DISUSUN OLEH:
FIGI AFANDI
2004124961
THP-A
RABU/SESI 2/ KELOMPOK 4
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
telah memberikan kesehatan, kemampuan, kemudahan serta memberikan inspirasi
penuh sehingga Saya dapat menyusun laporan setandarisasi tepat pada waktunya.
Shalawat beriring salam selalu tercurah untuk Nabi besar Muhammad SAW sebagai
inspirasi yang tidak habis sepanjang zaman yang telah memberikan contoh tauladan
yang baik bagi umatnya.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaaan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat Saya harapkan demi
kesempurnaan laporan akhir nantinya. Akhir kata, semoga laporan ini bermanfaat bagi
saya khususnya dan bagi pembaca umumnya. Aamiin.
Figi Afandi
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATAPENGANTAR................................................................................................
...................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................. IV
BAB I PENDAHULUAN
4.1 Hasil.......................................................................................................... 9
4.2 Pembahasan .............................................................................................. 10
5.2 Saran.......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 14
LAMPIRAN............................................................................................................... 15
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Diameter zona hambat metode difusi sumuran dan metode cakram............ 9
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Alat dan Bahan....................................................................................................... 16
2. Prosedur Praktikum................................................................................................ 18
1
BAB I
PENDAHULUAN
Praktikum ini bertujuan mengetahui potensi anti bakteri dari suatu senyawa
antimikroba secara difusi sumuran dan difusi cakram.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Antibakteri adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan mematikan
bakteri dangan cara mengganggu metabolisme bakteri. Antibakteri hanya dapat digunakan
jika mempunyai sifat toksik selektif, artinya dapat membunuh bakteri yang menyebabkan
penyakit tetapi tidak beracun bagi penderitanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas
zat antibakteri adalah pH, suhu stabilitas senyawa, jumlah bahan yang ada, lamanya inkubasi
di aktivitas metabolisme bakteri.
Staphylococcus aureus dan Bacillus cereus adalah bakteri patogen yang telah
dilaporkan menyebabkan gangguan kesehatan melalui konsumsi pangan. Kontaminasi kedua
bakteri ini di dalam bahan pangan telah dilaporkan menyebabkan kejadian luar biasa (KLB).
S. aureus merupakan bakteri Gram positif yang tidak membentuk spora, tidak tahan panas,
namun mampu beradaptasi dengan baik pada kondisi lingkungan yang buruk (Dewanti-
Hariyadi 2021). S. aureus dapat mengontaminasi bahan pangan selama penanganan dan
pengolahan terutama melalui aktivitas penjamah pangan karena merupakan sumber
penyebaran terutama di bagian kulit, rambut dan saluran pernapasan. S. aureus dapat
menyebabkan keracunan pangan melalui produksi enterotoksin yang dikenal dengan
Staphylococcal Enterotoxin (SE). Beberapa hasil studi menunjukkan bahwa keracunan S.
aureus paling sering berasal dari penjamah pangan. Higiene penjamah pangan yang kurang
bersih selama penanganan dan pengolahan pangan, diikuti dengan penyimpanan pangan di
kondisi (suhu dan waktu) yang tidak tepat memungkinkan bakteri ini bermultiplikasi dan
memproduksi toksin (Argud'ın et al., 2010).
Staphylococcus aureus itu bakteri berbentuk kokus dan bersifat gram positif,
tersebar luas dialam dan ada yang hidup sebagai flora normal pada manusia yang terdapat di
aksila, daerah inguinal dan perineal, dan lubang hidung bagian anterior. Sekitar 25-30 %
manusia membawa Staphylococus aureus didalam rongga hidung dan kulitnya (Soedarto,
2014). Salah satu uji biokimia yang digunakan untuk penentuan spesies bakteri adalah tes
koagulase. Tes koagulase digunakan untuk diferensiasi Staphylococcus aureus dari spesies
Staphylococcus lainnya. Bakteri Staphylococus aureus memberikan hasil positif dikarenakan
mampu mengubah faktor koagulase reaktif didalam serum (faktor VII). Faktor ini bereaksi
dengan enzim koagulase dan menghasilkan esterase dan aktivitas pembekuan dengan cara
pengaktifan protrombin menjadi thrombin, sehingga enzim koagulase dapat menggumpalkan
fibrinogen didalam plasma dan menyebabkan pembentukan bekuan fibrin untuk melindungi
diri terhadap fagositosis dan respon imun hospes ( Soedarto, 2014).
penting dalam mencegah formasi asam asetat yang dihasilkan dari oksidasi etanol. Sifat
preservatif pada mangrove S. alba disebabkan oleh keberadaan senyawa antioksidan dan
antibakteri. Selain itu, peneliti melaporkan bahwa S. alba secara tradisional digunakan
sebagai obat ringan dan antiseptik, kseleo dan pendarahan (Bandanarayake, 2002).
Penelitian antibakteri dari ekstrak mangrove S. alba telah banyak dilakukan. Akan
tetapi penelitian tentang antibakteri mangrove S. alba yang berasal dari Pesisir Kuala Bubon
Aceh Barat belum dilaporkan. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui potensi senyawa bioaktif daun mangrove S. alba sebagai antibakteri asal pesisir
Kuala Bubon Aceh Barat. Sonneratia alba banyak dimanfaatkan oleh masyarakat lokal
sebagai makanan seperti rujak, dan dibuat tepung yang nantinya akan digunakan sebagai
bahan baku untuk pembuatan produk olahan makanan lainnya. Uji aktivitas antibakteri
edible kompleks kitosan ekstrak Sonneratia alba dilakukan dengan metode difusi agar
terhadap bakteri pembentuk histamin.
Sonneratia alba adalah salah satu jenis pohon yang hidup di hutan
mangrove. Nama daerah dari S.albaantara lain pedada, pidada, api-api dan
kenong.Bakteri endofit dapat ditemukan dalam jaringan xilem,floem,daun, akar, buah,
dan batangmangrove.Penelitian ini bertujuan untuk isolasi dan identifikasi bakteri
endofit dari mangrove S.alba.
padat dimana mikroba uji telah diinokulasikan dalam media padat merupakan prinsip kerja
dari metode difusi. Daerah bening yang terbentuk disekitar cakram menunjukan zona
hambat pada pertumbuhan bakteri (Balaouri et al, 2016).
Metode difusi merupakan salah satu metode yang sering digunakan. Metode difusi
dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu metode silinder, metode lubang/sumuran dan metode
cakram kertas. Metode lubang/sumuran yaitu membuat lubang pada agar padat yang telah
diinokulasi dengan bakteri. Jumlah dan letak lubang disesuaikan dengan tujuan penelitian,
kemudian lubang diinjeksikan dengan ekstrak yang akan diuji. Setelah dilakukan inkubasi,
pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat ada tidaknya daerah hambatan di sekeliling
lubang (Kusmayati dan Agustini, 2007).
7
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum Uji Daya Hambat Senyawa
Antimikroba Secara Difusi Paper Disk dan Difusi Sumuran yaitu:Media cair,Media
agar,Kertas,Media NA( Bisa digantikan degan media NB+ Agar Batang ),Senyawa Anti
mikroba,NaCL,Stiker Label,Antibiotik amoksisilin.
1. Pertama siapkan alat yang telah disterilkan menggunakan autoclave selama 15 menit dan
siapkan juga bahannya.
2. Kemudian media NB+media agar, di masak menggunakan hotplate, setelah mendidih
langsung diangkat dan ditutup menggunakan kertas.
3. Setelah itu membuat 6 konsentrasi senyawa antibakteri diantaranya yaitu, (12,5%, 6,25%,
3,13%, 1,56%, 0%, dan kontrol +. Sebelum melakukan pembuatan ekstrak harus di steril
kering menggunakan api bunsen.Konsentrasi 12,5%, untuk pembuatan ekstrak dengan
berat 0,375 gr di campur aquades 3 ml kemudian di homogenkan,Konsentrasi 6,25%,
tuang ekstrak dari konsentrasi 12,5% sebanyak 1,5 ml kemudian
homogenkan,Konsentrasi 3,13%, tuang 1,6 ml dari konsentrasi 6,25% kemudian
dihomogenkan,Konsentrasi 1,56%, tuang 1,49 ml dari konsentrasi 3,13% kemudian
8
BAB IV
4.1 Hasil
Utuk hasil praktikun dapat di lihat di Tabel 1. Diameter zona hambat metode difusi
sumuran dan metode cakram
20 mm – 10 mm = 10 mm 18 mm – 10 mm = 8 mm
10
6,25%
12,5% 26 mm – 10 mm = 16 mm 22 mm – 10 mm = 12 mm
Control 40 mm – 10 mm = 30 mm 39 mm – 10 mm = 29 mm
Positif
4.2. Pembahasan
Sebelum melakukan praktikum uji daya hanbat menggunakan metode cakram dan
sumuran, peralatan di sterilisasi terlebih dahulu melalui autoclave selama 15 menit.
Untuk uji daya hambat dapat dilakukan dengan metode sumuran/lubang. Metode kertas
cakram dan metode silinder. Metode sumuran adalah dimana sumuran dibuat dengan
diameter tertentu pada media yang sudah ditambah mikroba uji. Pembuatan lubang
menggunakan pipet stainless steel, sesuai dengan jumlah konsentrasi yang telah
ditetapkan. Uji daya hambat antimikroba dapat di lakukan dengan metode difusi sumuran
dan difusi cakram. Pada pengamatan ini menggunakan konsentrasi yang berbeda yaitu,
konsentrasi 12,5%, 6,25%, 3,13%, 1,56%, 0% dan kontrol +. Mikroba yang digunakan
11
untuk uji daya hambat senyawa antimikroba adalah Staphylococcus Aureus. Uji daya
hambat mikroba dapat dilakukan dengan tahanpan pembuatan sispensi bakteri dengan
mengambil bakter menggunakan jarum ose kemudian suspensi bakteri dimasukkan ke
dalam media NB dan dihomogenkan kemudian tuang ke cawan petri sampai media padat.
Uji daya hambat ini dilakukan pembuatan larutan ekstrak dengan cara menimbang
ekstrak yang akan digunakan untuk uji daya hambat dan dilarutkan dengan aquades.
Setelah pembuatan media, dilakukan uji aktivitas antimikroba dengan cara menuangkan
bakteri yang telah dipipet kedalam cawan petri kemudian di masukkan medium NA dan
dihomogenkan agar bakteri yangtelah berada di cawan petri merata keseluruh bagian
cawan petri. Kemudian dimasukkan paper disk yang telah dilarutkan dalam larutan
ekstrak bahan alam agar dapat diketahui zona hambat yang tebentuk.
Pengujian daya hambat dilakukan dengan mengukur diameter zona hambat yang
dihasilkan pada media yang mengandung bakteri Staphylococcus Aureus setelah
dilakukan inkubasi selama 24 jam pada suhu 37 o C. Media yang sudah diinkubasi diukur
diameternya dengan menggunakan jangka sorong dalam satuan milimeter. Luas zona
hambat dihitung dengan rumus lalu dimasukan pada tabel hasil pengamatan. Pengamatan
dilakukan selama 24 jam masa inkubasi.Ada atau tidaknya zona hambat pada media
dikarenakan oleh kesalahan dalam proses pengujian aktivitasnyanya. Pada saat
memasukkan media kedalam cawan petri jumlahnya tidak sama sehingga terdapat
perbedaan pada tiap cawan petri yang digunakan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
12
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulan bahwa sebelum
melakukan pengamatan, alat dan bahan yang akan digunakan harus mengalami proses
sterilisasi terlebih dahulu agar terbebas dari mikroba yang tidak diinginkan. Metode sumuran
dan cakram memiliki nilai perhitungan diameter yang berbeda, dimana semakin tinggi
konsentrasinya maka semakin tinggi zona hambatnya. Begitu juga sebaliknya,metode
sumuran diperoleh aktivitas anti bakteri lebih besar daripada metode cakram ( paper disk ).
Dan pada konsentrasi 0% dan kontrol (+) tidak ada ditumbuhi oleh bakteri.
5.2 Saran
Untuk Praktikan Selanjutnya Agar Mengunakan Masker Ssaat Melaksanakan
Praktikum Agar Tida Terjadi Kontaminasi Kedalam Tubuh Melalui Hidung.
13
DAFTAR PUSTAKA
Angela, E., Kunaedi, A., & Suharyani, I. (2022). PENGARUH WAKTU FERMENTASI
MADU DENGAN BAWANG PUTIH TUNGGAL (Allium sativum L.)
TERHADAP DAYA HAMBAT BAKTERI Propionibacterium acnes:
INFLUENCE OF HONEY FERMENTATION TIME WITH SINGLE GARLIC
(Allium sativum L.) AGAINST THE INHIBITORY POWER OF BACTERIA
Propionibacterium acnes. Medical Sains: Jurnal Ilmiah Kefarmasian, 7(3), 407-
418.
Astari, S. M., Rialita, A., & Mahyarudin, M. (2021). Aktivitas Antibakteri Isolat Bakteri
Endofit Tanaman Kunyit (Curcuma longa L.) Terhadap Pertumbuhan
Staphylococcus aureus. Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 8(2), 9-16.
Kusmarwati, A., & Indriati, N. (2008). Daya hambat ekstrak bahan aktif biji picung
(Pangium edule Reinw.) terhadap pertumbuhan bakteri penghasil histamin. Jurnal
Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, 3(1), 21-28.
Nuraeni, & Sulistijowati, R. S. (2021). Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri Sedian Edible
Komleks Kitosean-Ekstrak Buah Mangrove Sonneratia alba. Jambura Fish
Processing Journal, 3(2), 51-59.
Oroh, S. B., Kandou, F. E., Pelealu, J., & Pandiangan, D. (2015). Uji daya hambat ekstrak
metanol Selaginella delicatula dan Diplazium dilatatum terhadap bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Jurnal Ilmiah Sains, 15(1), 52-58.
14
Palupi, C., & Nugraha, P. S. A. (2021). UJI DAYA HAMBAT SEDIAAN CELUP DAUN
BUNGA KERTAS (Bougainvillea glabra Folium) TERHADAP BAKTERI
Escherichia coli. EDUPROXIMA: Jurnal Ilmiah Pendidikan IPA, 3(2), 104-110.
Safitri, D. (2021). Isolasi Senyawa Aktif Antijamur Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea
indica L.) terhadap Jamur Microsporum canis dengan Metode Difusi Cakram.
Safrida, Y. D., & Rahmah, R. (2021). UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL DAUN
BANDOTAN (Ageratum conyzoides L.) TERHADAP PERTUMBUHAN
BAKTERI Escherichia coli. Jurnal Sains dan Kesehatan Darussalam, 1(1), 7-7.
Sarmadi, S., Nizar, M., & Putri, E. (2021). Uji Resistensi In Vitro Salmonella Typhi Yang
Diisolasi Dari Penderita Demam Tifoid Terhadap Berbagai Antibiotik Dengan
Metode Difusi Cakram Kirby-Bauer. Jkpharm Jurnal Kesehatan Farmasi, 3(1), 25-
31.
LAMPIRAN
16
Bahan :
Alat :