selama 10 – 60 detik

2. Letakan stick pada bidang horizontal di dalam wadah urine

3. Angkat , lap dengan tissu

4. Baca stick setelah 1 menit

Hasil :

Positif hamil : garis berwarna merah pada control dan test

Negatif hamil : Garis berwarna merah pada control saja

6.Unit Terkait Poli Umum, Poli KIA ,Poli PAL ,Poli MTBS, Pos Yandu, Pustu dan Swasta
PEMERIKSAAN SEDIMENT URINE

No. Dokumen :

SOP No. Revisi


Tanggal Terbit
Halaman
:
:
:

Puskesmas Baleendah Dr. Kartikasari


Jl. Raya Banjaran km 11,5 Kab. Bdg NIP. 196802172007012009

1.Pengertian Senyawa dalam urin bereaksi dengan reagen dalam Stik membentuk perubahan warna,
perubahan warna yang terjadi dibandingkan dengan parameter
Sedimen : Urin di putar dalm centrifuge sehingga di dapat endapan dan supernatan
supernatan di buang dan endapan di alihkan ke objeck glass lalu di tutup
dengan deck glass, dilihat di mikroskop dengan pembesaran 40 lensa Objeck
2.Tujuan Untuk mengetahui komponen komponen yang penting secara klinik dalam urin.
Menentukan adanya unsur-unsur sedimen organik dan anorganik dalam urin secara
miskroskopis.

3.Kebijakan SK Ka. UPTD no...................thn................tentang pelayanan klinis di puskesmas

4.Referensi - Buku Panduan Pemeriksaan Laboratorium


- Permenkes 37 tahun 2012 tentang pelayanan laboratorium di puskesmas
5.Prosedur 1. Ditampung sejumlah urine dalam pot urine (wadah) jumlah minimal 10ml.
2. Warna dan kejernihan dilihat secara visual.
3. Urine dikocok kemudian dituangkan ± 50ml kedalam tabung sentifuga,.
4. Dicelup reagen strip combur 10 parameter kedalam tabung sentrifugasi yang berisi
urine tersebut sampai seluruh darah reagen tercelup.
5. Reagen strip segera diangkap, tiriskan pada kertas tissue dengan posisi vertikal.
6. Dibaca reagent paper dengan membandingkan warnanya dengan warna yang ada
pada kemasan botol secara horizontal.
7. Diputar tabung yang berisi urine tersebut dengan kecepatan 3000-4000rpm selama 10
menit.
8. cairan supernatannya sisakan, kemudian dikocok sampai homogen dan ditetesan pada
kaca objek serta tutup dengan kaca penutup (deck glass).
9. Diperiksa dibawah mikroskop dengan pembesaran lensa 0 objektif 10x (untuk silinder
ephitel dan kristal) objektif 40x (untuk leukosit dan eritrosit).

Pelaporan Hasil :
Makroskopis urine
Warna dilaporkan sesuai dengan warna urine (kuning, merah, kuning tua, dll)
sedangkan kejernihan dilaporkan dalam (jernih, agak keruh, keruh).
Kimia urine
Protein, glukosa, blirubin, urobilinogen, keton nitrit.
Mikroskop urine (sidimen)
Leukosit, eritrosit dihitung jumlah rata-rata pada 5 lapangan pandang besar (LPB)
ephitel, kristal, selinder dihitung jumlah rata-rata pada 5 lapangan pandang kecil (PKK)
dan disebut jenisnya, dilaporkan (-), (+) atau (++).

6.Unit Terkait
Poli Umum, Poli KIA ,Poli PAL ,Poli MTBS, Pos Yandu, Pustu dan Swasta
PEMERIKSAAN BTA

No. Dokumen :

SOP No. Revisi


Tanggal Terbit
Halaman
:
:
:

Puskesmas Baleendah Dr. Kartikasari


Jl. Raya Banjaran km 11,5 Kab. Bdg NIP. 196802172007012009

1.Pengertian Pemanasan akan membantu penyerapan Zat warna Utama ( Carbol Fuchsin ), melalui
pemberian Laruran pemucat ( Asam alkohol ) . Bakteri berwarna asam akan tetap merah ,
sedangkan pada bakteri tidak tahan asam zat warna utama akan luntur sehingga pada
penambahan warna ke dua ( Methylen Blue ) bakteri akan menyerap zat warna tersebut
( Biru )
2.Tujuan Untuk Mengetahui ada atau tidak adanya Bakteri tahan Asam (Micobacterium tuberculosis)
dari bahan pemeriksaan sputum ( dahak )
3.Kebijakan
SK Ka. UPTD no...................thn................tentang pelayanan klinis di puskesmas

4.Referensi - Buku Panduan Pemeriksaan Laboratorium


- Permenkes 37 tahun 2012 tentang pelayanan laboratorium di puskesmas
5.Prosedur 1. Gunakan teknik aseptik dalam pembuatan olesan / preparat
2. Preparat biarkan mengering di udara dan lakukan Fiksasi panas
3. Tuangkan Larutan Carbol Fuchsin ke preparat sambil di panaskan sampai menguap
selama 5 menit ( jangan sampai preparat mengering )
4. Preparat didinginkan , cuci dengan air mengalir
5. Tambahkan asam alcohol tetes demi tetes sampai warna carbol fuchsin tercuci dari
olesan.
6. Cuci dengan air mengalir
7. Tambahkan zat warna tandingan dalam methylen Blue selama 2 Menit
8. Cuci preparat dengan air mengalir
9. Biarkan kering serap kelebihan air dengan kertas isap
10. Periksa di bawah mikroskop dengan pembesaran obyektif 100 kalidan dilihat ada tidak
adanya bakteri tahan asam ( BTA ) Batang merah

Evaluasi Berdasarkan IUALTD :


1. Tidak ditemukan BTA Dalam 100 LP : Negatif
2. Ditemukan 1 – 9 BTA Dalam 100 LP ditulis Jumlah Kuman yang ditemukan
3. Ditemukan 10 – 99 BTA dalam 100 LP : Positif 1
4. Ditemukan 1 – 10 BTA dalam 1 lapang Pandang : Positif 2
5. Ditemukan >10 BTA dalam 1 LP : Positif 3
Catatan : Bila ditemukan 1-3 BTA dalam 100 Lapang Pandang pemeriksaan harus
diulangi dengan spesimen dahak ( Sputum Yang baru )

6.Unit Terkait Poli Umum, Poli KIA ,Poli PAL ,Poli MTBS, Pos Yandu, Pustu dan Swasta
ALUR PELAYANAN LABORATORIUM

No. Dokumen :

SOP No. Revisi


Tanggal Terbit
Halaman
:
:
:

Puskesmas Baleendah dr. Kartikasari


Jl. Raya Banjaran km 11,5 Kab. Bdg NIP. 196802172007012009

1.Pengertian

2.Tujuan

3.Kebijakan SK Ka. UPTD no...................thn................tentang pelayanan klinis di puskesmas

4.Referensi - Buku Panduan Pemeriksaan Laboratorium


- Permenkes 37 tahun 2012 tentang pelayanan laboratorium di puskesmas

5.Prosedur
1. Pasien datang, mendaftarkan diri di loket pendaftaran Puskesmas.
2.a. Pasien menuju ruang pemeriksaan dokter untuk diperiksa, dan bila diperlukan, diberi
formulir permintaan pemeriksaan laboratorium.
b. Pasien rujukan dokter dari luar Puskesmas yang datang ke Puskesmas untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium, setelah mendaftar di loket pendaftaran
Puskesmas, langsung menuju ruang laboratorium untuk menyerahkan formulir
permintaan rujukan pemeriksaan laboratorium dari dokter yang merujuknya.
3. Menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium kepada petugas
laboratorium.
4. Setelah menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium, pasien diambil
spesimennya.
5. Spesimen yang telah diambil diperiksa oleh petugas laboratorium.
6. Formulir hasil pemeriksaan Laboratorium diletakkan di loket pengambilan hasil.
7. a.Formulir hasil pemeriksaan laboratorium dibawa oleh pasien ke ruang pemeriksaan
dokter untuk mendapat penjelasan dari dokter tentang hasil pemeriksaan laboratorium
tersebut.
b.Untuk pasien rujukan, Formulir hasil pemeriksaan laboratorium langsung dibawa ke
dokter yang merujuk.
6.Unit Terkait Poli Umum, Poli KIA ,Poli PAL ,Poli MTBS, Pos Yandu, Pustu dan Swasta
PENANGANAN LIMBAH MEDIS LAB.

No. Dokumen :

SOP No. Revisi


Tanggal Terbit
Halaman
:
:
:

Puskesmas Baleendah dr. Kartikasari


Jl. Raya Banjaran km 11,5 Kab. Bdg NIP. 196802172007012009

1.Pengertian Adalah upaya penanganan/ pembuangan sampah bekas kegiatan laboratorium


2.Tujuan Tercipta keselamatan dan keamanan kerja di laboratorium

3.Kebijakan SK Ka. UPTD no...................thn................tentang pelayanan penunjang di puskesmas

4.Referensi - Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan


- Permenkes 37 tahun 2012 tentang pelayanan laboratorium di puskesmas
5.Prosedur 1. Limbah medis benda tajam (alat suntik bekas pakai, jarum, pecahan gelas, botol
obat suntik/vial dan benda tajam lainnya yang menyebabkan tusukan/ goresan
dibuang ke dalam safety box yang telah disediakan.
2. Limbah medis lainnya di buang pada tempat sampah khusus ( dilengkapi plastic
kuning) yang telah disediakan.
3. Limbah umum di buang pada tempat sampah (dilengkapi dengan plastic hitam) yang
telah disediakan.
4. Jangan sekali-kali membuang limbah medis tidak pada temaptnya atau dibuang
bercampur dengan sampah domestic
5. Limbah medis akan diambil oleh petugas pengelola limbah medis puskesmas
(sanitarian) secara rutin untuk dimasukan pada tempat penyimpanan sementara
limbah medis, yang kemudian akan diangkut oleh perusahaan yang telah ditunjuk.
6.Unit Terkait

PERMINTAAN REAGENSI KE DINAS

No. Dokumen :
STANDAR No. Revisi Kepala Puskesmas
PUSKESMAS OPERASIONAL
BALEENDAH Tgl. Terbit :
PROSEDUR
Jl. Raya Banjaran km 11.5
Kab. Bandung
Halaman :
dr.Hj.Kartikasari
19680217 190701 2 009

Pengertian Proses permintaan reagen ke dinas kesehatan

Tujuan
1. Agar tercipta tertib administrasi dalam pengelolaan reagen di UPTD
Laboratorium Kesehatan
2. Agar pengelolaan reagen di UPTD Laboratorium Kesehatan
terkendali dan terencana
3. Guna meningkatkan pengelolaan reagen di UPTD Laboratorium Kesehatan

Petugas UPTD Laboratorium Kesehatan


Prosedur 1. Usulan permintaan reagen disertasi dasar permintaan (minimal data kunjungan
dan rencana pemakaian Reagen ) dan ditandatangani oleh kepala UPTD dan
dicap dibuat dua rangkap.
2. Usulan Reagen tersebut kemudian di acc-kan ke Kasi Wasdal Reagen atau
pengelola gudang
3. Setelah permintaan di-acc kemudian bagian gudang menyiapkan Reagen sesuai
permintaan
4. Sebelum diberikan ke petugas , Reagen dicek sesuai SBBK di hadapan petugas
tersebut.
5. Salinan SBBK yang telah ditandatangani oleh petugas Pengambil dan surat
usulan permintaan Reagen(asli) disimpan sebagai arsip
6. Apabila poin 1-3 tidak terpenuhi maka permintaan Reagen tidak dilayani oleh
petugas gudang.

Unit Terkait
Balai pengembangan Laboratorium Kesehatan

PENGELOLAAN REAGENSIA

No. Dokumen :
STANDAR No. Revisi Kepala Puskesmas
PUSKESMAS OPERASIONAL
BALEENDAH PROSEDUR Tgl. Terbit :
Jl. Raya Banjaran km 11.5
Kab. Bandung dr.Hj.Kartikasari
Halaman :
19680217 190701 2 009
Pengertian Proses pengelolaan reagen laboratorium
Tujuan Untuk menjamin ketersediaan dan menjamin barang tidak rusak selama persediaan

Petugas Pengelola Reagen UPTD Laboratorium Kesehatan


Prosedur 1. Perhatikan tanggal kadaluwarsa, suhu penyimpanan.
2. Pemakaian reagen dengan metode First in–First out (sesuai urutan
penerimaan).
3. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan ke dalam sediaan
induk.
4. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan yang terjadi pada
sediaan reagen.
5. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
6. Lindungi label dari kerusakan.
7. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari supaya tidak kena
cahaya matahari langsung.
8. Reagen harus terdaftar di Kementerian Kesehatan.
9. Reagen HIV harus sudah dievaluasi oleh Laboratorium Rujukan Nasional.
10. Melaporkan kegiatan pelaksanaan program kerja logistik yang meliputi
laporan logistik secara berkala yang berisi penerimaan, penggunaan dan sisa
barang/reagen serta melaporkan kebutuhan barang, alat habis pakai dan reagen
kepada Kepala instalasi Laboratorium Patologi klinik
11. Melakukan pencatatan logistik dengan membuat buku penerimaan barang dari
gudang yang berisi tgl penerimaan, jns barang, jumlah, merek, no katalog,
kemasan dan tgl kadaluarsa

Unit Terkait
Balai pengembangan Laboratorium Kesehatan

KESEHATAN DAN KESELAMATAN


KERJA PETUGAS

No. Dokumen :

PUSKESMAS STANDAR No. Revisi Kepala Puskesmas


BALEENDAH OPERASIONAL
Jl. Raya Banjaran km 11.5 PROSEDUR Tgl. Terbit :
Kab. Bandung
dr.Hj.Kartikasari
Halaman :
19680217 190701 2 009

Prosedur 1. Pakailah jas laboratorium saat berada dalam ruang pemeriksaan atau di ruang
laboratorium. Tinggalkan jas laboratorium di ruang laboratorium setelah
selesai bekerja.
2. Cuci tangan sebelum pemeriksaan.
3. Menggunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, kaca mata dan
sepatu tertutup).
4. Semua specimen harus dianggap infeksius (sumber penular), oleh karena itu
harus ditangani dengan sangat hati-hati.
5. Semua bahan kimia harus dianggap berbahaya, oleh karena itu harus ditangani
dengan hati-hati.
6. Tidak makan, minum dan merokok di dalam laboratorium.
7. Tidak menyentuh mulut dan mata pada saat sedang bekerja.
8. Tidak diperbolehkan menyimpan makanan di dalam lemari pendingin yang
digunakan untuk menyimpan bahan-bahan klinik atau riset.
9. Tidak diperbolehkan melakukan pengisapan pipet melalui mulut gunakan
peralatan mekanik (seperti penghisap karet) atau pipet otomatis.
10. Tidak membuka sentrifuge sewaktu masih berputar.
11. Menutup ujung tabung penggumpal darah dengan kertas atau kain, atau
jauhkan dari muka sewaktu membuka.
12. Bersihkan semua peralatan bekas pakai  dengan desinfektans larutan  klorin
0,5 % dengan cara merendam selama 20-30 menit.
13. Bersihkan permukaan tempat bekerja atau meja kerja setiap kali selesai
bekerja dengan menggunakan larutan klorin 0,5 %.
14. Pakai sarung tangan rumah tangga  sewaktu membersihkan alat-alat
laboratorium dari bahan gelas.
15. Gunakan tempat antitembus dan antibocor untuk menempatkan bahan-bahan
yang tajam.
16. Letakkan bahan-bahan limbah infeksi di dalam kantong plastik atau wadah
dengan penutup yang tepat.
17. Cuci tangan dengan sabun dan beri desinfektan setiap kali selesai bekerja.

Sa0*a50e3e*as
Unit Terkait

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI

No. Dokumen :
STANDAR No. Revisi Kepala Puskesmas
OPERASIONAL
PUSKESMAS PROSEDUR Tgl. Terbit :
BALEENDAH
Jl. Raya Banjaran km 11.5 dr.Hj.Kartikasari
Halaman :
Kab. Bandung 19680217 190701 2 009

Penggunaan Alat Pelindung Diri adalah menggunakan alat pelindung diri sebelum
Pengertian masuk pintu ruang laboratorium sebelum melakukan pekerjaan sampai selesai
melakukan pekerjaan
Tujuan melindungi diri dari, kecelakaan kerja, kontaminasi, bahan patologi, hygiene
dilaboratorium, demi tercapainya keselamatan dan kesehatan kerja

Prosedur 1. Sebelum masuk pintu ruang laboratorium jas lab segera dipakai dan kancing
baju ditutup
2. Rambut jika panjang diikat
3. Sepatu yang bertutup bagian depannya segera dipakai.
4. Gunakan sarung tangan sebelum mulai bekerja
5. Masker segera dipasang untuk menutupi bagian mulut dan hidung
sehingga terlindung dari gas berbahaya, bahan patologi, percikan zat kimia
6. Setelah selesai bekerja diruang laboratorium masker yang tidak sekali pakai
segera dilepas dan kembalikan ketempat semula sedang masker yang sekali
pakai segera dibuang ketempat yang sesuai
7. Sarung tangan setelah digunakan segera dicuci dengan desinfektan, dilepas,
yang sekali pakai segera dibuang ketempat sampah sedang yang
bukan sekali pakai disimpan ketempat semula.
8. Cuci tangan sebelum melepas sepatu.
9. Sepatu dilepas dan tempatkan kembali ditempat semula
10. Baju praktik/ lab jas segera dilepas dan tempatkan kembali ketempat semula.
11. Segera keluar dari ruang laboratorium

Unit Terkait

PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA


DAN BERACUN

No. Dokumen :

PUSKESMAS STANDAR No. Revisi Kepala Puskesmas


BALEENDAH OPERASIONAL
Jl. Raya Banjaran km 11.5 PROSEDUR Tgl. Terbit :
Kab. Bandung
Halaman : dr.Hj.Kartikasari
19680217 190701 2 009

Pengertian Penanganan khus bagi zat/ bahan yang beracun dan berbahaya
Prosedur 1. Petugas harus mengetahui sifat fisik dan kimia zat-zat yang akan digunakan
dalam setiap pemeriksaan.
2. Beri label reagen dan sampel yang digunakan.
3. Simpan zat-zat kimia di lokasi yang sesuai.
4. JANGAN MEMBUANG zat-zat kimia ke wasbak.
5. Pindahkan zat-zat kimia sisa, residu atau zat tak terpakai ke botol-botol atau
jerigen yang khusus untuk zat-zat sisa, yang tersedia di laboratorium.
6. JANGAN PERNAH memipet sesuatu dengan mulut!.
7. Segera bersihkan setiap tumpahan zat kimia maupun air dengan lap kering.
Laporkan setiap kejadian bila Anda ragu cara menanggulanginya.
Unit Terkait

PELAPORAN HASIL LABORATORIUM


KRITIS

No. Dokumen :
STANDAR No. Revisi Kepala Puskesmas
PUSKESMAS OPERASIONAL
BALEENDAH PROSEDUR Tgl. Terbit :
Jl. Raya Banjaran km 11.5
Kab. Bandung Halaman : dr.Hj.Kartikasari
19680217 190701 2 009

 Hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis atau angka kritis atau angka panik
adalah hasil pemeriksaan laboratorium yang secara signifikan diluar rentang
nilai hasil yang seharusnya sehingga memberi indikasi risiko tinggi atau kondisi
Pengertian yang mengancam jiwa pasien.
- Pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis merupakan proses
melaporkan angka kritis atau angka panik oleh analis ke dokter atau ruangan
yang meminta pemeriksaan laboratorium tersebut.
Tujuan - Mencegah terjadinya insiden keselamatan pasien rumah sakit.
- Meningkatkan efektivitas komunikasi yang efektif terhadap pelaporan angka
kritis atau angka panik.
Prosedur
1. Hasil pemeriksaan laboratorium dilakukan validasi oleh PPKA (Petugas
Pengganti Kepala Analis).
2. Apabila didapatkan hasil pemeriksaan laboratorium masuk kriteria angka kritis
atau angka panik, maka PPKA segera mengkomunikasikan ke dokter atau
ruangan yang meminta pemeriksaan laboratorium tersebut. Komunikasi
dilakukan melalui telepon sesuai dengan prosedur komunikasi melalui telepon.
3. PPKA mendokumentasikan di buku sebagai bukti bahwa angka kritis atau angka
panik tersebut sudah dikomunikasikan ke dokter atau ruangan yang meminta
pemeriksaan laboratorium tersebut. Mendokumentasikan hari, tanggal, jam,
angka kritis atau angka panik yang dilaporkan, yang melapor (PPKA), yang
menerima laporan, dan tanda tangan yang melapor (PPKA).
4. Jika dokter yang bersangkutan meminta untuk mengulang pemeriksaan
laboratorium tersebut, maka PPKA melaksanakannya sesuai dengan prosedur
yang berlaku.
5. Semua nilai kritis selanjutnya disampaikan melalui formulir hasil pemeriksaan.
6. Untuk pasien rawat jalan, hasil kritis harus dilaporkan kepada dokter yang
meminta pemeriksaan dan harus menyampaikan hasil kritis kepada pasien.
Unit Terkait

PENANGANAN SPESIMEN
No. Dokumen :

SOP No. Revisi


Tanggal Terbit
:
:
Halaman :

Puskesmas Baleendah dr. Kartikasari


Jl. Raya Banjaran km 11,5 Kab. Bdg NIP. 196802172007012009

Pemberlakuan khusus terhadap penanganan bahan pemeriksaan/specimen laboratorium


untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan atau penularan penyakit terhadap
1.Pengertian
petugas laboratorium

2.Tujuan Untuk mengantisipasi bahaya tercemarnya lingkungan dan tertularnya petugas


laboratorium akibat bahan pemeriksaan/specimen laboratorium

3.Kebijakan
SK Ka. UPTD no...................thn................tentang pelayanan klinis di puskesmas
4.Referensi - Buku Panduan Pemeriksaan Laboratorium
- Permenkes 37 tahun 2012 tentang pelayanan laboratorium di puskesmas
5.Prosedur
1. Bahan pemeriksaan/specimen darah
- Pengambilan darah vena menggunakan jarum vacutainer yang terbuat dari bahan
plastic yang berisi antikoagulan EDTA, sedang pengambilan darah arteri/perifer
menggunakan tabung mikrotainer
- Pemeriksaan kimia darah dan serologi menggunakan bahan serum, sehingga
harus disentrifus dahulu agar mendapatkan serum.
- Untuk pemeriksaan darah rutin bias langsung diperiksa dari tabung mikrotainer
- Setelah selesai pemeriksaan darah beserta tabungnya dikumpulkan dalam wadah
plastic, untuk dibawa ke bagian insenerator untuk dimusnahkan

2. Bahan urin
- Pengambilan urin dilakukan dengan menggunakan wadah pot plastic dengan
tutup berulir agar rapat dan tidak mudah tumpah
- Diperiksa sesuai dengan permintaan dokter
- Setelah selesai, urin dibuang dalam saluran pembuangan air tempat pencucian
setelah semua selesai dikerjakan

3. Bahan feses
- Pengambilan feses dilakukan dengan menggunakan wadah pot plastic dengan
tutup berulir agar rapat
- Diperiksa sesuai dengan permintaan dokter
- Setelah selesai pemeriksaan, ditampung dalam dalam plastic bersama wadahnya
dibuang di bagian insenerator/dibakar langsung
-
4. Bahan sputum
- Pengambilan sputum dilakukan dengan menggunakan wadah pot plastic dengan
tutup berulir agar rapat
- Diperiksa sesuai dengan permintaan periksaan dokter
- Setelah selesai, sisa sputum bersama wadahnya ditampung dalam plastic untuk
dibuang dibagian insenerator/dibakar langsung

6.Unit Terkait Poli Umum, Poli KIA ,Poli PAL ,Poli MTBS, Pos Yandu, Pustu dan Swasta
JENIS PELAYANAN YANG DILAKUKAN DI
LABORATORIUM

SOP
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Baleendah Dr. Kartikasari
Jl. Raya Banjaran km 11,5 Kab. Bdg NIP. 196802172007012009

Pemberlakuan khusus terhadap penanganan bahan pemeriksaan/specimen


laboratorium untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan atau penularan
1.Pengertian
penyakit terhadap petugas laboratorium

2.Tujuan Untuk mengantisipasi bahaya tercemarnya lingkungan dan tertularnya petugas


laboratorium akibat bahan pemeriksaan/specimen laboratorium

3.Kebijakan
SK Ka. UPTD no...................thn................tentang pelayanan klinis di puskesmas
4.Referensi - Buku Panduan Pemeriksaan Laboratorium
- Permenkes 37 tahun 2012 tentang pelayanan laboratorium di puskesmas
5.Prosedur
1. Pemeriksaan Hematologi
a. Jenis Pemeriksaan Haematologi Lengkap
- Haemoglobin
- Jumlah lekosit
- Jumlah Trombosit
- Hematokrit
- Laju Endap Darah
- Hitung Jenis Lekosit
- Masa perdarahan
- Masa pembekun
2. Pemeriksaan Imunologi Klinik Sedehana
- Widal
- Golongan darah
- Tes Kehamilan
- Rapid Tes (HIV)
3. Pemeriksaan Kimia Klinik
a. Tes Fungsi Hati
- Bilirubin Total
- Bilirubin Direck/Indireck
- SGOT
- SGPT
b. Tes Fingsi Ginjal
- Asam Urat
- Ureum
- Kreatinin
c. Tes Lemak
- Kolesterol
- Trigliserida
- HDL Kolesterol
- LDL Kolesterol
d. Metabolisme Karbohidrat
- Glukosa Puasa
- Glukosa 2 jpp
- Glukosa sewaktu
e. Kimia Rutin
- Urin Rutin
- Feses Rutin
5. Pemeriksaan Mikrobiologi Klinik Sederhana
- BTA
- P. gram

6.Unit Terkait
Poli Umum, Poli KIA ,Poli PAL ,Poli MTBS, Pos Yandu, Pustu dan Swasta
PEMELIHARAAN ALAT DAN KALIBRASI
No. Dokumen :

SOP
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Baleendah Dr. Kartikasari
Jl. Raya Banjaran km 11,5 Kab. Bdg NIP. 196802172007012009

Pemeliharaan alat dilakukan dengan menjaga kebersihan alat, tata letak dan efektivitas pemakaian
alat sehingga menjadi alat siap pakai. Kalibrasi dilakukan dengan cara permintaan kalibrasi pada
Pengertian unit terkait

Tujuan Sebagai pedoman penanganan, pemakaian dan pemeliharaan semua peralatan laboratorium,
sehingga peralatan siap pakai dan dalam keadaan baik/tidak rusak

Prosedur 1. Pemeliharaan alat


- Alat harus terpasang datar/rata dengan meja, dijaga jangan sampai air masuk ke dalam alat
- Pasokan listrik harus cukup, sebaiknya setiap alat terpasang stabilisator dan UPS
- Alat dinyalakan dan didiamkan 15 menit sebelum alat digunakan pemeriksaan
- Alat dibersihkan sebelum dan sesudah alat dipakai
2. Perbaikan
- Alat yang rusak atau tidak bisa dipakai dilakukan perbaikan
- Untuk penggantian lampu fotometer bisa dilakukan sendiri oleh petugas laboratorium
- Apabila ada kerusakkan alat dan petugas tidak bisa memperbiki, maka petugas
laboratorium lapor ke Ka UPT
- Ajukan permohonan perbaikan dan ditandatangani oleh Ka UPT agar petugas
Laboratorium mengubungi Teknisi alat
3. Kalibrasi
- Alat yang akan dikalibrasi dicatat dan diinventarisir
- Permohonan kalibrasi ditulis pada formulir perbaikan alat dan ditanda tangani oleh
Kepala Instalasi
- Diserahkan ke bagian Bendahara UPT untuk diteliti dan dihitung perincian
pembiayaannya
- Bagian Laboratorium akan mengirim/mendatangkan ke/dari lembaga yang berwenang
melakukan kalibrasi alat

Unit Terkait
PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN
SPESIMEN
No. Dokumen :

SOP
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Baleendah Dr. Kartikasari
Jl. Raya Banjaran km 11,5 Kab. Bdg NIP. 196802172007012009

Pemberlakuan khusus terhadap penanganan bahan pemeriksaan/specimen


laboratorium untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan atau penularan
1.Pengertian
penyakit terhadap petugas laboratorium

2.Tujuan Untuk mengantisipasi bahaya tercemarnya lingkungan dan tertularnya petugas


laboratorium akibat bahan pemeriksaan/specimen laboratorium

3.Kebijakan
SK Ka. UPTD no...................thn................tentang pelayanan klinis di puskesmas
4.Referensi - Buku Panduan Pemeriksaan Laboratorium
- Permenkes 37 tahun 2012 tentang pelayanan laboratorium di puskesmas
5.Prosedur 1. Penerimaan Spesimen

2. Pengambilan Spesimen
- Peralatan harus memenuhi persyaratan tertentu (bersih, kering, tidak
mengandung bahan kimia, terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi
specimen, mudah dicuci/ dibersihkan, pengambilan untuk pemeriksaan
biakan harus menggunakan peralatan yang steril).
- Wadah specimen harus memenuhi ( darah: terbuat dari gelas, tidak
bocor, harus dapat ditutup rapat, besar wadah sesuai dengan volume
specimen, bersih)
-

3. Penyimpanan Spesimen
- Disimpan pada suhu kamar.
- Disimpan dalam lemari es dengan suhu 2 -8°C.
- Dibekukan suhu -20°C, -70°C atau -120°C (jangan sampai terjadi beku
ulang).
- Dapat diberikan bahan pengawet.
- Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum atau
lisat.

6.Unit Terkait Poli Umum, Poli KIA ,Poli PAL ,Poli MTBS, Pos Yandu, Pustu dan Swasta
RUJUKAN LABORATORIUM
No. Dokumen :

SOP
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Baleendah Dr. Kartikasari
Jl. Raya Banjaran km 11,5 Kab. Bdg NIP. 196802172007012009

Prosedur

Keterangan :
1. Setelah spesimen diambil atau diterima di ruang laboratorium, dilakukan
pengelolaan/pengepakan/pengemasan specimen
2. Spesimen yang sudah dikemas diberi formulir permintaan rujukan pemeriksaan
3. Spesimen dikirim ke laboratorium rujukan
4. Setelah dilakukan pemeriksaan, keluarlah hasil pemeriksaan laboratorium yang
ditulis pada formulir hasil pemeriksaan
5. Formulir Hasil Pemeriksaan dibawa ke tempat pengambilan/pengiriman hasil
6. Formulir Hasil Pemeriksaan dibawa atau dikirim ke laboratorium yang merujuk

Unit Terkait
PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI
REAGENSIA
No. Dokumen :

SOP
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Baleendah Dr. Kartikasari
Jl. Raya Banjaran km 11,5 Kab. Bdg NIP. 196802172007012009

Penyimpanan dan distribusi reagen adalah merupakan kegiatan dalam melakukan


Pengertian
pengendalian reagen meliputi: penerimaan penyimpanan dan pendistribusian reagen
Tujuan Untuk mengawasi operasional Laboratorum agar mendapatkan hasil yang optimal
dan berkualitas
Prosedur 1.1 Pemesanan reagen
1.2 Penerimaan reagensia
1. Petugas Laboratorium memeriksa daftar reagen Yang datang
2. Memeriksa keadaan kemasan reagensia. Kemasan reagens dalam keadaan
tersegel, tidak terbuka dan tidak rusak maupun robek
3. Reagen yang datang diperiksa tanggal kadaluarsa
1.3Penyimpanan reagensia
1. Reagensia yang datang diperiksa tanggal kadaluarsa dan disimpan sesuai
prosedur penyimpanan yang tertera dalam kemasan reagen
2. Kulkas tempat penyimpanan reagens harus selalu diperiksa suhunya agar
sesuai dengan syarat penyimpanan reagen , dengan cara :
a. Letakkan thermometer dalam kulkas
b. Atur suhu kulkas sesuai dengan syarat suhu dalam penyimpanan reagen
c. Usahakan kulkas agar selalu dalam keadaan hidup
d. Catat suhu setiap hari dalam checklist pemantauan suhu
e. Bersihkan kulkas setiap 2 bulan

Unit Terkait
TINDAK LANJUT MONITORING
No. Dokumen :

SOP
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Baleendah Dr. Kartikasari
Jl. Raya Banjaran km 11,5 Kab. Bdg NIP. 196802172007012009

a. Tindak lanjut hasil monitoring adalah suatu proses dimana temuan-temuan hasil
monitoring dianalisa untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi perbaikan
Pengertian pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
b. Tindak lanjut hasil monitoring dibahas bersama antara Kepala Puskesmas,
Pengelola program dan pelaksana program.
Tujuan Agar pelaksanaan kegiatan berjalan secara efektif dan efisien
Prosedur 1. Menyiapkan dokumen Hasil Monitoring.
2. Menyiapkan Rapat Staf / Logbook
3. Menyampaikan temuan-temuan hasil monitoring.
4. Menginventarisir penyebab terjadinya temuan.
5. Menginventarisir alternatif pemecahan masalah.
6. Menentukan alternatif pemecahan masalah terpilih
7. Menetapkan SOP baru.

Unit Terkait
Seluruh Staf Puskesmas
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
No. Dokumen :

SOP
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Baleendah Dr. Kartikasari
Jl. Raya Banjaran km 11,5 Kab. Bdg NIP. 196802172007012009

Pemantapan Mutu Internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang


Pengertian dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium secara terus menerus untuk
menjamin kualitas hasil pemeriksaan
Tujuan Untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan.

Prosedur Harus pakai no


Persiapan Pasien :
 Sebelum spesimen diambil, pasien harus dipersiapkan terlebih
dahulu dengan baik sesuai dengan  persyaratan pengambilan
spesimen.
Pengambilan dan pengolahan spesimen.
Spesimen harus diambil secara benar dengan memperhatikan
waktu, lokasi, volume, cara, peralatan, wadah spesimen,
pengawet/antikoagulan.
Pemeriksaan Laboratorium Meliputi :
a. Kalibrasi Peralatan.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium
adalah peralatan laboratorium, oleh karena itu perlu dipelihara dan
dikalibrasi secara berkala
b. Uji kualitas reagen.
Reagen yang digunakan di laboratorium ada yang dapat dibuat sendiri dan
ada yang sudah jadi komersial
c. Uji ketelitian dan Uji Ketepatan.
Hasil laboratorium digunakan untuk menentukan diagnosis dan
pemantauan pengobatan, maka perlu untuk menjaga mutu hasil
pemeriksaan (mempnyai tingkat akurasi dan presisi yang dapat
dipertanggungjawabkan.
d. Pencatatan dan Pelaporan Hasil.
•Kegiatan Pelayanan.
•Keuangan.
•Logistik.
•Kepegawaian.

Unit Terkait
PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL
No. Dokumen :

SOP
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Baleendah Dr. Kartikasari
Jl. Raya Banjaran km 11,5 Kab. Bdg NIP. 196802172007012009

Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara


Pengertian periodik oleh pihak lain diluar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau
dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam pemeriksaan tertentu.

Tujuan Untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan.

Prosedur
1. Pendaftaran
- Untuk Pemantapan Mutu Eksternal Nasional (PME-N) mendaftarkan di
Departemen Kesehatan RI, Dirjen Yan Medik Jakarta

- Untuk PME-R mendaftarkan di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah


Jawa Barat di Bandung

2. Jenis pemeriksaan
Jenis pemeriksaan yang diikuti adalah :
PME-N bidang hematologi, kimia klinik, serologi dan urinalisa
PME-R bidang hematologi, kimia klinik, feses, urinalisa dan pembacaan
preparat BTA

3. Pengiriman
- Specimen yang yang diterima dikerjakan sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan
- Dikirim melalui pos dengan amplop yang sudah disiapkan

4. Evaluasi hasil
1. Hasil yang dikirim akan dievaluasi oleh tim PME dan akan dikirim ke peserta
(PKM Cicalengka DTP) untuk diketahui dan diperbaiki kesalahan-kesalahan
yang ada

Unit Terkait 1. Instalasi Laboratorium Patologi Klinik


2. Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik, KemKes RI
3. Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Prop Jawa Barat
PELABELAN REAGENSIA
No. Dokumen :

SOP
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Baleendah Dr. Kartikasari
Jl. Raya Banjaran km 11,5 Kab. Bdg NIP. 196802172007012009

Pengertian Pemberian identitas untuk semua jenis reagensia secara lengkap

Tujuan Untuk menjamin ketelitian dan tidak terjadinya kesalahan dalam pemakaian reagen

Prosedur Pemberian label reagensia harus mencantumkan :


1. Nama bahan/ reagensia
2. Konsentrasi reagen
3. Tanggal terima
4. Tanggal pembuatan
5. Tanggal kadaluarsa
6. Nomor LOT
7. Keterangan lain misal sifat mudah terbakar atau bahaya lain yang dapat
timbul
Unit Terkait
WAKTU PEMERIKSAAN DAN
PENYAMPAIAN HASIL LABORATORIUM
No. Dokumen :

SOP
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Baleendah Dr. Kartikasari
Jl. Raya Banjaran km 11,5 Kab. Bdg NIP. 196802172007012009

Standar waktu pemeriksaan laboratorium adalah waktu yang dibutuhkan untuk


Pengertian menyelesaikan sebuah pemeriksaan

Tujuan Menjaga mutu pelayanan terhadap pelanggan dan kinerja Instalasi Laboratorium
Patologi Klinik

Prosedur
Pemeriksaan yang dilakukan setiap hari
A. Hematologi dan Hemostasis
Lama pengerjaan bahan pemeriksaan 1-2 jam
1. Darah rutin (Hb, Leko, Trombo, Ht)
2. Darah lengkap (darah rutin, LED, Diffcount)
3. Masa perdarahan
4. Masa pembekuan
5. Mikroskopik malaria

B. Urin, feses dan cairan tubuh


Lama pengerjaan bahan pemeriksaan 1-2 jam
1. Urin lengkap
2. Feses lengkap

C. Imunologi
Lama pengerjaan bahan pemeriksaan 1 jam
1. Widal
2. Tes kehamilan

D. Mikrobiologi (preparat langsung)


Lama pengerjaan bahan pemeriksaan BTA 1-2 hari
1. BTA pada sputum

E. Kimia Klinik
Lama pengerjaan bahan pemeriksaan 1-3 jam
1. Glukosa darah
2. Asam urat
3. Bilirubin Total, Bilirubin Direk dan Indirek
4. SGOT, SGPT
5. Trigliserida, Cholesterol Total, HDL, LDL

Unit Terkait
PENGAMBILAN SPESIMEN DAHAK
No. Dokumen :

SOP
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Baleendah Dr. Kartikasari
Jl. Raya Banjaran km 11,5 Kab. Bdg NIP. 196802172007012009

Mengumpulkan dahak yang baik untuk pemeriksaan meliputi petunjuk


Pengertian
pengumpulan dahak dan cara pengeluaran dahak yang baik.
Tujuan Mendapatkan dahak yang baik untuk pemeriksaan.

Petugas Analis Kesehatan


Peralatan  Tempat penampungan dahak steril.
 Spidol permanen.
 Alat tulis.
 Formulir DOTS.
Prosedur A. Petunjuk sebelum pengumpulan dahak.
 Periksa formulir permohonan pemeriksaan laboratorium TB.
 Isi bagian-bagian yang belum lengkap, misalnya diagnosis atau follow up.
 Beri label yang jelas pada dinding pot dahak dengan nama penderita dan
tanggal penampungan dahak.
 Jelaskan pada penderita bahwa spesimen yang terbaik berasal dari paru-
paru ( dahak ) bkan air liur.

B. Cara pengumpulan dahak/spesimen.


 Tarik nafas dalam-dalam 2 sampai 3 kali dan hembusan nafas dengan kuat.
 Batukan dengan keras dari dalam dada.
 Letakkan pot yang sudah dibuka dekat dengan mulut dan keluarkan dahak
ke dalam pot.
 Tutup pot dengan ketat dengan cara memutar tutupnya.
 Jika diperlukan langkah di atas diulang beberapa kali untuk mendapatkan
spesimen yang berkualitas baik.

Unit Terkait
Laboratorium
PEMERIKSAAN GLUKOSA STRIP
No. Dokumen :

SOP
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Baleendah Dr. Kartikasari
Jl. Raya Banjaran km 11,5 Kab. Bdg NIP. 196802172007012009

Pengertian Glukosa adalah suatu karbohidrat utama yang digunakan pada proses metabolism
Tujuan Untuk mengetahui kadar glukosa dalam darah secara cepat.
Kebijakan

Petugas Analis Kesehatan


Alat dan bahan  Kapas Alkohol
 Lanset
 Autoklik
 Glucotest dan reagen glucotest
 tisu
 Darah kapiler

Prosedur 1. Siapkan stik gula dan masukan kedalam alat glucometer sampai keluar bunyi –
tit” dan kode stik yang akan dipakai.
2. Bersihkan ujung jari dengan kapas alkohol, tusuk dengan lancet
3. Darah yang pertama keluar dihapus dengan kapas kering.
4. Teteskan darah yang keluar berikutnya pada ujung stik
5. Kemudian tunggu selama 30 detik
6. Baca hasilnya pada monitor alat

Nilai Normal :
Glukosa Darah : 70 – 110 mg/dL

Unit Terkait
Laboratorium
PENGGUNAAN CENTRIFUGER
No. Dokumen :

SOP
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Baleendah Dr. Kartikasari
Jl. Raya Banjaran km 11,5 Kab. Bdg NIP. 196802172007012009

Petugas Analis Kesehatan


Peralatan
Prosedur 1. Nyalakan stop kontak

2. Buka penutup centrifuge

3. Masukkan aliquot yang berisi BP (harus seimbang)

4. Tutup penutup centrifuge

5. Atur waktu dan rpm yang dikehendaki

6. Tekan “start” untuk memulai

7. Jangan membuka penutup centrifuge jika rotator masih berputar

8. Jika sudah selesai digunakan, matikan tombol OFF pada alat kemudian cabut
kabel pada stop kontak

Unit Terkait
Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai