Anda di halaman 1dari 18

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

1.1. LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan yakni :
1. Pekerjaan persiapan
2. Pekerjaan tanah dan pasir urug
3. Pekerjaan pasangan & beton
4. Pekerjaan lantai keramik
5. Pekerjaan kap, penutup atap
6. Pekerjaan instalasi listrik
7. Pekerjaan pengecatan

1.2. PEKERJAAN PENDAHULUAN


1. Pekerjaan Persiapan
 Sebelum pekerjaan dimulai akan dilakukan pembersihan lapangan sebagaimana
mestinya dengan membuang semua sampah ke penampungan dan mengatur
persiapan area kerja.
 Semua sampah harus dibuang ke penampungan. Hal-hal yang perlu dipastikan
(khususnya sampah kimia dan kontaminasi biologi) yang dapat membahayakan
pekerjaan dan orang lain sekitarnya.
 Mempersiapkan ruang kantor di lapangan ( Direksi Keet ) untuk Pelaksana dan
Konsultan Pengawas, gudang Material dan alat,Barak Pekerja Pos Jaga  dan
fasilitas sanitasi yang baik di lapangan dan terpeliharanya selama masa
konstruksi.
 Menjaga lapangan dari orang-orang yang tidak berkepentingan, untuk itu
diperlukan pagar pembatas.
 Pembuatan WC , Penngadaan air bersih dan listrik sementara dan fasilitas
lainnya untuk kebutuhan para pekerja.
 Mempersiapkan papan Nama Proyek untuk dipasang di lokasi pekerjaan.
 Melakukan uji matrial seperti test beton, test tanah, test baja dan test
comisioning, setelah dilakukan pengetesan tersebut lalu dibawa ke laboratorium
untuk diteliti apakan matrial tersebut layak dipakai atau sebaliknya.
 Segala sesuatunya menyangkut kelancaran pekerjaan palaksanaan harus telah
disiapkan di lokasi sebelum melaksanakan pekerjaan.
 Jadwal terinci, Time schedule, mobilisasi peralatan dan tenaga kerja,serta
kelengkapan administrasi lapangan harus disiapkan sebelum memulai pekerjaan.
 Demi kelancaran kegiatan sebelumnya kontraktor harus memperhatikan
penempatan bahan / material dan lalu lintas.
 Situasi dan Ukuran-ukuran
 Volume pekerjaan tersebut dalam pasal terdahulu merupakan batasan minimal
yang harus dipenuhi dan dimaksudkan sebagai garis pelaksanaan dan pegangan
kontraktor.
 Kontraktor wajib meneliti situasi lapangan, terutama keadaan tanah, sifat dan
luasan pekerjaan serta hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga penewaran
kontraktor.
 Kelalaian atau kekurangan ketelitian kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan
alasan untuk mengajukan tuntutan.

2. U k u r a n
 Kontraktor Bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut
bentuk ukuran-ukuran dan mutu yang tercantum dalam rencana kerja dan Syarat-
syarat (RKS) pekerjaan ini.
 Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dan segera
melaporkan kepada Direksi bilamana terdapat ketidak cocokan ukuran-ukuran
didalam gambar-gambar RKS ini, dan tidak diperkenangkan membetulkan
kesalahan-kesalahan ukuran / gambar-gambar sebelum berkonsultasian dari
Direksi.
 Apabila terdapat ketidak sesuaian ukuran-ukuran, maka pengukuran bersama
dijadikan patokan.
 Letak titik duga (titik nol) sebagaimana  dinyatakan  dalam gambar atau sesuai
kesepakatan dalam peninjauan lokasi.
 Titik peil ini harus ditetapkan dengan membuat patok permanen yang selama
dalam pelaksanaan tidak boleh bergesar/berubah.
 Untuk selanjutnya patok permanen tersebut harus menjadi dasar bagi setiap
ukuran dan kedalaman.
 Atas persetujuan Direksi, penentuan titik lainnya dilakukan oleh pemborong
dilapangan dengan alat ukur optic yang sudah diTera kebenarannya dan harus
selalu berpedoman pada titik duga patok (peil nol).
 Untuk Bangunan rehabilitasi sebelum kontraktor memulai pekerjaan terlebih
dahulu mengambil Foto Nol.

3. Pekerjaan Pembersihan
 Sebagai langkah awal peleksanaan pekerjaan, Kontraktor membersihkan
lapangan/Lokasi pembangunan dari hal-hal yang dapat merusak pelaksanaan
pembanguna.
 Penebangan pohon/pembersihan harus tuntas sampai pada akar-akarnya
sehingga tidak merusak struktur tanah.
 Memasang Papan Bouwplank
 Pemasangan patok dan papan bouwplank boleh menggunakan kayu/papan
kls.III yang diketam rata pada sisi kerjanya.
 Tinggi bouwplank sama dengan titik nol atau apabila dikehendaki lain harus
dibicarakan dan mendapat persetujuan dengan Direksi.
 Setelah pemasangan bouwplank harus dilaporkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan selanjutnya dilaksanakan.

1.3. PEKERJAAN TANAH


1. Penjelasan Umum
Pekerjaan ini meliputi penimbunan kembali galian pondasi, penimbunan
rencana lantai bangunan, penggalian, pemadatan lapis demi lapis, sehingga titik peil
sesuai dengan gambar rencana. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan
seperti yang dijelaskan sebagai berikut :
A. Untuk pekerjaan tanah pertama dilakukan galian tanah pada tempat yang telah
ditentukan pada gambar. Untuk penimbunan tanah didalam  bangunan, tanah
setelah digali dapat diurug kembali pada lobang-lobang bekas galian sesaui
petunjuk dari Direksi.
B. Penimbunan dengan lapisan pasir Dengan ketebalan 4 cm dilakukan secara teknis
yaitu harus dilakukan lapis demi lapis, dimana setiap lapisnya 20 cm lalu disiram
hingga betul-betul basah kemudian dipadatkan dengan alat pemadat  selam 4 kali
pemadatan begitulah seterusnya hingga mencapai ketinggian yang direncanakan
kemudian diatasnya ditutup dengan kerikil.
C. Pemadatan dilakukan dengan alat pemadat mesin ringan (stamper) sampai
kepadatan yang diinginkan tercapai. Setelah selesai dilakukan pekerjaan
pemadatan akan dilakukan pengetesan kepadatan.
a. Galian Tanah
 Sebelum melaksanakan penggalian, posisi galian dan ukuran seperti
tertera dalam gambar sudah dipastikan benar dan harus mendapat
persetujuan Direksi / Pengawas lapangan.
 Penggalian tanah pondasi dapat dimulai setelah pemasangan bouwplank
dan patok-patok disetujui Direksi / Pengawas lapangan.
 Dasar galian harus mencapai tanah keras, dan jika pada galian terdapat
akar-akar kayu, kotoran-kotoran dan bagian-bagian tanah yang longgar
(tidak padat), maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya kemudian
lubang yang terjadi diisi dengan pasir urug.
 Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang
yang sudah siap segera dilanjutkan dengan urugan pasir dan batu
kosong.
b. U r u g a n
Pekerjaan urugan yang dilaksanakan adalah urugan pasir, urugan tanah
dan urugan kembali eks tanah galian sesuai dengan gambar kerja.

1.4. PEKERJAAN STRUKTUR


1. Pekerjaan Pondasi
a. Penjelasan Umum
Meliputi pemasangan pondasi bangunan dan entrance yang dicantumkan
dalam gambar diikuti berdasarkan tinggi peil dan dimensi ukuran dan berdasarkan
petunjuk Direksi / Pengawas.
b. Lingkup
Pondasi yang dipasang berasal dari material batu gunung yang bermutu baek
yang mengandung lumpur, dan batu bata untuk pekerjaan roolag pada entrance.
Ketentuan-ketentuan Pondasi yang dipasang berasal dari material batu gunung
yang bermutu baik yang mengandung lumpur, dan batu bata untuk pekerjaan
roolag pada entrance.
Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan
sebagai berikut :
 Pasangan pondasi batu kosong tebalnya dibuat minimum 20 cm atau sesuai
gambar rencana.
 Untuk pondasi dipake batu gunung yang berkualitas baik, keras, tidak polos
dan permukaannya tajam. Batu gunung yang dipakai harus dipecah-pecah
sehingga diameternya antar 30 cm dan minimum 10 cm. Pasangan batu
gunung untuk pondasi ini harus dipasang dengan adukan 1PC : 5 psr yang
diaduk matang. Ukuran kedalaman, dan lebar pondasi batu gunung dibuat
sesuai gambar rencana.
 Batu gunung harus disusun sedemikian rupa sehingga dudukannya kokoh
serta terikat baik satu sam lainnya dengan adukan. Untuk keperluan
kemudahan pemasangan pipa saluran air bersih, air hujan kabel-kabel dan
lain-lain yang menembus pondasi dapat dipasang bahan lunak yang mudah
dibuka. Dimensi pondasi batu gunung disesuaikan dengan gambar rencana.
Tidak diperkenangkan melakukan pelubangan pada sloef dan pondasi.

2. Pekerjaan Beton
Pekerjaan Beton meliputi :
A. Pondasi
B. Cor Kolom Praktis beton bertulang 1:2:3
C. Cor plat beton bertulang 1:2:3
D. Cor tangga 1:2:3
a. Beton bertulang digunakan untuk konstruksi sloof dan ring balik, kolom,
balok pendukung dan bagian-bagian yang ditentukan dalam gambar.
b. Beton yang digunakan adalah campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.
c. Semua beton digetarkan dengan baik pada saat diisikan kedalam cetakan.
Bahan-bahan beton terdiri dari pasir untuk bangunan dan pasir untuk beton
dengan komposisi sbb :
0,15 mm    -     2,0 mm    + 35 %
2,0 mm    -    4,0 mm    + 15 %
4,0 mm    -    16,0 mm    + 30 %
16,0 mm    -     31,5 mm    + 20 %
d. Semen yang digunakan harus satu merek produksi untuk seluruh pekerjaan
konstruksi, kontraktor tidak diperbolehkan menggunakan semen yang sudah
mengalami pengerasan  akibat umur penyimpanan yang terlalu lama.
Penyimpanan PC digudang harus kering dan aman diatas papan terletak 30
cm diatas muka tanah.
e. Air untuk adukan beton harus memakai air bersih yan bisa diminum, tidak
bergaram (PH air +7). Tidak diperkenankan memakai air sumuran yang kotor
dan mengandung garam.
f. Air berkualitas baik, tidak payau, bersih dari endapan, bahan organic, garam,
asam, basa alkali, limbah atau hal lain yang tidak murni. Air yang berkloride
tidak diperkenankan untuk mencampur beton bertulang.
g. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis direksi.
Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan
diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai
harus digunakan papan-papan berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-
kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.
h. Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang
dan dicor pada saat yang bersamaan.
i. Diperhatikan juga tempat klos-klos untuk kosen atau instalasi.
j. Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelebaban untuk
paling sedikit 14 (empat belas) hari.
k. Perbaikan muka beton pada saat pembongkaran bekesting/mal yang perlu
diperhatikan adalah penambahan pada daerah yang kurang sempurna, kropos
dengan campuran adukan semen (cemen mortar) setelah pembukaan acuan,
hanya boleh dilakukan setelah mendapat persetujuan dan sepengetahuan
Direksi/Pengawas.
l. Pengangkutan adukan beton dari tempat pengaduan ke tempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh direksi, yaitu :
 Tidak berakibat pemisahanan kehilangan bahan-bahan.
 Tidak terjadi perbedaan waktu pengikat yang menyolok antara beton
yang sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai
pekerjaan beton harus memenuhi tabel 4.4.1SK SNI T-15.1991.03.
 Pengadukan pengecoran harus menggunakan Concrete Mixer.
 Kontraktor harus memberikan Jaminan atas kemampuannya membuat
kualitas beton dengan memperhatikan data-data pelaksanaan dilain
tempat atau dengan mengadakan trial-mixer dilaboratorium yang
ditunjuk oleh Direksi/Pengawas lapangan.
m. Mutu beton dan mutu pelaksanaan dianggap memenuhi syarat apabila
dipenuhi syarat-syarat yaitu tidak boleh lebih dari 1 nilai diantara 3 nilaii
hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut dan tidak boleh satupun nilaii rata-
rata dari 3 hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut berkurang.
n. Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan semua pemasangan, Sloof.
Kolom, kolom praktis dan semua komponen-konponenya yang ditunjuk oleh
gambar rencana.
Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai
berikut :
Bahan
a. Portland camen
 Portland cament yang digunakan adalah jenis-jenis yang memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam N1-1 atau menurut standart Portland cemen yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia.
 Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat digunakan harus
dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras)
 Untuk menjaga mutu semen,cara penyimpanan harus mengikuti syarat-syarat
penyimpangan bahan tersebut.
b. Air
Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Air tawar yang
dipakai harus bersih, tidak mengandung minyak, asam alkali bahan-bahan
organis dan bahan-bahan lain yang dapat menurungkan mutu beton.
c. Kerikil/Batu Pecah
 Kerikil/batu pecah yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
 Kerikil/batu pecah harus mempunyai gradasi yang baik, tidak porous,
memenuhi syarat kekerasannya.
 Kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap
berat kering. Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka kerikil harus
dicuci.
d. Pasir
 Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
 Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan yang dihasilkan
oleh alat-alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan
mempunyai gradasi yang baik, tidak porous cukup syarat kekerasannya.
 Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebuh dari 5% ditentukan terhadap
berat kering.
e. Besi Beton
 Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan
ditentukan dalam PBI 71.
 Besi beton harus bersih dari dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari
cacat-cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
 Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai
dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi minimal) seperti
yang di syaratkan dalam PBI 71.
 Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah
tertulis dari Direksi.
 Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm
dan tidak bersepuh seng.
f. Kayu
 Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala
sifat dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakainya
tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
 Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja
yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu yang apabila
tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-
ketentuan dalam PPKI NI-5.
 Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu,
pecah-pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat kelembaban dan
toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan
ketentuan dalam PPKI.

1) Pekerjaan Besi beton


 Besi beton yang dipakai bermutu U-24. (SI.1). ukuran-ukurannya diameter
besi beton yang terpasang harus sesuai dengan gambar rencana, sedangkan
perubahan diameter tulangan harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas.
Penggatian diameter tulangan tidak diperkenankan.
 Besi beton bekas dan yang sudah berkarat tidak diperkenankan dipakai dalam
konstruksi. Besi beton harus bebas dari sisik, karat dan lain-lain lapisan yang
dapat mengurangi daya lekatnya pada beton.
 Ikatan besi beton harus rapih dan kuat, bahan untuk pengikat adalah kawat
beton dengan diameter minimum 1mm.
 Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka
disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga diminta harus ada sertifikat dari
laboratorium.
2) Berkesting dan Acuan
 Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting
atau pun acuan yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor.
 Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan.
 Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau multiplex.
 Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah berumur
minimal 14 (empat belas) hari.
3) Pengecoran Beton
 Beton tidak bertulang/beton tumbuk/ rabat beton dibuat dengan adukan. 1PC
:  3 Psr : 5krl dipergunakan untuk lantai kerja, lantai alas keramik untuk
lantai kerja, lantai alas keramik, neut-kusen dan rabat beton, ukuran
disesuaikan dengan gambar.
 Semua pekerjaan konstruksi beti pada bangunan dikerjakan dengan mutu
beton K -225. Semua pekerjaan konstruksi beton harus memenuhi syarat-
syarat PBI 1971
 Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan
Ready Mix pada K-225.
 Untuk beton konstruksi bermutu K-175 dapat dilakukan dengan cara manual.
 Pengecoran beton dapat dilakukan setelah cara pemasangan pembesian
disetujui oleh Direksi Pelaksanaan secara tertulis dan tersedian cukup bahan,
perlatan serta tenaga kerja.

3. Pekerjaan Pasangan Batu Bata


- Pasangan batu bata untuk dinding keliling bangunan dipasang tembok  ½ bata 
(12 cm)
- Pasangan bata dipasangan dengan rapi tegak lurus  dan water pass dengan spesi
1 s/d 1 ½ cm, bata yang akan digunakan berkualitas baik, cukup masak yang
merata tidak mudah patah.
- Pemasangan dinding bata mulai dari permukaan sloof  hingga peil + 0,20
dipasang tembok  ½ batu dengan campuran 1 Ps : 2 Ps dan campuran 1 Ps : 4 Ps.
Dinding bata untuk bagian sanitasi dilaksanakan hingga ketinggian 160 cm di
atas lantai pada dinding KM/WC.

4. Pekerjaan Plasteran
- Plesteran harus dikerjakan pada seluruh dinding dalam dan luar dari lantai
sampai ke batas plafon. Plesteran harus rapi serta rata halus pada seluruh
permukaan. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama
tebal. Ketebalan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm.
- Sebelum pekerjaan plesteran dimulai akan dilakukan penyiraman pada dinding
bata supaya plesteran lebih kuat dan tidak retak.
- Trassram dipakai campuran 1 Pc : 2 Ps dilakukan pada seluruh pasangan bata
dibawah lantai dan diatas lantai hingga 20 cm atau pada KM/WC dipasang
setinggi 150 cm, baik pada bagian luar maupun bagian dalam. Semua dinding
kecuali dinding trassram, diplester dengan campuran 1 Ps : 4 Ps.

5. Pekerjaan Kuda-Kuda Dan Atap


- Pekerjaan konstruksi rangka atap harus dari bahan/ material yang bermutu baik,
pekerja yang terampil dan berpengalaman untuk mendapatkan hasil yang baik.
- Pekerjaan ini meliputi pekerjaan kuda-kuda, gording, atap penutup dan seluruh
detail yang disebutkan / ditunjuk dalam ganbar rencana untuk mendapatkan hasil
yang baik sesuai dengan petunjuk Direksi / Pengawas.
Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan
sebagai berikut :
 Bahan atap yang dipakai adalah atap Genteng metal roof dan Nok mental roof
dengan kualitas Baik stadart SNI atau sesuai petunjuk Direksi Pelaksana.
Pemasangan atap harus sesuai dengan petunjuk teknis pemakaian bahan tersebut
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
 Untuk rangka atap menggunakan Kayu Kls 11 sesuai dengan syarat-syarat,
Sambungan-sambungan dilengkapi beugel / mur / baut / plat penyampung sesuai
gambar rencana.
 Balok Gording menggunakan kayu Kls 11
 Listplank kayu harus memakai bahan papan Kayu Kelas-11 dengan ukuran 2/25
cm.

6. Pekerjaan kusen,rangka atap dan plafon


A. Pekerjaan Kusen :
Kusen pintu dan jendela menggunakan Alumenium dengan ukuran yang telah
ditentukan pada gambar, pemasangan kusen dilakukan dengan menempatkan
pada titik sesuai gambar, pemasangan dilakukan dengan mengunakan alat ukur
seperti water pass, pemasangan kusen harus tegak lurus dan siku, antara satu
kusen dengan kusen lain harus sejajar.

B. Pekerjaan Rangka Atap :


- Konstruksi yang dipasang menggunakan baja ringan atau Smart Truss.jarak
gording akan disesuaikan dengan ukuran matrial atap yang akan digunakan.
- Setelah pemasangan rangka atap kemudian dilakukan pemasangan atap
dengan menggunakan Baja ringan , atap menggunakan genteng metal dengan
ketebalan 3.5 mm.
- Setiap lembar pemasangan atap akan diletakkan pada tida buah gording
dengan jarak yang telah ditentukan disesuaikan dengan pemakaian
dilapangan.
- Rabung atap yang dipasang dengan baik sehingga tidak terjadi rembesan atau
kebocoran atar celah - celah sambungan rabung tersebut. Sambungan tepi
ujung atap antara ujung satu dengan ujung yang lain diimpit dengan
ketentuan impitan sisi sebelah bawah harus diimpit  dengan sisi lebar
sedangkan yang atas dengan ukuran minimal 10 cm setiap sambungan
dipasang rapat dan rapi.

C. Pekerjaan Plafond :
- Bahan untuk plafon menggunakan matrial Gypsum tebal 9 mm, dengan
rangka Furing dan Top cross,
- Plafon GRC T=  6 mm dengan menggunakan rangka Furing
- Pemasangan Plafon dipasang dengan datar dan menggunakan water pass dan
siku. Gipsum dipasang setelah pekerjaan istalasi kabel kabel listrik terpasang.
- Jarak penggantung plafon akan ditentukan sesuai standar pabrik yang
memprodukti matrial tersebut.
- Setiap pertemuan pemasangan Gypsum dengan dinding akan dipasang profill
dengan motif yang telah ditentukan.

7. Pekerjaan Lantai
- Dibawah lantai, sub lapisan kerikil yang padat (8-16 mm) dengan ketebalan
minimal 5 cm harus dihamparkan guna menghindari lembab di bawah lantai.
Untuk pekerjaan pengecoran lantai cor dipakai campuran 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr
dengan ketebalan 15 cm dan Aci halus permukaannya. Untuk beton tumbuk 1 Pc
: 3 Ps : 6 Kr dan diplester dengan campuran 1 Pc : 3 Ps. Setelah pekerjaan
pengecoran lantai dasar kemudian dilakukan pemasangan keramik dengan
ukuran yang telah ditentukan pada gbr .
- Pekerjaan ini meliputi pemasangan Lantai selasar, titik peil mengikuti gambar
rencana. Warna dan motif berdasarkan petunjuk Direksi / konsultan pengawas
- Lantai yang dipergunakan berkualitas baik sesuai gambar rencana atau petunjuk
direksi / konsultan pengawas.
Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan
sebagai berikut :
 Pemasangan Lantai sesuai dengan petunjuk Direksi Pelaksana.
 Pekerjaan pemasangan ubin lantai baru diperkenankan untuk dipasang
setelah semua Pekerjaan-pekerjaan dinding/plesteran dan plafond telah
selesai dikerjakan. Sebelum pemasangan keramik lantai, harus direndam
dalam air sampah jenuh.
 Lantai keramik yang dipasang tidak boleh ada cat berupa : retak-retak,
gelombang-gelombang, berlubang, noda, permukaan cembung atau cekung.
Sisi ubin keramik harus siku, penyimpangan kesikuan ubin tidak boleh lebih
besar dari 0,5 cm setiap jarak 10 cm ke kanan dank ke kiri.
 Bahan lantai gedung digunakan keramik 30 x 30 cm sedangkan pada jenis
keramik kualitas KW 1, Warna keramik disesuaikan dengan petunjuk
Direksi.
 Pemasangan ubin keramik harus dikerjakan oleh tukang kayu yang benar-
benar ahli dan harus menghasilkan penyelesaian yang rapih dan naad yang
lurus. Naad harus didisi dengan bahan grouting / pasta semen / okker yang
warnanya disesuiakan dengan warna ubin yang dipakai. Pengisian naad
dilakukan paling cepat 24 jam setelah tegel/ubin keramik dipasang serta
celah-celah keramik atau satu sama lain harus dibersihkan terlebih dahulu
dari kotoran yang menghambat masuknya cairan bahan  pengisi. Segera
setelah pengisian naad dengan semen, permukaan lantai  harus segera
dibersihkan agar tidak terdapat noda bekas semen.
 Pemasangan keramik yang tidak rapih, bergelombang, naad tidak lurus dan
sebagainya akibat dari pemasangan yang tidak baik harus dibongkar/diganti
sehingga memuaskan Direksi.

8. Pekerjaan Instalasi Listrik


- Pekerjaan intalasi listrik dilakukan oleh pekerja yang ahli dibidang ini  dan
mendapat izin oleh Perusahaan Listrik Negara ( PLN ) pada daerah setempat.
- Pekerjaan Elektrikal meliputi semua sisitem instalasi listri atau penerangan
secara komplik sehingga berfungsi secara baik.Kawat atau kabel yang akan
dipasang yang berkualitas,    adapun bahan bahan yang akan digunakan sebagai
berikut :
0
0
0
0
0
0
0
- Lingkup Pekerjaan listrik ini meliputi penyediaan seluruh material,
perlengkapan/peralatan dan melaksanakan seluruh pekerjaan system listrik
sehingga dapat beropersai secara sempurna.
- Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang akan dilaksanakan harus dikerjakan oleh
instalatur yang sudah berpengalaman serta terdaftar sebagai instalatur resmi PLN
dengan memegang SPT dan Surat Izin Kerja- SIKA C yang masih berlaku.
Seluruh Pekerjaan listrik harus dikerjakan sesuai peraturan pekerjaan listrik yang
berlaku di Indonesia terutama SPLN dan PUIL :
 Lingkup Pekerjaan listrik meliputi pengadaan dan pemasangan semua
komponen listrik termasuk lampu, saklar, stop kontak, instalasi pengkabelan
lengkap conduit, panel listrik dan pengetesannya.
 Hasil pekerjaan listrik sampai menyala.
Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan
sebagai berikut :
 Kontraktor Pelaksana harus memasang lampu jenis merk Philips atau setara.
Tipe armature aotbow lengkap dengan aksesorisnya, serta lampu lainnya
seperti yang ditujukkan dalam gambar.
 Semua stop kontak, saklar dari kualitas terbaik atau dari sekualitas merk MK
atau.
 Isolasi untuk sambungan kabel digunakan pipa isolasi sekualias 3 M, legrand
atau yang sekualitas.
 Pipa kabel (conduit) dari jenis high-impact dari merk EGA, clipsall atau yang
sekualitas. Sambungan (copling), T-Dos harus dengan merk yang sama
dengan  jenis konduitnya.
 Seluruh material yang dipergunakan harus baru dan dipasang dengan cara
penempatan yang benar atau dari material bangunan lama yang masih
layak/baik dapat dipasang dengan persetujuan pihak Direksi/Pengawas.
Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh dari seluruh material
Pekerjaan listrik untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi sebelum dipasang.
Seluruh biaya ditanggung atas biaya Kontraktor pelaksana. Material yang harus
diajukan contohnya antara lain :
 Kabel,
 Stop kontak,
 Saklar,
 Lampu (setiap jenisnya),
 Konduit, Ballast, dll.
Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan
sebagai berikut :
 Pipa kabel (konduit) dari jenis high-impact dari merk EGA, clipsall atau
sekualitas. Sambungan (copling), T-Dos harus dengan merk yang sama
dengan jenis konduitnya.
 Seluruh material yang dipergunakan harus baru dan dipasang dengan cara
penempatan yang benar atau dari material bangunan lama yang masih
layak/baik dapat dipasang dengan persetujuan pihak Direksi/pengawas.
Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh dari seluruh material
Pekerjaan listrik untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi sebelum dipasang.
Seluruh biaya ditanggung atas biaya kontraktor pelaksana. Material yang harus
diajukan contohnya antara lain : Pipa, Konduit, Ballast, dll.

9. Pekerjaan Pintu Dan Jendela


- Pekerjaan  pintu dan jendela terbuat dari Alumenium ukuran sesuai gambar dari
jenis Alumenium cukup baik,  serta  tidak terdapat cacat Alumenium  yang akan
mengurangi kekuatan serta keindahan konstruksi.
- Pintu/jendela panel terbuat dari Alumenium, sedangkan tebal pintu dan jendela
disesuaikan dengan gambar.
- Pintu dipasang dengan dua buah engsel secara baik, dimana tinggi antara lantai
dengan pintu 1 cm.
- Setiap daun pintu dipasang dua buah engsel, dengan bukaan dua arah kesebelah
kiri dan kanan.
- Kaca untuk jendela dipasang kaca Clear hijau dengan ketebalan 5 mm. Pasangan
kaca harus memperhatikan muai susut baik dari kusen, maupun bahan kaca
tersebut.
10. Pekerjaan Cat
- Sebelum dilakukan pengecatan terlebih dahulu didempul kalau pada kayu
menggunakan dempul kayu dan pada beton menggunakan plamur , setelah itu
diamplas sehingga permukaan yang akan dicat rata dan terbebas dari lobang
lobang dan pori-pori pada kayu.
- Setelah permukaan rata dilakukan pengecatan minimal tiga kali ulang,
penegcatan ulang dilakukan apabila cat lapisan pertama sudah kering.
- Cat tembok yang digunakan 2 Jenis yaitu untuk bagian dalam menggunakan
merek Vinyl Arcyle Amulsion sedangkan tembok bagian luar menggunakan
merek Wathershield.
- Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh permukaan yang kelihatan seperti yang
disebutkan / ditunjuk dalam gambar untuk mendapatkan hasil yang sesuai
dengan petunjuk Direksi/ konsultan pengawas.
Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai
berikut :
 Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai permukaannya harus diberi acian semen
dan dibersihkan dari kotoran. Setelah pekerjaan pembersihan selesai, permukaan
dinding harus digosok dengan amplas kemudian diplamur untuk menutupi
bagian-bagian permukaan tembok berlubang dan yang terdapat celah-celah
kemudian digosok lagi hingga permukaan pekerjaan menjadi halus lalu dicat
paling sedikit tiga kali.
 Untuk Pekerjaan pengecatan kolom menggunakan  cat tembok merk Metrolite
atau setara, warna akan ditentukan kemudian oleh Direksi/ Pengawas.
 List plank dan semua Pekerjaan kayu lainnya dicat menggunakan cat kayu/Besi
sekualitas produk Avian, Glotex atau yang setara.
 Keseluruhan Warna Pengecatan akan ditentukan kemudian oleh
Direksi/Pengawas.

11. Pekerjaan Sanitasi


- Sebelum dipasang pipa pembuang air kotor terlebih dahulu dilakukan penggalian
tanah pada garis pemasangan pipa, pipa kemudian ditanam supaya terhindar dari
timpaan benda-benda lain, sedangkan untuk pemasangan pipa  air bersih ditanam
dalam dinding bata.
- Pipa yang digunakan untuk air kotor atau pembuang tinja adalah paralon PVC Ø
3” yang tebal dan elastis , sedangkan pipa untuk air bersih digunakan pipa PVC
Ø 1/2”. Pada sistem penyambungan lurus pipa tersebut menggunakan socket dan
dilem dengan lem pipa, untuk disambungkan dipasang elbow dan juga
menggunakan lem pipa. Pipa dipasang harus ada kemiringan ke arah
pembuangan air.
- Pada lobang pembuangan air lantai pada kamar mandi dipasang saringan (floor
drain) supaya tidak masuk kotoran atau binatang kedalam pipa yang bisa
mengakibatkan penyumbatan. Pemasangan kran air pada drat dipasang lem atau
isolasi tape khusus supaya tidak terjadi kebocoran.
- Septick tank dibuat pada tempat yang telah ditentukan dengan kapasitas 3 m3,
konstruksi dari pada bangunan ini juga dari beton bertulang dengan penutup dari
plat beton, lantai septik tank di pasang susun batu batu koral dan dinding
dipasang pipa pembuang dari WC KM dan pipa pembuang ke resapan, pada
ruang resapan pasang ijuk supaya air kotoran dalam septik tank tidak mudah
penuh.

12. Pekerjaan Pemasangan Paving Blok


- Untuk pekerjaan halaman menggunakan paving Paving Blok, sebelum dilakukan
pemasangan paving Blok ini terlebih dahulu dikerjakan perataan permukaan
tanah dan kemudian dilakukan pemadatan dengan penggunakan alat pemadat,
pada permukaan yang telah dilakukan pemadatan di hampar matrial pasir atau
sirtu dengan ketebalan yang telah ditentukan pada gambar.
- Paving Blok kemudian dipasang dengan menggunakan water pas dan benang
sebagai pedoman, setelah paving blok dipasang maka pada permukaan nya akan
di hampar pasir halus untuk mengisi rongga antara satu paving blok dengan yang
lainnyat.   

13. Pekerjaan Pembersihan


- Setelah selesai semua pekerjaan, dilakukan pembersihan semua areal kerja baik
dari kayu sisa bekisting, matrial yang menumpuk, sampah-sampah bekas
kantong zak semen dan membongkar semua konstruksi-konstruksi pembantu
dalam pekerjaan ini sampai bersih keseluruhannya.
- Sebelum diadakan Serah Terima-1 (Pertama) Pekerjaan, Kontraktoer pelaksana
wajib membersihkan semua bagian Pekerjaan, terutama pada atap, lantai
dinding, pintu/jendela, plafond dan lain-lain. Kontraktor Pelaksana juga harus
membersihkan barang bekas/peralatan yang diperlukan. Semua sisa materialyang
digunakan lagi harus dibawa ke luar dari lingkungan pekerjaan, sehingga
halaman benar-benar bersih dan rapih.

14. Masa Pemeliharaan


Selama masa pemeliharaan Kontraktor Pelaksana berkewajiban untuk
mengganti material yang tidak berfungsi dengan baik, dan bertanggung jawab atas
semua kekurangan dari item pekerja yang telah dikerjakan.

15. Ketentuan Tambahan


- Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar bestek tapi tidak dinyatakan
dalam RKS ini atau sebaliknya, akan tetapi menyangkut pekerjaan bangunan ini,
maka pemborong wajib menyelesaikan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan /
Pihak Direksi.
- Selain Bestek ringkas ini, semua ketentuan-ketentuan administrasi pemeriksaan
bahan dan mutu pekerjaan serta ketentuan-ketentuan lain dari pemerintah yang
menyangkut pelaksanaan pekerjaan pembangunan termasuk pula sebagai
pedoman penyelenggara pekerjaan yang harus ditaati oleh Rekanan. Satu dan
lain-lain menurut petunjuk Unsur Teknis yang tidak bertentangan dengan uraian
dan syarat-syarat ini.

BANDAR LAMPUNG, SENIN 1 AGUSTUS 2022


PENANGGUNG JAWAB

RAMADHIKA SURANTIANA
ANDROMEDA ARCHITEC

Anda mungkin juga menyukai