Anda di halaman 1dari 13

RESUME

MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN

Oleh:
DARAQTHUNI
NIM : 2223540035

Dosen Pembimbing;
RISWANTO, Ph.D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PASCASARJANA (S2)
UNIVERSTAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SOEKARNO
BENGKULU (UIN FAS) BENGKULU
2022
JMP Online
Vol. 3, No.5, 747-756.
© 2019 Kresna BIP. e-ISSN 2550-0481
p-ISSN 2614-7254

RESUME PENELITIAN KUANTITATIF DARI JUDUL JURNAL :


PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK
AKHLAK SISWA DI SMA NEGERI 2 KOTA BOGOR

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitan ini
adalah :
1. Bagaimanakah Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 2 Kota Bogor ?
2. Bagaimanakah Akhlak Siswa SMA Negeri 2 Kota Bogor?
3. Bagaimanakah Peranan Pendidikan Agama Islam terhadap Akhlak Siswa di
SMA Negeri 2 Kota Bogor ?

TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitan ini adalah :
1. Untuk menganalisa Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 2 Kota Bogor.
2. Untuk menganalisa Akhlak Siswa SMA Negeri 2 Kota Bogor.
3. Untuk menganalisa Peranan Pendidikan Agama Islam terhadap Akhlak Siswa
SMA Negeri 2 Kota Bogor.

MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi ilmu pengetahuan, minimal hasil penelitian ini akan memberikan
sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam
pendidikan akhlak siswa.
2. Bagi obyek penelitian, dapat dijadikan semangat para siswa supaya menjadi
siswa yang bermoral baik dan siap di butuhkan di masyarakat, agama dan
bangsa.
3. Bagi penulis, sebagai saran dalam membentuk wawasan kaitannya dengan
pendidikan islam dalam mengantisipasi pergaulan bebas dan akibatnya
dikalangan masyarakat.

KAJIAN PUSTAKA

1. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam


2. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam
4. Pengertian Akhlak
5. Macam-Macam Akhlak
6. Indikator Akhlak Siswa

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian kuantitatif, jenis
metode penelitian kuantitatif dapat diartikan metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.

TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN


Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Kota Bogor

TEKNIK PENGUMPULAN DATA


a. Metode Dokumentasi
b. Wawancara
c. Kuesioner/Angket

Jurnal Pendidikan Agama Islam


Vol. 8 No. 1 (Juni 2022): 11-34

RESUME PENELITIAN KUALITATIF DARI JUDUL JURNAL :


IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN DISCOVERY
LEARNING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERFIKIR
KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DI SMA MUHAMAMDIYAH 2 SANGKAPURA

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian dengan


pendekatan penelitian kualitatif atau jenis penelitian deskriptif. Hasil dari
penelitian ini di ambil langsung dari hasil turun observasi peneliti kepada subjek
penelitiaan dengan cara pendekatan personal dan kelompok, dengan melalui
motivasi serta tindakan melihat perilaku dan motivasi peserta didik dalam objek
tertentu yang dilakukan secara menyeluruh dengan mendeskripsikannya dalam
bentuk kalimat.

PEMBAHASAN

1. Pengertian Strategi Pembelajaran Discovery Learning


Discovery Learning atau pembelajaran penemuan adalah strategi
pembelajaran yang berasal dari pendekatan konstruktivis dan sudah menjadi
bagian dari benang merah di bidang pendidikan. Gagasan strategi
pembelajaran ini adalah untuk memberikan kesenangan dan kemandirian
untuk peserta didik dalam proses belajarnya. Peserta didik diharapkan mampu
menemukan proses pembelajarannya secara mandiri dan kreatif dengan
menggunakan teori-teori sebelumnya sehingga peserta didik mampu
mengelols belajarnya berpusat pada dirinya atau student center
learning.Abrahamson And Kapur, “Reinventing Discovery Learning: A Field-
Wide Research Program.”

2. Tujuan Strategi Pembelajaran Discovery Learning


a. Kegiatan belajar mengajar berpusat kepada peserta didik agar peserta didik
bisa terlibat lebih aktif dalam mendapatkan informasi.
b. Peserta didik mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pemahaman
lebih.
c. Peserta didik dapat merumuskan konsep belajar dan menggunakan
keterampilan berfikir krtisi untuk mendapatkan konsep belajar.
a. Peserta didik dapat berkolaborasi dalam bertukar informasi dengan
temannya serta mempunyai kesempatan untuk mempertimbangkan
gagasan-gagasan dari orang lain.
b. Menambah skill dalam keterampilan berfikir kritis sehingga dapat di
implementasikan dengan mudah.
c. Mendapatkan makna dari kemampuan berfikir kritis sehingga mampu
mendapatkan konsep dan prinsip belajar secara mandiri.,

3. Macam-macam Strategi Pembelajaran Discovery Learning


Strategi Pembelajaran Discovery Learning dalam pelaksanaannya
membutuhkan jangka waktu yang cukup Panjang. Sehingga Strategi
Pembelajaran Discovery Learning dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1. Free discovery (penemuan bebas)
2. Quided discovery (penemuan terbimbing).

4. Tahapan Strategi Pembelajaran Discovery Learning


Syah berpendapat dalam implementasi strategi pembelajaran discovery
learning diperlukan beberapa tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Stimulus (Stimulation)
b. Perumusan Masalah (Problem Statement)
c. Pengumpulan Data (Data Collection)
d. Pengolahan Data (DataProcessing)
e. Pembuktian (Verification)
f. Generalisasi (Generalization) / Kesimpulan
5. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Discovery Learning
Pesera didik sebagai subek pendidikan yang berinteraksi secara aktif
dan kritis dalam menemukan pemahaman terhadap informasi apapun
merupakan gambaran strategi pembelajaran Discovery Learning.
a. Kelebihan Strategi Pembelajaran Discovery Learning
- Strategi Pembelajaran Discovery Learning dilakukan secara induktif
atau dari pengetahuan khusus ke umum. Pendidik memberikan waktu
kepada peserta didik untuk menemukan konsep dalam Bahasa mereka
sendiri dan materi tersampaikan dengan baik sesuai dengan
perkembangan kognitif peserta didik.
- Peserta didik mengembangkan potensi kognitifnya
- Peserta didik mendapatkan dorongan motivasi dari luar karena
melibatkan dirinya sendiri dalam penemuan konsep belajarnya
- Peserta didik menemukan konsep belajarnya sendiri sehingga peserta
didik lebihaktif bernalar dengan cara membaca dan memaksimalkan
fungsi indera dnegan sangat baik.
- Peserta didik mempunyai jangka waktu yang apanjang dalam
mempertahankan memorinya dengan konsep yang sudah di pelajari
dan di temukan sendiri.
b. Kekurangan Strategi Pembelajaran Discovery Learning
- Menimbulkan stigma dalam belajar kemampuan berfikir sangatlah
penting, sehingga menimbulkan kesulitan belajar pada peserta didik
yang malas berfikir.
- Membutuhkan waktu yang sangat lama, jika jumlah peserta didik
banyak.
- Tujuan pembelajarannya abstrak sehingga rawan untuk bisa tercapai.
- Terbatasnya kekebasan berfikir karena permasalahan di batasi guru.

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805


Vol. 4, No. 1 Juni 2020 eISSN: 2580-6505

RESUME PENELITIAN MIXED METHOD DARI JUDUL JURNAL :


PENINGKATAN KEGIATAN BELAJAR PESERTA DIDIK MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI
IMPLEMENTASI MANAJEMEN KELAS

A. PENDAHULUAN
Rumusan Masalah

B. TINJAUAN TEORI
1. Manajemen Kelas
2. Kegiatan Belajar

C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah mixed method, yaitu penelitian yang menekankan
pada pengumpulan data dengan memadukan data kualitatif dan data
kuantitatif. Subyek penelitian dalam hal ini ialah 10 orang guru PAI dan siswa
di kelas 8 secara acak. Untuk guru PAI peneliti menggunakan purposive
sampling dan memilih secara acak 3 orang guru PAI, yaitu WR, SM, dan MB.
Instrumen pengumpalan menggunakan wawacara mendalam, observasi
mendalam dan dokumentasi. Tehnik analisis yang ditempuh melalui
pengumpulan data, reduksi data, display data, dan penyimpulan data.
Sementara itu penelitian kuantitatif digunakan untuk memperkuat temuan
kualitatif tentang implementasi manajemen kelas di MTsN. Dalam hal ini,
maka peneliti mengkaji data yang sudah terjadi sebelumnya untuk dianalisis
dengan memakai perhitungan formula statistik. Penelitian dilaksanakan di
MTsN 1 Kota Cirebon.
Populasi berjumlah 939 siswa dengan teknik sampel secara acak
berstrata yang proporsional, yakni sebesar 5% (0.05 x 939) = 47 siswa. Jumlah
sampel ditetapkan menurut ukuran sampel. Instrumen utama pengumpulan
data adalah angket tertutup.
Instrumen angket yang sudah dibuat, kemudian diujicobakan untuk
mengetahui validitas dan reliabilitasnya pada 20 orang di luar responden tetapi
setara keadaannya dengan responden penelitian.
Terakhir adalah tekhnik analisis dan interpretasi data untuk
mendapatkan gambaran implementasi penalaran pada proses penelitian,
dilaksanakan untuk menguji hipotesis statistik.
Berlandaskan pada jenis hipotesis statistik yang dibedakan atas
hipotesis deskriptif dan hipotesis asosiatif, maka analisis data menggunakan
teknik statistik inferensial dan statistik deskriptif.
Pengujian hipotesis deskriptif dengan memakai formula statistik
deskriptif dilakukan pada hipotesis deskriptif dirumuskan.
Untuk itu, penulis menggunakan uji t (t-test) satu sampel untuk
menguji hipotesis deskriptif terhadap data yang berbentuk interval atau ratio.
Tehnik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik analisis
regresi sederhana untuk menguji hipotesis asosiatif antara variabel independen
dengan variabel dependen. Dari hasil analisis ini, maka dapat dilakukan
prediksi terhadap sejumlah nilai dalam variabel dependen akan terjadi jika
nilai dalam variabel independen ditentukan. Hasil analisis data tersebut
dipakai untuk membuktikan hipotesi dan menjawab rumusan masalah dan
penarikan kesimpulan serta implikasi penelitian.

D. TEMUAN DAN PEMBAHASAN


1. Implementasi Manajemen Kelas
a. Penyusunan Silabus
b. Menyusun RPP
c. Pembuatan Sejumlah Perangkat yang Lain (kurikulum 2013, prota,
promes, bahan/program yang mesti dipelajari, pedoman belajar, dan
lain-lain)

2. Kegiatan Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa


3. Pengaruh Manajemen Kelas Terhadap Kegiatan Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam

E. KESIMPULAN

Implementasi manajemen kelas dalam proses belajar mengajar Pendidikan


Agama Islam di MTsN 1 Kota Cirebon sudah berjalan cukup baik. Hal ini dapat
dilihat dari secara kualitatif bahwa (1) perencanaan pembelajaran melalui
penyusunan perangkat pembelajaran, mengorganisasikan, memimpin atau
menggerakkan, mengendalikan, dan evaluasi, (2) pelaksanaan manajemen kelas
melalui memotivasi peserta didik untuk aktif, (3) mengkondisikan peserta didik
untuk siap belajar, (4) Metode pembelajaran yang tepat dan bervariasi, (5) Media
pembelajaran yang sejalan dengan materi yang disajikan, (6) pola interaksi
edukatif. Dalam konteks kuantitatif implementasi manajemen kelas di MTsN 1
Kota Cirebon dikatagorikan positif. Hal ini ditunjukkan dari persentase rerata
implementasi manajemen kelas sebesar 76.30855% > 75%.

Syntax Idea: p–ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X


Vol. 3, No. 2, Februari 2021

RESUME PENELITIAN RND DARI JUDUL JURNAL :


INOVASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BERBASISBLENDED COOPERATIVE E LEARNING DI MASA PANDEMI

Kata kunci: blended learning; pendidikan agama islam; inovasi pembelajaran

A. PENDAHULUAN
Rumusan Masalah

B. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian dan pengembangan
yang merupakan bagian dalam merode kualitatif. Yang dimaksud dengan
penelitian dan pengembangan atau research and development (R&D) adalah
rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu
produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat
dipertanggung jawabkan.
Dalam penelitian ini penulis akan mengembangkan perangkat lunak
dalam pembelajaran yaitu metode pembelajaran pendidikan agama islam
melalui blended cooperative learning. Adapun langkah-langkahnya adalah:
1. Pengumplan informasi awal
2. Perencanaan
3. Pengembangan produk awal
4. Uji coba awal
5. Revisi produk
6. Uji coba lapangan
7. Revisi produk
Tempat Penelitian Penelitian ini bertempat di perguruan
muhammadiyah cabang senen jakarta, Jl. Kali baru barat No.52 D bungur
senen jakarta pusat.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Blended Cooperative e Learning
Pembelajaran pendidikan agama islam yang cocok dan akan
dikembangkan di perguruan muhammadiyah cabang senen jakarta adalah
metode blended cooperative e-learning atau disingkat BCeL. Kerangka
teori BCeL ini dibangun berdasarkan pandangan dari beberapa teori yang
mengkerangkai cooperative learning. Dalam BCeL dipadukan tiga jenis
interaksi yang meliputi interaksi sosial, inetraksi muatan, dan interaksi
guru. Penjelasan adalah berikut:
1. Tipe interaksi pertama adalah dengan guru yang menjadi fasilitasor
active learning dan interaksi tatap muka yang terjadi pada suatu setting
sosial. Akan tetapi gurulah yang merancang dan mengelola urut-urutan
pembelajaran dan menyeleksi media yang tepat sebelum berinteraksi
dengan siswa. Selanjutnya guru menggunakan e-learning untuk
meakukan pembelajaran jarak jauh dan pengumpulan tugas serta
komunikasi secara online. Siswa dapat berdiskusi dengan siswa lain
dan dengan siswa dapat berdiskusi dengan siswa lainnya dengan guru
pada waktu yang bersamaan sehingga akan terjadi komunikasi
interpersonal dan feedback. Pembelajaran dilakukan melalui portal
sekolah, google classroom dan Whatsapp.
2. Interaksi kedua adalah dengan muatan interaksi ini menjembatani
interaksi kognitif dengan konsep konsep dan keterampilan yang
termuat dalam modul pembelajaran. Modul tersebut disertai dengan
petunjuk penggunaan dan mind mapping setap topik sehingga tujuan
pembelajaran tergambar dengan jelas. Selain modul juga digunakan
lembar kerja siswa yang diambil secara berkala oleh siswa yang tidak
memiliki perangkat telepon pintar atau akses internet, setelah
dikerjakan di rumah sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, lalu
dikumpulkan setiap pekan ke sekolah.
3. Terakhir, interaksi sosial dimaksudkan senbagai kemampuan
pembelajar (siswa) untuk mempersepsikan diri mereka sebagai sebuah
komunitas yang saling bergantung secara positif (positive
interdependent, cooperation). Interaksi yang demikian itu dapat
terjadi di keseluruhan proses pembelajaran karena mereka engerjakan
tgas-tugasyang menuntut kerjasama. Sebagaimana diketahui dimensi
interaksi (diskursus social). Makna ini kemudian dibagai diantara
anggota-anggota kelompok yang ikut membangun pengetahuan
bersama melalui tanggapan antar mereka sendiri. Ini sudah merupakan
pencapaian level kognitif yang tinggi.

Selama ini metode yang digunakan dalam pembelajaran Pendidikan


Agama Islam di perguruan muhammadiyah cabang senen jakarta adalah metode
langsung dengan berorientasi pada ceramah ataupun power point. Metode ini
berdasarkan survey yang disebar ke peserta didik dirasakan membosankan dan
kurang inovatif. Oleh karena itu perlu inovasi pembelajaran yang aktif interaktif
serta menyenangkan dalam pembelajaran pendidikan agama islam dan inovasi itu
adalah blended cooperative elearning. Dari hasil uji coba produk di dapati bahwa
keaktifan serta pemahaman siswa terhadap pembelajaran pendidikan agama islam
menjadi meningkat. Sebelum uji coba metode blended cooperative e-learning
nilai rata-rata pelajaran pendidikan agama islam adalah 75, setelah uji coba
metode blended cooperative e learning nilai rata-rata mereka menjadi 78.
Disamping itu interaksi dan kerjasama mereka menjadi lebih solid dan padu.

D. KESIMPULAN
Perpaduan antara pendekatan pembelajaran cooperative learning dan
blended learning tidak saja hanya membekali siswa kemampuan memahami
materi, namun lebih dari itu dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan
keterampilan interpersonal, pemecahan masalah, analisis kritis dan
keterampilan lain yang dibutuhkan oleh siswa. Dengan kemudahan teknologi,
keterbatasan pertemuan di kelas dapat dipecahkan dengan blended learning.
Blended learning tidaklah sesederhana sebagai sebuah sebuah kombinasi
pengajaran langsung (direct learning) dan pengajaran online tapi lebih
daripada itu sebagai elemen dari interaksi sosial, ketika para siswa diperlukan
untuk lebih sering bekerjasama secara online, mereka saling berbagi
permasalahan secara umum pada tingkatan yang beragam, mereka kemudian
menciptakan komunitas “penyelesaian masalah”mereka sendiri. Dengan
blended cooperative e-learning pembelajaran pendidikan agama islam yang
dulu monoton dan searah akan menjadi menarik dan interaktif, semua terlibat
dalam pembelajaran yang menyenangkan.

Anda mungkin juga menyukai