Anda di halaman 1dari 22

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

PLTM Sapaya Kab. Gowa


dan Upaya Pematauan Lingkungan Hidup

II. RENCANA KEGIATAN

2.1 Nama Kegiatan


Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Sapaya

2.2 Lokasi Kegiatan


Secara administrasi lokasi pembangunan PLTM Sapaya terletak di Dusun Tanetea,
Desa Bontomanai, Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi
Selatan dengan letak geografis bendung BT: 119°42'12'', LS: 5°20'17'' dan gedung
sentral BT: 119°41'56'', LS: 5°20'05''. Untuk lebih jelasnya lokasi rencana
pembangunan PLTM Sapaya dapat dilihat pada Gambar-2.1

2.3 Skala Kegiatan


Jenis kegiatan yang dilakukan pada pembangunan PLTM meliputi pembuatan
bendung, intake, kantong lumpur, saluran hantar, bak penenang, pipa pesat, jalan
masuk, gedung sentral (powerhouse, generator, transformator, ruang control), dan
transmisi litrik 20 kV. Untuk lebih jelasnya dimensi masing-masing bangungan
dapat dilihat pada Tabel-2.1
Tabel-2.1. Unit dan skala Bangunan PLTM Sapaya
El.Muka Air
No Deskripsi Dimensi Satuan
(El. M)
1 Bendung      
Elevasi ma di Intake     306.90
2 Bangunan Sadap     306.90
Elevasi MA di depan pintu intake     306.90
- Kecepatan aliran (m/detik) 1.77 m/detik  
v = Q/(B a)      
El. Muka air intake 306.90  
El. ambang intake 305.35    
El. lantai sluice 304.35    
3 Saluran Intake s/d Kantong lumpur (Sal 1)      
Elevasi MA di awal Sal 1     306.84
Panjang 23.95 m  
V 1.35 m/detik  
Q 6.05 m3/detik  
Elevasi MA di akhir Sal 1     306.84
4 Saluran transisi hulu, sebelum Kantong lumpur      
Elevasi MA di awal Sal Transisi Hulu     306.84
Panjang 8.66 m   
Beda tinggi 0.17 m   
b1 = lebar saluran 3.00 m  
b2 = lebar kantong lumpur 13.00 m  
b = lebar rerata 8.00 m  
h = tinggi saluran 1.61 m  
S = kemiringan saluran transisi 0.0196    

n = koef Manning 0.02    

PT. Punggawa Nagata Dinamika Hidro II-1


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
PLTM Sapaya Kab. Gowa
dan Upaya Pematauan Lingkungan Hidup

El.Muka Air
No Deskripsi Dimensi Satuan
(El. M)
v1 = kecepatan pada saluran 1.25 m/detik   
v2 = kecepatan pada awal kantong lumpur 0.41 m/detik   
Q = debit 6.05 m3/detik   
Elevasi MA di akhir saluran transisi hulu     306.81
5 Kantong lumpur      
Elevasi MA di awal kantong lumpur     306.81
Debit Q 6.05 m3/detik   
Kedalaman Y 1.61 m   
Kec. Mengendap W 0.04 m/detik   
Lebar rata2 13.00 m   
Kecepatan aliran V 0.29 m/detik    
Panjang kolam L 20.00 m   
Luas tampang basah A 20.93 m2    
Keliling basah P 16.22 m    
jari-jari basah R 1.29 m    
Manning coef. n 0.02    
Elevasi MA di akhir kantong lumpur     306.81
6 Saluran transisi setelah hilir, Kantong lumpur      
Elevasi MA pada awal saluran transisi hilir     306.81
Panjang 8.66 m  
Beda tinggi 1.03 m  
b1 = lebar kantong lumpur 13.00 m  
b2 = lebar saluran 3.00 m  
b = lebar rerata 8.00 m  
h = tinggi saluran 1.61 m  
P = keliling basah rerata 11.22 m  
A = luas tampang basah rerata 12.88 m2  
R = jari-jari basah 1.15 m  
S = kemiringan saluran transisi hilir 0.1189    
n = koef Manning 0.02    
v1 = kecepatan di kantong lumpur 0.29 m/detik  
v2 = kecepatan di saluran hantar 1.25 m/detik  
V = kecepatan rerata 0.47 m/detik  
Q = debit 6.05 m3/detik  
Elevasi MA pada akhir saluran transisi hilir     306.77
Saluran Hantar Setelah Kantong lumpur      
7 (Saluran 2)
Elevasi MA pada awal saluran 2     306.77
Panjang 701.60 m  
Beda tinggi 0.43 m  
b= lebar rerata 3.00 m  
h = tinggi saluran 1.61 m  
P = keliling basah rerata 6.22 m  
A = luas tampang basah rerata 4.83 m2  
R = jari-jari basah 0.78 m  

PT. Punggawa Nagata Dinamika Hidro II-2


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
PLTM Sapaya Kab. Gowa
dan Upaya Pematauan Lingkungan Hidup

El.Muka Air
No Deskripsi Dimensi Satuan
(El. M)
S = kemiringan saluran transisi hilir 0.0006    
n = koef Manning 0.020    
V = kecepatan rerata 1.25 m/detik  
Q = debit 6.05 m3/detik  
8 Bak Penenang     306.10
Lebar rata2 6.00 m  
Panjang 20.00 m  
Kedalaman rata2 4.00 m  
P = keliling basah rerata 14.00 m  
A = luas tampang basah rerata 24.00 m2  
R 1.75 m  
n 0.02    
V bak penenang 0.25 m/detik   
Q 6.05 m3/detik  
D mulut penstock 1.50 m  
D penstock 1.50 m  
V mulut penstock 3.42 m/detik  
Kedalaman minimum 3.48 m  
9 Pipa Pesat     306.10
Kecepatan, v 2.852 m/detik  
Diameter pipa, D 1.50 m  
Luas Tampang 1.77 m2  
koefisien gesekan, f 0.0157    
Panjang pipa, L 341.33 m  
Net head 122.09 m 304.42
Sumber; Laporan Studi Kelayakan PLTM Sapaya, 2012

Secara keseluruhan pembangunan PLTM Sapaya dilaksanakan selama 3,5 tahun,


dan direncanakan pelaksanaan pembangunan di mulai pada tahun 2014 sehingga
diprakirakan dapat beroperasi secara komersial (commercial operation date) pada
pertengahan tahun 2017. Untuk lebih jelasnya jadwal pelaksanaan pembangunan
PLTM Sapaya disajikan pada Tabel-2.2

PT. Punggawa Nagata Dinamika Hidro II-3


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
PLTM Sapaya Kab. Gowa
dan Upaya Pematauan Lingkungan Hidup

Gambar-2.1. Peta Lokasi Pembangunan PLTM Sapaya

PT. Punggawa Nagata Dinamika Hidro II-4


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
PLTM Sapaya Kab. Gowa
dan Upaya Pematauan Lingkungan Hidup

Jadwal Pelaksaanaan Pembangunan PLTM Sapaya


Tabel-2.2.

PT. Punggawa Nagata Dinamika Hidro II-5


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
PLTM Sapaya Kab. Gowa
dan Upaya Pematauan Lingkungan Hidup

2.4 Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


Secara umum, lingkup pekerjaan studi UKL-UPL rencana pembangunan PLTM Sapaya
pada masing-masing tahapan kegiatan sebagai berikut:

2.4.1. Kesesuaian lokasi rencana kegiatan dengan tata ruang


Lokasi pembangunan PLTM Sapaya terletak di Dusun Tanetea, Desa Bontomanai,
Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan memiliki kesesuain
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gowa Tahun 2012-2032
dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut;
1. Peraturan Daerah Kabupaten Gowa No. 15 Tahun 2012 Tentang RTRW Kabupaten
Gowa Tahun 2012-2032 Pasal 8 ayat (2) huruf f menyebutkan bahwa meningkatkan
jaringan energi dengan lebih menumbuh-kembangkan pemanfaatan sumber daya
terbarukan yang ramah lingkungan dalam sistem kemandirian energi, serta
mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik.
2. Indikasi program utama lima tahunan RTRW Kabupaten Gowa, tahun 2012-2032
usulan program Perwujudan Sistem Jaringan Energi disebutkan bahwa pembangunan
sumberdaya energi mikro hidro yang bersumber dari S. Jeneberang dan beberapa anak
sungai berlokasi di Kab. Gowa dengan tahapan pelaksanaan 2014-2032.
3. Keputusan Bupati Gowa No. 461/XII/2011 tentang Penetapan Lokasi Pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro di Desa Bontomanai Kecataman Bungaya
Kabupaten Gowa (Lampiran-1)

2.4.2. Penjelasan mengenai persetujuan prinsip atas rencana kegiatan


Secara prinsip pembangunan PLTM Sapaya di Dusun Tanetea, Desa Bontomanai,
Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan dapat dilaksanakan
dengan pertimbangan sebagai berikut;
1. Peraturan Daerah Kabupaten Gowa No. 15 Tahun 2012 Pasal 10 ayat (4) huruf d
menetapkan Kawasan Perkotaan Sapaya di Kecamatan Bungaya
2. dan Pasal 20 ayat (2) huruf c Pengembangan energi listrik dengan memanfaatkan
energi terbarukan untuk mendukung ketersediaan energi listrik pada daerah-daerah
terpencil dan terisolir di Kabupaten Gowa

2.4.3. Uraian mengenai komponen rencana kegiatan yang dapat menimbulkan


dampak lingkungan
1.Tahap Pra Konstruksi
a. Kegiatan Survei Lokasi
Kegiatan survei lokasi dilakukan untuk memperoleh informasi atau data awal tentang
kondisi topografi, geologi, debit sungai dan sediment di lokasi rencana pembangunan
PLTM Sapaya. Dari hasil informasi tersebut, dapat ditetapkan besaran output tenaga
listrik yang dapat dihasilkan serta menjadi dasar dalam mendesain bendung, saluran
penghantar dll, sebagai dalam menganalisis kelayakan fisik rencana pembangunan PLTM
Sapaya.. Tahapan selanjutnya dilakukan kajian lingkungan dengan melakukan
serangkaian kegiatan survei fisik, biologi dan sosial dan kesehatan masyarakat guna
mengidentifikasi dampak lingkungan yang terjadi dari kegiatan pembangunan PLTM
Sapaya.

PT. Punggawa Nagata Dinamika Hidro II-6


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
PLTM Sapaya Kab. Gowa
dan Upaya Pematauan Lingkungan Hidup

b. Kegiatan Pembebasan Lahan


Luas lahan yang telah dibebaskan hingga bulan Mei 2013 seluas 67.948 m 2 dengan
jumlah pemilik lahan sebanyak 56 orang (Lampiran-2). Lahan yang dibebaskan tersebut
rencana digunakan untuk lokasi pembangunan saluran hantar, bak penenang dan
pelimpah, pipa pesat, gedung sentral dan jalan akses. Penggunaan lahan saat ini di lokasi
yang rencananya akan dibebaskan dominasi lahan kering, lahan pertanian (padi, kacang
tungga, kakao) dan areal penggembalaan serta areal tanaman rumput gajah. Untuk lebih
jelasnya luas lahan yang dibebaskan untuk masing-masing unit bangunan PLTM Sapaya
disajikan pada Tabel-2.3
Tabel-2.3. Luas lahan yang dibebaskan untuk masing-masing unit bangunan
PLTM Sapaya
No Luas
Uraian % Penggunaan Lahan Saat ini
. (m2)
Bendung dan
a). 7.910 10.59% Tegalan dan Semak
Kantong lumpur
Lahan kering, lahan pertanian (padi,
Waterway, Head kacang tungga, kakao) dan areal
b). 23.434 31.38%
Pond, Spillway penggembalaan serta areal tanaman
rumput gajah
d). Pipa Pesat 9.086 12.16% Lahan kering
e). Gedung Sentral 3.389 4.54% Lahan persawahan dan lahan kering
f). Jalan Akses 30.868 41.33% Sawah, kebun jangung (lebih produktif)
Jumlah 74.687
Sumber; Laporan Studi Kelayakan PLTM Sapaya, 2012

2.Tahap Konstruksi
a. Kegiatan Mobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi
Penerimaan tenaga kerja meliputi tenaga konstruksi, tenaga mekanikal, dan elektrikal.
Jumlah tenaga kerja yang diperlukan selama pelaksanaan konstruksi PLTM Sapaya
sebanyak 200 orang.sekitar 200 orang Kebutuhan . tenaga kerja diperoleh dari tenaga
kerja lokal. Bila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, kontraktor pelaksana mendatangkan
tenaga kerja dari luar lokasi kegiatan. Tenaga kerja yang paling banyak dibutuhkan
adalah tenaga kerja konstruksi pembangunan bendung dan powerhouse

b. Kegiatan Mobilisasi Peralatan dan Material


Jenis peralatan yang akan dimobilisasi pada saat pembangunan PLTM Sapaya meliputi
peralatan pekerjaan tanah, pekerjaan struktur, pekerjaan pembongkaran, pekerjaan
arsitektur dan pekerjaan metal. Adapun jenis peralatan pada masing-masing pekerjaan
tersebut disajikan pada Tabel-2.4
Tabel-2.4. Jenis Peralatan yang dimobilisasi pada Kegiatan Pembangunan PLTM
Sapaya
Pekerjaan Struktur Peralatan pekerjaan tanah
1. concrete mixer dengan kapasitas 0,5 m ,3
1. dump truck,
2. water tanker mensuplai kebutuhan air, 2. buldozer,
3. dump truck untuk mengangkut material, 3. wheel loader,
4. perancah dan scaffolding untuk pekerjaan 4. motor grader,
beton/concrete, 5. vibratory roller,
5. mesin penggetar campuran beton/ vibrator 6. excavator/ back-hoe,

PT. Punggawa Nagata Dinamika Hidro II-7


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
PLTM Sapaya Kab. Gowa
dan Upaya Pematauan Lingkungan Hidup

concrete dll. 7. hand stamper

Pekerjaan Galian Tanah Pekerjaan jalan akses


1. excavator untuk penggalian dan 1. buldozer, macadam roller untuk
pembetukan profil galian, penyiapan tanah dasar
2. wheel loader, truck untuk proses 2. macadam roller, motor grader, tire
pemuatan bahan galian dan selanjutnya roller dan water sprinkler truck untuk
proses pengangkutan ke lokasi spoil bank lapis fondasi atas dan fondasi bawah
3. buldozer untuk perataan 3. tire roller, asphalt ketle, asphalt
sprayer untuk lapis permukaan
Pekerjaan pembongkaran Pekerjaan timbunan
1. leg hammer 1. truck untuk pengangkutan material,
2. truck 2. excavator/buldozer dan wheel loader
untuk pemuatan
3. vibratory roller untuk pemadatan
4. hand stamper untuk pemadatan dalam
skala kecil atau untuk pemadatan material
timbunan ulang dan pengaruh pemadatan
akibat alat tidak diperkenankan
mengganggu struktur bangunan di
bawahnya atau di sekitarnya.
5. water tanker untuk penyiraman/
pembasahan material apabila kadar air
yang disyaratkan untuk pemadatan tidak
memenuhi persyaratan yang ada
pekerjaan arsitektural Peralatan pekerjaan metal
1. tangga, 1. mesin las,
2. mesin bor, 2. derek,
3. gurinda 3. mesin pemotong plat,
4. dan lain-lain 4. mesin bor dan sebagainya.
fungsi dan kegunaan peralatan tersebut
diatas antara lain untuk pembuatan dan
instalasi penstock, saddle peir,
pemasangan jalur crane dan pemotongan
baja tulangan maupun pembentukan/
pembengkokan sesuai dengan gambar
rencana.
Sumber; Laporan Studi Kelayakan PLTM Sapaya, 2012

Selain mobilisasi alat berat juga dilakukan mobilisasi peralatan bantu seperti crane,
power supplay DC atau inverter, transformer, dan perlengkapan elektrik lain seperti
peralatan switching, storage batere dan lain-lain peralatan elekrikal seperti turbin,
generator, transformator, peralatan hubung (switch gear)

Material yang digunakan bangunan yang diperlukan antara lain tanah timbunanurug,
material halus (pasir), batu pecah, spilt dan material aggregate kasar serta material Batu
belah. Sumber material-meterial tersebut Tanah urug diambil dari quarry di daerah Bili-
Bili yang berjarak ± 10 km dari lokasi pekerjaan. Material lainnya seperti batu dan pasir
diambil di Sungai Jeneberang yang berjarak ± 20 km dari lokasi pekerjaan. Untuk lebih

PT. Punggawa Nagata Dinamika Hidro II-8


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
PLTM Sapaya Kab. Gowa
dan Upaya Pematauan Lingkungan Hidup

jelasnya jenis dan volume kebutuhan material bangunan PLTM Sapaya disajikan pada
Lampiran-3

PT. Punggawa Nagata Dinamika Hidro II-9


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
PLTM Sapaya Kab. Gowa
dan Upaya Pematauan Lingkungan Hidup

c.Kegiatan Pembangunan Bendung, Intake dan Kantong Lumpur


1). Bendung PLTM Sapaya
Pekerjaan bendung di Sungai Sapaya terlebih dahulu dibuat cofferdam agar dapat
melindungi salah satu sisi bangunan. Penentuan tinggi cofferdam mengacu pada banjir
rencana 2 tahun dengan tinggi muka air 2,66 m dari Sungai Sapaya sehingga elevasi
cofferdam +307,41 m. Bendung ini didesain untuk mengalihkan air ke bangunan
pengambilan. Elevasi lantai hulu adalah El. +304 m, dan elevasi mercu bendung adalah
El. +307,41 m, sehingga tinggi mercu bendung (p) 3 meter. Lebar bendung dari pfondasi
ke fpondasi (B) diambil 26 m, dimana terdiri atas mercu bendung, dua pilar pembilas dan
dua pintu pembilas. Adapun lay out bendung dapat dilihat pada Gambar-2.2

Dari hasil studi kelayakan, Ttipe bendung yang disarankan adalah tipe bendung pelimpah
pasangan batu dengan lapis beton. Bagian bendung yang harus direncanakan adalah
mercu bendung, bangunan pembilas, kolam olak, tanggul pelindung, kepala bendung dan
bangunan pengambilan. Adapun potongan memanjang bendung dapat dilihat pada
Gambar-2.3

2). Pintu pembilas


Lantai pembilas merupakan kantong tempat mengendapnya bahan-bahan kasar di depan
pintu pengambilan. Sedimen yang terkumpul dapat dibilas dengan jalan membuka pintu
secara berkala guna menciptakan aliran terkonsentrasi tepat di depan pengambilan. Lebar
efektif pembilas yang direncanakan adalah 1,2 m

3). Bangunan Pengambilan


Bangunan pengambilan terdiri dari pintu dan saluran pengambilan. Untuk memperkecil
endapan pasir dan kerikil yang masih terbawa pada sungai masuk ke bangunan sadap,
maka ambang pintu pengambilan harus lebih tinggi dari dasar sungai atau lantai pembilas
bendung. Bangunan pengambilan direncanakan dilengkapi dengan pintu pengatur debit.
lebar pintu pengambilan adalah 2,4 m (2x1,2) m, dengan tinggi bukaan 1,4 m. Kecepatan
air pada mulut intake adalah 1,77 m3/detik.

4). Kantong Lumpur


Kantong lumpur untuk berfungsi untuk menghindari masuknya bahan-bahan endapan ke
dalam turbin. Panjang kantong lumpur 20 m dengan kedalaman kolam 0,2-1,2 m dan
lebar kolam 13 m. Kantong lumpur dilengkapi dengan pelimpah samping (lebar 7 m)
yang dapat mengalirkan air secara cepat keluar dari saluran pengendap pasir pada saat
sedimen yang mengendap pada kantong pasir akan diambil, volume kantong pasir yang
didesain sekitar 120 m3. Berdasarkan hasil analisa sedimentasi, maka laju sedimentasi
diperkirakan 4 ton/hari pada debit rencana, atau 120 ton/bulan, sehingga frekuensi
pengurasan setiap 120/120 = 1 bulan. Adapun denah bendung dan kolam pengendap pasir
disajikan pada Gambar-2.4

5). Saringan Sampah


Saringan sampah dipasang pada intake dan pengambilan pipa pesat (penstock screen).
Saringan akan diletakan dengan kemiringan 450-600 dan cocok untuk dilakukan
pembersihan saring dengan jangkar (hand held rakes). Jarak antara sumbu batang vertikal
(vertikal bar) diperkirakan 35 mm untuk saringan halus. Saringan kasar ditempatkan pada
intake (2 x 1,2 x 3) m dan saringan halus ditempatkan di depan pintu intake.

PT. Punggawa Nagata Dinamika Hidro II-10


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
PLTM Sapaya Kab. Gowa
dan Upaya Pematauan Lingkungan Hidup

Gambar-2.2. Layout PLTM Sapaya

PT. Punggawa Nagata Dinamika Hidro II-11


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
PLTM Sapaya Kab. Gowa
dan Upaya Pematauan Lingkungan Hidup

Gambar-2.3. Potongan Memanjang Bendung

PT. Punggawa Nagata Dinamika Hidro II-12


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
PLTM Sapaya Kab. Gowa
dan Upaya Pematauan Lingkungan Hidup

Gambar-2.4. Denah Bendung dan Kantong Lumpur

PT. Punggawa Nagata Dinamika Hidro II-13


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
PLTM Sapaya Kab. Gowa
dan Upaya Pematauan Lingkungan Hidup

d.Kegiatan Pembangunan Saluran Penghantar, Bak Penenang dan Penstock


1). Saluran PenghHantar (waterway)
Saluran terbuka direncanakan mengikuti elevasi kontur sedemikian rupa sehingga dapat
meminimalkan volume pekerjaan pasangan batu, timbunan dan galian. Kapasitas saluran
direncanakan sebesar debit maksimum yaitu 120% x 5,04 = 6,05 m 3/detik. Panjang
saluran hantar 701,6 m dengan lebar 3 m dan kedalam 1,61 m, kemiringan dasar saluran
0,00055. Tipe saluran terbuka menggunakan material konstruksi pasangan batu. Untuk
lebih jelasnya data teknis saluran disajikan pada Tabel-2.5
Tabel-2.5. Data teknis saluran penghantar sebelum kolam pengendap pasir
Saluran 1 Saluran 2
Parameter Notasi (Intake s/d Kantong (Kantong Lumpur s/d Bak
Lumpur) Pasir)
Debit rencana Q 120% x 5,04 m3/detik 120% x 5,04 m3/detik
Bentuk Penampang Segi empat Trapesium
Panjang L 23.95 m 701.6 m
Lebar dasar B 3m 3 m
Tinggi basah H 1.61 m 1.61 m
Kemiringan dinding saluran Tegak (1 V:0 H) Tegak (1 V: 0 H)
Kemiringan dasar S 0,00055 0,00055
Koefisien Manning N 0,01667 0.01667
Kecepatan V 1,25 m/detik 1,25 m/detik
Konstruksi Pasangan batu Pasangan batu
Sumber; Laporan Studi Kelayakan PLTM Sapaya, 2012

2). Bak Penenang


Aliran sebelum masuk ke pipa pesat perlu dibuat seragam sehingga tidak terjadi
turbulensi. Panjang bak penenang 20 m dengan lebar 6 m dan kedalaman bak sekitar 1,93
m. Bangunan bak penenang dilengkapi dengan saringan sampah (trashrack) dan pintu
pengambilan pipa pesat termasuk jembatan untuk pengoperasian pintu. Bangunan bak
penenang terdiri dari pasangan batu. Dimensi pintu pengambilan pipa pesat adalah 1,5 m
x 1,5 m dengan penggerak sistem manual. Fungsi pintu adalah untuk menahan aliran
yang akan masuk kedalam penstock pada saat pembangkit tidak beroperasi atau pada
masa pemeliharaan turbin maupun generator.

Dalam kondisi darurat, apabila terjadi penutupan inlet valve turbine (PLTM tidak
beroperasi), operator harus segera menutup pintu penstock intake secara manual. Oleh
karena itu disediakan tangga inspeksi sepanjang jalur pipa pesat dan rumah pembangkit
ke bak penenang. Jarak antara gedung sentral dan pintu penstock intake/inlet dan pintu
pelimpah kurang lebih 340 m. Apabila pintu penstock intake ditutup dan masih ada aliran
dari saluran penghantar, maka air akan melimpah melalui bangunan pelimpah sebelum
intake pada bangunan pengambilan ditutup. Adapun denah dan potongangan bak
penenang disajikan pada Gambar-2.5

PT. Punggawa Nagata Dinamika Hidro II-14


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
PLTM Sapaya Kab. Gowa
dan Upaya Pematauan Lingkungan Hidup

Gambar-2.5. Denah dan Potongan Bak Penenang

PT. Punggawa Nagata Dinamika Hidro II-15


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
PLTM Sapaya Kab. Gowa
dan Upaya Pematauan Lingkungan Hidup

3). Penstock
Pipa pesat berfungsi mengalirkan air dari bak penenang ke turbin untuk memutar runner
blade. Panjang pipa pesat adalah 341.33 m dengan diameter 1,5 m dan tebal pipa 10 mm.
Kecepatan aliran yang direncanakan adalah 2.852 m/detik. Agar pipa pesat tidak mudah
bergeser maka dipasang penyangga berupa anchor block diletakkan pada jarak
maksimum 100 m dan di antara blok anker, dipasang tumpuan sadel pada setiap jarak 5
m, masing-masing dipasang cincin penopang. Adapun potongan memanjang pipa pesat
disajikan pada Gambar-2.6

Berdasarkan data uji tanah, maka kondisi tanah baik berada pada kedalaman 10 m dari
muka tanah asli. Hasil hitungan stabilitas anker blok A, B, C, D, E, F, G dan H,
diperoleh kondisi daya dukung tanah pada anker blok D kurang baik, maka khusus untuk
anker blok D digunakan pondasi tiang pancang. Adapun sketsa posisi blok jangkar pipa
pesat PLTM Sapaya disajikan pada Gambar-2.7

4). Saluran Pembuang (Tailrace)


Saluran pembuang akhir direncanakan dapat mengalirkan debit maksimum 6,05 m 3/detik,
dengan dilengkapi stop log pada bagian hilir. Tailrace direncanakan dari pasangan batu
yang diperkuat konstruksi beton sebagai lapis permukaan, sehingga bahaya kavitasi dan
scouring pada bagian hilir turbin dapat diredam. Saluran pembuang akhir berawal dari
pembuangan dari draft tube-turbin dan menyatu dengan saluran pembuang akhir sebelum
dikeluarkan ke sungai.

e. Kegiatan Pembangunan Jalan Masuk


Pembangunan jalan masuk diperlukan selama proses tahapan pembangunan PLTM
Sapaya untuk mengangkut material/bahan bangunan, peralatan pembangunan, bagian
peralatan pembangkit. Pembangunan jalan masuk meliputi jalan akses ke lokasi bendung
dan jalan akses ke lokasi powerhouse. Saat ini kondisi permukaan jalan akses ke lokasi
bendung adalah lapisan permukaan batu sepanjang 496 m. untuk dapat mencapai lokasi
bendung perlu dilakukan pembuatan jalan sepanjang 160 m. Sementara jalan akses
menuju ke lokasi powerhouse dilakukan pembuatan jalan baru yang direncanakan sekitar
2 km dengan lebar perkeresan 3,5 m dan lebar bahu jalan 1 m. Jenis permukaan jalan
adalah aspal makadam dengan beban gandar jalan 30 tonm pada setiap sisi jalan dibuat
saluran drainase

f. Kegiatan Pembangunan Gedung Sentral


Gedung sentral yang merupakan titik pusat pembangkitan, direncanakan memiliki
beberapa fasilitas yang penting antara lain: ruang turbin dan generator, ruang kontrol,
ruang perawatan, movable crane/derek pengangkat dan ruang peralatan

OverheadMovable crane sistim pengangkat ditempatkan pada bagian atas (15 ton di atas
ruang perawatan), dengan ruang gerak cukup fleksibel disepanjang jalur rel, sehingga
akan memudahkan melakukan erection/installing peralatan maupun pengangkatan turbin
maupun generator apabila diperlukan perbaikan.

PT. Punggawa Nagata Dinamika Hidro II-16


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
PLTM Sapaya Kab. Gowa
dan Upaya Pematauan Lingkungan Hidup

Gambar-2.6. Potongan Memanjang Pipa Pesat

PT. Punggawa Nagata Dinamika Hidro II-17


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
PLTM Sapaya Kab. Gowa
dan Upaya Pematauan Lingkungan Hidup

Gambar-2.7. Sketsa Posisi Anchor Block

Elevasi ruang turbin dan generator berada di bawah elevasi ruang kontrol dan ruang
lainnya juga untuk membedakan aktivitas pekerjaan mekanikal dan elektrikal (ruang
kontrol), sehingga kebersihan ruang kontrol dan ruang lainnya lebih terlindungi dari oli
maupun aktivitas perbaikan turbin pada saat overhaul dan lain sebagainya. Panjang
gedung sentral 30 m dengan lebar gedung 14 m, bangunan ini di bangun pada elevasi +
El. 185,40 m. Adapun denah layout gedung sentral disajikan pada Gambar-2.8

1). Rumah Pembangkit (Powerhouse)


Tinggi jatuh air pada PLTM Sapaya adalah 122,09 m termasuk dalam tinggi jatuh sedang
sampai tinggi (30 m<H<150 m) maka turbin yang sesuai adalah Francis horisontal shaft.
Dengan mempertimbangkan hasil optimasi, maka jumlah turbin yang dipakai adalah 2
unit turbin, dengan debit rencana total 5,04 m³/detik. Daya poros turbin sebesar 2 x 2.747
MW dengan kecepatan poros 1000 rpm.

2). Generator
Dua buah generator masing-masing berkapasitas 2609 kW, tegangan 6,3 kV yang diputar
dengan turbin Francis horisontal shaft dengan putaran 1000 rpm, frekuensi 50 Hz
Generator dilengkapi dengan pengatur tegangan automatis yang disebut Automatic
Voltage Regulator (AVR).

3). Ruang Kontrol


Ruang kontrol dilengkapi jendela lebar untuk memberikan kemudahan dalam aktivitas
pengontrolan generator terutama apabila diperlukan sistem pengontrolan manual. Untuk
mengurangi kebisingan maka ruang kontrol direncanakan dengan plafon yang kedap
suara dan ruangan sedikit tertutup. untuk menstabilkan suhu dalam ruangan. maka dalam
ruang kontrol juga dilengkapi dengan exhaust fan.

PT. Punggawa Nagata Dinamika Hidro II-18


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
PLTM Sapaya Kab. Gowa
dan Upaya Pematauan Lingkungan Hidup

Pada bagian depan gedung sentral juga direncanakan lapangan parkir yang cukup luas,
disamping berfungsi sebagai lapangan parkir juga dapat untuk memudahkan mobil
berputar setelah pembongkaran dan pemuatan selesai. Sistem penerangan pada lapangan
parkir adalah menggunakan lampu mercury 250 watt.

g.Kegiatan Pekerjaan JTM 20 kV


Jenis transformer utama (main transformer) yang akan dipakai pada PLTM Sapaya
adalah dari jenis transformer step-up, oil-immersed, outdoor, dengan jumlah 2 unit
dengan kapasitas 2 x 3500 kVA. Energy tersebut disalurkan ke Jaringan Tegangan
Menengah (JTM) 20 kV eksisting Desa Bontomanai yang berjarak sekitar 2000 meter

Untuk lebih jelasnya denah dan potongan gambar desain unit bangunan PLTM Sapaya
dapat di lihat pada Lampiran-4

3.Tahap Operasional
a. Kegiatan Mobilisasi Tenaga Kerja Operasional
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan selama operasional PLTM Sapaya akan disesuaikan
dengan kebutuhan operasional PLTM. Adapun jenis tenaga kerja yang diperlukan antara
lain adalahsebanyak 60 orang tenaga administrasi, tenaga operator sebanyak 10 orang dan
tenaga security.operator generator sebanyak 50 orang

b. Kegiatan Operasional Bendung, Intake dan Kantong Lumpur


Operasional bendung mengakibatkan terjadinya genangan akibat tertahannya air dari hulu
Sungai Sapaya. Air tersebut selanjutnya dialirkan ke dalam intake yang dilengkapi
dengan kolam penampung pasir untuk diteruskan ke saluran hantar (waterway), bak
penenang menuju pipa pesat, runner blade turbin hingga masuk kembali ke badan Sungai
Sapaya. Dengan demikian operasional bendung mengakibatkan berukurangnya debit air
Sungai Sapaya mulai hulu bendung hingga turbin sepanjang 1.020 m

Operasional kantong lumpur berupa kegiatan pembersihan sedimen pada kantong lumpur
dapat memakai pembilasan dan/atau secara manual dengan memakai peralatan excavator
ukuran kecil

c.K egiatan Operasional Saluran Penghantar, Bak Penenang dan Penstock


Panjang saluran hantar yang dioperasionalkan adalah 701,6 m dengan lebar 3 m dan
kedalam 1,61 m. Tipe saluran yang direncanakan adalah saluran terbuka dengan bentuk
penampang trapesium dan segi empat

d. Kegiatan Operasional Jalan Masuk


Pengoperasian jalan masuk sepanjang 2 km meliputi operasional jalan akses ke lokasi
bendungan dan operasional jalan akses ke lokasi powerhouse.

e. Kegiatan Operasional Gedung Sentral

PT. Punggawa Nagata Dinamika Hidro II-19


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
PLTM Sapaya Kab. Gowa
dan Upaya Pematauan Lingkungan Hidup

Operasional gedung sentral harus dilengkapi dengan pemadam api atau fire protection
jenis portable harus disediakan didalam gedung sentral, yaitu untuk memadamkan api
apabila terjadi kebakaran. Pemadam api yaqng dipakai pada pembangkit listrik adalah
jenis Halon 1211 untuk ruang control dan panel sedangkan ADB Dry Chemical Powder
digunakan untuk ruang-ruang lain.

PT. Punggawa Nagata Dinamika Hidro II-20


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
PLTM Sapaya Kab. Gowa
dan Upaya Pematauan Lingkungan Hidup

Gambar-2.8. Layout Gedung Sentral

PT. Punggawa Nagata Dinamika Hidro II-21


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
PLTM Sapaya Kab. Gowa
dan Upaya Pematauan Lingkungan Hidup

f. Kegiatan Operasional Transmisi JTM 20 kV


Total produksi energi tahunan PLTM Sapaya sebesar 28,546,829 kWh. Dari jumlah
produksi energi tersebut yang digunakan sendiri (1%) dan rugi-rugi distribusi (1%)
sebesar 570,468 kWh, sehingga energi yang dapat dijual per tahun sebesar 27,975,892
kWh.

Penyaluran daya listrik dari generator sampai tiang pertama jaringan tegangan menengah
20 kV sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Peraturan Umum Instalasi
Listrik 2000 (PUIL-2000). Dari generator ke transformer menggunakan kabel tenaga
multyare, berpenghantar tembaga, isolasi cross linked polyethelin (XLPE), berpelindung
bebat tembaga dan berselubung PVC (N2XSY). Penyaluran daya dari generator ke
transformator utama dengan tegangan 6,3 kV adalah menggunakan kabel 6,3 kV jenis
XLPE, kemudian dari sisi tegangan 20 kV transformator utama ke peralatan hubung 20
kV dan dari peralatan hubung 20 kV ke tiang pertama jaringan distribusi 20 kV adalah
menggunakan kabel jenis N2XSY. Energi tersebut disalurkan ke Jaringan Tegangan
Menengah (JTM) 20 kV eksisting Desa Bontomanai yang berjarak sekitar 2000 meter

Pengoperasian PLTM Sapaya dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama (MoU) antara


PT. Nagata Dinamika dengan Pemerintah Kabupaten Gowa. Untuk lebih jelasnya bentuk
MoU tersebut dapat dilihat pada Lampiran-5.

PT. Punggawa Nagata Dinamika Hidro II-22

Anda mungkin juga menyukai