2. U k u r a n
Kontraktor Bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut
bentuk ukuran-ukuran dan mutu yang tercantum dalam rencana kerja dan Syarat-
syarat (RKS) pekerjaan ini.
Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dan segera
melaporkan kepada Direksi bilamana terdapat ketidak cocokan ukuran-ukuran
didalam gambar-gambar RKS ini, dan tidak diperkenangkan membetulkan
kesalahan-kesalahan ukuran / gambar-gambar sebelum berkonsultasian dari
Direksi.
Apabila terdapat ketidak sesuaian ukuran-ukuran, maka pengukuran bersama
dijadikan patokan.
Letak titik duga (titik nol) sebagaimana dinyatakan dalam gambar atau sesuai
kesepakatan dalam peninjauan lokasi.
Titik peil ini harus ditetapkan dengan membuat patok permanen yang selama
dalam pelaksanaan tidak boleh bergesar/berubah.
Untuk selanjutnya patok permanen tersebut harus menjadi dasar bagi setiap
ukuran dan kedalaman.
Atas persetujuan Direksi, penentuan titik lainnya dilakukan oleh pemborong
dilapangan dengan alat ukur optic yang sudah diTera kebenarannya dan harus
selalu berpedoman pada titik duga patok (peil nol).
Untuk Bangunan rehabilitasi sebelum kontraktor memulai pekerjaan terlebih
dahulu mengambil Foto Nol.
3. Pekerjaan Pembersihan
Sebagai langkah awal peleksanaan pekerjaan, Kontraktor membersihkan
lapangan/Lokasi pembangunan dari hal-hal yang dapat merusak pelaksanaan
pembanguna.
Penebangan pohon/pembersihan harus tuntas sampai pada akar-akarnya
sehingga tidak merusak struktur tanah.
Memasang Papan Bouwplank
Pemasangan patok dan papan bouwplank boleh menggunakan kayu/papan
kls.III yang diketam rata pada sisi kerjanya.
Tinggi bouwplank sama dengan titik nol atau apabila dikehendaki lain harus
dibicarakan dan mendapat persetujuan dengan Direksi.
Setelah pemasangan bouwplank harus dilaporkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan selanjutnya dilaksanakan.
2. Pekerjaan Beton
Pekerjaan Beton meliputi :
A. Pondasi
B. Cor Kolom Praktis beton bertulang 1:2:3
C. Cor plat beton bertulang 1:2:3
D. Cor tangga 1:2:3
a. Beton bertulang digunakan untuk konstruksi sloof dan ring balik, kolom,
balok pendukung dan bagian-bagian yang ditentukan dalam gambar.
b. Beton yang digunakan adalah campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.
c. Semua beton digetarkan dengan baik pada saat diisikan kedalam cetakan.
Bahan-bahan beton terdiri dari pasir untuk bangunan dan pasir untuk beton
dengan komposisi sbb :
0,15 mm - 2,0 mm + 35 %
2,0 mm - 4,0 mm + 15 %
4,0 mm - 16,0 mm + 30 %
16,0 mm - 31,5 mm + 20 %
d. Semen yang digunakan harus satu merek produksi untuk seluruh pekerjaan
konstruksi, kontraktor tidak diperbolehkan menggunakan semen yang sudah
mengalami pengerasan akibat umur penyimpanan yang terlalu lama.
Penyimpanan PC digudang harus kering dan aman diatas papan terletak 30
cm diatas muka tanah.
e. Air untuk adukan beton harus memakai air bersih yan bisa diminum, tidak
bergaram (PH air +7). Tidak diperkenankan memakai air sumuran yang kotor
dan mengandung garam.
f. Air berkualitas baik, tidak payau, bersih dari endapan, bahan organic, garam,
asam, basa alkali, limbah atau hal lain yang tidak murni. Air yang berkloride
tidak diperkenankan untuk mencampur beton bertulang.
g. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis direksi.
Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan
diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai
harus digunakan papan-papan berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-
kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.
h. Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang
dan dicor pada saat yang bersamaan.
i. Diperhatikan juga tempat klos-klos untuk kosen atau instalasi.
j. Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelebaban untuk
paling sedikit 14 (empat belas) hari.
k. Perbaikan muka beton pada saat pembongkaran bekesting/mal yang perlu
diperhatikan adalah penambahan pada daerah yang kurang sempurna, kropos
dengan campuran adukan semen (cemen mortar) setelah pembukaan acuan,
hanya boleh dilakukan setelah mendapat persetujuan dan sepengetahuan
Direksi/Pengawas.
l. Pengangkutan adukan beton dari tempat pengaduan ke tempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh direksi, yaitu :
Tidak berakibat pemisahanan kehilangan bahan-bahan.
Tidak terjadi perbedaan waktu pengikat yang menyolok antara beton
yang sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai
pekerjaan beton harus memenuhi tabel 4.4.1SK SNI T-15.1991.03.
Pengadukan pengecoran harus menggunakan Concrete Mixer.
Kontraktor harus memberikan Jaminan atas kemampuannya membuat
kualitas beton dengan memperhatikan data-data pelaksanaan dilain
tempat atau dengan mengadakan trial-mixer dilaboratorium yang
ditunjuk oleh Direksi/Pengawas lapangan.
m. Mutu beton dan mutu pelaksanaan dianggap memenuhi syarat apabila
dipenuhi syarat-syarat yaitu tidak boleh lebih dari 1 nilai diantara 3 nilaii
hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut dan tidak boleh satupun nilaii rata-
rata dari 3 hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut berkurang.
n. Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan semua pemasangan, Sloof.
Kolom, kolom praktis dan semua komponen-konponenya yang ditunjuk oleh
gambar rencana.
Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai
berikut :
Bahan
a. Portland camen
Portland cament yang digunakan adalah jenis-jenis yang memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam N1-1 atau menurut standart Portland cemen yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia.
Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat digunakan harus
dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras)
Untuk menjaga mutu semen,cara penyimpanan harus mengikuti syarat-syarat
penyimpangan bahan tersebut.
b. Air
Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Air tawar yang
dipakai harus bersih, tidak mengandung minyak, asam alkali bahan-bahan
organis dan bahan-bahan lain yang dapat menurungkan mutu beton.
c. Kerikil/Batu Pecah
Kerikil/batu pecah yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
Kerikil/batu pecah harus mempunyai gradasi yang baik, tidak porous,
memenuhi syarat kekerasannya.
Kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap
berat kering. Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka kerikil harus
dicuci.
d. Pasir
Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan yang dihasilkan
oleh alat-alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan
mempunyai gradasi yang baik, tidak porous cukup syarat kekerasannya.
Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebuh dari 5% ditentukan terhadap
berat kering.
e. Besi Beton
Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan
ditentukan dalam PBI 71.
Besi beton harus bersih dari dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari
cacat-cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai
dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi minimal) seperti
yang di syaratkan dalam PBI 71.
Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah
tertulis dari Direksi.
Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm
dan tidak bersepuh seng.
f. Kayu
Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala
sifat dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakainya
tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja
yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu yang apabila
tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-
ketentuan dalam PPKI NI-5.
Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu,
pecah-pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat kelembaban dan
toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan
ketentuan dalam PPKI.
4. Pekerjaan Plasteran
- Plesteran harus dikerjakan pada seluruh dinding dalam dan luar dari lantai
sampai ke batas plafon. Plesteran harus rapi serta rata halus pada seluruh
permukaan. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama
tebal. Ketebalan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm.
- Sebelum pekerjaan plesteran dimulai akan dilakukan penyiraman pada dinding
bata supaya plesteran lebih kuat dan tidak retak.
- Trassram dipakai campuran 1 Pc : 2 Ps dilakukan pada seluruh pasangan bata
dibawah lantai dan diatas lantai hingga 20 cm atau pada KM/WC dipasang
setinggi 150 cm, baik pada bagian luar maupun bagian dalam. Semua dinding
kecuali dinding trassram, diplester dengan campuran 1 Ps : 4 Ps.
C. Pekerjaan Plafond :
- Bahan untuk plafon menggunakan matrial Gypsum tebal 9 mm, dengan
rangka Furing dan Top cross,
- Plafon GRC T= 6 mm dengan menggunakan rangka Furing
- Pemasangan Plafon dipasang dengan datar dan menggunakan water pass dan
siku. Gipsum dipasang setelah pekerjaan istalasi kabel kabel listrik terpasang.
- Jarak penggantung plafon akan ditentukan sesuai standar pabrik yang
memprodukti matrial tersebut.
- Setiap pertemuan pemasangan Gypsum dengan dinding akan dipasang profill
dengan motif yang telah ditentukan.
7. Pekerjaan Lantai
- Dibawah lantai, sub lapisan kerikil yang padat (8-16 mm) dengan ketebalan
minimal 5 cm harus dihamparkan guna menghindari lembab di bawah lantai.
Untuk pekerjaan pengecoran lantai cor dipakai campuran 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr
dengan ketebalan 15 cm dan Aci halus permukaannya. Untuk beton tumbuk 1 Pc
: 3 Ps : 6 Kr dan diplester dengan campuran 1 Pc : 3 Ps. Setelah pekerjaan
pengecoran lantai dasar kemudian dilakukan pemasangan keramik dengan
ukuran yang telah ditentukan pada gbr .
- Pekerjaan ini meliputi pemasangan Lantai selasar, titik peil mengikuti gambar
rencana. Warna dan motif berdasarkan petunjuk Direksi / konsultan pengawas
- Lantai yang dipergunakan berkualitas baik sesuai gambar rencana atau petunjuk
direksi / konsultan pengawas.
Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan
sebagai berikut :
Pemasangan Lantai sesuai dengan petunjuk Direksi Pelaksana.
Pekerjaan pemasangan ubin lantai baru diperkenankan untuk dipasang
setelah semua Pekerjaan-pekerjaan dinding/plesteran dan plafond telah
selesai dikerjakan. Sebelum pemasangan keramik lantai, harus direndam
dalam air sampah jenuh.
Lantai keramik yang dipasang tidak boleh ada cat berupa : retak-retak,
gelombang-gelombang, berlubang, noda, permukaan cembung atau cekung.
Sisi ubin keramik harus siku, penyimpangan kesikuan ubin tidak boleh lebih
besar dari 0,5 cm setiap jarak 10 cm ke kanan dank ke kiri.
Bahan lantai gedung digunakan keramik 30 x 30 cm sedangkan pada jenis
keramik kualitas KW 1, Warna keramik disesuaikan dengan petunjuk
Direksi.
Pemasangan ubin keramik harus dikerjakan oleh tukang kayu yang benar-
benar ahli dan harus menghasilkan penyelesaian yang rapih dan naad yang
lurus. Naad harus didisi dengan bahan grouting / pasta semen / okker yang
warnanya disesuiakan dengan warna ubin yang dipakai. Pengisian naad
dilakukan paling cepat 24 jam setelah tegel/ubin keramik dipasang serta
celah-celah keramik atau satu sama lain harus dibersihkan terlebih dahulu
dari kotoran yang menghambat masuknya cairan bahan pengisi. Segera
setelah pengisian naad dengan semen, permukaan lantai harus segera
dibersihkan agar tidak terdapat noda bekas semen.
Pemasangan keramik yang tidak rapih, bergelombang, naad tidak lurus dan
sebagainya akibat dari pemasangan yang tidak baik harus dibongkar/diganti
sehingga memuaskan Direksi.
RAMADHIKA SURANTIANA
ANDROMEDA ARCHITEC