Anda di halaman 1dari 17
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN, NOMOR : KM. 89 TAHUN 2002 TENTANG MEKANISME PENETAPAN TARIF DAN FORMULA PERHITUNGAN BIAYA POKOK ANGKUTAN PENUMPANG DENGAN MOBIL BUS UMUM. Menimbang Mengingat 3 ANTAR KOTA KELAS EKONOMI MENTERI PERHUBUNGAN, bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan, telah diatur ketentuan mengenai tarif angkutan penumpang Kelas ekonomi; bahwa dalam rangka menuju era globalisasi, tarip didasarkan pada mekanisme pasar, perlu dilakukan pentahapan melalui penetapan tarif batas atas dan batas bawah ; bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a dan b, perlu diatur mekanisme penetapan dan formula perhitungan tari angkutan penumpang dengan mobil bus umum antar kota kelas ekonomi, dengan Keputusan Menteri Perhubungan, Undang - Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 49 Tambahan Lembaran Negara. Nomor 3480); Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3527); Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen. Keputusan Menteri Peshubungan Nomor KM 44 Tahun 1990 tentang, Kebijaksanaan Tarip Angkutan Penumpang dan Baran scbagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan | Menteri Perhubungan Nomor KM 8 Tahun 1995 ; Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 38 Tahun 1999 tentang, Penetapan Tarif Angkutan Penumpang Dengan Mobil Bus Umum. kelas Ekonomi ; Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 84 Tahun 1999 tentang, Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan Dengan Kendaraan Umum Menetapkan 7. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 24 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perhubungan scbagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Perhubungan ‘Nomor KM 45 Tahun 2001. MEMUTUSKAN KEPUTUSAN — MENTERI — PERHUBUNGAN _ TENTANG MEKANISME PENETAPAN DAN FORMULA PERHITUNGAN TARIF ANGKUTAN PENUMPANG DENGAN MOBIL BUS UMUM ANTAR KOTA KELAS EKONOMI BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan 1, Tarif Angkutan Penumpang Kelas Ekonomi adalah harga jasa pada suatu trayek tertentu atas pelayanan angkutan penumpang kelas ekonomi. Tarif Dasar adalah besaran tarif yang dinyatakan dalam nilai rupiah per penumpang kilometer. 3. Tarif dasar batas atas adalah tarif dasar maksimum yang digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tarip jarak maksimum 4. Tarif dasar batas bawah adalah tarif dasar minimum yang digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tarip jarak minimum ; ‘Tarif Jarak adalah besaran tarif per trayek per satu kali jalan, untuk sctiap penumpang yang merupakan hasil perkalian antara Tarif Dasar dengan Jarak. 6. Tarif jarak batas atas adalah besaran tarif maksimum untuk setiap trayek 7. Tarif jarak batas bawah adalah besaran tarif minimum untuk setiap trayek 8, Tarif berlaku adalah besaran tarif jarak pada setiap trayek yang ditetapkan oleh masing-masing perusahaan angkutan penumpang umum, yang nilai nominalnya diantara atau sama dengan tarif batas atas dan tarif batas bawah, 9. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan Darat. 10. Kepala Dinas Propinsi adalah Kepala Dinas dilingkungan Propinsi yang bertanggung jawab dibidang perhubungan. Pasal 2 Tarif angkutan penumpang umum yang berlaku untuk pelayanan bus antar kota kelas ekonomi menggunakan tarif diantara atau sama dengan tarif jarak batas atas dan tarit jarak batas bawah. Pasal 3 (1). Besaran tarif dasar batas atas untuk angkutan penumpang dengan mobil bus umum antar kota adalah 20 % di atas biaya pokok. (2) Besaran tarif dasar batas bawah untuk angkutan_ penumpang dengan mobil bus umum antar kota adalah 20% di bawah biaya pokok, Pasal 4 (1) Biaya pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan angkutan untuk penyediaan jasa ‘angkutan yang dihitung berdasarkan biaya penuh (Full cost). (2) Biaya pokok sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikelompokkan a. biaya langsung; b. biaya tidak langsung (3) Rincian biaya pokok scbagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) tercantum dalam Lampiran 1 Keputusan ini Pasal 5 (1) Tarif angkutan penumpang umum antar kota kelas ekonomi dengan ‘menggunakan tarif diantara atau sama dengan tarif batas atas dan tarif batas bawah, diberlakukan dengan ketentuan bahwa pada setiap trayck tidak terjadi monopoli atau Kartel. (2) Suatu trayek dinyatakan terjadi monopoli apabila trayek dilayani oleh satu perusahaan; atau trayek dilayani oleh beberapa perusahaan namun terdapat satu perusahaan yang mengoperasikan lebih dari 50 % kendaraan dalam trayek yang bersangkutan, (3) Suatu trayek dinyatakan terjadi Kartel apabila perusahaan-perusahaan yang melayani trayek yang sama bergabung darvatau bersepakat untuk menetapkan satu tarif yang sama pada trayek tersebut sehingga tidak terjadi persaingan usaha yang sehat. BAB IL MEKANISME PENETAPAN Pasal 6 (1) Besaran biaya pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 untuk angkutan penumpang umum Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) diusulkan oleh Direktur Jenderal kepada Menteri sebagai pertimbangan untuk penetapan tarif dasar batas atas dan tarif dasar batas bawah. (2) Usulan besaran biaya pokok sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan oleh Dircktur Jenderal setelah terlebih_ dahulu ‘mendapatkan masukan dari asosiasi perusahaan angkutan dengan mobil bus umum: beberapa perusahaan angkutan umum; pengguna jasa angkutan umum; pakar transportasi Perguruan Tinggi; organisasi_kemasyarakatan di bidang transportasi. (3) Besaran biaya pokok sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan oleh Direktur Jenderal secara tertulis dengan ‘melampirkan a. perhitungan biaya pokok; , _justifikasi perhitungan biaya pokok. (4) Menteri menetapkan besaran tarif dasar batas atas dan tarif dasar batas bawah dengan mempertimbangkan kemampuan daya beli masyarakat dan kelangsungan usaha angkutan. Pasal 7 (2) Besaran biaya pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 untuk angkutan penumpang umum antar kota dalam Propinsi (AKDP) diusulkan oleh Kepala Dinas kepada Gubernur sebagai dasar untuk penetapan tarif dasar batas atas dan tarif dasar batas bawah. (2) Usulan besaran biaya pokok sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan olch Kepala Dinas sctclah terlebih dahulu mendapatkan masukan dari asosiasi perusahaan angkutan dengan mobil bus umum; beberapa perusahaan angkutan umum; pengguna jasa angkutan umum: pakar transportasi Perguruan Tinggi ; organisasi_kemasyarakatan di bidang transportasi.. peere (3) Besaran_biaya pokok sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan oleh Kepala Dinas secara_tertulis_ dengan melampirkan : a. pethitungan biaya pokok; b. justifikasi penyesuaian biaya pokok. (4) Gubemur menetapkan besaran tarif dasar batas atas dan tarif dasar batas bawah dengan mempertimbangkan kemampuan daya_beli masyarakat dan kelangsungan usaha angkutan, Pasal 8 (1) Berdasarkan tarif dasar batas atas dan tarif dasar batas bawah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) Direktur Jenderal ‘menetapkan tarif jarak batas atas dan tarif jarak batas bawah untuk angkutan penumpang umum Antar Kota Antar Propinsi (AKAP), (2) Berdasarkan tarif dasar batas atas dan tarif dasar batas. bawah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) Gubernur ‘menetapkan tarif jarak batas atas dan tarif jarak batas bawah untuk angkutan penumpang umum Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP). Pasal 9 () Untuk menjamin kelangsungan usaha angkutan penumpang umum antar kota kelas ekonomi maka besaran biaya pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, perlu dilakukan evaluasi secara berkala setiap 6 (enam) bulan, (2) Apabila terjadi perubahan yang sangat berpengaruh terhadap elangsungan usaha angkutan yang mengakibatkan —perubahan biaya pokok lebih dari 20 % dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan berturut-turut, maka evalusi dapat dilakukan sebelum periode 6 (enam) bulan, (3) _Proses evaluasi biaya pokok sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilakukan melalui proses scbagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7. Pasal 10 Direktur Jenderal dan Gubernur melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai besaran tarif dasar batas atas dan tarif dasar batas bawah yang telah ditetapkan Menteri atau Gubernur melalui media cetak dan/atau media elektronik paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum.tarif diberlakukan. Pasal 11 (1) Perusahaan angkutan penumpang umum wajib menetapkan besaran tarif berlaku dan melaporkan kepada Direktur Jenderal untuk trayck Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) atau Gubernur untuk trayek Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) serta kepada Bupati/Walikota sesuai domisili perusabaan (2) Tarif berlaku sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak boleh lebih tinggi dari tarif jarak batas atas atau lebih rendah dari tarif Jjarak batas bawah yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal untuk trayek Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) atau Gubernur untuk trayek Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP). (3) Tarif berlaku sebagaimana dimaksud ayat (1), wajib diumumkan oleh perusahaan angkutan penumpang umum kepada pengguna jasa melalui a, loket penjualan tiket di terminal/pool/agen; b. pengumuman di dalam bus; dan ._ tertulis pada tiket dalam bentuk cetakan atau stempel. BAB IIL FORMULA PERHITUNGAN BIAYA POKOK Pasal 12 (2) Perhitungan biaya pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 didasarkan pada prinsip sebagai berikut a. biaya per unit adalah biaya per penumpang kilometer yang diperoleh dari biaya total operasi bus umum dibagi total produksi dengan faktor muat sebesar 70%; b. — biaya total operasi dihitung berdasarkan biaya penuh (full cost): ©. data standar operasional dan biaya yang digunakan dalam pethitungan biaya pokok memperhatikan tingkat akurasi kewajaran dan efisiensi_—biaya—serta_— dapat dipertanggungjawabkan. (2) Metode perhitungan biaya pokok sebagaimana tersebut pada ayat (1) butir a tercantum pada Lampiran I Keputusan ini. BABIV PENGAWASAN DAN SANKSI Pasal 13, (2) Direktur Jenderal dan/atau Gubernur mengawasipelaksanaan Keputusan ini: (2) Direktur Jenderal menetapkan lebih lanjut mengenai mekanisme pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan ini, Pasal 14 (1) Pengusaha yang memberlakukan tarif angkutan penumpang_antar Kota kelas ekonomi melampaui tarif jarak batas atas dan tarif jarak batas bawah yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal atau Gubernur cenakan sanksi administratif (2) Sanksi administratif dapat berupa pencabutan izin trayek pembekuan izin trayek, penundaan perluasan izin trayek dan peringatan. (3) Ketentuan lebih lanjut tentang sanksi administratif kepada perusahaan angkutan penumpang umum Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) diatur dengan keputusan Direktur Jenderal (4) Pengenaan sanksi administratif kepada perusahaan —angkutan penumpang umum Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) diatur dengan keputusan Gubernur dengan tetap berpedoman pada kketentuan yang berlaku, BABV KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 15 (2) Dengan ditetapkannya Keputusan ini apabila pada suata trayek terdapat monopoli pelayanan atau Kartel maka masyarakat dapat melaporkan adanya monopoli atau Kartel kepada lembaga yang berwenang dengan tembusan kepada instansi pemberi izin (2) Instansi_pemberi izin melakukan upaya untuk manghapuskan monopoli pelayanan pada suatu trayck dengan penambahan atau pengurangan jumlah kendaraan yang disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan pada trayek yang bersangkutan, BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan Ditetapkan Jakarta PadaTanggal 22 Nopember 2002 MENTERI PERHUBUNGAN td AGUM GUMELAR, M.Sc. SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 1 2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; 3. Menteri Dalam Negeri; 4. Menteri Keuangan: 5. Menteri Negara BUMN; 6. Sekretaris Negara; 7. Kepala Kepolisian Republik Indonesia; 8. Para Gubernur di scluruh Indonesia: 9. Para Bupati/Walikota di seluruh Indonesia: 10. Komisi Pengawas Persaingan Usaha; 1 Sckretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, Direktur Jenderal Perhubungan Darat dan Kepala Badan Lithang Departemen Perhubungan: 12, Para Kepala Biro di lingkungan Sekretariat Jenderal Departemen Perhubungan; 13, DPP ORGANDA; 14, Direksi PT. Jasa Raharja (Persero), LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR, : KM. 89 TAHUN 2002 TANGGAL —: 22 NOPEMBER 2002 KOMPONEN BIAYA JASA ANGKUTAN BUS ANTAR KOTA KELAS EKONOMI 1. BIAYA LANGSUNG BIAYA PENYUSUTAN oF BIAYA BUNGA MODAL BIAYA AWAK BUS BIAYA BBM BIAYA BAN BIAYA PEMELIHARAAN KENDARAAN BIAYA TERMINAL BIAYA PKB (STNK) BIAYA KEUR BUS Hea me ao j. BIAYA ASURANSI 2. BIAYA TIDAK LANGSUNG a. BIAYA PEGAWAI KANTOR b. BIAYA PENGELOLAAN MENTERI PERHUBUNGAN tea AGUM GUMELAR, M.Sc. ie Tenpun per sit Fu Tonpuh per hari Nari operasi per Bulan bars cpersas per fahoa n-tenpun per Bulan en-tempun per tahun Seat ta per eaten (PSE) ya por Seat foe ‘Bays langsong = Blaya penyusucan 4) targa Kendarean (8) 2) Maes sueut (42) 3) wulai reside (om) 1b Biays bunge modal 4) tingkat bunga per tahun (2) 18 § 2) marge Due per Bush (aibiayat dart pinjanan 754) 3) Rumue perhtungan 2 por x8 4) Bunge modai/eear-ta. © Biays awak Kendarsan/iue 2) Supic ) Kokdekeur gumlan 2) a4 dan Tongangan 8) 6431/0pam per botan (G) Supir per orang (@) Kondektur per orang (2) Gani per tamu Single Decker ‘Bos Ancar Kota Kelae Beonon pap mune sis Z20ae29 (29-(0, 2+29))/ (24*30)) person 32940,75 (oven) /2) # ((38937))/ (20m) 504849) (54248) + (55%49) ) 22 10 Frey a3 ae jas. >) Wang Dinas Jatan (FRO) per Bulan (Q) Soptr per orang (2) Hondektar per orang (@) 0 per tahun (2) vanatan oinae = barge par sted = per tahun co aso ~ per orang per bulan 3) Biaya Avak bus per tahun 4) Biaya avak bus per seat-km ‘Remus Baya Awak por tabon wae (ater) OM per har 3) Harge SEM per iter 4) Binys BBM per bos per hari 5) Biaya SEM per seatbe lays Ban 2) engguagaen Ben por bus 2) Daya taba ban (em) 3) mauge ban per bush 4) Blays ban por bor (BEB) 5) lays ban por soat—im aya thn ban X Kap angive ‘biaya Penetsnaraan/Reparasi Renduaraen 3) Service Kecil 2) bilakskan setiap >) Baya bahan (2) elie mosin ~ harga per liter (@) otis garam =50000425 rupian 2525000 eupich =((59*48) + (6049) ) #22 (6742, a*12) ropiah 772) 50 =50m(56+61+68+73477) 9/26 rnp iter liter (9/9 a2) Aster oseaa0 sar3en4 aa 317 nae a9 220 21 322 23 324 225 26 327 28 329 330 31 232 233 34 35. 36 37 38 239 40 laa saa a3. aa as. nas 47 aaa a9 250 sa 52 53 354 255 356 357 ase 359 260 6a 62 63 a6 6s 66 67 68 69 270 am 72 (9) 014 Peanemies = targa per Liver (4) com ©) Upah kerja service 3) Binye service fe). Biaye service per seat-ke 2) servis besar #) Dilakukan setiap b) Bisys bahan (Q) tse meete (@) otie Gerdan = Maga por Liter (9) tse tranamtes 4) Gonok = warga por Liter (5) sanyo Rex (6 Fitter otis = targa per bush (0) Better Udare (@) Btenen 1ssaays = Mage = total fe) Binys servis per seat-bn alk servis 1 por sekali servi optan sues saaiei22 sanisai6+1i9a23 =(@26/ (107921) liter 218 suagena ‘ aster f22 1674248 sasieisz roptan 71558156 fasor1e0 =163*166 sasTezaasasines. saS3157+161+265, =(168/(133"11)) 374 375 a76 a1 278 279 280 61 82 383 nea es. nee 387 nes neo 290 192 92 393 94 95, 296 297 98 199 !200 f2oa lao 203. L208 205, aoe 207 lao l209 laa0 aaa faa faa. aaa fas. laa lear fase. laa9 l220 la2a 222 L223 la24 L225. 226 L227 L228. L229 [230 5) overnout mesin #) ilakuxan seciap 1) Biaye overhoul (St x barge hasta) 4) ovarnsut Boay 5) bilaksean seetep Db) lays overnout (9% x har ©) Blaya seat-hm bus) 5) Penambahar olfe mosis 8) Penambahan per bari by hangs olie per Liter ©) iays tanbahan olde per hari 46) lays per seatoion 6) Blaya cuei bus 2) Biaya per bast b) Biaya per set-in 1) wonggantsan SC (20 x harga chaste) 8) Penelinaraan Body (0,5¢ dari harga karo ©) enelinarsan & Repair por seat-tn 1) 678 per hari por bus 2) SPE per seat bh. Biaye BRB (6mm 1) PHD por tanun per bue (0,5 dari harga bus) 1). our per tahun per bus 2) Biaya por sekali kour 5) lays Keur per tahun per bos 4) Baya Keur per seat-be 2) Brent per bus per tahun 2) Rinys anuraned per s0nt-im Biaya Tidak Langsung fa. Blaya Pegaval Kantor 4) dumunan Pegamsi (a) Dazekes (@) Bagian nam & Keuangan {e) magian Operas, (q) Bagsan soknik suntan 0, 05¢chaaie =176/ (175921) 0, 08*harga bus-320000 81/ (180°11) =0, 02¢harga Chasis 94/24 sharga Karoseri*0, 005 197/24 9417141774282 28es1924195, : ropa 2203/22 =2940, 005 9207/24 als Zann? 3213/24 =(0,025*29) (217/28) orang =50m(224:227) aT cai aan Ranjengen 232 (a) 433/upah 233 (Q) Ratarraca por orang per bulen roptan L234 (@) 03% pez tahun 2330120229 236 () Gang Dinas Jalan 237 (@) Rata-rata por orang per bulan : ropiah 238 (@) 0 por canon 22379229812 240. (e) tungangan Soetar eax (G) Sess Froauket (0 x Total caj8) laa (2) Pengebecan laa “per orang per balan =61 aaa > per tanon as, (@) vakaian Dinas = leas = per orang per tanon socal 247 = harge per ste = laa. = biaya par orang per tahun 22982464247 L250 ase asa ~ per orang por bulan pian 252 = por tanon 2290120252 asa 5) Blaya pegevat pertamun =23442304244426142484252 ass. Baye pegawas per~pnp 254/292 fase - Blaya Pongelotaan, 259 4) Penyusutan Bangunan Rantor f260 (a) wilai ropiah 262 (@) Penyueutan per Eanun rupian L263 2) onyasutan Bangunan Fool & Bangkel ase (a) wast episn 6s. (@) Penyumutan per Eahun pian L267 3) enyusutan Poralatan Kantor 268 (a) mies srupian zss (@) Penyueutan per eanun. rupian lara 4) Ponyssutan Foralatan Pool £ Bangkel lara (a) waist opin 275. (b) Penyusutan per tahun opiah 274 5) Penoliharaan Raster, Bengkel dan Poralatannya ropiah 275 6) Biaya Aas. Kantor per tanun pian L276 2) lays Listeik, Air ¢ Telpon per abun crupian L277 6) Biaya perjaianan Dinas per tanun upian 278 9) ajak Sunt dan angunan pian L279 320) Biays zim uzane epish faex 11) Biaya Tein Teaver ropiah lae2 32) Biays upich lass 33) otal 261426512691273. laee ++5um(274:282)-278 as - Blaya Tidak Langoung per tamu 2544283 laee ce ‘aes a) $00 bos l2s0. 2) $0 (90% gars 500) 20,9287 292 fe Produkai sent-Am per tahun bes 60 249290 aoe £. Biaya Tidak Langaung per seat-be 286/292 [296 |, mexaerroiasr BIAvA PER SEAT-XO (LFH1008) 298 1. Biays tangeung L299 a. Blays Ponyueutan =33 300 >. Baya Bunge Modal 46 302 fe. Baya Avak Bus 381 02 4. Biaya anM 92 303 ; Biaya Bon 202 08 £. Blaya Popelinaraan Kendaraen =200 0s, g. Biays Terminal 204 0s. Bo Blays PRB (57m) 2208 307 T. Blaya Keur Bus =214 08 3+ Blaya Asuranst =219 309 aamlan =50m(299:308) fsa 2, Blaya Tidak Langoung 294 Ere} 3. total Stays (pada load factor 1098) 3074308 a5. 4. Biays pada load factor 70¢ adalan 13/0, 7 1. Ha-tampun per bolas =a617) 16 adalah no pada Aolom Riri no 16 = Tenpuh per hart 37 fdatah oo pada kelom Kiri no 17 = ari operaei per bulan o-tonpoh per bolan = Me Tempah per hari x wari Operaci por bolan Por soat-km = =((29-(0,2#29) )/(24#30)) 24 adatan no pada Kolom Kirk no 24 = Seat We per tahun (PST) 25 adalah no pada Kolom Kiri no 29 = Rarga Rendaraan (8K) 30. sdaiah no pada kolom Eiri no 30 ‘eat in per tahun x Mase Susut Keverangan + Pertaiion (#) ‘sow(21:25) = Ponjunlahan dari baris 21 canpai basis 25 MENTERI PERHUBUNGAN ttd AGUM GUMELAR, MSe.

Anda mungkin juga menyukai