El.Muka Air
No Deskripsi Dimensi Satuan
(El. M)
v1 = kecepatan pada saluran 1.25 m/detik
v2 = kecepatan pada awal kantong lumpur 0.41 m/detik
Q = debit 6.05 m3/detik
Elevasi MA di akhir saluran transisi hulu 306.81
5 Kantong lumpur
Elevasi MA di awal kantong lumpur 306.81
Debit Q 6.05 m3/detik
Kedalaman Y 1.61 m
Kec. Mengendap W 0.04 m/detik
Lebar rata2 13.00 m
Kecepatan aliran V 0.29 m/detik
Panjang kolam L 20.00 m
Luas tampang basah A 20.93 m2
Keliling basah P 16.22 m
jari-jari basah R 1.29 m
Manning coef. n 0.02
Elevasi MA di akhir kantong lumpur 306.81
6 Saluran transisi setelah hilir, Kantong lumpur
Elevasi MA pada awal saluran transisi hilir 306.81
Panjang 8.66 m
Beda tinggi 1.03 m
b1 = lebar kantong lumpur 13.00 m
b2 = lebar saluran 3.00 m
b = lebar rerata 8.00 m
h = tinggi saluran 1.61 m
P = keliling basah rerata 11.22 m
A = luas tampang basah rerata 12.88 m2
R = jari-jari basah 1.15 m
S = kemiringan saluran transisi hilir 0.1189
n = koef Manning 0.02
v1 = kecepatan di kantong lumpur 0.29 m/detik
v2 = kecepatan di saluran hantar 1.25 m/detik
V = kecepatan rerata 0.47 m/detik
Q = debit 6.05 m3/detik
Elevasi MA pada akhir saluran transisi hilir 306.77
Saluran Hantar Setelah Kantong lumpur
7 (Saluran 2)
Elevasi MA pada awal saluran 2 306.77
Panjang 701.60 m
Beda tinggi 0.43 m
b= lebar rerata 3.00 m
h = tinggi saluran 1.61 m
P = keliling basah rerata 6.22 m
A = luas tampang basah rerata 4.83 m2
R = jari-jari basah 0.78 m
El.Muka Air
No Deskripsi Dimensi Satuan
(El. M)
S = kemiringan saluran transisi hilir 0.0006
n = koef Manning 0.020
V = kecepatan rerata 1.25 m/detik
Q = debit 6.05 m3/detik
8 Bak Penenang 306.10
Lebar rata2 6.00 m
Panjang 20.00 m
Kedalaman rata2 4.00 m
P = keliling basah rerata 14.00 m
A = luas tampang basah rerata 24.00 m2
R 1.75 m
n 0.02
V bak penenang 0.25 m/detik
Q 6.05 m3/detik
D mulut penstock 1.50 m
D penstock 1.50 m
V mulut penstock 3.42 m/detik
Kedalaman minimum 3.48 m
9 Pipa Pesat 306.10
Kecepatan, v 2.852 m/detik
Diameter pipa, D 1.50 m
Luas Tampang 1.77 m2
koefisien gesekan, f 0.0157
Panjang pipa, L 341.33 m
Net head 122.09 m 304.42
Sumber; Laporan Studi Kelayakan PLTM Sapaya, 2012
2.Tahap Konstruksi
a. Kegiatan Mobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi
Penerimaan tenaga kerja meliputi tenaga konstruksi, tenaga mekanikal, dan elektrikal.
Jumlah tenaga kerja yang diperlukan selama pelaksanaan konstruksi PLTM Sapaya
sebanyak 200 orang.sekitar 200 orang Kebutuhan . tenaga kerja diperoleh dari tenaga
kerja lokal. Bila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, kontraktor pelaksana mendatangkan
tenaga kerja dari luar lokasi kegiatan. Tenaga kerja yang paling banyak dibutuhkan
adalah tenaga kerja konstruksi pembangunan bendung dan powerhouse
Selain mobilisasi alat berat juga dilakukan mobilisasi peralatan bantu seperti crane,
power supplay DC atau inverter, transformer, dan perlengkapan elektrik lain seperti
peralatan switching, storage batere dan lain-lain peralatan elekrikal seperti turbin,
generator, transformator, peralatan hubung (switch gear)
Material yang digunakan bangunan yang diperlukan antara lain tanah timbunanurug,
material halus (pasir), batu pecah, spilt dan material aggregate kasar serta material Batu
belah. Sumber material-meterial tersebut Tanah urug diambil dari quarry di daerah Bili-
Bili yang berjarak ± 10 km dari lokasi pekerjaan. Material lainnya seperti batu dan pasir
diambil di Sungai Jeneberang yang berjarak ± 20 km dari lokasi pekerjaan. Untuk lebih
jelasnya jenis dan volume kebutuhan material bangunan PLTM Sapaya disajikan pada
Lampiran-3
Dari hasil studi kelayakan, Ttipe bendung yang disarankan adalah tipe bendung pelimpah
pasangan batu dengan lapis beton. Bagian bendung yang harus direncanakan adalah
mercu bendung, bangunan pembilas, kolam olak, tanggul pelindung, kepala bendung dan
bangunan pengambilan. Adapun potongan memanjang bendung dapat dilihat pada
Gambar-2.3
Dalam kondisi darurat, apabila terjadi penutupan inlet valve turbine (PLTM tidak
beroperasi), operator harus segera menutup pintu penstock intake secara manual. Oleh
karena itu disediakan tangga inspeksi sepanjang jalur pipa pesat dan rumah pembangkit
ke bak penenang. Jarak antara gedung sentral dan pintu penstock intake/inlet dan pintu
pelimpah kurang lebih 340 m. Apabila pintu penstock intake ditutup dan masih ada aliran
dari saluran penghantar, maka air akan melimpah melalui bangunan pelimpah sebelum
intake pada bangunan pengambilan ditutup. Adapun denah dan potongangan bak
penenang disajikan pada Gambar-2.5
3). Penstock
Pipa pesat berfungsi mengalirkan air dari bak penenang ke turbin untuk memutar runner
blade. Panjang pipa pesat adalah 341.33 m dengan diameter 1,5 m dan tebal pipa 10 mm.
Kecepatan aliran yang direncanakan adalah 2.852 m/detik. Agar pipa pesat tidak mudah
bergeser maka dipasang penyangga berupa anchor block diletakkan pada jarak
maksimum 100 m dan di antara blok anker, dipasang tumpuan sadel pada setiap jarak 5
m, masing-masing dipasang cincin penopang. Adapun potongan memanjang pipa pesat
disajikan pada Gambar-2.6
Berdasarkan data uji tanah, maka kondisi tanah baik berada pada kedalaman 10 m dari
muka tanah asli. Hasil hitungan stabilitas anker blok A, B, C, D, E, F, G dan H,
diperoleh kondisi daya dukung tanah pada anker blok D kurang baik, maka khusus untuk
anker blok D digunakan pondasi tiang pancang. Adapun sketsa posisi blok jangkar pipa
pesat PLTM Sapaya disajikan pada Gambar-2.7
OverheadMovable crane sistim pengangkat ditempatkan pada bagian atas (15 ton di atas
ruang perawatan), dengan ruang gerak cukup fleksibel disepanjang jalur rel, sehingga
akan memudahkan melakukan erection/installing peralatan maupun pengangkatan turbin
maupun generator apabila diperlukan perbaikan.
Elevasi ruang turbin dan generator berada di bawah elevasi ruang kontrol dan ruang
lainnya juga untuk membedakan aktivitas pekerjaan mekanikal dan elektrikal (ruang
kontrol), sehingga kebersihan ruang kontrol dan ruang lainnya lebih terlindungi dari oli
maupun aktivitas perbaikan turbin pada saat overhaul dan lain sebagainya. Panjang
gedung sentral 30 m dengan lebar gedung 14 m, bangunan ini di bangun pada elevasi +
El. 185,40 m. Adapun denah layout gedung sentral disajikan pada Gambar-2.8
2). Generator
Dua buah generator masing-masing berkapasitas 2609 kW, tegangan 6,3 kV yang diputar
dengan turbin Francis horisontal shaft dengan putaran 1000 rpm, frekuensi 50 Hz
Generator dilengkapi dengan pengatur tegangan automatis yang disebut Automatic
Voltage Regulator (AVR).
Pada bagian depan gedung sentral juga direncanakan lapangan parkir yang cukup luas,
disamping berfungsi sebagai lapangan parkir juga dapat untuk memudahkan mobil
berputar setelah pembongkaran dan pemuatan selesai. Sistem penerangan pada lapangan
parkir adalah menggunakan lampu mercury 250 watt.
Untuk lebih jelasnya denah dan potongan gambar desain unit bangunan PLTM Sapaya
dapat di lihat pada Lampiran-4
3.Tahap Operasional
a. Kegiatan Mobilisasi Tenaga Kerja Operasional
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan selama operasional PLTM Sapaya akan disesuaikan
dengan kebutuhan operasional PLTM. Adapun jenis tenaga kerja yang diperlukan antara
lain adalahsebanyak 60 orang tenaga administrasi, tenaga operator sebanyak 10 orang dan
tenaga security.operator generator sebanyak 50 orang
Operasional kantong lumpur berupa kegiatan pembersihan sedimen pada kantong lumpur
dapat memakai pembilasan dan/atau secara manual dengan memakai peralatan excavator
ukuran kecil
Operasional gedung sentral harus dilengkapi dengan pemadam api atau fire protection
jenis portable harus disediakan didalam gedung sentral, yaitu untuk memadamkan api
apabila terjadi kebakaran. Pemadam api yaqng dipakai pada pembangkit listrik adalah
jenis Halon 1211 untuk ruang control dan panel sedangkan ADB Dry Chemical Powder
digunakan untuk ruang-ruang lain.
Penyaluran daya listrik dari generator sampai tiang pertama jaringan tegangan menengah
20 kV sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Peraturan Umum Instalasi
Listrik 2000 (PUIL-2000). Dari generator ke transformer menggunakan kabel tenaga
multyare, berpenghantar tembaga, isolasi cross linked polyethelin (XLPE), berpelindung
bebat tembaga dan berselubung PVC (N2XSY). Penyaluran daya dari generator ke
transformator utama dengan tegangan 6,3 kV adalah menggunakan kabel 6,3 kV jenis
XLPE, kemudian dari sisi tegangan 20 kV transformator utama ke peralatan hubung 20
kV dan dari peralatan hubung 20 kV ke tiang pertama jaringan distribusi 20 kV adalah
menggunakan kabel jenis N2XSY. Energi tersebut disalurkan ke Jaringan Tegangan
Menengah (JTM) 20 kV eksisting Desa Bontomanai yang berjarak sekitar 2000 meter