Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH AIK

INTEGRASI ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN

Nama kelompok :

1. Diana kurniasari
2. Eka mulya kurniaseh
3. Linda yuliana
4. Novita sari
5. Winarti

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


MUHAMMADIYAH UNIVERSITAS STKIP MUHAMMADIYAH OKU TIMUR
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena
berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam
makalah ini kami membahas “INTEGRASI ISLAM DALAM ILMU PENGETAHUAN “
pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada
H.Nuryadi,S.Pd.Mm, yang telah memberikan kesempatan dan memberi fasilitas sehingga
makalah ini selesai dengan lancar. Dan terima kasih pula kami ucapkan kepada bapak dan
ibu dirumah yang telah memberikan bantuan materil maupun do’anya, sehingga pembuatan
makalah ini dapat terselesaikan. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang membantu pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis
pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.

Oku timur, 20 mei 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul………………………………………………………...................................

Kata Pengantar ……………………………………………………………..

Daftar Isi …………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUA……………………………………………………………

A. Latar Belakang ……………………………………………………..


B. Rumusan Masalah …………………………………………………….
C. Tujuan …………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………

A. Hakekat ayat ayat allah


B. Kesatuan antara ayat Qauliah dan kauniah serta koneksitas dalam memahaminya
C. Paradigma pengembangan iptek dalam islam

BAB III PENUTUP………………………………………………………………

A. Simpulan ………………………………………………………

B. Saran...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Telah diyakini bahwa Al-Qur’an berisi petunjuk bagi manusia. Ajaranajarannya disampaikan
secara fariatif serta dikemas sedemikian rupa. Ada yang berupa informasi, perintah dan
laranagan, dan ada juga yang dimodifikasi dalam bentuk diskripsi kisah-kisah yang
mengandung ibrah, yang dikenal dengan istilah ayat-ayat kauliyah dan ayat-ayat qauniyah.
Pada makalah ini kami akan mencoba membahas mengenai ayat-ayat kauliyah dan ayat
qauniyah yang Allah berikan kepada manusia secara indrawi atau lewat penelitian dan
observasi (al-mubasyiyah) untuk mengungkap gejala-gejala/fenomena kauniyah. Di dalam
Al-Qur’an Allah menjelaskan kekuasaannya dengan contohcontoh kebenaranya alam ini agar
kita semua dapat mengetahui dengan jelas siapa yang menciptakan alam semesta ini dan
siapa yang berhak kita sembah semestinya, karena kita sebagai citaanya. Dalam pembahasan
ini hanya sedikit akan menjelaskan dan membuktikan bahwa alam semesta ini memang hanya
Allah lah yang mencitakan dan agar kita mengetahui apa sebenarnya tujuan Allah
menurunkan Al-Quran yang telah banyak memberikan contoh-contoh mengenai alam
semesta ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja hakikat ayat – ayat allah ?
2. Apa pengertian ayat qauliyah dan ayat kauniyah ?
3. Apa saja Interkoneksitas Dalam Memahami Ayat Qauliyah Dan Kauniyah ?
4. Pengembangan IPTEK dalam islam?
1.3 Tujuan Adapun tujuan dari makalah ini adalah ;

1. Memenuhi tugas mata kuliah AIK


2. Mengetahui hakikat ayat – ayat Allah
3. Mengetahui interkoneksitas dalam kauniyah.
BAB II PEMBAHASAN

1. Hakikat Ayat – Ayat Allah


Masyarakat zaman sekarang memperlakukan Al-Qur'an sama sekali berbeda dengan tujuan
yang sebenarnya dari diturunkannya AlQur'an. Secara umum, di dunia Islam sedikit sekali
orang yang mengetahui isi Al-Qur'an. Sebagian di antara mereka seringkali menggantukan
Al-Qur'an yang dibungkus dengan sampul yang bagus pada dinding rumah mereka dan
orang-orang tua sesekali membacanya. Mereka beranggapan membacanya dari bahwa Al-
Qur'an "kemalangan dan melindungi orang kesengsaraan".yang Dengan kepercayaan ini
mereka memperlakukan Al-Qur'an seperti halnya jimat penangkal sial. Namunayat-ayat Al-
Qur'an menyatakan bahwa tujuan diwahyukannya Al-Qur'an sama sekali berbeda dengan apa
yang tersebut di atas. Sebagai contoh, dalam surat Ibrahim ayat 52 Allah menyatakan: "(Al-
Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka mengetahui
bahwasanya Dia adalah Ilah Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil
pelajaran". Di banyak ayat yang lain Allah menegaskan bahwa salah satu tujuan paling utama
diturunkannya Al-Qur'an adalah untuk mengajak manusia berpikir dan merenung.
Dalam Al-Qur'an Allah mengajak manusia untuk tidak mengikuti secara buta kepada
kepercayaan dan norma-norma yang diajarkan masyarakat. Akan tetapi memikirkannya
dengan terlebih dahulu menghilangkan segala prasangka, hal-hal yang tabu dan yang
mengikat pikiran mereka.
Manusia harus memikirkan bagaimana ia menjadi ada, apa tujuan hidupnya, mengapa ia
suatu saat akan mati dan apa yang terjadi setelah kematian. Ia hendaknya mempertanyakan
bagaimana dirinya dan seluruh alam semesta menjadi ada dan bagaimana keduanya tersu-
menerus ada.
Ketika melakukan hal ini, ia harus membebaskan dirinya dari segala ikatan dan prasangka.
Dengan berpikir menggunakan akal dan nurani yang terbebaskan dari segala ikatan sosial,
ideologis dan psikologis; seseorang pada akhirnya akan merasakan bahwa seluruh alam
semesta termasuk dirinya telah diciptakan oleh sebuah kekuatan Yang Maha Tinggi.
Bahkan ketika ia mengamati tubuhnya sendiri atau segala sesuatu di alam ia akan melihat
adanya keserasian, perencanaan dan kebijaksanaan dalam perancangannya. Al-Qur'an
memberikan petunjuk kepada manusia dalam masalah ini. Dalam Al-Qur'an Allah
memberitahu kepada kita apa yang hendaknya kita renungkan dan amati. Dengan cara
perenungan yang diajarkan dalam Al-Qur'an, seseorang yang memiliki keimanan kepada
Allah akan merasakan secara lebih baik kesempurnaan, hikmah abadi, ilmu dan kekuasaan
Allah dalam ciptaan-Nya. Ketika orang yang beriman mulai berpikir menurut cara yang
diajarkan Al-Qur'an, ia segera menyadari bahwa keseluruhan alam semesta adalah sebuah
isyarat karya seni dan kekuasaan Allah, dan bahwa "alam semesta adalah sebuah hasil kreasi
seni, dan bukan pencipta kreasi seni itu sendiri." Setiap karya seni memperlihatkan keahlian
yang khas dan unik serta menunjukkan pesanpesan dari sang pembuatnya. Dalam Al-Qur'an,
manusia diseru untuk merenungi berbagai kejadian dan benda-benda alam yang dengan jelas
menunjukkan kepada keberadaan dan ke-Esaan Allah beserta Sifat-sifat-Nya. Di dalam
AlQur'an segala sesuatu yang menunjukkan kepada suatu kesaksian (adanya sesuatu yang
lain) disebut sebagai "ayat-ayat", yang berarti "bukti yang telah teruji (kebenarannya),
pengetahuan mutlak dan pernyataan kebenaran." Jadi ayat-ayat Allah terdiri atas segala
sesuatu di alam semesta yang memperlihatkan dan mengkomunikasikan keberadaan dan sifat-
sifat Allah. Mereka yang dapat mengamati dan senantiasa ingat akan hal ini akan memahami
bahwa seluruh jagad raya hanya tersusun atas ayat-ayat Allah. Sungguh, adalah kewajiban
bagi manusia untuk dapat melihat ayat-ayat Allah…Dengan demikian orang tersebut akan
mengenal Sang Pencipta yang menciptakannya dan segala sesuatu yang lain, menjadi lebih
dekat kepada-Nya, menemukan arti keberadaan dan kehidupannya, dan menjadi orang yang
beruntung (dunia dan akhirat).

2.Kesatuan Antara Ayat Qauniyah dan Ayat Kauliyah Allah swt. tidak menampilkan wujud
DzatNya Yang Maha Hebat di hadapan makhluk-makhlukNya secara langsung dan dapat
dilihat seperti kita melihat sesama makhluk. Maka, segala sesuatu yang tampak dan dapat
dilihat dengan mata kepala kita, pasti itu bukan tuhan. Allah menganjurkan kepada manusia
untuk mengikuti Nabi Muhammad SAW supaya berpikir tentang makhluk-makhluk Allah.
Jangan sekali-kali berpikir tentang Dzat Allah. Makhluk-makhluk yang menjadi tanda
kebesaran dan keagungan Allah inilah yang disarankan di dalam banyak ayat Al-Qur’an agar
menjadi bahan berpikir tentang kebesaran Allah. Pengertian ayat qauliyah dan ayat kauniyah
a. Ayat Qauliyah Ayat-ayat qauliyah adalah ayat-ayat yang difirmankan oleh Allah swt. di
dalam Al-Qur’an. Ayat-ayat ini menyentuh berbagai aspek, termasuk tentang cara mengenal
Allah. QS. At-Tin (95) ayat 1-5 , yang artinya : “ Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun, dan
demi bukit Sinai, dan demi kota (Mekah) ini yang aman; sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke
tempat yang serendah-rendahnya (neraka)”.
b. Ayat Kauniyah Ayat kauniyah adalah ayat atau tanda yang wujud di sekeliling yang
diciptakan oleh Allah. Ayat-ayat ini adalah dalam bentuk benda, kejadian, peristiwa dan
sebagainya yang ada di dalam alam ini. Oleh karena alam ini hanya mampu dilaksanakan
oleh Allah dengan segala sistem dan peraturanNya yang unik, maka ia menjadi tanda
kehebatan dan keagungan Penciptanya. QS. Nuh (41) ayat 53 , yang artinya : “Kami akan
memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan
pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah
benar.Tiadakah cukupbahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu”.
3. Interkoneksitas Dalam Memahami Ayat Qauliyah dan Kauniyah Secara garis besar, Allah
menciptakan ayat dalam dua jalan keduanya saling menegaskan dan saling terkait satu sama
lainnya. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan manusia untuk memaham keduanya adalah
keniscayaan. Allah tidak hanya memberikan perintah untuk sekedar memahami ayat-ayat
Allah berupa Qauliyah, tetapi juga untuk melihat fenomena alam ini. Alam adalah ayat Allah
yang tidak tertuang dalam bentuk perkataan Allah untuk dibaca dan dihafal. Tetapi alam
adalah ayat Allah yang semestinya dieksplore dan digali sedalam-dalamnya untuk semakin
manusia mendekatkan diri pada kemahakuasaan Allah SWT . Berangkat dari kesadaran
tentang realitas atas tangkapan indra dan hati, yang kemudian diproses oleh akal untuk
menentukan sikap mana yang benar dan mana yang salah terhadap suatu obyek atau relitas.
Cara seperti ini bisa disebut sebagai proses rasionalitas dalam ilmu.
Sedangkan proses rasionalitas itu mampu mengantarkan seseorang untuk memahami
metarsional sehingga muncul suatu kesadaran baru tentang realitas metafisika, yakni apa
yang terjadi di balik obyek rasional yang bersifat fisik itu. Kesadaran ini yang disebut sebagai
transendensi. Firman Allah (QS. Al-Imran : 191), yang artinya : “(Yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia.
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka “ Dalam pandangan seorang
muslim ayat qauliyah akan memberikan petunjuk/isyarat bagi kebenaan ayat kauniyah,
misalnya surat An-Nur (24):43 mengisyaratkan terjadinya hujan, surat Al-Mukminun (23) :
ayat 12-14 mengisyaratkan tetang keseimbangan dan kesetabilan pada istem tata surya,
surat Al-Ankabut (29) : ayat 20 mengisyaratkan adanya evolusi pada penciptaan makhluk di
bumi, surat AZ-Zumar (39) : ayat 5 dan surat an-Naml (27) : ayat 28 mengisyaratkan adanya
rotasi bumi dan bulatnya bumi, sebaliknya ayat kauniyah akan menjadi bukti (AlBurhan) bagi
kebenaran ayat qauliyah (lihat surat Al-Fushshilat 41: ayat 53).
Paradigma pengembangan iptek dalam islam
Pengertian IPTEK adalah suatu sumber atau wadah informasi yang akan
meningkatkan dan menambah ilmu juga wawasan seseorang dalam bidang
teknologi. IPTEK merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Sedangkan IPTEKS singkatan dari Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni.

Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu memberikan
kemungkinan munculnya berbagai penemuan dan ide-ide. Adapun teknologi
adalah terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam hasil nyata
yang lebih canggih dan dapat mendorong manusia untuk berkembang lebih maju
lagi. Sebagai umat Islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis untuk
mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Alquran
sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Hubungan agama dan iptek dalam perspektif islam adalah tidak bertentangan dan
saling menukung satu sama lain. Agama adalah sebuah keyakinan yang mana
mengandung norma-norma objektif sesuai dengan keinginan pencipta dan kitab
suci. Iptek atau ilmu pengetahuan teknologi penting bagi umat Islam. Karena jika
umat Islam lemah dalam iptek, maka Islam akan menjadi umat tertinggal dan tidak
bisa mengikuti perkembangan zaman. Karena itulah, iptek penting bagi umat Islam
agar umat muslim menjadi umat yang maju dan terdepan.

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Hakikat Ayat – Ayat Allah


Masyarakat zaman sekarang memperlakukan Al-Qur'an sama sekali berbeda dengan tujuan yang
sebenarnya dari diturunkannya AlQur'an. Secara umum, di dunia Islam sedikit sekali orang yang
mengetahui isi Al-Qur'an. Sebagian di antara mereka seringkali menggantukan Al-Qur'an yang
dibungkus dengan sampul yang bagus pada dinding rumah mereka dan orang-orang tua sesekali
membacanya. Mereka beranggapan membacanya dari bahwa Al-Qur'an "kemalangan dan melindungi
orang kesengsaraan".yang Dengan kepercayaan ini mereka memperlakukan Al-Qur'an seperti halnya
jimat penangkal sial. Namunayat-ayat Al-Qur'an menyatakan bahwa tujuan diwahyukannya Al-Qur'an
sama sekali berbeda dengan apa yang tersebut di atas.

Hakikat Ayat – Ayat Allah


Masyarakat zaman sekarang memperlakukan Al-Qur'an sama sekali berbeda dengan tujuan yang
sebenarnya dari diturunkannya AlQur'an. Secara umum, di dunia Islam sedikit sekali orang yang
mengetahui isi Al-Qur'an. Sebagian di antara mereka seringkali menggantukan Al-Qur'an yang
dibungkus dengan sampul yang bagus pada dinding rumah mereka dan orang-orang tua sesekali
membacanya. Mereka beranggapan membacanya dari bahwa Al-Qur'an "kemalangan dan melindungi
orang kesengsaraan".yang Dengan kepercayaan ini mereka memperlakukan Al-Qur'an seperti halnya
jimat penangkal sial. Namunayat-ayat Al-Qur'an menyatakan bahwa tujuan diwahyukannya Al-Qur'an
sama sekali berbeda dengan apa yang tersebut di atas.
Interkoneksitas Dalam Memahami Ayat Qauliyah dan Kauniyah Secara garis besar, Allah
menciptakan ayat dalam dua jalan keduanya saling menegaskan dan saling terkait satu sama lainnya.
Hal ini membuktikan bahwa kemampuan manusia untuk memaham keduanya adalah keniscayaan.

Daftar pustaka

https://pdfcoffee.com/makalah-kesatuan-antara-ayat-qauliyah-dan-kauniyah-pdf-free.html

https://it.rsudsekayu.mubakab.go.id/info/sejarah-perkembangan-teknologi-dalam-dunia-islam

Anda mungkin juga menyukai