Anda di halaman 1dari 9

Pengembangan E-Modul Berbasis Eclipse Dengan Model

Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Minat Dan


Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pencernaan
Kelas XI SMA

Helva Maharani1
Helva Maharani 1, Imam Mahadi2, Suwondo3

Helva Maharani, Pekanbaru Riau, 28293, Indonesia


1

Program Pasca Sarjana Pendidikan Biologi Universitas Riau


E-mail: helvamaharani16@gmail.com

Abstract. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas e-modul berbasis


eclipse dengan model inkuiri terbimbing pada materi sistem pencernaan, serta
menganalis pengaruh e-modul berbasis eclipse dengan model inkuiri
terbimbing terhadap minat dan hasil belajar siswa pada materi sistem
pencernaan kelas XI SMA. Berdasarkan hasil observasi banyak siswa yang
sulit memahami konsep biologi karena kurangnya video dan gambar, e-modul
bisa membantu peserta didik dalam proses pembelajaran. Penelitian ini terdiri
dari dua tahap, yakni tahap pengembangan dan implementasi e-modul berbasis
eclipse dengan model inkuiri terbimbing untuk meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa pada proses pembelajaran materi sistem pencernaan dengan
menggunakan Research & Development melalui pendekatan ADDIE
(Analysis, Design, Developement, Implementation, and Evaluation). Tahap
analisis dilakukan dengan observasi menggunakan kuesioner dan tahap desain
dilakukan dengan memanfaatkan berbagai perangkat lunak komputer dengan
bantuan software eclipse. Berdasarkan hasil pengembangan dan uji
implementasi dari produk e-modul berbasis eclipse dengan model inkuiri
terbimbing didapatkan bahwa kualitas produk e-modul berbasis eclipse
dengan model inkuiri terbimbing sangat baik, dan peningkatan minat dan hasil
belajar kelas eksperimen meningkat signifikan dibanding kelas kontrol.

Kata Kunci: E-Modul, Eclipse, Inkuiri Terbimbing

1. Pendahuluan

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk


memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengamatannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Perubahan sebagai hasil dari belajar dapat ditimbulkan dalam berbagai
bentuk, seperti perubahan pengetahuan, pengalaman, sikap dan tingkah
laku, kecakapan serta kemampuan serta sebagai hasil belajar, perubahan
yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan,
tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan
berikutnya dan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.
2

Pembelajaran di masa pandemi covid-19 memberi pengaruh dalam aspek


pendidikan terhadap kegiatan belajar mengajar. Institusi pendidikan
diseluruh dunia terpaksa menghentikan belajar tatap muka dan
menggantinya dengan daring (Slameto, 2016).

Teknologi informasi dalam dunia pendidikan digunakan untuk menunjang


proses pembelajaran dan mempermudah kegiatan yang dilakukan selama
proses pembelajaran berlangsung secara daring. Pemanfaatan teknologi
dalam pengembangan bahan ajar dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam mempelajari konsep-
konsep biologi. Teknologi memiliki peran penting dalam pembelajaran,
dengan hadirnya teknologi ini maka potensi guru akan semakin diperkuat.
Peserta didik juga belum akrab dengan penggunaan teknologi untuk belajar,
dan masih menganggap tabu penggunaan teknologi dalam belajar, hampir
semua peserta didik membawa smartphone ke sekolah, dan jumlahnya lebih
banyak daripada yang membawa laptop.

Berdasarkan uraian tersebut salah satu manfaat yang bisa diambil di masa
pandemi covid-19 ini bahwa kehadiran teknologi sangat dirasakan dalam
proses pembelajaran daring, guru memiliki tantangan untuk menciptakan
pembelajaran yang kreatif, cerdas dan menyenangkan. Seorang guru harus
memperhatikan konteks peserta didik, sarana dan prasarana pendukung, dan
model pembelajaran yang digunakan, serta tuntutan kurikulum sehingga
dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.

Untuk memecahkan masalah di atas maka seorang guru hendaknya tidak


sekedar menyampaikan informasi materi dari buku kepada peserta didik,
tetapi siswa diajak untuk mampu memecahkan masalah tentang materi
sistem pencernaan dengan menggunakan model inkuiri terbimbing yang
mana siswa diberi masalah untuk dipecahkan bersama melalui eksperimen
agar siswa dapat mendeskripsikan proses sistem pencernaan yang ada
didalam tubuh manusia. Inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran
yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan merancang dan
menemukan sendiri konsep-konsep sistem pencernaan. Inkuiri terbimbing
terhadap peran siswa lebih dominan dan siswa lebih aktif sedangkan guru
mengarahkan dan membimbing siswa kearah yang benar (Sukma, 2016).

Berdasarkan hasil observasi di SMAN 1 Tembilahan bahwa model


pembelajaran yang diterapkan oleh beberapa guru masih bersifat
konvensional dan masih ada yang belum menerapkan model pembelajaran
inkuiri terbimbing yang sesuai dengan penerapan kurikulum 2013. Selain
itu, pemilihan strategi pembelajaran daring dan luring yang baik perlu
mengupayakan hal-hal seperti cermat dalam memilih model pembelajaran
seperti inkuiri terbimbing dapat menjadi alternatif dalam melibatkan siswa
untuk memahami materi sehingga dapat meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa.
3

Pembelajaran di sekolah SMAN 1 Tembilahan dilakukan secara daring dan


luring. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi SMAN 1
Tembilahan diketahui bahwa peserta didik kurang berminat didalam
pembelajaran. Hal ini terlihat dari prilaku peserta didik di dalam belajar
pada masa pandemi Covid-19 bahwa siswa cenderung bercerita, tidak fokus
pada pembelajaran, cenderung membuat keributan, dan siswa cepat bosan
dalam memperhatikan penjelasan guru. Minat belajar siswa yang masih
rendah disebabkan karena pembelajaran masih menggunakan metode
ceramah. Minat belajar siswa termasuk ke dalam salah satu faktor internal
yang dapat mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa, kurangnya minat
siswa menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa (Rizqi, 2017).

Hasil pengamatan di SMAN 1 Tembilahan tahun 2021/2022 diketahui


bahwa minat belajar siswa dalam pembelajaran biologi masih rendah.
Berdasarkan hasil pengisian angket minat belajar siswa yang terdiri dari 20
pernyataan yang disebarkan melalui google form yang terdiri dari 30
responden dengan rerata nilai 53% yang menunjukan minat belajar siswa
masih rendah.

Minat dan hasil belajar yang rendah dapat disebabkan dari proses
pembelajaran yang kurang menarik. Hal ini berkaitan dengan bahan ajar
atau media yang digunakan dalam pembelajaran. Menggunakan bahan ajar
dalam proses pembelajaran akan mempermudah peserta didik memahami
materi serta menciptakan pelajaran yang memiliki makna. Beragam bahan
ajar tidak hanya yang berbentuk media cetak saja, perkembangan ilmu dan
teknologi juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana pendukung penyampaian
materi untuk mempermudah peserta didik menerima materi pelajaran.

Materi sistem pencernaan merupakan salah satu materi pada pembelajaran


biologi kelas XI yang terdapat pada KD 3.6 banyak nilai siswa yang relatif
rendah, dari 6 KD di semester I nilai ulangan yang paling rendah terdapat di
KD 3.6 pada materi sistem pencernaan dengan persentasi 62. Berdasarkan
analisis materi sistem pencernaan dengan persebaran form penilaian berupa
soal pilihan ganda sebanyak 10 butir soal dengan jumlah responden 35
orang siswa dengan nilai sebesar 64, menunjukan bahwa hasil belajar siswa
yang masih rendah dan belum memenuhi nilai KKM sekolah.

Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan siswa secara mandiri yaitu
modul. Modul yang dilengkapi dalam bentuk digital yang disebut dengan e-
modul merupakan sumber belajar yang mendukung implementasi kurikulum
2013 dimana salah satu bentuk pengelolaan dan penyelenggaraan
pendidikan bertujuan untuk membangun potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang mandiri (Hendarto, 2019).

Bahan ajar e-modul dibuat melalui software eclipse. Menurut Supegina


(2018), eclipse merupakan integrated development environment (IDE) yang
gratis dan open source atau yang dapat dikembangkan untuk membangun
sebuah program komputer dan dapat dijalankan di semua platform. Eclipse
4

sangat cocok digunakan untuk mengembangkan multimedia pembelajaran


secara digital. Kelebihan dari eclipse yang membuatnya populer adalah
kemampuannya untuk dapat dikembangkan oleh pengguna dengan
komponen yang dinamakan plug-in. Manfaat e-modul berbasis eclipse yaitu
siswa lebih mudah mengakses media dan membuat peserta didik lebih
sering membuka kembali materi yang disampaikan di luar jam pelajaran.
Dengan semakin seiring siswa mengulangi materi yang disampaikan maka
siswa akan semakin paham dengan materi yang telah disampaikan.

E-modul berbasis eclipse di sekolah yang ingin dilakukan penelitian belum


ada yang mengembangkan. Pembelajaran masih belum menggunakan bahan
ajar yang bervariasi sehingga siswa berpendapat pembelajaran yang
dilakukan masih kurang menarik. Dengan pengembangan e-modul berbasis
eclipse yang menarik dan inovatif dapat menjadi salah satu upaya untuk
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Menurut Fitryani dan Hunaepi
(2016), e‐modul sebagai sarana pembelajaran yang berisi materi, metode
batasan-batasan, serta cara mengevaluasinya yang dirancang dalam sistem
elektronik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Tujuan
dari penelitian ini untuk menghasilkan e-modul dan menganalisis pengaruh
e-modul terhadap minat dan hasil belajar.

2. Metodologi

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, terdiri dari dua tahapan.


Tahap pertama adalah tahap analisis yang dilakukan dengan menggunakan
angket observasi di sekolah dan wawancara dengan beberapa guru.
Kemudian tahap kedua adalah tahap desain e-modul berbasis eclipse.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model ADDIE
dengan melalui tahap-tahap sebagai berikut, pertama tahap analisis (analisis
kurikulum, kebutuhan peserta didik, bahan ajar, KI dan KD), kedua tahap
desain (merancang perangkat pembelajaran, e-modul, dan soal), ketiga
tahap pengembangan (uji validitas dan uji coba terbatas), keempat tahap
implementasi (uji lapangan berupa pelaksanaan pada kelas kontrol dan
eksperimen), yang terakhir tahap evaluasi (penilaian secara keseluruhan
terhadap produk yang telah di kembangkan). Penelitian ini menjelaskan
bagaimana kualitas dan merancang e-modul berbasis eclipse dengan model
inkuiri terbimbing, sehingga terjadi peningkatan minat dan hasil belajar
siswa pada materi sistem pencernaan.

3. Hasil dan Pembahasan

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara di sekolah


untuk mengetahui informasi terkait beberapa aspek analisis. Menurut
Arikunto (2013), tahapan analisis merupakan tahapan penting dalam
menentukan apa yang harus dikembangkan dan diajarkan terhadap siswa.
Observasi dilakukan untuk mengetahui persentase materi yang dianggap
5

sulit oleh siswa. Berdasarkan analisis materi sistem pencernaan pada kelas
XI bahwa rata-rata nilai ulangan harian siswa yang paling rendah terdapat
pada materi sistem pencernaan yaitu sebesar 62, selanjutnya diikuti oleh
sistem gerak 67, materi sistem peredaran darah 71, materi jaringan hewan
73, materi jaringan tumbuhan 73, dan yang terakhir pada materi sel 80.
Beberapa konsep dalam pembelajaran biologi tergolong sulit dipahami oleh
peserta didik. Menurut Sapuroh (2010) beberapa konsep dalam
pembelajaran biologi cukup sulit dipahami siswa. Salah satunya adalah
konsep abstrak seperti sistem pencernaan manusia.
Format pengembangan e-modul berbasis eclipse dengan model inkuiri
terbimbing dapat dilihat pada Gambar 2

1. Cover dan judul


2. Kata pengantar
3. Daftar isi
4. Petunjuk penggunaan e-modul
5. Pendahuluuan
6. Kompetensi
7. Peta konsep
8. Kegiatan pembelajaran I (zat makanan dan sistem pencernaan)
- tujuan pembelajaran
- langkah-langkah model inkuiri terbimbing
- soal latihan menggunakan link to google form
- rangkuman
9. Kegiatan pembelajaran II (gangguan sistem pencernaan dan sistem
pencernaan hewan ruminansia)
- tujuan pembelajaran
- langkah-langkah model inkuiri terbimbing
- soal latihan menggunakan link to google form
- rangkuman
10. Uji kompetensi
11. Glosarium
12. Daftar pustaka
13. Kunci Jawaban
14. Biografi penulis
6

Gambar 2. Format e-modul modifikasi dari Daryanto (2013)

Cover e-modul dirancang sesuai dengan materi pembelajaran yaitu pada


materi sistem pencernaan kelas XI dan di desain semenarik mungkin untuk
menarik perhatian peserta didik dalam mempelajari e-modul yang akan
dikembangkan. Menurut Widjajanti (2008), aspek tampilan merupakan
aspek yang sangat penting agar peserta didik tertarik dan meningkatkan
minat peserta didik untuk menyelesaikan tugas yang ada di dalam LKPD
yang akan diberikan diakhir pembelajaran. Tampilan awal atau cover e-
modul memuat gambar sistem pencernaan, adanya kolom identitas, nama
dosen pembimbing, jenjang pendidikan yaitu untuk SMA kelas XI, dan
lambang universitas.

Gambar 3. Cover e-modul

Pada setiap kegiatan pembelajaran terdapat langkah-langkah inkuiri


terbimbing yang mempunyai 5 tahapan, yaitu: (1) identifikasi dan
perumusan masalah, maksudnya guru akan memberikan masalah kepada
peserta didik yang sesuai dengan materi pembelajaran. (2) membuat
hipotesis, maksudnya peserta didik diminta untuk mengajukan jawaban
sementara tentang masalah yang diberikan oleh guru. (3) mengumpulkan
data, maksudnya peserta didik diminta untuk mengumpulkan data melalui
pengamatan secara langsung. (4)
menganalisis data, maksudnya peserta didik
diminta untuk dapat menganalisis data, dan
(5) membuat kesimpulan, maksudnya peserta
didik diminta untuk membuat kesimpulan
7

berdasarkan apa yang telah dipelajari nya dan yang telah di diskusi kan oleh
teman kelompoknya.

ar 4. Tampilan isi e-modul Gambar 5. Tampilan menu uji


a kegiatan pembelajaran kompetensi ketika di klik. Peserta didik
at langkah-langkah model langsung bisa mengerjakan soal di e-
inkuiri terbimbing modul

Gambar 6. Didalam e-modul terdapat perintah seperti, let’s go dan ayo kita
pikirkan yang memuat sebuah pertanyaan, berguna untuk merangsang pemahaman
peserta didik

Menurut Prastowo (2014), instruksi dalam pengembangan bahan ajar


bertujuan untuk memudahkan penggunaan bahan ajar. Rancangan isi e-
modul pada materi pembelajaran terdapat info biologi, seperti tahukah
kamu, berguna untuk menambah wawasan peserta didik dalam
pembelajaran. Kemudian terdapat perintah untuk peserta didik dalam
mengerjakan soal-soal seperti ayo kita cari tahu dan let’s go, yang berguna
8

agar peserta didik banyak membaca sumber lain seperti internet dan harapan
nya peserta didik mampu meningkatkan pemahaman serta minat dan hasil
belajar yang meningkat. Menurut Harianti (2008), menggunakan warna-
warna yang kontras pada informasi yang penting dalam suatu media dapat
lebih diingat oleh otak.

Gambar 7. Didalam e-modul terdapat informasi biologi yang berguna untuk


menambah pengetahuan siswa dalam materi pembelajaran

Menurut Daryanto (2013), bahan pembelajaran yang disusun dengan


perancangan bahan ajar yang baik akan menghasilkan tingkat keterbacaan
yang tinggi yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik.
Sistematika e-modul yang telah dikembangkan diharapkan peserta didik
mampu memahami materi pembelajaran sehingga tercapainya tujuan
pembelajaran dan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik.

Pembuatan e-modul tidak membutuhkan biaya yang banyak karena software


yang digunakan yaitu eclipse sudah free akses dan di lengkapi dengan
plugin yang sudah tersedia didalam eclipse untuk mendesain e-modul
semenarik mungkin. Menurut Evira (2021), berpendapat bahwa e-modul
berbasis eclipse dapat membantu dalam proses belajar mengajar dan bisa
digunakan kapanpun dan dimanapun.

4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan e-modul berbasis eclipse


dengan model inkuiri terbimbing bahwa terjadi peningkatan hasil belajar
bisa disebabkan oleh adanya minat belajar yang juga meningkat. Oleh
karena itu, pengembangan e-modul berbasis eclipse yang telah
9

dikembangkan dan telah melalui beberapa tahapan pengujian dapat


dijadikan sebagai alternatife bahan ajar di sekolah khususnya sekolah
SMAN 1 Tembilahan. Penelitian ini diharapkan bisa dikembangkan lebih
lanjut untuk membuat bahan ajar yang lebih menarik perhatian peserta
didik.

References

Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.
Daryanto, D. 2013. Menyusun Modul: Bahan Ajar untuk Persiapan Guru
dalam Mengajar. Gava Media. Yogyakarta.
Evira, C. 2021. Pengembangan E-Modul Pembelajaran Biologi Berbasis
Android Pada Materi Sistem Pencernaan Untuk Siswa SMA/MA
Kelas XI. Jurnal Pendidikan IPA. 4(2): 110-120.
Fitriyani, H dan Hunaepi. 2016. Pengembangan Modul Elektronik Berbasis
Smartphone Berplatform Android Pada Mata Kuliah Taksonomi
Tumbuhan Tinggi. Jurnal Ilmiah Biologi “Bioscientist”. 4(2): 97-
106.
Harianti, D. 2008. Metode jitu meningkatkan daya ingat (memory power).
Tangga Pustaka.
Hendarto. 2019. Validity of guided inquiry-based modules on digestive
system to improve argumentation skill. JPBI (Jurnal Pendidikan
Biologi Indonesia). 5(1): 127-140.
Prastowo, N. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta: Diva Press.
Rizqi, M, Srimurdianti, S dan Hafiz, M. 2017. Penerapan augmented reality
sebagai media pembelajaran sistem pencernaan pada manusia dalam
mata pelajaran biologi. Jurnal edukasi dan penelitian informatika
(jepin). 3(2): 117-123.
Slameto. 2016. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Sukma, Komariyah, dan Syam. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Ikuiri
Terbimbing (Guided Inquiry) Dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar
Fisika Siswa. Jurnal Saintifika. 18(1): 59-63.
Supegina, F. 2018. Pelatihan Pengenalan Software Eclipse Dan Aplikasinya
di Android. Jurnal Abdi Masyarakat (MAS). 3(2): 25-34.
Sapuroh, S. 2010. Analisis kesulitan belajar siswa dalam memahami konsep
biologi pada konsep monera di Man Serpong Tangerang. Jurusan
Pendidikan IPA. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. UIN Syarif
Hidayatullah. Jakarta.
Widajanti, E. 2008. Peran Teknologi Informasi Untuk Mencapai
Keunggulan Kompetitif. Fakultas Ekonomi Universitas Slamet
Riyadi Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai