ABSTRAK
Pendahuluan: Pada saat kehamilan terjadi hemodelusi yang mengakibatkan penurunan kadar
Hb. Oleh karena itu, konsumsi makanan tinggi zat besi sangat diperlukan pada saat kehamilan.
Asupan zat besi yang kurang akan berdampak terhadap defisiensi zat besi dan mengganggu
pertumbuhan janin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan asupan zat besi
dengan kejadian anemia defisiensi besi pada ibu hamil di Kabupaten Seluma. Metode:
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dengan sampel
sebanyak 136 orang ibu hamil dari 4 Puskesmas di Kabupaten Seluma. Pengukuran asupan zat
besi menggunakan food recall 3x24 jam, sedangkan penentuan anemia defisiensi besi
berdasarkan pengukuran kadar Hb, Fe serum dan TIBC. Analisis data menggunakan uji chi-
square dengan software SPSS. Hasil dan Pembahasan: Berdasarkan uji analisis bivariat
didapatkan bahwa ada hubungan antara asupan Fe dan kejadian anemia defisiensi besi dengan
p-value=0.003 (PR=0.225; 95% CI: 0.078-0.647). Tidak hanya pada responden dengan asupan
Fe yang kurang tetapi mayoritas asupan Fe dengan kategori cukup. Kesimpulan: Pada
ABSTRACT
226 Journal of Nursing and Public Health Vol. 10 No. 2 Oktober 2022
biomarker yang spesifik menggambarkan Berdasarkan data tersebut, Kabupaten Seluma
status besi seperti ferritin, transferrin, total memiliki jumlah ibu hamil anemia yang
iron binding capacity (TIBC), transferrin tertinggi. Data kumulatif Triwulan (TW) III
reseptor dan serum besi(Pobee et al., dan IV tahun 2021 pada Kabupaten Seluma
2021).Serum besi (Fe) pada awal kehamilan menunjukkan peningkatan ibu hamil anemia.
sedikit meningkat namun akan menurun pada Sebanyak 221 ibu hamil mengalami anemia
trimester II dan III kehamilan. Hal tersebut pada TW III, sedangkan pada TW IV
menunjukkan pelepasan besi dari sebanyak 351 setelah melakukan pemeriksaan
penyimpanan dalam tubuh dan peningkatan Hb (Dinas Kesehatan provinsi Bengkulu,
absorpsi besi untuk mencapai kebutuhan saat 2021).
kehamilan. TIBC akan meningkat sejalan
dengan meningkatnya usia kehamilan, yang METODE PENELITIAN
merefleksikan konsentrasi transferrin,
meningkatnya kebutuhan besi akan Rancangan penelitian yang digunakan
meningkatkan konsentrasi transferrin (Yang et adalah analitik kuantitatif dengan desain studi
al., 2019). Serum besi yang rendah dan serum Cross-Sectional yaitu suatu penelitian yang
TIBC yang tinggi dibandingkan dengan nilai mempelajari dinamika korelasi antara faktor-
ambang batas merupakan penanda bahwa faktor (independent) dengan efek (dependen),
terjadi anemia defisiensi besi pada ibu hamil dengan cara pendekatan observasi atau
(Anwar et al., 2020). pengumpulan data sekaligus pada satu waktu
Anemia merupakan masalah kesehatan awal baik faktor dan efek (Masturoh & T,
global. Prevalensi anemia di dunia 2018; Notoadmodjo, 2010).Populasi dalam
berdasarkan WHO sebesar 42% pada balita penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di
dan 40% pada ibu hamil. Hampir separuh dari Kabupaten Seluma tahun 2022 yang berusia
ibu hamil di Asia Tenggara mengalami 25-35 tahun. Pengambilan sampel dilakukan
anemia (47,8%) (World Health Organization, dengan cara purposive sampling dengan
2021). Prevalensi anemia ibu hamil di menggunakan rumus Lemeshow dalam
Indonesia sendiri pada tahun 2013 sebesar (Ariawan, 2008).Pengambilan sampel dengan
37,1%, meningkat pada tahun 2018 menjadi metode non-probability sampling yaitu
48,9% (Badan Pusat Statistik, 2018)dan pada purposive sampling. Metode untuk
tahun 2019 sebesar 44,2% (World Health menentukan jumlah responden minimal
Organization, 2021). Meskipun terjadi menggunakan rumus Lemeshow dalam
penurunan namun berdasarkan (Ariawan, 2008) dengan tingkat kepercayaan
pengkategorian WHO tahun 2011, persentase 95%. Total sampel dalam penelitian ini
tersebut tergolong dalam kategori yang parah berjumlah 136 orang responden yang diambil
atau severe. Angka tersebut masih jauh dari 3 Puskesmas yang ada di Kabupaten
dengan target SDG’S 2030 yaitu 50% Seluma.
pengurangan anemia pada Wanita usia Asupan Fe dari makanan diukur dengan
reproduktif (WHO & UNICEF, 2018). menggunakan metoderecall 3x24 jam. Hasil
Data dinas kesehatan Provinsi recalldianalisis dengan menggunakan TKPI
Bengkulumenunjukkan pada Tahun 2021 tahun 2019 dan program nutrisurvey.
terdapat 1850 dari 22082 ibu hamil yang Penentuan ADB dengan pengambilan sampel
mengalami anemia melalui pemeriksaan Hb. darah yang diperiksa kadar Hb, Fe serum dan
Persentase ibu hamil tertinggi di Bengkulu TIBC. Pemeriksaan Hb menggunakan Hb
terdapat pada Kabupaten Bengkulu Selatan meter sedangkan Fe serum dan TIBC
(38,82%), Kabupaten Seluma (12,15%), dan menggunakan spektrofotometri. Penelitian ini
Kabupaten Bengkulu Utara (10,1%), telah mendapatkan persetujuan dari komisi
sedangkan jumlah ibu hamil anemia masing- etik penelitian Kesehatan Masyarakat
masing sebesar 233, 351, dan 303 orang. Universitas Sriwijaya dengan Nomor:
228 Journal of Nursing and Public Health Vol. 10 No. 2 Oktober 2022
peningkatan saat hamil karena diperlukan bawah UMP meningkatkan kejadian anemia
untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu sendiri sebesar 3.4 kali jika dibandingkan dengan
dan janin untuk berkembang. Meningkatnya yang berpenghasilan diatas UMP (Septiasari,
kebutuhan yang tidak diimbangi dengan 2019).
asupan yang cukup terutama pangan sumber Kebutuhan zat besi pada ibu hamil
energi akan menyebabkan ibu hamil mengalami peningkatan saat kehamilan
mengalami Kurang Energi Kronik (KEK). memasuki trimester II dan III. Kebutuhan
KEK pada ibu hamil dapat berdampak pada tersebut tidak cukup jika hanya dari makanan
tumbuh kembang janin, meningkatkan risiko saja, sehingga diperlukan pula dalam bentuk
anemia pada ibu dan janin, dan risiko terjadi suplemen tablet besi (Hidayati and Andyarini,
kelahiran bayi dengan berat badan rendah 2018). Mayoritas responden pada penelitian
(BBLR)(Aminin, Wulandari and Lestari, ini sedang berada pada usia kehamilan
2014). trimester II sebesar 73 orang (53.7%). Usai
Sebagian besar responden pada kehamilan berhubungan secara signifikan
penelitian ini mempunyai status gizi tidak dengan kejadian anemia, semakin bertambah
KEK sebesar 95 orang (69.9%), akan tetapi usia kehamilan maka kejadian anemia pada
masih ada responden yang mengalami KEK ibu hamil juga semakin meningkat (p<0,05)
sebesar 41 orang (30.1%). KEK adalah salah (Harna et al., 2020; Aksari & Amanah, 2022).
satu faktor yang mempengaruhi kejadian Paritas adalah jumlah kelahiran hidup
anemia pada ibu hamil. Hal ini didukung oleh yang dimiliki ibu. Ibu yang sering melahirkan
hasil penelitian yang menyatakan bahwa cenderung mempunyai risiko lebih tinggi
terdapat hubungan yang signifikan antara mengalami anemia pada kelahiran berikutnya
KEK dan kejadian anemia pada ibu hamil jika tidak membutuhkan kebutuhan zat gizi,
(p<0,05)(Aminin et al., 2014; Astiani et al. terutama dalam hal ini adalah zat besi. Jumlah
2021).Ibu hamil yang mengalami KEK tidak zat besi yang hilang saat wanita melahirkan
hanya kekurangan zat gizi makro akan tetapi kurang lebih sebesar 250 mg. Semakin sering
juga cenderung mengalami kekurangan zat melahirkan maka wanita lebih banyak
gizi mikro, salah satunya zat besi (Fe). mengalami kehilangan darah sehingga kadar
Rata-rata status ekonomi keluarga Hb menurun dan selanjutnya berisiko
responden masih rendah karena mengalami anemia (Hidayati & Andyarini,
berpenghasilan di bawah Upah Minimum 2018; Sjahrani & Faridah, 2019).
Provinsi (UMP) yaitu sebesar 91 orang Sebagian besar responden pada
(66.9%). Rendahnya UMP berpengaruh penelitian ini mempunyai riwayat paritas >1
terhadap rendahnya daya beli pangan, kali sebanyak 94 orang (69.1%). Hal ini
sehingga kebutuhan zat gizi ibu hamil tidak menyebabkan risiko responden mengalami
tercukupi dan salah satu dampaknya adalah anemia juga meningkat. Terdapat hubungan
ibu hamil mengalami anemia. Pangan sumber sebab akibat antara paritas dan kejadian
zat besi umumnya adalah pangan hewani anemia pada ibu hamil. Paritas > 3 berisiko
dengan harga yang relatif lebih mahal dan 3,2 kali ibu hamil mengalami anemia
sulit dijangkau oleh masyarakat dengan daripada paritas 1-3 (95% Cl=1.66-6.16)
benghasilan yang rendah. Hal ini semakin (Ristica, 2013).
meningkatkan risiko kejadian anemia pada Tabel 2 menunjukkan persentase
ibu hamil dengan status ekonomi di bawah responden dengan asupan Fe cukup lebih
UMP (Septiasari, 2019). Hasil analisis banyak mengalami anemia defisiensi besi
statistik menggunakan uji chi-square terhadap daripada responden dengan asupan Fe yang
hubungan status ekonomi dengan kejadian kurang berdasarkan AKG. Penyerapan zat
anemia pada ibu hamil menunjukkan nilai besi dalam tubuh mempengaruhi status zat
p=0,005, PR 3,460 (95% CI=1,421-8,425) besi. Penyerapan zat besi dipengaruhi oleh zat
yang berarti ibu hamil dengan penghasilan di giziyang mampu meningkatkan penyerapan
230 Journal of Nursing and Public Health Vol. 10 No. 2 Oktober 2022
kekurangan zat besi berlangsung melalui Ariawan, I. (2008). Besar dan Metode
beberapa tahap non anemia sebelum anemia Sampel pada Penelitian Kesehatan.
defiensi terjadi, sehingga anemia defisiensi Jurusan Biostatistik dan Kependudukan,
besi adalah tahap akhir dari defisiensi besi. Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Indonesia.
KESIMPULAN Astriana, W. (2017). Kejadian anemia pada
ibu hamil ditinjau dari paritas dan usia.
Terdapat hubungan antara asupan Fe Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(2), 123-130.
dengan kejadian anemia defisiensi besi pada Astutik, R. Y., & Ertiana, D. (2018). Anemia
ibu hamil di Kabupaten Seluma. dalam Kehamilan. Pustaka Abadi.
Badan Pusat Statistik. (2018). Prevalensi
SARAN Anemia Pada Ibu Hamil.
Cavalcanti, D. S., de Vasconcelos, P. N.,
Pada penelitian selanjutnya dapat Muniz, V. M., dos Santos, N. F., &
ditambahkan variabel yang mempengaruhi Osório, M. M. (2014). Iron intake and its
asupan Fe sehingga faktor yang association with iron-deficiency anemia
mempengaruhi penyerapan dan kejadian ADB in agricultural workers’ families from the
dapat menjadi lebih jelas. Zona da Mata of Pernambuco, Brazil.
Revista de Nutricao, 27(2), 217–227.
DAFTAR PUSTAKA https://doi.org/10.1590/1415-
52732014000200008
Aksari. S. T., & Imanah, N. D. N. (2022). Conway, D., & Henderson, M. A. (2022).
Usia kehamilan sebagai faktor yang Iron metabolism. https://assets.
berhubungan dengan kejadian anemia Dinas Kesehatan provinsi Bengkulu. (2021).
pada ibu hamil selama pandemi covid 19. Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu
Jurnal Kebidanan Indonesia, 13(1), 94- Tahun 2021.
102. Gulec, S., Anderson, G. J., & Collins, J. F.
Anwar, Z., Abid, Z., Ghazenfer, T., Usman, (2014). Mechanistic and regulatory
R., Naheed, R., Kamal, A., Lashari, M., aspects of intestinal iron absorption. Am
& Lashari, J. (2020). Biochemical and J Physiol Gastrointest Liver Physiol,
hematological profile of anemic and non- 307, 397–409.
anemic pregnant women. Journal of the https://doi.org/10.1152/ajpgi.00348.2013.
Dow University of Health Sciences, -Iron
14(2), 54–59. Hardinsyah, & Supariasa, I. D. N. (2016).
https://doi.org/10.36570/jduhs.2020.2.99 Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. Penerbit
5 Buku Kedokteran EGC.
Amini, A., Pamungkas, C. E., Harahap, A. P. Harna, Muliani, E. Y. et al. (2020) ‘Prevalensi
(2018). Umur ibu dan paritas sebagai Dan Determinan Kejadian Anemia Ibu
faktor risiko yang mempengaruhi Hamil Prevalence and Determinant of
kejadian anemia pada ibu hamil di Anemia Pregnant Women’, 4(2), pp. 78–
wilayah kerja puskesmas ampenan. 83.
Midwifery Journal, 3(2), 108-113. Hidayati, I. and Andyarini, E. N. (2018)
http://doi.org/10.31764/mj.v3i2.506. ‘Hubungan Jumlah Paritas dan Umur
Aminin, F., Wulandari, A., Lestari, R. P. Kehamilan dengan Kejadian Anemia Ibu
(2014). Pengaruh kekurangan energi Hamil The Relationship Between The
kronis (KEK) dengankejadian anemia Number of Parities and Pregnancy Age
pada ibu hamil Jurnal Kebidanan with Maternal Anemia’, Journal of
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang, Health Science and Prevention, 2(1), pp.
(2),167-172. 42–47.
232 Journal of Nursing and Public Health Vol. 10 No. 2 Oktober 2022