Anda di halaman 1dari 20

TUGAS BESAR 1

STUDIO PERANCANGAN 1

Dosen Pengampu: Resi Aseanto, ST, MT

Shahar Banu
NIM : 41121120054

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

Laporan tugas besar ini bertujuan mendesain tulangan dari sebuah struktur bangunan sesuai
dengan ASTM C 76-07 serta menggambarkannya dengan drafting software seperti, dengan
ketentuan seperti berikut:
Material struktur yang digunakan adalah beton dengan spesifikasi:
 Mutu beton fc’ = 25 MPa
 Mutu baja fy = 390 Mpa (Tulangan utama)
 Mutu Baja fy = 240 Mpa (Sengkang)

1.2 Tipe Bangunan

Tipe bangunan dalam tugas ini adalah bangunan Sekolah dengan struktur portal yang terdiri atas
pelat lantai, balok, dan kolom.
 Pelat terdiri dari pelat lantai dengan tebal 120 mm dan pelat atap dengan tebal 100mm.
 Balok direncanakan berukuran 400 x 300 mm
 Kolom direncanakan memiliki dimensi 400 x 400 mm

Soal Berdasarkan X & Y sesuai NIM 41121120054


Penerapan Grid sesuai Soal dan No Absen

Denah struktural portal dapat dilihat pada gambar di bawah ini:


Gambar 1.1 Denah Struktur Portal

Gambar 1.2 Tampak Depan


Gambar 1.3 Tampak Samping

Gambar 1.5 Struktur Portal (3 Dimensi)


Gambar 1.6 Detail Section Pelat Lantai dan Pelat Atap SAP 2000

Gambar 1.7 Detail Section Balok dan Kolom SAP 2000


BAB II
KRITERIA DESAIN

2.1 Proses Desain

Analisis gaya dalam dalam perancangan bangunan portal satu lantai ini menggunakan
software SAP 2000. Proses awal dari perancangan ini adalah menggambarkan struktur portal di
dalam software SAP. Setelah penggambaran selesai, struktur portal diberi pembebanan sesuai
dengan kombinasi pembebanan pada ASTM C 76-07.

Proses desain dapat dilihat pada flowchart berikut ini:

Gambar 2.1 Flowchart Proses Desain


1. Preliminary Desain Pelat Lantai
Pelat lantai yang digunakan adalah pelat dengan penebalan kolom. Pelat bekerja
sebagai elemen struktur horizontal yang langsung menerima pembebanan. Pada struktur
yang direncanakan ini, pelat lantai akan menerima beban sebagai berikut:
 Beban hidup (Live Load)
 Beban mati yang terdiri dari berat sendiri dan Super Imposed Dead Load (SIDL)
Akibat pembebanan tersebut, maka pelat harus derencanakan kuat terhadap gaya dalam
momen.
2. Preliminary Desain Balok
Balok adalah elemen horizontal yang menerima transfer beban dari pelat dan
meneruskannya ke konstruksi kolom di bawahnya. Pada struktur yang direncanakan ini,
balok akan menerima beban sebagai berikut:
 Beban mati yang terdiri dari berat sendiri
3. Preliminary Desain Kolom
Kolom merupakan elemen yang meneruskan gaya dari balok yang ditopang oleh
kolom-kolom tersebut yang nantinya disalurkan ke dasar melalui tumpuan yang ada.

2.2 Pembebanan

Struktur portal akan didesain agar tahan terhadap beban-beban tertentu. Beban yang bekerja
pada struktur portal yang akan didesain adalah:

1. Beban Mati (Dead Load/DL)


Beban dengan besar yang konstan dan berada pada posisi yang sama setiap saat. Beban
ini terdiri dari berat sendiri struktur dan beban lain yang melekat pada struktur secara
permanen. Termasuk dalam beban mati adalah berat rangka, dinding, lantai, atap, plumbing,
dll.
 Berat Sendiri Struktur
Berat sendiri struktur terdiri dari berat sendiri pelat lantai, berat sendiri balok anak dan
balok induk, dan berat sendiri kolom, yang semuanya terdiri dari material beton dengan
berat jenis 24 kN/m3. Perhitungan berat struktur akan dihitung menggunakan SAP2000
sesuai dengan berat jenis dan dimensi struktur tersebut.

Beban Sendiri Pelat = akan terhitung otomatis oleh SAP200


Keramik (tebal 0,5 cm)= 0,5 x 24 = 12 kg/m2
Spesi (tebal 2 cm) = 2 x 21 = 42 kg/m2
Pasir (tebal 5cm) = 0,05 x 1600 = 80 kg/m2
Total Beban Mati (QD) = 134 kg/m2
= 1,34 kN/m2 (untuk lantai)
Waterproofing (tebal 1 cm) = 0,01 x 22 = 22 kg/m2
Total Beban Mati (QD) = 22 kg/m2
= 0,22 kN/m2 (untuk Atap)

Gambar 2.1 Pembebanan Pelat Atap (kiri) dan Lantai (kanan)


Gambar 2.2 Hasil Distribusi Pembebanan secara otomatis

2. Beban Hidup (Live Load/LL)


beban yang besar dan posisinya dapat berubah-ubah. Beban hidup yang dapat bergerak dengan
tenaganya sendiri disebut beban bergerak, seperti kendaraan, manusia, dan crane. Sedangkan
beban yang dapat dipindahkan antara lain furniture, material dalam gudang, dll. Jenis beban
hidup lain adalah angin, hujan, ledakan, gempa, tekanan tanah, tekanan air, perubahan
temperatur, dan beban yang disebabkan oleh pelaksanaan konstruksi.Dalam hal ini beban hidup
hanya membebani pelat lantai, karena pada umumnya beban hidup berada di atas pelat lantai.
Karena bangunan yang di desain Gedung sekolah ditetapkan

Beban Pelat Lantai = 250 kg/m2 atau 2,5 kNm2


Beban Pelat Atap = 100 kg/m2 atau 1,0 kNm2
Gambar 2.3 Pembebanan Pelat Lantai (kiri) dan Atap (kanan)
Gambar 2.4 Hasil Distribusi Pembebanan secara otomatis

3. Kombinasi Beban
Pada perencanaan struktur, beban-beban yang ada harus dikombinasikan dengan faktor-faktor
tertentu sehingga akan menghasilkan beban ultimate (U) sebagai dasar perencanaan.

Beberapa kombinasi pembebanan yang diterapkan pada struktur sesuai dengan SNI-2847-03-
2002 adalah sebagai berikut:

 Kombinasi 1 U = 1,4 DL
Gambar 2.5 Kombinasi I
Pembebanan

 Kombinasi II U = 1,2 DL + 1,6 LL

Gambar 2.4 Kombinasi II Pembebanan


BAB III
PEMODELAN DAN
ANALISIS

3.1 Pemodelan dan Gaya-gaya Dalam

Analisis gaya dalam dihitung menggunakan software SAP2000. Sesuai dengan ketentuan yang
telah ditentukan diatas
Analysis
Run analysis diperlukan untuk mendapatkan hasil perhitungan dari pembebanan struktural
yang telah dilakukan. Hasil perhitungan tersebut secara otomatis akan ditampilkan, baik
display structural maupun hasil analisis.

Gambar 3.1 Deformasi yang Terjadi pada Struktur Portal Akibat Kombinasi II (Kombinasi
Maksimum)

Dari hasil analisis SAP200 dengan kombinasi beban diatas didapat:


1. Pelat
a. Momen maksimum pada pelat = 6,505 KN-m/m
b. Geser maksimum pada pelat = 22,231 KN/m
Gambar 3.2 Hasil analisis SAP2000, Momen (kiri) dan
Geser (kanan) pada pelat

2. Balok
a. Momen maksimum pada balok = 33,2804 KN-m
b. Geser maksimum pada balok = 42,692 KN

Gambar 3.3 Hasil analisis SAP2000, Momen dan Geser pada


balok
3. Kolom
a. Momen maksimum pada kolom = 21,3526 KN-m
b. Momen maksimum pada balok = 11,624 KN
3.2 Analisis Perencanaan Tulangan

1. Perencanaan Balok
a. Penulangan Lentur

Berdasarkan hasil analisis SAP200 didapat luas perlu


tulangan adalah 340.081 mm2
Direncanakan tulangan utama Balok D13
As D13 = 0,25 x ∏ x D2
= 0,25 x ∏ x 132
= 132,732 mm2

AS D13 x 4 buah= 132,732 x 4


= 530,928 mm2 > 340,081 mm2 (ok)
b. Penulangan Geser

Berdasarkan hasil analisis SAP200 didapat luas


perlu tulangan adalah 0.301 mm2
Direncanakan tulangan sengkang Balok D8
As D13 = 0,25 x ∏ x D2
= 0,25 x ∏ x 82
= 50,265 mm2 > 0.301 mm2 (aman)
Karena luas tukangan sudah aman maka dipakai jarak tulangan minimal yaitu 150 mm

Jadi tulangan balok adalah


 Tulangan Utama 4D13
 Tulangan Sengkang D8-150

2. Perencanaan Kolom
a. Penulangan Lentur

Berdasarkan hasil analisis SAP200 didapat luas perlu


tulangan adalah 1600 mm2
Direncanakan tulangan utama Balok D16
As D13 = 0,25 x ∏ x D2
= 0,25 x ∏ x 162
= 201.062 mm2

AS D13 x 4 buah = 201.062 x 8


= 1608,495 mm2 > 1600
mm2 (ok)
b. Penulangan Geser

Berdasarkan hasil analisis SAP200 didapat luas perlu


tulangan adalah 1.968 mm2
Direncanakan tulangan sengkang Balok D8
As D13 = 0,25 x ∏ x D2
= 0,25 x ∏ x 82
= 50,265 mm2 > 1.968 mm2 (aman)
Karena luas tukangan sudah aman maka dipakai jarak tulangan minimal yaitu 150 mm

Jadi tulangan balok adalah


 Tulangan Utama 8D16
 Tulangan Sengkang D8-150

3. Penulangan Pelat Lantai


BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

1. Jumlah tulangan yang dibutuhkan untuk tulangan utama Balok adalah 4D13 dan jumlah
tulangan untuk tulangan bagi (sengkang) adalah D8-150
2. Jumlah tulangan yang dibutuhkan untuk tulangan utama Kolom adalah 8D16 dan jumlah
tulangan untuk tulangan bagi (sengkang) adalah D8-150

Anda mungkin juga menyukai