Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM

RANGKAIAN LISTRIK

MODUL III TEORI SUPERPOSISI DAN TEOREMA THEVENIN

Kelompok : 5G

Kelas :G

Program Studi : S1 TEKNIK ELEKTRO

Tgl Praktikum : 16 OKTOBER 2020

Tgl Presentasi : 30 OKTOBER 2020

Nama Asisten : MA RUF FAUZI

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

INSITUT TEKNOLOGI PLN

JAKARTA

2020
Kelompok 5G

MODUL III
TEORI SUPERPOSISI DAN TEOREMA THEVENIN

I. TUJUAN
1. Memahami suatu metode analisa rangkaian yang berfungsi untuk menyederhanakan
rangkaian yang kompleks menjadi rangkaian ekivalen yang sederhana.
2. Memahami secara visual penerapan Teori Superposisi.

3. Memahami secara visual penerapan Teorema Thevenin.

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN


4. 1 Unit PC.
5. Software NI Multisim

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 5G

III. TEORI MODUL


Teori Superposisi
Prinsip dasar Teori Superposisi adalah pengaruh semua sumber tegangan/arus
pada suatu titik/cabang dalam suatu rangkaian listrik adalah sama dengan jumlah aljabar
dari pengaruh masing-masing sumber tegangan/arus yang bekerja sendiri-sendiri secara
individu.

Gambar 32. Rangkaian Kompleks 3 Sumber

IR2 = IR21 + IR22 + IR23


Dengan :
IR21 adalah arus yang mengalir pada R2 dan E1 bekerja sendiri (E2 dan E3 dihilangkan).

Gambar 33. E2 dan E3 tidak berkerja

IR22 adalah arus yang mengalir pada R2 dan E2 bekerja sendiri (E1 dan E3 dihilangkan).

Gambar 34. E1 dan E3 tidak berkerja

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 5G

IR23 adalah arus yang mengalir pada R2 dan E3 bekerja sendiri (E1 dan E2 dihilangkan).

Gambar 35. E1 dan E2 tidak berkerja

Teorema Thevenin
Pengertian Teorema Thevenin adalah setiap rangkaian tahanan dan terminal dan
sumber-sumber tegangan dapat digantikan dengan suatu rangkaian sederhana yang terdiri
dari satu tahanan, disebut RTH (R Thevenin) dan satu sumber tegangan, disebut sebagai
VTH (V Thevenin) yang dirangkai secara seri. Dengan teorema ini, arus beban RL pada
rangkaian ekivalen akan sama dengan arus beban pada rangkaian aslinya.

Gambar 36. Contoh Rangkaian Kompleks

Langkah-langkah dalam menganalisis rangkaian dengan menggunakan Teorema


Thevenin adalah sebagai berikut :
1. Membuat RL menjadi hubung terbuka.
2. Menghitung nilai VTH, yaitu nilai tegangan yang dilihat dari hubung buka beban.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 5G

Gambar 37. Mencari VTH

3. Menghitung nilai RTH, yaitu nilai hambatan ekivalen yang dilihat dari hubung buka
beban dengan sumber tegangan di-nol-kan.

Gambar 38. Mencari RTH

4. Membuat rangkaian ekivalen Thevenin dan menghitung nilai parameter yang ingin
diketahui.

Gambar 39. Rangkaian Ekivalen

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 5G

IV. TEORI TAMBAHAN

TEOREMA SUPERPOSISI
Teorema superposisi berlaku untuk semua rangkaian linir dan bilateral, jadi berlaku juga untuk
semua rangkaian-rangkaian yang terdiri dari R,L, dan C asal saja elemen-elemen ini linear dan
bilateral. Suatu elemen dikatakan linear bila antara tegangan pada elemen itu dan arus yang disebabkan
oleh tegangan tersebut mempunyai hubungan yang linier bila di hubungkan pada elemen itu. Dan
dikatakn bilateral bila arus atau tegangan akan mengalir pada sama besar untuk kedua arah.

Teorema superposisi menyatakan sebagai berikut :bila suatu rangkaian terdiri dari lebih dari
satu sumber dan tahanan-tahanan atau impedansi-impedansi linear dan bilateral, dari arus-arus yang
disebabkan oleh tiap-tiap sumber tersendiri dengan sumber-sumber lainnya dalam keadaan tidak
bekerja.

Untuk menggunakan teorema tersebut ada dua aturan yang dapat digunakan, sehingga diperoleh
besaran yang diinginkan. Aturan-aturan tersebut adalah sebagai berikut :

➢ Aturan 1 : suatu sumber yang tidak bekerja memiliki tegangan nol. Ini berarti dapat diganti
dengan suatu hubungan singkat (cloced circuit).
➢ Aturan 2 : suatu sumber yang tidak bekerja dan memiliki arus nol berarti dapat diganti dengan
suatu hubungan terbuka (open circuit)

Teorema superposisi adalah salah satu cara pintar yang membuat suatu rangkaian yang terlihat
kompleks dijadikan lebih sederhana. Strategi yang digunakan pada teorema Superposisi adalah
mengeliminasi semua sumber tetapi hanya disisakan satu sumber yang hanya bekerja pada waktu itu
juga dan menganalisa rangkaian itu dengan konsep rangkaian seri-paralel masing-masing saat sumber
bekerja sendiri-sendiri. Lalu setelah masing-masing tegangan dan/atau arus yang tidak diketahui telah
dihitung saat sumber bekerja sendiri-sendiri, masing-masing nilai yang telah diperoleh tadi
dijumlahkan sehingga diperoleh nilai tegangan/arus yang sebenarnya. Perhatikan contoh rangkaian
berikut ini, kita akan menganalisanya menggunakan

Pada teorema ini hanya berlaku untuk rangkaian yang bersifat linier, dimana rangkaian linier
adalah suatu rangkaian dimana persamaan yang muncul akan memenuhi jika y = kx, dimana k =
konstanta dan x = variabel. Dalam setiap rangkaian linier dengan beberapa buah sumber tegangan/
sumber arus dapat dihitung dengan cara : Menjumlah aljabarkan tegangan/ arus yang disebabkan tiap
sumber independent/ bebas yang bekerja sendiri, dengan semua sumber tegangan/ arus independent/
bebas lainnya diganti dengan tahanan dalamnya. Pengertian dari teorema diatas bahwa jika terdapat n
buah sumber bebas maka dengan teorema superposisi samadengan n buah keadaan rangkaian yang
dianalisis, dimana nantinya n buah keadaan tersebut akan dijumlahkan. Jika terdapat beberapa buah
sumber tak bebas maka tetap saja teorema superposisi menghitung untuk n buah keadaan dari n buah
sumber yang bebasnya. Rangkaian linier tentu tidak terlepas dari gabungan rangkaian yang
mempunyai sumber independent atau sumber bebas, sumber dependent / sumber tak bebas linier
(sumber dependent arus/ tegangan sebanding dengan pangkat satu dari tegangan/ arus lain, atau
sebanding dengan jumlah pangkat satu besaran-besaran tersebut) dan elemen resistor ( R ), induktor (
L ), dan kapasitor ( C ).

Teori Superposisi adalah Bila suatu rangkaian terdiri dari lebih dari satu sumber dan tahanan-
tahanan atau impedansi-impedansi linear dan bilateral, dari arus-arus yang disebabkan oleh tiap-tiap

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 5G

sumber tersendiri dengan sumber-sumber lainnya dalam keadaan tidak bekerja. Untuk membuat
rangkaian dengan teori ini dapat dilakukan dengan cara seperti ini :
Langkah pertama:
Rangkaian dipandang dari salah satu sumber tegangan V1 dengan sumber tegangan V2 dihubung
singkat (hs) dan sumber arus I dihubung buka (hb). Kemudian baru dihitung besarnya arus (Iv1)yang
mengalir pada R5 karena pengaruh sumber tegangan V1.

Gambar 4.8. Langkah Pertama Teorema Superposisi


Langkah kedua:
Rangkaian dipandang dari sumber tegangan V2 dengan sumber tegangan V1 dihubung singkat (hs) dan
sumber arus I dihubung buka (hb). Kemudian baru dihitung arus (Iv2) yang mengalir pada R5 karena
pengaruh V2.

Gambar 4.9. Langkah Kedua Teorema Superposisi


Langkah ketiga:
Rangkaian dipandang dari sumber arus I, dengan sumber tegangan V1 dan V2 dihubung singkat.
Kemudian baru dihitung besarnya arus (I3) yang mengalir pada R5 karena pengaruh sumber arus I.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 5G

Gambar 4.10. Langkah Ketiga Teorema Superposisi


Langkah keempat :
Menjumlahkan semua arus yang diperoleh dari pengaruh semua sumber tegangan dan arus.
Iab = Iv1 + Iv2 + I3
Jika diinginkan mencari besarnya tegangan pada R5 maka
Vab = Iab . R5

TEOREMA THEVENIN
Teorema Thevenin adalah salah satu teorema yang berguna untuk analisis sirkuit listrik.
Teorema Thevenin menunjukkan bahwa keseluruhan jaringan listrik tertentu, kecuali beban, dapat
diganti dengan sirkuit ekuivalen yang hanya mengandung sumber tegangan listrik independen dengan
sebuah resistor yang terhubung secara seri, sedemikian hingga hubungan antara arus listrik dan
tegangan pada beban tidak berubah. Sirkuit baru hasil dari aplikasi teorema Thevenin disebut
dengan sirkuit ekuivalen Thevenin. Teorema ini dinamakan sesuai dengan penemunya,
seorang insinyur berkebangsaan Perancis, M. L. Thévenin.

Ditentukan sebuah jaringan listrik seperti pada gambar dan bagian dalam kotak hitam yang
akan dicari sirkuit ekuivalennya; nilai sumber tegangan Vth pada sirkuit ekuivalen Thevenin
didapatkan dengan melepaskan resistor beban di antara terminal A dan B lalu dihitung besar tegangan
sirkuit terbuka di antara kedua terminal tersebut. Sedangkan nilai resistor pengganti Rth dapat dihitung
dengan mematikan semua sumber tegangan dan arus lalu dihitung nilai ekuivalen resistansi di antara
terminal A dan B.

Penggunaan utama dari teorema Thevenin adalah menyederhanakan sebagian besar dari sirkuit
dengan sirkuit ekuivalen yang sederhana.Teorema thevenin menyatakan sebagai berikut :setiap
rangkaian sumber-sumber dan impedansi-impedansi dapat diganti dengan satu sumber tegangan satu
impedansi seri dengan sumber itu. Dimana sumber tegangan tersebut
sama dengan tegangan pada jepitan-jepitan terbuka dari rangkaian dan impedansi itu sama dengan
impedansi yang di ukur antara jepitan-jepitan terbuka dari rangkaian dengan semua sumber-sumber
dalam rangkaian tidak bekerja, yaitu sumber tegangan di hubung singkat, sumber arus terbuka.
Untuk membuat rangkaian pengganti tersebut, maka terdapat dua aturan yang digunakan untuk
mencari tegangan dan hambatan pengganti.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 5G

➢ Aturan I : tegangan pengganti adalah hambatan yang terdapat pada titik-titik yang dikehendaki
dengan beban dianggaptidak ada atau merupakan rangkaian terbuka (open circuit)

➢ Aturan II : hambatan pengganti adalah hambatan yang terjadi pada titik-titik rangkaian dengan
sumber tegangan diaggap sebagai rangkaian tertutup (close crcuit) dan sumber arus dianggap
sebagai rangkaian terbuka (open circuit).

Teorema Thevenin adalah salah satu teorema yang berguna untuk analisis sirkuit listrik. Teorema
Thevenin menunjukkan bahwa keseluruhan jaringan listrik tertentu, kecuali beban, dapat diganti
dengan sirkuit ekuivalen yang hanya mengandung sumber tegangan listrik independen dengan
sebuah resistor yang terhubung secara seri, sedemikian hingga hubungan antara arus listrik dan
tegangan pada beban tidak berubah.
Jadi untuk menyusun rangkaian ekivalen Thevenin langkah yang harus dilakukan adalah:

1. Semua beban yang terhubung pada kedua terminal dilepaskan.


2. Tegangan antara kedua terminal tersebut diukur.
3. Tahanan masukan terhadap kedua terminal tersebut diukur, dengan semua sumber tegangan
dihubung singkat dan semua sumber arus dihubung buka.

Maka rangkaian ekivalen Thevenin adalah sama dengan sumber tegangan (VTH) yang dirangkaikan
secara seri dengan tahanan Thevenin (RTH) tersebut.

Gambar 4 Konsep Teorema Thevenin


Berikut contoh tahapan penerapan teorema Thevenin.
Langkah pertama:
Hilangkan semua beban pada terminal a dan b (R4) dari rangkaian.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 5G

Gambar 4.1. Langkah Pertama Dalam Teorema Thevenin

Langkah kedua:
Menghitung besarnya tegangan antara terminal a dan b. Dengan terminal a dan b terbuka maka kedua
sumber tegangan V1 dan V2 akan mengalirkan arus I yang searah dengan jarum jam melalui tahanan
R1 dan R2. Besarnya arus I adalah: I = (V1 + V2) / (R1 + R2). Awas hati - hati dengan tanda
polaritas sumber tegangan.
Karena tidak ada arus yang mengalir pada tahanan R3 maka besarnya tegangan Thevenin dapat
diperoleh dari salah satu cabang V1 atau V2 (karena cabang V1 dan V2 paralel maka tegangannya sama
dengan Vab) :
Vab = V1 – I R1 atau Vab = -V2 + I R2
Langkah ketiga:
Menghitung besarnya tahanan masukan dari jaringan jika dipandang dari terminal a dan b. Dengan
menghubung singkat (hs) semua sumber tegangan, maka besarnya tahanan Thevenin jika dipandang
dari terminal a dan b (RTH) adalah
RTH = R3 + (R1 / R2)

Gambar 4.2. Langkah Ketiga Dalam Teorema Thevenin


Setelah diketahui besarnya tegangan Thevenin (VTH) dan tahanan Thevenin (RTH) maka disusun
rangkaian ekivalen Thevenin yang terdiri dari sumber VTH dan RTH yang dirangkai secara seri,
kemudian beban R4 dimasukkan kembali dalam rangkaian ekivalen Thevenin pada terminal a dan b
untuk menghitung besarnya arus pada R4.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 5G

Gambar 4.3. Hasil Ekivalen Thevenin


Maka untuk mencari besarnya arus yang mengalir pada tahanan R4 dengan metode Thevenin adalah:
IR4 = VTH / (RTH + R4)

http://andrianzulva.blogspot.com/2012/05/teorema-thevenin-adalah-salah-satu.html
http://prakteklab.blogspot.com/2016/04/laporan-praktikum-dasar-teknik-elektro_1.html

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 5G

V. LANGKAH PERCOBAAN
Teori Superposisi
1. Buat rangkaian seperti gambar di bawah ini.

Gambar 40. Percobaan Teori Superposisi

2. Jalankan simulasi dengan menekan tombol Run atau F5.


3. Amati nilai arus yang terukur pada Multimeter DC dan catat pada Data Pengamatan.
4. Hentikan simulasi dengan menekan tombol Stop.
5. Lepaskan Sumber Tegangan E2 dan E3 dengan cara hubung singkat (E1 bekerja secara
individu). Sehingga rangkaian seperti gambar di bawah ini.

Gambar 41. E1 bekerja secara individu

6. Jalankan simulasi dengan menekan tombol Run atau F5.


7. Amati nilai arus yang terukur pada Multimeter DC dan catat pada Data Pengamatan.
8. Hentikan simulasi dengan menekan tombol Stop.
9. Lepaskan Sumber Tegangan E1 dan E3 dengan cara hubung singkat (E2 bekerja secara

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 5G

individu). Sehingga rangkaian seperti gambar di bawah ini.

Gambar 42. E2 bekerja secara individu

10. Jalankan simulasi dengan menekan tombol Run atau F5.


11. Amati nilai arus yang terukur pada Multimeter DC dan catat pada Data Pengamatan.
12. Hentikan simulasi dengan menekan tombol Stop.
13. Lepaskan Sumber Tegangan E1 dan E2 dengan cara hubung singkat (E3 bekerja secara
individu). Sehingga rangkaian seperti gambar di bawah ini.

Gambar 43. E3 bekerja secara individu

14. Jalankan simulasi dengan menekan tombol Run atau F5.


15. Amati nilai arus yang terukur pada Multimeter DC dan catat pada Data Pengamatan.
16. Hentikan simulasi dengan menekan tombol Stop.
17. Bandingkan nilai arus yang terukur pada Rangkaian Gambar 40 dengan Penjumlahan
Rangkaian Gambar 41, 42 dan 43.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 5G

Teorema Thevenin
18. Buat rangkaian seperti gambar di bawah ini.

Gambar 44. Percobaan Teorema Thevenin

19. Jalankan simulasi dengan menekan tombol Run atau F5.


20. Amati nilai arus yang terukur pada Multimeter DC dan catat pada Data Pengamatan.
21. Hentikan simulasi dengan menekan tombol Stop.
22. Tentukan nilai VTH dengan cara menghubung buka beban (R3) dan pasang Multimeter
DC pada terminal beban tersebut. Bentuk rangkaian seperti gambar di bawah ini.

Gambar 45. Mengukur VTH

23. Jalankan simulasi dengan menekan tombol Run atau F5.


24. Amati nilai tegangan (VTH) yang terukur pada Multimeter DC dan catat pada Data
Pengamatan.
25. Hentikan simulasi dengan menekan tombol Stop.
26. Tentukan nilai RTH dengan cara menghubung buka beban (R3) dan menghubung
singkat Sumber Tegangan (Vs) pasang Multimeter DC pada terminal beban tersebut.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 5G

Bentuk rangkaian seperti gambar di bawah ini.

Gambar 46. Mengukur RTH

27. Jalankan simulasi dengan menekan tombol Run atau F5.


28. Amati nilai tahanan (RTH) yang terukur pada Multimeter DC dan catat pada Data
Pengamatan.
29. Hentikan simulasi dengan menekan tombol Stop.
30. Buat rangkaian seperti gambar di bawah ini.

Gambar 47. Rangkaian Ekivalen

31. Atur nilai Tegangan Thevenin (VTH) dan Tahanan Thevenin (RTH) menggunakan nilai
yang telah diukur sebelumnya.
32. Jalankan simulasi dengan menekan tombol Run atau F5.
33. Amati nilai arus yang terukur pada Multimeter DC dan catat pada Data Pengamatan.
34. Hentikan simulasi dengan menekan tombol Stop.
35. Bandingkan nilai arus yang terukur pada Rangkaian Kompleks (Gambar 44) dengan
Rangkaian Ekivalen (Gambar 47).

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 5G

VI. DATA PENGAMATAN


Teori Superposisi
E1 (Volt) E2 (Volt) E3 (Volt) R1 (Ω) R2 (Ω) R3 (Ω) IR2 (mA)
12 6 9 220 330 470 10.51
12 - - 220 330 470 17.034

- 6 - 220 330 470 -12.504


- - 9 220 330 470 5.98

i. Teorema Thevenin
Vs (Volt) R1 (Ω) R2 (Ω) R3 (Ω) IR3 (mA)
9 220 330 470 8.97

VTH (Volt) R3 (Ω) RTH (Ω) IR3 (mA)


5.4 470 132 8.97

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 5G

VII. GAMBAR RANGKAIAN KELOMPOK


superposisi

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 5G

Thevenin

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 5G

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 5G

VIII. TUGAS AKHIR

1. Hitung besarnya arus IR2 yang mengalir pada masing-masing rangkaian percobaan Teori
Superposisi!

𝑅3 470
❖ 𝐼𝑅21 = 𝑅2+𝑅3 × 𝐼𝑡 = 330+470
× 0,028 = 0,017 𝐴 = 17 mA
𝑣1 12 96
▪ 𝐼𝑡 = 𝑅2×𝑅3 = 330×470 = 3311 = 0,028 𝐴
+𝑅1 +220
𝑅2+𝑅3 330+470

𝑉2 6 207
❖ 𝐼𝑅22 = − 𝑅1×𝑅3 =− 220×470 = − 16555 = −0,0125 𝐴 = −12,5𝑚𝐴
𝑅2+ 330+
𝑅1+𝑅3 220+470

𝑅1 220
❖ 𝐼𝑅23 = 𝑅2+𝑅1 × 𝐼𝑡 = 330+220
× 0,014 = 0,0056 𝐴 = 5,60 mA
𝑉3 9 9
▪ 𝐼𝑡 = 𝑅2×𝑅1 = 330×220 = 602 = 0,014 𝐴
+𝑅3 +470
𝑅2+𝑅1 330+220

𝐼𝑅2 = IR21 + IR22 + IR23 = 0,017 + (−0,012) + 0,0056 = 0,0106 𝐴 = 10,6 mA

2. Bandingkan hasil masing-masing nilai IR2 yang anda peroleh dari percobaan dan hasil
perhitungan No. 1 di atas!

𝐼 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛−𝐼𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
• 𝐾𝑅21 = | 𝐼𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
| × 100%
17−17.034
KR 21= | 17 | × 100% = 0,2%
𝐼 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛−𝐼𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
• 𝐾𝑅22 = | 𝐼𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
| × 100%
−12,5−12,504
KR = | −12,5 | × 100% = 2%
𝐼 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛−𝐼𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
• 𝐾𝑅23 = | 𝐼𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
| × 100%
5,60−5,98
KR = | 5,60 | × 100% = 6,7%
𝐼 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛−𝐼𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
• 𝐾𝑅2 = | 𝐼𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
| × 100%
10,6−10,51
KR = | 10,6 | × 100% = 0,84%

3. Hitung besarnya nilai RTH dari percobaan Teorema Thevenin!

𝑅1.𝑅2 220 ×330


❖ 𝑅𝑡ℎ = 𝑅1+𝑅2 = − 220+330 = 120 Ω

4. Hitung besarnya nilai ITH atau IR3 dari percobaan Teorema Thevenin!

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 5G

𝑉𝑡ℎ 5,4 𝑣
❖ 𝐼𝑡ℎ = 𝑅𝑡ℎ+𝑅3 = − 120+470 = 0,00915 𝐴 = 9,15 𝑚𝐴

5. Bandingkan nilai ITH atau IR3 dari hasil percobaan dan dari hasil perhitungan No.4 di atas!

𝐼 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛−𝐼𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
• 𝐾𝑅𝑡ℎ = | 𝐼𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
|× 100%
9,15−8,97
KR = | 9,15 | × 100% = 1,96%

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 5G

IX. ANALISA (Nadhil Muhammad Fadhlan-201911076)

Praktikum rangkaian listrik1, modul membahas tentang Teori Superposisi Dan Teorema Thevenin ,
dimana Prinsip dasar Teori Superposisi adalah pengaruh semua sumber tegangan/arus pada suatu
titik/cabang dalam suatu rangkaian listrik adalah sama dengan jumlah aljabar dari pengaruh masing-
masing sumber tegangan/arus yang bekerja sendiri-sendiri secara individu. Adapun Teorema Thevenin
merupakan setiap rangkaian tahanan dan terminal dan sumber-sumber tegangan dapat digantikan
dengan suatu rangkaian sederhana yang terdiri dari satu tahanan, disebut RTH (R Thevenin) dan satu
sumber tegangan, disebut sebagai VTH (V Thevenin) yang dirangkai secara seri. Dengan teorema ini,
arus beban RL pada rangkaian ekivalen akan sama dengan arus beban pada rangkaian aslinya.

Pada praktikum ini alat perlengkapan berupa 1 unit PC dan software NI multisim,yang berfungsi untuk
menggambar dan mensimulasikan perilaku rangkaian elektronika baik analog maupun digital. Pada
langkah percobaan yang pertama yaitu buat rangkain seperti yang sudah ditentukan di modul,setelah
itu jalankan simulasi dengan menekan tombol run atau F5 setelah itu amati nilai arus yang terukur
pada Multimeter DC dan catat pada data pengamatan kemudian hentikan simulasi dengan menekan
tombol stop.kemudian lepaskan suber tegangan E1 dan E3 dengan cara hubung singkat ( E2 bekerja
secara individu ) kemudian amati lagi nilai arus yang terukur lalu catat, hentikan simulasi dengan
menekan tombol stop. Kemudian lepaskan sumber tegangan E1 dan E2 dengan cara hubung singkat(
E3 bekerja secara individu ) kemudian amati lagi dan catat Kembali nilai arus, hentikan similasi
dengan menekan tombol stop. Setelah itu bandingkan nilai arus yang terukur pada rangkaian 1 dengan
penjumlahan rangkaian ke 2,3 dan 4. . Pada langkah percobaan yang ke dua terlebih dahulu kita buat
rangkain seperti yang sudah ditentukan di modul,setelah itu jalankan simulasi dengan menekan tombol
run atau F5 setelah itu amati nilai arus yang terukur pada Multimeter DC dan catat pada data
pengamatan kemudian hentikan simulasi dengan menekan tombol stop. Amati nilai arus yang terukur
pada rangkaian setelah itu kita harus menentukan nilai Vth dengan cara menghubungkan buka
beban(R3) dan pasan multimeter pada terminal beban, jalankan simulasi amati nilai tegangan Vth yang
terukur lalu catat. Dan kita juga harus menentukan nilai Rth dengan cara menghubungkan buka beban
R3 dan menghubung singkat tegangan vs, pasang Kembali multimeter dc pada terminal beban tersebut,
jalankan sumulasi, amati dan catat nilai Rth yang terukur pada multimeter dc. Langkah terakhir yaitu
dengan mengatur nilai tegangan Thevenin(Vth) dan tahanan Thevenin(Rth) dengan menggunakan nilai
yang telah diukur sebelumnya. Bandingkan arus yang terukur pada rangkaian kompleks(rangkaian 1)
dengan rangkaian ekivalen( rangkaian 4).

Kesalahan relative yang pada praktikum kali ini relative kecil sebab pada praktikum kali ini kita tidak
praktikum secara langsung yang menggunakan alat-alat yang bisa menjadi kesalahan relative pada data
laporan, karena kita menggunaka aplikasi yang dimana kesalahannya sangat kecil. Kesalahan yang
mungkin terjadi pada saat percobaan praktikum ini adalah praktikan salah mengkonversi bilangan pada
saat pengambilan data, praktikan salah memilih komponen pada saat praktikum, praktikan tidak teliti
pada saat memasukkan data, praktikan salah menulis/membaca satuan.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 5G

ANALISA ( RAYSAL FAHRI 201911067)

Pada praktikum kali ini disemester 3 ini, yaitu praktikum Rangkaian listrik yang dilakukan
secara daring/online, pada tanggal 16 oktober 2020, pada praktikum kali ini membahas modul 3 yaitu
berjudul “TEORI SUPERPOSISI DAN TEOREMA THEVENIN” pada pukul 13.00 WIB. Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah pertama, memahami suatu metode analisa rangkaian yang
berfungsi untuk menyederhanakan rangkaian yang kompleks menjadi rangkaian ekivalen yang
sederhana. Yang kedua memahami secara visual penerapan Teori Superposisi. Yang ketiga
memahami secara visual penerapan Teorema Thevenin.

Alat dan perlengkapan pada praktikum ini adalah pertama, 1 unit PC atau laptop. Yang kedua
mempunyai software NiMultisim. NiMultisim ini berfungsi untuk menggambar dan mensimulasikan
perilaku rangkaian elektronika baik analog maupun digital

Setelah itu kita Analisa data pengamatan praktikum. Percobaan pertama praktikum yaitu
percobaan Teori Superposisi yaitu mengamati nilai arus yang terukur pada multimeter DC.Setelah
itu,lepaskan Sumber Tegangan E2 dan E3 dengan cara hubung singkat (E1 bekerja secara individu)
kemudian amati kembali nilai arus yang terukur pada multimeter DC.Langkah selanjutnya,lepaskan
Sumber Tegangan E1 dan E3 dengan cara hubung singkat (E2 bekerja secara individu).Jalankan
simulasi kemudian amati nilai arus yang terukur pada multimeter DC.Setelah tahapan pengukuran
telah selesai dilakukan maka selanjutnya adalah membandingkan nilai arus yang terukur pada
rangkaian dengan penjumlahan rangkaian yang di simulasikan sebelumnya.Selanjutnya pada
percobaan kedua praktikum yaitu menggunakan teorema thevenin.Susun rangkaian seperti pada
gambar dan jalankan simulasi kemudian catat nilai arus yang terukur pada multimeter DC .Hentikan
simulasi,tentukan nilai VTH dengan cara menghubung buka beban (R3) dan pasang Multimeter DC
pada terminal beban tersebut.Jalankan simulasi dan cata nilai tegangan (VTH) yang terukur pada
Multimeter DC.Setelah itu tentukan nilai RTH dengan cara menghubung buka beban (R3) dan
menghubung singkat Sumber Tegangan (Vs) pasang Multimeter DC pada terminal beban tersebut.
Simulasi dijalankan dan catat nilai tahanan (RTH) yang terukur pada Multimeter DC.Langkah
selanjutnya atur nilai Tegangan Thevenin (VTH) dan Tahanan Thevenin (RTH) menggunakan nilai
yang telah diukur sebelumnya.Catat nilai arus yang terukur pada Multimeter DC,dan yang terakhir
Bandingkan nilai arus yang terukur pada Rangkaian Kompleks dengan Rangkaian Ekivalen.

Teori pada modul ini membahas tentang teorema Superposisi dan teorema Thevenin. Prinsip
dasar Teori Superposisi adalah pengaruh semua sumber tegangan/arus pada suatu titik/cabang dalam
suatu rangkaian listrik adalah sama dengan jumlah aljabar dari pengaruh masing-masing sumber
tegangan/arus yang bekerja sendiri-sendiri secara individu. Pengertian Teorema Thevenin adalah
setiap rangkaian tahanan dan terminal dan sumber-sumber tegangan dapat digantikan dengan suatu
rangkaian sederhana yang terdiri dari satu tahanan, disebut RTH (R Thevenin) dan satu sumber
tegangan, disebut sebagai VTH (V Thevenin) yang dirangkai secara seri. Dengan teorema ini, arus
beban RL pada rangkaian ekivalen akan sama dengan arus beban pada rangkaian aslinya.

Pada praktikum ini terdapat 2 percobaan, yaitu teori Superposisi dan Teorema Thevenin. Pada
percobaan teori Superposisi praktikan diharuskan membuat rangkaian percobaan teori Superposisi
seperti pada modul, setelah selesai membuat rangkaian praktikan diminta untuk me-RUN rangkaian

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 5G

tersebut dan mengamati nilai arus yang terukur pada amperemeter dan mencatatnya pada tabel
pengamatan. Setelah itu rangkaian diubah, kali ini hanya menggunakan 1 sumber tegangan yaitu
sumber tegangan ke-1, selanjutnya praktikan diminta untuk me-RUN rangkaian tersebut dan
mengamati nilai arus yang terukur pada amperemeter dan mencatatnya pada tabel pengamatan.
Selanjutnya rangkaian diubah, kali ini tetap menggunakan 1 sumber tegangan hanya saja sumber
tegangan yang digunakan adalah sumber tegangan yang ke-2, selanjutnya praktikan diminta untuk me-
RUN rangkaian tersebut dan mengamati nilai arus yang terukur pada amperemeter dan mencatatnya
pada tabel pengamatan. Hal yang sama dilakukan pada sumber tegangan ke-3 ini, seperti pada
percobaan sebelumnya. Setelah semua urutan percobaan ke-1 ini dilakukan dan mencatat datanya pada
tabel pengamatan, ketika diamati hasil dari menggunakan semua sumer tegangan yang ada nilainya
sama dengan dengan penjumlahan penggunaan 1 per 1 tegangan. Dan jika di perhatikan nilai arus yang
mengalir pada penggunaan sumber ke-2 saja bernilai negatif, itu disebabkan karena sumber ke-2 ini
masuk terlebih dahulu ke amperemeter yang polaritasnya negatif hal itu yang menyebabkan arus yang
terukur pada amperemeter negatif.
Pada percobaan ke-2 yaitu teorema Thevenin, praktikan diharuskan membuat rangkaian
percobaan Teorema Thevenin, setelah itu praktikan diminta untuk me-RUN rangkaian dan
mengamati nilai arus yang terukur pada amperemeter. Setelah itu rangkaian diubah dengan
menghilangkan R3 untuk mengukur VTH, VTH adalah nilai tegangan yang dilihat dari hubung buka
beban. Selanjutnya praktikan mengamati nilai tegangan yang terukur pada voltmeter dan mencatatnya
pada tabel pengamatan. Setelah itu rangkaian diubah dengan menghilangkan sumber tegangan untuk
mengukur RTH, RTH adalah nilai hambatan ekivalen yang dilihat dari hubung buka beban dengan
sumber tegangan di nol kan. Selanjutnya praktikan mengamati nilai hambatan yang terukur pada ohm
meter dan mencatatnya pada tabel pengamatan. Setelah itu rangkaian diubah kembali diubah ke
rangkaian ekivalen dan mengukur arus yang mengalir pada rangkaian tersebut dengan amperemeter.
Selanjutnya kita mengamati tabel pengamatan nilai RTH dan IR3 tidak jauh berbeda antara percobaan
dengan perhitungan matematis dengan begitu dapat disimpulkan bahwa teorema Thevenin ini dapat
dibuktikan berupa percobaan maupun perhitungan secara matematisnya.

Ada beberapa factor factor yang mempengaruhi kesalahan pada praktikum adalah ada dua
factor, yang pertama factor manusia dan factor alat, pada factor manusia yaitu pembacaan data di alat
ukur yang kurang tepat karena ketidak telitian praktikan sehingga membuat nilai akhir yang didapat
menjadi berbeda, jika pada factor alat adalah alat yang sudah berumur yang sudah tidak layak pakai
sehingga mempengaruhi hasil dari pengukuran.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 5G

ANALISA MICKY IKHSAN ASRIL 201911059

Pada praktikum modul tiga ini berjudul Teori Superposisi Dan Teorema Thevnin dan tujuan
pratikum ini adalah Memahami suatu metode analisa rangkaian yang berfungsi untuk
menyederhanakan rangkaian yang kompleks menjadi rangkaian ekivalen yang sederhana.
Memahami secara visual penerapan Teori Superposisi. Memahami secara visual penerapan
Teorema Thevenin. Prinsip dasar Teori superposisi menyatakan bahwa dalam rangkaian linier
dengan beberapa sumber, arus dan tegangan untuk setiap elemen dalam rangkaian adalah jumlah
arus dan tegangan yang dihasilkan oleh masing-masing sumber yang bekerja secara independen.
Teorema Thevenin adalah salah satu teorema yang berguna untuk analisis sirkuit listrik.[1]
Teorema Thevenin menunjukkan bahwa keseluruhan jaringan listrik tertentu, kecuali beban,
dapat diganti dengan sirkuit ekuivalen yang hanya mengandung sumber tegangan listrik
independen dengan sebuah resistor yang terhubung secara seri, sedemikian hingga hubungan
antara arus listrik dan tegangan pada beban tidak berubah

Pada praktikum ini alat perlengkapan berupa 1 unit PC dan software NI multisim,yang berfungsi
digunakan untuk memodelkan sebuah rangkaian listrik baik analog maupun digital serta
mensimulasikannya. Pada langkah percobaan yang pertama yaitu buat rangkain seperti yang ada
di modul setelah itu Jalankan simulasi dengan menekan tombol Run atau F5 setelah di Run
Amati nilai arus yang terukur pada Multimeter DC dan catat pada Data Pengamatan setelah di
amat dan di catat Hentikan simulasi dengan menekan tombol Stop dan Lepaskan Sumber
Tegangan E2 dan E3 dengan cara hubung singkat (E1 bekerja secara individu). Jalankan simulasi
dengan menekan tombol Run atau F5 Amati nilai arus yang terukur pada Multimeter DC dan
catat pada Data Pengamatan Lepaskan Sumber Tegangan E1 dan E3 dengan cara hubung singkat
(E2 bekerja secara individu) dan lakukan lagi langakah seperti diatas, yang berbeda Cuma di
Lepaskan Sumber Tegangan . yaitu Lepaskan Sumber Tegangan E1 dan E2 dengan cara hubung
singkat (E3 bekerja secara individu) dan setelah itu Bandingkan nilai arus yang terukur . Seperti
pada percobaan pertama , percobaan kedua Langkah Langkah nya hampir mirip Cuma yang
membedakan yaitu angkan nya aja .

Kesalahan yang ada praktikum kali ini yaitu pada relative nya yang kecil di sebabkan
mungkin oleh kita tidak praktikum secara langsung yang menggunakan alat-alat yang bisa
menjadi kesalahan relative nya pada data laporan,

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 5G

ANALISA (Ariq Ananta Wiguna 201911064)


Pada masa pandemi praktikum rangkaian listrik dilakukan secara daring, Hari Jum’at, 16
Oktober 2020 mempraktikumkan modul III yang berjudul “TEOREMA SUPERPOSISI DAN
TEOREMA THEVENIN” yang bertujuan untuk memahami suatu metode analisa rangkaian yang
berfungsi untuk menyederhanakan rangkaian yang kompleks menjadi rangkaian ekivalen yang
sederhana, memahami secara visual penerapan teorema superposisi, dan memhami secara visual
penerapan teorema Thevenin. Adapun alat dan perlengkapan yang digunakan seperti; satu unit
personal computer(PC), dan software NI Multisim.
Kemudian, Teorema Superposisi adalah pengaruh semua sumber tegangan/arus pada suatu
titik/cabang dalam suatu rangkaian listrik adalah sama dengan jumlah aljabar dari pengaruh masing-
masing sumber tegangan/arus yang bekerja sendiri-sendiri secara individu. Strategi yang digunakan
pada teorema Superposisi adalah mengeliminasi semua sumber tetapi hanya disisakan satu sumber
yang hanya bekerja pada waktu itu juga dan menganalisa rangkaian itu dengan konsep rangkaian seri-
paralel masing-masing saat sumber bekerja sendiri-sendiri. Lalu setelah masing-masing tegangan
dan/atau arus yang tidak diketahui telah dihitung saat sumber bekerja sendiri-sendiri, masing-masing
nilai yang telah diperoleh tadi dijumlahkan sehingga diperoleh nilai tegangan/arus yang sebenarnya.
Teorema Superposisi hanya dapat digunakan untuk rangkaian yang bisa direduksi menjadi seri-paralel
saja saat salah satu sumber yang bekerja. Jadi, teorema ini tidak bisa digunakan untuk menganalisa
rangkaian jembatan Wheatstone yang tidak seimbang. Karena rangkaian tersebut tidak bisa direduksi
menjadi kombinasi seri-paralel. Selain itu, teorema ini hanya bisa menghitung persamaan-persamaan
yang linier. Jadi, teorema ini tidak bisa digunakan untuk menghitung dissipasi daya, misal pada
resistor. Ingat, rumus menghitung daya adalah mengandung elemen kuadrat (P = I2R = V2 / R).
Teorema ini juga tidak berlaku apabila dalam rangkaian itu mengandung komponen yang nilai
tegangan dan arusnya berubah-ubah. Teorema ini bisa digunakan untuk menganalisa rangkaian yang
didalamnya mmengandung sumber dc dan ac. Kita matikan sumber ac nya, lalu hanya sumber dc yang
bekerja. Setelah itu sumber dc yang dimatikan, sumber ac nya yang bekerja. Masing-masing hasil
perhitungan bisa dijumlahkan untuk memperoleh nilai yang sebenarnya.

Selanjutnya, Teorema Thevenin adalah setiap rangkaian tahanan dan terminal dan sumber-
sumber tegangan dapat digantikan dengan suatu rangkaian sederhana yang terdiri dari satu tahanan,
disebut RTH (R Thevenin) dan satu sumber tegangan, disebut sebagai VTH (VThevenin) yang
dirangkai secara seri. Dengan teorema ini, arus beban RL pada rangkaianekivalen akan sama dengan
arus beban pada rangkaian aslinya. Pada setiap rangkaian linier yang memiliki beberapa resistansi dan
tegangan bisa diganti hanya dengan satu tegangan tunggal terhubung seri dengan resistansi tunggal
yang tersambung melintasi beban. Teorema Thevenin sangat berguna dalam analisis rangkaian daya
atau sistem baterai dan rangkaian resistif yang saling berhubungan di mana ia akan memiliki efek pada
bagian yang berdekatan dari rangkaian. Teorema Thevenin dapat digunakan sebagai jenis lain dari
metode analisis rangkaian dan sangat berguna dalam analisis rangkaian rumit yang terdiri dari satu
atau lebih sumber tegangan atau arus dan resistor yang diatur dalam hubungan paralel dan seri biasa.
Walaupun Rangkaian Teorema Thevenin dapat dijelaskan secara matematis dalam hal arus dan
tegangan. Namun, Rangkaian Thevenin setara atau Transistor, Sumber Tegangan seperti baterai, dll.
Thevenin, sangat berguna dalam desain rangkaian. Langkah – Langkah yang dilakukan pada
praktikum dalam menganalisis rangkaian dengan menggunakan Teorema Thevenin adalah sebagai

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 5G

berikut; 1.) Membuat RL menjadi hubung terbuka, 2.) Menghitung nilai VTH, yaitu nilai tegangan
yang dilihat dari hubung buka beban, 3.) Menghitung nilai RTH, yaitu nilai hambatan ekivalen yang
dilihat dari hubung buka beban dengan sumber tegangan di-nol-kan. 4.) Membuat rangkaian ekivalen
Thevenin dan menghitung nilai parameter yang ingin diketahui.

Kesalahan pada praktikum dapat diminimalisir dengan pengambilan data yang akurat dan
meningkatkan ketelitian dalam mengaplikasikan software NI Multisim. Memastikan setiap komponen

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 5G

X. KESIMPULAN

1. praktikan dapat memahami metode Analisa rangkaian yang berfungsi untuk menyederhanakan
rangkaian yang kompleks menjadi rangkaian ekivalen sederhana demgan menggunakan
teorema thevenin.

2. Praktikan dapat memahami secara visual penerapan teori superposisi. Penerapannya dapat
digunakan untuk memperoleh penyelesain jaringan yang memiliki dua buah sumber atau lebih. Masing
masing sumber akan diperlakukan sendiri sendiri dan jumlah aljabarnya diperoleh untuk menentukan
besaran tertentu pada jaringan yang tidak diketahui.

3. Praktikan dapat memahami secara visual penerapan teorema Thevenin

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 5G

PEMBAGIAN TUGAS KELOMPOK :

RAYSAL FAHRI : COVER, TUJUAN, ALAT PRAKTIKUM, TEORI MODUL, LANGKAH


PERCOBAAN,TEORI TAMBAHAN, TUGAS AKHIR 1, KESIMPULAN 1

NADHIL MUHAMMAD FADHLAN : DATA PENGAMATAN, RANGKAIAN PERCOBAAN,


TUGAS AKHIR 2

MICKY IKHSAN ARSIL : TUGAS AKHIR 3, KESIMPULAN 2

ARIQ ANANTA WIGUNA : TUGAS AKHIR 4, KESIMPULAN 3

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN

Anda mungkin juga menyukai