Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN LOOSE PARTS TERHADAP

KEMAMPUAN BAHASA PADA KELOMPOK A DI TK DESA TORIYO


Dosen Pengampu: Jumiatmoko, S.Pd., M.Pd

PROPOSAL METODOLOGI PENELITIAN

Disusun oleh:

Okky Alfaiza Setyati (K8120055)

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2022
DAFTAR ISI

JUDUL ........................................................................................................................................ i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................................ 3
C. Pembatasan Masalah ....................................................................................................... 3
D. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 3
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 3
F. Manfaat Penelitian .......................................................................................................... 4
BAB II........................................................................................................................................ 5
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS ...................................... 5
A. Kajian Pustaka ................................................................................................................ 5
B. Kerangka Berpikir ........................................................................................................... 8
C. Hipotesis ......................................................................................................................... 9
BAB III .................................................................................................................................... 10
METODE PENELITIAN......................................................................................................... 10
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................................... 10
B. Desain Penelitian .......................................................................................................... 10
C. Populasi dan Sampel..................................................................................................... 10
D. Teknik Pengambilan Sampel ......................................................................................... 11
E. Teknik Pengumpulan Data............................................................................................. 11
F. Teknik Validasi Instrumen Penelitian ............................................................................ 11
G. Teknik Analisis Data..................................................................................................... 12
H. Prosedur Penelitian ....................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari
kehidupan manusia, sehingga pendidikan sangat penting bagi kelangsungan
kehidupan. Dalam Undang-Undang Repunlik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal
1 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum


jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan
bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut. Ada masa ini anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar dengan berbagai
keunikan yang dimiliki serta berada pada tahap perkembangan yang luar biasa
dikembangkan adalah aspek kognitif, bahasa, sosial emosional, fisik motorik dan
seni anak, kemampuan ini dimasa mendatang akan menjadi salah satu solusi
untuk dapat mempengaruhi kehidupan anak yang akan datang (Kemendiknas,
2010). Pendidikan bagi anak usia dini adalah menggali pengalaman langsung yang
dialami anak melalui pengopt imalan panca inderanya. Anak dapat belajar melalui apa
yang dilihat, didengar dan dirasakan, lalu mereka meraba, mempelajari serta membuat
kesimpulan akhir tentang pengamatan mereka masing-masing.

Adapun pendidikan bagi anak usia dini ditujukan untuk mengembangkan


aspek-aspek pertumbuhannya yang meliputi aspek kognitif,sosial emosional, nilai
moral dan agama, bahasa, seni dan fisik motorik. Salah satu aspek perkembangan
yang penting untuk dikembangkan adalah aspek perkembangan bahasa anak. Bahasa
merupakan alat utama yang diandalkan manusia dalam kehidupan sehari-hari dan
dalam pergaulan serta komunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga rupakan suatu alat
1
untuk menyampaikan ide/gagasanya kepada orang lain. Selain itu, penggunaan bahasa
memang sangat penting untuk kehidupan sehari-hari.

Selain itu, penggunaan bahasa memang sangat penting untuk kehidupan


sehari-hari. Dengan bahasa seseorang dapat berkomunikasi dan membentuk interaksi
sosial. Dalam pengertian ini, bahasa mencakup semua cara untuk berkomunikasi,
dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk
mengungkapkan sesuatu pengertian, seperti dengan menggunakan lisan, tulisan,
isyarat, bilangan, lukisan serta mimik muka. Selain itu bahasa juga mencakup setiap
sarana komunikasi dengan menyimbolkan pikiran dan perasaan untuk menyampaikan
makna kepada orang lain yang mencakup tulisan, bicara, bahasa simbol, ekspresi
muka, isyarat, pantomim dan seni.

Jadi, bahasa bukan hanya mengenal ucapan yang disampaikan secara lisan,
namun bahasa juga dapat berbentuk isyarat dan simbol. Pendidikan Anak Usia Dini
prakteknya hanya mengembangkan kemampuan bahasa menggunakan buku baca.
Memang buku baca ini berperan dalam mengembangkan kemampuan bahasa anak
usia dini, namun anak juga dapat mengembangan kemampuan bahasanya melalui
kegiatan lain sehingga anak dapat berimajinasi sesuai yang ada dalam pikiran anak.

Perkembangan bahasa sebagai salah satu kemampuan dasar yang harus


dimiliki oleh anak, yang terdiri dari beberapa tahapan sesuai dengan kemampuan
dasar dan karakteristik perkembangannya. Berdasarkan standar isi tentang tingkat
pencapaian perkembangan anak pada perkembangan bahasa memiliki tiga lingkup
perkembangan bahasa yaitu memahami bahasa, mengungkapkan bahasa, dan
keaksaraan bahasa. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengembangkan
bahasa anak adalah melalui metode bermain menggunakan media Loose Parts.
Penggunaan Loose Parts ini menjadi sumber belajar yang diperlukan anak untuk
bermain dan dapat menciptakan lingkungan yang lebih kaya bagi anak untuk bermain,
sehingga apapun bisa digunakan anak untuk bermain, karena bahan Loose Parts
sendiri sangat mudah dijumpai disekeliling kita seperti: batu, ranting, kayu, pasir,
daun, biji-bijian dan masih banyak lagi. Anak usia dini memiliki pemikiran unik yang
dapat menghasilkan berbagai karya sesuai dengan apa yang pernah mereka lihat, dan
dengar. Berbagai karya yang disesuaikan dengan imajinasi anak dapat dibuat. Melalui

2
penggunaan Loose Parts ini anak bebas menyusun huruf dan membentuk kata yang
sesuai dengan keinginan anak.

B. Identifikasi Masalah
Sehubungan dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Media yang dgunakan untuk menggembangkan kemampuan bahasa hanya


menggunakan buku baca.

2. Kegiatan pembelajaran anak usia dini yang tidak berfokus pada aspek
perkembangan anak, melainkan pada kemampuan membaca, menulis, dan
berhitung.

3. Peran media Loose Parts dalam mengembangkan kemampuan bahasa anak


usia dini.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas, maka masalah yang akan
dibahas dapat diperjelas dengan membatasi masalah yang akan dibahas dan diteliti.
Peneliti akan membahas pengaruh media pembelajaran Loose Parts terhadap
kemampuan bahasa pada kelompok A di TK Desa Toriyo

D. Rumusan Masalah
Merujuk pada identifikasi masalah yang telah dipaparkan, peneliti
merumuskan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh media Loose Parts terhadap kemampuan bahasa


kelompok A di TK Desa Toriyo?

2. Apa strategi yang digunakan pada pengaruh media Loose Parts terhadap
kemampuan bahasa anak kelompok A di TK Desa Toriyo

E. Tujuan Penelitian
Penelitian terkait pengaruh media Loose Parts terhadap kemampuan bahasa
pada kelompok A di TK Desa Toriyo memiliki tujuan sebagai berikut:

3
1. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh media Loose Parts terhadap
kemampuan bahasa kelompok A di TK Desa Toriyo

2. Untuk menganalisis strategi pengaruh media Loose Parts terhadap


kemampuan bahasa kelompok A di TK Desa Toriyo

F. Manfaat Penelitian
Penelitian penggunaan media Loose Parts untuk meningkatkan kemampuan
bahasa anak usia dini di TK Desa Toriyo memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Manfaat bagi peneliti

Penelitian ini memberikan berbagai manfaat seperti dapat meningkatkan


kualitas ilmu pengetahuan dan pengaplikasiannya dalam dunia pendidikan.
Selain itu, peneliti dapat menjadi lebih peka terhadap berbagai masalah
dalam dunia pendidikan serta lebih kreatif dalam mengatasi berbagai
masalah.

2. Manfaat bagi pengajar

Bagi pendidik, penelitian ini memberikan berbagai manfaat seperti


memperoleh alternatif pembelajaran baru yang menyenangkan serta
memperbanyak wawasan terkait pengembangan kemampuan bahasa anak
usia dini.

3. Manfaat bagi peseta didik

Bagi peserta didik, penelitian ini dapat memberikan manfaat seperti


mendapatkan pembelajaran dengan cara baru yang kreatif, produktif,
inovatif dan menyenangkan melalui penggunaan media Loose Parts, anak
juga dapat memiliki kebebasan untuk berekspresi dan berkreasi sesuai
dengan kemampuannya.

4
BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Kemampuan Bahasa Anak

Bahasa merupakan kemampuan anak untuk berkomunikasi dengan orang lain.


Dalam pengertian ini, tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran
dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk
mengungkapkan sesuatu pengertian, seperti dengan menggunaka lisan, tulisan,
isyarat, bilangan, lukisan, dan mimik muka (Yusuf, 2007: 118).

Kemampuan bahasa anak berkembang secara perlahan sesuai dengan


tahap perkembangannya. Perkembangan bahasa anak juga berkembang sesuai
dengan tingkat perkembangan mentalnya, sehingga perlu diberikan stimulasi
perkembangan yang tepat sesuai dengan kondisi mental anak. Hal ini sesuai
dengan ide yang diungkapkan oleh Vygotsky (dalam Suyanto, 2005: 171-172)
Pertama, bahasa dan pemikiran anak-anak berbeda. Bahasa merupakan ekspresi
dari pikiran karena bahasa dan pikiran secara perlahan terintegrasi sesuai dengan
tingkat perkembangan intelektualnya. Bahasa ekspresif di sini diciptakan-oleh-
anak-anak. Anak usia dini membutuhkan penguasaan keterampilan bahasa
ekspresif. Hal ini membantu anak berinteraksi dengan orang lain (sosialisasi),
berpartisipasi dalam percakapan sehari-hari, dan memecahkan masalah.

Bahasa menurut Webster (dalam Sardjono, 2005: 5) adalah komunikasi atau


ekspresi fikir dan perasaan yang berwujud vocal, dan merupakan kombinasi dari
beberapa bunyi atau simbol-simbol tertulis yang mengandung arti.

Berdasarkan urian diatas dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah kemampuan


untuk berkomunikasi baik dalam bentuk lisan atau tulisan.

2. Tahap-tahap Perkembangan Bahasa Anak

Bulan-bulan pertama kehidupan, anak-anak mulai mencoba-coba dengan


bahasa. Bayi berbisik halus, menjerit, dan menoleh. Pada waktu anak-anak
mencapai usia tiga tahun, mereka biasanya memiliki 2000 sampai 4000 kata
dalam perbendaharaan kata mereka dan mulai mengerti struktur bahasa. Anak-
5
anak usia empat dan lima tahun mengucapkan kalimat dengan tiga sampai empat
kata dan menyatakan keinginan serta kebutuhan mereka lewat bahasa.

Agar keterampilan berbahasa dan baca tulis tertanam dalam diri anak-anak,
dua pengalaman penting harus dimiliki.Anak-anak harus berbicara dan
mendengarkan orang lain, dan mereka perlu membaca dengan orang lain (Seefeldt
dan Wasik, 2008: 324).

Adapun tahap-tahap perkembangan bahasa anak menurut William Stern dan


Clara Stren (dalam Yusuf, 2007: 158) yakni pada usia 6-12 bulan (masa
permulaan atau stadium purwoko), masa ini disebut masa meraban yang artinya
masa mengeluarkan bermacam-macam suara yang tidak berarti. Pada masa ini
anak sering mengulang beberapa suku kata, seperti ba-ba-ba, ma-ma-ma, dan pa-
pa-pa.Usia 12-16 bulan (masa pertama atau stadium kalimat suku kata), pada masa
ini anak sudah dapat mengucapkan kata, misalnya mama, papa, mamam.

Lebih lanjut William Stren dan Clara Stern (dalam Yusuf, 2007: 158)
mengatakan bahwa tahap perkembangan bahasa usia 16-24 bulan (masa
kedua/stadium nama) pada masa ini anak sudah mulai timbul kesadaran bahwa
setiap orang atau benda mempunyai nama. Anak sering berbicara sendiri
(monolog), baik dengan diri sendiri, maupun dengan benda-benda mainannya.Usia
24-30 bulan (masa ketiga) pada masa ini anak bisa menyusun kalimat tunggal,
mampu memahami perbandingan, menanyakan nama dan tempat, serta
menggunakan kata-kata yang berawalan dan yang berakhiran. Dan usia 30-72
bulan (masa keempat) pada masa ini anak dapat menggunakan kalimat majemuk
beserta anak kalimatnya, anak banyak menanyakan soal waktu-sebab akibat
melalui pertanyaan-pertanyaan.

Sedangkan menurut Hartati (2005: 19) tahap perkembangan bahasa anak pada
usia 0-2 tahun meliputi anak melaksanakan 2 perintah sekaligus, menggunakan
kalimat tanya dan kalimat sangkal ya atau tidak, menyebut nama diri dan jenis
kelaminya, dapat menyatakan hak milik, merangkai 2 kata, merangkai kata-kata
yang ditujukan kepada dirinya, menceritakan suatu kejadian secara sederhana, dan
mulai mengerti larangan.

6
Lebih lanjut Hartati (2005: 22) pada usia 4-6 tahun tahapan perkembangan
bahasa anak meliputi memperkenalkan diri, nama, alamat, dan keluarganya,
menceritakan banyak hal, menggunakan kata seperti bahasa orang dewasa, dapat
menyebutkan anggota badan sambil bernyanyi, mengerti makna dan fungsi suatu
kata, bercerita dengan gambar yang dibuatnya, mulai berpikir, berbicara, dan
bermain dengan berbagai bentuk kata dan bahasa, menyempurnakan kalimat
sederhana, menyempurnakan kalimat dengan mengisi titik-titik, menyempurnakan
kalimat lisan dengan gambar.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa awal tahap perkembangan


bahasa anak dimulai dari bayi berbisik halus, menjerit, dan mengoceh.Agar
keterampilan berbahasa dan baca tulis tertanam dalam diri anak-anak, dua
pengalaman penting harus dimiliki. Anak-anak harus berbicara dan mendengarkan
orang lain, dan mereka perlu membaca dengan orang lain.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bahasa Anak

Perkembangan bahasa anak usia dini, dipengaruhi oleh beberapa faktor.


Menurut Yusuf (2007:121-122) faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain,
faktor kesehatan, apabila pada usia dini dua tahun pertama, anak mengalami sakit
terus-menerus, maka anak tersebut cenderung akan mengalami kelambatan atau
kesulitan dalam perkembangan bahasanya. Faktor intelegensi, anak yang
perkembangan bahasanya cepat, pada umumnya mempunyai intelegensi normal
atau diatas normal.Namun begitu tidak semua anak yang mengalami kelambatan
perkembangan bahasanya pada usia awal, dikategorikan sebagai anak yang bodoh.

Faktor status sosial ekonomi keluarga, status sosial ekonomi keluarga


menunjukkan bahwa anak yang berasal dari keluarga miskin mengalami
kelambatan dalam perkembangan bahasanya dibandingkan dengan anak yang
berasal dari keluarga yang lebih baik. Faktor jenis kelamin, pada tahun pertama
usia anak, tidak ada perbedaan dalam vokalisasi antar pria dengan wanita. Namun
mulai usia dua tahun, anak wanita menunjukkan perkembangan yang lebih cepat
dari anak pria. Faktor hubungan keluarga, hubungan yang sehat antara orang tua
dengan anak (penuh perhatian dan kasih) memfasilitasi perkembangan bahasa
anak.

7
Sedangkan hubungan yang tidak sehat mengakibatkan anak akan mengalami
kesulitan atau kelambatan dalam perkembangan bahasanya. Ada beberapa faktor
yang penting dalam mempelajari bahasa, antara lain, imitasi yang berarti bahasa
dipelajari melalui peniruan dari contoh orang dewasa.Reward, yang berarti hadiah.
Mereka akan memberikan reward pada siswa yang memberikan respon yang
benar, dan mengacuhkan respon siswa yang tidak sesuai. Reinforcemet, yang
berarti penguat dan frekuensi suatu perilaku.

B. Kerangka Berpikir
Guru merupakan komponen dalam pendidikan yang memiliki peran sangat
penting dalam proses kegiatan pembelajaran. Sehingga guru harus menciptakan
suasana pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan untuk peserta didik. Salah
satunya yaitu media pembelajaran media Loose Parts.

Media Loose Parts perlu dikembangkan agar peserta didik lebih memahami
dan mengenal benda-benda alam yang ada disekitar untuk memberikan suasana baru
bagi peserta didik. Jadi, untuk memberikan ketertarikan dan suasana baru peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran perlu dikembangkan media Loose Parts. Media ini
berupa barang-barang yang terbuka, yang mudah ditemukan di lingkungan sehari-
hari, dengan adanya media Loose Parts ini akan memberikan ketertarikan pada
peserta didik.

8
Peserta didik
TK Desa Toriyo

Pre test
TK Desa Toriyo

Media Pembelajaran
Loose Parts

Post test
TK Desa Toriyo

Hasil belajar peserta


didik

Efektif Tidak efektif


TK Desa Toriyo TK Desa Toriyo

Bagan 1. Kerangka Berpikir Pengaruh Media Loose Parts Terhadap


Kemampuan Bahasa

C. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah:

H0 = Tidak terdapat Pengaruh Media Pembelajaran Loose Parts Terhadap


Kemampuan Bahasa pada Kelompok A di Tk Desa Toriyo.

Ha = Terdapat Pengaruh Media Pembelajaran Loose Parts Terhadap Kemampuan


Bahasa pada Kelompok A di Tk Desa Toriyo.

9
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian

Tempat yang digunakan untuk penelitian ini di TK Desa Toriyo, Kecamatan


Bendosari, Kabupaten Sukoharjo.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah bulan Februari-
Maret 2023.

B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu
peneliti ingin mengetahui apakah ada Pengaruh Media Pembelajaran Loose Parts
Terhadap Kemampuan Bahasa pada Kelompok A di Tk Desa Toriyo.

Tabel 1. Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X O2

Kontrol 03 - O4

Keterangan:

X : Perlakuan dengan Media Pembelajaran Loose Parts

- : Tidak diberi perlakuan Media Pembelajaran Loose Parts

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelompok A (usia 4-5 tahun)
TK Desa Toriyo. Dalam satu kelas terdapat 15 peserta didik.

10
Kelompok Jenis Kelamin Jumlah

TK A Perempuan 8 anak

TK A Laki-laki 7 anak

2. Sampel

Adapun yang menjadi sampel penelitian ini untuk kelompok kontrol yaitu peserta
didik kelompok A (laki-laki) yang berjumlah 7 anak, sedangkan kelompok
eksperimen yaitu peserta didik kelompok A (perempuan) yang berjumlah 8 anak.
Dimana pada kelompok kontrol kemampuan bahasa pada anak diberikan
perlakuan (treatment) sedangkan kelompok eksperimen kemampuan bahasa pada
anak diberikan perlakuan berupa pengaruh media pembelajaran Loose Parts.

D. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel merupakan sebuah prosedur untuk mengambil data dari
sampel untuk dilakukan penelitian. Dalam penelitian ini memakai teknik pengambilan
sampel cluster random sampling.

E.Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan metode unjuk
kerja. Karena pada penelitian ini memfokuskan peserta didik untuk melaksanakan
tugas dalam perilaku yang diamati.

F.Teknik Validasi Instrumen Penelitian


Instrument penelitian diartikan sebagai alat yang dapat menampung sejumlah data
yang diasumsikan dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan
penguji hipotesis penelitian (Arikunto, 2006).

Adapun pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik
Kuesioner. Kuesioner atau yang dikenal sebagai angket merupakan salah satu teknik
pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar
pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, dan harus diisi oleh responden.

11
G. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiono (2009) analisis data adalah mengelompokkan data
berdasarkan variable dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variable dari
seluruh responden. Menyajikan data tiap variable yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk
menguji hipotesis yang telah diajukan. Analisisi data penelitian ini menggunakan
kuesioner atau angket.

H. Prosedur Penelitian
Dengan mengacu dan kepada pendapat Danim (2002:67) dan Moleong
(1989:45), langkah-langkah penelitian yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:

(1) pra lapangan;

(2) pelaksanaan studi;

(3) analisis data dan

(4) pelaporan penelitian.

Pra lapangan, yaitu kegiatan yang dilakukan peneliti sebelum pengumpulan data
berupa kegiatan studi literatur sebagai bahan untuk dijadikan rujukan terkait dengan
permasalahan yang dijadikan fokus dalam penelitian, kemudian penjajagan ke TK
Desa Toriyo yaitu upaya untuk memotret, mencari data dan informasi awal tentang
permasalahan yang akan diteliti.

Pelaksanaan studi, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh peneliti di tempat


penelitian yaitu pengumpulan data melalui observasi non partisipatif dan interview.
Kegiatan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut melakukan observasi non
partisipatif untuk memperoleh data tentang tingkat pencapaian kecerdasan
interpersonal dan intrapersonal anak TK Desa Toriyo, kemudian berdasarkan hasil
observasi, studi literarur dan interview dengan guru-guru di TK Desa Toriyo tersebut
disusunlah sebuah Program Media Pembelajaran Loose Parts Terhadap Kemampuan
Bahasa pada kelompok A sebagai bahan untuk pelaksanaan studi.

Analisis Data, yaitu kegiatan pengolahan data yang diperoleh dari lapangan,
dengan kegiatan sebagai berikut:
12
a. Penyusunan data lapangan yang diperoleh dari hasil lapangan maupun catatan
lapangan;

b. Menganalisis data lapangan;

c. Menyusun laporan draf awal;

d. Pengumpulan data lanjutan untuk melengkapi laporan awal;

e. Pengolahan dan analisis data lanjutan.

f. Mengadakan triangulasi penggalian dan mengidentifikasi data yang diperlukan


untuk mencari keobjekan data yang sudah diperoleh untuk menguji pengaruh Media
Pembelajaran Loose Parts Terhadap Kemampuan Bahasa pada Kelompok A

g. Merancang program pembelajaran permainan tradisional untuk membantu


mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal Taman Kanak kanak.

h. Mengujicobakan program Pengaruh Media Pembelajaran Loose Parts Terhadap


Kemampuan Bahasa pada Kelompok A

13
DAFTAR PUSTAKA
Anak Bangsa, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurnal Anak
Bangsa, Jurnal Yusmarini, Intan Watini, Sri. (Agustus (2022). MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MENGENAL KOSA KATA PADA ANAK MELALUI MODEL ATIK
PADA ANAK USIA DINI, 121-240, (2.

Aprinawati I. (2017). Penggunaan Media Gambar Seri Untuk Meningkatkan Kemampuan


Berbicara Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi, 72.

Cendana H, Suryana D. (2021). Pengembangan Permainan Tradisional untuk Meningkatkan


Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6 (2) 771-
778.

Dwiyama F, Awaliana S. (2021). Pengelolaan Pembelajaran Berbasis Loose Parts dalam


Meningkatkan Kualitas Belajar.

Fajrotuz Zuhro, Tinggi Agama Islam AT-Tanwir S. ((2019)). MERDEKA BERMAIN


DENGAN TEKNIK ISLAMIC STORYTELLING FINGERDOLL UNTUK
MENINGKATKAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA RA AL-MANSYUR.

Guru Anak Usia Dini. (2022). Pengaruh Permainan Loose Part Terhadap Kemampuan
Motorik Halus Anak, 42-49.

Hadiyanti S, Rahman T. (2021). ANALISIS MEDIA LOOSE PART UNTUK


MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI. 237-
245.

Nadhifah L. ((2020). IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS LOOSE PARTS DI


KBIT AR RISALAH KEBUMEN IMPLEMENTATION OF LOOSE PARTS-BASED
LEARNING IN KBIT AR RISALAH KEBUMEN.

Rizki Amalia E, Rahmawati A, Farida s. ((2020). MENINGKATKAN PERKEMBANGAN


BAHASA ANAK USIA DINI DENGAN METODE BERCERITA.

14
15

Anda mungkin juga menyukai