Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

SIYASAH SARI’YAH DALAM PERSPEKTIF ISLAM


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
“Fiqih siyasah”

Disusun oleh :

Rizki Ramadhan 101200007


M Ilham 101200004

UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR


BANTEN
TAHUN AKADEMIK2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang senantiasa menganugrahkan nikmat,


serta rahmat dan rahim-Nya kepada kita, sehingga kita bisa melangsungkan aktifitas
hingga saat ini. Shalawat dan salam kita haturkan kepada Rosul kita Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang
benderang saat ini, sekaligus sebagai uswatun hasanah bagi ummatnya diseluruh alam.
Makalah ini membahas tentang “Siyasah Sari’yah dalam Perspektif Islam”, serta
hal hal yang berkaitan dengannya. Beberapa hambatan dan kesulitan kami hadapi dalam
proses pembuatan, namun kami sadari bahwa semua itu adalah rintangan yang harus
dihadapi demi hasil yang baik. Untuk itu kami berterima kasih atas dukungan dan
motivasi yang diberikan kepada kami. Kami berharap makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca, dan bisa membantu saat dibutuhkan sebagai pendukung mata kuliah fiqih
siyasah.

Pandeglang, 30 oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI .................................................................................................................................3
BAB l PENDAHULUAN..............................................................................................................4
A. Latar belakang masalah.........................................................................................................4
B. Rumusan masalah..................................................................................................................4
C. Tujuan penulis.......................................................................................................................4

BAB ll PEMBAHASAN ...............................................................................................................5


A. Pemerintahan Pada Masa Zaman Rasulullah......................................................................5
B. Piagam Madinah.................................................................................................................6
C. Kepemimpinan dan Posisi Nabi di Madinah......................................................................6

BAB lll PENUTUP........................................................................................................................8


A. Kesimpulan.........................................................................................................................8

3
BAB l
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang mengatur dimensi hubungan antara manusia dan
Tuhan dan antara manusia dengan manusia . Untuk itu , hubungan antara agama
dan negara dalam Islam telah menjadi teladan . Sejarah dalam Islam juga telah
mencatat peristiwa - peristiwa penting , salah satunya adalah yang berkaitan
dengan persoalan ketatanegaraan .
Pada Masa Rasulullah , beliau telah memberikan gambaran utama mengenai
konsep bernegara , yaitu dengan dibentuknya madinah . Peristiwa ini dianggap
sebagai penyajian kepada manusia mengenai tatanan social - politik yang
mengenai system pendelegasian . Wujud historis terpenting mengenai peristiwa
ini adalah piagam madinah yang juga dapat dikatakan sebagai konstitusi pertama
kali .
Dengan mengetahui beberapa peristiwa di atas , maka kita dapat melihat bahwa
Islam telah memberikan ruang . Peristiwa - peristiwa di ataspun bukan hanya
sekadar cerita , namun juga dapat dijadikan sebagai contoh dan pelajaran bagi
kehidupan bernegara saat ini . Untuk itu penting bagi kita mengetahui bagaimana
ketatanegaraan pada masa Rasulullah dan Khulafa ar - Rasyidin . Dari latar
belakang inilah kami menyusun dan akan membahas lebih lanjut mengenai topic
tersebut .
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sistem Pemerintahan pada zaman Rasulallah ?
2. Apa itu Piagam Madinah ?
3. Bagaimana Kepemimpinan dan posisi Nabi Ketika di Madinah ?

C. Tujuan
1. Agar kita tau Sistem Pemerintahan pada zaman Rasulallah!
2. Agar kita tau apa itu Piagam Madinah !
3. Agar kita tau kepemimpinan dan Posisi Nabi ketika di Madinah

4
BAB ll
PEMBAHASAN

A. Sistem Pemerintahan pada Zaman Rasulullah

Dalam menyebrkan dakwahnya, rasulullah memiliki tahap-tahap dalam


berdakwah. Rasulullah s.a.w tidak menyampaikan dakwahnya secara langsung atau
secara terang-terangan kepada umatnya.
Dalam dakwahnya sekalipun, beliau memiliki beberapa tahapan dalam berdakwah.
Fase pertama adalah saat prinsip-prinsip politik mulai diterapkan saat rasululah
berada di Mekkah. Dan yang kedua yaitu dakwah secara diam-diam.
Prinsip politik yang diterapkan Rasul saat berada di Makkah yaitu pembentukan
mental manusia berdasarkan prinsip islam. Kondisi penduduk Mekkah yang terbagi
antara tuan dan budak, kaya dan miskin, membuat rasul merenungi kondisi
keterpurukan.
Dari kondisi tersebut, rasul memulai dakwahnya terhadap keluarga terdekat rasul
dengan dakwah yang masih tertutup. Setelah itu, beliau melanjutkan fasenya dengan
melanjutkan dakwah dimulai dengan melantangkan konsep tauhid di tempat umum.
Setelah 13 tahun lamanya, rasulullah telah mempersiapkan manusia-manusia besar
dalam membangun peradaban islam.
Sistem politik islam terbangun secara kokoh setelah Rasulullah hijrah ke Madinah
(Yatsrib). Hal yang dilakukan rasulullah ketika membangun peradaban di Madinah
ialah mendirikan masjid.
Masjid adalah pusat kegiatan umat, pusat pendidikan, tempat jaringan surat
menyurat. Rasulullah membentuk unsur-unsur negara islam secara utuh di Madinah.
Hijrah adalah salah satu sarana untuk menentang kedzaliman dan menjaga jarak
aqidah. Makna lain dari hijrah adalah menolong dan melindungi hak -- hak orang
yang lemah sesuai dengan kebutuhan dan keadaan.
Madinah adalah pusat pemerintahan, dimana seluruh kebijakan, tugas politik,
pemerintahan berada sepenuhnya di tangan Nabi Muhammad s.a.w. Dengan ini,
pemerintahan Rasulullah s.a.w bisa disebut sebagai model pemerintahan sentralistik.

5
B. Piagam Madinah

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Surat Perjanjian
ini dari Muhammad-Nabi, antara orang=orang beriman dan kaum muslimin dari
kalangan Quraisy dan Yatsrib (Madinah) serta mengikut mereka dan menyusul
mereka dan berjuang bersama-sama mereka bahwa: mereka adalah satu umat, di
luar golongan orang lain

Kaum muhajirin dari kalangan Quraisy adalah tetap menurut adat kebiasaan baik
yang berlaku di kalangan mereka, bersama-sama menerima atau membayar
tebusan darah antara sesama mereka dan mereka menebus tawanan mereka sendiri
dengan cara yang baik dan adil di antara sesama orang-orang beriman.

Isi Piagam Madinah, antara lain menetapkan adanya kebebasan beragama,


kebebasan menyatakan pendapat; tentang keselamatan harta-benda dan larangan
orang melakukan kejahatan. Isi Piagam Madinah hingga kini masih sering dikutip,
baik dalam membuat sebuah naskah peraturan atau pun saat seorang tokoh
berpidato.

C. Kepemimpinan dan Posisi Nabi di Madinah

Rasulullah SAW selalu mengedepankan keteladanan atau uswah hasanah dalam


memimpin, memberikan contoh dalam segala hal. Bahkan sikap mulia Rasulullah ini
dipuji langsung oleh Allah sebagaimana disebutkan dalam surat Al Ahzab ayat 21.

Kedatangan Rasulullah SAW di Madinah pada 12 Rabi'ul Awwal tahun pertama


Hijriah merupakan awal dari dimulainya dakwah. Ada empat substansi metode
dakwah yang dilakukan Rasulullah pada periode Madinah yang meliputi pembinaan
akidah, ibadah, dan mu'amalah kaum muslim, pembinaan ukhuwah untuk
menyatukan kaum muslim.
Setelah periode awal penyiaran Islam di Mekkah, Nabi Muhammad Saw menempuh
babak baru perjuangan di Madinah. Di tempat ini, Islam menyebar dengan pesat dan
menjelma menjadi agama yang besar dan dipeluk oleh umat manusia di berbagai
penjuru dunia.

Pokok-pokok pikiran yang dijadikan strategi dakwah Rasulullah SAW periode


Madinah adalah:
Berdakwah dimulai dari diri sendiri, maksudnya sebelum mengajak orang lain
meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya, maka terlebih dahulu orang
yang berdakwah itu harus meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya.

6
Cara (metode) melaksanakan dakwah sesuai dengan petunjuk Allah SWT dalam
Surah An-Nahl, 16: 125. ( coba kalian cari dan pelajari)
Berdakwah itu hukunya wajib bagi Rasulullah SAW dan umatnya

Berdakwah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah SWT semata, bukan dengan
niat memperoleh popularitas dan keuntungan yang bersifat materi. Umat Islam dalam
melaksanakan tugas dakwahnya, selain harus menerapkan pokok-pokok pikiran yang
dijadikan sebagai strategi dakwah Rasulullah SAW, juga hendaknya meneladani
strategi Rasulullah SAW dalam membentuk masyarakat Islam atau masyarakat
madani di Madinah. Masyarakat Islam atau masyarakat madani adalah masyarakat
yang menerapkan ajaran Islam pada seluruh aspek kehidupan, sehingga terwujud
kehidupan bermasyarakat yang baldatun tayyiban wa rabbun gafur, yakni masyarakat
yang baik, aman, tenteram, damai, adil, dan makmur dibawah naungan rida Allah
SWT dan ampunan-Nya.

Usaha-usaha Rasullullah SAW dalam mewujudkan mayarakat Islam seperti tersebut


adalah:
1. Membangun Masjid
2. Mempersaudarakan antara Kaum muhajirin dan Anshar
3. Perjanjian Bantu-Membantu antara Umat Islam dan Umat Non-Islam

7
BAB lll
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dalam Menyebarkan dakwah nya Nabi Memiliki dua tahapan. Yaitu, Secara Langsung
dan Sembunyi-Sembunyi

2. Isi Piagam Madinah, antara lain menetapkan adanya kebebasan beragama, kebebasan
menyatakan pendapat; tentang keselamatan harta-benda dan larangan orang melakukan
kejahatan. Isi Piagam Madinah hingga kini masih sering dikutip, baik dalam membuat
sebuah naskah peraturan atau pun saat seorang tokoh berpidato.

3. Rasulullah SAW selalu mengedepankan keteladanan atau uswah hasanah dalam


memimpin, memberikan contoh dalam segala hal. Bahkan sikap mulia Rasulullah ini
dipuji langsung oleh Allah sebagaimana disebutkan dalam surat Al Ahzab ayat 21.

4. Usaha Rasulullah dalam Mewujudkan Masyarakat Islam adalah : Membangun Masjid,


Mepersaudara antara Kaum Muhajirin dan Anshar dan Perjanjian Bantun - membantu
antara umat islam dan umat non islam

Anda mungkin juga menyukai