Anda di halaman 1dari 24

Mengenal

Undang – undang nomor 7 tahun 2017

Di dalam paket buku saku ini, kita akan mengetahui tentang :

1. Tujuan Pengaturan Penyelenggaraan Pemilihan Umum


2. Jaminan Disabilitas
3. Penyelenggara
a. Usia dan Pendidikan Penyelenggara
b. Provinsi dengan Jumlah 7 (Tujuh) Orang
4. Jangka Waktu
5. Presiden dan Wakil Presiden
6. DPD
a. Daerah Pemilihan
b. Jumlah Kursi
c. Dukungan
7. DPR/D
a. Prinsip Pengaturan Daerah Pemlih
b. Jumlah Kursi
c. DPR RI
d. DPRD Provinsi
e. DPRD Kab/Kota
8. Kampanye
a. Definisi :
b. Metode Kampanye
9. Dana Kampanye
a. Batasan Dana Kampanye
b. Pihak yang Dilarang Menyumbang Dana Kampanye
10. Pemungutan, Penghitungan dan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara
a. Umum
b. Pemungutan Suara Ulang
c. Penghitungan Ulang
d. Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Ulang
11. Partisipasi Masyarakat
12. Pemantau
a. Syarat Pemantau
b. Hak Pemantau
c. Kewajiban Pemantau
d. Larangan Pemantau
13. Peran Serta Pemerintah
14. Pelanggaran, Sengketa, PHP, dan Penanganan Pidana
a. Pelanggaran
b. Sengketa
c. PHP
d. Tindak Pidana
15. Ketentuan Pidana
1. Tujuan Pengaturan Penyelenggaraan Pemilihan Umum

Pasal 4 mengatur 5 (Lima) tujuan daripada pengaturan penyelenggaraan pemilihan umum. Kelima
tujuan tersebut adalah :
a. Memperkuat system ketata negaraan yang demokratis
b. Mewujudkan Pemilu yang adil dan berintegritas
c. Menjamin konsistensi pengaturan system pemilu
d. Memberikan kepastian hokum dan mencegah duplikasi pengaturan
e. Mewujudkan pemilu yang efektif dan efisien

2. Jaminan Disabilitas

Pasal 5 Undang – undang nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum memberikan jaminan
disabilitas, dengan menyatakan “Penyandang disabilitas yang memenuhi syarat mempunyai
kesempatan yang sama sebagai Pemilih, sebagai calon anggota DPR, sebagai calon anggota DPD,
sebagai calon Presiden/Wakil Presiden, sebagai calon anggota DPRD, dan sebagai Penyelenggara
Pemilu”

3. Penyelenggara
a. Usia dan Pendidikan Penyelenggara

KPU Bawaslu
Usia Pendidikan Usia Pendidikan
RI 40 S1 40 S1
Provinsi 35 S1 35 S1
Kab/Kota 30 SLTA 30 SLTA
Kecamatan 17 SLTA 25 SLTA
Kelurahan 17 SLTA 25 SLTA
TPS 17 SLTA 25 SLTA
b. Provinsi dengan Jumlah 7 (Tujuh) Orang

(1) Sumatera Utara (4) Jawa Barat (7) Banten


(2) Lampung (5) Jawa Tengah (8) Sulawesi Selatan
(3) DKI Jakarta (6) Jawa Timur (9) Papua

4. Jangka Waktu

Tahapan Waktu Ket


1 Penyelenggaraan 20 Bulan Sebelum Pemungutan Suara
2 DP4 ke KPU 14 Bulan
3 Pendaftaran Parpol 18 Bulan
4 Penetapan Parpol 14 Bulan
5 Pendaftaran DPD 19 Bulan
6 Pendaftaran DPR/D 9 Bulan
7 Pendaftaran Pres dan Wapres 8 Bulan
8 KPU Kab/Kota tetapkan hasil Pemilu Kab/Kota 20 Hari Setelah Pemungutan Suara
9 KPU Prov tetapkan hasil Pemilu Prov 25 Hari
10 KPU RI tetapkan hasil Pemilu Nasional 35 Hari

5. Presiden dan Wakil Presiden

Pasal 222 menyatakan bahwa :


Pasangan Calon diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang
memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20% (Dua Puluh Persen) jumlah kursi DPR
atau memperoleh 25% (Dua Puluh Lima Persen)dari suara sah secara nasional pada Pemilu
anggota DPR sebelumnya

6. DPD

a. Daerah Pemilihan

Pasal 197 Undang – undang nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum mengatur bahwa
daerah pemilihan untuk anggota DPD adalah provinsi

b. Jumlah Kursi

Pasal 196 mengatur bahwa jumlah kursi anggota DPD untuk setiap provinsi ditetapkan 4
(Empat)

c. Dukungan

DPT Daerah Pemilih DPT Daerah Pemilih


1 < 1 Juta DPT 1.000 Pemilih 4 10 – 15 Juta DPT 4.000 Pemilih
2 1 – 5 Juta DPT 2.000 Pemilih 5 > 15 Juta DPT 5.000 Pemilih
3 5 – 10 Juta DPT 3.000 Pemilih
7. DPR/D

a. Pasal 185 Undang – undang nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum mengatur bahwa
ada 7 (Tujuh) Prinsip Pengaturan Daerah Pemlih, yaitu :

Prinsip Keterangan
1 Kesetaran Nilai Suara Upaya untuk meningkatkan nilai suara (harga kursi)
yang setara antara satu daerah pemilihan dan daerah
pemilihan lainnya dengan prinsip satu orang - satu
suara - satu nilai
2 Ketaatan pada Sistem Pemilu Jumlah kursi yang besar agar presentase jumlah kursi
yang Proporsional yang diperoleh setiap partai politik setara mungkin
dengan persentase suara sah yang diperoleh
3 Proporsionalitas Kesetaraan alokasi dengan memperhatikan kursi antar
daerah pemilihan agar tetap terjaga perimbangan
alokasi kursi setiap daerah pemilihan
4 Integralitas Wilayah Beberapa provinsi, Kab/Kota atau kecamatan yang
disusun menjadi satu dapil untuk daerah perbatasan,
dengan tetap memperhatikan keutuhan dan
keterpaduan wilayah, serta mempertimbangkan
kondisi geografis, sarana perhubungan, dan aspek
kemudahan transportasi
5 Berada dalam Cakupan Satu, beberapa, dan/atau bagian
Wilayah yang Sama Kabupaten/Kota/Kecamatan yang seluruhnya harus
tercakup dalam suatu daerah pemilihan anggota
DPR/D
6 Kohesivitas Memperhatikan sejarah, kondisi social budaya, ada
istiadat dan kelompok minoritas
7 Kesinambungan Memperhatikan daerah pemilihan yang sudah ada
pada Pemilu tahun sebelumnya, kecuali :
1. Alokasi kursi pada dapil tersebut melebihi batasan
maksimal alokasi kursi
2. Bertentangan dengan keenam prinsip di atas

b. Kursi Dapil

Jumlah kursi masing – masing daerah pemilihan adalah :

Dasar Jml Kursi


RI Ps. 187 (2) 3 – 10 Kursi 575 Kursi
Provinsi Ps. 189 (2) 3 – 12 Kursi 35 – 120 Kursi
Ps. 190 (2)
Kab/Kota Ps. 192 (2) 3 – 12 Kursi 20 – 55 Kursi
Ps. 194 (2)
c. DPR RI

Jml Kursi = 575 Kursi = 80 Dapil

Aceh 13 Jateng 77 Sulut 6


Sumut 30 Jatim 87 Sulteng 7
Sumbar 14 DIY 8 Sulsel 24
Riau 13 Banten 22 Sulbar 4
Jambi 8 Bali 9 Sultra 6
Sumsel 17 NTB 11 Gorontalo 3
Babel 3 NTT 13 Maluku 4
Bengkulu 4 Kalbar 12 Malut 3
Lampung 20 Kalteng 6 Papua 10
Kepri 4 Kalsel 11 Papua Barat 3
DKI 21 Kaltim 8
Jabar 91 Kaltara 3

d. DPRD Provinsi

Jml Kursi = 35 – 120 Kursi

1 < 1 Juta Penduduk 35 Kursi 5 7 – 9 Juta Penduduk 75 Kursi


2 1 – 3 Juta Penduduk 45 Kursi 6 9 – 11 Juta Penduduk 85 Kursi
3 3 – 5 Juta Penduduk 55 Kursi 7 11 – 20 Juta Penduduk 100 Kursi
4 5 – 7 Juta Penduduk 65 Kursi 8 > 20 Juta Penduduk 120 Kursi

e. DPRD Kab/Kota

Jml Kursi 20 – 55 Kursi

1 < 100 Ribu Penduduk 20 Kursi 5 400 – 500 Ribu Penduduk 40 Kursi
2 100 – 200 Ribu Penduduk 25 Kursi 6 500 Ribu – 1 Juta Penduduk 45 Kursi
3 200 – 300 Ribu Penduduk 30 Kursi 7 1 – 3 Juta Penduduk 50 Kursi
4 300 – 400 Ribu Penduduk 35 Kursi 8 > 3 Juta Penduduk 55 Kursi

8. Kampanye

a. Definisi :

Pasal 1 angka 35 mendefinisikan Kampanye sebagai :

Kegiatan Peserta Pemilu atau pihak lain yang ditunjuk oleh peserta pemilu untuk
menyakinkan Pemilih dengan menawarkan visi, misi, program dan/atau citra diri
b. Metode Kampanye

3 Hari Sejak DCT – Masa Tenang 21 Hari – Masa Tenang


(6 Metode) (3 Metode)

Pertemuan Terbatas Alat Peraga Kampanye Rapat Umum


Tatap Muka Media Sosial Iklan Kampanye
Bahan Kampanye Debat Publik Lain - lain

9. Dana Kampanye

a. Batasan Dana Kampanye

Capres DPR/D DPD


Perseorangan 2,5 M 2,5 M 750 Juta
Kelompok / Perusahaan 25 M 25 M 1,5 M

b. Pihak yang Dilarang Menyumbang Dana Kampanye

Ada 5 (Lima) pihak yang dilarang menyumbang dana kampanye. Kelima pihak tersebut adalah
:
(1) Pihak Asing
(2) Tidak Jelas Identitasnya
(3) Pemerintah / Pemerintah Daerah / BUMN
(4) Pemerintah Desa / BUMDes
(5) Hasil Tindak Pidana

10. Pemungutan, Penghitungan dan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara

a. Umum

(1) Pemungutan Suara I : 17 April 2019


(2) Pemungutan Suara II : 21 Agustus 2019 (Kurang 50% + 1)
(3) Jumlah Pemilih : Maks 500 Pemilih / TPS
(4) Jumlah Surat SUara : DPT + 2%
(5) Waktu : 07.00 – 13.00 WIB

b. Pemungutan Suara Ulang


Secara umum, berdasarkan Pasal 372 setidaknya ada 2 (Dua) hal yang menyebabkan
dilakukannya Pemungutan Suara Ulang. Kedua hal tersebut itu adalah : (1) Bencana Alam
dan/atau kerusuhan yang mengakibatkan hasil pemungutan suara tidak dapat digunakan atau
penghitungan suara tidak dapat dilakukan, dan (2) Berdasarkan hasil penelitian dan
pemeriksaan Pengawas TPS.

Secara khusus untuk sebab yang kedua, atau hasil penelitian dan pemeriksaan pengwas TPS
maka ada 4 (Empat) sebab dilangsungkannya pemungutan suara ulang, yaitu :
(a) Pembukaan kotak suara dan/atau berkas pemungutan dan penghitungan suara tidak
dilakukan menurut tata cara yang ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang –
undangan
(b) Petugas KPPS meminta Pemilih memberikan tanda khusus, menanda tangani, atau
menuliskan nama atau alamat pada surat suara yang sudah digunakan
(c) Petigas KPPS merusak lebih dari satu surat suara yang sudah digunakan oleh Pemilih
sehingga surat suara tersebut menjadi tidak sah dan/atau
(d) Pemilih yang tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk elektronik dan tidak terdaftar di daftar
pemilih tetap dan daftar pemilih tambahan

c. Penghitungan Ulang

Berdasarkan Pasal 374 ayat (2), maka ada 8 (Delapan) hal yang dapat menyebabkan
penghitungan suara di TPS diulang yaitu :
(1) Kerusuhan yang mengakbatkan penghitungan suara tidak dapat dilanjutkan
(2) Penghitungan suara dilakukan secara tertutup
(3) Penghitungan suara dilakukan di tempat yang kurang terang atau yang kurang mendapat
penerangan cahaya
(4) Penghitungan suara dilakukan dengan suara yang kurang jelas
(5) Penghitungan suara dicatat dengan tulisan yang kurang jelas
(6) Saksi peserta pemilu, pengawas TPS dan warga masyarakat tidak dapat menyaksikan
proses penghitungan secara jelas
(7) Penghitungan suara dilakukan di tempat lain di luar tempat dan waku yang telah
ditentukan dan/atau
(8) Ketidak sesuaian jumlah hasil penghitungan surat suara yang sah dan surat suara yang
tidak sah dengan jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih

d. Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Ulang

Berdasarkan Pasal 376, maka ada 7 (Tujuh) hal yang dapat menyebabkan rekapitulasi hasil
penghitungan perolehan suara di PPK, KPU Kab/Kota dan KPU Provinsi diulang yaitu :
(1) Kerusuhan yang mengakibatkan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara tidak
dapat dilanjutkan
(2) Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dilakukan secara tertutup
(3) Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dilakukan di tempat yang kurang terang
atau yang kurang mendapat penerangan cahaya
(4) Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dilakukan dengan suara yang kurang
jelas
(5) Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dicatat dengan tulisan yang kurang jelas
(6) Saksi peserta pemilu, Bawaslu Kab/Kota dan pemantau pemilu tidak dapat menyaksikan
proses rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara secara jelas; dan/atau
(7) Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dilakukan di tempat lain di luar tempat
dan waku yang telah ditentukan

11. Partisipasi Masyarakat

12. Pemantau

a. Syarat Pemantau

Pasal 436 ayat (1) memberikan 3 (Tiga) syarat untuk menjadi Pemantau Dalam Negeri, yaitu
:
(1) Independen
(2) Sumber Dana Jelas
(3) Teregistrasi dan Memperoleh Ijin dari Bawaslu, Bawaslu Prov atau Bawaslu Kab/Kota

Sedangkan untuk Pemantau Luar Negeri, Pasal 436 ayat (1) memberikan 3 (Tiga) syarat lain
yang harus dipenuhi adalah :
(1) Mempunyai komptenesi dan pengalaman sebagai pemantau pemilu di negara lain, yang
dibuktikan dengan surat pernyataan dari organisasi pemantau yang bersangkutan atau
dari pemerintah Negara lain tempat yang bersangkutan pernah melakukan pemantauan
(2) Memperoleh visa untuk menjadi pemantau dari perwakilan Republik Indonesia di luar
negeri
(3) Memenuhi tata cara melakukan Pemantauan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang - undangan
b. Hak Pemantau

Berdasarkan Pasal 440 ayat (1), setidaknya ada 5 (Lima) Hak dari Pemantau yaitu :
(1) Mendapat perlindungan hokum dan keamanan dari pemerintah Indonesia
(2) Mengamati dan mengumpulkan informasi proses penyelenggaraan pemilu
(3) Memantau proses pemungutan dan penghitungan suara dari luar TPS
(4) Mendapatkan akses informasi yang tersedia dari Bawaslu, Bawaslu Provinsi atau BAwaslu
Kabupaten/Kota
(5) Menggunakan perlengkapan untuk mendokumentasikan kegiatan pemantauan
sepanjang berkaitan dengan pelaksanaan pemilu

Secara khusus, bagi pemantau luar negeri yang berasal dari perwakilan negara asing yang
berstatus diplomat maka Pasal 440 ayat (2) memberikan tambahan hak yaitu :

“Kekebalan diplomatic selama menjalankan tugas sebagai pemantau pemilu”

c. Kewajiban Pemantau

Pasal 441 mengatur 11 (Sebelas) kewajiban daripada Pemantau, yang terdiri atas :
(1) Mematuhi ketentuan peraturan perundang – undangan dan menghormati kedaulatan
NKRI
(2) Mematuhi kode etik pemantau pemilu yang diterbitkan oleh Bawaslu
(3) Melaporkan diri, mengurus proses akreditasi dan tanda pengenal ke Bawaslu, Bawaslu
Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/Kota sesuai dengan wilayah kerja pemantauan
(4) Menggunakan tanda pengenal selama menjalankan pemantauan
(5) Menangung semua biaya pelaksanaan kegiatan pemantauan
(6) Melaporkan jumlah dan keberadaan personel pemantau pemilu serta tenaga pendukung
administrative kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi atau BAwaslu Kabupaten/Kota sesuai
dengan wilayah pemantauan
(7) Menghormati kedudukan, tugas dan wewenang penyelenggara pemilu
(8) Menghormati adat istiadat dan budaya setempat
(9) Bersikap netral dan obyektif dalam melaksanakan pemantauan
(10)Menjamin akurasi data dan informasi hasil pemantauan yang dilakukan dengan
mengklarifikasikan kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi atau BAwaslu Kabupaten/Kota dan
(11)Melaporkan hasil akhir pemantauan pelaksanaan pemilu kepada Bawaslu, Bawaslu
Provinsi atau BAwaslu Kabupaten/Kota

d. Larangan Pemantau

Pasal 442 mengatur 10 (Sepuluh) larangan bagi Pemantau yang terdiri atas :

(1) Melakukan kegiatan yang mengganggu proses pelaksanaan pemilu


(2) Mempengaruhi pemilih dalam menggunakan haknya untuk memilih
(3) Mencampuri pelaksanaan tugas dan wewenang penyelenggara pemilu
(4) Memihak kepada peserta pemilu tertentu
(5) Menggunakan seragam, warna atau atribut lain yang memberikan kesan mendukung
peserta pemilu
(6) Menerima atau memberikan hadian, imbalan atau fasilitas apapun dari atau kepada
peserta pemilu
(7) Mencampuri dengan cara apapun urursan politik dan pemerintahan dalam negeri
Indonesia
(8) Membawa senjata, bahan peledak dan/atau bahan berbahaya lainnya selama melakukan
pemantauan
(9) Masuk ke dalam TPS dan/atau
(10)Melakukan kegiatan lain yang tidak sesuai dengan tujuan sebagai pemantau pemilu

13. Peran Serta Pemerintah

Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan bantuan dan fasilitas sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang – undangan. Berdasarkan Pasal 434 ayat (2), ada 7 (Tujuh) bentuk
bantuan dan fasilitas tersebut seperti :
a. Penugasan personil pada secretariat PPK, Panwaslu Kecamatan dan PPS
b. Penyediaan sarana ruangan secretariat PPK, Panwaslu Kecamatan dan PPS
c. Pelaksanaan sosialisasi terhadap peraturan perundang – undangan pemilu
d. Pelaksanaan pendidikan politik bagi pemilih untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam pemilu
e. Kelancaran transportasi pengiriman logistic
f. Pemantauan kelancaran penyelenggaraan pemilu dan
g. Kegiatan lain yang sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan pemilu

14. Pelanggaran, Sengketa, PHP, dan Penanganan Pidana

a. Pelanggaran
b. Sengketa

c. PHP
d. Tindak Pidana
Buku Saku
Ketentuan Pidana
Undang – undang nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum

Tindak Pidana Pidana Pendukung


A Umum
1. Tidak Melaksanakan Putusan Pengadilan Terhadap Kasus  541  484 (1), (2),
Tindak Pidana Pemilu (3)
2. Tidak Menindaklanjuti Temuan Dan/Atau Laporan  543
Pelanggaran Pemilu
3. Mengakibatkan Terganggunya Tahapan  550
Penyelenggaraan Pemilu

B Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih


1. Memberikan Keterangan Yang Tidak Benar
a. Umum  488  203
b. Penyelenggara  554  488
 203
2 Tidak Mengumumkan Dan/Atau Memperbaiki Daftar  489  206
Pemilih Sementara  207
 213
3. Menghalangi Seseorang Untuk Terdaftar Sebagai Pemilih
a. Umum  511
b. Penyelenggara  554  511
4. Tidak Menindaklanjuti Temuan Bawaslu, Bawaslu  512  220
Provinsi, Bawaslu Kabupaten / Kota, Panwaslu
Kecamatan, Panwaslu Kelurahan/Desa, Dan/Atau
Panwaslu LN
5. Tidak Memberikan Salinan Daftar Pemilih Tetap Kepada  513  208 (1) dan
Partai Politik Peserta Pemilu (5)
6. Memalsukan Data dan Daftar Pemilih  544
7. Menambah Atau Mengurangi Daftar Pemilih Dalam  545
Pemilu Setelah Ditetapkannya Daftar Pemilih Tetap

C Pencalonan
1. Verifikasi Partai Politik
a. Tidak Menindaklanjuti Temuan Bawaslu, Bawaslu  518  180 (2) dan
Provinsi, Dan/Atau Bawaslu Kabupaten/Kota  554 (3)
2. Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden
a Tidak Menindaklanjuti Temuan Bawaslu, Bawaslu  518
Provinsi, Dan/Atau Bawaslu Kabupaten/Kota  554
b Dokumen Palsu
1) Umum  520 
2) Penyelenggara  554  520
Tindak Pidana Pidana Pendukung
3. Pencalonan Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD
Kabupaten / Kota
a. Tidak Menindaklanjuti Temuan Bawaslu, Bawaslu  518  251
Provinsi, Dan/Atau Bawaslu Kabupaten/Kota  554
b. Dokumen Palsu
1) Umum  520  254
2) Penyelenggara  554  520
 254
4. Pencalonan Anggota DPD
a. Tidak Menindaklanjuti Temuan Bawaslu, Bawaslu  518  261 (1), (2),
Provinsi, Dan/Atau Bawaslu Kabupaten/Kota  554 dan (3)
b Memaksa, Dengan Menjanjikan Atau Dengan  519  183 (1), (2),
Memberikan Uang Atau Materi Lainnya (3), (4), (5)
dan (6)
c Dokumen Palsu
1) Umum  520  260 (1), (2)
dan 3)
2) Penyelenggara  554  520
 260 (1), (2)
dan (3)

D Kampanye
1. Membuat Keputusan Dan/Atau Melakukan Tindakan
Yang Menguntungkan Atau Merugikan Salah Satu
Peserta Pemilu
a. Kepala Desa  490
b Anggota KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota,  546
PPK, PPS, dan/atau PPLN
c Pejabat Negara  547
2. mengacaukan, menghalangi, atau mengganggu jalannya
Kampanye Pemilu
1) Umum  491
2) Penyelenggara  554  491
3. Mengakibatkan Terganggunya Pelaksanaan Kampanye
Pemilu Di Tingkat Kelurahan/Desa
a. Dengan Sengaja  495 (1)
b. Karena Kelalaiannya  495 (2)
4. Kampanye Pemilu di Luar Jadwal
a. Umum  492  276 (1) dan
(2)
b. Penyelenggara  554  492
 276 (1) dan
(2)
Tindak Pidana Pidana Pendukung
5. Anggota KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota,
Sekretaris Jenderal KPU, pegawai Sekretariat Jenderal
KPU, Sekretaris KPU Provinsi, Pegawai Sekretariat KPU
Provinsi, Sekretaris KPU Kabupaten/Kota, dan/atau
Pegawai Sekretariat KPU Kabupaten/Kota yang
Melakukan Tindak Pidana Pemilu dalam Pelaksanaan
Kampanye Pemilu
a. Dengan Sengaja  524 (1)
b. Karena Kelalaiannya  524 (2)
6. Melanggar Larangan Sebagaimana Dimaksud Dalam
Pasal 280 Ayat (1)
a. (a) mempersoalkan dasar negara Pancasila,  521  280 (1)
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, dan bentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia,(b)melakukan
kegiatan yang membahayakan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, (c) menghina
seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon,
dan/atau Peserta Pemilu yang lain, (d) menghasut
dan mengadu domba perseorangan ataupun
masyarakat, (e) mengganggu ketertiban umum, (f)
mengancam untuk melakukan kekerasan atau
menganjurkan penggunaan kekerasan kepada
seseorang, sekelompok anggota masyarakat,
dan/atau Peserta Pemilu yang lain, (g) merusak
dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye
Peserta Pemilu, (h) menggunakan fasilitas
pemerintah, tempat ibadah, dan tempat
pendidikan, (i) membawa atau menggunakan tanda
gambar dan/atau atribut selain dari tanda gambar
dan/atau atribut Peserta Pemilu yang bersangkutan;
dan (j) menjanjikan atau memberikan uang atau
materi lainnya kepada peserta Kampanye Pemilu.
b. Menjanjikan Atau Memberikan Uang Atau Materi
Lainnya Sebagai Imbalan Kepada Peserta Kampanye
Pemilu Secara Langsung Ataupun Tidak Langsung
Sebagaimana Dimaksud Dalam Pasal 280 Ayat (1)
Huruf j
1) Pelaksana, Peserta dan/atau Tim Kampanye  523 (1)  280 (1)
2) Penyelenggara  554  523 (1), 280
(1) huruf j
7. Mengikutsertakan (a) Ketua, wakil ketua, ketua muda,  493  280 (2)
hakim agung pada Mahkamah Agung, dan hakim pada
semua badan peradilan di bawah Mahkamah Agung, dan
hakim konstitusi pada Mahkamah Konstitusi, (b) Ketua,
wakil ketua, dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan, (c)
Tindak Pidana Pidana Pendukung
gubernur, deputi gubernur senior, dan deputi gubernur
Bank Indonesia, (d) direksi, komisaris, dewan pengawas
dan karyawan badan usaha milik negara/badan usaha
milik daerah, (e) pejabat negara bukan anggota partai
politik yang menjabat sebagai pimpinan di lembaga
nonstruktural, (f) aparatur sipil negara, (g) anggota
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia, (h) kepala desa, (i) perangkat desa,
(j) anggota badan permusyawaratan desa; dan (k) Warga
Negara Indonesia yang tidak memiliki hak memilih.
8. Melanggar Larangan Sebagaimana Dimaksud Dalam
Pasal 280 Ayat (3)
a. Aparatur Sipil Negara, Anggota Tentara Nasional  494  280
Indonesia Dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia, Kepala Desa, Perangkat Desa, Dan/Atau
Anggota Badan Permusyawaratan Desa
b. Ketua/Wakil Ketua/Ketua Muda/Hakim  522  280
Agung/Hakim Konstitusi, Hakim Pada Semua Badan
Peradilan, Ketua/Wakil Ketua Dan/Atau Anggota
Badan Pemeriksa Keuangan, Gubernur, Deputi
Gubernur Senior, Dan/Atau Deputi Gubernur Bank
Indonesia Serta Direksi, Komisaris, Dewan
Pengawas, Dan/Atau Karyawan Badan Usaha Milik
Negara/Badan Usaha Milik Daerah
9. Calon Presiden Atau Wakil Presiden Mengundurkan Diri
Sejak Penetapan Calon Presiden Dan Wakil Presiden
Sampai Dengan Pelaksanaan Pemungutan Suara Putaran
Pertama
a. Calon Presiden Atau Wakil Presiden  552 (1)
b. Pimpinan Partai Politik Atau Gabungan Pimpinan  552 (2)
Partai Politik
10. Calon Presiden Atau Wakil Presiden Mengundurkan Diri
Sejak Pemungutan Suara Putaran Pertama Sampai
Dengan Pelaksanaan Pemungutan Suara Putaran Kedua
a. Calon Presiden Atau Wakil Presiden  553 (1)
b Pimpinan Partai Politik Atau Gabungan Pimpinan  553 (2)
Partai Politik

E Dana Kampanye
1. Memberikan Keterangan Tidak Benar Dalam Laporan Dana
Kampanye Pemilu
a. Umum  497
b. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
1) Laporan Awal Dana Kampanye dan Rekening  496  334 (1)
Khusus Dana Kampanye
Tindak Pidana Pidana Pendukung
2) Laporan Dana Kampanye Pasangan Calon Dan  496  335 (1)
Tim Kampanye Yang Meliputi Penerimaan Dan
Pengeluaran
c. Pemilihan Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD
Kabupaten / Kota
1) Laporan Awal Dana Kampanye dan Rekening  496  334 (2)
Khusus Dana Kampanye
2) Laporan Dana Kampanye Pasangan Calon Dan  496  335 (2)
Tim Kampanye Yang Meliputi Penerimaan Dan
Pengeluaran
d. Pemilihan Anggota DPD
1) Laporan Awal Dana Kampanye dan Rekening  496  334 (3)
Khusus Dana Kampanye
2) Laporan Dana Kampanye Pasangan Calon Dan  496  335 (3)
Tim Kampanye Yang Meliputi Penerimaan Dan
Pengeluaran
2. Memberikan Dana Kampanye Pemilu Melebihi Batas Yang
Ditentukan
a. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
1) Orang, Kelompok, Perusahan, Dan/Atau Badan  525 (1)  327 (1)
Usaha Non Pemerintah  326
 325 (1) dan
(2)
2) Penyelenggara  554  525 (1)
 327 (1)
 326
 325 (1) dan
(2)
b. Pemilihan Anggota DPR, DPRD Provinsi dan/atau
DPRD Kabupaten / Kota
1) Orang, Kelompok, Perusahan, Dan/Atau Badan  525 (1)  331 (1)
Usaha Non Pemerintah  330
 329 (1) dan
(2)
2) Penyelenggara  554  525 (1)
 331 (1)
 330
 329 (1) dan
(2)
Tindak Pidana Pidana Pendukung
c. Pemilihan Anggota DPD
1) orang, kelompok, perusahaan, dan/atau badan  526 (1)  333 (1)
usaha nonpemerintah  332 (1) dan
(2)
2) Penyelenggara  554  526 (1)
 333 (1)
 332 (1) dan
(2)
3. Menggunakan Kelebihan Sumbangan, Tidak Melaporkan  552 (2)
Kelebihan Sumbangan Kepada KPU, Dan/Atau Tidak
Menyerahkan Kelebihan Sumbangan Kepada Kas Negara

4. Peserta Pemilu yang terbukti menerima sumbangan dana


Kampanye Pemilu yang berasal dari: (a) pihak asing; (b)
penyumbang yang tidak jelas identitasnya; (c) hasil tindak
pidana yang telah terbukti berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
dan/atau bertujuan menyembunyikan atau menyamarkan
hasil tindak pidana; (d) Pemerintah, pemerintah daerah,
badan usaha milik negara, dan badan usaha milik daerah;
atau (e) pemerintah desa dan badan usaha milik desa.
a. Menerima sumbangan dana Kampanye Pemilu yang  527  339 (1)
berasal dari: (a) pihak asing; (b) penyumbang yang
tidak jelas identitasnya; (c) hasil tindak pidana yang
telah terbukti berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan/atau
bertujuan menyembunyikan atau menyamarkan hasil
tindak pidana; (d) Pemerintah, pemerintah daerah,
badan usaha milik negara, dan badan usaha milik
daerah; atau (e) pemerintah desa dan badan usaha
milik desa.
b. Menerima sumbangan dari: (a) pihak asing; (b)  528 (1)  339 (1) dan
penyumbang yang tidak jelas identitasnya; (c) hasil (2)
tindak pidana yang telah terbukti berdasarkan
putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap dan/atau bertujuan
menyembunyikan atau menyamarkan hasil tindak
pidana; (d) Pemerintah, pemerintah daerah, badan
usaha milik negara, dan badan usaha milik daerah;
atau (e) pemerintah desa dan badan usaha milik desa
dan tidak melaporkan kepada KPU dan/atau tidak
menyetorkan ke kas negara
5. Menggunakan Dana Dari Sumbangan Yang Dilarang  552 (2)  339 (1) dan
Dan/Atau Tidak Melaporkan Dan/Atau Tidak Menyetorkan (2)
Ke Kas Negara Sesuai Batas Waktu Yang Ditentukan
Tindak Pidana Pidana Pendukung
6. Menggunakan anggaran pemerintah, pemerintah daerah,  548  339 (4)
badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah
(BUMD), Pemerintah Desa atau sebutan lain dan badan
usaha milik desa untuk disumbangkan atau diberikan
kepada pelaksana kampanye

F Masa Tenang
1. Mengumumkan Hasil Survei Atau Jajak Pendapat
Tentang Pemilu Dalam Masa Tenang
a. Umum  509  449
b. Penyelenggara  554  509
 449
2. Menjanjikan Atau Memberikan Imbalan Uang Atau
Materi Lainnya Kepada Pemilih
a. Pelaksana, Peserta dan/atau Tim Kampanye  523 (2)  278 (2)
b. Penyelenggara  554  523 (2)
 278 (2)
3. Calon Presiden Atau Wakil Presiden Mengundurkan Diri
a. Calon Presiden Atau Wakil Presiden  552 (1)
b. Pimpinan Partai Politik Atau Gabungan Pimpinan  552 (2)
Partai Politik

G Pengadaan dan Distribusi Logistik


1. Menetapkan Jumlah Surat Suara Yang Dicetak Melebihi  514  Pasal 344
Jumlah Yang Ditentukan (2), (3) dan
(4)
2. Mencetak Surat Suara Melebihi Jumlah Yang Ditetapkan  529  345 (1)
Oleh KPU Untuk Kepentingan Tertentu
3. Tidak Menjaga Kerahasiaan, Keamanan, Dan Keutuhan  530  345 (2)
Surat Suara
H Pemungutan dan Penghitungan Suara
1. Memberikan Keterangan Yang Tidak Benar Mengenai
Diri Sendiri Atau Diri Orang Lain
a. Umum  488  203
b. Penyelenggara  554  488
 203
2. Menyebabkan Orang Lain Kehilangan Hak Pilihnya
a. Menyebabkan Orang Lain Kehilangan Hak Pilihnya
1) Umum  510
2) Penyelengara  554  510
b. Tidak Memberikan Kesempatan Kepada Seorang  498
Pekerja/Karyawan Untuk Memberikan Suaranya
Pada Hari Pemungutan Suara
Tindak Pidana Pidana Pendukung
c. Tidak Memberikan Surat Suara Pengganti Hanya 1  499  355 (2)
(Satu) Kali Kepada Pemilih Yang Menerima Surat  363 (2)
Suara Yang Rusak Dan Tidak Mencatat Surat Suara
Yang Rusak Dalam Berita Acara
d. Menggunakan Kekerasan, Dan/Atau Menghalangi
Seseorang Yang Akan Melakukan Haknya Untuk
Memilih, Melakukan Kegiatan Yang Menimbulkan
Gangguan Ketertiban Dan Ketenteraman
Pelaksanaan Pemungutan Suara, Atau
Menggagalkan Pemungutan Suara
1) Umum  531
2) Penyelenggara  554  531
3. Memberitahukan Pilihan Pemilih Kepada Orang Lain
a. Umum  500  364 (2)
b. Penyelenggara  554  500
 364 (2)
4. Menjanjikan Atau Memberikan Uang Atau Materi
Lainnya Kepada Pemilih Untuk Tidak Menggunakan Hak
Pilihnya Atau Memilih Peserta Pemilu Tertentu
a. Menjanjikan Atau Memberikan Uang Atau Materi
Lainnya Kepada Pemilih Untuk Tidak Menggunakan
Hak Pilihnya Atau Memilih Peserta Pemilu Tertentu
1) Umum  523 (3)
2) Penyelenggara  554  523 (3)
b. Menjanjikan Atau Memberikan Uang Atau Materi  515
Lainnya Kepada Pemilih Supaya Tidak Menggunakan
Hak Pilihnya Atau Memilih Peserta Pemilu Tertentu
Atau Menggunakan Hak Pilihnya Dengan Cara
Tertentu Sehingga Surat Suaranya Tidak Sah
5. Memberikan Suaranya Lebih Dari Satu Kali
a. Memberikan Suaranya Lebih Dari Satu Kali  516
b. Mengaku Dirinya Sebagai Orang Lain Dan/Atau
Memberikan Suaranya Lebih Dari 1 (Satu) Kali
1) Umum  533
2) Penyelenggara  554  533
6. Menggagalkan Pemungutan Suara
a. Menggagalkan Pemungutan Suara  517
b. Menggunakan Kekerasan, Dan/Atau Menghalangi
Seseorang Yang Akan Melakukan Haknya Untuk
Memilih, Melakukan Kegiatan Yang Menimbulkan
Gangguan Ketertiban Dan Ketenteraman
Pelaksanaan Pemungutan Suara, Atau
Menggagalkan Pemungutan Suara
1) Umum  531
2) Penyelenggara  554  531
Tindak Pidana Pidana Pendukung
7. Pemungutan Suara Ulang
a. tidak menetapkan pemungutan suara ulang di TPS  549  373 (3)
b. tidak melaksanakan pemungutan suara ulang di TPS
1) tidak melaksanakan keputusan KPU  501
Kabupaten/Kota untuk pemungutan suara
ulang di TPS
2) tidak melaksanakan ketetapan KPU  502
Kabupaten/Kota untuk melaksanakan
pemungutan suara ulang di TPS
8. tidak menjaga, mengamankan keutuhan kotak suara,  537  390 (4) dan
dan menyerahkan kotak suara tersegel yang berisi surat (5)
suara, berita acara pemungutan suara, dan sertifikat
hasil penghitungan suara kepada PPS atau kepada PPLN
bagi KPPSLN pada hari yang sama
9. tidak mengawasi penyerahan kotak suara tersegel dari  507 (1)  Pasal 390 (5)
PPS kepada PPK dan tidak melaporkan kepada Panwaslu dan (6)
Kecamatan
10. menyebabkan suara seorang Pemilih menjadi tidak
bernilai atau menyebabkan Peserta Pemilu tertentu
mendapat tambahan suara atau perolehan suara Peserta
Pemilu menjadi berkurang
a. Umum  532
b. Penyelenggara  554  532
11. rusak atau hilangnya berita acara pemungutan dan
penghitungan suara dan/atau sertifikat hasil
penghitungan suara
a. rusak atau hilangnya berita acara pemungutan dan
penghitungan suara dan/atau sertifikat hasil
penghitungan suara
1) Umum  504  389
2) Penyelenggara  554  504
 389
b. merusak atau menghilangkan hasil pemungutan
suara yang sudah disegel
1) Umum  534
2) Penyelenggara  554  534
c. mengubah, merusak, dan/atau menghilangkan
berita acara pemungutan dan penghitungan suara
dan/atau sertifikat hasil penghitungan suara
1) Umum  535  398 (3) dan
(4)
2) Penyelenggara  554  535
 398 (3) dan
(4)
Tindak Pidana Pidana Pendukung
12. tidak membuat dan menandatangani berita acara  503  Pasal 354
kegiatan dan/atau tidak menandatangani berita acara ayat (1) dan
pemungutan dan penghitungan suara serta sertifikat (3)
hasil penghitungan suara  Pasal 362
ayat (1) dan
(3)
 Pasal 389
ayat (3), (4),
(5) dan (6)
13. tidak memberikan salinan 1 (satu) eksemplar berita  506  Pasal 390 (2)
acara pemungutan dan penghitungan suara, serta dan (3)
sertifikat hasil penghitungan suara
14. merusak, mengganggu, atau mendistorsi sistem
informasi penghitungan suara hasil Pemilu
a. Umum  536
b. Penyelenggara  554  536
15. tidak mengumumkan salinan sertifikat hasil  508  391
penghitungan suara dari seluruh TPS di wilayah kerjanya

16. Calon Presiden Atau Wakil Presiden Mengundurkan Diri


Sejak penetapan calon Presiden dan Wakil Presiden
sampai dengan pelaksanaan pemungutan suara putaran
pertama
a. Calon Presiden Atau Wakil Presiden  552 (1)
b Pimpinan Partai Politik atau gabungan pimpinan  552 (2)
Partai Politik
17. Calon Presiden Atau Wakil Presiden Mengundurkan Diri
Sejak pemungutan suara putaran pertama sampai
dengan pelaksanaan pemungutan suara putaran kedua
a. Calon Presiden Atau Wakil Presiden  553 (1)
b Pimpinan Partai Politik atau gabungan pimpinan  553 (2)
Partai Politik
18. Penghitungan Cepat
a. tidak memberitahukan bahwa prakiraan hasil  540 (1)  449 (4)
penghitungan cepat bukan merupakan hasil resmi
Pemilu
b. mengumumkan prakiraan hasil penghitungan cepat  540 (2)  449 (5)
sebelum 2 (dua) jam setelah selesainya pemungutan
suara di wilayah Indonesia bagian barat
Tindak Pidana Pidana Pendukung
I Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara
1. Rekapitulasi Hasil Suara di PPS
a. tidak menyerahkan kotak suara tersegel, berita  538  393
acara rekapitulasi hasil penghitungan perolehan
suara, dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan
perolehan suara Peserta Pemilu
2. Rekapitulasi Hasil Suara di PPK
a. Anggota KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota,  505
PPK, dan PPS yang karena kelalaiannya
mengakibatkan hilang atau berubahnya berita acara
rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara
dan/atau sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan
perolehan
b. tidak mengawasi penyerahan kotak suara tersegel  507 (2)  390 (7)
dari PPK kepada KPU Kabupaten/Kota dan tidak
melaporkan kepada Bawaslu Kabupaten/Kota
c. perbuatan yang menyebabkan suara seorang
Pemilih menjadi tidak bernilai atau menyebabkan
Peserta Pemilu tertentu mendapat tambahan suara
atau perolehan suara Peserta Pemilu menjadi
berkurang
1) Umum  532
2) Penyelenggara  554  532
d. tidak menyerahkan kotak suara tersegel, berita  539  396
acara rekapitulasi hasil penghitungan perolehan
suara, dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan
perolehan suara Peserta Pemilu di tingkat PPK
e. hilang atau berubahnya berita acara rekapitulasi  551
hasil penghitungan perolehan suara dan/atau
sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan
suara
3. Rekapitulasi Hasil Suara di KPU Kab/ Kota
a. Anggota KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota,  505
PPK, dan PPS yang karena kelalaiannya
mengakibatkan hilang atau berubahnya berita acara
rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara
dan/atau sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan
perolehan
b. perbuatan yang menyebabkan suara seorang
Pemilih menjadi tidak bernilai atau menyebabkan
Peserta Pemilu tertentu mendapat tambahan suara
atau perolehan suara Peserta Pemilu menjadi
berkurang
1) Umum  532
2) Penyelenggara  554  532
Tindak Pidana Pidana Pendukung
c hilang atau berubahnya berita acara rekapitulasi  551
hasil penghitungan perolehan suara dan/atau
sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan
suara
4. Rekapitulasi Hasil Suara di KPU Provinsi
a. Anggota KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota,  505
PPK, dan PPS yang karena kelalaiannya
mengakibatkan hilang atau berubahnya berita acara
rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara
dan/atau sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan
perolehan
b. perbuatan yang menyebabkan suara seorang
Pemilih menjadi tidak bernilai atau menyebabkan
Peserta Pemilu tertentu mendapat tambahan suara
atau perolehan suara Peserta Pemilu menjadi
berkurang
1) Umum  532
2) Penyelenggara  554  532
c. hilang atau berubahnya berita acara rekapitulasi  551
hasil penghitungan perolehan suara dan/atau
sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan
suara
5. Rekapitulasi Hasil Suara di KPU RI
a. Anggota KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota,  505
PPK, dan PPS yang karena kelalaiannya
mengakibatkan hilang atau berubahnya berita acara
rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara
dan/atau sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan
perolehan
b. perbuatan yang menyebabkan suara seorang
Pemilih menjadi tidak bernilai atau menyebabkan
Peserta Pemilu tertentu mendapat tambahan suara
atau perolehan suara Peserta Pemilu menjadi
berkurang
1) Umum  532
2) Penyelenggara  554  532
c. hilang atau berubahnya berita acara rekapitulasi  551
hasil penghitungan perolehan suara dan/atau
sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan
suara

J Penetapan Hasil Penghitungan Suara


1. tidak menetapkan perolehan hasil Pemilu secara  542  411 (3)
nasional

Anda mungkin juga menyukai