647 1118 1 SM
647 1118 1 SM
Abstract
The fermentation process is generally carried out in the community is in a batch,
but the process is the concentration of ethanol produced is quite low because of
accumulated ethanol production will poison the microorganisms in the fermentation
process. Ethanol productivity of batch processes is very small because it takes a long
time of about 72 hours. High and low ethanol content is determined in part by sugar
levels in the substrate. Sugar compounds are required as a carbon source of energy
yeasts. This study aims to determine the maximum results from the opening of flow rate
and flow of glucose concentration on the effectiveness of the process and the quality of
ethanol. The method used is fluidized semikontinyu fermentation system using
Saccharomyces cerevisiae immobilized with the order. The results showed that the
fermentation process fluidization semikontinyu that teramobilisasi with that carried out
during the first day with a sugar concentration of 15%, 20%, 25%, 30% derived ethanol
content of 5%, 8%, 13%, 15% at a flow rate of 30 openings °. Ethanol is also obtained
by 8%, 12%, 18%, 20% in opening a flow rate of 60 °. Ethanol is also obtained by 8%,
13%, 19%, 21% in opening a flow rate of 90 °.
Kata kunci : fermentation, fluidization, ethanol
cair (grade 3) sehingga bisa digunakan umumnya, nilai kalor yang terkandung
sebagai pengganti lateks dalam dalam tempurung kelapa adalah berkisar
pengolahan karetkarena mengandung antara 18200 KJ/Kg hingga 19338,05
fenol. Adanya fenol dengan titik didih KJ/Kg (Palukun, 1999 dalam Draha,
tinggi dalam asap merupakan zat anti 2009).
bakteri yang tinggi. Senyawa fenol Tabel 1 Komposisi kimia tempurung kelapa
menghambat pertumbuhan populasi Komponen Jumlah (%)
bakteri dengan memperpanjang fase lag Air 8.00
secara proporsional di dalam bodi atau di Abu 0.60
dalam produk sedangkan kecepatan Pentosan 27.0
pertumbuhan dalam fase eksponensial Lignin 29.4
Sellulosa 26.6
tetap tidak berubah kecuali konsentrasi
Uronat anhidrad 3.50
fenol sangat tinggi (Barylko dan Pikielna, Solvent Ekstratif 4.20
1978 dalam Abdul., dkk, 2007). Nitrogen 0.11
Penelitian ini bertujuan untuk (Suhardiyono, 1995 dalam Draha, 2009)
mengetahui kandungan senyawa –
senyawa kimia yang ada dalam asap cair Tongkol jagung
grade 3 dari bahan baku tempurung Jagung merupakan komoditas palawija
kelapa, tongkol jagung dan bambu. utama di Indonesia ditinjau dari aspek
pengusahaan dan penggunaan hasilnya,
Tempurung kelapa yaitu sebagai bahan baku pangan dan
Pohon kelapa (Cocos nucifera L.) pakan. Kebutuhan jagung terus
merupakan tanaman tropis yang penting meningkat seiring dengan terus
bagi negara Asia dan Pasifik terutama meningkatnya permintaan bahan baku
sebagai penghasil kopra.Kelapadisebut pakan. Komposisi bahan baku pakan
pohon kehidupan karena kelapa ternak unggas membutuhkan jagung
merupakan tumbuhan serba guna yang sekitar 50% dari total bahan yang
hampir semua bagiannya bermanfaat diperlukan (Sarasutha, 2002). Jumlah
bagi kehidupan manusia.Menurut produksi tanaman jagung dari tahun
Arancon (1997) dalam APCC (2000), 2005 – 2010 di Jawa Timur dapat dilihat
diIndonesia terdapat perkebunan kelapa pada Tabel 2.
seluas 3.7 juta hektar. Tabel 2 Jumlah produksi tanaman jagung
Tempurung kelapa terletak di bagian tahun 2005 – 2010 di Jawa Timur
dalam kelapa setelah sabut.Pada bagian Luas panen Produktivitas Produksi
Tahun
pangkal tempurung terdapat 3 buah (Ha) (Ku/Ha) (Ton)
lubang (ovule) yang menunjukkan bahwa 2005 1.206.177 36,47 4.398.502
2006 1.099.184 36,49 4.011.182
bakal buah asalnya berlubang 3 dan yang
2007 1.153.496 36,86 4.252.182
tumbuh biasanya satu buah.Tempurung 2008 1.235.933 40,88 5.053.107
kelapa merupakan lapisan yang keras 2009 1.295.070 40,67 5.266.720
dengan ketebalan antara 3 mm sampai 5 2010 1.257.721 44,42 5.587.318
mm. Sifat kerasnya disebabkan oleh
banyaknya kandungan silika (SiO2) yang Limbah yang dihasilkan diantaranya
terdapat pada tempurung tersebut. Dari adalah tongkol jagung yang biasanya
berat total buah kelapa, antara 15% tidak dipergunakan lagi ataupun nilai
sampai 19% merupakan berat ekonominya sangat rendah. Umumnya
tempurungnya. Selain itu tempurung juga tongkol jagung dipergunakan sebagai
banyak mengandung lignin. Pada pakan ternak sapi, ataupun di daerah
pedesaan tongkol jagung ini dapat
59
Jurnal Reka Buana Volume 1 No 1, September 2015 - Februari 2016
No
Waktu Konsen selulosa dan lignin menjadi larutan
retenensi Nama senyawa trasi
peak
(menit) (%) pirolignat, gas CO, CH4, H2 dan ter lebih
Furale banyak.
Furfurole
2-Furfural
Furaldehyde Tabel 8 Kandungan kimia asap cair
4 3.224 2-propanone 2.52 teridentifikasi dengan GC-MS (bambu)
1-(acetyloxy) Waktu Konsen
No
retenensi Nama senyawa trasi
Acetol acetate peak
(menit) (%)
Acetoxyacetone 1 2.233 Acetic Acid 43.63
O-Acetylacetol Ethylic acid
Acetoxypropanone Vinegar acid
5 4.502 Phenol 6.73 Ethanoic acid
Benzenesulfonic Glacial acetic acid
Izal Methanecarboxylic
acid CH3COOH
PhOH 2 2.279 Hexane 38.12
Benzenol n-Hexane
Oxybenzene Butanal
Monophenol 2-methyl
Phenic acid Skellysolven-C6H14
Carbolic acid Esani
Heksan
Phenylic acid
Hexanen
Hexyl hydride
Dari fraksi tongkol jagung dipeoleh 40 Gettysolve-B
3 2.333 Hexane 6.19
senyawa dimana senyawa acetic acid n-Hexane
konsentrasinya lebih besar yaitu 84.45% Skellysolve B
sedangkan waktu retensi yang n-C6H14
Esani
dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan Heksan
dengan senyawa lain yaitu 2.240 menit. Hexanen
Hasil GC-MS pada tongkol jagung juga Hexyl hydride
Gettysolve-B
terdapat senyawa phenol dengan 4 3.076 2-furancarboxaldehyde 3.93
konsentrasi 6.73% dengan waktu retensi furfural
4.502 menit. Keberadaan senyawa- 2-Furaldehyde
Fural
senyawa kimia dalam asap cair Furole
dipengaruhi oleh kandungan kimia dari Furale
bahan baku yang digunakan dan suhu Furfurole
2-Furfural
yang dicapai pada proses pirolisis Furaldehyde
(Djatmiko, 1985). Berkaitan dengan hal 5 4.491 Phenol 5.35
tersebut, Byrne dan Nagle (1997) dalam Benzenol
Oxybenzene
Abdul Gani Haji, dkk, 2006 mengatakan Izal
penguapan, penguraian atau dekomposisi PhOH
komponen kimia pada proses slow Monophenol
Phenic acid
pirolisis terjadi secara bertahap, yaitu Carbolic acid
pada suhu 100-150 oC hanya terjadi Phenylic acid
penguapan molekul air; pada suhu 200oC Hydroxybenzene
Phenyl hydrate
mulai terjadi penguraian hemiselulosa; Phenyl alcohol
pada suhu 240 oC mulai terdekomposisi 6 6.351 3-methyl 1.19
selulosa menjadi larutan pirolignat, gas m-cresol
m-toluol
CO, CO2, dan sedikit ter; pada suhu 240 m-Oxytoluene
o
C-300oC, terjadi proses dekomposisi Cresol
64
Jurnal Reka Buana Volume 1 No 1, September 2015 - Februari 2016
No
Waktu Konsen menghasilkan asap cair grade 3,
retenensi Nama senyawa trasi
peak
(menit) (%) terdanarang. Asap cair grade 3 yang
m-Kresol mempunyai rendaman tertinggi yaitu
3-Cresol tongkol jagung 48 %, tempurung
m-Cresole
m-Methylphenol
kelapa 40 % dan bambu 36 %.
3-Methylphenol 2. Dari hasil GC-MS dapat diketahui
m-Cresylic acid bahwa kandungan senyawa phenol
m-Hydroxytoluene
3-Hydroxytoluene
yang paling tertinggi yaitu tongkol
1-Hydroxy-3-methyl jagung dengan konsentrasi 6.73 %
7 6.851 2-methoxy 1.59 pada waktu retensi 4.502 menit dan
Guaiacol
o-Methoxyphenol
senyawa acetic acid yang paling
Guajol tertinggi yaitu tongkol jagung dengan
Guasol konsentrasi 84.45 % pada waktu
Anastil
Guaiastil
retensi 2.240 menit.
Guaicolina Daftar Pustaka
o-Guaiacol
Pyroguaiac acid Alexander, M.A. & T.W. Jeffries. 1990.
o-Hydroxyanisole
2-Hydroxyanisole Respiratory Efficiency and
O-Methyl catechol Metabolize Partitioning As
Regulatory Phenomena in Yeasts.
Kandungan kimia asap cair dari hasil Enzyme Micobe. Technol. 12:2-29.
GC-MS pada bamboo terdapat 7 nomor
Elevri P.A dan Putra S.R, 2006.
peak dan 75 senyawa. Diketahui bahwa
Produksi Etanol menggunakan
kandungan Acetic Acid konsentrasi
Saccharomyces
43.63% dengan waktu retensi 2.233
menit lebih tinggi dari senyawa lain Hambali, E., Mujdalipah, S., Tambunan,
sedangkan yang paling sedikit yaitu A. H., Pattiwiri, A. W. dan
senyawa2-methoxy, Guaiacol dengan Hendroko, R. 2007. Teknologi
konsentrasi 1.59% dan waktu retensi Bioenergi. Agro Media Pustaka,
lebih tinggi 6.851 menit dibandingkan Jakarta
dengan acetic acid. Senyawa asam Hidayat, N., Padaga, M. C. dan
terutama asam asetat mempunyai Suhartini, S. 2006. Mikrobiologi
aktivitas antimikrobia dan pada Industri. Andi Offset. Yogyakarta
konsentrasi 5% mempunyai efek
bakterisidal. Asam asetat bersifat mampu Judoamidjojo, Muljono, Darwis, A.A,
menembus dinding sel dan secara efisien dan Sa’id, E.G. 1992. Teknologi
mampu menetralisir gradien pH trans Fermentasi
membran. Rahman, A. 1992. Teknologi
Fermentasi. Arcana. Jakarta
Kesimpulan
Sa’id, E.G. 1987. Teknologi Fermentasi.
Dari hasil penelitian ini dapat diambil CV. Rajawali. Jakarta
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Proses slow pirolisis limbah Soetedjo. 1986. Fluid Flow, Angkasa.
tempurung kelapa tongkol jagung dan Bandung
bamboo pada suhu 300 oC