Anda di halaman 1dari 19

BAGIAN ENDOKRIN (DIABETES)

A. PEMBAHASAN INSULIN

1. Seorang anak usia 12 tahun, dengan berat 40 kg terdiagnosis DM tipe 1 oleh dokter. Hasil
pengecekan gula darah sesaat 250 mg/dl dan gula darah puasa 190 mg/dl. Dokter meresepkan
insulin NPH (intermediet acting) sebesar 0.25 U/kg/hari
Berapa unit dosis insulin yang digunakan anak tersebut dalam sehari?
A. 5
B. 10
C. 15
D. 20
E. 25
Jawaban 40 kg x 0.25 U/kg/hari = 10 U/hari
Protokol insulin dari PERKENI:

2. Bawa insulin aspart, dibeli 2 bulan yang lalu, belum dibuka, disimpan pada suhu ruang.
Bertanya apakah masih boleh digunakan. Yang perlu dilihat?
A. Tanggal kadaluarsa
B. Tanggal pembelian
C. Tanggal pembukaan segel
D. Tanggal pembuatan
E. Tanggal barang datang ke apotek
Jawaban : B
3. Seorang anak usia 12 tahun, dengan berat 40 kg terdiagnosis DM tipe 1 oleh dokter. Hasil
pengecekan gula darah sesaat 250 mg/dl dan gula darah puasa 190 mg/dl. Dokter meresepkan
insulin NPH (intermediet acting) sebesar 0.25 mg/kg/hari. Berapa unit dosis insulin yang
digunakan anak tersebut dalam sehari?
A. 5
B. 10
C. 15
D. 20
E. 25

4. Pasien DM umur 60 th, menanyakan jarak pemberian insulin dikarenakan selama ini insulin
disuntikkan ditempat yang sama.
a. 0,5 cm
b. 1 cm
c. 1,5 cm
d. 2 cm
e. 2,5 cm
Jawab: E
Pustaka : searching google

5. Pasien DM diberi OAD tidak terkontrol, sehingga dipertimbangkan untuk diberikan insulin. Cara
kerja dari insulin adalah meningkatkan:
a. Protegenesis
b. Glukoneogenesis
c. Lipolisis
d. Ketolisis
e. Glikolisis
Jawab: E
5. Tn. A datang ke apotek dan bertanya mengenai insulin miliknya yang sudah beku, saran apoteker ?
a. Didiamkan sampai tidak beku, selanjutnya dapat digunakan
b. Dibuang karena sudah tidak dapat digunakan
Sumber: Brosur produk levemir.

6. Seorang ibu datang ke apotik membawa insulin dengan kemasan untuk dan selalu disimpan
difreezer. Ingin menanyakan apa insulin tersebut masih bisa dipakai lagi. Sebagai seorang
apoteker apa informasi yang gali dari pasien untuk menjawab pertanyaan tersebut?
a. Kapan membeli insulin
b. Kapan insulin pertama kali dipakai
c. soal tidak lengkap

7. Suhu penyimpanan insulin


a. 2-8 drjt Celcius
b. 8-15 drjt Celcius
c. -15 sampai -25

8. Pasien datang membawa insulin aspart kemasan utuh yang dibeli sejak 2 bulan lalu. Pasien
bertanya apakah obat tersebut masih dapat digunakan. Hal yang perlu dikonfirmasi terkait mutu
adalah ?
A. Tanggal kadaluarsa
B. Tanggal pembelian
C. Tanggal pembuatan
D. Tanggal obat diterima Apotek
E. Tanggal pemakaian

9. Pasien mendapat terapi insulin 2 bulan yg lalu, pasien menanyakan sampai kapan insulin
dapat digunakan (kapan Ednya). Informasi apa yg apoteker gali pertama kalinya dari pasien
tsb?
Jawabnya: Penyimpanan bagaimananya? Sudah dibuka atau belum

Materi Insulin (Sumber Brosur Produk LEVEMIR dan Lantus)


PENYIMPANAN DIANJURKAN
LEVEMIR yang belum dipakai harus disimpan pada suhu antara 2° dan 8° C (36° sampai 46° F).
Jangan dibekukan. Jangan gunakan LEVEMIR jika sudah dibekukan.

Vials:
Setelah penggunaan awal, vial harus disimpan di lemari pendingin, jangan pernah simpan di
lemari es. Jika pendinginan tidak memungkinkan, vial yang belum digunakan dapat disimpan
tanpa pendinginan pada suhu kamar, di bawah 30 ° C (86 ° F), sampai 42 hari, asalkan tetap
sejuk dan dijauhkan dari panas langsung dan cahaya.
Vial yang belum dibuka (unopened) dapat digunakan sampai tanggal kedaluwarsa pada label
produk jika disimpan di kulkas. Simpan vial yang tidak terpakai di dalam karton agar tetap
bersih dan terlindungi dari cahaya.

Kartrid PenFill®, FlexPen® atau InnoLet®:


Setelah penggunaan awal, kartrid (PenFill®) atau jarum suntik prefilled (termasuk FlexPen®
atau InnoLet®) dapat digunakan hingga 42 hari jika disimpan pada suhu kamar di bawah 30 ° C
(86 ° F). Kartrid bekas pakai dan alat suntik bekas pakai TIDAK boleh disimpan di kulkas dan
TIDAK boleh disimpan dengan jarum di tempat. Jauhkan semua kartrid dan jarum suntik bekas
dari panas langsung dan sinar matahari.

Kondisi penyimpanan dirangkum dalam tabel berikut:


LEVEMIR Not in-use Not in-use In-use (opened)
(unopened) (unopened) Room Temperature
below 30°C Refrigerated (below 30°C)

10 mL vial 42 days Until expiration date 42 days


refrigerated/room
temperature
3 mL 42 days Until expiration date 42 days (Do not refrigerate)
PenFill
cartridges®
3 mL 42 days Until expiration date 42 days (Do not refrigerate)
InnoLet®
3 mL 42 days Until expiration date 42 days (Do not refrigerate)
FlexPen® (300
UNIT)

Materi Insulin (Sumber Brosur Produk LANTUS-Glargine) Data ini berlaku untuk insulin yang
lainnya, kecuali LEVEMIR
LANTUS Not in-use Not in-use In-use
(Glargine) (unopened) (unopened) (opened)
Refrigerated Room Temperature (See Temperature Below)
10 mL Vial Until expiration 28 days 28 days
date Refrigerated or room
temperature
3 mL Cartridge Until expiration 28 days 28 days
system date Refrigerated or room
temperature
3 mL Cartridge 28 days
system Room temperature only
inserted ® into (Do not refrigerate)
OptiClik
3 mL SoloStar® Until expiration 28 days 28 days
disposable date Room temperature only
insulin device (Do not refrigerate)
Materi Insulin by PERKENI 2015
a. Insulin
Insulin diperlukan pada keadaan :
• HbA1c >9% dengan kondisi dekompensasi metabolik
• Penurunan berat badan yang cepat
• Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
• Krisis Hiperglikemia
• Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
• Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, infark miokard akut,
stroke)
• Kehamilan dengan DM/Diabetes melitus gestasional yang tidak terkendali
dengan perencanaan makan
• Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
• Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
• Kondisi perioperatif sesuai dengan indikasi

Jenis dan Lama Kerja Insulin


Berdasarkan lama kerja, insulin terbagi menjadi 5 jenis, yakni :
• Insulin kerja cepat (Rapid-acting insulin)
• Insulin kerja pendek (Short-acting insulin)
• Insulin kerja menengah (Intermediate-acting insulin)
• Insulin kerja panjang (Long-acting insulin)
• Insulin kerja ultra panjang (Ultra long-acting insulin)
• Insulin campuran tetap, kerja pendek dengan menengah dan kerja
cepat dengan menengah (Premixed insulin)
Efek samping terapi insulin → terjadinya hipoglikemia, efek samping yang lain
berupa reaksi alergi terhadap insulin
Jenis Insulin Awitan Puncak Lama Kemasan
(onset) Efek Kerja
Insulin analog Kerja Cepat (Rapid-Acting)
Insulin Lispro
(Humalog®) Pen
5-15
Insulin Aspart 1-2 jam 4-6 jam /cartridge
(Novorapid®) Menit Pen, vial
Insulin Glulisin Pen
(Apidra®)
Insulin manusia kerja pendek = Insulin Reguler (Short-Acting)
Humulin® R 30-60 2-4 jam 6-8 jam Vial, pen /
Actrapid® Menit cartridge
Insulin manusia kerja menengah = NPH (Intermediate-Acting)
Humulin N® Vial, pen /
Insulatard® 1,5–4 jam 4-10 jam 8-12 jam cartridge
Insuman Basal®
Insulin analog kerja panjang (Long-Acting)
Insulin Glargine
(Lantus®) Insulin 1–3 jam Hampir tanpa 12-24
Pen
Detemir puncak Jam
(Levemir®)
Lantus 300
Insulin analog kerja ultra panjang (Ultra Long-Acting)
Degludec 30-60 Hampir tanpa Sampai
(Tresiba®)* menit puncak 48 jam
Insulin manusia campuran (Human Premixed)
70/30 Humulin®
(70% NPH, 30% 30-60
reguler) menit 3–12 jam
70/30 Mixtard®
(70% NPH, 30%
reguler)
Insulin analog campuran (Human Premixed)
75/25
Humalogmix®
(75% protamin
lispro, 25% 12-30
lispro) 1-4 jam
menit
70/30 Novomix®
(70% protamine
aspart, 30%
aspart)
50/50 Premix
NPH:neutral protamine Hagedorn; NPL:neutral protamine lispro.
Dasar pemikiran terapi insulin:
Sekresi insulin fisiologis terdiri dari sekresi basal dan sekresi prandial.
Defisiensi insulin mungkin berupa defisiensi insulin basal, insulin prandial atau
keduanya.
Defisiensi insulin basal menyebabkan timbulnya hiperglikemia pada keadaan
puasa, sedangkan defisiensi insulin prandial akan menimbulkan hiperglikemia
setelah makan.
Apabila sasaran glukosa darah basal (puasa) telah tercapai, sedangkan HbA1c
belum mencapai target, maka dilakukan pengendalian glukosa darah prandial
(meal- related). Insulin yang dipergunakan untuk mencapai sasaran glukosa darah
prandial adalah insulin kerja cepat (rapid acting) yang disuntikan 5-10 menit
sebelum makan atau insulin kerja pendek (short acting) yang disuntikkan 30 menit
sebelum makan.
B. MATERI ANTI DIABETIK ORAL DAN INJEKSI GLP-1

1. Seorang pasien berumur 75 tahun didiagnosis oleh dokter mengalami DM tipe 2 untuk pertama
kalinya ,dengan nilai GDP 160 ,GD 2 jj P 210 pasien juga mengalami hyperlipidemia dengan
peningkatan kadar LDL penurunan kadar HDL dan peningkatan kadar LDL. Obat hiperglikemia apa
yang tepat untuk pasien tersebut ?
A. Alpha-glukosidase inhibitor
B. Biguanid (Metformin)
C. DPP 4 inhibitor
D. Sulfunilurea
E. Tiazolidion
Jawab: B
Gol.biguanida mampu menurunkan trigliserida ,LDL,dan meningkatkan HDL(The APhA
complete Review for Pharmacy hal.318)

2. Aturan minum Metformin XR adalah


a. Pagi setelah makan
b. Pagi sesudah makan
c. Pagi saat makan
d. Malam sesudah makan
e. Malam saat makan
Jawab: E

Pustaka : https://www.drugs.com/pro/metformin-extended-release-tablets.html

3. Obat DM yang menyebabkan mual muntah?


Golongan biguanid, contohnya metformin

4. ADO yang kontraindikasi untuk pasien ginjal?


Metformin, acarbose pada GFR <30ml/min

5. Bagaimana mekanisme akarbose?


Menghambat enzim α glukosidase, suatu enzim pencernaan, untuk membantu absorpsi
glukosa atau karbohidrat, sehingga menurunkan kadar glukosa darah.

6. Bagaimana cara pakai obat akarbose?


a. Sebelum makan
b. Setelah makan
c. Selagi makan
d. Suapan pertama
7. Seorang laki-laki sudah mengalami diabetes melitus sejak beberapa tahun lalu dan
mendapatkan terapi metformin. Satu minggu yang lalu pasien mendapatkan terapi tambahan
yaitu glibenklamid. Sehingga terapi yang didapat pasien adalah metformin, glibenklamid,
hidroklortizid dan amlodipin, simvastatin. Kemarin pagi, pasien terebut masuk rumah sakit
dengan keluhan keringat dingin, lemas dan gemetar. Gejala ini merupakan efek samping dari
obat..
a. metformin
b. amlodipin
c. hidroklortiazid
d. glibenklamid
e. simvastatin
Jawab: D
Pembahasan : Pasien mengalami ES dari obat golongan sulfonilurea (glibenklamd) yaitu
hipoglikemia dengan gejala pusing, keringat dingin, lemas dan bisa mengalami pingsan sampai
koma. Golongan sulfonilurea merupakan OAD dengan resiko terjadi hipoglikemia, sedangkan
metformin yang merupakan golongan biguanid tidak memiliki ES hipoglikemia, melainkan rasa
tidak nyaman pada GI. (ADA,2016)

8. Seorang pria 65 tahun dengan DM MRS dengan keluhan lemas diantar oleh keluarganya. Di IGD
di cek gula darah acak didapat 40mg/dL. Setelah diterapi dengan IV D5% keadaan membaik
dengan gula darah 122mg/dL. Obat antidiabetik oral yang mungkin menyebabkan gejala
demikian adalah...
A. Metformin
B. Sulfonilurea
C. Midglitol
D. Tiazolidindion
E. Penghambat alfa-glukosidase
Jawab: B
Pustaka:
ADA 2017 Guideline, S68 Pharmacologic approaches to glycemic treatment.
Table 8-1 properties of available glucose-lowering agents in the U.S. that may guide
individualized treatment choices in patient with type 2 diabetes.

9. Bagaimana mekanisme dari glibenklamid?

10. Bagaimana mekanisme kerja glimepirid?

11. Seorang apoteker berdiskusi dengan dokter terkait problem terapi pasien perempuan usia 43
tahun DM tipe 2 dengan terapi insulin dan metformin, kadar glukosa darah tidak terkendali.
Dokter mengusulkan terapi tambahan agonis GLP-1. Apakah terapi tambahan tersebut ?
A. Exanitide
B. Glipizid
C. Amilin
12. Seorang pasien laki-laki menderita DM. Dokter memutuskan untuk menambahkan obat
golongan GLP-1 yang dikombinasikan dengan Metformin dan Sulfonilurea. Contoh obat
golongan GLP-1 adalah…
a. Exenatid
b.Gliizid
c.
d. Sitagliptin
e.
Jawab: A
Pembahasan : Jawaban: A (Pustaka: Konsesus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus
Tipe 2 Di Indonesia, p.44, 2015)

13. Pasien laki-laki penderita diabetes mendapatkan resep gabapentin 300 mg dengan pemberian 1
kali sehari.
Apa informasi yang diberikan terkait indikasi obat tersebut?
a. Menurunkan kadar gula darah
b. Menurunkan sekresi insulin
c. Menurunkan nafsu makan
d. Menurunkan tingkat kecemasan
e. Menurunkan rasa nyeri
Jawab: E
Note: Menurut sebuah tinjauan Cochrane yang mengevaluasi gabapentin untuk nyeri neuropatik
kronis dan fibromyalgia, gabapentin menyebabkan pereda nyeri yang signifikan pada pasien dengan
nyeri neuropatik kronis bila dibandingkan dengan plasebo. Meskipun pasien sering mengalami efek
samping yang merugikan, ini biasanya dapat ditoleransi, dan efek samping yang serius tidak meningkat
bila dibandingkan dengan efek samping yang terkait dengan plasebo
(Sumber: https://emedicine.medscape.com/article/1170337-treatment#d9)

14. OAT apa yang dapat berinteraksi dengan obat antidiabetes? dan pada fase apa
interaksinya?
Rifampisin dengan SU (glimepiride, glibenclamid, glikuidon, dan glipizide), TZ (pioglitazone), DPP
IV-I (saxagliptin).
Interaksi pada fase FARMAKOKINETIK, bagian metabolisme. (Rifampisin bersifat enzim inducer
CYP 3A4).

15. Obat untuk DM yang disertai dengan kolesterol?


Metformin

16. Apa obat diabetes untuk pasien obesitas?


Metformin

17. Seorang laki-laki berusia 51 tahun, berat badan 87 kg, tinggi badan 163 cm, penderita DM Tipe
2, datang ke apotek untuk menebus resep. Apoteker melakukan pelayanan resep sesuai
standard pelayanan kefarmasian.
Langkah apakah yang harus dilakukan oleh apoteker untuk mencegah medication error?
A. Memeriksa ketersediaan obat di apotek
B. Menerima resep pasien
C. Melakukan skrining resep
D. Menghitung harga obat dalam resep
E. Menyapa pasien
18. Pada pasien diabetes melistus akan sangat mungkin terjadi asidosis metabolik, pasien yang
memiliki gangguan seperti apa yang beresiko terkena hal tersebut:
a. Hati
b. Jantung
c. Ginjal
d. Pankreas

Materi Antidiabetik Oral


Terapi Farmakologis (by PERKENI, 2015)
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan
jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan.

OBAT ANTIHIPERGLIKEMIA ORAL


Berdasarkan cara kerjanya, obat anti hiperglikemia oral dibagi menjadi 5 golongan:

A. PEMACU SEKRESI INSULIN (INSULIN SECRETAGOGUE)


a. Sulfonilurea
Obat golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta
pankreas. Efek samping utama adalah hipoglikemia dan peningkatan berat badan.
Hati-hati menggunakan sulfonilurea pada pasien dengan risiko tinggi hipoglikemia
(orang tua, gangguan faal hati, dan ginjal).

b. Glinid
Glinid merupakan obat yang cara kerjanya sama dengan sulfonilurea, dengan
penekanan pada peningkatan sekresi insulin fase pertama. Golongan ini terdiri dari 2
macam obat yaitu Repaglinid (derivat asam benzoat) dan Nateglinid (derivate
fenilalanin). Obat ini diabsorbsi dengan cepat setelah pemberian secara oral dan
diekskresi secara cepat melalui hati. Obat ini dapat mengatasi hiperglikemia post
prandial. Efek samping yang mungkin terjadi adalah hipoglikemia.

B. PENINGKAT SENSITIVITAS TERHADAP INSULIN


a. Metformin
Metformin mempunyai efek utama mengurangi produksi glukosa hati
(glukoneogenesis), dan memperbaiki ambilan glukosa di jaringan perifer. Metformin
merupakan pilihan pertama pada sebagian besar kasus DMT2. Dosis Metformin
diturunkan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal (GFR 30- 60 ml/menit/1,73 m2).
Metformin tidak boleh diberikan pada beberapa keadaan sperti: GFR<30
mL/menit/1,73 m2, adanya gangguan hati berat, serta pasien-pasien dengan
kecenderungan hipoksemia (misalnya penyakit serebro-vaskular, sepsis, renjatan,
PPOK, gagal jantung [NYHA FC III-IV]). Efek samping yang mungkin berupa gangguan
saluran pencernaan seperti halnya gejala dispepsia.

b. Tiazolidindion (TZD).
Tiazolidindion merupakan agonis dari
Peroxisome Proliferator Activated Receptor Gamma (PPAR-gamma), suatu reseptor
inti yang terdapat antara lain di sel otot, lemak, dan hati. Golongan ini mempunyai
efek menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan jumlah protein
pengangkut glukosa, sehingga meningkatkan ambilan glukosa di jaringan perifer.
Tiazolidindion meningkatkan retensi cairan tubuh sehingga dikontraindikasikan pada
pasien dengan gagal jantung (NYHA FC III-IV) karena dapat memperberat
edema/retensi cairan. Hati-hati pada gangguan faal hati, dan bila diberikan perlu
pemantauan faal hati secara berkala. Obat yang masuk dalam golongan ini adalah
Pioglitazone.

C. PENGHAMBAT ABSORPSI GLUKOSA DI SALURAN PENCERNAAN:


Penghambat Alfa Glukosidase.
Obat ini bekerja dengan memperlambat absorbsi glukosa dalam usus halus,
sehingga mempunyai efek menurunkan kadar glukosa darah sesudah makan.
Penghambat glukosidase alfa tidak digunakan pada keadaan: GFR≤30ml/min/1,73 m2,
gangguan faal hati yang berat, irritable bowel syndrome. Efek samping yang mungkin
terjadi berupa bloating (penumpukan gas dalam usus) sehingga sering menimbulkan
flatus. Guna mengurangi efek samping pada awalnya diberikan dengan dosis kecil.
Contoh obat golongan ini adalah Acarbose.

D. PENGHAMBAT DPP-IV (Dipeptidyl Peptidase- IV)


Obat golongan penghambat DPP-IV menghambat kerja enzim DPP-IV sehingga GLP-
1 (Glucose Like Peptide-1) tetap dalam konsentrasi yang tinggi dalam bentuk aktif.
Aktivitas GLP-1 untuk meningkatkan sekresi insulin dan menekan sekresi glukagon
bergantung kadar glukosa darah (glucose dependent).
Contoh obat golongan ini adalah Sitagliptin dan Linagliptin.

E. PENGHAMBAT SGLT-2 (Sodium Glucose Co- transporter 2)


Obat golongan penghambat SGLT-2 merupakan obat antidiabetes oral jenis baru
yang menghambat penyerapan kembali glukosa di tubuli distal ginjal dengan cara
menghambat kinerja transporter glukosa SGLT-2.
Obat yang termasuk golongan ini antara lain: Canagliflozin, Empagliflozin,
Dapagliflozin, Ipragliflozin. Dapagliflozin baru saja mendapat approvable letter dari
Badan POM RI pada bulan Mei 2015.
Golongan Efek Samping Penurunan
Cara Kerja Utama
Obat Utama HbA1c
Sulfonilurea Meningkatkan sekresi BB naik
1,0-2,0%
Insulin hipoglikemia
Glinid Meningkatkan sekresi BB naik
0,5-1,5%
Insulin hipoglikemia
Menekan produksi Dispepsia,
Metformin glukosa hati & menambah diare,
sensitifitas terhadap asidosis 1,0-2,0%
Insulin laktat
Penghambat
Alfa Menghambat absorpsi Flatulen,
0,5-0,8%
glukosa tinja lembek
Glukosidase
Menambah
Tiazolidindion
sensitifitas terhadap Edema 0,5-1,4%
insulin
Penghambat Meningkatkan sekresi
Sebah,
DPP-IV insulin, menghambat 0,5-0,8%
muntah
sekresi glucagon
Menghambat penyerapan
Dehidrasi,
Penghambat kembali glukosa di tubuli
infeksi
SGLT-2 distal 0,8-1,0%
saluran kemih
Ginjal

Injeksi Agonis GLP-1/Incretin Mimetic


By PERKENI 2015
Agonis GLP-1 dapat bekerja pada sel-beta sehingga terjadi peningkatan pelepasan
insulin, mempunyai efek menurunkan berat badan, menghambat pelepasan
glukagon, dan menghambat nafsu makan.
Efek penurunan berat badan agonis GLP-1 juga digunakan untuk indikasi menurunkan
berat badan pada pasien DM dengan obesitas.
Efek samping yang timbul pada pemberian obat ini antara lain rasa sebah dan
muntah. Obat yang termasuk golongan ini adalah: Liraglutide, Exenatide, Albiglutide,
dan Lixisenatide.

#Terapi berbasis incretin


• Glucagon-like peptide 1 (GLP-1) dan glucose dependent insulinotropic
polypeptide (GIP) yang dihasilkan oleh usus halus sebagai respons terhadap
adanya beban glukosa oral (after meal).
• Kerja dari hormon GLP-1 bersifat “glucose dependent” (tergantung glukosa) ,
sehingga tidak menimbulkan efek hipoglikemi.
• Penurunan kadar glukosa darah yang dipicu GLP-1 terjadi disamping karena
kerjanya yang kuat merangsang sekresi insulin, juga menghambat sekresi glukagon
dan pengosongan lambung, meningkatkan rasa kenyang, meningkatkan ambilan
glukosa serta hambatan terhadap glukoneogenesis.
• GLP-1 mempunyai waktu paruh yang sangat pendek, yaitu hanya sekitar 1,5 menit,
karena mengalami inaktivasi secara cepat oleh enzim dipeptidyl peptidase-4 (DPP-
4) dengan hambatan terhadap aktifitas enzim DPP-4 yang akan meningkatkan
kadar fisiologik dari hormon inkretin GLP-1 dan GIP

Summary

Keuntungan, kerugian dan biaya obat anti hiperglikemik (sumber: standard of medical care in
diabetes- ADA 2015)

Kelas Obat Keuntungan Kerugian Biaya


Biguanide Metformin - Tidak - Efek samping Rendah
menyebabkan gastrointestinal
hipoglikemia - Risiko asidosis laktat
- Menurunkan - Defisiensi vit b12
kejadian CVD - Kontra indikasi pada ckd,
asidosis, hipoksia,
dehidrasi
Sulfonilurea Glibenclamide - Efek - Risiko hipoglikemia Sedang
Glipizide hipoglikemik - Berat badan ↑
Gliclazide kuat
Glimepiride - Menurunkan
komplikasi
mikrovaskuler
Metiglinides Repaglinide - Menurunkan glukosa - Risiko hipoglikemia Sedang
postprandial - Berat badan ↑
TZD Pioglitazone - Tidak - Barat badan Sedang
menyebabkan meningkatkan
hipoglikemia - Edema, gagal jantung
- ↑ HDL - Risiko fraktur meningkat
-  TG pada wanita menopause
-  CVD event
Penghambat Acarbose - Tidak - Efektivitas penurunan A1C Sedang
alfa menyebabkan sedang
glucosidase hipoglikemia - Efek samping gastro
-  Glukosa darah intestinal
postprandial - Penyesuaian dosis harus
-  CVD event sering dilakukan
Penghambat Sitagliptin - Tidak - Angioedema, urtica, atau Tinggi
DPP-4 Vildagliptin menyebabkan efek dermatologis lain yang
Saxagliptin hipoglikemia dimediasi respon imun
Linagliptin - Ditoleransi - Pancreatitis akut?
dengan baik - Hospitalisasi akibat gagal
jantung
Penghambat - Dapagliflozin - Tidak - Infeksi urogenital Tinggi
SGLT2 - Canagliflozin menyebabkan - Poliuria
* hipoglikemia - Hipovolemia/ hipotensi/
- Empagliflozin -  berat badan pusing
* -  tekanan darah - ↑ ldl
- Efektif untuk - ↑ creatinin (transient)
semua fase DM
Agonis - Liraglutide - Tidak - Efek samping gastro Tinggi
reseptor - Exenatide* menyebabkan intestinal (mual/ muntah/
GLP-1 - Albiglutide* hipoglikemia diare)
- Lixisenatide* -  glukosa darah - ↑ denyut jantung
- Dulaglutide* postprandial - Hyperplasia c- cell atau
-  beberapa faktor tumor medulla tiroid
risiko Cardio pada hewan coba
Vaskular (CV) - Pankreatitis akut?
- Bentuknya injeksi
- Butuh latihan khusus
Insulin Rapid-acting - Responnya - Hipoglikemia Bervariasi
analogs universal - Berat badan ↑
§ Lispro - Efektif - Efek mitogenik ?
§ Aspart menurunkan - Dalam sediaan injeksi
§ Glulisine glukosa darah - Tidak nyaman
Short-acting -  komplikasi - Perlu pelatihan pasien
§ Human mikrovaskuler
Insulin (UKPDS)
Intermediate
acting
§ Human

NPH
Basal insulin
analogs
§ Glargine

§ Detemir

§ Degludec*

Premixed
(bbrp tipe)
BAGIAN ENDOKRIN (TIROID)

MATERI HIPERTIROID

1. Mekanisme kerja obat methimazole (antihipertiroid) sebagai berikut … (pilihan tidak ingat)
a. Menghambat perubahan T4 menjadi T3 (PTU)
b. Menghambat sistesis enzim thyroid
c. …
d. …
e. …
2. Bagaimana mekanisme metimazol?
Menghambat sintesis maupun pelepasan hormon tiroid dari kelenjar tiroid. (metimazol dan
propiltiourasil merupakan obat untuk HIPERTIROIDisme, kedua obat tersebut
menghambat proses iodinasi tiroksin sehingga menghambat pembentukkan hormon
tiroid, PTU juga menghambat pembentukkan T4 menjadi T3.

3. Pasien dengan keluhan hipertiroid diberikan PTU (Propiltiourasil). Berapa lama cara
pemberiannya?
a. 6 minggu dengan dosis dinaikan pada minggu kedua
b. 6 minggu dengan dosis dinaikan pada minggu ketiga
c. 6 minggu dengan dosis dinaikan pada minggu keempat
d. 6 minggu tanpa dosis dinaikan
e. 6 minggu tanpa dosis dinaikan dan diberikan dosis pemeliharaan selama 2 minggu
Jawab: E
Dosis PTU untuk dewasa 200-400 mg/hari, dosis ini dipertahankan sampai pasien mencapai
keadaan eutiroid, biasanya setelah 4-8 minggu. Lalu dosis diturunkan secara berangsur-angsur
sampai mencapai dosis pemeliharaan 50-150 mg/hari (PIONAS.pom.go.id)

Materi Hipertiroid
By IDAI (Diagnosis dan Tata Laksana Hipertiroid)
Hipertiroid pada anak (penyakit Grave-PG)
A. Terapi medikamentosa
- Obat antitiroid diberikan sebagai terapi pilihan utama pada anak dengan PG.
• Methimazole (MMI): dosis 0,2 – 0,5 mg/kg hari dalam jangka waktu 1-2 tahun
• Titrasi dosis dengan pedoman fungsi tiroid.
• Sebelum pemberian obat anti-tiroid, periksa darah tepi lengkap, fungsi hepar
(bilirubin, transaminase dan alkali fosfatase).
• Hentikan obat jika anak mengalami demam, atralgia, luka-luka di mulut, faringitis
atau malaise, dan dilakukan pengukuran hitung lekosit.
Apabila tidak mengalami remisi dalam 2 tahun lakukan dievaluasi terhadap kepatuhan
pengobatan, efek samping obat, dan dievaluasi kembali pengobatan yang diberikan.
Dapat dipertimbangkan untuk dilakukan tiroidektomi.
• Jika dalam keadaan tidak tersedia MMI, maka bisa diberikan PTU dengan dosis awal
5-7mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis dengan pengawasan ketat terutama terkait dengan
fungsi hati.
PTU harus dihentikan jika kadar transaminase meningkat 2-3 kali lipat di atas kadar
normal dan gagal membaik dalam 1 minggu setelah diulang tes tersebut.

B. Terapi simtomatik
o Beta adrenergic blocker (misal propranolol, atenolol, metoprolol) direkomendasikan
untuk anak dengan hipertiroid yang denyut jantungnya > 100x/menit.
o Beta adrenergic blocker bisa dihentikan ketika kadar hormon tiroid sudah mencapai
normal. - Dosis propanolol: 0.5 – 2 mg/kg/hari.

C. Terapi pembedahan
o Jika pembedahan dipilih sebagai terapi untuk anak dengan PG, maka dilakukan near-
total tiroidektomi
o Pembedahan harus dilakukan oleh ahli bedah tiroid yang berpengalaman.
o Setelah terapi pembedahan anak memerlukan terapi sulih atau pengganti hormon
tiroid seumur hidup.

D. Radioterapi
Radioterapi dilakukan dengan 131I, belum termasuk first line therapy di Indonesia. Tujuan
radioterapi adalah menjadikan penderita hipotiroid. Dosis radioterapi sesuai dengan
protokol yang berlaku pada masing-masing pemberi pelayanan radioterapi.

E. Pemantauan
• Pemeriksaan laboratorium dilakukan 4-6 minggu sesudah terapi awal dan setiap
pergantian dosis. Ulang tiap 2-3 bulan jika dosis sudah sesuai.
• TSH seringkali masih tersupresi sampai waktu yang cukup lama sehingga penyesuaian
dosis berdasarkan (fT4 atau fT3).
• Sesudah terapi obat antitiroid selama 2 tahun dan anak masih melanjutkan terapi, maka
pemantauan laboratorium dilakukan tiap 6-12 bulan.
• Pemantauan jangka panjang hingga dewasa diperlukan meskipun telah terjadi remisi
atau telah menjalani pembedahan dan terapi iodine radioaktif.
• Prognosis : - 30% anak yang diobati obat antitiroid mencapai remisi dalam 2 tahun. - 75%
pasien relaps dalam 6 bulan setelah henti obat, sedangkan hanya 10% relaps setelah 18
bulan.
MATERI HIPOTIROID

1. Pasien 27 tahun didiagnosa hipotiroid dan diberi obat tiroksin 100 mikrogram per hari.
Bagaimana mekanisme kerja obat tersebut?
a. T4 mimetik
b. Berinteraksi dengan tiroglobulin
c. Menstimulasi TSH
d. Antagonis tiroksin
e. Antagonis alfa tiroid

2. Seorang wanita hipotiroid. Diberikan obat dosis minggu pertama 100 mcg/ml. Dosis minggu
kedua 200 mcg/ml. Kenapa ada peningkatan dosis ?

a. Untuk mencegah efek samping


b. Untuk meningkatkan Tiroid Stimulating Hormone
c. Untuk menstabilkan T3 dan T4
d. Untuk mencegah toksik
Jawab: C
Sumber : http://www.ilmukedokteran.xyz/klinik/metabolik-dan-endokrin/pengobatan-pada-
hipertiroidisme-dan-hipotiroidisme/

3. Seorang pasien umur 20 tahun mengeluhkan lemas dan sembelit. Pasien memiliki riwayat
penyakit hipotiroid. Diberikan obat oleh dokter 100 mikrogram/hari. Setelah sebulan dosis
obat tersebut ditingkatkan menjadi 200 mikrogram/hari. Apa tujuan titrasi dosis obat tiroid
tersebut?
a. Mencegah peningkatan efek toksik dari obat
b. Mengatasi efek samping obat
c. Menormalkan nilai TSH
d. Menstabilkan T3 dan T4
e. Mencegah iatrogenik

4. Aturan pakai pemberian hipotiroid ?


a. 4 minggu tanpa titrasi
b. 6 minggu pake titrasi
c. 4 minggu pake titrasi
d. 6 minggu tanpa titrasi
Materi Hormon Tiroid by IONI BPOM
• Hormon tiroid digunakan pada hipotiroidisme (myxoedema) dan juga digunakan
pada goiter non toksik yang diffuse (luas tidak berbatas tegas), tiroiditis Hashimoto
(lymphadenoid goiter) dan karsinoma tiroiditis.
• Hipotiroid neonatal membutuhkan pengobatan segera agar bayi dapat tumbuh
kembang normal.
• Natrium levotiroksin (natrium tiroksin) adalah obat pilihan untuk terapi
pemeliharaan.
• Dosis awal tidak lebih dari 100 mcg sehari, lebih baik sebelum makan pagi, atau
25–50mcg pada pasien lanjut usia atau pasien dengan penyakit jantung,
ditingkatkan dengan 25–50 mcg dengan interval paling cepat tiap 4 minggu.
• Dosis pemeliharaan untuk mengobati hipotiroid umumnya 100–200 mcg sehari
yang dapat diberikan sebagai dosis tunggal.
• Pada bayi dan anak, dosis tiroksin untuk hipotiroid bawaan dan juvenile
myxoedema sebaiknya dititrasi sesuai dengan respon klinik, penilaian
pertumbuhan serta pengukuran tiroksin plasma dan TSH (Thyroid Stimulating
Hormone).
• Pada hipotiroid bawaan, dosis awal yang lebih tinggi (hingga 15 mcg/kg bb/hari)
dapat memberikan efek yang menguntungkan pada perkembangan mental anak.

Monografi:
NATRIUM LEVOTIROKSIN (GARAM TIROKSIN) Indikasi: hipotiroidisme.
Dosis:
➢ Dewasa; dosis awal 50-100 mcg/ hari (50 mcg untuk pasien berumur lebih dari
50 tahun), diutamakan sebelum sarapan, secara bertahap dinaikkan setiap 3-4
minggu sampai metabolisme kembali normal (biasanya 100-200 mcg sehari).
➢ Untuk pasien yang mempunyai penyakit jantung, dosis awal 25 mcg/hari atau 50
mcg pada hari yang lain secara bergantian, dinaikkan 25 mcg secara bertahap
setiap 4 minggu.
➢ Hipotiroidisme bawaan dan Juvenille myxoedema; neonatus sampai 1 bulan,
dosis awal 5-10 mcg/kg bb/hari, anak-anak lebih dari 1 bulan dosis awal 5 mcg/kg
bb/hari dinaikkan 25 mcg secara bertahap setiap 2-4 minggu sampai gejala toksik
ringan muncul kemudian dosis diturunkan secara perlahan-lahan.

Anda mungkin juga menyukai