Pasal 4 mengatur 5 (Lima) tujuan daripada pengaturan penyelenggaraan pemilihan umum. Kelima
tujuan tersebut adalah :
a. Memperkuat system ketata negaraan yang demokratis
b. Mewujudkan Pemilu yang adil dan berintegritas
c. Menjamin konsistensi pengaturan system pemilu
d. Memberikan kepastian hokum dan mencegah duplikasi pengaturan
e. Mewujudkan pemilu yang efektif dan efisien
2. Jaminan Disabilitas
Pasal 5 Undang – undang nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum memberikan jaminan
disabilitas, dengan menyatakan “Penyandang disabilitas yang memenuhi syarat mempunyai
kesempatan yang sama sebagai Pemilih, sebagai calon anggota DPR, sebagai calon anggota DPD,
sebagai calon Presiden/Wakil Presiden, sebagai calon anggota DPRD, dan sebagai Penyelenggara
Pemilu”
3. Penyelenggara
a. Usia dan Pendidikan Penyelenggara
KPU Bawaslu
Usia Pendidikan Usia Pendidikan
RI 40 S1 40 S1
Provinsi 35 S1 35 S1
Kab/Kota 30 SLTA 30 SLTA
Kecamatan 17 SLTA 25 SLTA
Kelurahan 17 SLTA 25 SLTA
TPS 17 SLTA 25 SLTA
b. Provinsi dengan Jumlah 7 (Tujuh) Orang
4. Jangka Waktu
6. DPD
a. Daerah Pemilihan
Pasal 197 Undang – undang nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum mengatur bahwa
daerah pemilihan untuk anggota DPD adalah provinsi
b. Jumlah Kursi
Pasal 196 mengatur bahwa jumlah kursi anggota DPD untuk setiap provinsi ditetapkan 4
(Empat)
c. Dukungan
a. Pasal 185 Undang – undang nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum mengatur bahwa
ada 7 (Tujuh) Prinsip Pengaturan Daerah Pemlih, yaitu :
Prinsip Keterangan
1 Kesetaran Nilai Suara Upaya untuk meningkatkan nilai suara (harga kursi)
yang setara antara satu daerah pemilihan dan daerah
pemilihan lainnya dengan prinsip satu orang - satu
suara - satu nilai
2 Ketaatan pada Sistem Pemilu Jumlah kursi yang besar agar presentase jumlah kursi
yang Proporsional yang diperoleh setiap partai politik setara mungkin
dengan persentase suara sah yang diperoleh
3 Proporsionalitas Kesetaraan alokasi dengan memperhatikan kursi antar
daerah pemilihan agar tetap terjaga perimbangan
alokasi kursi setiap daerah pemilihan
4 Integralitas Wilayah Beberapa provinsi, Kab/Kota atau kecamatan yang
disusun menjadi satu dapil untuk daerah perbatasan,
dengan tetap memperhatikan keutuhan dan
keterpaduan wilayah, serta mempertimbangkan
kondisi geografis, sarana perhubungan, dan aspek
kemudahan transportasi
5 Berada dalam Cakupan Satu, beberapa, dan/atau bagian
Wilayah yang Sama Kabupaten/Kota/Kecamatan yang seluruhnya harus
tercakup dalam suatu daerah pemilihan anggota
DPR/D
6 Kohesivitas Memperhatikan sejarah, kondisi social budaya, ada
istiadat dan kelompok minoritas
7 Kesinambungan Memperhatikan daerah pemilihan yang sudah ada
pada Pemilu tahun sebelumnya, kecuali :
1. Alokasi kursi pada dapil tersebut melebihi batasan
maksimal alokasi kursi
2. Bertentangan dengan keenam prinsip di atas
b. Kursi Dapil
d. DPRD Provinsi
e. DPRD Kab/Kota
1 < 100 Ribu Penduduk 20 Kursi 5 400 – 500 Ribu Penduduk 40 Kursi
2 100 – 200 Ribu Penduduk 25 Kursi 6 500 Ribu – 1 Juta Penduduk 45 Kursi
3 200 – 300 Ribu Penduduk 30 Kursi 7 1 – 3 Juta Penduduk 50 Kursi
4 300 – 400 Ribu Penduduk 35 Kursi 8 > 3 Juta Penduduk 55 Kursi
8. Kampanye
a. Definisi :
Kegiatan Peserta Pemilu atau pihak lain yang ditunjuk oleh peserta pemilu untuk
menyakinkan Pemilih dengan menawarkan visi, misi, program dan/atau citra diri
b. Metode Kampanye
9. Dana Kampanye
Ada 5 (Lima) pihak yang dilarang menyumbang dana kampanye. Kelima pihak tersebut adalah
:
(1) Pihak Asing
(2) Tidak Jelas Identitasnya
(3) Pemerintah / Pemerintah Daerah / BUMN
(4) Pemerintah Desa / BUMDes
(5) Hasil Tindak Pidana
a. Umum
Secara khusus untuk sebab yang kedua, atau hasil penelitian dan pemeriksaan pengwas TPS
maka ada 4 (Empat) sebab dilangsungkannya pemungutan suara ulang, yaitu :
(a) Pembukaan kotak suara dan/atau berkas pemungutan dan penghitungan suara tidak
dilakukan menurut tata cara yang ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang –
undangan
(b) Petugas KPPS meminta Pemilih memberikan tanda khusus, menanda tangani, atau
menuliskan nama atau alamat pada surat suara yang sudah digunakan
(c) Petigas KPPS merusak lebih dari satu surat suara yang sudah digunakan oleh Pemilih
sehingga surat suara tersebut menjadi tidak sah dan/atau
(d) Pemilih yang tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk elektronik dan tidak terdaftar di daftar
pemilih tetap dan daftar pemilih tambahan
c. Penghitungan Ulang
Berdasarkan Pasal 374 ayat (2), maka ada 8 (Delapan) hal yang dapat menyebabkan
penghitungan suara di TPS diulang yaitu :
(1) Kerusuhan yang mengakbatkan penghitungan suara tidak dapat dilanjutkan
(2) Penghitungan suara dilakukan secara tertutup
(3) Penghitungan suara dilakukan di tempat yang kurang terang atau yang kurang mendapat
penerangan cahaya
(4) Penghitungan suara dilakukan dengan suara yang kurang jelas
(5) Penghitungan suara dicatat dengan tulisan yang kurang jelas
(6) Saksi peserta pemilu, pengawas TPS dan warga masyarakat tidak dapat menyaksikan
proses penghitungan secara jelas
(7) Penghitungan suara dilakukan di tempat lain di luar tempat dan waku yang telah
ditentukan dan/atau
(8) Ketidak sesuaian jumlah hasil penghitungan surat suara yang sah dan surat suara yang
tidak sah dengan jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih
Berdasarkan Pasal 376, maka ada 7 (Tujuh) hal yang dapat menyebabkan rekapitulasi hasil
penghitungan perolehan suara di PPK, KPU Kab/Kota dan KPU Provinsi diulang yaitu :
(1) Kerusuhan yang mengakibatkan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara tidak
dapat dilanjutkan
(2) Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dilakukan secara tertutup
(3) Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dilakukan di tempat yang kurang terang
atau yang kurang mendapat penerangan cahaya
(4) Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dilakukan dengan suara yang kurang
jelas
(5) Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dicatat dengan tulisan yang kurang jelas
(6) Saksi peserta pemilu, Bawaslu Kab/Kota dan pemantau pemilu tidak dapat menyaksikan
proses rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara secara jelas; dan/atau
(7) Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dilakukan di tempat lain di luar tempat
dan waku yang telah ditentukan
12. Pemantau
a. Syarat Pemantau
Pasal 436 ayat (1) memberikan 3 (Tiga) syarat untuk menjadi Pemantau Dalam Negeri, yaitu
:
(1) Independen
(2) Sumber Dana Jelas
(3) Teregistrasi dan Memperoleh Ijin dari Bawaslu, Bawaslu Prov atau Bawaslu Kab/Kota
Sedangkan untuk Pemantau Luar Negeri, Pasal 436 ayat (1) memberikan 3 (Tiga) syarat lain
yang harus dipenuhi adalah :
(1) Mempunyai komptenesi dan pengalaman sebagai pemantau pemilu di negara lain, yang
dibuktikan dengan surat pernyataan dari organisasi pemantau yang bersangkutan atau
dari pemerintah Negara lain tempat yang bersangkutan pernah melakukan pemantauan
(2) Memperoleh visa untuk menjadi pemantau dari perwakilan Republik Indonesia di luar
negeri
(3) Memenuhi tata cara melakukan Pemantauan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang - undangan
b. Hak Pemantau
Berdasarkan Pasal 440 ayat (1), setidaknya ada 5 (Lima) Hak dari Pemantau yaitu :
(1) Mendapat perlindungan hokum dan keamanan dari pemerintah Indonesia
(2) Mengamati dan mengumpulkan informasi proses penyelenggaraan pemilu
(3) Memantau proses pemungutan dan penghitungan suara dari luar TPS
(4) Mendapatkan akses informasi yang tersedia dari Bawaslu, Bawaslu Provinsi atau BAwaslu
Kabupaten/Kota
(5) Menggunakan perlengkapan untuk mendokumentasikan kegiatan pemantauan
sepanjang berkaitan dengan pelaksanaan pemilu
Secara khusus, bagi pemantau luar negeri yang berasal dari perwakilan negara asing yang
berstatus diplomat maka Pasal 440 ayat (2) memberikan tambahan hak yaitu :
c. Kewajiban Pemantau
Pasal 441 mengatur 11 (Sebelas) kewajiban daripada Pemantau, yang terdiri atas :
(1) Mematuhi ketentuan peraturan perundang – undangan dan menghormati kedaulatan
NKRI
(2) Mematuhi kode etik pemantau pemilu yang diterbitkan oleh Bawaslu
(3) Melaporkan diri, mengurus proses akreditasi dan tanda pengenal ke Bawaslu, Bawaslu
Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/Kota sesuai dengan wilayah kerja pemantauan
(4) Menggunakan tanda pengenal selama menjalankan pemantauan
(5) Menangung semua biaya pelaksanaan kegiatan pemantauan
(6) Melaporkan jumlah dan keberadaan personel pemantau pemilu serta tenaga pendukung
administrative kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi atau BAwaslu Kabupaten/Kota sesuai
dengan wilayah pemantauan
(7) Menghormati kedudukan, tugas dan wewenang penyelenggara pemilu
(8) Menghormati adat istiadat dan budaya setempat
(9) Bersikap netral dan obyektif dalam melaksanakan pemantauan
(10)Menjamin akurasi data dan informasi hasil pemantauan yang dilakukan dengan
mengklarifikasikan kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi atau BAwaslu Kabupaten/Kota dan
(11)Melaporkan hasil akhir pemantauan pelaksanaan pemilu kepada Bawaslu, Bawaslu
Provinsi atau BAwaslu Kabupaten/Kota
d. Larangan Pemantau
Pasal 442 mengatur 10 (Sepuluh) larangan bagi Pemantau yang terdiri atas :
Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan bantuan dan fasilitas sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang – undangan. Berdasarkan Pasal 434 ayat (2), ada 7 (Tujuh) bentuk
bantuan dan fasilitas tersebut seperti :
a. Penugasan personil pada secretariat PPK, Panwaslu Kecamatan dan PPS
b. Penyediaan sarana ruangan secretariat PPK, Panwaslu Kecamatan dan PPS
c. Pelaksanaan sosialisasi terhadap peraturan perundang – undangan pemilu
d. Pelaksanaan pendidikan politik bagi pemilih untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam pemilu
e. Kelancaran transportasi pengiriman logistic
f. Pemantauan kelancaran penyelenggaraan pemilu dan
g. Kegiatan lain yang sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan pemilu
a. Pelanggaran
b. Sengketa
c. PHP
d. Tindak Pidana
Buku Saku
Ketentuan Pidana
Undang – undang nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
C Pencalonan
1. Verifikasi Partai Politik
a. Tidak Menindaklanjuti Temuan Bawaslu, Bawaslu 518 180 (2) dan
Provinsi, Dan/Atau Bawaslu Kabupaten/Kota 554 (3)
2. Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden
a Tidak Menindaklanjuti Temuan Bawaslu, Bawaslu 518
Provinsi, Dan/Atau Bawaslu Kabupaten/Kota 554
b Dokumen Palsu
1) Umum 520
2) Penyelenggara 554 520
Tindak Pidana Pidana Pendukung
3. Pencalonan Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD
Kabupaten / Kota
a. Tidak Menindaklanjuti Temuan Bawaslu, Bawaslu 518 251
Provinsi, Dan/Atau Bawaslu Kabupaten/Kota 554
b. Dokumen Palsu
1) Umum 520 254
2) Penyelenggara 554 520
254
4. Pencalonan Anggota DPD
a. Tidak Menindaklanjuti Temuan Bawaslu, Bawaslu 518 261 (1), (2),
Provinsi, Dan/Atau Bawaslu Kabupaten/Kota 554 dan (3)
b Memaksa, Dengan Menjanjikan Atau Dengan 519 183 (1), (2),
Memberikan Uang Atau Materi Lainnya (3), (4), (5)
dan (6)
c Dokumen Palsu
1) Umum 520 260 (1), (2)
dan 3)
2) Penyelenggara 554 520
260 (1), (2)
dan (3)
D Kampanye
1. Membuat Keputusan Dan/Atau Melakukan Tindakan
Yang Menguntungkan Atau Merugikan Salah Satu
Peserta Pemilu
a. Kepala Desa 490
b Anggota KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, 546
PPK, PPS, dan/atau PPLN
c Pejabat Negara 547
2. mengacaukan, menghalangi, atau mengganggu jalannya
Kampanye Pemilu
1) Umum 491
2) Penyelenggara 554 491
3. Mengakibatkan Terganggunya Pelaksanaan Kampanye
Pemilu Di Tingkat Kelurahan/Desa
a. Dengan Sengaja 495 (1)
b. Karena Kelalaiannya 495 (2)
4. Kampanye Pemilu di Luar Jadwal
a. Umum 492 276 (1) dan
(2)
b. Penyelenggara 554 492
276 (1) dan
(2)
Tindak Pidana Pidana Pendukung
5. Anggota KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota,
Sekretaris Jenderal KPU, pegawai Sekretariat Jenderal
KPU, Sekretaris KPU Provinsi, Pegawai Sekretariat KPU
Provinsi, Sekretaris KPU Kabupaten/Kota, dan/atau
Pegawai Sekretariat KPU Kabupaten/Kota yang
Melakukan Tindak Pidana Pemilu dalam Pelaksanaan
Kampanye Pemilu
a. Dengan Sengaja 524 (1)
b. Karena Kelalaiannya 524 (2)
6. Melanggar Larangan Sebagaimana Dimaksud Dalam
Pasal 280 Ayat (1)
a. (a) mempersoalkan dasar negara Pancasila, 521 280 (1)
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, dan bentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia,(b)melakukan
kegiatan yang membahayakan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, (c) menghina
seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon,
dan/atau Peserta Pemilu yang lain, (d) menghasut
dan mengadu domba perseorangan ataupun
masyarakat, (e) mengganggu ketertiban umum, (f)
mengancam untuk melakukan kekerasan atau
menganjurkan penggunaan kekerasan kepada
seseorang, sekelompok anggota masyarakat,
dan/atau Peserta Pemilu yang lain, (g) merusak
dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye
Peserta Pemilu, (h) menggunakan fasilitas
pemerintah, tempat ibadah, dan tempat
pendidikan, (i) membawa atau menggunakan tanda
gambar dan/atau atribut selain dari tanda gambar
dan/atau atribut Peserta Pemilu yang bersangkutan;
dan (j) menjanjikan atau memberikan uang atau
materi lainnya kepada peserta Kampanye Pemilu.
b. Menjanjikan Atau Memberikan Uang Atau Materi
Lainnya Sebagai Imbalan Kepada Peserta Kampanye
Pemilu Secara Langsung Ataupun Tidak Langsung
Sebagaimana Dimaksud Dalam Pasal 280 Ayat (1)
Huruf j
1) Pelaksana, Peserta dan/atau Tim Kampanye 523 (1) 280 (1)
2) Penyelenggara 554 523 (1), 280
(1) huruf j
7. Mengikutsertakan (a) Ketua, wakil ketua, ketua muda, 493 280 (2)
hakim agung pada Mahkamah Agung, dan hakim pada
semua badan peradilan di bawah Mahkamah Agung, dan
hakim konstitusi pada Mahkamah Konstitusi, (b) Ketua,
wakil ketua, dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan, (c)
Tindak Pidana Pidana Pendukung
gubernur, deputi gubernur senior, dan deputi gubernur
Bank Indonesia, (d) direksi, komisaris, dewan pengawas
dan karyawan badan usaha milik negara/badan usaha
milik daerah, (e) pejabat negara bukan anggota partai
politik yang menjabat sebagai pimpinan di lembaga
nonstruktural, (f) aparatur sipil negara, (g) anggota
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia, (h) kepala desa, (i) perangkat desa,
(j) anggota badan permusyawaratan desa; dan (k) Warga
Negara Indonesia yang tidak memiliki hak memilih.
8. Melanggar Larangan Sebagaimana Dimaksud Dalam
Pasal 280 Ayat (3)
a. Aparatur Sipil Negara, Anggota Tentara Nasional 494 280
Indonesia Dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia, Kepala Desa, Perangkat Desa, Dan/Atau
Anggota Badan Permusyawaratan Desa
b. Ketua/Wakil Ketua/Ketua Muda/Hakim 522 280
Agung/Hakim Konstitusi, Hakim Pada Semua Badan
Peradilan, Ketua/Wakil Ketua Dan/Atau Anggota
Badan Pemeriksa Keuangan, Gubernur, Deputi
Gubernur Senior, Dan/Atau Deputi Gubernur Bank
Indonesia Serta Direksi, Komisaris, Dewan
Pengawas, Dan/Atau Karyawan Badan Usaha Milik
Negara/Badan Usaha Milik Daerah
9. Calon Presiden Atau Wakil Presiden Mengundurkan Diri
Sejak Penetapan Calon Presiden Dan Wakil Presiden
Sampai Dengan Pelaksanaan Pemungutan Suara Putaran
Pertama
a. Calon Presiden Atau Wakil Presiden 552 (1)
b. Pimpinan Partai Politik Atau Gabungan Pimpinan 552 (2)
Partai Politik
10. Calon Presiden Atau Wakil Presiden Mengundurkan Diri
Sejak Pemungutan Suara Putaran Pertama Sampai
Dengan Pelaksanaan Pemungutan Suara Putaran Kedua
a. Calon Presiden Atau Wakil Presiden 553 (1)
b Pimpinan Partai Politik Atau Gabungan Pimpinan 553 (2)
Partai Politik
E Dana Kampanye
1. Memberikan Keterangan Tidak Benar Dalam Laporan Dana
Kampanye Pemilu
a. Umum 497
b. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
1) Laporan Awal Dana Kampanye dan Rekening 496 334 (1)
Khusus Dana Kampanye
Tindak Pidana Pidana Pendukung
2) Laporan Dana Kampanye Pasangan Calon Dan 496 335 (1)
Tim Kampanye Yang Meliputi Penerimaan Dan
Pengeluaran
c. Pemilihan Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD
Kabupaten / Kota
1) Laporan Awal Dana Kampanye dan Rekening 496 334 (2)
Khusus Dana Kampanye
2) Laporan Dana Kampanye Pasangan Calon Dan 496 335 (2)
Tim Kampanye Yang Meliputi Penerimaan Dan
Pengeluaran
d. Pemilihan Anggota DPD
1) Laporan Awal Dana Kampanye dan Rekening 496 334 (3)
Khusus Dana Kampanye
2) Laporan Dana Kampanye Pasangan Calon Dan 496 335 (3)
Tim Kampanye Yang Meliputi Penerimaan Dan
Pengeluaran
2. Memberikan Dana Kampanye Pemilu Melebihi Batas Yang
Ditentukan
a. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
1) Orang, Kelompok, Perusahan, Dan/Atau Badan 525 (1) 327 (1)
Usaha Non Pemerintah 326
325 (1) dan
(2)
2) Penyelenggara 554 525 (1)
327 (1)
326
325 (1) dan
(2)
b. Pemilihan Anggota DPR, DPRD Provinsi dan/atau
DPRD Kabupaten / Kota
1) Orang, Kelompok, Perusahan, Dan/Atau Badan 525 (1) 331 (1)
Usaha Non Pemerintah 330
329 (1) dan
(2)
2) Penyelenggara 554 525 (1)
331 (1)
330
329 (1) dan
(2)
Tindak Pidana Pidana Pendukung
c. Pemilihan Anggota DPD
1) orang, kelompok, perusahaan, dan/atau badan 526 (1) 333 (1)
usaha nonpemerintah 332 (1) dan
(2)
2) Penyelenggara 554 526 (1)
333 (1)
332 (1) dan
(2)
3. Menggunakan Kelebihan Sumbangan, Tidak Melaporkan 552 (2)
Kelebihan Sumbangan Kepada KPU, Dan/Atau Tidak
Menyerahkan Kelebihan Sumbangan Kepada Kas Negara
F Masa Tenang
1. Mengumumkan Hasil Survei Atau Jajak Pendapat
Tentang Pemilu Dalam Masa Tenang
a. Umum 509 449
b. Penyelenggara 554 509
449
2. Menjanjikan Atau Memberikan Imbalan Uang Atau
Materi Lainnya Kepada Pemilih
a. Pelaksana, Peserta dan/atau Tim Kampanye 523 (2) 278 (2)
b. Penyelenggara 554 523 (2)
278 (2)
3. Calon Presiden Atau Wakil Presiden Mengundurkan Diri
a. Calon Presiden Atau Wakil Presiden 552 (1)
b. Pimpinan Partai Politik Atau Gabungan Pimpinan 552 (2)
Partai Politik