Anda di halaman 1dari 14

IMUNISASI BIAS DT

400/ /
No. Dokumen : /SOP/TU
PK/I/2022
SOP
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : / /
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS Zakia Husna N., SKM,MKM
KARTINI NIP. 19790806 200502 2 001

1. Pengertian Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi,
berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal
atau resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap
penyakit yang lain. Imunisasi adalah suatu upaya untuk
menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak
akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
Imunisasi DT bias dibilang imunisasi yang diberikan sebelum TD. DT
disuntikkan untuk memberikan kekebalan Tubuh terhadap penyakit difteri,
tetanus dan pertiisi atau batuk rejan
2. Tujuan Sebagai pedoman kerja Petugas Imunisasi dalam memberikan Imunisasi DT
kepada anak SD kelas 1

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Tentang Pelayanan Imunisasi nomor :

4. Referensi Permenkes Nomor 12 tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi

5. Alat dan Bahan 1. APD


2. Vaksin TD
3. Spuit 0.5 cc
4. Kapas DTT
6. Langkah-langkah 1. Petugas Imunisasi datang ke lokasi Sekolah yang akan dilakukan
penyuntikan kepada muridnya.
2. Petugas imunisasi Mencuci tangan, Menggunakan Sarung tangan dan
masker
3. Petugas menanyakan status kesehatan anak kepada guru kelas
(keadaan anak yang memungkinkan untuk diberikan imunisasi atau
bila tidak akan dirujuk ke Fasilitas Kesehatan terdekat)
4. Petugas menyiapkan alat (spuit 0,5ml, kapas air hangat)
5. Petugas menyiapkan vaksin DT
6. Petugas menyiapkan sasaran (memberitahukan kepada guru dan
murid tentang tempat lokasi penyuntikan yaitu di 1/3 atas lengan
kanan).
7. Petugas memberikan imunisasi (memasukan vaksin ke dalam alat
suntik sebanyak 0,5 ml kedalam spuit 0,5 ml, lalu desinfeksi tempat
suntikan dengan kapas air hangat dengan sekali usap, selanjutnya
memberikan suntikan secara Intramuscular)
8. Petugas melakukan KIE tentang efek samping pasca imunisasi DT.
Pada dasarnya imunisasi DT jarang menimbulkan efek samping.
Apabila terjadi pembengkakan di bekas lokasi penyuntikan, berikan
kompres hangat.
9. Petugas memberitahukan kepada guru kelas mengenai jadwal
imunisasi berikutnya
10. Petugas Mengganti Sarung tangan dan Mencuci tangan
11. Petugas mencatat hasil imunisasi dalam buku catatan imunisasi serta
rekapitulasi setiap akhir bulannya
7. Hal-hal yang harus Efek Samping Pasca Imunisasi DT
diperhatikan Jadwal pemberian imunisasi dan jadwal imunisasi lanjutan
8. Unit terkait KIA KB
Imunisasi
10.Dokumen terkait Buku register imunisasi

11.Rekaman Historis Perubahan


No. Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
PENANGANAN KEJADIAN
PENANGANAN PASCA IMUNISASI
(KIPI)

400/ /
No. Dokumen : /SOP/TU
PK/I/2022
SOP
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : / /
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS Zakia Husna N., SKM,MKM
KARTINI NIP. 19790806 200502 2 001

1. Pengertian KIPI adalah timbulnya reaksi tubuh atau sakit yang terjadi setelah menerima
vaksin. Efek sampingnya bisa berupa gejala ringan hingga yang serius
seperti anafilaksis, reaksi alergi yang mengancam jiwa.
Semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa 1
bulan setelah imunisasi. Pada kejadian tertentu lama pengamatan
KIPI dapat mencapai masa 42 hari (Arthitis kronik pasca imunisasi
Rubella ) atau sampai 6 bulan (infeksi virus campak vaksin strain
pada resivien non imuno devisisensi/resevian imuno devisiensi
pasca imunisasi polio)
2. Tujuan Mendeteksi dini, merespon kasus kipi dengan cepat dan tepat,
mengurangi dampak negatif imunisasi untuk kesehatan individu
dan pada program imunisasi indikator kualitas program

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Tentang Pelayanan Imunisasi nomor :

4. Referensi 1. Permenkes Nomor 12 tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan


Imunisasi
2. Petunjuk Teknis pencatatan dan pelaporan upaya penguatan
survailans Kipi DIRJEN PP dan PL Kementrian Kesehatan RI
2014

5. Alat dan Bahan 1.Alat :


Alat Sterilisasi

a. Pemberi imunisasi dan dr yang bertanggung jawab


b. Blangko/format KIPI
2. Bahan:
a. Jenis Vaksin yang diberikan,dosis,nomor batch

6. Prosedur 1.Survailans KIPI

a. Mendeteksi,memperbaiki,dan mencegah kesalahan program

b. Mengindentifikasi peningkatan resiko kipi yang tidak wajar pada


batch vaksin atau merk vaksin tertentu

c. memastikan bahwa suatu kejadian yang diduga KIPI yang


merupakan Co insidens (suatu kebetulan )

d. menimbulkan kepercayaan masyarakat pada program imunisasi


dan memberikan respon yang tepat terhadap perhatian orang
tua/masyarakat tentang keamanan imunisasi ditengan
kepedulian masyarakat dan profesional tentang adanya resiko
imunisasi

e. Memperikirakan angka kejadian KIPI (rasio KIPI) pada suatu


populasi

2. Pelaporan KIPI

a. identitas : nama,umur,jenis kelamin,nama orang tua dan alamat


7. Hal-hal yang harus khusus peralatan logam yang tajam bungkus dulu dengan kasa
diperhatikan sebelum di steril

8. Unit terkait 1. UGD

2. Poli Umum

3. Ruang Imunisasi
10.Dokumen terkait Buku register imunisasi

11.Rekaman Historis Perubahan


No. Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
IMUNISASI HEPATITIS B
400/ /
No. Dokumen : /SOP/TU
PK/I/2022
SOP
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : / /
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS Zakia Husna N., SKM,MKM
KARTINI NIP. 19790806 200502 2 001

1. Pengertian Vaksin hepatitis B adalah vaksin untuk mencegah infeksi virus hepatitis B


(HBV). Vaksin hepatitis B merupakan salah satu jenis vaksinasi yang wajib
pada anak.
Suatu tindakan pemberian vaksin hepatitis B pada bayi baru lahir 0-7 hari
2. Tujuan Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus
hepatitis B

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Tentang Pelayanan Imunisasi nomor :

4. Referensi Permenkes Nomor 12 tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi

5. Alat dan Bahan Peralatan dan bahan :

1. Sarung tangan
2. Masker
3. Bak instrumen
4. Spuit
5. Vaksin hb0 dalam uniject
6. Tempat sampah medis
7. Kapas alkohol

6. Langkah-langkah 1. Menyiapkan alat-alat didekat bayi,


2. Menjelaskan kepada ibu dan bayi mengenai prosedur yang akan
dilaksanakan.
3. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir lalu
mengeringkannya untuk pencegahan infeksi sebelum melaksanakan
tindakan,lepaskan semua perhiasan dari lengan dan tangan.
4. Menggunakan Sarung Tangan, dan Masker
5. Mempersiapkan posisi bayi.Penyuntikan dilakukan pada1/3 paha
bagian luar secara IM
6. Mengambil uniject dari dalam termos vaksin/lemari
pendingin.Pastikan uniject tidak kadaluarsa
7. Membuka kantong alumunium/plastik dan mengeluarkan uniject
8. Memegang uniject pada leher dan tutup jarum dengan memegang
keduanya diantara jari dan telunjuk dan jempol
9. Mendorong tutup jarum ke arah lateral dengan tekanan
10. Meneruskan mendorong sampai tidak ada jarak antara tutup jarum
dan leher. Saat uniject diaktifkan akan terasa ada hambatan dan rasa
menembus lapisan
11. Membuka tutup jarum
12. Memegang uniject pada bagian leher dan memasukan jarum pada
bayi. Pada imunisasi jenis unject tidak memerlukan aspirasi.sewaktu
penyuntikan usahakan anak dalam keadaan tenang
13. Memijat reservoir dengan kuat untuk memasukkan vaksin,setelah
reservoir kempis cabut uniject dari paha bayi dengan cepat. Pastikan
seluruh uniject masuk ketubuh bayi
14. Membuang uniject yang sudah tidak terpakai ditempat benda tajam
15. Membereskan alat alat yang telah digunakan
16. Membuang sarung tangan dan Mencuci kedua tangan dengan
menggunakan sabun diair mengalir lalu mengeringkannya
Menulis dibuku catatan mengenai tindakan yang telah dilakukan dan
memberitahukan hal-hal yang perlu diketahui oleh bayi si ibu
7. Hal-hal yang harus Pemberian imunisasi Hepatitis B sebaiknya ditunda apabila kondisi bayi :
diperhatikan 1. Berat badan lahir rendah
2. Bayi kuning
3. Tidak sehat/ lemah
8. Unit terkait Ruang Imunisasi

10.Dokumen terkait Buku register imunisasi

11.Rekaman Historis Perubahan


No. Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
PELAYANAN IMUNISASI DALAM GEDUNG

400/ /
No. Dokumen : /SOP/TU
PK/I/2022
SOP
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : / /
Halaman : 1/3
UPTD PUSKESMAS Zakia Husna N., SKM,MKM
KARTINI NIP. 19790806 200502 2 001

1. Pengertian Pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain


secara langsung. Sedangkan, pengertian pelayanan dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia, pelayanan adalah menolong menyediakan segala apa yang
diperlukan orang lain seperti tamu atau pembeli.
Imunisasi adalah Suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami
sakit ringan.
Pelayanan Imunisasi dalam gedung adalah Pelayanan pemberian imunisasi
terhadap bayi/ balita yang dilakukan didalam gedung puskesmas tepatnya
diruangan imunisasi
2. Tujuan Suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan
penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Tentang Pelayanan Imunisasi nomor :

4. Referensi 1. Petunjuk Teknis pelayanan imunisasi pada masa pandemic Covid-19


tahun 2020
2. Permenkes Nomor 12 tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan
Imunisasi

5. Alat dan Bahan Alat dan bahan :


a. Buku kuning 
b. Alat tulis
c. Vaccine carrier cool pack
d. Safety box
e. ADS 0,05 ml, 0,5 ml, 5 ml
f. Vaksin
g. Pelarut
h. Anafilaktik kit Kapas air hangat
i. Kantong plastic
j. Sarung tangan, Masker dan Hazmat
6. Langkah-langkah 1. Sebelum pelayanan imunisasi, petugas memastikan semua vaksin dan
logistik ( termasuk anafilaktik kit ) dalam kondisi VVM A/B dan tidak
kadaluarsa
2. Petugas menyiapkan buku pencatatan hasil imunisasi / buku kuning
3. Petugas mengambil vaksin dan pelarut dari lemari es sesuai dengan perkiraan
kebutuhan, dan masukkan kedalam vaksin carrier yang telah berisi cool pack
4. Petugas harus meletakkan Vaksin carrier pada meja yang tidak terpaparsinar
matahari langsung, disebelahnya diletakkan alat suntik, kapas air hangat, buku
kuning, dan anafilaktik kit. Letakkan safety box dan plastic sampah dibawah
meja
5. Petugas mencuci tangan setiap akan memberikan imunisasi lalu menggunakan
masker bedah, sarung tangan dan Hazmat
6. Petugas melakukan skrinning setiap sasaran meliputi umur, riwayat imunisasi
sebelumnya, KIPI yang pernah dialami, riwayat penyakit, keadaan saat ini
7. Petugas menentukan dan menginformasikan kepada orang tuanya jenis dan
manfaat imunisasi yang akan diberikan saat ini.
8. Petugas mengambil vaksin yang akan diberikan dan pastikan kondisi VVMA/B,
tidak beku dan tidak kadaluarsa, serta tulis tanggal dan waktu pertama kali
digunakan.
9. Untuk imunisasi oral,petugas mengambil alat penetes, mengeluarkan
dari plastik kemasan buang kemasan kedalam plastik sampah
10. Petugas membuka tutup jarum suntik, membuang tutup jarum suntikkedalam
plastik sampah.
11. Untuk vaksin yang membutuhkan pelarut, petugas melarutkan vaksinsesuai
dengan SPO persiapan vaksin
12. Petugas menusukkan jarum suntik kedalam botol vaksin pastikan ujung jarum
selalu berada didalam cairan vaksin, sedot vaksin sesuai dengan
dosis yang dibutuhkan
13. Apabila terdapat gelembung pada alat suntik atau kelebihan dosis,
petugasmembuang gelembung atau kelebihan dosis yang ada tanpa
mencabut jarum dari botol vaksin.
14. Petugas melepaskan alat suntik dari botol vaksin.
15. Petugas memberikan vaksin sesuai dengan SPO cara pemberian vaksin.
16. Petugas membuang langsung alat suntik yang telah digunakan tanpamenutupnya
( no recapping ) ke dalam safety box
17. Petugas memberikan informasi kepada orang tua tentang kapan
kunjungan berikutnya, dan kemungkinan efek samping yang akan
dialami oleh anak sesudah imunisasi serta cara penanggulangannya
18. Petugas memeberitahukan orangtua agar menunggu sekitar 30 menit untuk
memantau kemungkinan terjadinya efek samping.
19. Petugas mencatat hasil imunisasi sesuai dengan kolom yang tersedia pada buku
kuning
20. Petugas memastikan limbah bukan tajam dimasukkan kedalam kantong plastic
21. Petugas membuang Sarung tangan dan mencuci tangan setiap selesai pemberian
imunisasi.
22. Vaksin sisa dan yang belum digunakan petugas menyimpan kembali didalam
lemari es pada tempat yang terpisah dan diberi tanda
23. Petugas menyerahkan hasil imunisasi dan pemakaian logistik kepada
koordinator imunisasi

7. Hal-hal yang harus 1. Vaksin tidak kadarluarsa


diperhatikan 2. Bayi/ balita yang akan menerima vaksin
3. Kejadian pasca imunisasi diberikan
8. Unit terkait Ruang Imunisasi

10.Dokumen terkait Buku register imunisasi

11.Rekaman Historis Perubahan


No. Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
PELAYANAN IMUNISASI DI LUAR
GEDUNG

400/ /
No. Dokumen : /SOP/TU
PK/I/2022
SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : / /
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS Zakia Husna N., SKM,MKM
KARTINI NIP. 19790806 200502 2 001

1. Pengertian Pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain


secara langsung. Sedangkan, pengertian pelayanan dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia, pelayanan adalah menolong menyediakan segala apa yang
diperlukan orang lain seperti tamu atau pembeli.
Imunisasi adalah Suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami
sakit ringan.
Pelayanan Imunisasi Diluar gedung adalah Pelayanan pemberian imunisasi
terhadap bayi/ balita yang dilakukan diluar gedung puskesmas seperti
Posyandu
Pelayanan imunisasi dalam masa pandemic Covid -1 9 adalah suatu
kegiatan pemberian imunisasi yang dilaksanakan pada masa
terjadinya wabah penyakityang menyerang dunia yaitu covid-19 sesuai
dengan prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
2. Tujuan Suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan
penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Tentang Pelayanan Imunisasi nomor :

4. Referensi 1. Petunjuk Teknis pelayanan imunisasi pada masa pandemic Covid-19


tahun 2020
2. Permenkes Nomor 12 tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan
Imunisasi

5. Alat dan Bahan 1. Persiapan alat (Alat transportasi dan kelengkapannya, buku
kuning /kohort bayi dan kohort ibu,
2. alat tulis,
3. vaccine carrier dan coolpack,
4. ADS 0,05 ml, 5 ml dan safety box,
5. vaksin dan pelarut, anafilaktik kit, Sabun,kapas, kantong plastic dan
air bersih)
6. Waktu pelaksanaan setiap kali jadwal Posyandu
7. Tahapan kegiatan Pencatatan/pelaporan
6. Langkah-langkah 1. Petugas mengatur meja pelayanan dan kursi dengan jarak aman
1-2 meter sesuai prinsip PPI
2. Petugas melakukan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau
handsanitizer
3. Petugas menggunakan APD ( Masker, sarung tangan, pelindung
rambut dan wajah, hazmat)
4. Petugas melakukan desinfeksi sebelum memulai kegiatan imunisasi
di Posyandu
5. Petugas menyiapkan vaksin dan logistic dimeja pelayanan imunisasi
6. Petugas memanggil sasaran dan menuliskan sasaran dalam register
imunisasi
7. Petugas menganjurkan orangtua/ pengantar bayi balita untuk cuci
tangan
8. Petugas melakukan ukur suhu tubuh
9. Petugas melakukan screening Covid-19 pada bayi/ balita
10. Petugas memberikan imunisasi
11. Petugas menyampaikan pesan kepada orangtua/ pengantar bayi/
balita agar menunggu selama 30 menit serta memberi tahu jadwal
imunisasi selanjutnya
12. Petugas membereskan vaksin dan logistic imunisasi
13. Petugas melepas APD
14. Petugas mencuci tangan di air mengalir
7. Hal-hal yang harus 1. Ruang dan tempat imunisasi diluarg gedung puskesmas
diperhatikan 2. Vaksin tidak kadarluarsa
3. Bayi/ balita yang akan menerima vaksin
4. Kejadian pasca imunisasi diberikan
8. Unit terkait Posyandu

9. Dokumen terkait Buku register imunisasi


Lampiran BOK
10.Rekaman Historis Perubahan
No. Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan

PEMELIHARAAN SARANA COLD CHAIN


400/ /
No. Dokumen : /SOP/TU
PK/I/2022
SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : / /
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS Zakia Husna N., SKM,MKM
KARTINI NIP. 19790806 200502 2 001

1. Pengertian Pemeliharaan atau maintenance adalah kombinasi dari berbagai tindakan


yang dilakukan untuk menjaga suatu aset dan memperbaikinya agar selalu
dalam keadaan siap pakai untuk melaksanakan produktivitas secara efektif
dan efisien sesuai dengan standar (fungsional dan kualitas).
Cold Chain adalah suatu wadah yang dapat menyimpan dan menjaga suhu
vaksin dalam kondisi idealnya agar kualitasnya tetap terjaga sampai
ketempat pelayanan vaksin.
2. Tujuan 1. Merawat cold chain
2. Menjaga kualitas vaksin agar vaksin yang disimpan masih tetap
mempunyai potensi baik sampai pada sasaran

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Tentang Pemeliharaan Klinis nomor :

4. Referensi Permenkes Nomor 12 tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi

Pedoman pengelolaan Cold Chain petugas imunisasi, Kemenkes tahun 2013

5. Alat dan Bahan 1. Kuas lembut spons busa


2. Lap kering
6. Langkah-langkah HARIAN
Pemeliharaan 1. Periksa dan catat suhu lemari es 2 kali sehari, Pagi danSore
2. Hindarkan seringnya buka - tutup pada lemari es
3. Setiap membuka pintu lemari es jangan lebih dari 5menit
4. Periksa keadaan VVM, Freeze tag
5. Bila suhu lemari es sudah stabil antara + 2ºC s/d + 8ºC posisi thermostat
tidak perlu diubah-ubah
MINGGUAN
1. Bersihkan bagian luar lemari es untuk menghidari karat(korosif)
2. Periksa steker listrik pada stop kontak, upayakan jangan kendor
BULANAN
1. Bersihkan bagian luar dan dalam lemari es.
2. Bersihkan karet seal pintu dan periksa kerapatanya dengan selembar kertas bila
perlu beri bedak atau talk
3. Periksa engsel pintu Lemari es, bila perlu beri pelumas.
4. Pencairan bunga es
5. Jangan menggunakan benda tajam untuk mencongkelbunga es di evaporator.
6. Bila bunga es sudah terlihat pada evaporator ± 0,5 cm(± 5 mm), lakukanlah
pencairan bunga es.
7. Sebelum mematikan lemari es terlebih dahulu amankanvaksin.
8. Pindahkan vaksin kedalam lemari es lainnya ataukedalam cold box yang telah berisi
coldpack
Pencairan Bunga es pada Lemari Es(Defrosting)
1. Kosongkan lemari es
2. Cabut steker listrik lemari es yg menempel pd stopkontak
3. Pintu lemari es harus dibuka
4. Siram bunga es dengan air (sebaiknya air hangat)
5. Jangan gunakan benda tajam untuk engeluarkan bungaes yg menempel pada
evaporator
6. Keringkan bagian evaporator & ruangan dgn lap kering
7. Hidupkan lemari es
8. Tunggu sampai suhu mencapai antara 2ºC s/d 8ºC Masukan vaksin
Tindakan pada saat listrik padam
1. Pahami bentuk dan type lemari es:
a. Kompresi: ILR lemari es ini memp. cold life 15 –24 jam.
b. Absorbsi: RCW 42 EK-50 EK, memp. cold life 4-5 jam.
2. Pastikan suhu pd: 2º– 8º C, dgn memeriksa suhu lemaries dari
termometer luar LE atau catatan suhu terakhir.
3. Upayakan jangan membuka pintu lemari es selamalistrik padam.
4. Bila LE berisi cool packkan berfungsi menahan dingin, LE berfungsi sbg
cold box.
5. Hidupkan genset bila ada Kompresi
7. Hal-hal yang harus Suhu Cold Chain
diperhatikan
8. Unit terkait Poli Imunisasi dan Poli KIA

9. Dokumen terkait
10.Rekaman Historis Perubahan
No. Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai