Anda di halaman 1dari 53

TUGAS AKHIR KOMPREHENSIF

ANALISIS PEMAHAMAN DAN PENERAPAN


LAPORAN KEUANGAN PADA PERWAKILAN MITRA
USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) INDOMARET
DI SEKTOR KECAMATAN PARUNG

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Manajemen

Ditulis Oleh

MAULINA HANUM
NIM. 171010508602

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2022

i
LEMBAR PERSETUJUAN

ANALISIS PEMAHAMAN DAN PENERAPAN


LAPORAN KEUANGAN PADA PERWAKILAN MITRA
USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) INDOMARET
DI SEKTOR KECAMATAN PARUNG

Oleh

Maulina Hanum
NIM: 171010508602

Komprehensif Telah disetujui untuk Diajukan Kepada Majelis Penguji Komprehensif


Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang
Pada Tanggal 15 Januari 2022

Menyetujui
Pembimbing Komprehensif,

Ir. Rahmat Subur, M.M.


NIDN. 0422126504
Mengetahui
a.n. Ketua Program Studi Manajemen,

ii
Sekertaris,

Drs. Waluyo Jati, M.M.


NIDN. 0421105901

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS PEMAHAMAN DAN PENERAPAN


LAPORAN KEUANGAN PADA PERWAKILAN MITRA
USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) INDOMARET
DI SEKTOR KECAMATAN PARUNG

Oleh
Maulina Hanum
NIM: 171010508602

Komprehensif Telah dipertahankan di Majelis Penguji Komprehensif


Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang
Pada Tanggal 10 Februari 2022 dan dinyatakan LULUS

Pembimbing Komprehensif,

Ir. Rahmat Subur M.M.


NIDN. 0422126504

iii
Penguji I, Mengetahui Penguji II,

Dr. Mutawali, S.E.I., M.M. Lativa, S.E., M.M.


NIDN. 0421108902 NIDN. 0416078304
a.n Program Studi Manajemen
Sekretaris

Drs. Waluyo Jati, M.M.


NIDN. 0421105901
RINGKASAN

Bisnis UMKM yang keuangannya dikelola dan diinformasikan secara transparan


dan akurat akan memberikan dampak positif terhadap bisnis UMKM itu sendiri.
Dampak positif pengelolaan keuangan inilah, yang menjadi suatu faktor kunci
keberhasilan UMKM dan dapat digunakan untuk mempertahankan keberlanjutan
usahanya. Analisis Pemahaman dan Penerapan Laporan keuangan Terhadap
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indomaret di Sektor Kecamatan Parung
Sebagian besar dari perwakilan mitra UMKM Indomaret belum begitu
mengetahui dan memahami tentang laporan keuangan disebabkan kurangnya
informasi mengenai pengetahuan pencatatan dan pemahaman dari laporan
keuangan. Selain pencatatan keuangan yang tidak detail, para perwakilan mitra
UMKM indomaret tersebut tidak selalu mencatat pemasukkan di pembukuannya.
Beberapa mitra UMKM Indomaret di Kecamatan Parung sudah menyadari akan
pentingnya pemahaman dan penerapan terkait laporan keuangan, namun mereka
mengalami kesulitan dalam melakukan penerapan laporan keuangan terhadap
usaha yang dijalani. Dan Pengelolaan laporan keuangan yang dilakukan oleh mitra
UMKM Indomaret di Kecamatan Parung hanya sebatas pembukuan manual atau
sederhana dan seadanya yang dirasa belum dapat menerima manfaat dari
pencatatan laporan keuangan itu sendiri.

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
akhir komprehensif ini yang menganalisis seberapa besar pemahaman dan
penerapan terkait laporan keuangan yang dilakukan oleh mitra Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) Indomaret di Kecamatan Parung. Penulisan Tugas Akhir
Komprehensif dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Ekonomi dalam Ilmu Manajemen Pada Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Pamulang.

Saya menyadari tanpa bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai


pihak, dari masa perkuliahan sampai penyusunan Tugas Akhir Komprehensif.
Pada kesempatan ini saya ingin menghaturkan rasa hormat dan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. (H.C.). Drs. H. Darsono, selaku Ketua Yayasan Sasmita Jaya yang
telah mewujudkan mimpi-mimpi anak bangsa dengan mempelopori adanya
pendidikan dengan biaya terjangkau dan berkualitas.
2. Bapak Dr. E. Nurzaman AM, M.M., M.Si selaku Rektor Universitas
Pamulang yangtelah berupaya keras menjadikan Universitas Pamulang
semakin berkualitas.

v
3. Bapak Endang Ruhiyat, S.E., M.M., CSRA, CMA., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pamulang yang telah memajukan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis menjadi semakin baik.
4. Bapak Dr. Kasmad, S.E., M.M, selaku Ketua Program Studi Manajemen S1
yang senantiasa sabar memberikan pengarahan.
5. Bapak Ir. Rahmat Subur, M.M., selaku dosen pembimbing yang telah sabar
dan bijak membimbing, memberi dukungan, dan membantu penulis dalam
penyelesaian Tugas Akhir Komprehensif ini.
6. Bapak Dr. Mutawali, S.E.I., M.M. dan Ibu Lativa, S.E., M.M. sebagai dosen
penguji.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen yang
telah memberikan ilmu yang bermanfaat.
8. Bapak dan Ibu jajaran staf Universitas Pamulang terkhusus staf Manajemen,
yang telah membantu memperlancar upaya saya dalam menyelesaikan studi
di Universitas Pamulang.
9. Semua pihak yang telah membantu kelancaran tugas akhir komprehensif ini
yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terimakasih atas dorongan,
motivasi, bantuan, dan doa yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir komprehensif ini
masih jauh dari yang diharapkan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun. Penulis berharap tugas akhir komprehensif
ini dapat berguna bagi para pembaca dan dunia ilmu pengetahuan.

Pamulang, 16 Januari 2022


Penulis,

vi
MAULINA HANUM
NIM. 171010508602

DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL (COVER)....................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ iii
RINGKASAN.................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... ix
DAFTAR GRAFIK......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Rumusan ................................................................................... 3
1.3 Tujuan dan Manfaat.................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

vii
2.1 Landasan Teori......................................................................... 5
2.2 Metode Analisis....................................................................... 19

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN


3.1 Objek Analisis.......................................................................... 26
3.2 Hasil Analisis........................................................................... 29
3.3 Pembahasan.............................................................................. 31

BAB IV KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan................................................................................ 38
4.2 Saran........................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 40

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Skala Likert................................................................................. 24
Tabel 2.2 Kriteria Rentang Skala................................................................ 24
Tabel 3.1 Contoh Neraca Keuangan............................................................ 36
Tabel 3.2 Contoh Laporan Laba Rugi......................................................... 37

viii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kegiatan-Kegiatan Utama Manajer Keuangan......................... 6
Gambar 2.2 Macam-Macam Metode Penelitian........................................... 20
Gambar 2.3 Langkah-Langkah Penelitian Kuantitatif.................................. 21
Gambar 3.1 Mitra Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indomaret
Cabang Yapia............................................................................ 26
Gambar 3.2 Mitra Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indomaret
Cabang Ciseeng......................................................................... 27
Gambar 3.3 Mitra Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indomaret
Cabang H. Mawi....................................................................... 28
Gambar 3.4 Mitra Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indomaret
Cabang Raya Bojong Sempu.................................................... 28
Gambar 3.5 Mitra Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indomaret
Cabang Mawi Parung................................................................ 29
Gambar 3.6 Pencatatan Laporan Keuangan Kedai Sosis Bakar Mitra

ix
UMKM Indomaret Cabang Ciseeng......................................... 32
Gambar 3.7 Pencatatan Laporan Keuangan Siomay Mang Rony
Mitra UMKM Indomaret Cabang Ciseeng............................... 33
Gambar 3.8 Pencatatan Laporan Keuangan Mitra My Fried Chiken
UMKM Indomaret Cabang Ciseeng......................................... 33
Gambar 3.9 Pencatatan Laporan Keuangan Warung Batagor Dua Putra
Mitra UMKM Indomaret Cabang H. Mawi.............................. 34
Gambar 3.10 Pencatatan Laporan Keuangan Dimsum Abuba
Mitra UMKM Indomaret Cabang Yapia Parung...................... 34
Gambar 3.11 Pencatatan Laporan Keuangan Siomay Ikan Khas Bandung
Mitra UMKM Indomaret Cabang Bojong Sempu.................... 35

DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 3.1 Statistik Deskriptif Pemahaman Laporan Keuangan................ 30
Grafik 3.2 Statistik Deskriptif Penerapan Laporan Keuangan................... 31

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijalankan oleh badan usaha atau
perusahaan tentu memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik. Salah
satunya untuk mendapatkan hasil dari modal yang sudah di keluarkan atau
ditanamkan sehingga mampu untuk memberikan tambahan modal (investasi baru)
dan kemakmuran bagi pemilik dan seluruh karyawannya. Bagi pihak manajemen,
keuntungan yang diperoleh merupakan pencapaian rencana (target) yang telah
ditentukan sebelumnya (Mulyawan, 2015). Pencapaian target keuntungan sangat
penting karena dengan mencapai target yang telah ditetapkan atau mungkin
melebihi target yang diinginkan, hal ini merupakan prestasi tersendiri bagi pihak
manajemen. Agar tujuan tersebut dapat dicapai, manajemen perusahaan harus
mampu membuat perencanaan yang tepat dan akurat, kemudian pelaksanaan di
lapangan harus dilakukan secara baik dan benar sesuai dengan rencana yang telah
disusun.
Peran masyarakat dalam pembangunan nasional khususnya dalam
pembangunan ekonomi adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2008 Usaha Mikro adalah badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria usaha serta memiliki kekayaan bersih paling
banyak Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp
300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah). Kriteria usaha kecil adalah memiliki
kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp 500.000.000,- (lima ratus juta) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp
300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah). Kriteria usaha menengah
yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,-(lima ratus juta rupiah)

1
sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan
tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,-(lima puluh milyar rupiah).
Posisi UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran penting dan
strategis. Kondisi ini sangat dimungkinkan karena keberadaan UMKM cukup
dominan dalam perekonomian Indonesia. Pengelolaan keuangan penting untuk
diterapkan pada para pelaku UMKM, menurut (Setyaningrum & Yunista, 2018)
bisnis UMKM yang keuangannya dikelola dan diinformasikan secara transparan
dan akurat akan memberikan dampak positif terhadap bisnis UMKM itu sendiri.
Saat ini UMKM merupakan sektor usaha yang mempunyai peranan penting dalam
pengembangan ekonomi di Indonesia. Tetapi hal tersebut tidak terlepas dari
sebuah permasalahan. Masalah yang secara umum dihadapi oleh para pelaku
UMKM adalah minimnya akan pengetahuan akan laporan keuangan (Santiago &
Estiningrum, 2021) . Menurut. Terdapat beberapa masalah pada UMKM yang
menjadi perhatian, diantaranya berkaitan dengan ketidakmampuan seorang pelaku
usaha dalam membuat laporan keuangan yang disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan yang dimiliki (Humaira, 2018). Dalam hal ini kemampuan pelaku
usaha sangat diperlukan dalam menghadapi kemajuan demi menjaga kestabilan
usaha dalam persaingan.
PT Indomarco Prismatama atau yang biasa kita sebut Indomaret adalah
jaringan pengecer waralaba di Indonesia yang menyediakan kebutuhan pokok dan
sehari-hari dengan luas area penjualan kurang dari 200 m2, berbekal dedikasi dan
inovasi, Indomaret mengukuhkan statusnya sebagai perusahaan waralaba
minimarket pertama dan terbesar di Indonesia (Copyright © 2017 - 2022
Indomaret, 2022). Selaras dengan misi pemerintah dalam mengembangkan Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM), Indomaret mendukung para pelaku usaha lokal
untuk berwirausaha bersama Indomaret dengan menyewakan ruang usaha/counter
serta menyediakan sarana pendukung lainnya. Maka dari itu Indomaret dinilai
telah memberikan kontribusi nyata dalam memberdayakan usaha mikro dan kecil
di Indonesia, atas upayanya ini Indomaret dianugerahi Ippkindo Award untuk

2
kategori "Kepedulian perusahaan besar pada usaha kecil” (Copyright © 2017 -
2022 Indomaret, 2017).

1.2 Rumusan
Adapun rumusan dari analisis pemahaman dan penerapan laporan
keuangan pada perwakilan mitra Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Indomaret di sektor Kecamatan Parung ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indomaret di
Kecamatan Parung memahami laporan keuangan ?
2. Apakah para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indomaret di
Kecamatan Parung sudah menerapkan laporan keuangan ?
3. Pengelolaan laporan keuangan seperti apa yang di terapkan oleh para pelaku
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indomaret di Kecamatan Parung ?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
Adapun Tujuan dari analisis pemahaman dan penerapan laporan keuangan
pada perwakilan mitra Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indomaret di
sektor Kecamatan Parung ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui apakah para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) Indomaret di Kecamatan Parung sudah memahami tentang
laporan keuangan.
b. Untuk mengetahui apakah para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) Indomaret di Kecamatan Parung sudah menerapkan laporan
keuangan.
c. Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan laporan keuangan yang di
terapkan oleh para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Indomaret di Kecamatan Parung.
2. Manfaat
Adapun Manfaat dari analisis pemahaman dan penerapan laporan
keuangan pada perwakilan mitra Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Indomaret di sektor Kecamatan Parung ini adalah sebagai berikut :

3
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta
informasi mengenai pemahaman dan penerapan laporan keuangan, penulis
akan lebih memahami hal-hal yang berkaitan tentang Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) Indomaret yang berada di sektor Kecamatan Parung.
b. Bagi Universitas Pamulang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi
para pembaca dan rekan mahasiswa yang dapat digunakan sebagai
informasi tambahan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dibidang
keuangan mengenai pemahaman dan penerapan laporan keuangan serta
dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
c. Bagi Pelaku UMKM
Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan
masukan dan bahan pertimbangan dalam menerapkan laporan keuangan
pada usaha yang dijalani saat ini serta lebih bersemangat dalam melakukan
kegiatan wirausaha.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Manajemen Keuangan
Menurut (Suad Husnan & Enny Pudjiastuti, 2018) “Manajemen keuangan
menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan pengendalian kegiatan keuangan”.
Untuk melaksanakan manajemen keuangan perlu dipahami teori keuangan. Teori
keuangan menjelaskan mengapa suatu fenomena dibidang keuangan terjadi dan
mengapa keputusan keuangan tertentu perlu diambil dalam menghadapi persoalan
keuangan tertentu. Dengan kata lain, teori keuangan mencoba menjelaskan alasan
pengambilan keputusan dibidang keuangan. Menurut (Kariyoto, 2018)
“Manajemen keuangan merupakan integrasi dari science dan art yang
mencermati, dan menganalisa tentang upaya seorang manajer keuangan dengan
menggunakan seluruh SDM perusahaan untuk mencari funding, mengelola
funding, dan membagi funding dengan goal mampu memberikan laba bagi para
pemilik saham”. Sedangkan menurut (Wijaya, 2017)“manajemen
keuanganberkaitan dengan pengelolaan keuangan seperti anggaran, perencanaan
keuangan, kas, kredit, analisis investasi serta usaha memperoleh data”. Maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa manajemen keuangan merupakan suatu
kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan cara memperoleh dana,
menggunakan dan mangalokasikan dana, serta mengolah aset yang dimiliki untuk
pencapaian tujuan perusahaan.
Pemahaman teori keuangan tersebut bukan hanya berguna bagi mereka
yang bertanggung jawab dalam bidang keuangan dalam suatu organisasi, tetapi
juga untuk individu, bagi kita semua dalam kehidupan sehari-hari. Pemahaman
teori keuangan akan memudahkan bagi kita untuk memahami berbagai masalah
keuangan yang mungkin kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Mereka yang
melaksanakan kegiatan tersebut sering disebut sebagai manajer keuangan.
Meskipun demikian, kegiatan keuangan tidak terbatas dilakukan oleh mereka
yang menduduki jabatan seperti direktur keuangan, manajer keuangan, kepala

5
bagian keuangan, dan sebagainya. Keuangan dapat didefinisikan sebagai seni dan
ilmu mengelola uang. Keuangan juga disebut sebagai pemberian uang pada waktu
ketika dibutuhkan. Fungsi keuangan adalah pengadaan dana dan efektif
pemanfaatan di badan usaha. Konsep keuangan meliputi modal, dana, uang dan
jumlah. Pengertian manajemen keuangan mengalami perkembangan mulai dari
pengertian manajemen yang hanya mengutamakan aktivitas memperoleh dana
saja sampai yang mengutamakan aktivitas yang memperoleh dan menggunakan
dana serta pengelolaan terhadap aktiva. Secara ringkas manajemen keuangan
mengalami perkembangan dari disiplin yang deskriptif menjadi makin analitis dan
teoritis. Dari yang lebih menitikberatkan dari sudut pandang luar, menjadi
berorientasi pengambilan keputusan bagi manajemen.
Secara skematis, ilustrasi dari kegiatan-kegiatan utama manajer keuangan
digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1
Kegiatan-Kegiatan Utama Manajer Keuangan
Sumber: (Suad Husnan & Enny Pudjiastuti, 2018)
Manajer keuangan perlu memperoleh dana dari pasar keuangan atau
financial market (lihat panah 1). Pasar keuangan menunjukkan pertemuan antara
demand dan supply akan dana. Untuk pertimbangan praktis, dana tersebut kadang
dipisahkan menjadi dana jangka pendek (pasarnya disebut dengan pasar uang atau
money market) dan jangka panjang (pasarnya disebut pasar modal atau capital
market). Pasar keuangan tersebut bisa terjadi di sektor formal (dengan lembaga-
lembaganya seperti perbankan, asuransi, bursa efek, sewa guna, dan sebagainya).

6
Bisa pula di sektor informal (dengan lembaga-lembaganya seperti arisan, rentenir,
ijon, kumpulan simpan pinjam, dan sebagainya). Perusahaan-perusahaan besar
akan sering berhubungan dengan lembaga keuangan di sektor formal, sebaliknya
perusahaan kecil dan juga sektor informal akan banyak berhubungan dengan
lembaga di sektor informal. Karena kita membicarakan perusahaan pada
umumnya (yaitu organisasi dengan tujuan memperoleh laba), maka manajer
keuangan perlu ke pasar keuangan untuk mendapatkan dana dan tidak terbatas ke
pasar modal. Untuk mendapatkan dana tersebut diterbitkan aktiva finansial. Dana
yang diperoleh kemudian diinvestasikan pada berbagai aktiva perusahaan untuk
mendanai kegiatan perusahaan (lihat panah 2). Kalau kegiatan memperoleh dana
berarti bahwa perusahaan menerbitkan aktiva finansial (yaitu selembar kertas
yang mempunyai nilai pasar karena mempunyai hak untuk memperoleh
penghasilan, seperti saham dan obligasi), maka kegiatan menanamkan dana
mengakibatkan perusahaan memiliki aktiva riil (seperti tanah, mesin, persediaan,
merek dagang, paten, dan sebagainya). Dari kegiatan menanamkan dana (disebut
investasi), perusahaan mengharapkan untuk memperoleh hasil yang lebih besar
dari pengorbanannya. Dengan kata lain diharapkan memperoleh laba (anak panah
3). Laba yang diperoleh perlu diputuskan untuk dikembalikan ke pemilik dana
(pasar keuangan) yaitu panah 4a, atau diinvestasikan kembali ke perusahaan (anak
tanah 4b).
1. Fungsi Manajemen Keuangan
Fungsi manajemen keuangan menurut (Kasmir, 2019) adalah
serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam manajemen berdasarkan fungsinya
masing-masing dan mengikuti satu tahapan-tahapan tertentu dalam
pelaksanaannya serta terdiri dari tiga keputusan utama yang harus dilakukan oleh
perusahaan, diantaranya :
a. Keputusan investasi
Keputusan investasi adalah masalah bagaimana manajer keuangan
harus mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang dapat
menguntungkan di masa yang akan datang. Keuntungan dimasa depan
yang diharapkan dari investasi tersebut tidak dapat diperkirakan secara

7
pasti, Oleh karena itu investasi akan mengandung resiko atau
ketidakpastian. Keputusan investasi akan tercermin pada sisi aktiva
perusahaan. Dengan demikian akan mempengaruhi struktur kekayaan
perusahaan yaitu dengan perbandingan antara aktiva lancar dengan aktiva
tetap.
b. Keputusan pendanaan
Keputusan ini sering disebut sebagai kebijakan sktuktur modal.
Pada keputusan ini manajer keuangan akan dituntut untuk
mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber dana yang
ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan
investasi serta kegiatan usahanya.
c. Keputusan deviden
Deviden merupakan bagian dari keuntungan yang dibayarkan oleh
perusahaan kepada para pemegang saham. Oleh karena itu deviden
merupakan bagian dari penghasilan yang diharapkan oleh pemegang
saham.
Sedangkan menurut (Indriashari, 2016) menyatakan bahwa fungsi dari
manajemen keuangan adalah:
a. Pengawasan terhadap biaya
b. Penetapan atas kebijakan harga
c. Peramalan laba dimasa mendatang
d. pengukuran atau penjajakan biaya untuk modal kerja.
2. Tujuan Manajemen Keuangan
Meurut (Mulyawan, 2015) “Tujuan manajemen keuangan adalah
memaksimalkan profit/keuntungan, dan meminimalkan biaya untuk mendapatkan
pengambilan keputusan yang maksimum dalam menjalankan perusahaan ke arah
perkembangan dan perusahaan yang berjalan, dan atau memaksimalkan nilai
kekayaan para pemegang saham yang terlihat melalui perkembangan harga saham
perusahaan di pasar”. Untuk bisa mengambil keputusan-keputusan keuangan yang
benar, manajer keuangan perlu menentukan tujuan yang harus dicapai. Keputusan
yang benar adalah keputusan yang akan membantu mencapai tujuan tersebut.

8
Secara normatif keputusan keuangan adalah untuk memaksimumkan nilai
perusahaan. Apa yang dimaksud dengan nilai perusahaan ? nilai perusahaan
merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan
tersebut dijual. Memaksimumkan nilai perusahaan (harga saham) tidak identik
dengan memaksimumkan laba per lembar sahan (earnings per share, EPS). Maka
memaksimumkan nilai perusahaan juga tidak identik dengan memaksimumkan
laba, apabila laba diartikan dengan laba akuntansi (yang bisa dilihat pada laporan
laba rugi laba perusahaan). Sebaliknya memaksimumkan nilai perusahaan akan
identik dengan memaksimumkan laba dalam pengertian ekonomi. Hal ini
disebabkan karena laba ekonomi diartikan sebagai jumlah kekayaan yang bisa
dikonsumsikan tanpa membuat pemilik kekayaan tersebut menjadi lebih miskin.
Dengan demikian tujuan pengelolaan keuangan tersebut sebenarnya bisa berlaku
untuk siapa saja, bukan terbatas pada perusahaan. Individupun mungkin akan
menerapkan konsep keuangan tersebut dalam kegiatan pengaturan keuangan
mereka.

2.1.2 Laporan Keuangan


1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang menyediakan


informasi keuangansuatu perusahaan yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan didalam pengambilan keputusan ekonomi (Dewi & Ningtyas, 2017).
Sedangkan menururt (Kasmir, 2019) “laporan keuangan menggambarkan pos-pos
keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode”. Sedangkan menurut
(Ponomban et al., 2016) mengatakan bahwa “laporan keuangan merupakan
produk akhir dari serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisaran transaksi
bisnis”. Dengan adanya laporan keuangan, dapat diketahui posisi perusahaan
terkini setelah laporan keuangan tersebut dianalisis. Lengkap tidaknya penyajian
laporan keuangan tergantung dari kondisi perusahaan dan keinginan pihak
manajemen untuk menyajikannya. Disamping itu juga tergantung dari kebutuhan
dan tujuan perusahaan dalam memenuhi kepentingan pihak-pihak lainnya. Sekali
lagi dapat dikatakan bahwa dari laporan keuangan akan tergambar kondisi

9
keuangan suatu perusahaan yang dapat memudahkan manajemen dalam menilai
kinerja manajemen perusahaan. Penilaian kinerja manajemen perusahaan akan
menjadi patokan atau ukuran apakah manajemen mampu atau berhasil dalam
menjalankan kebijakan yang telah digariskan.
Maka dapat penulis simpulkan bahwa laporan keuangan pada dasarnya
adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan. Laporan keuangan ini berfungsi sebagai alat informasi yang
menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan yang
menunjukan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja keuangan.
Dalam praktiknya, laporan keuangan dalam perusahaan tidak dibuat secara
serampangan, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standar
yang berlaku. Hal ini perlu dilakukan agar laporan keuangan mudah dibaca dan
dimengerti. Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan
kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat
dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut. Hal yang
dilaporkan kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi
perusahaan terkini. Kemudian laporan keuangan juga akan menentukan langkah
apa yang harus dilakukan perusahaan sekarang dan kedepan, dengan melihat
berbagai persoalan yang ada baik kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut (Cahyani Putri et al., 2021) “tujuan laporan keuangan adalah
memberikan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas
yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
pembuatan keputusan ekonomi”. Sedangkan menurut (Isnayanti, 2020) “tujuan
laporan keuangan untuk memberikan informasi mengenai kinerja keuangan dan
kondisi keuangan suatu perusahaan sehingga menjadikan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan bagi pihak pengguna laporan keuangan”. Informasi
keuangan yang dihasilkan melalui proses akuntansi disebut laporan keuangan dan
dapat digunakan untuk tujuan umum atau khusus (Fauzi et al., 2018) .Maka dapat
penulis simpulkan bahwa tujuan laporan keuangan disusun guna memenuhi

10
kepentingan berbagai pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Dalam
praktiknya terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai, terutama bagi pemilik
usaha dan manajemen perusahaan, secara umum laporan keuangan bertujuan
untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan , laporan keuangan juga
dapat disusun secara mendadak sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara
berkala. Jadi, dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat
diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Kemudian laporan
keuangan tidak cukup hanya dibaca saja, tetapi juga harus dimengerti dan
dipahami tentang posisi keuangan perusahaan saat ini. Caranya adalah dengan
melakukan analisis keuangan melalui berbagai rasio keuangan yang biasa
dilakukan.
Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan
keuangan menurut (Kasmir, 2019) , yaitu :
a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva yang dimiliki
perusahaan saat ini.
b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal
yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode tertentu.
d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
dikeluarkan perusahaan dalam satu periode tertentu.
e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap
aktiva, pasiva dan modal perusahaan.
f. Memberikan informasi tentang kinerja managemen perusahaan dalam satu
periode.
g. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
h. Informasi keuangan lainnya.
Sedangkan menurut (Yusuf et al., 2021) Secara umum tujuan penyusunan
laporan keuangan perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Menyajikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva, kewajiban dan
modal perusahaan pada waktu tertentu.

11
b. Menyajikan informasi tentang hasil usaha dari pendapatan yang didapat
dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam satu periode.
c. Menyajikan informasi tentang perubahan perubahan yang terjadi dalam
aktiva, kewajiban dan modal suatu usaha.
d. Menyajikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam satu
periode.
Dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat
diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Kemudian laporan
keuangan tida hanya cukup sekedar dibaca saja, tetapi juga harus dimengerti dan
dipahami tentang posisi keuangan perusahaan saat ini. Caranya adalah dengan
menggunakan analisis keuangan melalui berbagai rasio keuangan yang lazim
dilakukan.
3. Sifat Laporan Keuangan
Pencatatan yang dilakukan dalam penyusunan laporan keuangan harus
dilakukan dengan kaidah-kaidah yang berlaku, demikian pula dalam hal
penyusunan laporan keuangan didasari kepada sifat-sifat laporan keuangan itu
sendiri. Segala sesuatu yang tercermin dalam laporan keuangan merupakan fakta
historis. Dengan kata lain, catatan laporan keuangan tidak dapat dilakukan dengan
sekehendak pemilik atau menejemen perusahaan tetapi harus melalui tata cara
atau prosedur yang sesuai dengan prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi.
Tujuannya tidak lain adalah agar laporan keuangan yang dibuat perusahaan dapat
memudahkan penyusunan, pemeriksaan dan keseragaman. Menurut(Kasmir,
2019) Sifat-sifat laporan keuangan yaitu :
a. Bersifat Historis
Laporan keuangan bersifat historis yang artinya bahwa laporan
keuangan dibuat dan disusun dari data masa lalu atau masa yang sudah
lewat dari masa sekarang. Misalnya laporan keuangan disusun berdasarkan
data satu, dua atau beberapa tahun kebelakang (tahun atau periode
sebelumnya).

12
b. Bersifat Menyeluruh
Laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan dan dibuat selengkap mungkin. Pembuatan atau penyusunan
yang hanya sebagian-sebagian atau tidak lengkap tidak akan memberikan
informasi yang lengkap tentang keuangan suatu perusahaan.
Jadi, segala sesuatu yang tercermin dalam laporan keuangan merupakan
fakta historis. Oleh karena itu, laporan keuangan tidak menunjukkan kondisi
keuangan perusahaan secara utuh kedepan. Artinya, ada pos-pos yang tidak
dicatat sehingga tidak tampak dalam laporan keuangan, misalnya adanya pesanan
yang tidak dapat dipenuhi atau kontrak-kontrak penjualan dan pembelian yang
telah disetujui.
4. Syarat Laporan Keuangan
Syarat laporan keuangan merupakan ciri khas membuat informasi dalam
laporan keuangan yang berguna bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan
bernilai ekonomis. Berikut syarat yang harus dipenuhi dalam membuat laporan
keuangan, yaitu:
a. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan
adalah mudahnya untuk segera dapat dipahami oleh para pemakai.
b. Relevan.
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses
pengambilan keputusan agar bermanfaat.
c. Keandalan.
Informasi memiliki kualitas yang andal dan bebas dari pengertian
menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya
sebagai penyajian yang tulus dan jujur yang seharusnya disajikan.
d. Dapat dibandingkan.
Pemakai laporan keuangan harus dapat membandingkan laporan keuangan
perusahaan antar periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan posisi
keuangan.

13
e. Mempunyai daya uji.
Laporan keuangan yang telah disusun dengan panduan konsep dasar
akuntansi dan prinsip-prinsip akuntansi yang sudah disahkan sehingga
dapat diuji kebenarannya oleh pihak lain.
f. Netral.
Laporan keuangan yang disajikan bersifat umum, objektif dan tidak
memihak pada kepentingan pemakaian tertentu.
g. Tepat waktu.
Laporan keuangan harus disajikan tepat pada waktunya saat dibutuhkan.
h. Lengkap.
Laporan keuangan yang disusun harus memenuhi syarat-syarat dan tidak
menyesatkan pembaca.
5. Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Menurut (Kasmir, 2019) “Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan
terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan laporan
keuangan tersebut.” Masing-masing laporan keuangan memiliki arti sendiri dalam
melihat kondisi keuangan perusahaan, baik secara bagian, maupun secara
keseluruhan. Namun dalam praktiknya, perusahaan dituntut untuk menyusun
beberapa jenis laporan keuangan yang sesuai dengan standar yang telah
ditentukan, terutama untuk kepentingan diri sendiri dan kepentingan orang lain.
Penyusunan laporan keuangan terkadang disesuaikan juga dengan kondisi
perubahan kebutuhan perusahaan. Artinya jika tidak ada perubahan dalam laporan
tersebut, tidak perlu dibuat sebagai contoh laporan perubahan modal atau laporan
catatan atas laporan keuangan. Atau dapat pula laporan keuangan dibuat hanya
sekedar tambahan, untuk memperkuat laporan yang sudah dibuat.
Adapun jenis-jenis laporan keuangan yang lengkap dan pada umumnya
berdasarkan urutan adalah sebagai berikut :
a. Laporan laba rugi (Income Statement)
Laporan laba rugi merupakan laporan yang sistematis tentang
pendapatan dan beban perusahaan untuk satu periode. Menurut (Wijaya,
2017)“laporan laba rugi yaitu laporan yang menggambarkan hasil operasi

14
perusahaan pada periode tertentu”. Laporan laba rugi ini pada akhirnya
memuat informasi mengenai hasil kinerja manajemen atau hasil kegiatan
operasional perusahaan, yaitu laba atau rugi bersih yang merupakan hasil
dari pendapatan dan keuntungan dikurangi dengan beban kerugian.
Laporan laba rugi juga memuat jenis-jenis pendapatan yang diperoleh
perusahaan disamping jumlahnya (nilai uangnya) dalam satu periode.
Kemudian laporan laba rugi juga melaporkan jenis-jenis biaya yang
dikeluarkan berikut jumlahnya (nilai uangnya) dalam periode yang sama.
Dari jumlah pendapatan dan jumlah biaya ini akan terdapat selisih jika
dikurangkan. Selisih jumlah pendapatan dan biaya ini kita sebut laba atau
rugi. Jika jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya maka bisa
dikatakan bahwa perusahaan dalam kondisi laba (untung). Namun jika
sebaliknya, bila pendapatan lebih kecil dari jumlah biaya maka perusahaan
tersebut dalam kondisi rugi.
Menurut (Kasmir, 2019) “laporan laba rugi merupakan laporan
yang menujukkan jumlah pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dan
biaya-biaya yang dikeluarkan dan laba rugi dalam suatu periode tertentu”.
Maka dapat penulis simpulkan bahwa laporan laba rugi adalah ringkasan
pendapatan dan biaya perusahaan selama periode tertentu diakhiri dengan
laba atau rugi pada periode tersebut. Laporan laba rugi terdiri dari
penghasilan dan biaya perusahaan pada periode tertentu, biasanya untuk
satu tahun atau setiap enam bulan atau tiga bulan.
b. Laporan Ekuitas Pemilik (statement of owner’s equity)
Menurut (Wijaya, 2017)“Laporan ekuitas pemilik adalah sebuah
laporan yang menggambarkan rincian dari posisi ekuitas perusahaan dari
satu peride ke periode lain”. Menurut (Kasmir, 2013) “laporan perubahan
modal menggambarkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat ini”.
Kemudian, laporan ini juga menunjukkan perubahan modal serta sebab-
sebab berubahnya modal. Maka dari itu laporan perubahan ekuitas dapat
diartikan sebagai laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan
informasi mengenai perubahan ekuitas perusahaan akibat operasi

15
perusahaan dan transaksi dengan pemilik pada suatu periode akuntansi
tertentu.
c. Neraca (balance sheet)
Menurut (Sunanto & Annisa Nurjannah, 2021) “neraca terdiri dari
informasi yang menyajikan tentang asset. liabilitas dan ekuitas pada akhir
periode pelaporan. Informasi yang disajikan dalam neraca mencakup pos-
pos kas dan setara kas, piutang, persediaan, asset tetap, utang usaha, utang
bank, dan ekuitas”. Neraca merupakan salah satu laporan keuangan yang
terpenting bagi perusahaan dan merupakan sebuah laporan keuangan yang
sistematis tentang posisi asset, kewajiban dan ekuitas perusahaan pada saat
tertentu. Maksudnya, neraca dibuat dalam waktu tertentu setiap saat
dibutuhkan namun biasanya neraca dibuat saat akhir tahun atau kuartal.
Neraca menunjukkan posisi kekayaan perusahaan, kewajiban keuangan,
dan modal sendiri perusahaan pada waktu tertentu. Kekayaan disajikan
pada sisi aktiva, sedangkan kewajiban dan modal sendiri pada sisi pasiva.
Tujuan dari pembuatan neraca ini adalah untuk menggambarkan posisi
keuangan perusahaan agar mengetahui kondisi (jumlah dan jenis) harta,
utang dan modal perusahaan. Neraca adalah ringkasan posisi keuangan
perusahaan pada tanggal tertentu yang menunjukkan total aktiva dengan
total kewajiban ditambah total ekuitas pemilik (Kasmir, 2019).
d. Laporan arus kas (statement of cash flow)
Menurut (Wijaya, 2017) “ yaitu laporan yang menggambarkan kas
masuk dan keluar dalam periode tertentu”. Laporan arus kas menurut
(Kasmir, 2019) “Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan
arus kas masuk dan arus kas keluar diperusahaan”. Maka dapat
disimpulkan bahwa laporan arus kas Merupakan sebuah laporan yang
menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar secara terperinci dari
masing-masing aktivitas. Laporan arus kas menunjukan besarnya
kenaikan/penurunan bersih kas dari seluruh aktivitas selama periode
berjalan serta saldo kas yang dimiliki perusahaan sampai akhir periode.
Arus kas masuk merupakan pendapatan atau pinjaman dari pihak lain,

16
sedangkan arus kas keluar merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan
perusahaan. Baik arus kas masuk maupun arus kas keluar dibuat untuk
periode tertentu.
e. Catatan atas laporan keuangan
Menurut (Kasmir, 2019)“laporan catatan atas laporan keuangan
merupakan laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan keuangan yang
disajikan”. Laporan ini memberikan sebuah informasi maupun catatan
tambahan yang ditambahkan untuk memberi penjelasan kepada pembaca
atas laporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas sebab dan
penyebabnya. Catatan atas laporan keuangan memberikan bantuan
penjelasan perhitungan item tertentu dalam laporan keuangan dari berbagai
pos dan infiomasi tentang berbagai pos yang tidak memenuhi kriteria
pengakuan dalam laporan keuangan.
6. Indikator Pemahaman Laporan Keuangan
Pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga kategori. Tingkat terendah
adalah pemahaman terjemahan, tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, dan
pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi
(Pulungan & Suwita, 2020). Sehingga pemahaman laporan keuangan berarti
kemampuan untuk mengukur, mengklasifikasikan (membedakan), dan
mengikhtisarkan (menyajikan) unsur- unsur laporan keuangan serta untuk
menemukan jenis kekeliruan, ketelitian dalam identifikasi butir informasi,
identifikasi kekeliruan yang tidak lazim, dan penggunaan intuisi. Adapun
indikator pemahaman laporan keuangan menurut (Yanto, 2016) adalah:

a. Tingkat Pemahaman terhadap komponen laporan keuangan.


b. Tingkat Pemahaman terhadap pengakuan unsur-unsur dalam laporan
keuangan.
7. Indikator Penerapan Laporan Keuangan
Adapun indikator dari penerapan laporan keuangan menurut (Alamsyah,
2021) adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui perubahan posisi keuangan perusahaan pada periode
tertentu.

17
b. Untuk menilai kinerja manajemen pada tahun berjalan
c. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan apa saja yang dimiliki
perusahaan.

2.1.3 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)


1. Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki definisi yang


berbeda pada setiap literatur menurut beberapa instansi atau lembaga bahkan
undang-undang (Sarfiah et al., 2019). Sesuai dengan Undang-Undang nomor 20
tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), UMKM
didefinisikan sebagai berikut:

a. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah
atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang ini.
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, ataupun
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil
atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan sebagaimana diatur dalam Undangundang ini.

Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2008 Usaha Mikro adalah badan


usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha serta memiliki kekayaan bersih
paling banyak Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp

18
300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah). Kriteria usaha kecil adalah memiliki
kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp 500.000.000,- (lima ratus juta) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp
300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah). Kriteria usaha menengah
yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,-(lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan
tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,-(lima puluh milyar rupiah).

Peran besar UMKM dalam pengembangan ekonomi di Indonesia


dikarenakan UMKM menyerap cukup banyak sumber daya serta kontribusinya
yang besar dalam penciptaan kesempatan kerja yang bila dieksploitasi secara
proposional akan dapat memberikan banyak efek dalam mendorong
perkembangan wilayah di Indonesia khususnya di daerah pedesaan dan bagi
rumah tangga pedesaan. Namun demikian, untuk menjadikan UMKM sebagai
sektor dengan keunggulan daya saing perlu dipahami mengenai keterbatasan
UMKM yang diantaranya tentang pemahaman dan penerapan pada laporan
keuangan atas pendapatan dan pengeluaran setiap harinya.
2.1 Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini ialah menggunakan
penelitian kualitatif deskriptif. Pada penelitian ini, peneliti berfokus dengan
pemahaman serta penerapan terhadap laporan keuangan dalam kegiatan transaksi
yang dijalankan oleh mitra UMKM Indomaret guna untuk mengetahui rencana
bisnis sudah berjalan dengan baik atau belum. Penyusunan laporan keuangan yang
dikatakan sebagai hasil dari proses akuntansi dapat digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak
yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan yang menyajikan
posisi keuangan dan kinerja keuangan (Utomo et al., 2019). Di dalam penelitian

19
ini tidak dilakukan manipulasi data, hanya peneliti menggambarkan suatu data apa
adanya sesuai dengan data dan hasil yang di dapat (Ayem & Wahidah, 2021). Maka
dari itu untuk menganalisis suatu penelitian, ada tiga metode yang sering
digunakan untuk melakukan sebuah penelitian yang dapat ditunjukan pada gambar
berikut:

Gambar 2.2
Macam-Macam Metode Penelitian
Sumber: (Sugiyono, 2016)

Penelitian survei pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu


generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Fokus penelitian adalah untuk
mengetahui bagaimana Persepsi atau pandangan para pelaku usaha umkm
Indomaret. Persepsi yang dimaksud adalah pandangan atau pendapat para pelaku
UMKM Indomaret dikaitkan dengan pengetahuan akuntansi yang digunakan
untuk pengelolaan usahanya, pengetahuan akuntansi untuk menyusun laporan
keuangan, dan bagaimana bentuk laporan yang dibuat oleh para pelaku usaha
tersebut.

20
Gambar 2.3
Langkah-Langkah Penelitian Kuantitatif: Survei
Sumber: (Sugiyono, 2016)

2.2.1 Populasi
Menurut (Sugiyono, 2017) “populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Berdasarkan pada tempat penelitian yang telah ditetapkan, maka
populasi yang dijadikan objek dalam penelitian ini yaitu keseluruhan pelaku
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indomaret di Sektor Kecamatan Parung
yang berjumlah 12 orang.
2.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Melihat jumlah populasi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Indomaret di Sektor Kecamatan Parung yang berjumlah 12 orang, maka dalam
menentukan jumlah sampel pada penelitian ini adalah menggunakan teknik
sampling jenuh. Hal ini mengacu pada pendapat (Sugiyono, 2017) “pengertian
dari sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

21
dijadikan sampel”, hal ini dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang
dari 30.
2.2.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa
macam metode pengumpulan data dan disesuaikan dengan masalah yang akan
diteliti. Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Data Primer

Menurut (Sugiyono, 2017) “data primer adalah sumber data yang


langsung memberikan data kepada pengumpul data”. Metode pengumpulan data
primer antara lain :

a. Observasi
Observasi menurut (Sugiyono, 2017) “sebagai teknik pengumpul data
mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu
wawancara dan kuesioner maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga
objek-objek alam lain”. Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan langsung
pada mitra Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Sektor Kecamatan Parung
dimana pengamatan terbatas pada pokok permasalahan sehingga perhatian lebih
fokus pada data (riil) dan relevan.
b. Wawancara

Menurut (Sugiyono, 2017) “wawancara digunakan sebagai teknik


pengumpulan data apabila ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-
hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil”.
Dalam teknik ini penulis melakukan wawancara dengan menanyakan tanya jawab
secara langsung kepada pihak yang berhubungan langsung dengan masalah yang
sedang diteliti yaitu mitra Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Sektor
Kecamatan Parung, sehingga mendapatkan informasi dan jawaban yang lebih
mendalam lagi secara lisan.

22
c. Kuesioner

Kuesioner adalah suatu instrumen pengumpulan data yang digunakan


untuk mengumpulkan data dalam jumlah yang besar (Pranatawijaya et al., 2019).
Menurut (Sugiyono, 2016) “Keusioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya ". Maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner
adalah sejumlah pernyataan atau pertanyaan yang diajukan kepada responden
secara tertulis, selanjutnya daftar pertanyaan ditujukan terutama yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini kuesioner yang dibuat berupa
pernyataan dengan jawaban mengacu pada skala likert.

2. Data Sekunder

Menurut (Sugiyono, 2017) “data sekunder merupakan data yang tidak


langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain
atau dokumen”. Metode pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini antara
lain:

a. Studi Kepustakaan

Diperoleh melalui literatur-literatur yang digunakan sebagai bahan


referensi untuk menyusun kajian pustaka atau teori-teori penelitian.

b. Buku

Diperoleh dari buku yang digunakan sesuai dengan kebutuhan peneliti bisa
juga melalui jurnal atau laporan.

2.2.4 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini dalam pembobotan data menggunakan skala


pengukuran. Menurut pendapat (Sugiyono, 2017) bahwa “skala pengukuran
merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang
pendeknya interval yang ada dalam alat ukur sehingga bila digunakan akan
menghasilkan data kuantitatif”. Adapun skala pengukuran yang digunakan dalam

23
penelitian ini adalah skala Likert. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk
mengukur presepsi, sikap atau pendapat seseorang atau kelompok mengenai
sebuah peristiwa atau fenomena sosial (Pranatawijaya et al., 2019). Dengan skala
Likert maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Nilai
variabel dengan instrument tertentu. dapat dinyatakan dalam bentuk angka
sehingga efisien dan komunikatif. Jawaban setiap item instrumen yang
menggunakan skala Likert mempunyai gradasi berupa angka-angka sebagai
berikut:

Tabel 2.1
Skala Likert

No. Keterangan Bobot


1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Kurang Setuju 3
4 Tidak Setuju 2
5 Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: (Sugiyono, 2017)

Untuk menentukan rentang skala dari variabel, setiap variabel yang diukur
dapat ditetapkan interval untuk memberikan interpretasi, yaitu:

Tabel 2.2
Kriteria Rentang Skala

Kriteria atau Interpretasi Kategori Skala Interval


Sangat tidak setuju atau sangat tidak baik 1,00 – 1,79
Tidak setuju atau tidak baik 1,80 – 2,59
Kurang setuju atau kurang baik 2,60 – 3,39
Setuju atau baik 3,40 – 4,19
Sangat setuju atau dangat baik 4,20 – 5,00
Sumber : (Sugiyono, 2017)

24
Pengelolaan data merupakan kegiatan yang mencakup keseluruhan proses
penulisan. Dengan pengolahan data dapat diketahui makna dari data yang berhasil
dikumpulkan untuk mengetahui bagaimana pemahaman dan penerapan laporan
keuangan yang diterapkan oleh perwakilan mitra Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) Indomaret di Sektor Kecamatan Parung .

2.2.5 Statistik Deskriptif

Menurut (Sugiyono, 2017) “statistik deskirptif adalah statistik yang


digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

25
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1 Objek Analisis


Objek analisis yang digunakan dalam penyusunan makalah komprehensif
ini adalah mitra Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang terdapat pada gerai
PT Indomarco Prismatama atau yang biasa kita sebut sebagai Indomaret . Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM) sendiri merupakan pilar terpenting dalam
perekonomian Indonesia. Selaras dengan misi pemerintah dalam mengembangkan
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Indomaret mendukung para pelaku
usaha lokal untuk berwirausaha bersama Indomaret dengan menyewakan ruang
usaha/counter serta menyediakan sarana pendukung lainnya.

Gambar 3.1
Mitra Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indomaret
Dimsum Abuba dan My Fried Chicken Pada Cabang Yapia

Sumber: Mitra UMKM Indomaret Cabang Yapia Kecamatan Parung.

Pada Indomaret Cabang Yapia Parung terdapat 2 pelaku mitra UMKM


yang menjalankan usahanya, diantaranya yaitu:

26
a. Mitra UMKM Dimsum Abuba, menyediakan berbagai varian dimsum siap
makan yaitu someked beef, jamur, udang serta wortel. Dijual dengan harga
satu porsi (4pcs) Rp. 10.000,-
b. Mitra UMKM My Fried Chicken yang menyediakan berbagai jenis olahan
ayam goreng tepung diantaranya fried chicken original dan chicken geprek.

Gambar 3.2
Mitra Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indomaret
Tahu Sumedang, Kedai Sosis Bakar, Siomay Mang Rony dan Fried Chicken
Yang Terdapat Pada Cabang Ciseeng
Sumber: Mitra UMKM Indomaret Cabang Ciseeng Kecamatan Parung.

Pada Indomaret Cabang ciseeng terdapat 4 pelaku mitra UMKM yang


menjalankan usahanya, diantaranya yaitu:
a. Mitra UMKM Gorengan Tahu Sumedang, dimana mitra UMKM ini menjual
berbagai aneka gorengan yaitu tahu sumedang, bakwan, cireng, tempe, risol,
tahu isi pedas.
b. Mitra UMKM Kedai Sosis Bakar yang menyediakan beberapa menu bakaran
seperti sosis, bakso, otak-otak, dan sebagainya.
c. Mitra UMKM Siomay Mang Rony menyediakan siomay siap santap.
d. Mitra UMKM Fried Chicken yang menyediakan olahan ayam goreng tepung
crispy.

27
Gambar 3.3
Mitra Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indomaret
Ayam Geprek X Yasaka dan Es Kopi Anteng Pada Cabang H. Mawi
Sumber: Mitra UMKM Indomaret Cabang H. Mawi Kecamatan Parung.

Pada Indomaret Cabang H. Mawi terdapat 2 pelaku mitra UMKM yang


menjalankan usahanya, diantaranya yaitu:
a. Mitra UMKM Ayam Geprek X Yasaka yang menyediakan olahan ayam goreng
tepung serta menu lain seperti sosis crispy, nugget ayam, french fries atau
kentang goreng, dan ayam geprek.
b. Mitra UMKM Es Kopi Anteng menyediakan berbagai minuman olahan kopi
yang segar dengan berbagai topping yang beragam dalam berbagai ukuran.

Gambar 3.4
Mitra Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indomaret
Cappucino Regina Pada Cabang Raya Bojong Sempu
Sumber: Mitra UMKM Indomaret Cabang Raya Bojong Sempu Kecamatan Parung.

28
Pada Indomaret Cabang Raya Bojong Sempu diatas terdapat 1 pelaku
mitra UMKM yang menjalankan usahanya yaitu Cappucino Regina yang
menyediakan berbagai minuman segar aneka rasa khususnya cappucino cincau
dengan beragam topping pilihan menarik.

Gambar 3.5
Mitra Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indomaret
Talas Kukus Bg. Midun Pada Cabang Mawi Parung
Sumber: Mitra UMKM Indomaret Cabang Mawi Parung Kecamatan Parung.

Pada Indomaret Cabang H. Mawi Parung terdapat 1 pelaku mitra UMKM


yang menjalankan usahanya yaitu Talas Kukus Bang Midun yang menyediakan
berbagai menu diantaranya Gandasturi, Tape Goreng, Pisang Pasir dan tentu menu
utama nya yaitu Talas Kukus sebagai makanan khas Bogor.

3.2 Hasil Analisis


3.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
1. Analisis Statistik Deskriptif Pemahaman Laporan Keuangan
Dalam memberikan gambaran terhadap hasil penelitian, maka ditentukan
kategori penilaian berdasarkan skor nilai yang diperoleh dari kuesioner, setiap
item pertanyaan yang diberikan penulis dan kemudian dijawab oleh para
responden menggunakan skala likert dengan statistik deskriptif. Maka dari itu

29
penulis menyimpulkan tanggapan responden terhadap pemahaman laporan
keuangan adalah sebagai berikut :

SS S KS TS STS

18%
21%

14%

28%

19%

Grafik 3.1
Statistik Deskriptif Pemahaman Laporan Keuangan
Sumber: Olah data SPSS 26
Dari 12 orang responden didapatkan jawaban sebanyak 18% menyatakan
“Sangat Setuju” dalam memahami laporan keuangan dan jawaban “Setuju”
terhadap memahami laporan keuangan berjumlah 14%, sedangkan jawaban
“Kurang Setuju” terhadap pemahaman laporan keuangan sebanyak 19%,
selanjutnya jawaban “Tidak Setuju” terhadap pemahaman laporan keuangan
sebanyak 28% dan banyaknya jawaban “Sangat Tidak Setuju” terhadap
pemahaman laporan keuangan yaitu 21%.
2. Analisis Statistik Deskriptif Penerapan Laporan Keuangan

Dalam memberikan gambaran terhadap hasil penelitian, maka ditentukan


kategori penilaian berdasarkan skor nilai yang diperoleh dari kuesioner, setiap
item pertanyaan yang diberikan penulis dan kemudian dijawab oleh para
responden menggunakan skala likert dengan statistik deskriptif. Maka dari itu

30
penulis menyimpulkan tanggapan responden terhadap penerapan laporan
keuangan adalah sebagai berikut :

SS S KS TS STS

19%
24%

14%

23%

20%

Grafik 3.2
Statistik Deskriptif Penerapan Laporan Keuangan
Sumber: Olah data SPSS 26

Dari 12 orang responden didapatkan jawaban sebanyak 19% menyatakan


“Sangat Setuju” dalam penerapan laporan keuangan dan jawaban “Setuju”
terhadap penerapan laporan keuangan berjumlah 14%, sedangkan jawaban
“Kurang Setuju” terhadap penerapan laporan keuangan sebanyak 20%,
selanjutnya jawaban “Tidak Setuju” terhadap penerapan laporan keuangan
sebanyak 23% dan banyaknya jawaban “Sangat Tidak Setuju” pada penerapan
laporan keuangan yaitu 24%.
3.3 Pembahasan
Dari hasil analisis deskriptif diatas melalui skor yang telah dihitung dalam
pengisian kuesioner menggunakan skala likert terhadap mitra Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) Indomaret di sektor kecamatan parung dapat disimpulkan
bahwa para pelaku UMKM dikarenakan kurangnya edukasi terhadap mitra

31
UMKM Indomaret terhadap pemahaman laporan keuangan maka sebagian besar
mitra UMKM tidak memahami maksud dari laporan keuangan.

Selanjutnya mengenai hasil analisis deskriptif terhadap penerapan laporan


keuangan dapat disimpulkan bahwa para pelaku UMKM belum menerapkan
pencatatan laporan keuangan secara maksimal dan masih menggunakan metode
pencatatan transaksi keuangan dengan cara manual. Mitra UMKM sebagai
responden masih belum mengetahui bagaimana cara menuliskan laporan
keuangan sesuai dengan prosedur yang benar dikarenakan kurangnya informasi
keuangan dalam pengembangan UMKM. Berikut ini merupakan pencatatan
laporan keuangan yang dilakukan oleh mitra UMKM Indomaret di Sektor
Kecamatan Parung:

Gambar 3.6
Pencatatan Laporan Keuangan Kedai Sosis Bakar
Mitra UMKM Indomaret Cabang Ciseeng
Sumber: catatan laporan keuangan mitra UMKM Indomaret Jl. Raya Ciseeng Kec. Parung

32
Gambar 3.7
Pencatatan Laporan Keuangan Siomay Mang Rony
Mitra UMKM Indomaret Cabang Ciseeng
Sumber: catatan laporan keuangan mitra UMKM Indomaret cabang Jl. Raya Ciseeng Kec. Parung

Gambar 3.8
Pencatatan Laporan Keuangan Mitra Fried Chicken
UMKM Indomaret Cabang Ciseeng
Sumber: catatan laporan keuangan mitra UMKM Indomaret cabang Jl. Raya Ciseeng Kec. Parung

33
Gambar 3.9
Pencatatan Laporan Keuangan Warung Batagor Dua Putra
Mitra UMKM Indomaret Cabang H. Mawi
Sumber: catatan laporan keuangan mitra UMKM Indomaret cabang H. Mawi Parung Kec. Parung

Gambar 3.10
Pencatatan Laporan Keuangan Dimsum Abuba
Mitra UMKM Indomaret Cabang Yapia Parung
Sumber: catatan laporan keuangan mitra UMKM Indomaret cabang Yapia Parung Kec. Parung

34
Gambar 3.11
Pencatatan Laporan Keuangan Siomay Ikan Khas Bandung
Mitra UMKM Indomaret Cabang Bojong Sempu
Sumber: catatan laporan keuangan mitra UMKM Indomaret Raya Bojong Sempu Kec. Parung

Berdasarkan beberapa gambar pencatatan laporan keuangan yang


dilakukan mitra UMKM Indomaret diatas, format penulisan laporan keuangan
yang tepat terdapat pada gambar 3.4 dan gambar 3.6 karena dilakukan
menggunakan buku kas yang sudah terdapat beberapa kolom penerimaan dan juga
pengeluaran tunai ataupun kredit bisa dicatat secara rinci dan detail. Berbanding
terbalik dengan yang ditampilkan pada gambar 3.3, gambar 3.5, gambar 3.5 dan
gambar 3.8 yang dibuat menggunakan buku tulis biasa bahkan ada yang
menggunakan kertas HVS sebagai media tempat mencatat dan tidak dituliskan
secara teratur.

Dari penuturan diatas maka dapat dikatakan bahwa pencatatan yang


dilakukan oleh mitra UMKM Indomaret belum sesuai dengan aturan dan kaidah-
kaidah yang berlaku. Maka dari itu sangat perlu untuk memberikan pengetahuan
serta edukasi kepada para mitra UMKM Indomaret agar dapat melakukan
penerapan laporan keuangan karena sejatinya kepentingan terhadap hasil laporan
keuangan yang dibuat adalah untuk melihat perkembangan dan kemajuan
perusahaan dalam suatu periode. Karena alasan pembuatan laporan keuangan
menurut (Kasmir, 2019) “karena pemilik dan manajemen harus mengetahui
berapa uang yang keluar dan masuk ke perusahaan dalam suatu periode tertentu.

35
Uang yang keluar juga harus dirinci penggunaannya serta masing-masing
jumlahnya. Demikian pula jenis pendapatan yang diperolehnya”.

Analisis pos-pos neraca akan memberikan gambaran tentang posisi


keuangan perusahaan, sementara analisis terhadap laporan laba rugi akan
mendeskripsikan hasil atau perkembangan usaha perusahaan (Orniati et al., 2009).
Dalam penyusunan neraca, perusahaan dapat menggunakan beberapa bentuk
sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya. Disamping itu, bentuk neraca yang
dipilih sesuai dengan aturan dan kelaziman yang berlaku. Artinya penyusunan
neraca didasarkan kepada bentuk yang telah distandarisasi, terutama untuk tujuan
pihak diluar perusahaan. Menurut (Yanti & Nurhidayah, 2020) “laporan neraca
merupakan laporan yang dibuat untuk memberikan informasi mengenai kondisi
keuangan yang ada didalam perusahaan”. Berikut merupakan contoh pembuatan
neraca menurut (Kamir, 2019):

Tabel 3.1
Neraca Keuangan
AKTIVA PASIVA
Aktiva Lancar Utang Lancar
Kas Rp xx Utang Dagang Rp xx
Piutang Dagang Rp xx Utang Bank Jatuh Tempo Rp xx
Perlengkapan
Dagang Rp xx Jumlah Rp xx
Jumlah Rp xx
Utang Jangka Panjang
Pinjaman Bank Rp xx
Aktiva Tetap
Tanah Rp xx Ekuitas
Bangunan Rp xx Modal Setor Rp xx
Peralatan Rp xx Laba Ditahan Rp xx
Jumlah Rp xx Jumlah Rp xx

Total Aktiva Rp xx Total Pasiva Rp xx


Sumber: (Kasmir, 2019)

Jenis laporan keuangan lainnya selain neraca adalah laporan laba rugi.
Menurut (Faurillie & Oktari, 2018) “laporan laba rugi memasukkan semua pos

36
penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode”. Maka dari itu
pembuatan laporan keuangan dibuat sesuai dengan kaidah keuangan yang berlaku
agar mampu menunjukkan kondisi dan posisi keuangan yang sesungguhnya.
Sedangkan menurut (Kasmir, 2019) “laporan laba rugi merupakan laporan yang
menjukkan jumlah pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya
yang dikeluarkan dan laba rugi dalam suatu periode tertentu”. Laporan laba rugi
terdiri dari penghasilan dan biaya perusahaan pada periode tertentu, biasanya
untuk satu tahun atau setiap enam bulan atau tiga bulan. Berikut ini merupakan
contoh laporan laba rugi menurut (Kasmir, 2019):

Tabel 3.2
Laporan Laba Rugi
Komponen Jumlah
Total Penjualan Rp xx
Harga Pokok Penjualan Rp xx
Laba Kotor Rp xx
Biaya Operasi
Biaya Umum dan Administrasi Rp xx
Biaya Penjualan Rp xx
Biaya Lainnya Rp xx
Total Biaya Operasi Rp xx
Laba Kotor Operasi Rp xx
Penyusutan Rp xx
Pendapatan Bersih Operasi Rp xx
Pendapatan Lainnya Rp xx
EBIT Rp xx
Biaya Bunga
Bunga Bank Rp xx
Bunga Obligasi Rp xx
Total Biaya Bunga Rp xx
EBT Rp xx
Pajak Rp xx
EAIT Rp xx

Earning per share

Sumber: (Kasmir, 2019)

37
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan oleh peneliti terhadap Analisis
Pemahaman dan Penerapan Laporan keuangan Terhadap Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) Indomaret di Sektor Kecamatan Parung didapatkan beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebagian besar dari perwakilan mitra UMKM Indomaret belum begitu
mengetahui dan memahami tentang laporan keuangan, karena sejatinya
pencatatan pemasukkan dan pengeluaran itu sangat penting untuk berjalannya
usaha tersebut. Selain pencatatan keuangan yang tidak detail, para perwakilan
mitra UMKM indomaret tersebut tidak selalu mencatat pemasukkan di
pembukuannya.
2. Para responden yaitu perwakilan mitra UMKM indomaret di sektor
kecamatan parung menyadari akan pentingnya pemahaman dan penerapan
terkait laporan keuangan, namun karena keterbatasan pengetahuan akuntansi
para pengusaha UMKM sehingga tidak mempraktekkan proses akuntansi
yang memadai. Tidak optimalnya penyelenggaraan praktik akuntansi dan
pemanfaatan informasi akuntansi pada UMKM selama ini bukanlah semata-
mata merupakan kesalahan ataupun kekurangan para pelaku UMKM, tetapi
juga dikarenakan belum optimalnya peran serta pemerintah dan dunia
akademis dalam mendorong dan memfasilitasi praktik akuntansi di UMKM.
Karena melalui pembukuan pemilik UMKM dapat melihat kondisi dan
perkembangan bisnis termasuk keuntungan dan kerugian perusahaan, maka
pembukuan dapat dijadikan patokan dalam merancang strategi bisnis untuk
kedepannya.
3. Pengelolaan laporan keuangan yang dilakukan oleh responden atau
perwakilan mitra UMKM indomaret di sektor Kecamatan Parung hanya
sebatas pembukuan manual atau sederhana dan seadanya yang dirasa belum
dapat menerima manfaat dari pencatatan laporan keuangan itu sendiri,

38
pembukuan secara manual juga sangat memungkinkan hilang dan rusaknya
data serta penumpukan kertas yang terjadi lambat laun akan memakan ruang
lalu harus mengatur kembali pembukuan . Berada di era digital saat ini sangat
memungkinkan melakukan pembukuan digital karena selain mudah
digunakan, kesalahan dalam memasukan data pun dapat diminimalisasi serta
tidak khawatir hilang dan dapat dilacak kembali.

4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka penulis
mengajukan beberapa saran yang dapat bermanfaat bagi objek penelitian adalah
sebagai berikut :

1. Untuk Para Pelaku UMKM Indomaret di Sektor Kecamatan Parung perlu


meningkatkan pengetahuan mengenai laporan keuangan dan perlu
meningkatkan keteraturan dalam pengelolaan keuangan usaha. Karena dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa perwakilan Mitra UMKM Indomaret di
Sektor Kecamatan parung belum begitu memahami apa itu laporan keuangan
dan bagaimana cara menerapkannya.
2. Dikarenakan para pelaku UMKM Indomaret di sektor Kecamatan Parung
merasa kesulitan dalam mempelajari mengenai pemahaman dan penerapan
laporan keuangan, Maka perlunya bantuan dari beberapa pihak diantaranya
pemerintah dan akademis serta perlu ada fasilitas dan komunikasi yang baik
dengan pembina UMKM berkaitan hal tersebut untuk melalakukan pelatihan
guna meningkatkan keterampilan atau kualitas dan profesionalisme UMKM
khususnya dibidang manajemen keuangan dalam mengelola usaha agar dapat
mencapai hasil yang maksimal.

39
DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, S. (2021). Laporan Akuntansi Keuangan Bank Syariah. Penerbit Insania.


Ayem, S., & Wahidah, U. (2021). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan
UMKM Di Kota Yogyakarta. JEMMA (Journal of Economic, Management and
Accounting), 4(1), 1.
Cahyani Putri, W., Anggraini, A., & Hanah, S. (2021). 15) MENCIPTAKAN UMKM HANDAL
MELALUI TERTIB LAPORAN KEUANGAN. Jurnal ABDIMAS, 2(3), 108.
https://www.ekon.go.id/publikasi/deta
Copyright © 2017 - 2022 Indomaret. (2017). Peduli pada Usaha Kecil Indomaret Dianugerahi
Ippkindo Award. Indomaret. https://indomaret.co.id/peduli-pada-usaha-kecil-indomaret-
dianugerahi-ippkindo-award.
Copyright © 2017 - 2022 Indomaret. (2022, March 9). Sejarah & Filosofi Perusahaan.
Idomaret.Co.Id. https://indomaret.co.id/home/index/sejarah-visi
Dewi, J., & Ningtyas, A. (2017). Penyusunan Laporan Keuangan UMKM Berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah (SAK-EMKM) (Study Kasus
Di UMKM Bintang Malam Pekalongan). Riset & Jurnal Akuntansi, 2(1).
Faurillie, A., & Oktari, A. (2018). IMPLEMENTASI LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN UNTUK ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS
PUBLIK (SAK-ETAP) PADA CV TUGU INDAH.
Fauzi, R., Pramiudi, U., Moermahadi, D., & Djanegara, S. (2018). Penerapan SAK ETAP Dalam
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. JIAKES (Jurnal Ilmiah Akuntansi
Kesatuan), 6(3), 217–226.
Humaira, I. (2018). THE INFLUENCE OF FINANCIAL KNOWLEDGE, FINANCIAL
ATTITUDE, AND PERSONALITY TOWARDS FINANCIAL MANAGEMENT
BEHAVIOR ON SMALL MEDIUM ENTERPRISES AT BATIK CRAFT OF BANTUL
REGENCY. JURNAL NOMINAL, 7(1).
Indriashari, R. (2016). Peranan dan Fungsi Manajemen Keuangan Terhadap Perusahaan. 92–
106.
Isnayanti, R. (2020). PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA MIKRO
KECIL DAN MENENGAH BERBASIS SAK EMKM (studi Kasus UMKM Galery Stand
Fasya).
Kariyoto. (2018). Manajemen Keuangan Konsep & Implementasi (Vol. 1). UB Press.
Kasmir. (2019). Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers.
Mulyawan, S. (2015). Manajemen Keuangan. Pustaka Setia.

40
Orniati, Y., Orang, N., & Tahun, J. E. B. |. (2009). Laporan Keuangan sebagai Alat untuk
Menilai Kinerja Keuangan.
Ponomban, Y., Saerang, D., Analisis Penerapan Laporan, Aw., Ponomban, Y. C., E Saerang, D.
P., Wangkar, A., & Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi, F. (2016). ANALISIS
PENERAPAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SAK-ETAP PADA CV. BAHU
BAHTERA INDAH MANADO. 4(3), 622–630.
Pranatawijaya, V. H., Widiatry, W., Priskila, R., & Putra, P. B. A. A. (2019). Penerapan Skala
Likert dan Skala Dikotomi Pada Kuesioner Online. Jurnal Sains Dan Informatika, 5(2),
128–137. https://doi.org/10.34128/jsi.v5i2.185
Pulungan, L. A., & Suwita, T. (2020). Analisis Pemahaman dan Kesiapam Pengelola UMKM
Dalam Implementasi Laporan Keuangan Berbasis SAK-EMKM (Studi Empiris pada
UMKM di Kota Medan). Jurnal Pembangunan Perkotaan, 8(1).
http://ejpp.balitbang.pemkomedan.go.id/index.php/JPP
Santiago, M. D., & Estiningrum, S. D. (2021). Persepsi dan Pemahaman Pelaku Usaha Terhadap
Pentingnya Laporan Keuangan pada UMKM. Ekuitas: Jurnal Pendidikan Ekonomi, 9(1),
199.
Sarfiah, S., Atmaja, H., & Verawati, D. (2019). UMKM Sebagai Pilar Membangun Ekonomi
Bangsa. Jurnal REP (Riset Ekonomi Pembangunan), 4(2), 1–189.
https://doi.org/10.31002/rep.v4i2.1952
Setyaningrum, F., & Yunista, M. (2018). Strategi Laporan Keuangan Pada Usaha Mikro Kecil
dan Menengah. Jurnal OPTIMA, 2(2).
Subur, R. (2018). Persepsi manajer terhadap pengukuran kinerja berbasis human resource
scorecard. Jurnal Manajemen, 094-118. Doi:10.32832/jm-uika.v9i2.1524.
Suad Husnan, & Enny Pudjiastuti. (2018). DASAR-DASAR MANAJEMEN KEUANGAN (7th
ed.). UPP STIM YKPN.
Sugiyono. (2016). Skripsi, Tesis, dan Disertasi. ALFABETA.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. ALFABETA.
Sunanto, & Annisa Nurjannah, L. (2021). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman
Pelaku UMKM Dalam Menyusun Laporan Keuangan Di Kabupaten Musi Banyuasin.
Jurnal Akuntanika, 7(2).
Utomo, L. P., Pgri, S., & Jombang, D. (2019). Evaluasi Penerapan Laporan Keuangan
Berdasarkan SAK EMKM Pada Usaha Mikro Kecil Menengah. 2(1).
Wijaya, D. (2017). MANAJEMEN KEUANGAN KONSEP & PENERAPANNYA. KOMPAS
GRAMEDIA.

41
Yanti, A., & Nurhidayah, F. (2020). Pentingnya Pemahaman Akuntansi Sederhana Sebagai
Solusi Untuk Menyusun Laporan Keuangan (Studi kasus pada UD Rian Arianto Farm).
JURNAL AKUNTANSI, 9(2). http://ejournal.stiemj.ac.id/index.php/akuntansi186
Yanto. (2016). Analisis Tingkat Pemahaman Laporan Keuangan dan Umur Perusahaan Untuk
Pengambilan Keputusan Pada Baitul Maal Wat Tamwil Se Kabupaten Jepara. Jurnal
Dinamika Ekonomi & Bisnis, 13(2).
Yusuf, R., Hernawati, E., & Hadiaty, F. (2021). Pencatatan Sederhana Dan Penyusunan
Laporan Manual Untuk Konveksi Rumah Rajut Dusun Babakan Cianjut Kabupaten
Bandung.

42

Anda mungkin juga menyukai