Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI

UJI DAYA HAMBAT SENYAWA ANTIMIKROBA DENGAN METODE DIFUSI


SUMURAN DAN DIFUSI PAPER DISK

DISUSUN OLEH:
FIGI AFANDI
2004124961
THP-A
RABU/SESI 2/ KELOMPOK 4

JURURAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
2022
2

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
telah memberikan kesehatan, kemampuan, kemudahan serta memberikan inspirasi
penuh sehingga Saya dapat menyusun laporan setandarisasi tepat pada waktunya.
Shalawat beriring salam selalu tercurah untuk Nabi besar Muhammad SAW sebagai
inspirasi yang tidak habis sepanjang zaman yang telah memberikan contoh tauladan
yang baik bagi umatnya.

Saya mengucapkan terimakasih kepada dosen serta asisten praktikum


setandarisasi yang telah sabar dalam membimbing dan memberikan ilmunya kepada
Saya selama praktikum ini berlangsung. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman, baik yang secara langsung maupun tidak langsung membantu dalam
penyusunan laporan praktikum ini.

Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaaan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat Saya harapkan demi
kesempurnaan laporan akhir nantinya. Akhir kata, semoga laporan ini bermanfaat bagi
saya khususnya dan bagi pembaca umumnya. Aamiin.

Pekanbaru, 4 Desember 2022

Figi Afandi
DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATAPENGANTAR................................................................................................
...................................................................................................................................
.....................................................................................................................................

DAFTAR ISI ............................................................................................................. II

DAFTAR TABEL...................................................................................................... III

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................. IV

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1


1.2 Tujuan Praktikum ..................................................................................... 2
1.3 Manfaat Praktikum.................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Senyawa Antibakteri................................................................................. 3


2.2 Bakteri Staphylococcus aureus.................................................................. 3
2.3 Sonneratia alba.......................................................................................... 4
2.4 Uji Daya Hambat Terhadap Bakteri.......................................................... 5

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu Praktikum................................................................... 7


3.2 Alat dan Bahan.......................................................................................... 7
3.3 Prosedur Kerja........................................................................................... 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil.......................................................................................................... 9
4.2 Pembahasan .............................................................................................. 10

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan................................................................................................ 12
4

5.2 Saran.......................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 14

LAMPIRAN............................................................................................................... 15
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Diameter zona hambat metode difusi sumuran dan metode cakram............ 9
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Alat dan Bahan....................................................................................................... 16
2. Prosedur Praktikum................................................................................................ 18
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Antimikroba adalah suatu bahan yang dapat mengganggu pertumbuhan dan
metabolisme mikroorganisme. Pemakaian bahan antimikroba merupakan suatu usaha untuk
mengendalikan bakteri maupun jamur, yaitu segala kegiatan yang dapat menghambat,
membasmi, atau menyingkirkan mikroorganisme. Tujuan utama pengendalian
mikroorganisme untuk mencegah penyebaran penyakit dan infeksi, membasmi
mikroorganisme pada inang yang terinfeksi, dan mencegah pembusukan dan perusakan oleh
mikroorganisme (Pelczar & Chan, 1988).
Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel dan
berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi.
Beberapa kelompok bakteri dapat memberikan manfaat maupun sumber penyakit dibidang
pangan. Banyak klasifikasi dari bakteri, salah satunya adalah bakteri enterik patogen yang
banyak menyebabkan penyakit saluran cerna pada manusia Lebih dari 80% bakteri perusak
pada makanan disebabkan oleh bakteri enterik patogen (Madigan, 2009).

Pengujian daya hambat senyawa antimikroba dilakukan dengan metode disc


diffusion (tes Kirby-Bauer). Ose steril dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi
suspensi bakteri kemudian dioleskan pada media NA. Setelah olesan bakteri mengering,
paper disk (diameter 6 mm) diletakkan di atas media yang berisi olesan bakteri dengan
sedikit ditekan agar paper disk menempel pada permukaan media. Selanjutnya diinkubasi
pada suhu 37°C selama 24 - 48 jam. Aktivitas antibakteri dinyatakan positif apabila
terbentuk zona hambat berupa zona bening disekeliling paper disk. Zona Hambat merupakan
tempat dimana bakteri terhambat pertumbuhannya akibat antibakteri atau antimikroba. Zona
hambat adalah daerah untuk menghambat pertumbuhan mikroorrganisme pada media agar
oleh antibiotik. Contohnya tetracycline, erytromycin, dan streptomycin. Tetracycline
merupakan antibiotik yang memiliki spektrum yang luas sehingga dapat menghambat
pertumbuhan bakteri secara luas.
2

1.2 Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan mengetahui potensi anti bakteri dari suatu senyawa
antimikroba secara difusi sumuran dan difusi cakram.

1.3 Manfaat Praktikum


Adapun manfaat praktikum yang telah dilaksanakan di laboratium mikrobilogi dan
bioteknologi hasil perikanan yaitu praktikan dapat mengetahui diameter zona hambat yang
dihasilkan pada media yang mengandung bakteri Staphylococcus Aureus.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Senyawa Antibakteri

Antibakteri adalah senyawa yang digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan


bakteri yang bersifat merugikan. Pengendalian pertumbuhan mikroorganisme bertujuan
untuk mencegah penyebaran penyakit dan infeksi, membasmi mikroorganisme pada inang
yang terinfeksi, dan mencegah pembusukan serta perusakan bahan oleh mikroorganisme
(Sulistyo, 2020). Antimikrobia meliputi golongan antibakteri, antimikotik, dan antiviral
(anwar, 2021). Mekanisme penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri oleh senyawa
antibakteri dapat berupa perusakan dinding sel dengan cara menghambat pembentukannya
atau mengubahnya setelah selesai terbentuk, perubahan permeabilitas membran sitoplasma
sehingga menyebabkan keluarnya bahan makanan dari dalam sel, perubahan molekul protein
dan asam nukleat, penghambatan kerja enzim, dan penghambatan sintesis asam nukleat dan
protein. Di bidang farmasi, bahan antibakteri dikenal dengan nama antibiotik, yaitu suatu
substansi kimia yang dihasilkan oleh mikroba dan dapat menghambat pertumbuhan mikroba
lain. Senyawa antibakteri dapat bekerja secara bakteriostatik, bakteriosidal, dan bakteriolitik
(manda, 2018). Antibakteri adalah zat yang menekan pertumbuhan atau reproduksi bahkan
membunuh bakteri. Antibakteri terbagi atas dua berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu
bakteriostatika yang bersifat menghambat pertumbuhan bakteri dan bakterisida yang bersifat
membunuh bakteri (Alcamo dan anwar, 2008).

Antibakteri adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan mematikan
bakteri dangan cara mengganggu metabolisme bakteri. Antibakteri hanya dapat digunakan
jika mempunyai sifat toksik selektif, artinya dapat membunuh bakteri yang menyebabkan
penyakit tetapi tidak beracun bagi penderitanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas
zat antibakteri adalah pH, suhu stabilitas senyawa, jumlah bahan yang ada, lamanya inkubasi
di aktivitas metabolisme bakteri.

2.2 Bakteri Staphylococcus aureus


4

Staphylococcus aureus dan Bacillus cereus adalah bakteri patogen yang telah
dilaporkan menyebabkan gangguan kesehatan melalui konsumsi pangan. Kontaminasi kedua
bakteri ini di dalam bahan pangan telah dilaporkan menyebabkan kejadian luar biasa (KLB).
S. aureus merupakan bakteri Gram positif yang tidak membentuk spora, tidak tahan panas,
namun mampu beradaptasi dengan baik pada kondisi lingkungan yang buruk (Dewanti-
Hariyadi 2021). S. aureus dapat mengontaminasi bahan pangan selama penanganan dan
pengolahan terutama melalui aktivitas penjamah pangan karena merupakan sumber
penyebaran terutama di bagian kulit, rambut dan saluran pernapasan. S. aureus dapat
menyebabkan keracunan pangan melalui produksi enterotoksin yang dikenal dengan
Staphylococcal Enterotoxin (SE). Beberapa hasil studi menunjukkan bahwa keracunan S.
aureus paling sering berasal dari penjamah pangan. Higiene penjamah pangan yang kurang
bersih selama penanganan dan pengolahan pangan, diikuti dengan penyimpanan pangan di
kondisi (suhu dan waktu) yang tidak tepat memungkinkan bakteri ini bermultiplikasi dan
memproduksi toksin (Argud'ın et al., 2010).

Staphylococcus aureus itu bakteri berbentuk kokus dan bersifat gram positif,
tersebar luas dialam dan ada yang hidup sebagai flora normal pada manusia yang terdapat di
aksila, daerah inguinal dan perineal, dan lubang hidung bagian anterior. Sekitar 25-30 %
manusia membawa Staphylococus aureus didalam rongga hidung dan kulitnya (Soedarto,
2014). Salah satu uji biokimia yang digunakan untuk penentuan spesies bakteri adalah tes
koagulase. Tes koagulase digunakan untuk diferensiasi Staphylococcus aureus dari spesies
Staphylococcus lainnya. Bakteri Staphylococus aureus memberikan hasil positif dikarenakan
mampu mengubah faktor koagulase reaktif didalam serum (faktor VII). Faktor ini bereaksi
dengan enzim koagulase dan menghasilkan esterase dan aktivitas pembekuan dengan cara
pengaktifan protrombin menjadi thrombin, sehingga enzim koagulase dapat menggumpalkan
fibrinogen didalam plasma dan menyebabkan pembentukan bekuan fibrin untuk melindungi
diri terhadap fagositosis dan respon imun hospes ( Soedarto, 2014).

2.3 Sonneratia alba


Sonneratia alba merupakan salah satu spesies mangrove yang sudah digunakan
sebagai preservatif dalam produksi minuman beralkohol yang berasal dari pohon palem.
Firdaus dan Sinda (2003) sudah melaporkan bahwa kulit batang S. alba memainkan peranan
5

penting dalam mencegah formasi asam asetat yang dihasilkan dari oksidasi etanol. Sifat
preservatif pada mangrove S. alba disebabkan oleh keberadaan senyawa antioksidan dan
antibakteri. Selain itu, peneliti melaporkan bahwa S. alba secara tradisional digunakan
sebagai obat ringan dan antiseptik, kseleo dan pendarahan (Bandanarayake, 2002).

Penelitian antibakteri dari ekstrak mangrove S. alba telah banyak dilakukan. Akan
tetapi penelitian tentang antibakteri mangrove S. alba yang berasal dari Pesisir Kuala Bubon
Aceh Barat belum dilaporkan. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui potensi senyawa bioaktif daun mangrove S. alba sebagai antibakteri asal pesisir
Kuala Bubon Aceh Barat. Sonneratia alba banyak dimanfaatkan oleh masyarakat lokal
sebagai makanan seperti rujak, dan dibuat tepung yang nantinya akan digunakan sebagai
bahan baku untuk pembuatan produk olahan makanan lainnya. Uji aktivitas antibakteri
edible kompleks kitosan ekstrak Sonneratia alba dilakukan dengan metode difusi agar
terhadap bakteri pembentuk histamin.

Sonneratia alba adalah salah satu jenis pohon yang hidup di hutan
mangrove. Nama daerah dari S.albaantara lain pedada, pidada, api-api dan
kenong.Bakteri endofit dapat ditemukan dalam jaringan xilem,floem,daun, akar, buah,
dan batangmangrove.Penelitian ini bertujuan untuk isolasi dan identifikasi bakteri
endofit dari mangrove S.alba.

2.4 Uji Daya Hambat Terhadap Bakteri


Uji daya hambat antimikrobia diukur secara in vitro agar dapat ditentukan dari
kemampuan suatu zat antimikrobia (Darto , 2000). Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan
dengan metode difusi dan metode pengenceran. Disc diffusion test atau uji difusi disk
dilakukan dengan mengukur diameter zona bening (clear zone) yang merupakan petunjuk
adanya respon penghambatan pertumbuhan bakteri oleh suatu senyawa antibakteri dalam
ekstrak. Syarat jumlah bakteri untuk uji kepekaan/sensitivitas yaitu 105-108 CFU/mL
(Hermawan dkk., 2007).

Metode pengujian aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan menggunakan cara


difusi dan dilusi. Metode disk diffusion atau ayang disebut dengan tes Kirby dan Bauer,
distch plate technique, cup plate technique. Metode dilusi cair dan dilusi padat merupakan
bagain dari metode dilusi (Aziz, 2010). Terdifusinya senyawa antibakteri ke dalam media
6

padat dimana mikroba uji telah diinokulasikan dalam media padat merupakan prinsip kerja
dari metode difusi. Daerah bening yang terbentuk disekitar cakram menunjukan zona
hambat pada pertumbuhan bakteri (Balaouri et al, 2016).

Metode difusi merupakan salah satu metode yang sering digunakan. Metode difusi
dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu metode silinder, metode lubang/sumuran dan metode
cakram kertas. Metode lubang/sumuran yaitu membuat lubang pada agar padat yang telah
diinokulasi dengan bakteri. Jumlah dan letak lubang disesuaikan dengan tujuan penelitian,
kemudian lubang diinjeksikan dengan ekstrak yang akan diuji. Setelah dilakukan inkubasi,
pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat ada tidaknya daerah hambatan di sekeliling
lubang (Kusmayati dan Agustini, 2007).
7

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu Praktikum

Praktikum ini di laksanakan pada tanggal 23 November 2022, bertempatan di


Laboraturium Mikrobiologi Bioteknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan
Kelautan, Universitas Riau.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada praktikum Uji Daya Hambat Senyawa
Antimikroba Secara Difusi Paper Disk dan Difusi Sumuran yaitu:Peralatan gelas ( tabung
reaksi, cawan petri, gelas ukur, erlemnyer, beaker glass,api Bunsen, pipet stainless
steel),Alat-alat elektrik ( autoclave, incubator, mikropipet ),Alat-alat non gelas.

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum Uji Daya Hambat Senyawa
Antimikroba Secara Difusi Paper Disk dan Difusi Sumuran yaitu:Media cair,Media
agar,Kertas,Media NA( Bisa digantikan degan media NB+ Agar Batang ),Senyawa Anti
mikroba,NaCL,Stiker Label,Antibiotik amoksisilin.

3.3. Prosedur Kerja

1. Pertama siapkan alat yang telah disterilkan menggunakan autoclave selama 15 menit dan
siapkan juga bahannya.
2. Kemudian media NB+media agar, di masak menggunakan hotplate, setelah mendidih
langsung diangkat dan ditutup menggunakan kertas.
3. Setelah itu membuat 6 konsentrasi senyawa antibakteri diantaranya yaitu, (12,5%, 6,25%,
3,13%, 1,56%, 0%, dan kontrol +. Sebelum melakukan pembuatan ekstrak harus di steril
kering menggunakan api bunsen.Konsentrasi 12,5%, untuk pembuatan ekstrak dengan
berat 0,375 gr di campur aquades 3 ml kemudian di homogenkan,Konsentrasi 6,25%,
tuang ekstrak dari konsentrasi 12,5% sebanyak 1,5 ml kemudian
homogenkan,Konsentrasi 3,13%, tuang 1,6 ml dari konsentrasi 6,25% kemudian
dihomogenkan,Konsentrasi 1,56%, tuang 1,49 ml dari konsentrasi 3,13% kemudian
8

dihomogenkan,Konsentrasi 0%, tidak ada penambahan pada konsentrasi lain. Artinya


murni hanya aquades saja,Konsentrasi kontrol +, tidak di masukkan ekstrak tetapi
dimasukkan amoksilin dengan berat 250 gr yang dilarutkan dengan aquades 10 ml
kemudian dihomogenkan.
4. Pada media NB dilakukan suspensi bakteri yang mana mengambil bakterinya
menggunakan jarum ose kemudian di masukkan ke tabung reaksi yang sudah diisi dengan
larutan Nacl.
5. Kemudian ambil 1 ml suspensi bakteri dan dimasukkan ke dalam media NB dan di
homogenkan.
6. Tuang media NB ke dalam cawan petri yang sudah di beri label sesuai metode dan
konsentrasi, lalu diamkan hingga padat.
7. Pada metode sumuran, pipet stainles stell di steril kering kemudian lubangi sebanyak
konsentrasi yang sudah di tentukan pada cawan petri di pinggir. Setelah itu menggunakan
mikropipet untuk mengambil larutan ekstrak pada masing-masing konsentrasi untuk di
teteskan ke dalam lubang sumuran.
8. Pada metode cakram, kertas cakram di letakkan di atas permukaan media dan di posisikan
sesuai label konsentrasinya. Setelah itu menggunakan mikropipet untuk mengambil
larutan ekstrak pada masing-masing konsentrasi untuk di teteskan ke atas ketras cakram.
9

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Utuk hasil praktikun dapat di lihat di Tabel 1. Diameter zona hambat metode difusi
sumuran dan metode cakram

Konsentrasi Metode Difusi Sumuran Metode Cakram


0% 0 mm 0 mm

1,56% 14 mm-10 mm= 4 mm 13 mm-10 mm= 3 mm

3,13% 18 mm-10 mm= 8 mm 16 mm-10 mm= 6 mm

20 mm – 10 mm = 10 mm 18 mm – 10 mm = 8 mm
10

6,25%

12,5% 26 mm – 10 mm = 16 mm 22 mm – 10 mm = 12 mm

Control 40 mm – 10 mm = 30 mm 39 mm – 10 mm = 29 mm
Positif

4.2. Pembahasan
Sebelum melakukan praktikum uji daya hanbat menggunakan metode cakram dan
sumuran, peralatan di sterilisasi terlebih dahulu melalui autoclave selama 15 menit.
Untuk uji daya hambat dapat dilakukan dengan metode sumuran/lubang. Metode kertas
cakram dan metode silinder. Metode sumuran adalah dimana sumuran dibuat dengan
diameter tertentu pada media yang sudah ditambah mikroba uji. Pembuatan lubang
menggunakan pipet stainless steel, sesuai dengan jumlah konsentrasi yang telah
ditetapkan. Uji daya hambat antimikroba dapat di lakukan dengan metode difusi sumuran
dan difusi cakram. Pada pengamatan ini menggunakan konsentrasi yang berbeda yaitu,
konsentrasi 12,5%, 6,25%, 3,13%, 1,56%, 0% dan kontrol +. Mikroba yang digunakan
11

untuk uji daya hambat senyawa antimikroba adalah Staphylococcus Aureus. Uji daya
hambat mikroba dapat dilakukan dengan tahanpan pembuatan sispensi bakteri dengan
mengambil bakter menggunakan jarum ose kemudian suspensi bakteri dimasukkan ke
dalam media NB dan dihomogenkan kemudian tuang ke cawan petri sampai media padat.

Uji daya hambat ini dilakukan pembuatan larutan ekstrak dengan cara menimbang
ekstrak yang akan digunakan untuk uji daya hambat dan dilarutkan dengan aquades.
Setelah pembuatan media, dilakukan uji aktivitas antimikroba dengan cara menuangkan
bakteri yang telah dipipet kedalam cawan petri kemudian di masukkan medium NA dan
dihomogenkan agar bakteri yangtelah berada di cawan petri merata keseluruh bagian
cawan petri. Kemudian dimasukkan paper disk yang telah dilarutkan dalam larutan
ekstrak bahan alam agar dapat diketahui zona hambat yang tebentuk.

Pengujian daya hambat dilakukan dengan mengukur diameter zona hambat yang
dihasilkan pada media yang mengandung bakteri Staphylococcus Aureus setelah
dilakukan inkubasi selama 24 jam pada suhu 37 o C. Media yang sudah diinkubasi diukur
diameternya dengan menggunakan jangka sorong dalam satuan milimeter. Luas zona
hambat dihitung dengan rumus lalu dimasukan pada tabel hasil pengamatan. Pengamatan
dilakukan selama 24 jam masa inkubasi.Ada atau tidaknya zona hambat pada media
dikarenakan oleh kesalahan dalam proses pengujian aktivitasnyanya. Pada saat
memasukkan media kedalam cawan petri jumlahnya tidak sama sehingga terdapat
perbedaan pada tiap cawan petri yang digunakan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
12

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulan bahwa sebelum
melakukan pengamatan, alat dan bahan yang akan digunakan harus mengalami proses
sterilisasi terlebih dahulu agar terbebas dari mikroba yang tidak diinginkan. Metode sumuran
dan cakram memiliki nilai perhitungan diameter yang berbeda, dimana semakin tinggi
konsentrasinya maka semakin tinggi zona hambatnya. Begitu juga sebaliknya,metode
sumuran diperoleh aktivitas anti bakteri lebih besar daripada metode cakram ( paper disk ).
Dan pada konsentrasi 0% dan kontrol (+) tidak ada ditumbuhi oleh bakteri.

5.2 Saran
Untuk Praktikan Selanjutnya Agar Mengunakan Masker Ssaat Melaksanakan
Praktikum Agar Tida Terjadi Kontaminasi Kedalam Tubuh Melalui Hidung.
13

DAFTAR PUSTAKA

Angela, E., Kunaedi, A., & Suharyani, I. (2022). PENGARUH WAKTU FERMENTASI
MADU DENGAN BAWANG PUTIH TUNGGAL (Allium sativum L.)
TERHADAP DAYA HAMBAT BAKTERI Propionibacterium acnes:
INFLUENCE OF HONEY FERMENTATION TIME WITH SINGLE GARLIC
(Allium sativum L.) AGAINST THE INHIBITORY POWER OF BACTERIA
Propionibacterium acnes. Medical Sains: Jurnal Ilmiah Kefarmasian, 7(3), 407-
418.

Astari, S. M., Rialita, A., & Mahyarudin, M. (2021). Aktivitas Antibakteri Isolat Bakteri
Endofit Tanaman Kunyit (Curcuma longa L.) Terhadap Pertumbuhan
Staphylococcus aureus. Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 8(2), 9-16.

Hadijah, T. (2021). Uji Aktivitas Senyawa Dibutiltimah (IV) N-Benzilmetilditiokarbamat


Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Bakteri Staphylococcus aureus. Jurnal
Dunia Farmasi, 5(3), 166-175.

Kumara, I. N. C., Pradnyani, I. G. A. S., & Sidiarta, I. G. A. F. N. (2019). Uji efektivitas


ekstrak kunyit (Curcuma longa) terhadap daya hambat pertumbuhan bakteri
Streptococcus mutans. Intisari Sains Medis, 10(3).

Kusmarwati, A., & Indriati, N. (2008). Daya hambat ekstrak bahan aktif biji picung
(Pangium edule Reinw.) terhadap pertumbuhan bakteri penghasil histamin. Jurnal
Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, 3(1), 21-28.

Nuraeni, & Sulistijowati, R. S. (2021). Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri Sedian Edible
Komleks Kitosean-Ekstrak Buah Mangrove Sonneratia alba. Jambura Fish
Processing Journal, 3(2), 51-59.

Oroh, S. B., Kandou, F. E., Pelealu, J., & Pandiangan, D. (2015). Uji daya hambat ekstrak
metanol Selaginella delicatula dan Diplazium dilatatum terhadap bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Jurnal Ilmiah Sains, 15(1), 52-58.
14

Palupi, C., & Nugraha, P. S. A. (2021). UJI DAYA HAMBAT SEDIAAN CELUP DAUN
BUNGA KERTAS (Bougainvillea glabra Folium) TERHADAP BAKTERI
Escherichia coli. EDUPROXIMA: Jurnal Ilmiah Pendidikan IPA, 3(2), 104-110.

Pursetyo, K. T., Tjahjaningsih, W., & Andriyono, S. (2013). Analisis Potensi


sONNERATIA SP. Di Wilayah Pesisir Pntai Timur Surabaya Melalui Pendekatan
Ekolgoi Dan Sosial Ekonomi. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 5(2), 129-
137.

Safitri, D. (2021). Isolasi Senyawa Aktif Antijamur Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea
indica L.) terhadap Jamur Microsporum canis dengan Metode Difusi Cakram.

Safrida, Y. D., & Rahmah, R. (2021). UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL DAUN
BANDOTAN (Ageratum conyzoides L.) TERHADAP PERTUMBUHAN
BAKTERI Escherichia coli. Jurnal Sains dan Kesehatan Darussalam, 1(1), 7-7.

Sarmadi, S., Nizar, M., & Putri, E. (2021). Uji Resistensi In Vitro Salmonella Typhi Yang
Diisolasi Dari Penderita Demam Tifoid Terhadap Berbagai Antibiotik Dengan
Metode Difusi Cakram Kirby-Bauer. Jkpharm Jurnal Kesehatan Farmasi, 3(1), 25-
31.

Setiyaningtias, P. D., & Vifta, R. L. (2021). KAJIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI


TANAMAN PACAR KUKU (Lawsonia inermis L.) TERHADAP Pseudomonas
aeruginosa SECARA IN VITRO DENGAN METODE DIFUSI CAKRAM DAN
SUMURAN (Doctoral dissertation, Universitas Ngudi Waluyo).
15

LAMPIRAN
16

Lampiran 1. Alat dan Bahan

Bahan :

Nutrient Agar Batang Amoksilin Ekstrak Media NB


Broth

Alat :

Hot Place mortar Inkubator Erlenmeyer Cawan Petri

Mikrotip Mikropipet Timbangan Baekerglas Aluminium


Foil
17

bunsen Kertas Stainliss kapas


Cakram

pinset inkubator Gelas Ukur Jarum Ose


18

Lampiran 2. Prosedur Praktikum

1. Prtama mebungkus cawan petri dengan


kertas, menutup abung reaksi dengan
kapas bungkus alat menggunakan
akuminium foil

2. Kemudian membuat media Nutrient


Broth dan agar batang, setelah media
sudah selesai langsung di tutup dengan
kertas

3. Lalau menyusun alat, dan bahan ke


dalam tirisan autoclave dan di masukkan
ke dalam autoclave dengan suhu
121derajat celcius dan tetanan 1atm

4. Setelah diangkat dari autoclave


kemudian membuat larutan konsentrasi

5. Melakukan suspensi bakteri dengan


larutan Nacl kemudian memasukkan
bakteri yang telahdi suspensi ke dalam
media NB
19

6. Menuangkan media NB ke dalam cawan


petri dan melakukan sterilkering dengan
api bunsen

7. Membuat sumuran dan meletakkan


kertas cakram di atas permukaan media
NB, sebelum melakukan sumuran dan
meletakkan kertas cakram stainliss stel
dengan pinset harus di sterilkan
menggunakan api bunsen

8. Media sudah selesai dan siap untuk


diletakkan kedalam inkubator selama 24
jam

9. Setelah media diinkubasikan dilakukan


pengamatan pada media terhadap zona
hambat

10. Setelah melakukan pengamatan, media


NB di kubur supaya bakteri tidak
menyebar tak tau arah
20

11. Setelah itu alat dan bahan yang


digunakan di cuci bersih

Anda mungkin juga menyukai