SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Serjana Pendidikan Pada
Jurusan/Prodi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Nusa Cendana
DISUSUN OLEH
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : 1801080074
Semaster : IX
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di depan dewan pengguji pada:
Hari :
Tanggal :
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Koordinator Program Studi Pendidikan Ekonimi
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah disetujui oleh Panitia Ujian Sarjana Program Studi Pendidikan Ekonomi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana, dalam Ujian Sarjana
yang dilaksanakan pada :
Hari : Juma,at
Tanggal : 9 Desember 2022
Tempat : Jurusan Pendidikan Ekonomi
Dinyatakan : LULUS
Dewan penguji :
Mengetahui / Mengesahkan
an Dekan
Wakil Dekan Bidang Akademik & Kemahasiswaan Kordinator Program Studi
Pendidikan Ekonomi
iii
MOTTO
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan dengan penuh cinta dan rasa hormat kepada orang –
orang terbaik saya
1. Ayah tersayang Albertus Kasa, ibu tercinta Maria Elvira Wati, kaka tersayang
Randi Kasa dan adik tercinta Refal Kasa serta semua keluarga yang sudah
senantiasa memberi dukungan lewat doa dan memenuhi kebutuhan penulis selama
menempuh bangku pendidikan.
2. Almamater tercinta
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji, syukur dan terima kasih penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, tidak terlepas dari
dukungan banyak pihak baik moril maupun material. Untuk itu dengan kerendahan
hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Rektor Universitas Nusa Cendana
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana
bersama Staf
3. Ketua Jurusan/ Prodi Pendidikan Ekonomi serta seluruh staf yang telah
membimbing dan membekali penulis dengan pengetahuan hingga penulis
menyelesaikan skripsi ini dengan baik
4. Bapak Jacob Abolladaka, S.Pd,MM selaku pembimbing I dan ibu Erika Feronika
Br Simanungkalit, S.Pd,M.Pd selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan
waktu, tenaga serta pikiran dalam memberikan bimbingan dan petunjuk dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Yuvenalis R. Temu selaku Lurah di Kelurahan Fatukbot dan semua
masyarakat yang berada pada Kelurahan Fatukbot yang memberikan ijin kepada
penulis untuk melakukan penelitian.
6. Ayah tersayang Albertus Kasa dan Ibu Maria Elvira Wati yang senantiasa
memberikan dukungan doa serta memenuhi kebutuhan penulis hingga
menyelesaikan skripsi ini.
7. Kaka tersayang Randi Kasa dan adik tersayang Refal Kasa yang selalu
memberikan motivasi dan selalu mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
8. Seluruh teman “Equitas 18” yang telah bersama-sama dengan penulis dalam suka
dan duka selama dibangku kuliah.
v
9. Seluruh teman “kelas B” yang telah bersama-sama dan saling memberikan
dukungan selama di bangku kuliah.
10. Semua pihak tang telah membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Atas semua ini, penulis tidak dapat membalas sesuatu yang berharga selain
doa yang tulus semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan berkat dan membalas
budi baik sesuai Kemurahan-Nya.
Dengan segala keterbatasan di dalam diri penulis yang menyebabkan
ketidaksempurnaan skripsi ini maka segala kritik dan saran yang bersifat membangun
penulis menerima dengan tangan terbuka. Semoga skripsi ini dapat berguna dan
menambah pengetahuan bagi pihak yang membaca skripsi ini. Terima kasih.
Kupang ……………2022
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL.............................................................................................
LEMBARAN PERSETUJUAN .......................................................................
MOTTO ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
DAFTAR BAGAN ............................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix
ABSTRAK ........................................................................................................ x
ABSTRACT........................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5
1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 7
2.1. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 7
2.2. Tinjauan Teoris ............................................................................................ 13
2.3. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 24
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 26
3.1. Jenis Penelitian ............................................................................................ 26
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................ 26
3.3. Kehadiran Peneliti ....................................................................................... 26
3.4. Sumber Data ............................................................................................... 27
3.5. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 27
3.6. Teknik Analisi Data .................................................................................... 30
vii
3.7. Pengecekan Validitas Temuan ...................................................................... 32
3.8. Skema Alur Penelitian ................................................................................. 34
BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN ................................... 35
4.1. Deskripsi Data ............................................................................................. 35
4.2. Hasil Penelitian ........................................................................................... 44
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 59
5.1. Kesimpulan ................................................................................................. 59
5.2. Saran ........................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 61
LAMPIRAN ..................................................................................................... 64
viii
DAFTAR BAGAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
ABSTRAK
Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan juga
tersistem untuk mewujudkan keadaan belajar maupun sistem evaluasi yang baik
dengan tujuan untuk menumbuhkan kemampuan yang ada pada diri seseorang. Dalam
melaksanakan sistem pendidikan banyak faktor yang mempengaruhi kualitas tingkat
pendidikan. Untuk itu, tujuan dari dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan anak khususnya di Kelurahan
Fatukbot Kecamatan Atambua Selatan Kabupaten Belu. Metode yang digunakan pada
penelitian ini yaitu mengguanakan penelitian deskriptif melalui pendekatan kualitatif.
Teknik pengupulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara serta
dokumentasi. Social Situation dalam penelitian ini adalah anak yang berada pada
Kelurahan Fatukbot Kecamatan Atambua Selatan Kabupaten Belu.
Pada penelitian ini, untuk menganalisis data digunakan uji kredibilitas dan uji
dependabilitas serta model Miles dan Huberman. Berdasarkan hasil yang diperoleh,
bisa disimpulkan beberapa b faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan anak di
Kelurahan Fatukbot, Kecamatan Atambua Selatan, Kabupaten Belu ialah motivasi
individu, motivasi orang tua, ekonomi keluarga, kondisi sosial serta aksebilitas.
Motivasi individu bagi anak-anak di Kelurahan Fatukbot buat bersekolah kurang,
serta kurangnya dukungan dari orang tua. Dari segi ekonomi keluarga juga kurang
memadai untuk menyekolahkan anak. Selain itu anak-anak di Kelurahan Fatukbot
menganggap bahwa pendidikan kurang penting. Kondisi aksebilitas dari Kelurahan
Fatukbot menuju sekolah relatif jauh serta transportasi umum yang tidak memadai.
Kata Kunci: Tingkat Pendidikan, motivasi individu, motivasi orang tua, ekonomi
keluarga, kondisi sosial, aksebilitas.
xiii
ABSTRACT
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
terencana demi mewujudkan keadaan belajar serta sistem evaluasi untuk anak dan
atau peserta didik dengan aktif menumbuhkan kemampuan yang ada pada diri
nasional mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan
usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui
kegiatan pembimbing, pengajaran dan latihan yang berlangsung disekolah dan diluar
sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan
1
peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang.
Sebagai orang tua sudah menjadi kewajiban memberikan pendidikan yang baik
kepada anaknya. Seperti yang tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 7 ayat (2) “Orang tua dari anak usia
pendidikan merupakan suatu aset yang sangat penting bagi kemajuan Indonesia, oleh
mengikuti jenjang pendidikan mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD),
maupun pendidikan perguruan tinggi (PT). Dalam Undang- Undang Dasar 1945
pendidikan. Pasal 31 ayat 2 menyebutkan bahwa setiap warga negara wajib mengikuti
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
2
sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan merupakan proses dalam
Setiap warga negara Indonesia mempunyai hak pendidikan yang telah dijamin
oleh undang-undang. Namun, fakta dan data di lapangan menunjukan bahwa belum
Indonesia. Putus sekolah adalah kondisi dimana seseorang tidak melanjutkan sekolah.
mencatat angka putus sekolah pada tahun 2020/2021 mencapai 75.303 anak. Hak
masyarakat untuk mendapat pendidikan sesuai Undang- Undang Dasar 1945 ternyata
melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan. Kedua, kondisi sosial.
Faktor kondisi sosial berarti keadaan sosial di masyarakat yang selalu mengalami
ekonomi dapat membatasi kegiatan pendidikan. Keempat, faktor Motivasi orang tua.
3
Motivasi orang tua menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesadaran
tempat pertama dan utama bagi seorang anak mendapatkan pendidikan. Disebut
pendidikan yang lain, keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan
utama, karena proses pendidikan terjadi sejak manusia lahir bahkan sejak masih
dalam kandungan yang dapat mempengaruhi karakter anak. Oleh karena itu, peranan
orang tua sangatlah penting untuk mendukung kelangsungan pendidikan anak baik
dorongan moral maupun material sangatlah penting bagi seorang anak untuk dapat
seseorang. Karena sikap orang akan berpengaruh terhadap pandangan seorang anak
dan ketersediaan sekolah di sekitar masyarakat tentunya akan memberi dampak pada
Kecamatan Atambua Selatan Kabupaten Belu pada tanggal 22 januari 2022 terdapat
anak-anak yang tidak bersekolah, berikut bisa dilihat pada tabel 1.1. tingkat
pendidikan anak.
4
Tabel 1.1. Tingkat Pendidikan Anak
Tingkat
Pendidikan
Wilaya
h Tida Putus Sekolah PAUD TK SD SLTP SLTA D3 S1/
k D4
Seko SD smp sma D3 S1
lah
RT 001 16 9 24 12 15 2
RT 002 13 7 15 25 14 53 14 62
RT 003 30 1 3 13 6 4 5 12
RT 004 57 31 66 5 17
RT 005 12 8 4 20 3 6
RT 006 21 6 8 39 26 49 4 13
RT 007 10 35 2
RT 008 37 10 13 98 52 56 6 19
RT 009 49 6 1 1 8 12 104 63 117 19 18
RT 010 51 13 2 2 74 38 37 13
RT 011 30 7 101 17 59 5 13
RT 012 60 2 2 10 5 5 60 24 10
RT 13A 5 3 6 15 9 12 13
RT 13B 16 5 5 21 8 20 2 10
RT 13C 80 5 3 5 57 24 30 4 22
RT 014 58 5 135 66 115 5 9
RT 15A 16 15 12 17 14
RT 15B 10 5 2 22 56 22 68 3 35
RT 016 52 4 10 35 15 24 3 6
RT 017 58 9 9 19 12 25 10
RT 018 83 5 34 30 24 10
RT 019 21 5 4 90 37 78 3 5
RT 20A 27 5 2 5 17 12 10 2
RT 20B 15 3 7 2 5
RT 021 28 3 30 8 23
RT 022 80 8 10 7 128 32 55 3 4
RT 023 44 4 3 19 8 8 1
RT 024 19 2 20 7 13 12
RT 025 16 4 10 13 10 5 2
RT 026 58 6 4 24 58 7 7
Jumlah 1.015 98 121 121 1.38 631 1.111 91 339
2
Sumber data : Kelurahan Fatukbot
5
Dari tabel 1.1. dapat kita lihat bahwa ada 1015 anak yang tidak bersekolah dan 98
anak yang putus sekolah. Berikut bisa dilihat pada tabel 1.2 dan 1.3 tentang jumlah
presentase anak yang tamat sekolah, tidak bersekolah dan putus sekolah.
Tabel 1.3. Presentasi anak yang putus sekolah pada kelurahan fatukbot
No Tingkat pendidikan Jumlah Presentase (%)
1. SD 62 0,63
2. SMP 15 0,16
3. SMA/SMK 10 0,10
4. D3 7 0,07
5. S1 4 0.04
Jumlah 98 100%
Sumber Data : Kelurahan Fatukbot
Berdasarkan tabel 1.2 dan tabel 1.3 Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat
pendidikan anak. Antara lain menurut Hasbullah (2005) terdapat dua faktor yang
mempengaruhi tingkat pendidikan anak yaitu yang pertama faktor internal yang
meliputi : tingkat pendidikan orang tua, umur orang tua, status sosial dan yang kedua
tingkat pendidikan anak antara lain : yang pertama faktor sosial ekonomi yang
6
pendapatan keluarga terhadap pendidikan anak, dan yang kedua faktor pengaruh jarak
tempat tinggal terhadap sekolah. sedangkan menurut Ainuddin (2011) faktor – faktor
yang mempengaruhi tingkat pendidikan anak antara lain : faktor motivasi orang tua,
faktor lingkungan dan faktor ekonomi. Sedangkan Menurut peneliti di duga faktor –
faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan anak di kelurahan fatukbot antara lain
faktor motivasi individu, kondisi sosial, kondisi ekonomi keluarga, motivasi orang
tua dan aksesbilitas. Kurangnya motivasi baik dari dalam diri sendiri maupun dari
orang tua dan lingkungan tempat tinggal mereka, karena sebagian besar orang tua
yang berada pada kelurahan ini bermata pencaharian sebagai petani. Pekerjaan orang
tua sebagai petani juga sangat menyita banyak waktu untuk anak-anaknya.
Keberadaan kondisi sosial ekonomi mempunyai dampak yang sangat luas dalam
berbagai sendi kehidupan baik pada diri sendiri maupun pada anggota keluarga
didalamnya pendidikan. Kesibukan orang tua sebagai petani tentunya akan banyak
menghabiskan tenaga dan pikiran mereka di tempat mereka bekerja, sehingga mereka
kurang dapat meluangkan waktu mereka untuk mengajari anak-anak mereka belajar,
bahkan hanya sekedar bermain dan bercengkrama. Kurangnya perhatian orang tua
yang kurang pada pendidikan anak-anaknya juga disebabkan oleh tingkat pendidikan
orang tua sendiri yang sangat rendah, sehingga mereka merasa kesulitan dan tidak
bisa untuk mengajari anak-anak mereka saat belajar. Terkadang orang tua justru
mengajak berbicara anak-anak mereka tentang pekerjaan mereka sebagai petani, hal
7
ini menyebabkan semakin tertanamnya budaya petani pada anak-anak mereka yang
akan membawa mereka tertarik untuk mengikuti jejak orang tuanya dibandingkan
sendiri ini diakibatkan karena banyak sekali anak-anak yang tidak bersekolah pada
kelurahan ini dengan alasan membantu orang tuanya bekerja untuk menghidupi
membajak sawah, dan menanam sayuran, karena yang mereka pikirkan tidak
kelurahan ini tidak bersekolah di tambah lagi dengan pendapatan orang tua yang
rendah dan jumlah anak yang banyak diduga itu sangat mempengaruhi pendidikan
Seperti yang kita ketahui pemerintah sudah mengeluarkan Dana Bos pada
setiap sekolah tetapi itu tidak dapat menjamin anak-anak ini bisa bersekolah karena
orang tua harus mengeluarkan lagi biaya untuk keperluan sekolah seperti biaya
seragam sekolah di tambah lagi masi ada sekolah yang mewajibkan anak-anak untuk
membayar biaya pembangunan pada setiap semester tentu saja itu berpengaruh
terhadap pendapatan orang tua, dapat dilihat bahwa ada 1.015 yang tidak pernah
sekolah. Hal ini diduga karena kurangnya motivasi baik dari anak itu sendiri ataupun
dari orang tua, ditambah lagi dengan pendapatan orang tua yang rendah dan faktor
kondisi sosial yang mempengaruhi anak pada Kelurahan Fatukbot ini tidak
bersekolah. Karena yang sering mereka pikirkan dari mereka bekerja seperti
8
berjualan, bercocok tanampun bisa menghasilkan uang dan bisa membantu kehidupan
keluarga mereka tampa harus bersekolah. Hal ini yang diduga mempengaruhi
sehingga terdapat banyak anak-anak pada Kelurahan ini yang tidak bersekolah.
penting ?
3. Bagaimana Kondisi ekonomi keluarga yang kurang mampu sehingga anak tidak
5. Apa yang menyebabkan sehingga aksebilitas menuju sekolah yang jauh dan akses
jalan yang kurang didukung dengan sarana transportasi menjadi penghambat anak
1. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi penyebab sehingga kurangnya motivasi
9
2. Untuk mengetahui kondisi sosial di masyarakat yang menganggap pendidikan
kurang penting.
3. Untuk mengetahui kondisi ekonomi keluarga yang kurang mampu sehingga anak
4. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi penyebab sehingga Kurangnya motivasi
5. Untuk mengetahui apakah aksebilitas menuju sekolah yang jauh dan akses jalan
yang kurang didukung dengan sarana transportasi menjadi penghambat anak untuk
melanjutkan pendidikan.
berikut :
1. Manfaat Teoritis
pemikiran dalam rangka memperkaya khasanah pendidikan pada mata pelajaran IPS,
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
10
b. Bagi Pemerintah Kelurahan Fatukbot
yang ingin melakukan penelitian mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sebagai berikut :
12
Lanjutan tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
2. Amri Faktor yang mempengaruhi Hasil penelitian Perbedaan
Ilal tingkat pendidikan anak menunjukkan dari
Mahdi nelayan ditinjau dari aspek bahwa; Secara penelitian
Sagala sosial ekonomi dan serentak, faktor ini dengan
lingkungan(2019) sosial ekonomi penelitia
dan lingkungan yang
berpengaruh peneliti
signifikan lakukan
terhadap tingkat terletak pada
pendidikan anak, pekerjaan
namun secara masyarakat
parsial pada dimana di
(faktor sosial) penelitian
yang ini
berpengaruh
signifikan hanya hanya
umur nelayan, Persamaan memfokuska
pada (faktor dalam n pada satu
ekonomi) adalah penelitian ini pekerjaan
pendapatan sama-sama yaitu
keluarga dan meneliti nelayan
biaya tentang sedangkan
pengeluaran faktor yang
rumah tangga pendidikan peneliti
serta pada lakukan
(faktor mencakup
lingkungan) pada semua
hanya interaksi pekerjaan
sosial.Variabel
yang tidak
memiliki
pengaruh adalah
faktor
pengalaman
melaut nelayan,
lama pendidikan
nelayan, jumlah
tanggungan
keluarga, jarak
rumah ke
sekolah dan
motivasi
nelayan.
13
Lanjutan tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
3. Zulkarnaian Faktor-faktor Hasil dari kajian ini Persamaan Perbedaan
yang menunjukkan bahwa dari dari
mempengaruhi (1)lingkungan menjadi faktor penelitian penelitian
tingkat anak tidak melanjutkan ini sama- ini dengan
pendidikan pendidikannya dari jenjang sama penelitian
anak di dusun SMA sampai perguruan meneliti yang
patre desa tinggi (2) ekonomi keluarga tentang peneliti
mangkung bagi orang tua yang faktor lakukan
kecamatan penghasilannya rendah pendidikan terletak pada
praya barat sangat tidak mendukung bagi tujuan
( 2019) anak yang ingin melanjutkan dimana
pendidikannya (3) hasutan tujuan
dari keluarga juga menjadi penelitian
faktor anak tidak yang
melanjutkan pendidikannya peneliti
(4) perhatian orangtua yang lakukan
tidak terlalu memperhatikan meliputi
pendidikan anaknya faktor sosial
sehingga anak tidak ada ekonomi
keinginan dalam dirinya keluarga
untuk melanjutkan sedangkan
pendidikan. pada
penelitian
ini meliputi
faktor
lingkungan.
4. Jafar Sidik Analisis Hasil penelitian Persamaan Perbedaan
faktor-faktor menunjukkan: (1) terdapat dari dengan
yang pengaruh langsung dan penelitian penelitian
mempengaruhi signifikan antara lingkungan ini adalah yang
tingkat keluarga dan lingkungan sama-sama peneliti
kesadaran prakerin terhadap pendidikan meneliti lakukan
pendidikan karakter holistik, (2) terdapat tentang adalah pada
jenjang SMA pengaruh langsung antara faktor penelitian
dan sederajat lingkungan keluarga dan pendidikan ini
di Dusun lingkungan prakerin terhadap memfokusk
Nagrak Desa softskill, dan (3) terdapat an pada
Sedong Kidul pengaruh tidak langsung faktor
Kecamatan antara lingkungan keluarga lingkungan
Sedong dan lingkungan prakerin sedangkan
Cirebon(2018) melalui soft skill terhadap yang
pendidikan karakter holistik. peneliti
Hasil ini mengindikasikan lakukan
baik secara langsung dan berfokus
tidak langsung lingkungan pada faktor
keluarga, lingkungan ekonomi
prakerin dan soft skill sosial
berpengaruh terhadap
pendidikan karakter holistik
sehingga tidak ada jalur yang
14
di hapus untuk
masingmasing hubungan.
Lanjutan Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
5. Siti Faktor-faktor Hasil penelitian menunjukan: Persamaan Perbedaaan
Karomah yang jarak merupakan faktor yang penelitian antara
mempengaruhi tidak mempengaruh tingkat dengan penelitian ini
pendidikan pendidikn anak di daerah penelitian dengan
anak di desa penelitian. Untuk Desa yang penelitian
gondanglegi Gondanglbegi memiliki peneliti yang peneliti
dan desa persentase terbesar 73.07% lakukan lakukan
sumber agung adalah responden yang adalah adalah pada
kecamatan memiliki jarak rumah sama-sama penelitian ini
klego kesekolah (1-5 km) dan meneliti meneliti
kabupaten memiliki anak yang sekolah tentang tentang
boyolali ditingkat SLTA(10-12). faktor faktor jarak
(2019) Untuk Desa Sumber Agung pendidikan mempengaru
memiliki persentase terbesar hi
34.28% adalah responden pendidikan
yang memiliki jarak rumah anak
(0.5-0.9 km) dan memiliki sedangkan
anak yamng sekolah yang peneliti
ditingkat SD (1-6). Dari lakukan
analisa korelasi product meliputi
moment diketahui bahwa di faktor sosial
Desa Gondanglegi r hitung - ekonomi.
0.274 adapun r tabel untuk
nilai N=52 dengan taraf
signifikan 5% adalah 0.273.
Dengan demikian r hitung < r
tabel (0.028 r tabel
(0.629>0.334) keadaan
tersebut menunjukan
signifikan karena jarak di
desa Sumber Agung
mempengaruhi pendidikan
anak, karena jumlah anak
yang sekolah ditingkat SLTA
lebih kecil dibandingkan
anak yang sekolah ditingkat
SD.
Sumber : Kumpulan jurnal penelitian yang diambil dari google scholar
15
2.2. Tinjauan Teoritis
2.2.1.Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang akan berfungsi secara
susun untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat agar
mereka dapat melaksanakan apa yang sudah di atur oleh pelaku pendidik. Dalam hal
serta memberikan bantuan yang akan menuju pada tingkat kedewasaan anak didiknya
16
atau dengan kata lain agar dapat membantu anak didiknya untuk melaksanakan tugas
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
suatu usaha kegiatan secara sadar dan terencana, serta penuh tanggang jawab yang
2. Tingkat Pendidikan
seseorang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan
tinggi (UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003: pasal 13). Dalam UU RI No. 20 Tahun
formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
1. Pendidikan dasar
Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003. Pendidikan dasar adalah pendidikan yang
17
menyelenggarkan program pendididkan 6 tahun terdiri atas Sekolah Dasar (SD) dan
setelah 6 tahun adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah
2. Pendidikan menengah
pendidikan dasar yang terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan
(SMK) dan bentuk lain yang sederajat. Pendidikan menengah umum adalah
3. Pendidikan tinggi
Sistem Pendidikan Nasional N0. 20 Tahun 2003. Pendidikan tinggi adalah jenjang
diploma, sarjana, magister spesialis, doktor yang disediakan oleh pergururan tinggi.
18
tinggi yang dapat berbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi, institute atau
universitas.
3. Keluarga sejahtera
tingkat kesejahteraan keluarga dibagi dalam lima tahapan keluarga sejahtera, antara
lain :
19
yang maksimal terhadap masyarakat, seperti secara teratur (waktu tertentu)
sosial kemasyarakatan serta berperan serta secara aktif dengan menjadi pengurus
5. Keluarga Sejahtera III plus ( KS III+ ) yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat
6. yang bersifat pengembangan serta telah dapat pula memberikan sumbangan yang
masyarakat
1. Motivasi individu
Motivasi menurut Sumadi Suryabrata (2008) adalah keadaan yang terdapat dalam
diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai
suatu tujuan. Sedangkan menurut Djali (2008:101) motivasi adalah suatu kondisi
fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang dan mengatur
tindakannya dengan cara tertentu. Motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor
20
berprestasi, maka dia akan terus mencoba mencapai pendidikan ke jenjang yang lebih
Menurut Djali (2008 : 112) Bentuk motivasi pendidikan yang terdapat pada individu
penting bagi seseorang untuk terus menempuh pendidikan. Tidak adanya unsur
paksaan pada anak untuk bersekolah menjadikan anak tersebut menikmati serta
percaya diri bahwa dia mampu untuk melakukan sesuatu akan muncul pada diri
seseorang. Apabila seseorang mengetahui bahwa dia merasa mampu terhadap apa
yang dipelajari maka dia akan percaya diri untuk menggapai kompetensi yang ingin
2. Cita-cita
Hal yang menjadi motivasi dan tujuan seorang anak menjalani pendidikan mereka
adalah karena mereka mempunya cita-cita yang ingin mereka raih. Cita-cita yang
terdapat pada anak akan memberikan gambaran bagi mereka tentang jalan mana yang
harus mereka tempuh untuk mewujudkan cita- citanya tersebut, dan salah satu
jalannya adalah dengan menempuh pendidikan. Hal ini ditegaskan oleh Ahmad Rifa’I
(2010 : 158) bahwa salah satu motif seseorang melakukan kegiatan belajar adalah
untuk mengarahkan pada perilaku tertentu, dan hal ini merupakan suatu bentuk cita-
21
cita. Motif anak yang dibawa ke dalam suatu situasi belajar sangat berpengaruh
2. Kondisi Sosial
Menurut W.A Gerungan ( 2009 : 110) Kondisi sosial berarti keadaan yang
melalui proses sosial. Proses sosial terjadi karena adanya interaksi sosial. Interaksi
masyarakat. Hal ini menandakan bahwa interaksi sosial antar anggota suatu kelompok
dapat menimbulkan suatu norma sosial dalam masyarakat yang berlaku dalam
Kondisi sosial dalam keluarga diwarnai oleh bagaimana interaksi sosial yang
terjadi diantara anggota keluarga dan interaksi dengan masyarakat yang ada di
sayang serta tanggung jawab yang di wujudkan dengan saling memperhatikan satu
sama lain, bekerja sama, saling membantu, serta saling mempedulikan termasuk
pendidikan anak. Interaksi sosial dalam keluarga turut menentukan tingkah laku
relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu, realsi anak dengan saudaaranya atau
dengan anggota keluarga yang lain pun turut memepengaruhi pendidikan anak.
22
Wujud relasi itu misalnya apakah hubungan penuh dengan kasih sayang dan
perhatian, ataukah sikap yang terlalu keras dan acuh tak acuh dan sebagainya.
pedoman yang dianut oleh seseorang dalam suatu masyarakat, karena di dalam
masyarakat terjadi suatu proses sosialisasi. Hal ini juga terdapat dalam dunia
mementingkan pendidikan maka dia juga akan terpengaruh untuk ikut mementingkan
yang menganggap pendidikan tidak penting maka dia juga dapat terpengaruh dan ikut
individu menghayati, mendarah dagingkan nilai-nilai, norma dan aturan yang dianut
penting dalam dunia pendidikan. Karena tanpa ekonomi yang memadai dunia
pendidikan tidak akan bisa berjalan dengan baik. Ini menunjukan bahwa meskipun
yang cukup, lingkungan material yang dihadapi anak dikeluarganya itu lebih luas,
23
ia akan mendapat lesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan bermacam –
macam kecakapan yang tidak dapat ia kembangkan apabila tidak adaa prasarananya.
1) Pendapatan
pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun barang baik dari
pihak lain maupun dari hasil sendiri. Pendapatan adalah pendapatan yang diperoleh
seluruh anggota keluarga yang bekerja. Jadi, yang dimaksud pendapatan keluarga
dalam penelitiian ini adalah suatu tingkat penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan
pokok dan pekerjaan sampingan dari orang tua dan anggota keluarga
dengan kemampuannya. Berdasarkan survey dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun
menentukan. Karena tanpa ekonomi yang memadai dunia pendidikan tidak akan bisa
24
berjalan dengan baik. ini menunjukkan bahwa meskipun ekonomi bukan merupakan
anak dalam keluarga mampu dapat membeli alat-alat sekolah lengkap, sebaliknya
anak – anak dari keluarga miskin tidak dapat membeli alat – alat itu. Dengan alat
serba tidak lengkap inilah maka hati anak – anak menjadi Kecewa, mundur, putus asa
Jumlah anggota adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam menjamin
kemampuan. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang No. 10 Tahun 1992 Pasal 7
yang menyatakan bahwa setiap penduduk sebagai anggota keluarga mempunyai hak
untuk membangun keluarga sejahtera dengan mempunyai anak yang jumlahnya ideal,
anak-anak serta hak lain guna mewujudkan keluarga sejahtera. Banyaknya anggota
sehari-hari yang nantinya juga akan berpengaruh pada pembagian pendapatan untuk
yang tentunya harus dipenuhi. Sehingga jika semakin banyak anggota keluarga yang
menjadi tanggungan, maka akan semakin kecil kebutuhan untuk sektor pendidikan
25
dapat terpenuhi dan jika semakin sedikit tanggungan, maka semakin besar kebutuhan
memberikan dorongan terhadap pendidikan anaknya, seperti bersikap acuh tak acuh
dan kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak mau
tau kemajuan belajar anaknya, tidak memperhatikan apakah anak belajar atau tidak,
kesulitan-kesulitan yang dialami anak dalam belajar dan lain-lain yang menyebabkan
anak kurang berhasil dalam belajarnya. Mungkin hasil yang didapatkan anak tidak
memuaskan atau bahkan gagal dalam pendidikannya. Hal ini dapat terjadi pada anak
dari keluarga yang kedua orang tuanya terlalu sibuk megurus pekerjaan mereka. Ini
menunjukan bahwa motivasi dari orang tua sangatlah dibutuhkan dalam keberhasilan
Kesadaran orang tua yang baik akan arti penting pendidikan akan mengarahkan
akan tanggung jawab mendidik dan membina anak secara terus-menerus perlu
dikembangkan kepada setiap orang tua, sehingga pendidikan yang dilakukan tidak
lagi berdasarkan kebiasaan yang dilihat dari orang tua, tetapi telah didasari oleh teori-
teori pendidikan modern, sesuai dengan perkembangan zaman (Hasbullah 2009: 46).
26
2. Tujuan orang tua menyekolahkan anak
dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat tentu memiliki tujuan tertentu
yang hendak dicapai. Misalnya supaya pandai berbicara, membaca dan menulis,
berhitung dan sebagainya, bertambah cerdas, rajin, teliti, berani dan sebagainya,
bahkan ada orang tua yang mengarahkan anak mereka untuk menjadi apa yang
mereka inginkan. Tujuan orang tua menyekolahkan anak mereka tentunya bermacam-
macam. Hal ini dapat berpengaruh pada tingkat pendidikan yang dapat ditempuh oleh
Kesediaan orang tua untuk menyekolahkan anaknya merupakan syarat yang sangat
penting bagi terlaksananya pendidikan bagi anak. Karena secara material dan moral
orang tua mempengaruhi tingkat pendidikan anak. Salah satu tanggung jawab
orang tua dan keluarga terhadap anak-anaknya adalah memberikan ilmu pengetahuan
dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak-anaknya kelak, sehingga ketika
5. Aksebilitas
menggabungkan sistem tata guna lahan secara geografis dengan sistem jaringan
27
dihubungkan oleh penyedia prasarana atau sarana angkutan. Menurut Fidel Miro
(2005:18), aksebilitas adalah mudahnya akses dari suatu lokasi dihubungkan dengan
lokasi lainnya lewat jaringan transportasi yang ada, berupa prasarana jalan dan alat
angkut yang bergerak diatasnya. Dengan kata lain, suatu ukuran kemudahan
dan kenyamanan mengenai cara lokasi tata guna lahan yang saling berpencar, dapat
berinteraksi satu sama lain, dan mudah atau sulitnya lokasi-lokasi tersebut dapat
dicapai oleh sistem jaringan transportasinya, merupakan hal yang sangat subyektif,
kualitatif, dan relatif sifatnya. Artinya, yang mudah bagi seseorang belum tentu
mudah bagi orang lain.(Fidel Miro,2005: 18) Aksebilitas yang di maksud dalam
penelitian ini adalah kemudahan akses dari suatu wilayah yang meliputi:
1) Jarak tempuh
pencapaian tata guna lahan dikatakan tinggi atau rendah adalah jarak fisik satu tata
guna lahan dengan tata guna lahan lainnya. Jika kedua tata guna lahan memiliki jarak
2) Waktu tempuh
disimpulkan bahwa jarak yang relatif jauh maka secara otomatis memerlukan waktu
yang semaki banyak, maka motivasi orang tua juga akan semakin sedikit. Faktor ini
sangat ditentukan oleh ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang dapat
28
diandalkan (reliable transportation system). Contohnya adalah dukungan dari
jaringan jalan yang berkualitas yang menghubungkan asal dengan tujuan, diikuti
dengan terjaminnya transportasi umum yang siap melayani kapan saja. (Fidel
Miro,2005 : 19).
3) Fasilitas Jalan
transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap
dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta
diatas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Jalan sebagai
bagian dari jasa pelayanan transportasi memiliki peran yang sangat penting dalam
bidang sosial, budaya, politik, ekonomi dan pertahanan keamanan serta dipergunakan
menjelaskan bahwa peran jalan sangat penting terhadap semua sektor, tidak terkecuali
4) Sarana transportasi
tempat ke tempat lainnya, dimana tempat lain objek tersebut lebih bermanfaat serta
dapat berguna untuk tujuan tertentu. Transportasi dalam penelitian ini berkaitan
29
dengan pergerakan seseorang dari rumah menuju sekolah yang dituju. Dibutuhkan
lainnya. Sarana transportasi yang dimaksud adalah fasilitas yang digunakan untuk
angkutan umum, frekuensi kendaraan dalam 1 hari, serta biaya yang digunakan untuk
Namun, masih banyak anak yang tidak mengenyam pendidikan sampai tingkat SMA.
tahun, dimana pemerintah sudah memfasilitasi anak dengan dana bos. Akan tetapi
masih banyak anak yang tidak sekolah sama sekali di Kelurahan Fatukbot Kecamatan
Ada 1015 anak usia sekolah tetapi tidak pernah sekolah. Berdasarkan hasil
observasi peneliti hal ini diduga dipengaruhi oleh motivasi anak dan orang tua,faktor
anak memiliki pekerjaan sebagai petani di lahan milik sendiri ataupun lahan yang
mereka sewa dari milik orang lain. Para orang tua anak memiliki pendapatan yang
rendah sehingga walaupun sekolah diberikan dana bos, tetapi itu tidaklah cukup
karena orang tua siswa harus mengeluarkan lagi biaya untuk membeli perlengkapan
sekolah, biaya transportasi, serta masi terdapat sekolah yang masi mewajibkan siswa
untuk membayar uang SPP baik itu di SD,SMP maupun SMA ditambah lagi dengan
30
pendapatan orang tua yang rendah, jumlah anak yang banyak, motivasi dari orang tua
dan anak, lingkungan,sehingga ada 1015 anak yang tidak pernah sekolah. Oleh
karena itu peneliti ingin mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu
Pendapatan orang tua adalah jumlah dari semua penghasilan yang diterima
baik yang didapat dari penghasilan pokok, pekerjaan sampingan dan pendapatan lain
yang berupa uang maupun barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
memberikan dorongan atau motivasi terhadap pendidikan anaknya, misalnya acuh tak
acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan-
apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tau kemajuan belajar anaknya, kesulitan-
31
kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain dapat menyebabkan anak
(mengkombinasikan): Sistem tata guna lahan secara geografis dengan system jaringan
menimbulkan zona-zona dan jarak geografis di suatu wilayah atau kota,akan mudah
dihubungkan oleh penyediaan prasarana atau sarana angkutan (Black, 1981 dalam
Miro, 2005:18).
proses dalam rangka mempengaruhi siswa untuk dapat menyesuaikan diri sebaik
Dari paparan-paparan diatas maka dapat dibuat suatu paradigma penelitian sebagai
berikut :
32
BAB III
METODE PENELITIAN
Selatan Kabupaten Belu. Mulai dari bulan Maret 2022 sampai dengan selesai.
pengumpulan data, analisis, penafsiran data dan menjadi pelapor dari hasil
surat izin penelitian yang dilaksanakan secara formal dengan menyerahkan surat izin
penelitian dari pihak kampus kepada pihak kelurahan, yang berwenang memutuskan
proses penelitian adalah Lurah Fatukbot . Setelah ada konfirmasi dari pihak
33
Kelurahan untuk mengizinkan penelitian tersebut peneliti bisa memulai penelitian di
1. Data Primer
2. Data Sekunder
1. Studi kepustakaan
Yaitu data pendukung yang berhubungan dengan penelitian yang diperoleh melalui
literatur perpustakaan.
2. Jurnal
Yaitu data pendukung yang berhubungan dengan penelitian yang dianggap relevan
Untuk memperoleh data yang obyektif atau valid di lapangan penelitian, maka
a) Observasi Partisipatif
dimana peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau
yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Kegunaan dari observasi partisipatif
agar data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai pada mengetahui
34
b) Wawancara
Wawancara atau interview adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau
lebih secara langsung. Sedangkan wawancara berguna untuk mendapatkan data dari
pengumpulan data lainnya (Usman, 2009:55) Adapun jenis wawancara yang peneliti
gunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terbuka, di mana peneliti dapat
menanyakan apa saja seputar data yang peneliti perlukan. Sebagai bukti fisik data
yang peneliti peroleh, Peneliti menggunakan alat bantu berupa alat tulis, perekam
suara, kamera dan pedoman wawancara. Wawancara mendalam dalam penelitian ini
adalah anak-anak dan orang tua dari anak-anak yang tidak bersekolah pada Kelurahan
35
Tabel 3.2. Kisi-kisi wawancara untuk orang tua
No Dimensi Indikator / Pertanyaan No soal
1 Motivasi Individu1. Melanjutkan sekolah 1 dan 2
2. Cita-cita 3 dan 4
2 Kondisi Sosial 1. Pendidikan orang tua 5 dan 6
2. Pendidikan teman sebaya 7
3. Pendidikan rata-rata masyarakat Kelurahan 8
Fatukbot
3 Kondisi Ekonomi 1. Pendapatan orang tua 9
Keluarga 2. Jumlah anggota keluarga 10
3. Tanggungan dalam keluarga 11 dan 12
4 Motivasi Orang
1. Dukungan orang tua 13,14, dan 15
Tua
5 Aksesibilitas 1. Jarak dari tempat tinggal menuju sekolah 16
2. Waktu yang dibutuhkan untuk menuju sekolah 17
3. Kondisi jalan menuju sekolah 18 dan 19
4. Sarana transportasi umum menuju sekolah
19
36
c.) Dokumentasi
lampau. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih kredibel (dapat
Teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah
mengatasi anal-anak yang tidak bersekolah yang dilakukan melalui beberapa tahapan
gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan yang sebenarnya yang
terjadi di lapangan. Teknik analisis deskriptif kualitatif adalah teknik yang digunakan
untuk menganalisis, menggambarkan dan meringkas berbagai kondisi atau situasi dari
mengenai masalah yang di teliti yang terjadi di lapangan. Peneliti akan bekerja
jawabanya dan melakukan pemilahan data yang di peroleh dari wawancara baik dari
anak maupun dari orang tua dari anak tersebut yang berada pada Kelurahan Fatukbot
analisisnya.
37
Metode pengolahan data kualitatif terdiri atas tiga tahapan yaitu tahap reduksi
data, tahap penyajian data dan tahap penarikan kesimpulan atau verifikasi. Miles dan
Huberman (1992) dalam Ahmad Rijali (2018 : 83) menggambarkan proses analisis
Penarikan
Reduksi Data Kesimpulan atau
Verifikasi
a. Pengumpulan Data
(Ahmad Rijali, 2018 : 83). Pada penelitian ini peneliti mengumpulkan data yang
dokumentasi.
b. Reduksi Data
pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya serta membuang
yang tidak perlu (Ahmad Rijali, 2018 : 83). Pada tahapan ini peneliti mengumpulkan
38
data lapangan secara terus menerus melalui pengamatan, wawancara dan
c. Penyajian Data
Penyajian data merupakan bagian dari teknik analisis data kualitatif dimana
sekumpulan informasi yang telah dikumpulkan disususn dengan baik dan dapat
penelitian kualitatif data yang sering digunakan ialah teks yang bersifat naratif.
Dengan penyajian data dapat dilihat secara jelas faktor-faktor yang mempengaruhi
Kabupaten Belu.
akhir tidak hanya dapat terjadi pada waktu pengumpulan data saja namun perlu
bukti data yang ditemukan oleh peneliti. Untuk menentukan keabsahan data, kriteria
39
keabsahan data yang digunakan berupa uji credibility (uji kredibilitas), dan
dependability (reabilitas).
1) Uji Kredibilitas
Menurut Sugiyono (2017: 368) uji kredibilitas data atau kepercayaan data
a. Perpanjangan Pengamatan
yang diperoleh benar atau tidak. Dengan perpanjangan pengamatan ini maka peneliti
(Moleong,2016 :369). Data yang pasti adalah data yang sesuai dengan apa yang
untuk mengamati faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat pendidikan anak
b. Meningkatkan Ketekunan
berkelanjutan (Sugiyono, 2017: 370). Dengan ini maka ketentuan data dan urutan
peristiwa yang diperoleh dengan pasti dan sistematis. Meningkatkan ketekunan dapat
Kecamatan Atambua Selatan Kabupaten Belu yang dianalisis ada salah atau tidak.
40
c. Triangulasi
kredibilitas dapat digunakan untuk pengecekan data dari berbagai sumber dengan
pagi hari saat narasumber masih semangat akan memberikan data yang lebih valid
2) Uji Dependabilitas
penelitian (Sugiyono, 2017: 377). Uji dependabilitas dalam penelitian ini dilakukan
aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian, mulai dari menetukan masalah atau
fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan uji keabsahan data,
penulisan akhir. Menurut Moleong (2016: 127) tahap penelitian secara umum terdiri
dari tahap pra-lapangan, tahap pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data.
c. Mengurus perizinan
41
d. Menyiapkan perlengkapan penelitian
b. Memasuki lapangan
Tahap analisis data dibahas mengenai prinsip pokok, akan tetapi tidak dirinci
tentang analisis data yang dilakukan karena terdapat bagian/bab khusus yang
menjelaskan.
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Selatan Kabupaten Belu, Kelurahan Fatukbot merupakan salah satu kelurahan yang
Timur. Luas wilayah Kelurahan Fatukbot sebesar ± 5,96 km² terletak dibagian barat
Selatan , 15 Km dari Kabupaten Belu dan 270 Km dari Provinsi Nusa Tenggara
Timur. Kelurahan ini di huni oleh 1.754 kepala keluarga dengan jumlah penduduk
sebanyak 7.568 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 3.892 orang dan perempuan
anak-anak Kelurahan Fatukbot adalah Sekolah Dasar dan terdapat banyak sekali
anak-anak yang tidak bersekolah. Oleh karena itu berdasarkan penelitian yang telah
Kabupaten Belu.
Dusun Tubaki Oan dan Desa Naekasa terdiri atas Dusun Nufuak, Motabuik dan
43
Asuulun. Pada tahun 1988 menjadi salah satu dari 7 Kelurahan Persiapan. Pada
tanggal 19 April 1996 menjadi Kelurahan defenitif yang terdiri 4 dusun yakni Tubaki
Oan, Nufuak, Motabuik dan Asuulun. Tahun 1998 dusun tersebut diatas digabung
menjadi 2 lingkungan yakni Lingkungan Tubaki Oan dan Motabuik. Dan pada tahun
Kecamatan Atambua Selatan. Kata Fatukbot memiliki arti dalam bahasa tetun yakni
batu besar yang merupakan tempat persembahan hasil panen terutama jagung
Bagan 4.1
STRUKTUR ORGANISASI
KELURAHAN FATUKBOT
LURAH
YUVENALIS R. TEMU,S.IP
PENATA MUDA TK. I (III/C)
SEKRETARIS
Garis Komando
Garis Tanggungjawab
Garis Koordinasi
2. Letak Geografis
Kecamatan Atambua Selatan Kabupaten Belu, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Luas
wilayah Kelurahan Fatukbot sebesar ± 5,96 km² terletak dibagian barat wilayah
Letak geografis Kelurahan Fatukbot dapat dilihat pada tabel dan gambar peta
berikut ini:
45
Gambar 4.1. Peta Kelurahan Fatukbot
46
Sumber: BP4D Kab. Belu
penduduk perempuan sebanyak 3.676 jiwa dan penduduk laki – laki sebanyak 3.892
jiwa dengan jumlah rumah tangga 1.754 Kepala Keluarga. Jumlah penduduk
Kelurahan Fatukbot berdasarkan jenis kelamin bisa dilihat pada Tabel 4.2.
47
Sumber Data : Kelurahan Fatukbot
berjenis kelamin perempuan lebih banyak dari pada jumlah penduduk laki-laki. Selain
itu sebagian besar penduduk Kelurahan Fatukbot bermata pencaharian sebagai petani.
Mata pencaharian tersebut merupakan pekerjaan turun temurun dari orang tua kepada
Indonesia dan Bahasa Tetun. Budaya yang berkembang di masyarakat masih sangat
tradisional mulai dari sistem pembagian kerja hingga yang sifatnya kependidikan.
Masyarakat memiliki pemikiran jika sekolah adalah hal yang kurang penting dan
tidak menjanjikan untuk masa depan. Hal ini dibuktikan dengan ada 1015 anak pada
kelurahan ini yang tidak bersekolah. Berikut data tingkat pendidikan anak yang
48
RT 13A 5 3 6 15 9 12 13
RT 13B 16 5 5 21 8 20 2 10
RT 13C 80 3 5 57 24 30 4 22
Lanjutan Tabel 4.3. Tingkat Pendidikan anak di Kelurahan Fatukbot
RT 014 58 5 135 66 115 5 9
RT 15A 16 15 12 17 14
RT 15B 10 22 56 22 68 3 35
RT 016 52 4 10 35 15 24 3 6
RT 017 58 9 9 19 12 25 10
RT 018 83 5 34 30 24 10
RT 019 21 5 4 90 37 78 3 5
RT 20A 27 7 5 17 12 10 2
RT 20B 15 3 7 2 5
RT 021 28 3 30 8 23
RT 022 80 11 10 7 128 32 55 3 4
RT 023 44 4 3 19 8 8 1
RT 024 19 2 20 7 13 12
RT 025 16 4 10 13 10 5 2
RT 026 58 6 4 24 58 7 7
Jumlah 1.015 83 121 121 1.382 631 1.111 91 339
Sumber data : Kelurahan Fatukbot
4. Kondisi Ekonomi
sumber daya alam dan sumber daya manusia. Menurut data dari Kelurahan Fatukbot,
bermata pencaharian sebagai Petani. Data mata pencaharian masyarakat yang berada
pada Kelurahan Fatukbot Kecamatan Atambua Selatan Kabupaten Belu dapat dilihat
49
Tabel 4.4. Tabel Mata Pencaharian Masyarakat Kelurahan Fatukbot
Wilayah Pekerjaan
P Pet T POLRI Guru Bidan Dokte Pensiunan Wiraswasta IRT
NS ani N r
I
RT 001 5 30 1 2 5 6
RT 002 71 2 4 1 4 5
RT 003 6 2 3 8
RT 004 10 2 1 1 1 6 15
RT 005 5 15 1 2 1 3 6 8
RT 006 2 7 1 4 2 5 17
RT 007 3 3 2 4 16 27
RT 008 5 1 9 4 20
RT 009 12 72 1 1 8 3
RT 010 3 178 1 3
RT 011 3 45 4
RT 012 6 72 2 4 11 3
RT 13A 9 17 2 8 1 3 12
RT 13B 7 12 1 3 2 6 31 45
RT 13C 8 45 1 1 8 2 13 10
RT 014 3 68 2 2 2 6 23
RT 15A 45 38 1 4 22 5 3 17 15 3
RT 15B 6 48 1 4 3 9 2
RT 016 5 56 1 9 1 1
RT 017 1 31 2
RT 018 19 42 1 4 5 2 4 1
RT 019 4 50 3 3 2 16 10
RT 20A 2 17 4 19 1
RT 20B 3 7 11
RT 021 6 29 4 2 2 6
RT 022 4 267 1 3 3
RT 023 27
RT 024 10 12 1 3 7 3 10 8
RT 025 3 70 2 7
RT 026 7 33 1 1 1 6 6
Jumlah 26 1.27 56 31 117 30 4 178 221 80
7 0
Sumber data : Kelurahan Fatukbot
50
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa mata pencaharian mayoritas
masyarakat di Kelurahan Fatukbot adalah Petani sebanyak 1.270 orang, dan mata
penduduk Kelurahan Fatukbot tidak banyak yang bisa bekerja dengan mengandalkan
kesejahteraan masyarakat cukup rendah, karena sebagian masyarakat ada yang belum
memiliki tempat tinggal sendiri, contohnya ada sebagian besar kepala keluarga yang
masi mengontrak rumah milik orang lain dan tidak memiliki kendaraan pribadi.
anak dan orang tua dari anak yang tidak bersekolah pada Kelurahan Fatukbot
tersebut antara lain motivasi individu, motivasi orang tua, kondisi sosial, kondisi
51
Motivasi untuk bersekolah masing-masing individu berbeda satu dengan yang
pendidikan, maka dia akan terus berusaha mencapai pendidikan ke jenjang yang lebih
Jumlah 44 100%
masing memiliki alasan yang berbeda yang pertama terdapat anak yang kondisi orang
tersebut tidak memiliki motivasi yang kuat untuk bersekolah sebanyak 18 orang
(0,40%). Kedua, terdapat anak yang memiliki motivasi untuk bersekolah, namun
sebanyak 23 orang (0,53%). Ketiga, terdapat anak yang tidak memiliki motivasi
untuk bersekolah, dan orang tuanya juga tidak berusaha untuk memotivasi anaknnya
Seperti pendapat Oswaldus Rasi, “saya tidak mau sekolah karena hanya
buang-buang waktu saja dan ujung-ujungnya juga sama saja baik tamat sekolah dapat
52
kerja karena banyak saudara dan saudari saya yang habis sekolah juga mereka
pengangguran, lebih baik saya pergi jual sayur di pasar setiap hari saya sudah
mendapatkan uang”
memiliki motivasi untuk bersekolah. Karena anak yang berada pada Kelurahan
Fatukbot berpikir bahwa sekolah itu melelahkan dan membuang-buang waktu namun
bersekolah. Anak – anak pada Kelurahan Fatukbot juga berpikir bahwa anak-anak
yang bersekolah juga tidak memiliki pekerjaan yang sebanding dengan pendidikan
yang sudah ditempuh oleh anak-anak yang bersekolah tersebut. Berbeda dengan
pendapat
Ruli Asa, “mau sekolah tapi tidak ada biaya karena kami ada 9 bersaudara dan
kaka belum selesai sekolah dan karena saya anak ke 6 dan adik saya yang lain masi
sekolah biar saya yang mengalah bantu orang tua cari uang untuk kasi sekolah kaka
dan adik”.
pada dasarnya ingin bersekolah, namun terkendala biaya sehingga hal ini
menyebabkan anak ini tidak bersekolah dan memilih membantu orang tuanya.
Yolanda Manek berpendapat “saya mau sekolah tetapi sekolah jauh kita harus jalan 2
Km baru bisa sampe cabang itu baru bisa ketemu bemo atau ojek, baik kalo pergi
pagi bemo dan ojek sudah ada, sedangkan dirumah kamimtidak memiliki kendaraan
pribadi itu lebih mempersulit saya karena tidak ada yang bisa mengartar saya pergi ke
sekolah”.
Yolan ini sebenarnya sudah bersekolah sampai jenjang SD , namun memilih untuk
53
untuk bersekolah, namun motivasi yang dimiliki kurang kuat, dan ditambah lagi
Berbeda dengan Afrid Manek, saya dari awal tidak mau bersekolah karena kawan-
kawan di lingkungan sekitar banyak yang tidak bersekolah, sekolah juga percuma
saja membuat kepala pusing saja, lebih baik saya bekerja sebagai ojek setiap hari
sudah bisa mendapatkan uang.
Narasumber ini memang tidak ingin bersekolah atau tidak memiliki motivasi untuk
bersekolah sama sekali dan lebih memilih untuk bekerja padahal orang tua dari anak
Motivasi individu anak untuk bersekolah juga dipengaruhi oleh cita-cita, oleh
Fatukbot, peneliti mencari informasi tentang cita-cita apa yang ingin diraih oleh anak
– anak yang berada pada Kelurahan Fatukbot. Berdasarkan hasil wawancara yang
sebagian besar anak-anak di Kelurahan Fatukbot tidak memiliki cita-cita yang jelas,
Sebagian besar dari anak-anak di Kelurahan Fatukbot ingin menjadi orang sukses,
namun tidak spesifik ingin menjadi apa di kemudian hari. Narasumber sebenarnya
menyadari bahwa cita-cita merupakan hal yang penting, seperti yang di katakan
Yolanda Manek, “kalo cita-cita pasti semua orang memiliki cita-cita, karena cita-cita
tu penting untuk kehidupan kita, karena kalo kita tidak memiliki cita-cita itu kita
hidup gelap tidak ada tujuan”. Namun tetap saja mereka tidak memiliki cita-cita yang
kuat untuk masa depan mereka.
54
2) Kondisi sosial anak di kelurahan Fatukbot
orang tua, pendidikan teman sebaya, dan pendidikan rata-rata masyarakat. Peneliti
memasukan pendidikan orang tua sebagai indikator yang diamati dalam penelitian
kerena kesadaran anak untuk mengenyam pendidikan juga di pengaruhi oleh tingkat
pendidikan orang tua, rata-rata pendidikan orang tua di Keluraha Fatukbot adalah
Sekolah Dasar (SD), bahkan dari beberapa narasumber ada juga yang tidak lulus
Dari tabel 4.6. dapat dilihat bahwa orang tua yang tamatan SD sebanyak 21 orang
(0,48%).
Menurut Maria Rafu, kondisi tersebut diakibatkan oleh keterbatasan ekonomi dan
letak sekolah yang jauh. Seperti yang dijelaskan oleh Maria Rafu“ karena dulukan
uang tidak ada motor juga belum terlalu banyak seperti zaman sekarang, angkutan
umum juga susah kalo kita pergi ke sekolah juga harus jalan kaki berkilo-kilo itu juga
kami harus jalan kaki pergi dan pulang, belum lagi guru-guru zaman dulu itu
pukulnya tidak takut-takut kalo kita membuat kesalahan makanya dari itu karena
takut dan malas akhirnya tidak pergi sekolah dan berhenti sekolah”.
Menurut narasumber dari dulu sampai sekarang di kelurahan kami tidak memiliki
sekolah sama sekali jadi kalau ingin bersekolah harus berjalan kaki berkilo-kilo untuk
sampai pada sekolah tersebut, di tambah lagi kalau sudah musim hujan pasti akan
55
terjadi banjir dan jalanan becek itu lebih mempersulit lagi untuk menuju sekolah
karena pada zaman dulu belum ada jembatan jadi harus berjalan kaki melewati
sungai. Selain itu kendala lain adalah kondisi ekonomi yang membuat mereka tidak
mempunyai biaya untuk bersekolah dan lebih memilih membantu orang tuanya di
sawah.
Kelurahan Fatukbot pendidikan terakhir mereka pada jenjang Sekolah Dasar (SD),
Menengah Petama (SMP). Tingkat pendidikan orang tua yang rendah mengakibatkan
kesadaran orang tua terhadap pendidikan anak yang rendah. Selain pendidikan orang
tua pendidikan teman sebaya juga menjadi salah satu faktor indikator yang
mempengaruhi pola pemikiran dan norma serta pedoman yang dianut. Sehingga, jika
seorang anak memiliki teman sebaya yang sadar akan pentingnya pendidikan, maka
Informasi dari kedua narasumber tersebut menjelaskan bahwa hanya sedikit sekali
56
Kelurahan Fatukbot adalah Tingkat Sekolah Pertama. Masyarakat lebih memilih
untuk bekerja membantu orang tua dari pada bersekolah. Hal ini di perparah dengan
adanya stigma di masyarakat jika sekolah tidak bisa menjamin pekerjaan yang lebih
layak dan sesuai dengan ijazahnya seperti yang dijelaskan oleh salah satu
Rino Halek mengatakan “ zaman sekarang sekolah juga sama saja kalo kita tidak
memiliki kenalan atau keluarga yang bekerja, setelah kita selesai bersekolah ingin
mencari pekerjaan susah karena kita tidak memiliki kenalan, bupati satu naik berarti
yang dia punya keluarga juga kerja enak yang bukan termasuk keluarga dikeluarkan
semua contohnya kaka-kaka yang terdapat pada lingkungan kami ini yang awalnya
bekerja sebagai honorer sudah di berhentikan semuanya, lebih baik saya kerja
menjual sayur sudah bisa menghidupi diri saya tampa harus bersekolah”.
percaya lagi terhadap institusi pendidikan karena diaanggap tidak bisa menjanjikan
wiraswasta. Sebagaian besar bekerja sebagai petani padi dan sayuran dan ada juga
yang bekerja sebagai buruh tukang dan ojek, yang dimana pendapatan mereka akan
ditentukan oleh musim dan cuaca. Sayur dan padi yang mereka tanam akan di jual
untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari dengan cara dijual ke pasar
sebagian besar dari hasil yang mereka hasilkan digunakan untuk kehidupan di dalam
rumah sendiri. Jika pada musim hujan mereka akan berangkat ke kota terdekat untuk
musim panen dan setelah panen selesai. Bagi masyarakat yang tidak memiliki lahan
sendiri untuk bertani mereka biasanya menyewah lahan milik orang lain dan ada juga
57
yang langsung membeli sayur pada penjual tangan pertama dan menjual kembali
sayur itu ke pasar. Sebagian penduduk Kelurahan Fatukbot yang tidak memiliki
sawah dan tidak mengelola sawah orang lain hanya menggantungkan hidup dengan
bekerja sebagai ojek. Berikut bisa dilihat pekerjaan orang tua pada tabel 4.7
Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa pekerjaan yang paling mendominasi adalah
petani sebanyak 23 orang (0,52%) dan Ojek sebanyak 15 orang (0,34%). Dari hasil
58
cukup tapi mau bagaimana lagi harus dicukup-cukupi apa lagi dalam rumah ada
banyak orang dan yang kerja hanya bapak saja”.
Berdasarkan pada informasi ini bisa kita lihat bahwa penghasilan yang di dapat tidak
menjadi tulang punggung keluarga adalah orang tua. Namun pada kenyataannya
terdapat sebagian anak-anak yang berada pada kelurahan fatukbot yang tidak
keluarga.
seperti yang dijelaskan oleh Yolan Manek ketika di tanya mengenai berapa jumlah
anggota keluarga yang sudah bekerja” kami ada 9 bersaudara karena bapa sakit struk
akhirnya mama dan saya yang kerja”.
Dalam kelurahan ini juga sebagian besar keluarga memiliki jumlah anak yang banyak
kerena masyarakat pada kelurahan ini masih meyakini bahwa memiliki banyak anak
seperti yang telah dijelaskan oleh salah satu narasumber ketika di tanya berapa
jumlah anak dalam keluarga Oswaldus Rasi menjelaskan” kami ada 7 bersaudara
yang nikah 1 orang yang kerja saya dan bapak dan yang lain masi sekolah”.
sedangkan dari Stanis Berek mengatakan “ kami ada 4 bersaudara tapi tambah lagi
dengan bapa pun keponakan dong jadi 3 orang jadi kami ada 9 didalam rumah,
jangankan mo sekolah untuk makan sehari-hari saja susah kadang kami satu hari
hanya makan jagung saja karena tidak ada beras”.
dari informasi ini dapat kita simpulkan bahwa sebuah keluarga yang memiliki jumlah
59
Kondisi keluarga di Kelurahan Fatukbot yang rata-rata orang tuanya
tidak kepada anaknya. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran orang tua terhadap
Endik Berek menjelaskan “ namanya orang tua pasti dukung tapi kalau anak
tidak mau untuk bersekolah kita tidak bisa memaksa”. Ada juga Gaspar Klau yang
menjelaskan “ mau kita orang tua yang berapi-api mendukung untuk menyekolahkan
tetapi kalau anak itu sendiri tidak untuk bersekolah tidak mungkin kita harus
memaksa anak itu untuk bersekolah”. Selain itu dua pendapat dari hasil wawancara
kepada narasumber yang ditanya mengenai tanggapan ketika anaknya tidak
melanjutkan sekolah. Nela Buik menjelaskan “mau bagaimana lagi mungkin itu
sudah menjadi pilihannya jadi biarkan saja”. Narasumber kedua Pedro Halek
menjelaskan “ mau bagaimana kita tidak bisa memaksa lebih baik terserah dia saja
dari pada kita memaksa anak itu untuk bersekolah tetapi pada kenyataannya dia tidak
pergi sekolah malah memilih untuk pergi bermain PS, minum mabok, bolos, lebih
baik terserah dia saja”.
Dari informasi tersebut bisa kita lihat jika orang tua tidak memiliki motivasi
yang kuat untuk menyekolahkan anaknya. Selain itu jawaban orang tua yang tidak
jauh berbeda juga di dapatkan peneliti ketika orang tua ditanya apakah mereka
seperti yang dijelaskan oleh Marianus Rasi “namanya orang tua pasti mengarahkan
tetapi setiap hari omong juga percuma kalau dia sendiri yang tidak memiliki
keinginan untuk bersekolah lama-lama bikin kita pusing lebih baik sudah terserah
dia”.
60
Dari informasi tersebut bisa kita lihat jika orang tua tidak betul-betul mengarahkan
atau membujuk anaknya untuk bersekolah, sikap orang tua cenderung acuh dan tidak
masyarakat ingin bersekolah maka harus menempuh jarak yang cukup jauh, hal itu
dibuktikan dengan penjelasan dari salah satu narasumber yang ditanya mengenai
Ruli Asa mengatakan “ jauh kalau kita ingin pergi kesekolah sebelum ke jalan
raya yang tersedia bemo dan ojek saja kita harus berjalan kaki sekita 1-2km dulu baru
sampai ke jalan raya yang biasa tersedia bemo, setelah itu baru kita menumpang
bemo lagi untuk menuju ke sekolah itu sekita 10km”. jarak yang jauh tersebut tentu
membutuhkan banyak waktu untuk menuju sekolah, ketika narasumber ditanya
mengenai waktu tempuh menuju sekolah, narasumber menjelakan membutuhkan
wakto sekitar 30-60 menit. Seperti yang dijelaskan oleh Oswaldus Rasi“ kalau naik
ojek ya sekitar 45 menit, tetapi jarang menumpang ojek karena ojek mahal lebih
memilih untuk menumpang bemo”. Hal tersebut membuat masyarakat yang ingin
bersekolah harus berangkat lebih awal.
Aksebilitas merupakan konsep yang berhubungan dengan tata guna lahan dan
sudah dijelaskan pada bagaian sebelumnya, tata guna lahan pada Kelurahan Fatukbot
ini sebagian besar digunakan untuk pertanian. Letak kelurahan yang jauh dari pusat
kota menjadikan sistem transportasi yang ada kurang memadai khususnya pada
61
kurang lebih 1-2km berjalan kaki baru bisa mendapatkan angkutan umum
Kondisi jalan menuju Kelurahan Fatukbot bisa dikatakan sudah rusak. Itu yang
menyebabkan sehingga banyak sekali angkutan umum yang tidak bisa masuk ke
Hal itu di buktikan dari penjelasan Canderson Berek “ kondisi jalan rusak, aspal
sudah hancur, berlubang apalagi kalau musim hujan kita yang berjalan kaki
mengalami kesulita karena becek banyak air yang tergenang”. selain kondisi jalan
yang rusak akses menuju Kelurahan Fatukbot tersebut di perparah dengan minimnya
transportasi umum yang tersedia, seperti yang dijelaskan oleh Yolanda Manek
“ bemo lampu satu yang biasa di jalur sini hanya beberapa saja sekitar 3 bemo tetapi
kalau sudah lewat jam berarti mereka sudah di dalam kota tidak datang ke jalur
kelurahan sini lagi”. Fasilitas pendidikan yang jauh dari Kelurahan Fatukbot
membuat masyarakat harus mengeluarkan biaya lebih untuk menuju sekolah, terlebih
lagi minimnya sarana dan prasarana menuju sekolah membuat masyarakat semakin
berpikir dua kali untuk bersekolah. Bahkan ada salah satu narasumber yang anaknya
tidak bersekolah karena tidak memiliki kendaraan pribadi, Nela Buik“ini merupakan
salah satu faktor anak saya tidak sekolah karena tidak memiliki kendaraan pribadi,
menumpang bemo juga susah harus berjalan kaki cukup jauh baru bisa mendapatkan
bemo di cabang belum lagi kalau pagi jalan kakinya tidak memiliki kawan”.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa anak-anak yang
berada pada Kelurahan Fatukbot tidak memiliki motivasi yang kuat untuk
untuk menempuh pendidikan. anak-anak yang berada pada Kelurahan Fatukbot pada
62
dasarnya ingin menempuh pendidikan, namun keinginan masyarakat untuk
untuk bekerja. Sehingga, kebanyakan dari anak-anak yang berada pada Kelurahan
Fatukbot lebih memilih untuk bekerja dari pada melanjutkan sekolah. Hal tersebut
dibuktikan dengan beberapa anak yang kondisi ekonomi dan orang tua kurang
kondisi ekonomi cukup baik dan orang tua mendukung namun tidak melanjutkan
sekolah.
Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi individu adalah cita- cita.
Ahmad rifa’i( 2010 : 168) menjelaskan bahwa cita-cita mempengaruhi motivasi dan
tujuan seorang anak untuk melanjutkan pendidikan. namun dari hasil wawancara
sebagian besar anak-anak yang berada pada Kelurahan Fatukbot memiliki cita-cita
untuk menjad orang sukses di masa depan, namun tidak menyebutkan sebara spesifik
cita-citanya dalam bentuk profesi dan tidak tahu hal apa yang dilakukan untuk
mencapai cita-cita tersebut. Fakta tersebut sesuai dengan kajian teori yang ada, bahwa
Berdasarkan pemaparan hasil penelitian dan kajian teori yang ada, motivasi anak-
anak yang berada pada Kelurahan Fatukbot untuk melanjutkan pendidikan antara
lain:
63
2. Terdapat anak yang tidak memiliki motivasi untuk melanjutkan pendidikan dan
4. Terdapat anak yang sudah sekolah namun karena motivasinya kurang kuat, dia
6. Sebagian besar anak-anak yang berada pada Kelurahan Fatukbot tidak memiliki
Anak-anak yang berada pada Kelurahan Fatukbot secara garis besar tidak
melanjutkan sekolah karena terkendala biaya dan akses menuju sekolah. Namun,
sebenarnya hal itu tidak menjadi halangan karena ada juga anak-anak yang berada
pada Kelurahan Fatukbot yang tetap melanjutkan sekolah walaupun terkendala biaya
dan lainnya, selain itu ada masyarakat yang mampu secara ekonomi namun tidak
yang kuat dan jelas untuk masa depan mereka. Sehingga dapat di simpulkan bahwa
anak-anak yang berada pada Kelurahan Fatukbot kurang memiliki Motivasi untuk
melanjutkan pendidikan.
64
Kondisi sosial yang berada pada kelurahan Fatukbot meliputi pendidikan
orang tua, pendidikan teman sebaya dan pendidikan rata-rata masyarakat Kelurahan
pendidikan sampai jenjang Sekolah Dasar. Tingkat pendidikan orang tua yang
rendah, mengakibatkan kesadaran orang tua terhadap pendidikan anak juga rendah.
Hal ini sejalan dengan teori interaksi sosial. Teori interaksi keluarga
orang tua, pendidikan teman sebaya juga menjadi salah satu indikator yang
anak yang tidak bersekolah pada Kelurahan Fatukbot. Lingkungan masyarakat dapat
mempengaruhi pola pemikiran dan norma serta pedoman yang dianut. Sehingga, jika
seorang anak memiliki teman sebaya yang sadar akan pentingnya pendidikan, maka
akan mempengaruhi anak tersebut agar mengenyam pendidikan juga. Hal tersebut
juga sejalan dengan teori interaksi sosial, bahwa kesadaran pendidikan anak
dipengaruhi juga oleh teman sebaya yang lebih banyak tidak melanjutkan pendidikan
pola pikir anak-anak yang berada pada Kelurahan Fatukbot yang kurang memiliki
motivasi untuk melanjutkan pendidikan semakin merasa bahwa mereka tidak perlu
65
melanjutkan pendidikan untuk menjadi orang sukses. Berdasarkan penjelasan di atas,
kesuksesan bagi mereka. Beberapa kondisi sosial tersebut, secara garis besar
Kondisi ekonomi keluarga dalam hal ini diukur melalui pendapatan, uang
saku anak dan jumlah tanggungan keluarga. Dalam hal pendapatan, uang saku, dan
kelas rendah. Berdasarkan informasi tersebut, rata-rata masyarakat yang berada pada
rendah, dibuktikan dengan kondisi rumah yang hampir sebagian besar terbuat dari
regel atau bebak dan hambir sebagian besar tidak memiliki kendaraan pribadi.
66
Berdasarkan penelitian hampir sebagian keluarga yang memiliki banyak anggota
keluarga ada yang memiliki 5 anak,7 anak hingga ada yang sampai memiliki 9 anak,
di tambah lagi dengan tanggungan keluarga yang lainnya seperti ada anggota
keluarga yang bukan sedarah tetapi ikut juga tinggal pada rumah tersebut itu menjadi
salah satu faktor anak tidak bersekolah karena dilihat dari pendapatan masyarakat
yang rendah tidak bisa menunjang dan menjamin untuk bisa menyekolahkan semua
anak-anaknya, karena yang menjadi tulang puunggung keluarga selain orang tua,
salah satu anak juga harus membantu membiayai keluarga sehingga rata-rata dari
sawtu keluarga minimal harus ada 2 orang yang bekerja. Dalam undang-undang
No.10 Tahub 1992 pasal 7, menyatakan bahwa setiap penduduk sebagai anggota
anak yang jumlahnya ideal. Undang-undang tersebut tidak sejalan dengan yang
dilakukan oleh masyarakat yang berada pada Kelurahan Fatukbot karena pada
kelurahan ini terdapat banyak sekali kaluarga yang memiliki anggota keluarga diluar
yang di peroleh setiap bulannya tentu saja tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup
sehari-hari walaupun dalam satu keluarga terdapat dua orang yang bekerja tetapi itu
1. Kondisi ekonomi keluarga yang berada pada Kelurahan Fatukbot bisa disebut
kelas bawah
67
2. Tanggungan keluarga yang banyak mengakibatkan beberapa anak yang tidak
Kondisi keluarga yang berada pada Kelurahan Fatukbot yang rata-rata orang
Fatukbot tidak mengambil sikap yang tegas dalam mengarahakan anaknya untuk
melanjutkan pendidikan atau tidak kepada anaknya. Hal ini dikarenakan kurangnya
menjadi kurang berhasil dalam dunia pendidikan. Hal ini yang terjadi pada
Kelurahan Fatukbot, yang dimana orang tuanya tidak memperhatikan dan memotivasi
anak mereka untuk bersekolah sehingga banyak anak pada Keliurahan Fatukbot yang
1. Orang tua yang berada pada Kelurahan Fatukbot tidak memiliki motivasi yang
2. Sikap orang tua di Kelurahan Fatukbot kurang tegas dalam mengarahkan anaknya
untuk bersekolah
3. Orang tua menyerahkan keputusan untuk melanjutkan sekolah atau tidak kepada
anaknya
4. Orang tua cenderung bersikap acuh dan tidak peduli terhadap pendidikan
68
anaknya.
atambua selatan kabupaten belu, yang letaknya jauh dari pusat Kota Atambua. Selain
jauh dari pusat kota Kelurahan Fatukbot juga merupakan salah satu kelurahan yang
belum tersedia fasilitas Sekolah. Jika anak-anak ingin bersekolah baik itu di jenjang
SD,SMP, maupun SMA maka anak-anak harus menempuh jarak yang cukup jauh
sekitar 10-15 KM dengan jarak tempuh 30-60 menit. Aksebilitas merupakan konsep
yang berhubungan dengan tata guna lahan dan sistem transportasi di suatu wilayah
(Fidel Miro, 2005: 18). Berdasarkan lokasi di Kelurahan Fatukbot sebagian besar
digunakan untuk pertanian. letak Kelurahan Fatukbot yang jauh dari pusat kota
dengan kelurahan lain yang ada pada Kecamatan Atambua Selatan Kabupaten Belu.
Kondisi jalan menuju kelurahan Fatukbot juga bisa dikatakan sudah rusak. Dimana
terdapat banyak sekali jalan yang sudah berlubang dan ada juga jalan yang masi
belum di aspal dengan kata lain jalan seperti ini yang mengakibatkan susahnya akses
angkutan umum untuk menuju ke kelurahan tersebut. Kondisi angkutan umum juga
sangat minim dengan hanya ada 4 armada saja yang masi beroperasi yang memiliki
jadwal keberangkatan yang tidak pasti. Kondisi tersebut yang mengakibatkan anak-
anak yang berada pada Kelurahan Fatukbot tidak bersekolah dan bagi anak-anak yang
bersekolah lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi, dan bagi yang tidak
mempunyai kendaraan pribadi biasanya ikut bersama temannya yang lebih dikenal
69
dengan istilah nebeng.
Jarak yang jauh dari Kelurahan Fatukbot menuju sekolah membuat anak-anak
harus mengeluarkan biaya lebih untuk bersekolah, terlebih lagi minimnya sarana dan
prasarana menuju sekolah membuat anak-anak semakin berpikir dua kali untuk
bersekolah. Bahkan ada salah satu narasumber yang anaknya tidak bersekolah karena
bahwa :
2. Jarak yang jauh dari Kelurahan Fatukbot menuju ke sekolah baik itu SD,SMP
3. Waktu tempuh dari Kelurahan Fatukbot menuju sekolah berkisaran 30-60 menit.
4. Transportasi umum yang tersedia sangat minim dengan hanya 4 armada saja yang
masi beroperasi.
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
1. Faktor motivasi individu, hal ini dibuktikan dari kurangnya motivasi individu
anak-anak yang berada di Kelurahan Fatukbot bersekolah dan cita-cita sebagian besar
menyebutkan ingin sukses saja. Selain itu anak usia sekolah di Kelurahan Fatukbot
lebih memilih untuk bekerja membantu orang tuanya di di sawah, menjual sayur, dan
2. Motivasi orang tua yang kurang mendukung anaknya untuk bersekolah dan
kepada anaknya terkait ingin bersekolah atau tidak terhadap anak tersebut.
3. Kondisi ekonomi keluarga, kondisi ini dibuktikan dengan ada beberapa anak di
membuat anak – anak yang berada pada kelurahan ini tidak mampu untuk bersekolah.
beberapa anak yang putus sekolah dan tidak melanjutkan pendidikannya hingga
Sekolah Menengah Atas maupun Perguruan Tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh
71
stigma masyarakat yang menganggap bahwa pendidikan tidak bisa menjamin
kesuksesan bagi masa depan mereka karena dari beberpa anak-anak yang berada pada
Kelurahan Fatukbot yang bersekolah hingga jenjang Perguruan Tinggi, mereka tidak
mempunyai pekerjaan yang sesuai dengan ijazah mereka justru ada beberpa anak
yang lulusan SMA dan Perguruan Tinggi mereka juga bekerja sebagai ojek, buruh
dan petani yang merupakan profesi bagi sebagian besar masyarakat di Kelurahan
Fatukbot.
untuk bersekolah. Aksebilitas yang di maksud antaranya adalah tidak tersedia fasilitas
pendidikan formal baik itu jenjang SD,SMP maupun SMA, dan jauhnya jarak sekolah
baik itu SD,SMP maupun SMA dari Kelurahan Fatukbot yang berkisaran antara 10-
15Km, kurangnya transportasi umum yang hanya tersedia 4 armada saja dan kondisi
jalan yang sudah rusak baik itu di wilayah Kelurahan Fatukbot maupun kondisi jalan
menuju sekolah.
5.2.Saran
Bagi anak-anak yang tidak bersekolah di harapkan agar bisa mengikuti program
pendidikan yang di adakan oleh pemerintah agar bisa melanjutkan lagi sekolah atau
kemampuan guna mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. Bagi anak yang memiliki
72
bersungguh-sungguh sehingga menjadi lulusan yang memiliki kualitas dan mutu yang
baik.
Bagi orang tua diharapkan agar lebih peduli dan memperhatikan pendidikan anak-
memandang pendidikan dari pekerjaan dan penghasilan yang mampu di dapat setelah
lulus.
3. Kondisi sosial
kepada masyarakat Kelurahan Fatukbot terkhususnya kepada orang tua agar para
4. Aksesbilitas
kerja baru dan pelatihan wirausaha bagi anak-anak yang tidak bersekolah maupun
5. Peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mencari faktor lain yang dapat mempengaruhi
kesadaran pendidikan masyarakat baik itu tingkat SD,SMP, SMA maupun perguruan
tinggi.
73
DAFTAR PUSTAKA
Rosdakarya
Bandung: Alfabeta.
Bandung: Alfabeta.
Bandung: Alfabeta.
Rijali ,Ahmad. (2018). Analisis Data Kualitatif. Jurnal Alhadharah, Vol 17. No 33
Aksara.
74
Mudyaharjo, Redja. 2001. Pengantar Pendidikan. Bandung: Rajawali Pers.
Rineka Cipta.
Rokhana, Ninik Asri. 2005. Skripsi: Hubungan Antara Pendapatan Keluarga Dan
Pola Asuh Gizi Dengan Status Gizi Anak Balita Di Betokan Demak.
Semarang: UNNES.
Indonesia.
Asuh Gizi dengan Status Gizi Anak Balita di Betokan Demak, Semarang,
UNNES
75
Sagala, M.2019. Faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan anak nelayan ditinjau
pendidikan jenjang SMA dan sederajat di Dusun Nagrak Desa Sedong Kidul
Cipta.
76
Lampiran 1
Umur : 15
Jawab : saya mau sekolah tapi sekolah jauh kita harus jalan kaki jauh sekitae 2Km
dong baru sampe cabang itu baru kita bisa dapat bemo atau ojek, baik kalo pagi bemo
dan ojek sudah ada, baru kami dirumah tidak ada motor siapa yang mo antar jemput
Jawab : tidak mau lagi biar saya kerja sa setiap hari saya jual sayur juga lumayan
Jawab : penting pasti setiap orang tu punya cita-cita kalau tidak ada cita-citapasti kita
6. Apakah teman sebaya anda banyak yang melanjutkan sekolah sampai ke jejang
perguruan tinggi ?
Jawab : banyak yang sekolah tapi tidak terlalu banyak, yang lain kerja
77
7. Apakah pendidikan rata-rata masyarakat kelurahan fatukbot ?
Jawab : kebanyakan sih tamatan SMP tapi ada juga yang tamatan SMA ada juga
Jawab : kurang dari 1 juta karna mama biasa cuci orang pun baju
Jawab : kami ada 9 bersaudara karena bapa sakit struk akhirnya mama dengan saya
yang bekerja
Jawab : mama mendukung tapi saya yang sonde mau sekolah saja malas saja capeh
12. Apa tanggapan orang tua anda jika anda tidak sekolah ?
Jawab : mama tidak ada tanggapan di saya tapi yang pasti mama sedih tapi mau
bagaimana saya tidak mau baru kami juga hidup susah na hanya saya dengan
13. Apakah orang tua anda mengarahkan anda untuk melanjutkan sekolah ?
Jawab : tidak mengarahkan karena kami jarang untuk sama-sama karena saya juga
jarang di rumah
78
Jawab : sekitar 25 menit dong
Jawab : ada bemo lampu satu yang biasa di jalur sini hanya ada 3 bemo saja tapi
kalau sudah lewat jam berarti itu bemo sudah di dalam kota mereka tidak datang
19. Menurut anda apa yang menyebabkan sehingga anak dikelurahan ini tidak
bersekolah ?
Jawab : ekonomi yang kurang, dan dari diri sendiri karena kalo kita dalam diri tidak
79
Nama : Maria Rafu
Umur : 46
7. Apakah teman sebaya anak anda banyak yang bersekolah sampai ke perguruan tinggi
?
Jawab : tidak banyak hanya beberapa sa di ini kelurahan ni sekitar 3 orang yang lanjut
sekolah
8. Apakah pendidikan rata-rata masyarakat kelurahan fatukbot ?
Jawab : ya pling banyak ni SMP, yang SMA dan Kuliah ni kita bisa hitung pake jari
9. Kisaran berapa pendapatan anda ?
Jawab : satu bulan ni paling sonde sampe 1 juta
80
10. Berapa jumlah anggota keluarga dan menjadi tanggungan dalam rumah?
Jawab : 9 orang
11. Berapa jumlah anggota keluarga yang sudah bekerja ?
Jawab : saya dengan yolan saja yang kerja karena dia punya bapa ada sakit
12. Apakah anda mendukung anak untuk bersekolah ?
Jawab : dukung tapi mau bagaiman biaya tidak ada dia pun adik juga banyk
13. Apa tanggapan anda jika anak anda tidak sekolah ?
Jawab : sedih, kecewa tapi mau bagaimana lagi dia yang tidak mau sekolha tidak
mungkin saya mau paksa
14. Apakah anda mengarahkan anak anda untuk melanjutkan sekolah ?
Jawab : saya jarang sama-sama dengan anak-anak
15. Berapa jarak dari rumah ke sekolah ?
Jawab : sekitar 10Km
16. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menuju sekolah ?
Jawab : ya 25 menit lah
17. Bagaimana kondisi jalan menuju sekolah ?
Jawab : eee rusak sekali karena tidak ada jalur bemo disana
18. Apakah tersedia sarana transportasi umum menuju sekolah ?
Jawab : ada bemo lampu satu tapi kita harus jalan sampe cabang dulu baru bisa dapat
bemo itu juga harus jalan jauh sekali baru sampe cabang
19. Apakah anak anda mempunyai kendaraan pribadi untuk menuju ke sekolah ?
Jawab : tidak ada
81
Nama : Oswaldus Rasi
Umur : 17
82
Jawab : sekitar 15 Km
15. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menuju sekolah ?
Jawab : kalau naik ojek bisa 45 menit tapi orang jarang naik ojek karena mahal
makanya lebih banyak naik bemo
16. Bagaimana kondisi jalan menuju sekolah ?
Jawab : rusak
17. Apakah teredia sarana transportasi umum menuju sekolah ?
Jawab : ada tapi tidak banyak
18. Apakah anda mempunyai kendaraan pribadi untuk menuju ke sekolah ?
Jawab : tidak ada
19. Menurut anda apa yang menyebabkan sehingga anak dikelurahan ini tidak
bersekolah ?
Jawab : kemauan pribadi
83
Nama : Marianus Rasi
Umur : 51
84
14. Apakah anda mengarahkan anak anda untuk melanjutkan sekolah ?
Jawab : namanya orang tua pasti mengarahkan tetapi setiap hari omong juga
kalau dia sendiri yang tidak mau bersekolah lama- kelamaan membuat kita
pusing lebih baik sudah terserah kepada dia
15. Berapa jarak dari rumah ke sekolah ?
Jawab : jauh e kan sekolah di kota atambua sana sekitar 10-15 Km
16. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menuju sekolah ?
Jawab : 40-50 menit
17. Bagaimana kondisi jalan menuju sekolah ?
Jawab : rusak
18. Apakah tersedia sarana transportasi umum menuju sekolah ?
Jawab : ada bemo tapi tidak terlalu banyak
19. Apakah anak anda mempunyai kendaraan pribadi untuk menuju ke sekolah?
Jawab : tidak ada
85
Nama : Canderson Berek
Umur : 18
86
15. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menuju sekolah ?
Jawab : 25 menit
16. Bagaimana kondisi jalan menuju sekolah ?
Jawab : jalan rusak, aspal juga sudah hancur, berlubang apalagi kalau musim
hujan kita saja mo jalan setengah mati karena becek banyak air yang tergenang
17. Apakah teredia sarana transportasi umum menuju sekolah ?
Jawab : ada ee tapi bemo beberapa saja itu setengah mati
18. Apakah anda mempunyai kendaraan pribadi untuk menuju ke sekolah ?
Jawab : tidak punya
19. Menurut anda apa yang menyebabkan sehingga anak dikelurahan ini tidak
bersekolah ?
Jawab : ekonomi
87
Nama :Endik Berek
Umur : 68
88
13. Apa tanggapan anda jika anak anda tidak sekolah ?
Jawab : kecewa karena anak tidak sekolah tapi itu semua kembali pi dia sendiri
14. Apakah anda mengarahkan anak anda untuk melanjutkan sekolah ?
Jawab : ia mengarahkan tapi biaya tidak ada
15. Berapa jarak dari rumah ke sekolah ?
Jawab : sekitar 10 Km
16. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menuju sekolah ?
Jawab : 25 menit
17. Bagaimana kondisi jalan menuju sekolah ?
Jawab : rusak
18. Apakah tersedia sarana transportasi umum menuju sekolah ?
Jawab : ada hanya sedikit sekali
19. Apakah anak anda mempunyai kendaraan pribadi untuk menuju ke sekolah?
Jawab : tidak ada
89
Nama : Fridolin Klau
Umur : 18
90
Jawab : kadang saja
9. Berapa jarak dari rumah ke sekolah ?
Jawab : 15 Km
10. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menuju sekolah ?
Jawab : 50 menit
11. Bagaimana kondisi jalan menuju sekolah ?
Jawab : rusak, batu-batu
12. Apakah teredia sarana transportasi umum menuju sekolah ?
Jawab : tidak ada harus jalan pi cabang dulu baru bisa dapat bemo
13. Apakah anda mempunyai kendaraan pribadi untuk menuju ke sekolah ?
Jawab : tidak ada
14. Menurut anda apa yang menyebabkan sehingga anak dikelurahan ini tidak
bersekolah ?
Jawab : kemauan pribadi.
15. Berapa jarak dari rumah ke sekolah ?
Jawab : sekitar 10 Km
16. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menuju sekolah ?
Jawab : 25 menit
17. Bagaimana kondisi jalan menuju sekolah ?
Jawab : rusak
18. Apakah tersedia sarana transportasi umum menuju sekolah ?
Jawab : ada hanya sedikit sekali
19. Apakah anak anda mempunyai kendaraan pribadi untuk menuju ke sekolah?
Jawab : tidak ada
91
Nama : Gaspar Klau
Umur : 42
92
Jawab : ya pasti arahkan tapi dia sudah tidak ada kemauan untuk sekolah
15. Berapa jarak dari rumah ke sekolah ?
Jawab : 15 KM
16. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menuju sekolah ?
Jawab : 50 metit lah kurang lebih
17. Bagaimana kondisi jalan menuju sekolah ?
Jawab : rusak berlubang
18. Apakah tersedia sarana transportasi umum menuju sekolah ?
Jawab : ada tapi bemo susah to disini
19. Apakah anak anda mempunyai kendaraan pribadi untuk menuju ke sekolah ?
Jawab : tidak ada
93
Nama : Ruli Asa
Umur : 17
94
Jawab : jauh kalau kita mau pergi ke sekolah sebelum ke jalan raya yang ada
bemo kita harus jalan kaki sekitar 1-2 Km dulu baru sampai ke jalan raya yang
biasa ada bemo, setelah itu baru kita naik bemo lagi untuk menuju ke sekolah itu
sekitar 10 Km
15. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menuju sekolah ?
Jawab : kurang lebi 25 menit
16. Bagaimana kondisi jalan menuju sekolah ?
Jawab : rusak
17. Apakah teredia sarana transportasi umum menuju sekolah ?
Jawab : tersedia tapi susah kita harus jalan 1-2 Km pi cabang baru bisa naik bemo
18. Apakah anda mempunyai kendaraan pribadi untuk menuju ke sekolah ?
Jawab : tidak ada
19. Menurut anda apa yang menyebabkan sehingga anak dikelurahan ini tidak
bersekolah ?
Jawab : faktor ekonomi
95
Nama : Yohanes Asa
Umur : 46
96
13. Apa tanggapan anda jika anak anda tidak sekolah ?
Jawab : ya pastinya merasa sedih, kecewa belum bisa menjadi orang tua yang baik
14. Apakah anda mengarahkan anak anda untuk melanjutkan sekolah ?
Jawab : jarang berbicara mengenai pendidikan
15. Berapa jarak dari rumah ke sekolah ?
Jawab : 10 Km
16. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menuju sekolah ?
Jawab : ya sekitar 10 Km
17. Bagaimana kondisi jalan menuju sekolah ?
Jawab : rusak
18. Apakah tersedia sarana transportasi umum menuju sekolah ?
Jawab : ya ada sarana transportasi tetapi anak-anak yang sekolah harus jalan
jauh baru bisa dapat bemo
19. Apakah anak anda mempunyai kendaraan pribadi untuk menuju ke sekolah ?
Jawab : tidak ada
97
Nama : Stanis Berek
Umur : 19
98
Jawab : sekitar 12 Km
15. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menuju sekolah ?
Jawab : 30 menit
16. Bagaimana kondisi jalan menuju sekolah ?
Jawab : baik
17. Apakah teredia sarana transportasi umum menuju sekolah ?
Jawab : tersedia tetapi terbatas
18. Apakah anda mempunyai kendaraan pribadi untuk menuju ke sekolah ?
Jawab : tidak
19. Menurut anda apa yang menyebabkan sehingga anak dikelurahan ini tidak
bersekolah ?
Jawab : kemauan dari diri sendiri
99
Nama : Nela Buik
Umur : 38
100
Jawab : ia mengarahan tapi mau bagaimana
15. Berapa jarak dari rumag ke sekolah ?
Jawab : 12 Km
16. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menuju sekolah ?
Jawab : 30 menit
17. Bagaimana kondisi jalan menuju sekolah ?
Jawab : baik
18. Apakah tersedia sarana transportasi umum menuju sekolah ?
Jawab : ada tetapi hanya beberapa soalnya susah masuk to pi kita pun gang kita
harus jalan kaki ke cabang jauh
19. Apakah anak anda mempunyai kendaraan pribadi untuk menuju ke sekolah ?
Jawab : tidak ada kendaraan pribadi itu yang salah satu alasan kenapa ini anak
juga malas pergi sekolah karena tidak ada motor, naik bemo juga susah harus
jalan jauh dulu baru dapat bemo di cabang belum lagi kalau pagi-pagi jalan tidak
ada kawan
101
Nama : Rino Halek
Umur : 17
Pedoman Wawancara untuk Anak
1. Kenapa anda tidak bersekolah ?
Jawab : zaman sekarang sekolah juga sama saja kalau kita tidak ada orang dalam
kita sekolah habis pulang kampung halaman mau cari kerjaa juga susah karena
tidak ada orang yang kita kenal, karena bupati siapa yang menjabat itu dia punya
keluarga dong juga kerja semua yang bukan bupati punya orang semunya
diberhentikan contohnya kaka-kaka yang bekerja honor ada pada kelurahan ini
sudah diberhentikan semunya dan sudah diganti, lebih baik kerja jual sayur atau
ojek itu sudah bisa makan tampa harus cape-cape sekolah.
2. Apakah anda ingin bersekolah ?
Jawab : tidak lagi saya tidak suka sekolah
3. Apa cita-cita anda ?
Jawab : menjadi pengusaha
4. Seberapa penting cita-cita menurut anda ?
Jawab : tidak terlalu yang penting bisa menghasilkan uang
5. Apa pendidikan terakhir orang tua anda ?
Jawab : SMP
6. Apakah teman sebaya anda banyak yang melanjutkan sekolah sampai ke jejang
perguruan tinggi ?
Jawab : Cuma beberapa saja 3 orang
7. Apakah pendidikan rata-rata masyarakat kelurahan fatukbot ?
Jawab : SMP tapi ada yang SMA ada juga yang kuliah
8. Kisaran berapa pendapatan orang tua anda ?
Jawab : tidak pasti kan kami jualan Rp.1.000.000-1.500.000
9. Berapa jumlah anggota keluarga dan menjadi tanggungan keluarga ?
Jawab : 5 orang
10. Berapa jumlah anggota keluarga yang sudah bekerja ?
Jawab : 3 orang
11. Apakah orang tua anda mendukung untuk melanjutkan sekolah ?
Jawab : dukung tapi saya yang tidak mau
12. Apa tanggapan orang tua anda jika anda tidak sekolah ?
Jawab : tidak ada tanggapan paling hanya marah saja
13. Apakah orang tua anda mengarahkan anda untuk melanjutkan sekolah?
Jawab : tidak
102
14. Berapa jarak dari rumah ke sekolah ?
Jawab : ya kurang lebih 10Km
15. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menuju sekolah ?
Jawab : 15 menit
16. Bagaimana kondisi jalan menuju sekolah ?
Jawab : rusak
17. Apakah teredia sarana transportasi umum menuju sekolah ?
Jawab : ada bemo tapi tidak masuk sampe dalam sekolah kita turun di cabang
baru jalan kaki masuk sekolah
18. Apakah anda mempunyai kendaraan pribadi untuk menuju ke sekolah ?
Jawab : tidak ada
19. Menurut anda apa yang menyebabkan sehingga anak dikelurahan ini tidak
bersekolah ?
Jawab : kemauan pribadi.
103
Nama : Petro Halek
Umur : 49
Pedoman Wawancara untuk Orang Tua
104
kesekolah malah dia pergi bermain PS, minum mabok, bolos lebih baik terserah
pada dia saja.
15. Berapa jarak dari rumah ke sekolah ?
Jawab : sekolah kan banyak yang ppaling dekat tu ya 10 Km
16. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menuju sekolah ?
Jawab : ya paling 15 menit
17. Bagaimana kondisi jalan menuju sekolah ?
Jawab : rusak ee kalo pi sekolah kita harus jalan kaki masuk cabang lagi
18. Apakah tersedia sarana transportasi umum menuju sekolah ?
Jawab : ada bemo tapi kan bemo sonde masuk sampe sini jadi kita yang harus
kluar tunggu di cabang
19. Apakah anak anda mempunyai kendaraan pribadi untuk menuju ke sekolah ?
Jawab : tidak mempunyai kendaraan pribadi
105
Nama : Afrid Manek
Umur : 16
Pedoman Wawancara untuk Anak
106
14. Berapa jarak dari rumah ke sekolah ?
Jawab : jauh sekita 10 Km
15. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menuju sekolah ?
Jawab : 25 menit
16. Bagaimana kondisi jalan menuju sekolah ?
Jawab : jalan rusak, aspal juga sudah hancur, berlubang apalagi kalau musim
hujan kita saja mo jalan setengah mati karena becek banyak air yang
tergenang
17. Apakah teredia sarana transportasi umum menuju sekolah ?
Jawab : ada ee tapi bemo beberapa saja itu setengah mati
18. Apakah anda mempunyai kendaraan pribadi untuk menuju ke sekolah ?
Jawab : tidak punya
19. Menurut anda apa yang menyebabkan sehingga anak dikelurahan ini tidak
bersekolah ?
Jawab : ekonomi
107
Nama : Gabriel Manek
Umur : 49
108
13. Apa tanggapan anda jika anak anda tidak sekolah ?
Jawab : ya pastinya merasa sedih, kecewa belum bisa menjadi orang tua yang baik
14. Apakah anda mengarahkan anak anda untuk melanjutkan sekolah ?
Jawab : jarang berbicara mengenai pendidikan
15. Berapa jarak dari rumah ke sekolah ?
Jawab : 10 Km
16. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menuju sekolah ?
Jawab : ya sekitar 10 Km
17. Bagaimana kondisi jalan menuju sekolah ?
Jawab : rusak
18. Apakah tersedia sarana transportasi umum menuju sekolah ?
Jawab : ya ada sarana transportasi tetapi anak-anak yang sekolah harus jalan
jauh baru bisa dapat bemo
19. Apakah anak anda mempunyai kendaraan pribadi untuk menuju ke sekolah ?
Jawab : tidak ada
109
Nama : Yuvenalis R. Temu. S.IP
Faktor yang paling utama tidak melanjutkan sekolah itu dari anaknya sendiri, yang
kedua itu faktor orang tuanya, kan anak-anak kadang perlu motivasi tambahan buat
meyakinkan keinginan dia yang masih ragu-ragu, tapi kebanyakan masyarakat disini
Tentu saja mereka memiliki motivasi untuk belajar, seperti yang saya katakan tadi
kadang anaknya pengen sekolah orang tuanya kurang mendukung karena alasan biaya
dan sebagainya padahal kan sekarang sudah banyak bantuan dari pemerintah. Terus
ada juga yang orang tuanya mendukung malah anaknya yang tidak mau untuk
bersekolah.
Kalo orang tua kan pengen anaknya lebih baik dari orang tuanya, masa bapaknya
petani anaknya juga ikut jadi petani, kan orang tua pengen nya anaknya punya nasib
yang lebih baik ya minimal kerjaan nya lebih baik dari orang tuanya.
4. Apakah motivasi untuk melanjutkan sekolah muncul sendiri dari dalam diri anak?
Setiap anak pasti beda-beda, ada yang memang keinginan anaknya sendiri, ada yang
dari orang tua. Tapi kan sebagai orang tua harusnya mendidik dan menasehati anak
110
supaya terus melanjutkan sekolah. Saya rasa itu tanggung jawab orang tua untuk
membuat anak tetap semangat untuk melanjutkan sekolah ya dengan cara dinasehati
atau semacamnya.
saya rasa dari harapan untuk mempunyai kehidupan yang lebih baik dari orang
tuanya.
Kalo dikatakan budaya ya saya kurang setuju, karena sekarang semakin kesini
yang sekolah SD saja tidak tamat sekarang justru angka anak sekolah makin
meningkat dari tahun ke tahun terutama untuk tingkat SD,SMP dan SMA.
Kebanyakan dari mereka kerja untuk membantu orang tuanya, baik itu kerja di sawah
atau kerja sebagai buru tukang ada juga yang jualan sayur dan ojek.
Ada anak-anak yang tidak sekolah mereka biasa minum mabok baru pajak-pajak di
jalan tapi itu hanya 1 atau 2 orang saja karena sekarang ini banyak yang sudah pergi
merantau di Kalimantan dan ada juga yang kerja seperti ojek, penjual sayur dll
Kami punya program paket b yang setara SMP dan paket c yang setara SMA sebagai
alternatif untuk anak yang tidak mau melanjutkan sekolah terus berusaha membuat
kegiatan baik itu melalui karang taruna dan sebagainya untuk mengarahkan anak-
111
anak yang tidak melanjutkan sekolah ke kegiayan positif dan supaya terhindar dari
10. Apakah kondisi sosial yang paling mempengaruhi anak untuk melanjutkan
sekolah?
Kondisi keluarga dan keinginan anak tersebut yang paling mempengaruhi anak
tersebut untuk melanjutkan sekolah, lalu adanya anggapan di masyarakat bahwa yang
tidak sekolah saja bisa sukses dan yang sekolah malah jadi ojek dan pengangguran itu
masih kuat sampai sekarang dan membuat banyak masayarakat menjadi tidak
bersekolah.
dapat satu bulan itu antara 1.000.000-1.500.000 belum lagi ditambah dengan keluarga
yang memiliki banayak anak itu akan sangat berdambak bagi kehidupan sehari-hari.
13. Apakah anak yang melanjutkan sekolah merupakan anak yang berasal dari orang
Menurut saya kondisi perekonomian orang tua sangat mempengaruhi, karena dengan
pendapatan yang rendah itu otomatis itu yang menyebabkan anak tidak bersekolah
tetapi ada juga orang tuanya mampu malah anaknya tidak sekolah, dan yang orang
112
14. Faktor ekonomi keluarga seperti apa yang paling mempengaruhi anak untuk
melanjutkan sekolah?
kalau pendapatan rendah lagi anak banyak lagi, apalagi di kelurahan ini tu masi
bersama itu lebih memberatkan lagi jangankan untuk menyekolahkan anaknya untuk
15. Apa yang menjadi pertimbangan orang tua untuk menyekolahkan anaknya dari
segi ekonomi?
Orang tua mah kan pengen lihat dia pun anak punya nasib baik bukan seperti orang
tuanya. Supaya besok-besok kalau sudah sukses bisa bantu dia pun orang tua dan bisa
16. Bagaimana sikap orang tua jika ada anak yang tidak memiliki motivasi untuk
sekolah?
Langkah pertama sih nasehatin. Jangan jauh-jauh dulu saya saja kalo anak saya tidak
mau pergi sekolah saya kasi nasihat dulu, kalo tidak mau kadang saya pancing uang
jajan nya di tambah yang penting anak sekolah. Tapi banyak juga masyarakat yang
17. Bagaimana sikap pemerintah bila ada warga yang tidak mau sekolah?
Kami kan memberi alternatif dengan mengadakan program kejar paket. Kami juga
melakukan sosialisasi program paket ke anak-anak yang tidak sekolah. Selain itu
113
kami juga mengadakan kegiatan-kegiatan yang positif baik itu lewat pelatihan-
pelatihan atau dengan kegiatan-kegiatan lain yang lebih positif, karena pendidikan
18. Apakah degan sikap tersebut mampu mebuat masyarakat jadi mau untuk sekolah?
Untuk program paket kan baru berjalan, dan respon dari masyarakat baik dan banyak
yang mendaftar ke program kejar paket tersebut. Untuk paket c baru sekitar 10 orang
yang sudah daftar. Kami juga masih bertahap melakukan sosialisasi mudah-mudahan
ke depannya makin banyak anak yang tidak melanjutkan sekolah ikut program paket
ini.
19. Faktor apakah yang paling mempengaruhi motivasi orang tua untuk
menyekolahkan anaknya?
Orang tua pengen anaknya punya nasib yang lebih baik dari orang tuanya. Minimal
kerjaan nya tidak kaya orang tuanya ikut-ikutan jadi petani dan ojek.
Untuk di Kelurahan Fatukbot belum ada sekolah sama sekali, paling kita harus
Angkutan umum ada bemo tapi hanya beberapa saja yang lewat ini kelurahan itu juga
harus pagi baru bisa dapat sedangkan jalan untuk masuk kelurahan ini rusak makanya
untuk anak yang sekolah itu merejka harus berjalan kurang lebih 1-2 Km baru bisa
sampai ke jalan besar baru bisa dapat bemo, karena banyak juga anak-anak yang tidak
114
23. Apakah solusi atau program dari pemerintah untuk memudahkan akses menuju
sekolah?
Untuk solusinya kami sudah mengajukan ke pemerintah pusat perbaikan jalan yang
memang sudah tidak layak karena jalan nya sudah pada rusak. Jadi nanti kalo jalan
nya sudah bagus tidak rusak masyarakat bisa lebih cepat dan bemo bisa masuk
24. Faktor aksebilitas apa yang paling mempengaruhi anak untuk bersekolah?
pribadi. Yang kedua kondisi jalannya yang rusak. Yang ketiga susahnya angkutan
umum seperti bemo dan yang keempat jauhnya lokasi sekolah sehingga menyebabkan
115
Lampiran 1 : Daftar nama-nama responden yang di wawancarai
116
Lampiran 2 : Surat Ijin Penelitian
117
Lampiran 2 : Surat Selesai Penelitian
118
Lampiran 3
119
Dokumen Penelitian
Dokumen 1 : peneliti berfoto dengan semua pegawai yang ada pada Kelurahan
Fatukbot
120
Dokumentasi 2 : kegiatan wawancara dirumah Kristin Yolanda Manek
121
Dokumentasi 4 : kegiatan wawancara di rumah Canderson Berek
122
Dokumentasi 6 : kegiatan wawancara dirumah Yohanes W. Asa
123
Dokumentasi 8: Kegiatan yang di lakukan anak-anak yang tidak bersekolah yang
124
Dokumentasi 9 : Kegiatan yang di lakukan anak-anak yang tidak bersekolah yang
125
Dokumentasi 11 : Kondisi Jalan yang berada pada Kelurahan Fatukbot
126
BIODATA PENULIS
Nusa Cendana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan jururan Ekonomi. Skripsi
127