Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Fungsi Sosiologi Dalam Memahami Gejala


Social Di Masyarakat

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
KELAS : X 1
MAPLE : SOSIOLOGI

Nama :
1.      M RIZKI IZWARI
2.      NOVITA SARI
3.      ROSALINDA
4.      WIWIK ANDRIANI
5.      RIKA WULANDARI
6.      DIDIK WAHYUDI

MA DARUL MAHMUDIEN NW MONTONG GAMANG


TAHUN PELAJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucakan kepada
Allah STW, yang karena bimbingannyalah maka penulis bisa menyelesaikan sebuah karya
tulis sosiologi berjudul “fungsi sosiologi dalam mengenali
Gejala sosial di masyarakat
” Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu sehingga
menghasilkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan hasilnya.
Saya mengucapkan terimakasih kepada pihak terkait yang telah membantu saya dalam
menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini. Saya menyadari bahwa masih
sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu
pengetahuan ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Istilah sosiologi berasal dari kata “socius” dan “logos”. Sosius (bahasa Latin) berarti kawan,
dan logos (bahasa Yunani) berarti kata atau berbicara. Dengan demikian, ilmu sosiologi berarti
ilmu yang berbicara mengenai masyarakat.

Sosiologi adalah ilmu yang mempelejari tentang masyarakat sebagai keseluruhan, yakni antar
hubungan di antara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan
kelompok, baik formal maupun material, statis maupun dinamis. Pengertian sosiologi ini
dipaparkan oleh Mayor Polak.

Dalam setiap bidang ilmiah terdapat perbedaan antara ilmu murni (pure science)dan ilmu
terapan (applied science). Ilmu murni bertujuan membentuk dan mengembang-kan
pengetahuan secara abstrak guna mempertinggi mutu pengetahuan tersebut, na-mun segi
penerapannya bukan merupakan perhatian utama. Ilmu terapan bertujuan untuk mencari cara-
cara mempergunakan pengetahuan ilmiah guna memecahkan ma-salah praktis. Sosiologi
merupakan ilmu terapan sekaligus ilmu terapan.

Dilihat dari objeknya, sosiologi termasuk pada kelompok-kelompok ilmu-ilmu sosial yang
mempelajari perilaku manusia. Sebagai ilmu murni sekaligus ilmu terapan, tu-juan sosiologi
adalah melakukan pencarian untuk mendapatkan pengetahuan sedalam-dalamnya tentang
masyarakat dan mencari cara-cara untuk menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi di
lingkungan masyarakat tersebut

Kita telah membahas pengertian sosiologi dan kita juga telah mendapat bukti bahwa sosiologi
adalah sebuah ilmu pengetahua sebagaimana ilmu-ilmu lainnya. Lantas, apakah sosiologi
memiliki kegunaan bagi masyarakat? Apa manfaat dari mempelajari sosiologi? Kita akan
mencari jawabannya dalam bagian ini.

1.2  Rumusan Masalah
Adapun beberapa masalah dirumuskan dalam pembuatan makalah ini antara lain :

1. Apa kegunaan sosiologi dalam masyarakat?


2. Apa peran sosiolog di lingkungan masyarakat?

1.3  Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui kegunaan sosiologi dalam masyarakat.


2. Mengetahui peran sosiolog di lingkungan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
FUNGSI SOSIOLOGI DALAM MENGENALI
GEJALA SOSIAL DI MASYARAKAT
A.     Konsep dan Pengertian Sosiologi
Dalam disiplin sosiologi, tokoh utama yang pertama kali mengemukakan istilah sosiologi
ialah Auguste Comte seorang filsuf berkebangsaan Prancis yang lahir pada 17 Januari 1798.
Menurut Comte sosiologi berasal dari bahasa latin Socius ( teman/masyarakat ) dan logos
(ilmu), jadi sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pertemanan atau masyarakat.
Sedangkan menurut para ahli, diantaranya :
1.      Emile Durkheim
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial yaitu fakta-fakta yang berisikan
cara bertindak, berfikir dan merasakan yang mengendalikan individu.
2.      Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang berusaha memahami tindakan sosial melalui penafsiran agar
memperoleh suatu penjelasan kausal mengenai tujuan serta akibatnya.
3.      Auguste Comte
a.      Sosiologi adalah suatu ilmu yang bertujuan untuk mengetahui masyarakat dan dengan
pengetahuan itu seseorang dapat menjelaskan, meramal, serta mengontrol masyarakat.
b.      Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari manusia sebagai mahluk yang mempunyai naluri
untuk senantiasa hidup bersama degan sesamanya yang terwujud dalam bentuk asosiasi,
lembaga maupun peradaban.
4.      Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial, proses-proses sosial, termasuk
perubahan-perubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur
sosial yang pokok, yaitu norma sosial, lembaga sosial, kelompok sosial dan lapisan sosial.
Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya
pengaruh ekonomi terhadap politik, agama terhadap ekonomi, atau hukum terhadap agama.
5.      Pitirim A. Sorokin
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari :
a.       Hubungan maupun pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial,
seperti pengaruh iklim terhadap watak manusia, dan pengaruh kesuburan tanah terhadap pola
migrasi penduduk.
b.      Ciri-ciri umum dari semua jenis gejala atau fenomena yang terjadi dalam masyarakat.
c.       Hubungan maupun pengaruh timbal balik antara berbagai gejala sosial, seperti antara gejala
ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, dan gerakan
masyarakat dengan politik.

B.      Ciri Sosiologi sebagai Ilmu


Setelah kita mempelajari pengertian sosiologi secara bahasa dan menurut para ahli, maka
selanjutnya pertanyaan yang akan muncul adalah apakah sosiologi itu benar-benar merupakan
suatu ilmu pengetahuan?.
Sebagai ilmu sosial yang obyeknya ialah masyarakat, sosiologi mempunyai ciri-ciri utama
sebagai ilmu, diantaranya :
1.      Sosiologi bersifat empiris, artinya ilmu sosiologi didasarkan pada pengamatan (observasi)
pada kenyataan-kenyataan, fakta social dimasyarakat dan tidak menduga-duga (spekulasi).
2.      Sosiologi bersifat teoritis, artinya ilmu sosiologi berusaha menyusun abstraksi hasil dari
observasi meliputi kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan
menjalankan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori keilmuan.
3.      Sosiologi bersifat kumulatif, artinya ilmu sosiologi disusun atas dasar teori-teori yang sudah
ada, kemudian diperbaiki dan diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama.
4.      Sosiologi bersifat nonetis, artinya ilmu sosiologi membahasan suatu masalah tidak
mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan
masalah tersebut secara mendalam.

C.      Hakikat Sosiologi


hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sebagai berikut :
1.      Sosiologi merupakan ilmu sosial, bukan ilmu alam. Artinya hanya mempelajari gejala, fakta
social dimasyarakat.
2.      Sosiologi merupakan ilmu kategoris bukan normatif. Artinya sosiologi hanya membatasi
pada apa yang terjadi, bukan apa yang seharusnya terjadi. Sosiologi tidak menetapkan ke arah
mana sesuatu seharusnya berkembang.
3.      Sosiologi merupakan ilmu murni (Pure Science) dimana sosiologi merupakan ilmu
pengetahuan yang bertujuan untuk membentuk serta mengembangkan ilmu pengetahuan
secara abstrak serta hanya untuk mempertinggi mutu.
4.      Sosiologi merupakan ilmu yang abstrak bukan konkret. Artinya yang diperhatikan dalam
sosiologi adalah bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat.
5.      Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan empiris dan rasional. Artinya sosiologi berdasarkan
hasil observasi (pengamatan).
6.      Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum. Artinya, sosiologi mempelajari gejala yang
umum dan selalu ada pada setiap interaksi manusia.
7.      Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum.

D.     Objek Kajian Sosiologi


Dalam ilmu sosiologi terdapat 2 objek kajian sosiologi :
1.      Objek Formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau
masyarakat. Dengan demikian objek formal sosiologi adalah hubungan manusia antara
manusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
2.      Objek Material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses hubungan antara
manusia yang memengaruhi kesatuan manusia itu sendiri.

E.      Ruang Lingkup Kajian Sosiologi


Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan mengkaji lebih mendalam pada bidangnya dengan
cara dan metode yang bervariasi. Hal ini dikarenakan ruang lingkup sosiologi lebih luas dari
ilmu sosial lainnya, mencakup semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok di lingkungan
masyarakat. Ruang lingkup kajian sosiologi tersebut jika dirincikan menjadi beberapa hal,
diantaranya :
1.      Hubungan timbal balik antara individu dangan individu,
2.      Hubungan timbal balik antara kelompok dengan kelompok,
3.      Hubungan antara individu dengan kelompok,
4.      Proses yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut dimasyarakat.

F.       Pokok Bahasan Sosiologi


Pokok bahasan dalam disiplin ilmu sosiologi ada 4, diantaranya :
1.      Fakta Sosial merupakan sebagai cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di
luar individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut.
Contoh : disekolah guru dan siswa di wajibkan untuk memakai seragam, datang tepat waktu
dalam memulai pembelajaran dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut
bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu
(sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).

2.      Tindakan Sosial merupakan tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku
orang lain dan di tujukan untuk orang banyak. Contoh : ahmad membuat makalah mengenai
permasalahan sosial untuk pemahaman dirinya sendiri bukan merupakan tindakan sosial,
tetapi ahmad membuat makalah mengenai permasalahan sosial untuk menginformasikan
kepada masyarakat merupakan tindakan sosial.
3.      Khayalan Sosiologis  merupakan cara untuk memahami apa yang terjadi di masyarakat
maupun yang ada dalam diri manusia. Contoh : jika suatu daerah hanya memiliki satu orang
yang menganggur, maka pengangguran itu adalah masalah. Masalah individual ini
pemecahannya bisa lewat peningkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di kota tersebut
ada 12 juta penduduk yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran
tersebut merupakan isu, yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi.
4.      Realitas Sosial merupakan pengungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga
oleh sosiolog dengan mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah
dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta
menghindari penilaian normatif.
G.     Sejarah Perkembangan Sosiologi
Sosiologi merupakan salah satu disiplin ilmu social yang tergolong muda, sebab sosiologi
lahir pada abad 19. Sosiologi lahir dari ilmu filsafat social yang membahas tentang
masyarakat, namun pembahasan hanya sekitar perang, konflik dan kekuasaan pemerintah.
Kemudian, terus berkembang hingga mulai membahas kehidupan masyarakat seperti nilai dan
norma, struktur social dan lain-lain. Perkembangan ilmu sosiologi tidak hadir begitu saja,
melainkan melalui beberapa fase.
Fase pertama pada massa sebelum Comte, merupakan fase munculnya pemikiran-
pemikiran berkaitan dengan masyarakat dari berbagai tokoh diantaranya : Plato (429-347 SM)
ialah salah satu tokoh yang meneliti masyarakat dan merumuskan mengenai bentuk-bentuk
Negara, dimana masyarakat merupakan contoh dari individu yang bias juga mengalami
keguncangan. Aristoteles (384-322 SM) mengatakan bahwa masyarakat adalah basis atau
dasar terbentuk dari moral dan etika. John Lacke (1631-1704) manusia mempunyai hak untuk
hidup dan memiliki wewenang. Ibn Khaldun (1372-1406) seorang filsuf berkebangsaan arab,
sumbangannya mengenai sosiologi berupa prinsip-prinsip pokok kejadian social atau peristiwa
social, selain itu khaldun juga mengatakan yang membuat masyarakat menjadi satu adalah
solidaritas.
Fase kedua pada massa Comte adalah massa dimana sosiologi mulai berkembang menjadi
disiplin ilmu social yang berdiri sendiri. Kemunculan sosiologi mulai berkembang pada abad
19, sebab pada massa ini istilah sosiologi dikemukakan oleh Auguste comte seorang filsuf
berkebangsaan Prancis yang lahir pada 17 Januari 1798  dalam buku “Cours De Philosopie
Positive”. Istilah sosiologi berasal dari bahasa latin (Socius) artinya teman, masyarakat dan
(logos) artinya ilmu, jadi sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
masyarakat. Selain itu, sumbangan pemikiran yang diberikan Comte dalam ilmu sosiologi
ialah sosiologi merupakan ilmu yang harus didasarkan pada pengamatan atau observasi,
sosiologi merupakan ratunya ilmu social, konsep hukum kemajuan manusia atau dikenal
sebagau hukum 3 tahap.
Fase ketiga massa setelah Comte muncul tokoh-tokoh lain yang berusaha memahami dan
memberikan sumbangan pemikirannya mengenai ilmu masyarakat berdasarkan pemikiran-
pemikiran Comte seperti Karl Marx (1818-1883)  sumbangan Karl dalam sosilogi adalah teori
kelas social, dimana masyarakat terdiri dari berbagai kelan yaitu kelas Borjuis (pemilik modal)
dan kelas proletar (buruh). Herbert Spencer (1820-1903) seorang sosiolog berkebangsaan
inggris yang menyumbangkan pemikirannya mengenai teori evolusi dan sebagai salah satu
tokoh yang mengembangkan sosiologi menjadi popular. Emile Durkheim (1858-1917) seorang
pelopor sosioogi modern yang sumbangan pemikirannya adalah teori fungsionalisme, serta
membagi kelompok masyarakat menjadi dua yaitu mekanik dan organic. Max Weber (1864-
1920)  mengatakan bahwa sosiologi berusaha memberi pengertian mengenai aksi social,
sosiologi membantu mempelajari dan memahami perilaku manusia sekaligus mempelajari
sebab terjadinya interaksi.
H.     Cabang-cabang Ilmu Sosiologi
Seperti hakekat sosiologi bahwa sosiologi merupakn ilmu umum bukan khusus yang
artinya, sosiologi mempelajari gejala yang umum dan selalu ada pada setiap interaksi manusia.
Maka terdapat cabang-cabang ilmu sosiologi yang mewakili gejala-gejala tersebut, sebagai
berikut:
1.      Sosiologi Pendidikan
2.      Sosiologi Politik
3.      Sosiologi Hukum
4.      Sosiologi Gender
5.      Sosiologi Keluarga
6.      Sosiologi Kesehatan
7.      Sosiologi Lingkungan
8.      Sosiologi ekonomi
9.      Sosiologi Agama
10.  Sosiologi Kesenian
I.        Tujuan Mempelajari Sosiologi
Tujuan mempelajari sosiologi terdiri dari 2 hal yaitu bersifat kognitif dan bersifat praktis.
1.      Bersifat kognitif, pembelajaran sosiologi bertujuan memberikan pemahaman pengetahuan
dasar berkaitan dengan sosiologi agar peserta didik  mampu memahami kompenen-kompenen
dari individu, kebudayaan dan masyarakat sebagai suatu system social.
2.      Bersifat praktis, pembelajaran sosiologi bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
berpikir kritis dan keterampilan berperilaku secara rasional, kritis dalam menghadapi
lingkunga, femomena, keanekaragaman budaya, permasalahan social di masyarakat.
J.        Manfaat Sosiologi
Manfaat mempelajari sosiologi adalah sebgai berikut :
1.      Dapat memahami peran penting masyarakat sebagai kelompok social.
2.      Dapat memahami struktur social dan dinamika social, serta mampu mengetahui arti penting
sosiologi dalam kehidupan bermasyarakat.
3.      Dapat menerapkan pengetahuan dasar sosiologi dalam kehidupan bermasyarakat ditunjukan
melalui kemampuan berorganisasi, memberi alternatif pemecahan masalah social.
4.      Dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis ditunjukan memalui menganalisis berbagai
permasalahan social, fenomena sosila yang terjadi disekitar kita.
5.      Dapat mengetahui dan memahami berbagai situasi dan masalah social yang terjadi di
masyarakat.
6.      Dapat memahami dan mengetahui  gejala-gejala social yang muncul akibat perubahan social
di masyarakat.
7.      Dapat mengembangkan sikap dan perilaku yang rasional dan kritis dalam menjalankan
kehidupan  di tengah-tengah masyarakat.
8.      Dapat menghindari perilaku menyimpang yang dapat menganggu kenyamanan, ketertiban
suatu kelompok masyarakat.
9.      Dapat membantu masyarakat dalam upaya mensosialisasikan nilai-norma social yag berlaku
dimasyarakat.
10.  Dapat memberikan sumbangan nyata dalam membantu warga dan pemerintah dalam proses
pengendalian social guna menjaga kenyamanan dan ketertiban social.
K.      Metode Penelitian Sosiologi
Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu Methodos, (Metha) artinya melewati dan
(Hodos) artinya cara melewati. Jadi, secara bahasa metode artinya cara melewati. Sedangkan
munurut istilah metode adalah cara sistematis yang digunakan peneliti dalam pengumpulan
data untuk menjelaskan suatu fenomena atau permasalahan social.
Menurut Soerjono Soekato, metode sosiologi terbagi menjadi 2, diantaranya:
1.      Metode Kualitatif adalah metode yang digunakan untuk mengukur bahan atau data yang
sukar diukur dengan angka. Jenis metode kualitatif terbagi menjadi 3:
a.      Metode historis adalah cara mengumpulkan data melalui analisis peristiwa lalu dalam
merumuskan pola.
b.      Metode komparatif adalah cara membandingkan 2 hal yang akan diteliti untuk memperoleh
perbedaan atu persamaan serta sebab akibat dalam penelitian.
c.       Metode studi kasus adalah cara mengumpulkan data untuk mempelajari sedalam-dalamnya
suatu gejala social.
2.      Metode Kuantitatif adalah metode atau cara mengeumpulkan data mengunakan angka yang
dapat diukur menggunakan skala, indeks, table dalam menjelaskan senuah masalah. Jenis-jenis
dari metode kuantitatif antara lian :
a.       Metode statistic adalah metode yang bertujuan untuk menelaah gejala social dalam
perhitungan matematis.
b.      Metode sosiometri merupakan metode yang bertujuan untuk meneliti dan menggambarkan
hubungan-hubungan antara mnusia dalam kehidupan masyarakat secara kuantitatif.
Selain kedua metode diatas, masih banyak lagi metode yang dapat digunakan dalam
meneliti masalah social dalam disiplin inlmu sosiologi.
1.      Metode Indukif dan Deduktif
Metode induktif ialah metode yang bertujuan untuk mempelajari suatu gejala khusus sehingga
memperoleh kaidah-kaidah yang berlaku dalam lapangan yang lebih luas. Sedangkan metode
deduktif ialah metode yang menggunakan proses sebaliknya, dimulai dari kaidah-kaidah
umum yang kemudian dipelajari dalam keadaan yang khusus.
2.      Metode Empiris dan Rasionalistis
Metode empiris merupakan cara pengumpulan data yang menyadarkan diri pada keadaan atau
pengalaman nyata dalam kehidupan social. Sedangkan metode rasionalistis adalah cara
mengumpulkan data yang mengutamakan pemikiran dengan logika dan pikiran yang sehat
untuk memahami masalah social yang ada dimasyarakat.
3.      Metode Fungsioalisme
Adalah metode yang bertujuan untuk meneliti kegunaan lembaga-lembaga kemasyarakatan
dan struktur social dalam masyarakat.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari ulasan yang telah kami sajikan, kami dapat menarik kesimpulan sebagai beri-kut :
1.      Kegunaan sosiologi dalam masyarakat adalah untuk pembangunan dan pe-nelitian.
2.      Peran sosiolog di lingkungan masyarakat antara lain sebagai ahli riset, se-bagai konsultan
kebijakan, sebagai teknisi dan sebagai guru atau pendidik.
B.     Saran

1.      Disarankan para pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi makalah ini
agar mendapat pengetahuan yang lebih dari ini.
2.      Diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini dapat mengapli-kasikannya di dalam
kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai