Oleh:
DARAQTHUNI
NIM : 2223540035
Dosen Pembimbing;
RISWANTO, Ph.D
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitan ini
adalah :
1. Bagaimanakah Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 2 Kota Bogor ?
2. Bagaimanakah Akhlak Siswa SMA Negeri 2 Kota Bogor?
3. Bagaimanakah Peranan Pendidikan Agama Islam terhadap Akhlak Siswa di
SMA Negeri 2 Kota Bogor ?
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitan ini adalah :
1. Untuk menganalisa Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 2 Kota Bogor.
2. Untuk menganalisa Akhlak Siswa SMA Negeri 2 Kota Bogor.
3. Untuk menganalisa Peranan Pendidikan Agama Islam terhadap Akhlak Siswa
SMA Negeri 2 Kota Bogor.
MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi ilmu pengetahuan, minimal hasil penelitian ini akan memberikan
sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam
pendidikan akhlak siswa.
2. Bagi obyek penelitian, dapat dijadikan semangat para siswa supaya menjadi
siswa yang bermoral baik dan siap di butuhkan di masyarakat, agama dan
bangsa.
3. Bagi penulis, sebagai saran dalam membentuk wawasan kaitannya dengan
pendidikan islam dalam mengantisipasi pergaulan bebas dan akibatnya
dikalangan masyarakat.
KAJIAN PUSTAKA
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian kuantitatif, jenis
metode penelitian kuantitatif dapat diartikan metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.
METODE PENELITIAN
PEMBAHASAN
A. PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
B. TINJAUAN TEORI
1. Manajemen Kelas
2. Kegiatan Belajar
C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah mixed method, yaitu penelitian yang menekankan
pada pengumpulan data dengan memadukan data kualitatif dan data
kuantitatif. Subyek penelitian dalam hal ini ialah 10 orang guru PAI dan siswa
di kelas 8 secara acak. Untuk guru PAI peneliti menggunakan purposive
sampling dan memilih secara acak 3 orang guru PAI, yaitu WR, SM, dan MB.
Instrumen pengumpalan menggunakan wawacara mendalam, observasi
mendalam dan dokumentasi. Tehnik analisis yang ditempuh melalui
pengumpulan data, reduksi data, display data, dan penyimpulan data.
Sementara itu penelitian kuantitatif digunakan untuk memperkuat temuan
kualitatif tentang implementasi manajemen kelas di MTsN. Dalam hal ini,
maka peneliti mengkaji data yang sudah terjadi sebelumnya untuk dianalisis
dengan memakai perhitungan formula statistik. Penelitian dilaksanakan di
MTsN 1 Kota Cirebon.
Populasi berjumlah 939 siswa dengan teknik sampel secara acak
berstrata yang proporsional, yakni sebesar 5% (0.05 x 939) = 47 siswa. Jumlah
sampel ditetapkan menurut ukuran sampel. Instrumen utama pengumpulan
data adalah angket tertutup.
Instrumen angket yang sudah dibuat, kemudian diujicobakan untuk
mengetahui validitas dan reliabilitasnya pada 20 orang di luar responden tetapi
setara keadaannya dengan responden penelitian.
Terakhir adalah tekhnik analisis dan interpretasi data untuk
mendapatkan gambaran implementasi penalaran pada proses penelitian,
dilaksanakan untuk menguji hipotesis statistik.
Berlandaskan pada jenis hipotesis statistik yang dibedakan atas
hipotesis deskriptif dan hipotesis asosiatif, maka analisis data menggunakan
teknik statistik inferensial dan statistik deskriptif.
Pengujian hipotesis deskriptif dengan memakai formula statistik
deskriptif dilakukan pada hipotesis deskriptif dirumuskan.
Untuk itu, penulis menggunakan uji t (t-test) satu sampel untuk
menguji hipotesis deskriptif terhadap data yang berbentuk interval atau ratio.
Tehnik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik analisis
regresi sederhana untuk menguji hipotesis asosiatif antara variabel independen
dengan variabel dependen. Dari hasil analisis ini, maka dapat dilakukan
prediksi terhadap sejumlah nilai dalam variabel dependen akan terjadi jika
nilai dalam variabel independen ditentukan. Hasil analisis data tersebut
dipakai untuk membuktikan hipotesi dan menjawab rumusan masalah dan
penarikan kesimpulan serta implikasi penelitian.
E. KESIMPULAN
A. PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
B. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian dan pengembangan
yang merupakan bagian dalam merode kualitatif. Yang dimaksud dengan
penelitian dan pengembangan atau research and development (R&D) adalah
rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu
produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat
dipertanggung jawabkan.
Dalam penelitian ini penulis akan mengembangkan perangkat lunak
dalam pembelajaran yaitu metode pembelajaran pendidikan agama islam
melalui blended cooperative learning. Adapun langkah-langkahnya adalah:
1. Pengumplan informasi awal
2. Perencanaan
3. Pengembangan produk awal
4. Uji coba awal
5. Revisi produk
6. Uji coba lapangan
7. Revisi produk
Tempat Penelitian Penelitian ini bertempat di perguruan
muhammadiyah cabang senen jakarta, Jl. Kali baru barat No.52 D bungur
senen jakarta pusat.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Blended Cooperative e Learning
Pembelajaran pendidikan agama islam yang cocok dan akan
dikembangkan di perguruan muhammadiyah cabang senen jakarta adalah
metode blended cooperative e-learning atau disingkat BCeL. Kerangka
teori BCeL ini dibangun berdasarkan pandangan dari beberapa teori yang
mengkerangkai cooperative learning. Dalam BCeL dipadukan tiga jenis
interaksi yang meliputi interaksi sosial, inetraksi muatan, dan interaksi
guru. Penjelasan adalah berikut:
1. Tipe interaksi pertama adalah dengan guru yang menjadi fasilitasor
active learning dan interaksi tatap muka yang terjadi pada suatu setting
sosial. Akan tetapi gurulah yang merancang dan mengelola urut-urutan
pembelajaran dan menyeleksi media yang tepat sebelum berinteraksi
dengan siswa. Selanjutnya guru menggunakan e-learning untuk
meakukan pembelajaran jarak jauh dan pengumpulan tugas serta
komunikasi secara online. Siswa dapat berdiskusi dengan siswa lain
dan dengan siswa dapat berdiskusi dengan siswa lainnya dengan guru
pada waktu yang bersamaan sehingga akan terjadi komunikasi
interpersonal dan feedback. Pembelajaran dilakukan melalui portal
sekolah, google classroom dan Whatsapp.
2. Interaksi kedua adalah dengan muatan interaksi ini menjembatani
interaksi kognitif dengan konsep konsep dan keterampilan yang
termuat dalam modul pembelajaran. Modul tersebut disertai dengan
petunjuk penggunaan dan mind mapping setap topik sehingga tujuan
pembelajaran tergambar dengan jelas. Selain modul juga digunakan
lembar kerja siswa yang diambil secara berkala oleh siswa yang tidak
memiliki perangkat telepon pintar atau akses internet, setelah
dikerjakan di rumah sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, lalu
dikumpulkan setiap pekan ke sekolah.
3. Terakhir, interaksi sosial dimaksudkan senbagai kemampuan
pembelajar (siswa) untuk mempersepsikan diri mereka sebagai sebuah
komunitas yang saling bergantung secara positif (positive
interdependent, cooperation). Interaksi yang demikian itu dapat
terjadi di keseluruhan proses pembelajaran karena mereka engerjakan
tgas-tugasyang menuntut kerjasama. Sebagaimana diketahui dimensi
interaksi (diskursus social). Makna ini kemudian dibagai diantara
anggota-anggota kelompok yang ikut membangun pengetahuan
bersama melalui tanggapan antar mereka sendiri. Ini sudah merupakan
pencapaian level kognitif yang tinggi.
D. KESIMPULAN
Perpaduan antara pendekatan pembelajaran cooperative learning dan
blended learning tidak saja hanya membekali siswa kemampuan memahami
materi, namun lebih dari itu dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan
keterampilan interpersonal, pemecahan masalah, analisis kritis dan
keterampilan lain yang dibutuhkan oleh siswa. Dengan kemudahan teknologi,
keterbatasan pertemuan di kelas dapat dipecahkan dengan blended learning.
Blended learning tidaklah sesederhana sebagai sebuah sebuah kombinasi
pengajaran langsung (direct learning) dan pengajaran online tapi lebih
daripada itu sebagai elemen dari interaksi sosial, ketika para siswa diperlukan
untuk lebih sering bekerjasama secara online, mereka saling berbagi
permasalahan secara umum pada tingkatan yang beragam, mereka kemudian
menciptakan komunitas “penyelesaian masalah”mereka sendiri. Dengan
blended cooperative e-learning pembelajaran pendidikan agama islam yang
dulu monoton dan searah akan menjadi menarik dan interaktif, semua terlibat
dalam pembelajaran yang menyenangkan.