Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MENGGUNAKAN DDST


PADA BY “K” USIA 3 BULAN

DI PMB YENI SUSTRAWATI, S.Tr.Keb

Di susun guna memenuhi tugas Praktik Klinik Fisiologis

Disusun Oleh :
Dwi Elisa Putri
NIM. P17311205020

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MALANG
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MENGGUNAKAN DDST
PADA BY “K” USIA 3 BULAN

Mahasiswa,

Dwi Elisa Putri


NIM. P17311205020

Pembimbing Institusi Pembimbimg Klinik

(Ari Kusmiwiyati, SST., M.Keb) (Yeni Sustrawati, S.Tr.Keb)


19810621 200501 2 001
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap anak akan mengalami tumbuh dan kembang mulai dari masa konsepsi hingga
remaja. Anak memiliki ciri pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan tingkat
usia. Pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak
berikutnya terjadi pada masa balita.
Pertumbuhan merupakan suatu proses hidup manusia terkait masalah perubahan
dalam besar, jumlah, ukuran organ atau individu. Pertumbuhan adalah pertambahan
ukuran-ukuran tubuh yang meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar dada
dan bertambahnya jumlah dan ukuran sel-sel pada organ tubuh, sedangkan perkembangan
adalah bertambahnya kemampuan atau fungsi semua sistem organ tubuh sebagai akibat
bertambahnya kematangan fungsi-fungsi sistem organ tubuh. Perkembangan merupakan
proses bertambahnya kemampuan keterampilan dalam struktur dan fungsi tubuh yang
bersifat lebih kompleks dengan pola yang teratur dan dapat diramalkan. Perkembangan
berkaitan dengan masalah psikologis kemampuan gerak kasar, halu, intelektual, sosial, dan
emosional.
Proses tumbuh kembang merupakan suatu hal mutlak pada anak dan berlangsung
sejak awal pembuahan (konsepsi) sampai akhir masa remaja. Pertumbuhan dan
perkembangan anak dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Pencapaian
kemampuan setiap anak berbeda-beda. namun ada patokan umum tentang kemampuan
yang perlu dicapai oleh anak pada umur tersebut.
Pengawasan tumbuh kembang anak dapat dilakukan dengan deteksi menggunakan
KPSP (Kuesioner Pras Skrining Perkembangan) yang dilakukan setiap enam bulan sekali.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengambil kasus tumbuh kembang pada anak
sebagai deteksi dini pada tumbuh kembang anak.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memberikan asuhan kebidanan pada anak dengan tumbuh kembang
yang sesuai dengan usia anak secara komprehensif.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data pada anak
b. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah
c. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial
d. Mengidentifikasi tindakan segera
e. Merencanakan asuhan (intervensi)
f. Melaksanakan asuhan (implementasi)
g. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan
1.3 Metode Penulisan
1.3.1 Observasi
Melakukan pengamatan langsung pada kondisi klien
1.3.2 Wawancara
Melakukan tanya jawab kepada klien
1.3.3 Studi Kasus
Membaca teori dari buku yang dapat mendukung berlangsungnya asuhan dan dapat
membandingkan teori dengan keadaan yang sebenarnya
1.4 Sistematika Penulisan
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Metode penulisan
1.4 Sistematika penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Tumbuh Kembang pada Anak
2.2 Konsep Manajemen Kebidanan
BAB III TINJAUAN KASUS
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Pertumbuhan dan Perkembangan


2.1.1 Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel jaringan interseluler,
berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan,
sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Pertumbuhan terjadi secara
simultan dengan perkembangan. Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan
susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem
neuromuskular, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi (Noordiati, 2018).
2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Faktor Internal
1. Ras / etnik
Bangsa kulit putih lebih mempunyai pertumbuhan somatic lebih tinggi daripada
bangsa asia.
2. Keluarga
Faktor keluarga yang mempengaruhi antara lain pekerjaan/ pendapatan keluarga,
pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin, stabilitas rumah tangga,
kepribadian ayah/ ibu, dan agama.
3. Umur
Kecepatan pertumbuhan yang cepat adalah masa prenatal, tahun pertama
kehidupan dan masa remaja. Umur paling rawan adalah masa balita, oleh karena
pada masa itu bayi mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi.
4. Jenis Kelamin
Walau belum diketahui secara pasti banyak yang mengatakan bahwa laki-laki
sering sakit dibandingkan bayi perempuan.
5. Genetik
Genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh
kembang anak. Interaksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil
akhir yang optimal.
6. Kelainan Kromosom
Umumnya disertai kegagalan pertumbuhan seperti pada sindroma down’s atau
sindroma turner’s.
b. Faktor Eksternal
1. Masa Prenatal
a) Gizi
Nutrisi yang dikonsumsi ibu hamil mempengaruhi pertumbuhan janin di dalam.
Gizi Ibu yang buruk sebelum maupun pada saat kehamilan lebih sering
menghasilkan bayi dengan berat badan lahir rendah dan juga bisa menyebabkan
cacat bawaan pada bayi.
b) Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan
pada bayi yang dilahirkan.
c) Toksin/ Zat Kimia
Obat-obatan seperti aminopterin, thalidomide, phetidhine, obat-obat anti kanker
dan sebagainya dapat menyebabkan kelainan bawaan pada janin yang
dikandung.
d) Endokrin
Hormon-hormon yang berperan pada pertumbuhan janin adalah somatik
hormon, hormon plasenta, hormon tiroid dan insulin.
e) Radiasi
Radiasi seperti paparan radium dan sinar rontgen pada janin sebelum usia
kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin dan kelainan pada
janin seperti mikrosefali dan deformitas anggota gerak, kelainan mata, kelainan
jantung.
f) Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH dapat menyebabkan
kelainan pada janin seperti katarak, bisu tuli, mikrosefali dan kelainan jantung
kongenital.
g) Stress
Stres dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin di dalam rahim antara lain
dapat menyebabkan abortus, kern ikterus ataupun lahir mati.
h) Anoreksia Embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat
menyebabkan berat badan lahir.
2. Masa Persalinan
Komplikasi persalinan seperti trauma kepala dan asfiksia dapat menyebabkan
kerusakan jaringan otak.
3. Post Natal
a) Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi diperlukan zat makanan yang adekuat. Makan
memegang peranan penting dalam tumbuh kembang bayi karena makanan bagi
anak dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
b) Penyakit Kronis / Kelainan Kongenital
Anak yang menderita penyakit menahun akan terganggu tumbuh kembang dan
pendidikannya. Contohnya tuberkolosis, anemia, kelainan jantung bawaan
mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.
c) Faktor Lingkungan Fisik dan Kimia
Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah, dan
radiasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan.
d) Faktor Psikososial
Faktor psikososial yang mempengaruhi adalah stimulasi pada anak, motivasi
belajar, hukuman yang diberikan kepada anak, kelompok sebaya, stres, sekolah,
cinta dan kasih sayang orang tua serta kualitas interaksi anak dengan orang tua.
e) Faktor Hormon
Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak antara lain
somatotropin, glukokortikoid, hormon tiroid, dan hormon-hormon seks.
2.1.3 Ciri-Ciri Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Ciri Pertumbuhan Anak
Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu perubahan ukuran, perubahan porsi,
hilangnya ciri-ciri lama, serta munculnya ciri-ciri baru. Keunikan pertumbuhan adalah
mempunyai kecepatan yang berbeda-beda di setiap kelompok umur dan masing-
masing organ juga mempunyai pola pertumbuhan yang berbeda. Terdapat tiga periode
perkembangan cepat yaitu menghujani masa bayi 0-1 tahun dan masa pubertas
(Heryani, 2019).
b. Ciri Perkembangan Anak
Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri yang saling berkaitan,
diantaranya:
1. Perkembangan Menimbulkan Perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan
disertai dengan perubahan fungsi.
2. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tahap Awal Menentukan Perkembangan
Selanjutnya.
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia
mengalami tahapan sebelumnya.
3. Pertumbuhan dan Perkembangan Mempunyai Kecepatan yang Berbeda.
Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik
dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan
pada masing-masing anak.
4. Perkembangan Berkorelasi dengan Pertumbuhan
Pertumbuhan berlangsung cepat, berkembang pun demikian, terjadi peningkatan
mental, memori, daya nalar dan lain-lain.
5. Perkembangan Mempunyai Pola yang Tetap
a) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah
anggota tubuh.
b) Perkembangan terjadi lebih dahulu pada kemampuan gerak kasar diikuti
kemampuan gerak halus.
6. Perkembangan Memiliki Tahap yang Berututan
Tahap perkembangan seorang anak memiliki pola yang teratur dan berurutan, dan
tahapan tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu
membuat lingkaran sebelum mampu menggambar kotak, anak mampu berdiri
sebelum berjalan dan sebagainya.
2.1.4 Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Masa Prenatal
Terdiri dari dua periode, yaitu:
1. Masa Fetus Dini (UK 9 minggu – Trimester 2 Kehamilan)
Pada masa ini terjadi Pertumbuhan otak janin, pembentukan anggota tubuh janin,
serta organ-organ telah terbentuk dan mulai berfungsi.
2. Masa Fetus Lanjut (Trimester 3 Kehamilan)
Pada masa ini pertumbuhan berlangsung cepat disertai dengan perkembangan
fungsi-fungsi organ vital, terjadi transfer imunoglobin G (IgG) dari darah ibu
melalui plasenta serta akumulasi asam lemak esensial dari omega 3 dan omega 6
pada otak dan retina.
b. Masa Neonatal dan Pasca Neonatal
1. Masa Neonatal (0 – 28 hari)
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi
darah serta mulai berfungsinya organ-organ (Marmi, 2015).
2. Masa Pasca Neonatal (28 hari – 11 bulan)
Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang besar dan proses pematangan berlangsung
secara terus-menerus terutama meningkatnya fungsi sistem saraf. Menurut Marmi
(2015), pada masa ini terjadi kontak erat antara ibu dan anak terjalin, pengaruh ibu
dan keluarga dalam mendidik anak sangatlah besar.
c. Masa Balita (12 – 59 bulan)
Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam
perkembangan motorik serta fungsi ekskresi. Pertumbuhan dan perkembangan sel-sel
otak masih berlangsung dan terjadi pertumbuhan serabut-serabut saraf sehingga
terbentuk jaringan saraf dan otak yang kompleks. Pada masa balita terjadi
perkembangan kemampuan berbicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran sosial,
emosional, dan inteligensi (Marmi, 2015).
d. Masa Pra Sekolah (60 – 72 bulan)
Pada masa ini pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi perkembangan dengan
aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya keterampilan serta proses
berpikir anak. Memasuki masa prasekolah anak mulai menunjukkan keinginan seiring
dengan pertumbuhan dan perkembangannya.
2.1.5 Deteksi Tumbuh Kembang Anak
a. Penilaian Pertumbuhan Anak
1. Pengukuran antropometri, meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar
kepala dan lingkar lengan.
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan laboratorium, dilakukan untuk menilai keadaan pertumbuhan dan
perkembangan pada anak yang memiliki riwayat penyakit tertentu.
4. Pemeriksaan menggunakan kurva pertumbuhan anak
a) Growth Chart
b) Penilaian atau klasifikasi status gizi
c) Buku KMS
d) Data-data perkembangan dan maturitas pada penyimpangan tumbuh kembang
b. Penilaian Perkembangan Anak
1. Tujuan
Untuk mengetahui kelainan perkembangan anak dan hal-hal lain yang merupakan
resiko terjadinya perkembangan dan untuk mengetahui berbagai masalah
perkembangan yang memerlukan pengobatan atau konseling.
2. Cara deteksi perkembangan
a) DDST (Denver Development Scanning Test)
b) KPSP (Kuesionar Pra Skrining Perkembangan)
c) KPAP (Kuesioner Perilaku Anak Pra Sekolah)
d) TDL (Tes Daya Lihat)
e) TDD (Tes Daya Dengar)
2.1.6 Pemeriksaan Perkembangan Anak Menggunakan Denver Develompmental Skrining
Test (DDST II)
DDST II merupakan salah satu instrumen untuk skrining perkembangan anak dan
bukan tes diagnostik atau tes IQ. DDST II memenuhi semua persyaratan yang diperlukan
untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah, cepat (15-20 menit), dapat diandalkan,
dan menunjukkan validitas yang tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan
ternyata DDST II secara efektif dapat mengidentifikasi antara 85-100% bayi dan anak-
anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada “follow up”
selanjutnya ternyata 89% dari kelompok DDST II abnormal mengalami kegagalan di
sekolah 5-6 tahun kemudian (Soetjiningsih, 2014).
a. Fungsi Tes Denver II
Menurut Soetjiningsih (2014) tes Denver II memiliki fungsi dalam menilai
perkembangan anak, fungsi tersebut meliputi
1. Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan umurnya
2. Menilai perkembangan anak sejak baru lahir sampai umur 6 tahun
3. Menjaring anak tanpa gejala terhadap kemungkinan adanya kelainan
perkembangan.
4. Memastikan anak dengan kecurigaan terdapat kelainan atau memang benar
mengalami kelainan perkembangan
5. Melakukan pemantauan perkembangan anak yang berisiko (misal anak dengan
masalah perinatal)
b. Aspek Perkembangan yang Dinilai
Semua tugas perkembangan disusun berdasarkan urutan perkembangan dan
dibagi menjadi 4 kelompok besar (sektor perkembangan), yang meliputi :
1. Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan
otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
2. Gross motor (gerakan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
3. Personal social (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungan.
4. Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan
berbicara spontan
c. Alat dalam Pemeriksaan DDST II
Dalam pemeriksaan DDST II perlu alat untuk membantu dalam proses
pelaksanaan, alat tersebut sebagai berikut:
1. Alat peraga: benang wol merah, manik-manik, kubus warna merah- kuning-hijau-
biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas, dan pensil.
2. Lembar formulir Denver II berupa selembar kertas yang berisikan 125 tugas
perkembangan menurut usia pada halaman depan dan pedoman tes untuk item-item
tertentu pada halaman belakang. Pada bagian depan, terdapat 125 item yang
digambarkan dlm bentuk persegi panjang yang ditempatkan dalam neraca usia,
yang menunjukkan 25%, 50%, 75%, dan 90% dari seluruh sampel standar anak
normal yang dapat melaksanakan tugas tersebut. Pada garis horizontal teratas dan
terbawah, terdapat skala usia dalam bulan dan tahun yang dimulai dari anak lahir
hingga usia 6 tahun. Pada usia 0-24 bulan, jarak antara 2 tanda (garis tegak kecil)
adalah 1 bulan. Setelah usia 24 bulan, jarak antara 2 tanda adalah 3 bulan.
3. Waktu untuk melakukan penilaian perkembangan anak menggunakan Denver II
berkisar antara 15-20 menit saja dengan tugas perkembangan yang harus
diselesaikan sejumlah 25-30 tugas.
4. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan
cara penilaiannya. Perlu diperhatikan pada beberapa kotak, terdapat catatan kecil
angka (misal 1, 2, dan 3) yang menunjukkan bahwa item tersebut membutuhkan
petunjuk khusus yang dapat dilihat di bagian belakang lembar tes sesuai dengan
angka yang tertulis dan pada sejumlah kotak juga terdapat huruf “L” yang
menandakan bahwa item tersebut dapat dinilai LULUS/LEWAT berdasarkan
laporan dari orang tua/pengasuh anak (Soetjiningsih, 2014).
d. Tahap Pemeriksaan DDST II
Pemeriksaan DDST II terdiri dari dua tahap menurut Soetjiningsih (2014), yaitu:
1. Tahap pertama, secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia 3-6 bulan,
9-12 bulan, 18-24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, dan 5 tahun;
2. Tahap kedua, dilakukan pada anak yang dicurigai adanya hambatan perkembangan
pada tahap pertama kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang
lengkap.
e. Langkah Pemeriksaan DDST II
Langkah Pemeriksaan DDST II Menurut Soetjiningsih (2014) terdiri dari
beberapa langkah sebagai berikut:
1. Sapa orang tua / pengasuh anak dengan ramah.
2. Jelaskan maksud dan tujuan test DDST pada orang tua.
3. Hitung umur anak dan buat garis umur.
a) Instruksi umum : catat nama anak, tanggal lahir, dan tanggal pemeriksaan pada
formulir.
b) Umur anak dihitung dengan cara tanggal pemeriksaan dikurangi tanggal lahir.
Usia anak dihitung menggunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan
untuk satu tahun. Apabila dalam perhitungan usia anak kurang dari 15 hari maka
dilakukan pembulatan ke bawah, sedangkan apabila usia anak ≥ 15 hari maka
usia dibulatkan ke atas.
c) Bila anak lahir prematur, koreksi factor prematuritas. Untuk anak yang lahir
lebih dari 2 minggu sebelum tanggal perkiraan, maka harus dilakukan koreksi.
4. Tarik garis umur dari atas ke bawah dan cantumkan tanggal pemeriksaan pada
ujung atas garis umur. Formulir Denver dapat digunakan untuk beberapa kali,
gunakan garis umur dengan warna yang berbeda.
5. Siapkan alat yang dapat dijangkau anak, beri anak beberapa mainan dari kit sesuai
dengan apa yang ingin ditestkan
6. Lakukan tugas perkembangan untuk tiap sektor perkembangan dimulai dari sektor
yang paling mudah dan dimulai dengan tugas perkembangan yang terletak
disebelah kiri garis umur, kemudian dilanjutkan sampai ke kanan garis umur.
a) Pada tiap sektor dilakukan minimal 3 tugas perkembangan yang paling dekat
disebelah kiri garis umur serta tiap tugas perkembanagan yang ditembus garis
umur.
b) Bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu uji coba pada langkah i
(gagal / menolak / tidak ada kesempatan), lakukan uji coba tambahan kesebelah
kiri garis umur pada sektor yang sama sampai anak dapat ”lulus” 3 tugas
perkembangan. Bila anak mampu melakukan salah satu tugas perkambangan
pada langkah, lakukan tugas perkembangan tambahan kesebelah kanan garis
umur pada sektor yang sama sampai anak :gagal” pada 3 tugas perkembangan.
7. Beri skor penilaian dan catat pada formulir DDST.
Hal yang perlu diperhatikan :
a) Selama test berlangsung, amati perilaku anak. Apakah ada perilaku yang khas,
dibandingkan anak lainnya. Bila ada perilaku yang khas tanyakan kepada orang
tua / pengasuh anak, apakah perilaku tersebut merupakan perilaku sehari-hari
yang dimiliki anak tersebut.
b) Bila test dilakukan sewaktu anak sakit, merasa lapar dll, dapat memberikan
perilaku yang mengahambat test.
c) Mulai dengan menyuruh anak melakukan yang mudah untuk memberi rasa
percaya diri dan kepuasan orang tua.
d) Memberikan pujian walaupun gagal melakukan.
e) Jangan bertanya yang mengarah ke jawaban.
f) Intepretasi harus dipertimbangkan sebelum memberitahu orang tua bahwa test
hasil normal atau abnormal.
g) Tidak perlu membahas setiap item pada orang tua.
h) Pada akhir test, tanyalah orang tua apakah penampilan anak merupakan
kemampuan atau perilaku pada waktu lain.
f. Skoring Pemeriksaan DDST II
Penilaian terhadap perkembangan anak pada Denver II yaitu :
1. Pass/lulus (P)
Bila anak melakukan tes dengan baik, atau orang tua atau pengasuh anak memberi
laporan (tepat/dapat dipercaya) bahwa anak dapat melakukannya.
2. Fail/gagal (F)
Bila anak tidak dapat melakukan tes dengan baik, atau orang tua atau pengasuh
memberi laporan (tepat) bahwa anak tidak dapat melakukan dengan baik.
3. No Opportunity (NO)
Bila anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan tes karena ada hambatan.
Skor ini hanya boleh dipakai pada tes dengan tanda “R”.
4. Refusal/menolak (R)
Bila anak menolak untuk melakukan tes.
g. Interprestasi Penilaian Individual
Interprestasi penilaian individu dalam Denver II (Soetjiningsih, 2014) yaitu :
1. Lebih awal (advanced)
Bila seseorang anak lulus (pass) pada item tugas perkembangan yang terletak di
kanan garis umur, dinyatakan perkembangan anak lebih, karena kebanyakan anak
sebayanya belum lulus.
2. Normal
Bila seseorang anak gagal (fall) atau menolak (refusal) melakukan tes pada item di
sebelah kanan garis umur, maka perkembangan anak dinyatakan normal. Anak
tidak diharapkan lulus sampai umurnya lebih tua.Demikian juga bila anak lulus (P),
gagal (F) atau menolak (R) pada tugas perkembangan dimana garis umur terletak
antara persentil 25 dan 75, maka dikategorokan sebagai normal.
3. Caution (peringatan)
Bila seseorang anak gagal atau menolak tes pada item dimana garis umur terletak
pada atau antara persentil 75 dan 90, maka skornya adalah Countion (tulis C
sebelah kanan kotak segi panjang).
4. Delay (Keterlambatan)
Bila seseorang anak gagal atau menolak melakukan tes pada item yang terletak
lengkap di sebelah kiri garis umur, karena anak gagal atau menolak tes dimana 90%
anak-anak sudah dapat melakukannya. Keterlambatannya ditandai dnegan
memberi warna pada bagian akhir kotak segi panjang.
5. Noopportunity (tidak ada kesempatan)
Pada tes yang dilaporkan orang tua atau anak tidak ada kesempatan untuk
melakukan atau mencoba, diberi skor sebagai NO
h. Pengambilan Kesimpulan dalam Pemeriksaan DDST II
Pengambilan kesimpulan hasil tes skrinning perkembangan menurut Denver II
(Soetjiningsih, 2014).
1. Normal
a) Bila tidak ada keterlambatan (F) atau paling banyak terdapat satu (C).
b) Lakukan pemeriksaan ulang pada kontrol kesehatan berikutnya
2. Abnormal
a) Terdapat 2 atau lebih keterlambatan (F).
b) Dirujuk untuk evaluasi diagnostik.
3. Suspek
a) Bila didapatkan dua atau lebih caution (C) dan atau satu atau lebih
keterlambatan (F).
b) Lakukan tes ulang dalam satu sampai dua minggu untuk menghilangkan faktor
sesaat seperti rasa takut, keadaan sakit, mengantuk atau kelelahan
4. Tidak dapat dites
a) Bila menolak pada satu item atau lebih di sebelah kiri garis umur atau menolak
pada lebih dari satu item yang tembus garis umur pada daerah 75-90%.
b) Lakukan uji ulang dalam satu sampai dua minggu
Sumber : Tumbuh Kembang Anak (Soejiningsih, 2014).
Gambar 2.1. Skala Penilaian DDST
Dapat dilihat pada gambar 2.1 perilaku yang berada pada sebelah kanan garis usia,
maka perkembangan aspek yang dialami oleh anak adalah super. Apabila perilaku
berada pada sebelah kiri garis usia dan tidak menyentuh kotak perilaku maka dapat
dikatakan bahwa abak mengalami keterlambatan perkembangan dan perlu dilakukan
stimulasi. Kotak ptih dalam Skala Denver II menandakan masa peka anak, sedangkan
kotak hijau menandakan masa stimulasi bagi anak. Simpangan garis putih dengan
hijau merupakan puncak masa peka anak, saat garis usia menunjuk pada kotak hijau
maka perlu dilakukan stimulasi agar tidak melampaui kotak hijau.
2.2 Konsep Manajemen Kebidanan
2.2.1 Pengkajian
Tanggal : untuk mengetahui tanggal dilakukannya pengkajian
Pukul : untuk mengetahui waktu dilakukannya pengkajian
Oleh : untuk mengetahui pengkaji kasus
Tempat : untuk mengetahui dimana tempat dilakukannya pengkajian
a. Data Subjektif
1. Biodata
a) Biodata Anak
Nama : Digunakan untuk mengenal dan menghindari adanya
kekeliruan dengan pasien lain
Tanggal Lahir : Untuk mengetahui penilaian tumbuh kembang anak yang
akan dilakukan pada umur tersebut.
Jenis Kelamin : Untuk mnegetahui paritas orangtua.
b) Biodata Orangtua
Nama : Digunakan untuk mengenal dan menghindari adanya
kekeliruan dengan pasien lain
Usia : Untuk menghindari kekeliruan dengan klien lain
Agama : Untuk mengetahui keyakinan yang dianut sehingga
memudahkan pemberian asuhan
Pekerjaan : Untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi agar
nasihat yang disampaikan dapat sesuai
Alamat : Untuk mempermudah kunjungan ulang
2. Alasan Datang/ Keluhan Utama
Untuk mengetahui apa yang sedang dikeluhkan terhadap anak dan untuk
mengetahui apakah anak mengalami permasalahan kesehatan yang mengganggu
dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
3. Riwayat Kesehatan Anak
Untuk mengetahui riwayat kesehatan anak yang lalu dan sekarang agar dapat
mengetahui tindakan apa yang perlu dilakukan. Untuk mengetahui apakah
sekarang anak dalam kondisi sakit atau sehat, jika anak dalam keadaan sakit maka
tidak boleh dilakukan deteksi dini tumbuh kembang karena hasil akhir akan tidak
akurat.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit menurun
seperti darah tinggi, kencing manis, dan asma, penyakit menahun seperti jantung
dan kanker, serta penyakit menular seperti penyakit kuning ataupun penyakit
kelamin.
5. Riwayat Neonatal
BB anak saat lahir : normalnya 2500-4000 gram
PB anak saat lahir : normalnya 48-52 cm
LK anak saat lahir : normalnya 33-35 cm
Kelainan : untuk mengetahui apakah anak mengalami kelainan
saat lahir seperti kelainan kongenital.
6. Riwayat Imunisasi
Untuk mengetahui imunisasi yang pernah didapat anak. Sehingga dapat
mengetahui resiko penyakit yang terjadi pada anak yang dapat mempengaruhi
kekebalan tubuh anak. Berikut adalah standar imunisasi pada bayi dan balita.
Jumlah Interval
Jenis Imunisasi Usia Pemberian
Pemberian Minimal
Hepatiti B 0-7 hari 1 -

BCG 1 bulan 1 -

Polio/IPV 1,2,3,4 bulan 4 4 minggu

DPT-HB-Hib 2,3,4 bulan 3 4 minggu


Campak 9 bulan 1 -

Jumlah
Jenis Imunisasi Usia Pemberian
Pemberian

DPT-HB-Hib 18 bulan 1

Campak 24 bulan 1

7. Pola Kebutuhan Sehari-hari


Nutrisi : Mengetahui apakah pemberian nutrisi sesuai usia atau tidak.
Usia 0-6 bulan sebaiknya hanya diberikan ASI Ekslusif.
Aktivitas : Mengetahui apakah aktivitas anak sesuai usia atau tidak. Pada
usia 304 bulan bayi mulai mengocah dengan keras saat diajak
berbicara.
Eliminasi : Mengetahui apakah ada gangguan pada pola eliminasi anak.
Istirahat : Untuk mengetahui pola istirahat anak
0-3 bulan : 16-17 jam perhari
3-6 bulan : 14-16 jam perhari
7-8 bulan : 14 jam perhari
12 bulan : 10-12 jam perhari.
Kebersihan : Kebersihan anak harus selalu dijaga untuk menghindari adanya
kuman dan penyakit yang bisa membuat anak sakit dan
mencegah iritasi pada anak.
b. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : untuk mengetahui keadaan umum anak
Kesadaran : untuk mengetahui tingkat kesadaran anak
2. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
Nadi : normalnya pada anak dengan umur 3 bulan – 2 tahun nadinya
adalah 80 – 100 x/menit
Pernapasan : Pernapsan normal pada anak adalah 30 – 40 x/menit
Suhu : : 36.5 – 37.5 oC
3. Pemeriksaan Antropometri
Lingkar Kepala : normalnya terus bertambah, pada umur 6 bulan mecapai
44 cm, 1 tahun mencapai 47 cm, dan 2 tahun mencapai 49
cm
Panjang Badan : normalnya terus bertambah, ketika umur 1 tahun setara
dengan 1,5 kali lipat panjang badan lahir, dan ketika uur 4
tahun setara dengan 2 kali panjang badan lahir
Berat Badan : normalnya terus bertambah, saat umur 5 bulan setara
dengan 2 kali BB lahir, umur 1 tahun 3 kali BB lahir, 2
tahun 4 kali BB lahir, dan prasekolah kenaikan 2 kilogram
per tahun
4. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Simetris atau tidak
Wajah : Pucat atau tidak, kuning atau tidak
Mata : Juling atau tidak, ada secret atau tidak, sklera putih atau kuning
Hidung : Untuk memeriksa apakah terdapat cuping hidung pada anak
Mulut : Terdapat labiopalatokisis dan labioskisis atau tidak
Telinga : Simetris atau tidak, bersih atau kotor
Leher : Ada batasan gerak atau tidak, pembesaran kelenjar tiroid atau
tidak
Dada : Retraksi dinding dada atau tidak
Abdomen : Pembesaran abnormal atau tidak
Genetalia : Bersih atau tidak
Ekstremitas : Untuk mengetahui apakah terdapat polidaktil (kondisi jari
berlebih) atau sindaktil (kondisi dimana dua jari atau lebih
menyatu satu sama lain).
2.2.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Identifikasi diagnosa dan masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data
yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan diagnosis yang spesifik.
An. “.....” usia .... bulan dengan deteksi dini tumbuh kembang (sesuai
usia/meragukan/penyimpangan) menggunakan DDST
2.2.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial berdasarkan diagnosa atau
masalah yang diidentifikasi. Untuk mengetahui masalah potensial yang mungkin terjadi
dalam tumbuh kembang anak.
2.2.4 Identifikasi Kebutuhan Segera Segera
Bidan mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan atau untuk dikonsultasikan
atau ditangani bersama anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi kesehatan
klien.
2.2.5 Intervensi
Merencakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan langkah sebelumnya. Semua
perencanaan yang dibuat harus berdasarkan pertimbangan yang tepat seperti pengetahuan
dan perawatan berdasarkan ecidence based care.
2.2.6 Implementasi
Rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima
dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan dapat dilakukan seluruhnya atau
sebagian oleh bidan dan oleh pasien atau anggota tim kesehatan lainnya.
2.2.7 Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai
dengan sebagaimana telah diidentifikasi dalam masalah dan diagnose. Rencana tersebut
dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaanya. Ada
kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum
efektif (Damai Yanti, 2017).
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
Tanggal : Rabu, 04 Agustus 2021
Jam : 08.30 WIB
Oleh : Dwi Elisa Putri
Tempat : PMB Yeni Sustrawati, S.Tr.Keb

a. Data Subjektif
1. Biodata
a) Biodata Anak
Nama : An. K
Tanggal Lahir : 01 Mei 2021
Umur : 3 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
b) Biodata Orangtua
Nama Ibu : Ny. V Nama Ayah : Tn. M
Usia : 23 Tahun Usia : 28 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Pandanwangi 6/6
2. Alasan Datang
Ibu ingin menimbang adek dan imunisasi. Tidak ada keluhan selama 3 bulan ini,
adik dalam kondisi sehat.
3. Riwayat Kesehatan Anak
Ibu mengatakan saat lahir anaknya langsung menangis kuat, tidak pernah menderita
penyakit yang mengharuskan anaknya untuk opname dan saat ini kondisi anak tidak
sedang sakit.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga ibu maupun suami tidak ada yang menderita penyakit menurun
seperti asma, darah tinggi, diabetes, maupun penyakit jantung. Dalam keluarganya
juga tidak ada yang pernah mengalami masalah dalam tumbuh kembang.
5. Riwayat Neonatal
Anak Ke- :1
BB anak saat lahir : 3.100 gram
PB anak saat lahir : 49 cm
LK anak saat lahir : 34 cm
Kelainan : Tidak ada
UK : 39 minggu, secara normal, tidak ada penyulit
6. Riwayat Imunisasi
Jenis Imunisasi Usia pemberian Reaksi
HB0 01-05-2021 -
BCG + Polio 1 05-06-2021 -
DPT-HB-Hib 1 + Polio 2 03-07-2021 Demam
DPT-HB-Hib 2 + Polio 3 04-08-2021 Hari ini di imunisasi
7. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Ibu mengatakan bahwa berat badan anaknya selalu naik/ tetap, tidak pernah
mengalami penurunan. Ibu selalu rutin memeriksakan pertumbuhan dan
perkembangan anaknya di posyandu dan ibu mengatakan setiap hasil pemeriksaan
tumbuh kembang tidak ada masalah pada tumbuh kembang anaknya (baik dan
normal). Ibu mengimunisasikan anaknya di bidan terdekat.
8. Pola Kebutuhan Sehari-hari
Nutrisi : Ibu mengatakan anaknya diberi ASI saja tanpa adanya tambahan
susu formula
Eliminasi : Ibu mengatakan anaknya BAK 6-8 x/hari, warna kuning jernih.
BAB 2-3 x/hari, konsistensi lunak
Istirahat : Ibu mengatakan anaknya biasa tidur ± 9 jam mulai pukul 20.00 –
05.00 WIB. Bangun tiap 2 jam untuk menyusu dan tidur siang
dan sore ± 3 jam
Personal : Ibu mengatakan memandikan anaknya 2 kali sehari, ganti pakaian
Hygiene ketika mandi dan ketika kotor
b. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-Tanda Vital
Nadi : 100 x/menit
Pernapasan : 40 x/menit
Suhu : 36,7 ℃
Panjang badan : 60 cm
Berat badan : 5,1 kg
Lingkar Kepala : 39 cm
2. Menghitung Umur Anak
Tanggal pemeriksaan : 2021-08-04
Tanggal lahir : 2021-05-01
Usia : 3 bulan 3 hari  usia anak 3 bulan
3. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Simetris, tidak terdapat benjolan
Wajah : Tidak pucat, tidak kuning
Mata : Sklera putih, konjungtiva merah muda
Hidung : Bersih, tidak terdapat pernapasan cuping hidung pada anak
Mulut : Bibir tidak kering, tidak pucat, gigi tumbuh rapi
Telinga : Simetris, bersih
Leher : Tidak ada keterbatasan gerak, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid
Dada : Tidak ada tarikan dinding dada, pernapasan teratur. Tidak ada
bunyi wheezing/ ronchi pada pernapasan
Abdomen : Tidak kembung
Ekstremitas : Tidak sindaktil maupun polidaktili
4. Pemeriksaan Perkembangan Anak (terlampir)
3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah
DX : An. K usia 3 bulan dengan tumbuh kembang normal
DS : Ibu mengatakan selama ini anak tidak terdapat keluhan mengenai tumbuh
kembangnya
DO : KU : Baik
BB : 5,1 kg
PB : 60 cm
LK : 39 cm
N : 100 x/menit
RR : 40 x/menit
S : 36,7 ℃
Hasil DDST : Normal
3.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Tidak ada
3.4 Identifikasi Tindakan Segera
Tidak ada
3.5 Intervensi
Tanggal : 04-08-2021
Pukul : 08.40 WIB

Tujuan : Anak sehat dan tidak mengalami masalah pada tumbuh kembangnya serta ibu
paham akan tumbuh kembang anaknya
KH : Tumbuh kembang anak sesuai dengan umurnya, pengetahuan ibu tentang
tumbuh kembang anak bertambah dan ibu dapat melakukan stimulasi tumbuh
kembang anak secara mandiri.
Intervensi:
a. Menginfokan kepada ibu sebelum di imunisasi untuk dilakukan tes tumbuh kembang
dengan DDST
R/ Test DDST merupakan salah satu instrumen untuk skrining perkembangan anak.
b. Lakukan pemeriksaan pada anak
R/ pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan
c. Beritahukan hasil pemeriksaan kepada ibu
R/ Dengan memberitahukan hasil pemeriksaan, diharapkan ibu mengetahui kondisinya
saat ini sehingga ibu dapat lebih kooperatif dalam asuhan yang diberikan.
d. Anjurkan ibu untuk menstimulasi tumbuh kembang anaknya dirumah
R/ Stimulasi tumbuh kembang harus selalu dilakukan agar tumbuh kembang anak
sesuai dengan umurnya dan tidak mengalami penyimpangan
e. Mengajurkan ibu untuk pemberian ASI ekslusif yaitu selama 6 bulan
R/ ASI memliki banya manfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi
f. Anjurkan ibu untuk datang 1 bulan lagi untuk memeriksakan tumbuh kembang anaknya
sekaligus imunisasi DPT 3+Polio 4
R/ Pemeriksaan tumbuh kembang anak perlu rutin di lakukan tiap bulan agar bisa
diberikan penatalaksanaan apabila terjadi keterlambatan
3.6 Implementasi
Tanggal : 04-08-2021
Pukul : 08.50 WIB
a. Menginfokan kepada ibu sebelum di imunisasi untuk dilakukan tes tumbuh kembang
dengan DDST yang merupakan salah satu instrumen untuk skrining perkembangan
anak.
b. Melakukan pemeriksaan pada anak
c. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu, yang meliputi berat badan anak 5,1 kg,
tinggi badan 60 cm, pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan keabnormalan,
memberitahukan bahwa dari hasil pemeriksaan anak menggunakan DDST diperoleh
hasil normal, yaitu perkembangan nya sesuai dengan usia saat ini.
d. Menganjurkan ibu untuk menstimulasi tumbuh kembang anaknya dirumah agar tumbuh
kembang anak sesuai dengan umurnya dan tidak mengalami penyimpangan. Seperti
lebih sering tummy time, dan memberikan stimulasi dengan mainan yang berbunyi dan
dapat dipegang
e. Mengajurkan ibu untuk pemberian ASI ekslusif yaitu selama 6 bulan dimana manfaat
ASI sangat banyak meliputi menciptakan rasa nyaman dan aman ketika bersama ibu,
mengandung gizi yang cukup dan sesuai untuk bayi, mengandung zat antibodi.
f. menganjurkan ibu untuk datang 1 bulan lagi untuk memeriksakan tumbuh kembang
anaknya sekaligus imunisasi DPT3+Polio4 karena pemeriksaan tumbuh kembang anak
perlu rutin di lakukan tiap bulan agar bisa diberikan penatalaksanaan apabila terjadi
keterlambatan
3.7 Evaluasi
Tanggal : 04-08-2021
Pukul : 09.00 WIB
a. Ibu mengerti dengan semua penjelasan dan mampu mengulanginya
b. Ibu akan memberikan stimulasi kepada bayi dirumah seperti yang sudah dianjurkan
c. Ibu akan memberikan ASI saja sampai usia 2 tahun dan saat usai 6 bulan akan
memberikan MPASI
d. Ibu akan datang kembali untuk imunisasi dan mengecek perkembangan anaknya 1
bulan lagi
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada tanggal 02 Agustus 2021 telah dilakukan pengkajian tentang deteksi dini tumbuh
kembang pada An.N usia 60 bulan menggunakan DDST dan pemeriksaan fisik.
Deteksi tumbuh kembang adalah langkah antisipasi yang dilakukan untuk mendeteksi dan
menemukan kasus penyimpangan tumbuh kembang anak sejak dini dan mengetahui serta
mengenal faktor resiko penyimpangan tersebut.
Asuhan kebidanan pada By K umur 3 bulan didapatkan data subjektif yaitu ibu ingin
menimang adek dan imunisasi, serta tidak ada keluhan selama 3 bulan ini, bayi dalam kondisi
sehat. Bayi K yang lahir pada tanggal 01 Mei 2021 lahir cukup bulan pada usia kehamilan 39
minggu secara normal dan tidak ada penyulit. Saat ini pada tanggal 04 Agustus 2021 sedang
dilakukan pemeriksaan DDST, berdasarkan usia bayi saat ini adalah 3 bulan. Pemeriksaan fisik
juga tidak ditemukan tanda tanda keabnormalan.
Pemeriksaan menggunakan DDST terhadap By K dilakukan selama kurang lebih 15 menit.
Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa Waktu untuk melakukan penilaian perkembangan anak
menggunakan Denver II berkisar antara 15-20 menit saja. Tess DDST dilaukan saat By K
dalam kondisi sehat, tidak mengantuk, tidak haus. Berdasarkan teori Bila test dilakukan
sewaktu anak sakit, merasa lapar dll, dapat memberikan perilaku yang mengahambat test.
Berdasarkan terori aspek perkembangan yang dinilai adalah Fine motor adaptive (gerakan
motorik halus), Gross motor (gerakan motorik kasar), Personal social (perilaku sosial),
Language (bahasa). Dari hasil pemeriksaan tersebut dalam batas normal, meskipun ada
perkembangan yang mendapatkan nilai F (fail/gagal). Namun nilai F tersebut terletak antara
persentil 25 dan 75. Hal tersebut sesuai dengan teori pada interprestasi penilaian individual
yaitu dikatakan normal bila seseorang anak gagal (fall) atau menolak (refusal) melakukan tes
pada item di sebelah kanan garis umur, maka perkembangan anak dinyatakan normal. Anak
tidak diharapkan lulus sampai umurnya lebih tua. Demikian juga bila anak lulus (P), gagal (F)
atau menolak (R) pada tugas perkembangan dimana garis umur terletak antara persentil 25
dan 75, maka dikategorikan sebagai normal.
Dalam manajemen asuhan yang dilakukan dan hasil pengkajian, tidak ditemuakan
kesenjangan dengan konsep teori.
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Setelah dilakukan pengkajian dan pemberian asuhan kebidanan pada By. K diperoleh
hasil sebagai berikut:
a. Telah dilakukan pengkajian dimana ibu sangat kooperatif dan bayi sangat kondusif
b. Telah ditegakan diagnosa By K umur3 bulan dengan tumbuh kembang normal
c. Tidak didapatkan diagnosa dan masalah potensial pada By K
d. Tidak ada tindakan segera yang perlu dilakukan pada By K
e. Telah diberikan intervensi asuhan pada By K yang meliputi; infokan kepada ibu untuk
dilakukan pemeriksaan DDST, beritahu hasil pemeriksaan umum, fisik, dan hasil
DDST, anjurkan ibu untuk pemberian ASI ekslusif, anjurkan ibu untuk datang 1 bulan
lagi untuk memeriksakan tumbuh kembang anaknya sekaligus imunisasi DPT3, Polio4
f. Telah dilakukan asuhan kebidanan pada By K sesuai dengan intervensi yang disusun
g. Telah dilakukan evaluasi asuhan pada By K dan didapatkan data subjektif yaitu ibu
mengerti dengan semua penjelasan dan mampu mengulanginya, ibu akan memberikan
stimulasi kepada bayi dirumah seperti yang sudah dianjurkan. Akan memberikan ASI
saja sampai usia 2 tahun dan saat usia 6 bulan akan memberikan MPASI, Ibu akan
datang kembali untuk imunisasi dan mengecek perkembangan baby nya 1 bulan lagi
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa sebaiknya lebih memahami mengenai tumbuh kembang anak agar dapat
memeberikan asuhan yang sesuai dengan kondisi tumbuh kembang anak.
5.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan KIE pada ibu serta pemeriksaan tumbuh
kembang anak secara rutin untuk mendeteksi adanya masalah tumbuh kembang pada
anak serta diharapkan mampu meningkatkan kemampuan melakukan asuhan kebidanan
yang baik dan benar sesuai dengan standar asuhan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA

Andriana, Dian. 2017. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak (edisi ke-2). Jakarta:
Salemba Medika.
Heryani, Reni. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra
Sekolah. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Kemenkes RI. 2016. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak. Jakarta : Kemenkes RI
Marmi, Kukuh Rahardjo, 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.
Yogyakarta Pustaka Pelajar
Noordiati. 2018. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah. Malang:
Wineka Media.
Nurwiandini, Widy. 2018. Dokumentasi Kebidanan: Konsep dan Aplikasi Dokumnetadi
Kebidanan. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru.
Soetjiningsih, C.H. 2018. Perkembangan Anak : Sejak Pembuahan Sampai dengan Kanak-
Kanak Akhir. Edisi Pertama, cetakan ke-3. Depok: Prenadamedia Group

Anda mungkin juga menyukai