Anda di halaman 1dari 9

OPEN ACCESS

Indonesian Journal of Human Nutrition


P-ISSN 2442-6636
E-ISSN 2355-3987
www.ijhn.ub.ac.id
Artikel Hasil Penelitian

Jus Jambu Merah dan Jeruk Siam Menurunkan Trigliserida


pada Wanita Dislipidemia

Annisaa Catur Pekerti 1, Kurniasari Fuadiyah Nila1*, Kusumastuty Inggita1


1
Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya
*Alamat korespondensi: fuadiyahnila@gmail.com, Tlp : +62341 567192

Diterima: Maret 2019 Direview: April 2019 Dimuat: Juni 2019

Abstrak
Dislipidemia merupakan salah satu faktor risiko dari penyakit degeneratif. Salah satu terapi non
farmakologi untuk menangani dislipidemia adalah mengonsumsi makanan tinggi serat. Buah jambu
dan jeruk siam merupakan bahan makanan tinggi serat yang dapat menurunkan trigliserida.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar trigliserida wanita dengan dislipidemia
yang diberikan jus jambu merah dan jeruk siam dibanding kelompok kontrol. Penelitian ini
merupakan studi quasi experimental menggunakan desain pre-post test control group design yang
dilakukan terhadap pasien dislipidemia wanita usia 50-57 tahun di Puskesmas Cisadea Kota
Malang. Responden dipilih secara non probability sampling yang dibagi dalam dua kelompok yaitu
kelompok kontrol (n=16) yang hanya diberi konseling gizi dan kelompok perlakuan (n=16) yang
diberi konseling gizi serta jus jambu merah yang dibuat dari 273 g buah dan 1 buah jeruk siam
(130 g) dengan kandungan serat 21,5 g selama 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
penurunan trigliserida antara sebelum dan sesudah perlakuan (dari 221,56 ± 60,02 mg/dl menjadi
194,93 ± 50,23 mg/dl dengan p=0,005). Kesimpulan terdapat perbedaan kadar trigliserida yang
signifikan sebelum dan sesudah perlakuan selama 14 hari pada kelompok perlakuan.
Kata kunci: dislipidemia, trigliserida, jus jambu merah, buah jeruk siam

Abstract
Dyslipidemia is a risk factor of degenerative diseases. One of the non-pharmacological therapies
to treat dyslipidemia is to consume foods high in fiber. Guava and Mandarin orange are high fiber
foods that can reduce triglycerides. This study aims to determine differences in triglyceride levels
of women with dyslipidemia given red guava juice and orange fruit compared to the control group.
This study was a quasi-experimental study using a pre-test post-test control group design
conducted on female patients with dyslipidemia aged 50-57 years at Cisadea Health Center in
Malang, East Java. Respondents were selected using a non-probability sampling and divided into
two groups, namely the control group (n=16) who were given nutritional counseling and the
treatment group (n=16) who were given nutritional counseling and guava juice made from 273 g of
guava and 1 orange fruit (130 g) containing a fiber content of 21.5 g for 14 days. The results
showed a decrease in triglycerides between before and after treatment (from 221.56±60.02 mg/dl
to 194.93±50.23 mg/dl with p=0.005). In short, there were significant differences in triglyceride
levels before and after 14 days in the treatment group.
Keywords: dyslipidemia, triglyceride, guava juice, mandarin orange

DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2019.006.01.1
2 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2019, Vol. 6 No. 1, hlm. 1 - 9

PENDAHULUAN menurunkan rata–rata 1,96% kadar trigli-


Dislipidemia adalah peningkatan serida. Konsumsi jambu merah dapat
kadar lemak dan kolesterol dalam darah. mengurangi stres oksidatif dan mem-
Penurunan kadar HDL serta peningkatan perbaiki profil lipid pada kelompok per-
kolesterol total, LDL, dan trigliserida lakuan bila dibandingkan kelompok
terjadi pada dislipidemia [1]. Kejadian kontrol [6,7]. Adanya serat larut air
dislipidemia di Indonesia pada penduduk (pektin) dan vitamin C dalam jambu
dengan usia >15 tahun yaitu kolesterol merah dapat mengganggu penyerapan
total tinggi 35,9%; HDL rendah 22,9%; lemak yang berasal dari makanan, hal ini
LDL tinggi 76,2%; trigliserida tinggi diperkirakan mempunyai efek protektif
24,9%. Dislipidemia dapat menimbulkan terhadap kenaikan kadar lipid dalam darah
komplikasi, salah satunya stroke. Seka- [8].
rang ini jumlah prevalensi stroke dari Buah jeruk siam (Citrus nobilis)
tahun 2007 meningkat sekitar 4 poin pada juga merupakan sumber vitamin C. Tidak
tahun 2013 (8,3 menjadi 12,1 per 1000 hanya murah dan mudah dijangkau, buah
penduduk) [2]. Sementara kejadian disli- ini dipilih karena rasanya enak dan praktis
pidemia di Kota Malang sebanyak 40,08% dalam penyajiannya. Buah jeruk mengan-
pada laki-laki dan sebanyak 59,91% pada dung serat yang cukup banyak yaitu
perempuan di tahun 2013. Puskesmas mencapai 3 g dalam 100 g buah [9].
Cisadea adalah puskesmas yang memiliki Pemberian jus jeruk selama 15 hari
kasus dislipidemia terbanyak yaitu sebesar pada tikus dapat meningkatkan kadar
34,3% [3]. HDL serta menurunkan LDL, kolesterol
Selama ini penanganan penyakit total dan trigliserida Hal ini menunjukkan
dislipidemia dengan menggunakan obat bahwa dengan mengonsumsi serat dan
penurun lipid seperti statins, azetidinone vitamin C dapat membantu memperbaiki
dan nicotinic acid. Namun obat penurun profil lipid dalam darah [10].
lipid juga memiliki efek samping yang Penelitian sebelumnya yaitu pem-
berbeda seperti statin memiliki efek berian buah jambu pada laki-laki sehat
samping mialgia (nyeri otot), miopati dan pasien dislipidemia dapat memper-
(kelainan otot), nyeri perut, dan terjadi baiki profil lipid [6,7]. Namun pada
hepatotoksik, sedangkan pada fibrat me- penelitian ini ditambahkan buah jeruk
miliki efek samping kembung, sebah, dan sebagai bentuk pendekatan konsumsi buah
mual. Selain menggunakan obat, untuk yang bervariasi sehingga membantu me-
mengatasi dislipidemia direkomendasikan menuhi kebutuhan serat dalam sehari.
mengonsumsi serat sebanyak 27 g per hari Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan
dengan serat larut air sebanyak 10–25 g penambahan konsumsi serat yang juga
dan serat tidak larut air sebanyak 2 g [4,5]. mengandung vitamin C untuk membantu
Serat pangan banyak didapatkan penanganan penyakit dislipidemia dalam
pada sayuran, buah-buahan, dan kacang- hal ini adalah bentuk jus jambu merah
kacangan. Konsumsi buah dapat dijadikan (Psidium guajava L.) dan buah jeruk siam
pilihan untuk meningkatkan asupan serat (Citrus nobilis) dengan parameter yang
secara praktis karena dapat dikonsumsi diukur adalah kadar trigliserida pada
sebagai pendamping makanan utama atau- pasien dislipidemia di Kota Malang.
pun selingan, misalkan dalam bentuk buah Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
segar ataupun jus buah. mengetahui perbedaan kadar trigliserida
Salah satu buah sumber serat adalah wanita dengan dislipidemia yang diberi-
jambu merah. Pemberian jus buah jambu kan jus jambu merah dan jeruk siam
merah (Psidium guajava L.) sebanyak 650 dibanding kelompok kontrol.
mg/kg BB pada pasien dislipidemia dapat

DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2019.006.01.1
Pekerti, dkk. Jus Jambu Merah dan Jeruk ... 3

METODE PENELITIAN Responden pada kelompok kontrol


Rancangan/ Desain Penelitian diberikan konseling gizi tentang diet
Jenis penelitian ini termasuk dalam untuk dislipidemia yang dilakukan secara
eksperimental semu dengan desain pene- home visite oleh peneliti selama kurang
litian pre-post test control group design. lebih 15 menit mengenai pola makan dan
Sumber Data terapi diet yang tepat pada pasien
Penelitian ini dilakukan di wilayah dislipidemia dengan bantuan leaflet,
kerja Puskesmas Cisadea Kota Malang. kemudian dilakukan pencatatan makan
Data karakteristik responden meliputi: dengan menggunakan form Estimated
usia, aktivitas fisik, tingkat konsumsi Food Record (EFR) selama 3 hari acak.
lemak dan serat, dan konsumsi obat. Pada kelompok perlakuan diberikan kon-
Kadar trigliserida didapatkan dari peme- seling gizi yang sama dan juga diberikan
riksaan profil lipid yang dilakukan di jus jambu merah sebanyak total 470 ml
laboratorium Puskesmas Cisadea Kota yang dibuat dari 273 g jambu merah
Malang. ditambah 200 ml air yang kemudian
dibagi menjadi 2 gelas masing-masing
Sasaran Penelitian (Populasi/ Sampel/ berisi 235 ml jus jambu merah. Selain jus
Subjek Penelitian) tersebut responden juga diberikan jeruk
Sampel dari penelitian ini adalah siam 1 buah (± 130 g). Distribusi jus
pasien dislipidemia di Puskesmas Cisadea jambu merah dan jeruk siam dilakukan
Kota Malang yang ditentukan atau dipilih pada pagi hari pukul 09.00 dengan
dengan metode simple random sampling petunjuk konsumsi jus pada pukul 10.00
dengan teknik non probability. Sampel di- dan 14.00. pemberian jus jambu merah
ambil dengan cara convenience sampling dan buah jeruk dilakukan setiap hari
sehingga didapatkan responden sebanyak selama 14 hari. Pemberian perlakuan
16 orang untuk kelompok kontrol dan 16 tersebut mengandung serat 21,5 g.
orang untuk perlakuan. Kriteria inklusi Responden yang akan mengikuti
responden adalah sebagai berikut: penelitian telah menandatangani informed
1) Responden baik kelompok kontrol consent dan penelitian ini telah dinyatakan
dan kelompok perlakuan merupakan laik etik oleh Komisi Etik Fakultas
pasien dislipidemia berjenis kelamin Kedokteran Universitas Brawijaya dengan
wanita dengan usia 50-60 tahun. No. 689/EC/KEPK-S1-GZ/12/2014.
Diagnosis dislipidemia ditentukan
berdasarkan ketidaknormalan mini- Pengembangan Instrument dan Teknik
mal 2 nilai profil lipid dari 4 para- Pengumpulan Data
meternya (kolesterol HDL, LDL, total Data karakteristik responden berupa
kolesterol, trigliserida). usia dan konsumsi obat didapatkan
2) Bersedia menjadi sampel penelitian. dengan metode wawancara dan melihat
3) Responden keadaan sadar dan dapat rekam medik pasien. Data aktifitas fisik
menerima makanan oral. dihitung dengan cara menghitung tingkat
4) Tidak merokok. aktivitas berdasarkan Physical Activity
5) Responden bertempat tinggal di Ratio (PAR) kemudian dimasukkan dalam
wilayah kerja Puskesmas Cisadea rumus Physical Activiy Level (PAL) yaitu
Kota Malang (lama melakukan aktifitas x physical
Kriteria eksklusi responden adalah activity ratio/24 jam), kemudian dikelom-
pasien dislipidemia dengan penyakit pokkan menjadi aktifitas fisik ringan
penyerta seperti gagal ginjal, gangguan (1,40-1,69), sedang (1,70-1,99), dan berat
fungsi hepar, dan diabetes mellitus. (2,00-2,40) [11]. Tingkat konsumsi lemak
dan serat didapatkan dengan wawancara

DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2019.006.01.1
4 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2019, Vol. 6 No. 1, hlm. 1 - 9

menggunakan form Estimated Food melihat perbedaan kadar trigliserida antara


Record (EFR) selama 3 hari acak, kemu- sebelum dan sesudah perlakuan pada
dian dikategorikan menjadi kurang/defisit: kelompok kontrol dengan distribusi data
<90% AKG; normal: 99-119% AKG; normal, sedangkan untuk kelompok per-
lebih: >120% AKG [12]. Sementara kadar lakuan menggunakan Paired t-test karena
trigliserida didapatkan dengan mengambil data terdistribusi normal. Sementara untuk
sampel darah responden kemudian di- melihat perbedaan kadar trigliserida antara
analisis di laboratorium Puskesmas kelompok kontrol dan kelompok perlaku-
Cisadea Kota Malang dengan mengguna- an menggunakan uji statistik Independent
kan enzim CHOD-PAP dan metode t-test. Semua data tersebut dianalisis
spektrofotometri. dengan menggunakan software SPSS 17.

Teknik Analisis Data HASIL PENELITIAN


Analisis deskriptif digunakan untuk Karakterisik Responden
melihat gambaran umum karakteristik dan Responden pada penelitian ini se-
asupan makan responden saat penelitian. banyak 32 responden, dengan jumlah res-
Gambaran umum karakteristik responden ponden kelompok kontrol yaitu sebanyak
diolah dan disajikan dalam bentuk 16 responden dan kelompok perlakuan
tabulasi. Analisis data pada penelitian ini sebanyak 16 responden.
menggunakan uji statistik Wilcoxon untuk

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Penelitian

Perlakuan
Kontrol (n=16) Total
Karakteristik Responden (n=16) Nilai p
n % n % n %
Kelompok Umur
50 – 57 tahun 16 100 16 100 32 100 0,25a
Tingkat Konsumsi Lemak*
Asupan Kurang 11 68,8 15 93,8 26 62,6
0,94a
Asupan Normal 5 31,2 1 6,2 6 37,4
Tingkat Konsumsi Serat*
Asupan Kurang 16 100` 16 100 32 100
1,00a
Asupan Normal 0 0 0 0 0 0
Aktifitas Fisik
Ringan 10 62,5 8 50 18 56,3
0,48a
Sangat Ringan 6 37,5 8 50 14 43,7
Konsumsi Obat
Konsumsi Teratur 8 50 8 50 16 50
Konsumsi Obat Tidak Teratur 6 37,5 5 31,2 11 35 0,86a
Tidak Konsumsi Obat 2 6,5 3 18,5 5 15
Kadar Trigliserida Awal
> 150 mg/dl 16 100 14 87,5 30 93,5
0,4a
< 150 mg/dl 0 0 2 6,5 2 6,5
a
Ket: : Mann-Whitney, dengan tingkat kepercayaan 95%
* : asupan lebih = >120% AKG; normal = 90-119% AKG; kurang = < 90% AKG

DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2019.006.01.1
Pekerti, dkk. Jus Jambu Merah dan Jeruk ... 5

Tabel 1 menunjukkan bahwa tidak Asupan Zat Gizi Responden


terdapat perbedaan signifikan antara Data asupan makan responden baik
kelompok kontrol dan perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok per-
data-data karakteristik responden sehingga lakuan selama penelitian dilakukan dapat
karakteristik responden tidak berpotensi dilihat pada Tabel 2.
menjadi variabel perancu (confounding
factor).

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Asupan Responden Selama Penelitian


Kontrol Perlakuan
Total
Karakteristik Responden (n=16) (n=16) Nilai p
n % N % n %
Tingkat Konsumsi Lemak*
Asupan Lebih 0 0 4 24 4 13
Asupan Normal 12 75 9 56,2 21 65,6 0,19a
Asupan Kurang 4 25 3 18,8 7 21,4
Tingkat Konsumsi Karbohidrat*
Asupan Normal 10 62,5 2 12,5 12 37,5
0,0a
Asupan Kurang 6 37,5 14 87,5 20 62,5
Tingkat Konsumsi Serat*
Asupan Normal 0 0 16 100 16 50
0,0a
Asupan Kurang 16 100 0 0 16 50
a
Ket: : Mann-Whitney
* : asupan lebih = >120% AKG; normal = 90-119% AKG; kurang = < 90% AKG

Tabel 2 menunjukkan bahwa pada perlakuan dapat memenuhi kebutuhan


penelitian ini dapat diketahui bahwa serat.
asupan lemak pada kelompok kontrol dan
perlakuan tidak berbeda signifikan Kadar Trigliserida Responden
(p=0,19), sementara asupan karbohidrat Data analisis kadar trigliserida
pada kelompok perlakuan lebih banyak antara kelompok kontrol dan perlakuan
yang dikategorikan kurang. Data asupan dapat dilihat pada Tabel 3.
serat semua responden pada kelompok
.
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Kadar Trigliserida
Kelompok kontrol Kelompok perlakuan
Kadar TG Selisih Selisih
Kadar TG Kadar TG Kadar TG Nilai-p
akhir Kadar TG Kadar TG
awal (mg/dl) awal (mg/dl) akhir (mg/dl)
(mg/dl) (mg/dl) (mg/dl)
219,25 ± 216,31 ± ± 2,94 221,56 ± 194,93 ± ± 26,6
0,056c
71,59 76,80 (p=0,756)a 60,02 50,23 (p=0,005)b
Keterangan: a: Wilcoxon, α = 0,05; b: Paired t-test, α = 0,05; c: Independent t-test, α = 0,05

Tabel 3 menunjukkan bahwa setelah perbedaan kadar TG yang signifikan


dilakukan perlakuan selama 14 hari (p=0,005) antara sebelum dan sesudah
dengan memberikan makanan tinggi serat perlakuan pada kelompok perlakuan
berbentuk jus buah jambu merah dan dengan penurunan kadar TG rata-rata
buah jeruk siam, tampak bahwa terdapat sebesar 26,6 mg/dl.

DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2019.006.01.1
6 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2019, Vol. 6 No. 1, hlm. 1 - 9

PEMBAHASAN p>0,05 yang bermakna tidak berbeda


Karakteristik Responden signifikan.
Responden berada pada usia 50-57
tahun, dengan usia rata-rata 50-51 tahun. Asupan Zat Gizi Responden
Usia merupakan salah satu faktor risiko Selama perlakuan, juga dilakukan
dislipidemia yang tidak bisa diubah atau penilaian asupan makan dengan metode
dimodifikasi. Sejalan dengan penelitian EFR selama 3 hari secara acak dan di-
Nurfitriani dkk tahun 2015, bahwa sema- dapatkan data pada Tabel 2 bahwa pada
kin bertambahnya usia, maka insidens kedua kelompok tidak terdapat perbedaan
terjadinya dislipidemia akan semakin me- rata-rata asupan lemak, namun terdapat
ningkat [13]. Berdasarkan jenis kelamin, perbedaan asupan serat dan karbohidrat,
risiko dislipidemia meningkat pada wanita dimana kelompok perlakuan dengan 100%
yang lanjut usia, hal ini disebabkan oleh tingkat konsumsi serat normal, mayoritas
adanya penurunan hormon estrogen se- (87%) konsumsi karbohidratnya kurang.
iring dengan meningkatnya usia. Rendah- Serat pangan dapat menurunkan asupan
nya hormon estrogen juga berhubungan makanan karena makanan berserat tinggi
dengan risiko terjadinya aterosklerosis membutuhkan waktu yang lebih lama
pada wanita. Hal ini juga juga disebabkan untuk dimakan, serat menurunkan densitas
oleh degenerasi yang terjadi sejalan energi makanan, dan beberapa serat
dengan pertambahan usia. Selain hormon seperti guar gum dan pektin memper-
estrogen, hormon tiroid dan hormon lambat pengosongan lambung, serat dapat
insulin juga mengalami penurunan akibat mengurangi daya cerna makanan, me-
bertambahnya usia. Hormon tiroid menye- ningkatkan volume feses, serta dapat
babkan kadar trigliserida menurun, se- memengaruhi beberapa hormon pada
dangkan hormon insulin dapat mencegah saluran cerna sehingga berdampak pada
hidrolisis trigliserida [14]. asupan makanan [16].
Berdasarkan Puslitbang Gizi Depkes Sementara pada asupan lemak, hasil
RI (2001), rata-rata penduduk Indonesia analisis statistik menunjukkan tidak ter-
kurang mengonsumsi serat yaitu sebanyak dapat perbedaan tingkat konsumsi lemak
10,5 g/hari. Asupan buah dan sayur yang pada kedua kelompok, namun terdapat 4
rendah serta daging dan produk susu yang responden dengan asupan lemak tinggi
kurang berhubungan positif dengan hiper- pada kelompok perlakuan. Penderita disli-
trigliserida pada laki-laki dan kolesterol pidemia perlu memperhatikan asupan
HDL (high density lipoprotein) yang lemaknya. Karena diketahui bahwa asup-
rendah pada laki-laki dan perempuan [15]. an lemak berkontribusi terhadap pening-
Selain itu, pada kedua kelompok juga katan lemak tubuh, kolesterol HDL, dan
menunjukkan tingkat aktifitas fisik tidak kolesterol LDL, dimana hal tersebut ter-
berbeda signifikan, yaang berkisar antara gantung pada jenis lemak yang di-
aktifitas fisik ringan dan sedang. Tingkat konsumsi. Asam lemak jenuh meningkat-
aktifitas fisik yang rendah juga berpotensi kan risiko penyakit kardiovaskuler, asam
menjadi penyebab dislipidemia. Data lemak tak jenuh ganda dapat menurunkan
karakteristik yang lain yaitu kepatuhan kolesterol serum sehingga menurunkan
konsumsi obat dan kadar trigliserida awal risiko penyakit jantung koroner.
pun juga tidak menunjukkan adanya Sementara itu asam lemak tak jenuh
perbedaan pada 2 kelompok. Hal tersebut tunggal dapat menurunkan kolesterol LDL
berarti, faktor risiko dislipidemia yang dan asam lemak omega 3 dapat me-
berpotensi sebagai faktor pengganggu, nurunkan pembekuan darah [17].
dapat diminimalisasi karena pada 2 Namun penelitian lain menyebutkan
kelompok tersebut menunjukkan nilai asam lemak tak jenuh tunggal dan omega

DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2019.006.01.1
Pekerti, dkk. Jus Jambu Merah dan Jeruk ... 7

3 berhubungan positif dengan hiperko- dapat menurunkan total kolesterol serum


lesterolemia LDL dan hipokolesterolemia 9,9% dan TG 7,7%.
HDL. Oleh karena itu diperlukan asupan Selain mengandung serat, buah
lemak yang cukup untuk mencegah jambu merah dan jeruk siam merupakan
defisiensi atau kelebihan asupan lemak buah yang kaya akan vitamin C (87 mg
serta dampaknya terhadap kesehatan [18]. dan 50 mg per 100 g) serta antioksidan
Selain itu, pada penderita dislipidemia dalam memfasilitasi penyerapan trigli-
disarankan untuk mengonsumsi buah dan serida dalam VLDL di hati. Vitamin C
sayur ≥5 sajian/hari untuk menurunkan juga dapat merangsang pemanfaatan asam
risiko penyakit kardiovaskuler melalui lemak dalam hepatosit saat sintesis
manajemen lipid karena kandungan serat karnitin. Vitamin C diperlukan sebagai
dalam buah dan sayur dapat menurunkan kofaktor dalam reaksi hidroksilasi di jalur
kolesterol dalam darah [4]. biosintesis karnitin. Jika konsentrasi he-
patik karnitin meningkat maka asam
Kadar Trigliserida Responden lemak beta oksidasi juga meningkat [19].
Pada kelompok perlakuan terdapat Suplementasi vitamin C minimal 500
penurunan kadar trigliserida rata-rata mg/hari selama 4 minggu atau 2000
sebesar 26,6 mg/dl setelah perlakuan atau mg/hari selama 3 bulan minggu dapat
sebesar 12%. Penurunan tersebut lebih menurunkan kolesterol LDL dan TG [20,
besar jika dibandingkan dengan pem- 21]. Vitamin C merupakan vitamin larut
berian konseling saja pada pasien disli- air yang berfungsi sebagai antioksidan
pidemia memiliki persentase penurunan utama dalam plasma tubuh dan berperan
kadar trigliserida hanya sebesar 1,96%, dalam regulasi metabolisme kolesterol.
meskipun secara statistik perbedaan ini Kadar vitamin C plasma yang rendah
tidak signifikan (p=0,056) namun menun- memengaruhi konsentrasi kolesterol dan
jukkan trend yang berbeda. Hal ini di- trigliserida, yang jika terjadi dalam waktu
karenakan serat pangan, terutama serat yang panjang akan memengaruhi inte-
larut air yang ada pada buah jambu merah gritas dinding vaskuler. Kadar vitamin C
(Psidium guajava L.) dan jeruk siam yang rendah secara tidak langsung akan
mampu mencegah atau mengurangi menurunkan absorpsi kolesterol karena
absorbsi lemak dalam usus halus sehingga kadar asam empedu, monogliserida, dan
dapat menurunkan kolesterol dalam darah. asam lemak yang rendah [21].
Dalam saluran cerna, serat larut air akan
mengikat asam empedu untuk keluar SIMPULAN
bersama feses. Ekskresi asam empedu Terdapat perbedaan kadar trigli-
tersebut dapat ditingkatkan dengan cara serida antara kelompok kontrol dengan
mengkonsumsi serat dalam jumlah yang perlakuan atau terdapat penurunan kadar
cukup. Jika ekskresi asam empedu trigliserida sebesar 26,6 mg/dl pada ke-
mengalami peningkatan, maka penyerapan lompok yang diberikan jus jambu merah
kolesterol dalam tubuh akan berkurang dan buah jeruk siam selama 14 hari.
karena sebagian kolesterol berikatan
dengan asam empedu keluar besama feses UCAPAN TERIMA KASIH
[6]. Ucapan terima kasih disampaikan
Pada penelitian Singh, et al 1992, khususnya kepada Puskesmas Cisadea
konsumsi serat yang cukup dari buah dan Kota Malang karena memberikan izin
sayur berkorelasi dengan penurunan kadar untuk melaksanakan penelitian ini.
kolesterol total dan trigliserida, yang dapat
dilihat dari pemberian buah jambu se-
banyak 0,5-1,0 kg/hari selama 12 hari

DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2019.006.01.1
8 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2019, Vol. 6 No. 1, hlm. 1 - 9

DAFTAR RUJUKAN klerosis pada Tikus Putih (Rattus


1. Adams, Lucy B. Hyperlipidemia. norvegicus) yang Diberi Diet Tinggi
Guideline For Adolescent Nutrition Lemak. [Skripsi]. Yogyakarta:
Service. Chapter 10, Stang, J. Dan Universitas Gadjah Mada; 2012.
Story M., (Eds.). United States: 9. Rusilanti. Jus Ajaib Penumpas Aneka
Center for Leadership, Education and Penyakit. Jakarta: PT AgroMedia
Training in Maternal and Child Pustaka. 2013. 30-31.
Nutrition; 2005: 109-124. (Diunduh 10. Febriyanto M. Pengaruh Pemberian
16 Mei 2014). Available from: Jus Jeruk terhadap Peningkatan Kadar
http://www.epi.umn.edu/let/pubs/img/ Kolesterol HDL pada Tikus Sparague
adol_ch10.pdf. Dwaley Hiperkolesterolemia.
2. Kementerian Kesehatan RI. Riset [Skripsi]. Semarang: Universitas
Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta: Diponegoro; 2012.
Badan Penelitian dan Pengembangan 11. FAO/WHO/UNU. Human Energy
Kesehatan Kementerian Kesehatan Requirements, Report of a Joint
RI; 2013: 99. FAO/WHO/UNU Expert Consul-
3. Badan Penelitian dan Pengembangan tation. United Nations University,
Kesehatan (Litbangkes). Data Jumlah Rome; 2001: 37-38.
Penyakit Dislipidemia di Kota 12. Indonesia, D.K.R. Pedoman Praktis
Malang Tahun 2013. Malang: Dinas Pemantauan Gizi Orang Dewasa.
Kesehatan Kota Malang; 2013. 1996, Jakarta: Depkes RI.
4. Jellinger P, Handelsman Y, Rosenblit 13. Nurfitriani, Pristianty L, Hidayati IR.
P, Bloomgarden Z, Fonseca V, Analisis Faktor-Faktor Perilaku yang
Garber A, et al. CPG for Managing Berpengaruh terhadap Ketepatan
Dyslipidemia and Prevention of Penggunaan Obat Dislipidemia.
CVD. Endocr Pract. 2017; 23 (Suppl Jurnal Farmasi Komunitas. 2015; 2
2): 1-86. (2): 29-35.
5. American Association of Clinical 14. Wibowo T. Pengaruh Pemberian
Endocrinologist (AACE). AACE Seduhan Kelopak Rosela (Hibiscus
Guidelines for Management of Dysli- sabdariffa) terhadap Kadar Trigli-
pidemia and Prevention of Atheros- serida Darah Tikus Putih (Rattus
clerosis. Endocrine Practice. 2012; 18 norvegicus). [Skripsi]. Surakarta:
(Suppl 1): 1-78. Universitas Sebelas Maret; 2009.
6. Astawan IWS. Efek Jus Buah Jambu 15. Song SJ, Lee JE, Paik HY, Park MS,
(Psidium guajava L.) pada Pasien Song YJ. Dietary Patterns based on
Dislipidemia. Calyptra: Jurnal Ilmiah Carbohydrate Nutrition are Asso-
Mahasiswa Universitas Surabaya. ciated with The Risk for Diabetes and
2013; 2 (1): 1-10. Dyslipidemia. Nutrition Research and
7. Rahmat A, Fadzelly M, Hambali Z. Practice (Nutr Res Pract). 2012; 6
The Effect of Guajava (Psidium
(4): 349-356.
guajava) Consumption on Total Anti-
16. Levine, A.S., Billington, C.J. Dietary
oxidant and Lipid Profile in Normal
fiber: does it affect food intake and
Male Youth. African Journal of Food
body weight? In: Appetite and body
Agriculture Nutrition and Develop-
weight regulation: Sugar, fat, and
ment (AJFAND). 2006; 6 (1): 1-12.
macronutrient substitutes. Fernstrom,
8. Murini T, Fernandes F, Muchayat,
J.D., Miller, G.D., eds. Boca Raton,
Utoro T. Pengaruh Jus Buah Jambu
Florida: CRC Press, Inc.; 1994: 191-
(Psidium guajava L.) Terhadap Profil
200.
Lipid Darah dan Kejadian Ateros-

DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2019.006.01.1
Pekerti, dkk. Jus Jambu Merah dan Jeruk ... 9

17. Psota TL, Gebauer SK, Kris-Etherton Lipoprotein Cholesterol and Trigly-
P Dietary omega-3 fatty acid intake cerides. Journal of Chiropractic
and cardiovascular risk. Am J Medicine. 2008; 7 (2): 48–58.
Cardiol. 2006 Aug 21; 98 (4A): 3i- 20. Sunga M, Pascual A. Effect of
18i. Ascorbic Acid on Dyslipidemia. Phil
18. Kang YJ, Wang HW, Cheon SY, Lee Heart Center J. 2012; 16 (2): 7-11.
HJ, Hwang KM, Yoon HS. 21. Singh R, Rastogi S, Singh R, Ghosh
Associations of Obesity and S, Niaz M. Effects of Guava Intake
Dyslipidemia with Intake of Sodium, on Serum Total and High-Density
Fat, and Sugar among Koreans: a Lipoprotein Cholesterol Levels and
Qualitative Systematic Review. Clin on Systemic Blood Pressure. Am J
Nutr Res. 2016; 5 (4): 290–304. Cardiol 1992; 70 (15): 1287-1291.
19. McRae, Marc P. Vitamin C Supple-
mentation Lower Serum Low Density

DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2019.006.01.1

Anda mungkin juga menyukai