Anda di halaman 1dari 10

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL KULIT PISANG

SUSU (Musa acuminata Colla) DENGAN METODE DPPH (1,1


diphenyl-2-picrylhydrazyl)
Antioxidant Activity Test of Ethanol Extract of Banana Milk Peel
(Musa acuminata Colla) Using DPPH Method (1,1 diphenyl-2-
picrylhydrazyl)
Litania Oktavine Laban, Nur Khairi, Fhahri Mubarak
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar
Jalan Perintis Kemerdekaan km. 13,7 Daya, Makassar 90242
Email: labanlitaniaoktavine@gmail.com

ABSTRAK
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan
mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif. Salah satu bagian tanaman yang
memiliki manfaat sebagai antioksidan dan merupakan limbah buangan adalah kulit pisang
susu.Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menentukan aktivitas antioksidan ekstrak kulit
pisang susu dengan metode DPPH menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan panjang
gelombang 516 nm. Uji aktivitas antioksidan dlakukan dengan menggunakan metode DPPH
dengan konsentrasi 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm, 80 ppm, 100 ppm, 120 ppm dan 140 ppm dan
sebagai kontrol positif digunakan vitamin C dengan konsentrasi 1 ppm, 2 ppm, 2,4 ppm, 2,8
ppm, dan 3,2 ppm. Hasil dari penelitian pada kulit pisang susu memiliki nilai IC 50 sebesar
137,807 ppm dengan kategori sedang, sedangkan pada vitamin C sebagai kontrol positif
memiliki nilai IC50 sebesar 1,847 ppm dengan kategori sangat kuat.

Kata kunci: Kulit pisang susu, ekstrak, aktivitas antioksidan.

ABSTRACT
Antioxidants are compounds that can inhibit oxidation reactions, by binding to free radicals
and highly reactive molecules. One part of the plant that has benefits as an antioxidant and
is a waste product is banana peel. The purpose of this study was to determine the
antioxidant activity of milk banana peel extract using the DPPH method using a UV-Vis
spectrophotometer with a wavelength of 516 nm. The antioxidant activity test was carried out
using the DPPH method with concentrations of 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm, 80 ppm, 100 ppm,
120 ppm and 140 ppm and as a positive control used vitamin C with concentrations of 1
ppm, 2 ppm, 2.4 ppm, 2.8 ppm, and 3.2 ppm. The results of the research on milk banana
peels had an IC50 value of 137.807 ppm with a moderate category, while vitamin C as a
positive control had an IC50 value of 1.847 ppm with a very strong category.

Keywords: Milk banana peel, extract, antioxidant activity.


PENDAHULUAN bebas baru di dalam tubuh (Arnanda &
Dalam kehidupan sehari-hari Nuwarda, 2021).
tanpa disadari banyak hal yang dapat Antioksidan merupakan
menyebabkan radikal bebas masuk senyawa yang dapat menghambat
kedalam tubuh yang dapat reaksi oksidasi, dengan mengikat
menyebabkan timbulnya berbagai radikal bebas dan molekul yang
penyakit degeneratif. Keadaan sangat reaktif. Akibatnya, kerusakan
tersebut dapat menyebabkan sel dapat dihambat (Astuti Amin,
kerusakan oksidatif mulai dari tingkat 2013). Salah satu tanaman yang
sel, jaringan, hingga organ tubuh yang memiliki manfaat sebagai antioksidan
mempercepat terjadinya proses adalah tanaman pisang. Pisang
penuaan dan munculnya berbagai merupakan tanaman yang banyak
penyakit. Berbagai penyakit yang tumbuh di Indonesia dan merupakan
dapat disebabkan oleh radikal bebas buah yang banyak dikonsumsi
yaitu mengarah pada potensi masyarakat Indonesia di semua
kerusakan biomolekul yang memacu kalangan (Imam, 2011). Selain buah
pada peningkatan stress oksidatif pisang yang memiliki berbagai
seperti penyakit neurodegenerative, manfaat dengan kandungan gizi yang
proses penuaan dini, kanker tinggi, ada juga bagian tanaman
(Phaniendra et al., 2015) dan penyakit pisang yang memiliki manfaat yang
liver (Pînzaru et al., 2011). Radikal penting diantaranya seperti kulit
bebas adalah molekul yang memiliki pisang. Kulit pisang merupakan limbah
satu atau lebih elektron tidak pertanian yang cukup banyak
berpasangan pada orbit terluarnya, ditemukan yang mengandung zat gizi
dan memiliki sifat yang sangat labil cukup tinggi. Oleh karena itu, kulit
dan reaktif (Pratama & Busman, pisang berpotensi untuk dimanfaatkan
2020). Salah satu upaya untuk lagi menjadi produk yang bernilai
mencegah terjadinya akumulasi radikal ekonomi tinggi. Kulit pisang
bebas yang dapat menyebabkan merupakan sumber senyawa fenol
berbagai penyakit yaitu diperlukan yang merupakan salah satu
senyawa antioksidan untuk antioksidan pada kanker dan penyakit
menetralkan, menurunkan dan hati (Someya et al., 2002). Kulit buah
menghambat pembentukan radikal pisang masak yang berwarna kuning
kaya akan senyawa flavonoid, maupun
senyawa fenolik yang lainnya (Atun et Dinucleotide Phosphate (NADPH)
al., 2010). Flavonoid dan senyawa oksidase, serta mengkelat logam (Fe 2+
fenolik merupakan senyawa bioaktif dan Cu2+) sehingga dapat mencegah
yang menunjukkan berbagai aktivitas reaksi redoks yang dapat
yang berguna, seperti antioksidan, menghasilkan radikal bebas (Akhlaghi
antidermatosis, kemopreventif, dan Bandy 2009; Atmani et al. 2009).
antikanker, maupun antiviral. Oleh Penelitian sebelumnya tentang
karena itu adanya flavonoid dan ekstrak kulit pisang susu telah diteliti
senyawa fenolik lainnya pada kulit oleh (Wattimena, 2020) dimana pada
pisang perlu diidentifikasi dan diuji penelitian tersebut peneliti membuat
aktivitasnya, sehingga dapat sediaan kapsul dari ekstrak kulit
meningkatkan pemanfaatan limbah pisang susu sebagai antidepresan.
buah pisang lebih optimal (Atun, dkk. Dalam pemanfaatannya untuk memiliki
2007). Menurut Sulffahri (2008) di efek antidepresan perlu adanya
dalam hasil pengujian kulit pisang pengujian aktivitas antioksidan.
mengandung vitamin C, vitamin B, Mekanisme antara gangguan depresi
kalsium, protein, lemak, karbohidrat dengan antioksidan adalah gangguan
dan serat yang baik untuk tubuh. Hasil depresi dapat terjadi karena adanya
penelitian sebelumnya yang dilakukan mekanisme dari stress oksidatif.
(Wattimena Nini 2020) menyatakan Stress oksidatif dapat terjadi apabila
bahwa ekstrak kulit pisang susu terjadinya peningkatan oksidan,
mengandung senyawa flavonoid, sehingga mengakibatkan
alkaloid, tanin dan saponin. ketidakseimbangan antara oksidan
Mekanisme antioksidan dari flavonoid dan antioksidan (Marimuthu, 2013).
adalah menangkap ROS secara Berdasarkan uraian tersebut,
langsung, mencegah regenerasi ROS maka peneliti akan melakukan uji
dan secara tidak langsung dapat aktivitas antioksidan dari ekstrak
meningkatkan aktivitas antioksidan etanol kulit pisang susu dengan
enzim antioksidan seluler (Akhlaghi menggunakan metode DPPH.
dan Bandy 2009). Pencegahan
terbentuknya ROS oleh flavonoid
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
menghambat kerja enzim xantin
oksidase dan Nicotinamide Adenine
METODE PENELITIAN kemudian ditimbang, selanjutnya
Alat dan Bahan diserbukkan dan simplisia tersebut
Alat-alat yang digunakan yaitu batang siap untuk dibuat ekstrak (Wattimena,
pengaduk, gelas kimia (Pyrex ®), 2020).
chamber, labu tentukur (Pyrex ®), Penyiapan Ekstrak
mikropipet (DLab®), timbangan analitik Serbuk simplisia kulit pisang susu
(Mether Toledo®), oven simplisia, pipa ditimbang sebanyak 260 gram.
kapiler, pipet tetes, pipet volume Kemudian serbuk simpliia dimasukkan
(Pyrex®), spektrofotometer UV-VIS kedalam bejana maserasi. Selanjutnya
(Shimadzu®), toples kaca, dan vial. ditambahkan pelarut etanol 70%
Sedangkan bahan-bahan yang sebanyak 3 liter. Kemudian disimpan
digunakan adalah kulit pisang susu, selama 3x24 jam. Hasil maserasi
aquadest (Onemed®), aluminium foil, disaring dengan menggunakan kertas
DPPH, etanol absolut, etanol 70% saring. Selanjutnya filtrat yang
(Onemed®), etil asetat, H2SO4 10%, didapatkan diitampung, kemudian
plat KLT Silica Gel 60 F254, n-heksan, residu ditambahkan pelarut etanol
dan vitamin C murni. 70% kemudian dilakukan remaserasi
Penyiapan Sampel sebanyak 1 kali. Selanjutnya sampel
Sampel kulit buah pisang susu yang diremaserasi, disaring kembali
diambil dari Desa Lauwo, Kecamatan dan dijadikan menjadi satu dengan
Burau, Kabupaten Luwu Timur, filtrat yang pertama. Kemudian filtrat
Provinsi Sulawesi Selatan. Sampel yang telah disatukan diuapkan sampai
kulit pisang susu dengan tingkat didapatkan ekstrak kental (Watimena,
kematangan sangat matang yang 2020). Ekstrak kental yang didapatkan
ditandai dengan kulit yang berwarna ditimbang untuk menentukan persen
kuning ditambah bercak hitam, rendemen.
dikupas dan di sortasi basah, kulit Identifikasi Senyawa dengan
dicuci dengan air mengalir selanjutnya Metode KLT
dirajang, untuk memperkecil ukuran Pada identifikasi senyawa
simplisia. Setelah itu ditimbang dengan metode KLT dilakukan dengan
simplisia basah, kemudian dikeringkan meyiapkan plat KLT sebagai fase
di oven pada suhu 50°C. Setelah diam. Plat KLT tersebut dipotong
dikeringakan, dilakukan sortasi kering dengan panjang 7 cm dan lebar 1 cm,
selanjutnya diberi batas atas dan Sampel ditotolkan pada plat KLT,
batas bawah. Kemudian dilakukan kemudian dielusi hingga mencapai
penyiapan eluen sebagai fase gerak batas atas, kemudian diamati secara
atau sebagai pengelusi. Eluen yang sinar tampak, lampu UV 254 nm, dan
digunakan yaitu n-heksan : etil asetat lampu UV 365 nm. Setelah itu
(6 : 4). Selanjutnya, ekstrak yang akan dilakukan penyemprotan dengan
digunakan diambil secukupnya dan pereaksi FeCl3 5% dan diamati
dilarutkan dengan menggunakan kembali, hasil positif yang terbentuk
pelarut awal. noda berwarna hitam (Jawa La et al.
2020).
Alkaloid
Sampel ditotolkan pada plat Terpenoid
KLT, kemudian dielusi hingga Sampel ditotolkan pada plat KLT,
mencapai batas atas, kemudian kemudian dielusi hingga mencapai
diamati secara sinar tampak, lampu batas atas, kemudian diamati secara
UV 254 nm, dan lampu UV 365 nm. sinar tampak, lampu UV 254 nm, dan
Selanjutnya dilakukan penyemprotan lampu UV 365 nm. Setelah itu
dengan menggunakan pereaksi dilakukan penyemprotan dengan
Dragendorf, kemudian diamati pereaksi H2SO4 (Asam sulfat) 10% dan
kembali, hasil positif jika noda diamati kembali, hasil positif noda
berfluoresensi jingga (Suliman, 2018). berfluoresensi berwarna merah
Flavonoid kecokelatan jika diamati dibawah sinar
Sampel ditotolkan pada plat UV 365 nm (Sopiah et al., 2019).
KLT, kemudian dielusi hingga Steroid
mencapai batas atas, kemudian Sampel ditotolkan pada plat KLT,
diamati secara sinar tampak, lampu kemudian dielusi hingga mencapai
UV 254 nm, dan lampu UV 365 nm. batas atas, kemudian diamati secara
Setelah itu dilakukan penyemprotan sinar tampak, lampu UV 254 nm, dan
dengan pereaksi AlCl3 (Aluminium lampu UV 365 nm. Setelah itu
klorida) 10% dan diamati kembali, dilakukan penyemprotan dengan
hasil positif didapatkan noda akan pereaksi Lieberman-Buchard. Hasil
berfluoresensi kuning (Bruno & positif didapatkan noda berwarna hijau
Svoronos, 2020). biru (Yuda et al., 2017).
Tanin
Uji Aktivitas Antioksidan Pengukuran Aktivitas
Pembuatan Larutan DPPH 0,4 mM Penghambatan Radikal Bebas
Larutan DPPH 0,4 mM DPPH Dengan Sampel
ditimbang sebanyak 0,0157 gram dan Pengujian dilakukan dengan
dilarutkan hingga 100 mL dengan cara memipet masing-masing 100 µL,
etanol absolut dalam labu ukur. 200 µL, 300 µL, 400 µL, 500 µL, 600
Pembuatan Larutan Stok Ekstrak µL, dan 700 µL dari larutan stok
Kulit Pisang Susu sampel kulit pisang susu 1000 ppm,
Larutan stok 1000 ppm campuran ditambah 1 mL DPPH 0,4
disiapkan dengan cara menimbang 10 mM lalu dicukupkan volumenya
mg masing-masing ekstrak kulit pisang sampai 5 mL dengan etanol absolut
susu dan dilarutkan dengan etanol sehingga diperoleh larutan dengan
absolut dan dihomogenkan, volume konsentrasi 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm,
akhir dicukupkan dengan 80 ppm, 100 ppm, 120 ppm, dan 140
menambahkan etanol absolut sampai ppm. Selanjutnya dihomogenkan dan
10 mL dalam labu ukur. dibiarkan selama 30 menit, lalu diukur
Pembuatan Larutan Stok Vitamin C serapan dengan spektrofotometer UV-
Murni Vis pada panjang gelombang berkisar
Larutan stok vitamin C 1000 antara 516 nm.
ppm disiapkan dengan cara Pengukuran Aktivitas
menimbang 10 mg vitamin C dan Penghambatan Radikal Bebas
dilarutkan dengan 10 mL aquadest. DPPH Dengan Vitamin C Murni
Pengukuran Serapan Larutan Pengujian dilakukan dengan
Blanko DPPH memipet masing-masing 5 µL, 10 µL,
Larutan DPPH 0,4 mM dipipet 12 µL, 14 µL dan 16 µL dari larutan
sebanyak 1 mL dan dicukupkan stok vitamin C murni 1000 ppm,
volumenya sampai 5 mL dengan campuran ditambah 1 mL DPPH 0,4
etanol absolut dalam labu tentukur. mM lalu dicukupkan volumenya
Larutan ini kemudian dihomogenkan sampai 5 mL dengan etanol absolut
dan dibiarkan selama 30 menit, sehingga diperoleh larutan dengan
selanjutnya serapan diukur dengan konsentrasi 1 ppm, 2 ppm, 2,4 ppm,
spektrofotometer UV-Vis pada panjang 2,8 ppm dan 3,2 ppm, kemudian
gelombang 516 nm. dihomogenkan dan dibiarkan selama
30 menit. Selanjutnya serapan diukur
dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang berkisar antara
516 nm.

HASIL DAN PEMBAHASAN sebesar 260 gram, berat ekstrak 37,75


Pada penelitian ini sampel yang gram, dan didapatkan % rendemen
digunakan adalah kulit pisang susu sebesar 14,51%. Setelah didapatkan
yang diekstraksi dengan metode ekstrak kental, selanjutnya dilakukan
maserasi menggunakan pelarut etanol skrining fitokimia dengan
70%. Pemilihan metode ekstraksi menggunakan metode KLT untuk
tersebut digunakan untuk dapat mengetahui kandungan senyawa kimia
menghindari rusaknya senyawa- yang terkandung dalam ekstrak. Hasil
senyawa yang bersifat termolabil yang diperoleh pada ekstrak etanol
(Mukhriani, 2014). Hasil ekstraksi batang sampare dapat dilihat pada
didapatkan berat simplisia kering Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Identifikasi Uji Kualitatif Kandungan Metabolit Sekunder dengan
Kromatografi Lapis Tipis
No Golongan Pereaksi Sesudah Disemprot Nilai Keterangan
Senyawa Sinar UV 366 nm Rf
Tampak
1 Alkaloid Dragendroff Kuning Fluoresensi 0,872 Positif (Terdapat noda
Jingga berfluoresensi jingga
pada pengamatan
dengan lampu UV 366
nm)
2 Flavonoid AlCl3 10% Kuning Fluoresensi 0,836 Positif (Terdapat noda
Kuning berfluoresensi kuning
pada pengamatan
dengan lampu UV 366
nm)
3 Tanin FeCl3 5% Hitam Gelap 0,818 Positif (Terdapat noda
berwarna hitam pada
pengamatan secara
sinar tampak)
4 Terpenoid H2SO4 10% Kuning Merah 0,854 Positif (Terdapat noda
Kecokelatan berwarna merah
kecokelatan pada
pengamatan dengan
lampu UV 366 nm)
5 Steroid Lieberman- Kuning Merah - Negatif (Tidak
Burchad Muda ditemukan noda
berwarna hijau biru pada
pengamatan dengan
lampu UV 366 nm)

Berdasarkan hasil pada Tabel 1 intermediet hidroperoksida sehingga


didapatkan hasil yakni ekstrak etanol mencegah kerusakan biomolekular
kulit pisang susu positif mengandung oleh radikal bebas (Syarif, Ahmad.
senyawa alkaloid, flavonoid, tanin dan 2020). Tannin memiliki potensi
terpenoid, namun pada steroid tidak sebagai antioksidan, dimana semakin
ditemukan noda berwarna hijau banyak kandungan tannin dalam suatu
kebiruan setelah dilakukan ekstrak maka semakin besar juga
pengamatan pada lampu UV 366 nm aktivitas antioksidannya karena tannin
sehingga hasil yang didapatkan yaitu tersusun dari senyawa polifenol yang
negatif. memiliki aktivitas dalam meredam
Ekstrak kulit pisang susu radikal bebas (Malangngi, Sangi.
memiliki kandungan senyawa yaitu 2012). Sedangkan alkaloid juga
flavonoid, saponin, tannin, dan memiliki potensi sebagai antioksidan
alkaloid. Flavonoid merupakan salah dimana mekanisme alkaloid sebagai
satu senyawa polifenol yang antioksidan yaitu alkaloid bekerja
mempunyai sifat antioksidan. dengan cara mendonorkan atom H
Flavonoid dapat menangkap radikal pada radikal bebas. Mekanisme ini
bebas yang dapat merusak sel tubuh. dapat menunjukkan bahwa alkaloid
Mekanisme flavonoid sebagai bekerja sebagai antioksidan primer
antioksidan adalah flavonoid akan (Kurniati, 2013).
mendonorkan hidrogen atau Pada uji aktivitas antioksidan
elektronnya kepada radikal bebas ekstrak etanol kulit pisang susu pada
untuk menstabilkan senyawa radikal, penelitian ini dilakukan dengan metode
sehingga semakin tinggi kandungan DPPH yang didasarkan pada
flavonoid dalam ekstrak, aktivitas hilangnya warna ungu akibat
antioksidannya juga akan semakin tereduksinya DPPH oleh antioksidan.
tinggi (Dewi, 2018). Saponin juga Intensitas warna ungu yang hilang
merupakan senyawa yang memiliki diukur dengan menggunakan
potensi sebagai antioksidan, dimana spektrofotometer UV-Vis pada panjang
saponin mampu meredam gelombang 516 nm dengan
superoksida melalui pembentukan absorbansi yang dihasilkan yaitu
0,931. Tiap konsentrasi yang didapat antioksidan untuk meredam 50%
kemudian diukur pada aktivitas radikal bebas. Hasil pengujian
spektrofotometer UV-Vis dengan dapat dilihat pada Tabel 2.
pembanding vitamin C. Aktivitas
antioksidan dapat ditandai dengan
adanya nilai IC50. Nilai IC50
merupakan nilai konsentrasi

Tabel 2 Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Pisang Susu dan Vitamin C
Aktivitas Antioksidan Nilai IC60 (ppm)
Ekstrak Etanol Kulit Pisang Susu 137,807
Vitamin C 1,847
Berdasarkan hasil IC50 yang antioksidan sangat kuat. Hal ini dapat
didapatkan pada sampel ekstrak kulit dilihat bahwa semakin kecil nilai IC50
pisang susu yaitu 137,807 ppm dan maka semakin kuat daya antioksidan
vitamin C sebesar 1,847 ppm, dapat yang terkandung dalam sampel. Hal ini
disimpulkan bahwa ekstrak kulit pisang menunjukkan bahwa daya antioksidan
susu memiliki daya aktivitas vitamin C lebih kuat dibandingkan
antioksidan kategori sedang dan dengan ekstrak kulit pisang susu.
vitamin C memiliki daya aktivitas
antioksidan sedang yang ditandai
KESIMPULAN dengan nilai IC50 137,807 ppm,
Berdasarkan hasil penelitian, dapat sedangkan vitamin C sebagai kontrol
disimpulkan bahwa ekstrak etanol kulit positif memiliki nilai IC50 1,847 ppm.
pisang susu memiliki aktivitas
Teknesium-99m Dari Senyawa
Glutation Dan Senyawa
DAFTAR PUSTAKA
Flavonoid Sebagai. 17(2): 22071.
Akhlaghi, M., and Bandy, B. 2009, Astuti Amin, J. W. 2013, Uji Aktivitas
Mechanisms of flavonoid Antioksidan Ekstrak Etanol Klika
protection against myocardial Faloak (Sterculia quadrifida
ischemia-reperfusion injury, R.Br). Fitofarmaka, 2(2): 111–
Journal of Molecular and Cellular 114.
Cardiology, 46(3): 309–317. Atun, S., Arianingrum, R., Handayani,
https://doi.org/10.1016/j.yjmcc.20 S., Rudyansah, R., & Garson, M.
08.12.003 2010, Identification and
Arnanda, Q. P., dan Nuwarda, R. F. Antioxidant Activity Test Of Some
2021, REVIEW ARTICLE : Compounds From Methanol
Penggunaan Radiofarmaka Extract Peel Of BANANA (Musa
paradisiaca Linn.). Indonesian Pratama, A. N., dan Busman, H. 2020,
Journal of Chemistry, 7(1): 83– Potensi Antioksidan Kedelai
87. (Glycine Max L) Terhadap
https://doi.org/10.22146/ijc.21718 Penangkapan Radikal Bebas.
Phaniendra, A., Jestadi, D. B., dan Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi
Periyasamy, L. 2015, Free Husada, 11(1): 497–504.
Radicals: Properties, Sources, https://doi.org/10.35816/jiskh.v11i
Targets, and Their Implication in 1.333
Various Diseases. Indian Journal Someya, S., Yoshiki, Y., and Okubo,
of Clinical Biochemistry, 30(1): K., 2002, Antioxidant Compounds
11–26. From Bananas, Food Chemistry,
https://doi.org/10.1007/s12291- 79 (3): 351-354.
014-0446-0 Sulffahri. 2008, Pemanfaatan
Pinzaru, I. A., Hadaruga, D. I., Tumbuhan Pisang. Penerbit
Hadaruga, N. G., Corpas, L., Indah: Bandung.
Grozescu, I., dan Peter, F. Wattimena, N. A. 2020, Uji Aktivitas
(2011). Hepatoprotective Ekstrak Kulit Pisang Susu (Musa
flavonoid bioconjugate/β- paradisiaca var susu) Dan
cyclodextri nanoparticles: DSC - Formulasi Sediaan Kapsul
molecular modeling correlation. Sebagai Antidepresan [Skripsi].
Digest Journal of Nanomaterials Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi
and Biostructures, 6(4): 1605– Makassar: Makassar.
1617.

Anda mungkin juga menyukai