Anda di halaman 1dari 8

57

Jurnal Reka Buana Volume 1 No 1, September 2015 - Februari 2016

PEMBUATAN ASAP CAIR DARI TEMPURUNG


KELAPA,TONGKOL JAGUNG, DAN BAMBU
MENGGUNAKAN PROSES SLOW PYROLYSIS

Karolus Boromeus Reta, S.P Abrina Anggraini


PS. Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Abstract
The fermentation process is generally carried out in the community is in a batch,
but the process is the concentration of ethanol produced is quite low because of
accumulated ethanol production will poison the microorganisms in the fermentation
process. Ethanol productivity of batch processes is very small because it takes a long
time of about 72 hours. High and low ethanol content is determined in part by sugar
levels in the substrate. Sugar compounds are required as a carbon source of energy
yeasts. This study aims to determine the maximum results from the opening of flow rate
and flow of glucose concentration on the effectiveness of the process and the quality of
ethanol. The method used is fluidized semikontinyu fermentation system using
Saccharomyces cerevisiae immobilized with the order. The results showed that the
fermentation process fluidization semikontinyu that teramobilisasi with that carried out
during the first day with a sugar concentration of 15%, 20%, 25%, 30% derived ethanol
content of 5%, 8%, 13%, 15% at a flow rate of 30 openings °. Ethanol is also obtained
by 8%, 12%, 18%, 20% in opening a flow rate of 60 °. Ethanol is also obtained by 8%,
13%, 19%, 21% in opening a flow rate of 90 °.
Kata kunci : fermentation, fluidization, ethanol

Pendahuluan Hasil pengamatan dari aspek asap cair


mampu sebagai koagulan dan pengawet
Di Indonesia, masyarakat telah banyak
koagulan lateks dilihat dari pengamatan
memanfaatkan bambu, tempurung
sifat fisik koagulan lateks seperti warna,
kelapa dan tongkol jagung untuk
bau, tekstur permukaan, jamur dan
keperluan, mulai dari bidang kerajinan,
dengan adanya senyawa asam dan fenol
sampai penggunaannya sebagai elemen
sebagai anti bakteri dan anti oksidan
struktur pada bangunan. Sedangkan hasil
yang sangat cocok digunakan untuk
dari olahan tersebut di bakar dan di
penggumpalan karet. Pada pengolahan
buang sehingga menjadi sampah.
karet dengan akan menaikkan mutu
Berdasarkan latar belakang maka solusi
pengolahan karet supaya mematikan
untuk masalah tersebut dengan
bakteri pembusuk yang melakukan
memanfaatkan limbah pertanian
biodegradasi protein di dalam bokar
(tempurung kelapa, tongkol jagung dan
menjadi ammonia dan sulfida.
bambu) menjadikan asap cair grade 3.
Munculnya teknologi pengolahan asap
Asap cair grade 3 manfaat sebagai anti
cair, kini tempurung kelapa, tongkol
bakteri dan anti oksidan (bahan
jagung dan bamboo diolah menjadi asap
pengawet alternatif yang alami).
58
Jurnal Reka Buana Volume 1 No 1, September 2015 - Februari 2016

cair (grade 3) sehingga bisa digunakan umumnya, nilai kalor yang terkandung
sebagai pengganti lateks dalam dalam tempurung kelapa adalah berkisar
pengolahan karetkarena mengandung antara 18200 KJ/Kg hingga 19338,05
fenol. Adanya fenol dengan titik didih KJ/Kg (Palukun, 1999 dalam Draha,
tinggi dalam asap merupakan zat anti 2009).
bakteri yang tinggi. Senyawa fenol Tabel 1 Komposisi kimia tempurung kelapa
menghambat pertumbuhan populasi Komponen Jumlah (%)
bakteri dengan memperpanjang fase lag Air 8.00
secara proporsional di dalam bodi atau di Abu 0.60
dalam produk sedangkan kecepatan Pentosan 27.0
pertumbuhan dalam fase eksponensial Lignin 29.4
Sellulosa 26.6
tetap tidak berubah kecuali konsentrasi
Uronat anhidrad 3.50
fenol sangat tinggi (Barylko dan Pikielna, Solvent Ekstratif 4.20
1978 dalam Abdul., dkk, 2007). Nitrogen 0.11
Penelitian ini bertujuan untuk (Suhardiyono, 1995 dalam Draha, 2009)
mengetahui kandungan senyawa –
senyawa kimia yang ada dalam asap cair Tongkol jagung
grade 3 dari bahan baku tempurung Jagung merupakan komoditas palawija
kelapa, tongkol jagung dan bambu. utama di Indonesia ditinjau dari aspek
pengusahaan dan penggunaan hasilnya,
Tempurung kelapa yaitu sebagai bahan baku pangan dan
Pohon kelapa (Cocos nucifera L.) pakan. Kebutuhan jagung terus
merupakan tanaman tropis yang penting meningkat seiring dengan terus
bagi negara Asia dan Pasifik terutama meningkatnya permintaan bahan baku
sebagai penghasil kopra.Kelapadisebut pakan. Komposisi bahan baku pakan
pohon kehidupan karena kelapa ternak unggas membutuhkan jagung
merupakan tumbuhan serba guna yang sekitar 50% dari total bahan yang
hampir semua bagiannya bermanfaat diperlukan (Sarasutha, 2002). Jumlah
bagi kehidupan manusia.Menurut produksi tanaman jagung dari tahun
Arancon (1997) dalam APCC (2000), 2005 – 2010 di Jawa Timur dapat dilihat
diIndonesia terdapat perkebunan kelapa pada Tabel 2.
seluas 3.7 juta hektar. Tabel 2 Jumlah produksi tanaman jagung
Tempurung kelapa terletak di bagian tahun 2005 – 2010 di Jawa Timur
dalam kelapa setelah sabut.Pada bagian Luas panen Produktivitas Produksi
Tahun
pangkal tempurung terdapat 3 buah (Ha) (Ku/Ha) (Ton)
lubang (ovule) yang menunjukkan bahwa 2005 1.206.177 36,47 4.398.502
2006 1.099.184 36,49 4.011.182
bakal buah asalnya berlubang 3 dan yang
2007 1.153.496 36,86 4.252.182
tumbuh biasanya satu buah.Tempurung 2008 1.235.933 40,88 5.053.107
kelapa merupakan lapisan yang keras 2009 1.295.070 40,67 5.266.720
dengan ketebalan antara 3 mm sampai 5 2010 1.257.721 44,42 5.587.318
mm. Sifat kerasnya disebabkan oleh
banyaknya kandungan silika (SiO2) yang Limbah yang dihasilkan diantaranya
terdapat pada tempurung tersebut. Dari adalah tongkol jagung yang biasanya
berat total buah kelapa, antara 15% tidak dipergunakan lagi ataupun nilai
sampai 19% merupakan berat ekonominya sangat rendah. Umumnya
tempurungnya. Selain itu tempurung juga tongkol jagung dipergunakan sebagai
banyak mengandung lignin. Pada pakan ternak sapi, ataupun di daerah
pedesaan tongkol jagung ini dapat
59
Jurnal Reka Buana Volume 1 No 1, September 2015 - Februari 2016

dimanfaatkan sebagai obat diare dapat menimbulkan polusi udara. Proses


(Suprapto dan Rasyid, 2002 dalam pirolisis dibagi dalam tahap beberapa
Soeprijanto., dkk, 2008). Komposisi temperatur, (Fachrizal, dkk, 2008):
tongkol jagung dapat dilihat pada Tabel - Temperatur 20 – 110 oC
3. Biomassa mengabsorbsi panas untuk
Tabel 3 Komposisi kimia tongkol jagung proses pengeringan
Komponen Jumlah (%) - Temperatur 110 – 270 oC
Air 9.6 Biomassa mulai terdekomposisi
Abu 1.5 membentuk CO, CO2, asam asetat
Hemiselulosa 36.0 dan metanol.
Selulosa 41.0
Lignin 6.0
- Temperatur 270 – 290 oC
Pektin 3.0 Pada temperatur ini, merupakan awal
Pati 0.014 dari proses dekomposisi biomassa
(Lorenz dan Kulp, 1991 dalam IPB, 2007) dengan pelepasan panas.
- Temperatur 290 – 400 oC
Bambu Pada temperatur ini, sruktur biomassa
Tanaman bambu mempunyai banyak terdekomposisi dengan melepaskan
manfaat. Akar bambu berfungsi sebagai uap.
penahanerosi atau mencegah bahaya - Temperatur 400 – 500 oC
banjir. Secara tradisional, masyarakat Pada temperatur ini, pembentukan
dibeberapa daerah di Indonesia, telah biomassa menjadi arang telah
membuat peralatan musik, olah raga, berlangsung mendekati sempurna,
rekreasi, pembungkus, sayuran, obat namun arang yang terbentuk masih
obatan dari bambu malahansenjata mengandung 30% tar.
sewaktu perjuangan melawan penjajah.
Dimasa kini, industri telah Asap cair
mengembangkan bambu menjadi pulp Asap cair pada proses ini diperoleh
dan kertas, bambu lapis (ply bambu), dan dengan cara kondensasi asap yang
bagian dari composite board. Komposisi dihasilkan melalui cerobong slow
bambu dapat dilihat pada Tabel 4. pirolisis. Proses kondensasi asap menjadi
Tabel 4 Komposisi kimia bambu asap cair sangat bermanfaat bagi
Komponen Jumlah (%) perlindungan pencemaran udara yang
Ekstrak larut air dingin 3.70 ditimbulkan oleh proses tersebut. Di
Ekstrak larut air panas 6.23
Ekstrak larut alkohol Bz 3.74 samping itu, asap cair yang mengandung
α-Selulosa 44.22 sejumlah senyawa kimia berpotensi
Holo-Selulosa 75.57 sebagai bahan baku zat pengawet,
Lignin 27.17 antioksidan, desinfektan ataupun sebagai
(Berlian dan Rahayu, 1995 dalam Draha, 2009)
biopestisida (Nurhayati, 2000dalam
Abdul., dkk, 2007). Karakteristik dan
Proses slow pyrolysis
pemanfaatan asap cair berdasarkan
Proses pirolisis kadang-kadang diartikan Grade 3, Grade 2 dan grade 1 adalah:
sama dengan proses karbonisasi. Slow 1. Asap cair grade 3
pyrolysis dapat dikategorikan sebagai low- Asap cair grade 3 tidak dapat
tech dan teknologi yang kuat yang telah digunakan untuk pengawet makanan,
dioptimalkan untuk produksi bio-arang. karena masih banyak mengandung tar
Produk cairan dan gas dalam beberapa yang karsinogenik. Asap cair grade 3
desain proses keluar sebagai asap yang tidak digunakan sebagai pengawet
60
Jurnal Reka Buana Volume 1 No 1, September 2015 - Februari 2016

bahan pangan, tetapi digunakan pada Alat dan bahan


pengolahan karet, penghilang bau, 1) Alat yang dipergunakan, yaitu Slow
dan pengawet kayu biar tahan Pirolisis (Gambar 1)
terhadap rayap. 2) Bahan yang dipergunakan adalah :
Cara penggunaan asap cair grade 3 - Tempurung kelapa
untuk pengawet kayu agar tahan rayap - Tongkol jagung
dan karet tidak bau adalah: 1 cc asap - Bambu
cair grade 3 dilarutkan dalam 300ml
air, kemudian semprotkan atau
rendam kayu kedalam larutan.
2. Asap cair grade 2
Asap cair digunakan untuk pengawet
makanan sebagai pengganti formalin
dengan taste Asap (daging Asap, Ikan
Asap/bandeng Asap) berwarna
kecoklatan transparan, rasa asam
sedang, aroma asap lemah
Cara penggunaan asap cair grade 2
untuk pengawet pengganti formalin
pada ikan adalah:celupkan ikan yang
telah dibersihkan ke dalam 50% asap
cair, tambahkan garam, biasanya ikan
yang diawetkan pakai asap cair grade
2 tahan selama 3 hari.
3. Asap cair grade 1
Asap cair grade 1 digunakan sebagai
pengawet makanan seperti bakso,
mie, tahu, bumbu-bumbu barbaque,
berwarna bening, rasa sedikit asam,
aroma netral, merupakan asap cair
yang paling bagus kualitasnya dan
tidak mengandung senyawa yang
berbahaya lagi untuk diaplikasikan Gambar 1 Slow pirolisis
untuk produk makanan.
Hasil dan Pembahasan
Metode Penelitian Pirolisis merupakan suatu reaksidengan
Variabel penelitian tiga tahap penting, yaitu tahap
memulai,tahap perambatan dan tahap
1) Variabel tetap terdiri dari :
penghentian. Pada tahap memulai akan
- Massa sampel 25 Kg
terjadi pemutusan rantai ikatan yang
- Suhu pirolisis 300 °C
lemah karena adanya kenaikan suhu.
- Lama proses pemanasan:
Radikal bebas yang telah terbentuk pada
tempurung kelapa = 8 jam, tongkol
tahap perambatan akan tepecah lagi
jagung = 5,5 jam dan bambu = 5,5
membentuk radikal bebas baruyang lebih
jam.
kecil, atau senyawa stabil (Sabarodin &
2) Variabel berubah merupakan bahan
Dewanto, 1998 dalam Tri Anggono, dkk,
baku yang terdiri dari, tempurung
2009).
kelapa, tongkol jagung dan bambu
61
Jurnal Reka Buana Volume 1 No 1, September 2015 - Februari 2016

Sebelum proses pirolisis dilakukan, penelitian asap cair grade 3 dengan


mula-mula dilakukan pengumpulan proses slow Pirolisis Suhu 300 °C dapat
sampel yang berupa limbah pertanian dilihat pada gambar berikut ini:
tempurung kelapa, tongkol jagung dan
bambu. Setelah limbah pertanian
tersebut terkumpul, kemudian dilakukan
penjemuran agar diperoleh berat kering
dari sampel dan pembersihan masing-
masing jenis sampel yang akan
digunakan. Sampel-sampel tersebut
dipotong kecil-kecil dengan ukuran 5 –
10 cm yang bertujuan untuk
memperkecil luas permukaan dari (a) (b)
sampel agar lebih mudah dalam proses
penimbangan, pemasukkan ke dalam alat
slow pirolisis dan proses pembakaran.
Kemudian sampel ditimbang dengan
berat masing-masing sampel 25 kg.
Setelah itu api dinnyalakan lalu blower
dihidupkan sampai api membesar dan
penutup slow pirolisis ditutup rapat
hingga tidak ada celah untuk asap dari
proses pembakaran keluar, hingga (c)
mencapai temperature 300oC. Gambar 2 Asap cair grade 3 dari
Pada temperatur ini sampel dapat tempurung Kelapa (a), Asap cair grade 3
terbakar habis dan menghasilkan asap dari bambu (b), dan Asap cair grade 3 dari
cair grade 3. Asap cair yang dihasilkan tongkol jagung (c)
antara lain: tempurung kelapa 1000 ml
pada proses pembakaran selama8 jam, Asap cair grade 3 yang di hasilkan pada
tongkol jagung 1200 ml dengan proses proses slow pirolisis dapat dilihat pada
pembakaran selama5,5 jam dan bambu tabel 5 berikut:
900 ml dengan proses pembakaran
selama 5,5 jam. Dalam slow pirolisis Tabel 5 Karakteristik asap cair grade 3 dari
tidak ada yang tersisah (terbakar Tempurung kelapa, tongkol jagung dan
seluruhnya). bambu
Pada temperatur 300oC, asap dari reactor Jenis
Suhu Asap cair
pirolisis mulai keluar melewati pirolisis Rendaman
sampel Warna
(oC) (% b/b)
kondensor (sistem pendingin), menuju
Tempurung 300 40 % Merah
kesiklon dan tangki filter, kemudian asap kelapa kecoklatan
mulai keluar melewati selang berupa asap Tongkol 300 48 % Kuning
cair grade 3 dan asap menuju tempat jagung
penampungan asap cair grade 3. Asap Bambu 300 36 % Kuning
cair grade 3 yang dihasilkan dari kecoklatan
Total _ 124 _
prosespirolisis tersebut kemudian diukur
volumenya menggunakan gelas ukur,
kemudian dimasukkan ke dalam botol
bahan yang ditutup rapat dan disimpan
pada temperatur kamar. Hasil dari
62
Jurnal Reka Buana Volume 1 No 1, September 2015 - Februari 2016

Analisis dengan GC-MS No


Waktu Konsen
retenensi Nama senyawa trasi
peak
Asap cair grade 3 yang dihasilkan dari (menit) (%)
proses pirolisis tersebut, masing-masing Benzenol
Oxybenzene
dimasukkan ke dalam botol dan ditutup Monophenol
rapat untuk dilakukan analisis Phenic acid
menggunakan GC-MS untuk diketahui Carbolic acid
komponen kimia penyusunnya. Pada Phenylic acid
penelitian ini preparasi dan analisis
sampel dilakukan di Laboratorium Kimia Dari hasil GC-MS dapat diketahui bahwa
Organik FMIPA Universitas Brawijaya kandungan phenol konsentrasi 5.47%
Malang. Adapun kromatogram dari dengan waktu retensi 4.507 menit lebih
ketiga sampel dapat terlihat dibawah ini : rendah dari senyawa lain dalam asap cair
yang masih besar yaitu Acetic Acid,
Ethylic acid, Vinegar acid, Ethanoic acid,
Tabel 6 Kandungan kimia asap cair Glacial acetic acid dan
teridentifikasi GC-MS (tempurung kelapa) Methanecarboxylic acid. Hal ini di
karenakan pada suhu 300oC, struktur
Waktu Konsen biomasa terdekomposisi dengan
No
retenensi Nama senyawa trasi
peak
(menit) (%) melepaskan uap. Uap yang terlepas
1 2.244 Acetic Acid 81.00 terdiri dari gas-gas yang terdekomposisi
Ethylic acid seperti CO, H2, metana, dan gas CO2,
Vinegar acid sertauap yang terdekomposisiseperti air,
Ethanoic acid
asamasetat, methanol, asetondan tar.
Glacial acetic acid
Methanecarboxylic acid
2 2.391 Propanoic Acid 4.91
Propionic acid
Tabel 7 Kandungan kimia asap cair
Prozoin teridentifikasi GC-MS (tongkol jagung)
Luprosil
Luprisol Waktu Konsen
No
Carboxyethane retenensi Nama senyawa trasi
peak
Metacetonic acid (menit) (%)
Ethylformic acid 1 2.240 Acetic Acid 84.45
3 3.089 2-furancarboxaldehyde 5.64 Ethylic acid
furfural Vinegar acid
2-Furaldehyde Ethanoic acid
Fural Glacial acetic acid
Furole Methanecarboxyliccid
Furale CH3COOH
Furfurole 2 2.384 Propanoic Acid 4.02
2-Furfura Propionic acid
Furaldehyde Prozoin
4 3.233 2-propanone 2.98 Luprosil
1-(acetyloxy) Luprisol
Acetol acetate Carboxyethane
Acetoxyacetone Metacetonic acid
O-Acetylacetol Ethylformic acid
Acetoxypropanone 3 3.086 2-furancarboxaldehyde 2.29
1-Acetoxyacetone furfural
5 4.507 Phenol 5.47 2-Furaldehyde
Izal Fural
PhOH Furole
63
Jurnal Reka Buana Volume 1 No 1, September 2015 - Februari 2016

No
Waktu Konsen selulosa dan lignin menjadi larutan
retenensi Nama senyawa trasi
peak
(menit) (%) pirolignat, gas CO, CH4, H2 dan ter lebih
Furale banyak.
Furfurole
2-Furfural
Furaldehyde Tabel 8 Kandungan kimia asap cair
4 3.224 2-propanone 2.52 teridentifikasi dengan GC-MS (bambu)
1-(acetyloxy) Waktu Konsen
No
retenensi Nama senyawa trasi
Acetol acetate peak
(menit) (%)
Acetoxyacetone 1 2.233 Acetic Acid 43.63
O-Acetylacetol Ethylic acid
Acetoxypropanone Vinegar acid
5 4.502 Phenol 6.73 Ethanoic acid
Benzenesulfonic Glacial acetic acid
Izal Methanecarboxylic
acid CH3COOH
PhOH 2 2.279 Hexane 38.12
Benzenol n-Hexane
Oxybenzene Butanal
Monophenol 2-methyl
Phenic acid Skellysolven-C6H14
Carbolic acid Esani
Heksan
Phenylic acid
Hexanen
Hexyl hydride
Dari fraksi tongkol jagung dipeoleh 40 Gettysolve-B
3 2.333 Hexane 6.19
senyawa dimana senyawa acetic acid n-Hexane
konsentrasinya lebih besar yaitu 84.45% Skellysolve B
sedangkan waktu retensi yang n-C6H14
Esani
dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan Heksan
dengan senyawa lain yaitu 2.240 menit. Hexanen
Hasil GC-MS pada tongkol jagung juga Hexyl hydride
Gettysolve-B
terdapat senyawa phenol dengan 4 3.076 2-furancarboxaldehyde 3.93
konsentrasi 6.73% dengan waktu retensi furfural
4.502 menit. Keberadaan senyawa- 2-Furaldehyde
Fural
senyawa kimia dalam asap cair Furole
dipengaruhi oleh kandungan kimia dari Furale
bahan baku yang digunakan dan suhu Furfurole
2-Furfural
yang dicapai pada proses pirolisis Furaldehyde
(Djatmiko, 1985). Berkaitan dengan hal 5 4.491 Phenol 5.35
tersebut, Byrne dan Nagle (1997) dalam Benzenol
Oxybenzene
Abdul Gani Haji, dkk, 2006 mengatakan Izal
penguapan, penguraian atau dekomposisi PhOH
komponen kimia pada proses slow Monophenol
Phenic acid
pirolisis terjadi secara bertahap, yaitu Carbolic acid
pada suhu 100-150 oC hanya terjadi Phenylic acid
penguapan molekul air; pada suhu 200oC Hydroxybenzene
Phenyl hydrate
mulai terjadi penguraian hemiselulosa; Phenyl alcohol
pada suhu 240 oC mulai terdekomposisi 6 6.351 3-methyl 1.19
selulosa menjadi larutan pirolignat, gas m-cresol
m-toluol
CO, CO2, dan sedikit ter; pada suhu 240 m-Oxytoluene
o
C-300oC, terjadi proses dekomposisi Cresol
64
Jurnal Reka Buana Volume 1 No 1, September 2015 - Februari 2016

No
Waktu Konsen menghasilkan asap cair grade 3,
retenensi Nama senyawa trasi
peak
(menit) (%) terdanarang. Asap cair grade 3 yang
m-Kresol mempunyai rendaman tertinggi yaitu
3-Cresol tongkol jagung 48 %, tempurung
m-Cresole
m-Methylphenol
kelapa 40 % dan bambu 36 %.
3-Methylphenol 2. Dari hasil GC-MS dapat diketahui
m-Cresylic acid bahwa kandungan senyawa phenol
m-Hydroxytoluene
3-Hydroxytoluene
yang paling tertinggi yaitu tongkol
1-Hydroxy-3-methyl jagung dengan konsentrasi 6.73 %
7 6.851 2-methoxy 1.59 pada waktu retensi 4.502 menit dan
Guaiacol
o-Methoxyphenol
senyawa acetic acid yang paling
Guajol tertinggi yaitu tongkol jagung dengan
Guasol konsentrasi 84.45 % pada waktu
Anastil
Guaiastil
retensi 2.240 menit.
Guaicolina Daftar Pustaka
o-Guaiacol
Pyroguaiac acid Alexander, M.A. & T.W. Jeffries. 1990.
o-Hydroxyanisole
2-Hydroxyanisole Respiratory Efficiency and
O-Methyl catechol Metabolize Partitioning As
Regulatory Phenomena in Yeasts.
Kandungan kimia asap cair dari hasil Enzyme Micobe. Technol. 12:2-29.
GC-MS pada bamboo terdapat 7 nomor
Elevri P.A dan Putra S.R, 2006.
peak dan 75 senyawa. Diketahui bahwa
Produksi Etanol menggunakan
kandungan Acetic Acid konsentrasi
Saccharomyces
43.63% dengan waktu retensi 2.233
menit lebih tinggi dari senyawa lain Hambali, E., Mujdalipah, S., Tambunan,
sedangkan yang paling sedikit yaitu A. H., Pattiwiri, A. W. dan
senyawa2-methoxy, Guaiacol dengan Hendroko, R. 2007. Teknologi
konsentrasi 1.59% dan waktu retensi Bioenergi. Agro Media Pustaka,
lebih tinggi 6.851 menit dibandingkan Jakarta
dengan acetic acid. Senyawa asam Hidayat, N., Padaga, M. C. dan
terutama asam asetat mempunyai Suhartini, S. 2006. Mikrobiologi
aktivitas antimikrobia dan pada Industri. Andi Offset. Yogyakarta
konsentrasi 5% mempunyai efek
bakterisidal. Asam asetat bersifat mampu Judoamidjojo, Muljono, Darwis, A.A,
menembus dinding sel dan secara efisien dan Sa’id, E.G. 1992. Teknologi
mampu menetralisir gradien pH trans Fermentasi
membran. Rahman, A. 1992. Teknologi
Fermentasi. Arcana. Jakarta
Kesimpulan
Sa’id, E.G. 1987. Teknologi Fermentasi.
Dari hasil penelitian ini dapat diambil CV. Rajawali. Jakarta
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Proses slow pirolisis limbah Soetedjo. 1986. Fluid Flow, Angkasa.
tempurung kelapa tongkol jagung dan Bandung
bamboo pada suhu 300 oC

Anda mungkin juga menyukai