Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL

PENAWARAN PENYUSUNAN
PEMANTAUAN LINGKUNGAN
PT. ASTRA,Tbk
KOTA PALEMBANG

Oleh :
PT. FAJAR BUANA LESTARI

Contact Person (Bpk. Toni)


0853-6709 3033
I. LATAR BELAKANG

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong kegiatan manusia di berbagai

bidang dengan pesat. Peningkatan aneka ragam kegiatan tersebut, ternyata masih sarat dilandasi

dan dipahami dengan kearifan oleh pihak-pihak yang terkait dalam melaksanakan kegiatan.

Manusia begitu intens dan asyik melihat dunia luar sehingga proses dan kesinambungan dalam

melihat ke alam diri manusia sendiri (merenungkan sikap dan perilakunya ) menipis dan berkurang.

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa hal itu terjadi dalam segala upaya dan usahanya

berpartisipasi dalam membangun (meningkatkan harkat dan martabat) guna mencapai kualitas

hidup yang diharapkan. Sebagai konsekwensinya banyak pula penurunan kualitas lingkungan

berupa dampak negatif pada berbagai komponen (kimia-fisik, hayati dan sosial-ekonomi-budaya).

Agar terjadi keseimbangan antara kondisi lingkungan dan keberadaan manusia, maka manusia

wajib melakukan upaya pengelolaan lingkungan.

Dengan meningkatnya perkembangan industri dan kegiatan pembangunan lainnya, semakin

bertambah kemungkinan bahaya pencemaran pada perairan, udara dan tanah yang dikarenakan oleh

hasil buangannya. Untuk mengendalikan terjadinya pencemaran tersebut diatas maka

PT.ASTRA,Tbk khususnya AHASS sebagai bengkel resmi honda yang memberikan service

terhadap perawatan kendaraaan.

Kegiatan perawatan kendaraan ini dipastikan akan mempunyai potensi dampak penting baik

dampak positif maupun negatif terhadap lingkungan maupun dampak kesehatan masyarakat.

Sebagai contoh penggantian oli mesin, jika penanganan oli bekas tidak diatasi dengan baik maka

dikhawatirkan akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan maupun kesehatan petugas

AHASS itu sendiri.

Dalam rangka pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat, perlu

dilaksanakan pengawasan kualitas air, udara maupun kualitas tanah baik secara insentif dan terus

menerus. Pengawasan kualitas lingkungan ini harus memenuhi syarat kesehatan fisika, kimia,

mikrobiologi dan radioaktivitas (SK.Menkes No.416 Tahun 1990) dan Peraturan Gubernur

Sumatera Selatan No.16 Tahun 2005.

Hal ini dilakukan untuk menjaga kesinambungan pembangunan, sehingga kegiatan aktivitas

AHASS akan menghasilkan suatu kegiatan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Selain itu

rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang akan berwawasan lingkungan ini dibuat untuk

memenuhi ketentuan peraturan dan perundangan yang berlaku. Kegiatan penyusunan UKL-UPL ini harus

dilakukan oleh perusahaan kepada badan lingkungan hidup yang ada di wilayah perusahaan tersebut.
Berdasarkan pertimbangan – pertimbangan tersebut diatas maka kami selaku Konsultan

PT. Fajar Buana Lestari menawarkan kerjasama dalam penyusunan dokumen UKL-UPL di

PT.ASTRA,Tbk. Dalam melaksanakan pemantauan kualitas lingkungan ini, kami bekerja sama

dengan laboratoriun yang sudah terakreditasi oleh lembaga Komite Akreditasi Nasional (KAN).

II. PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT

A. Undang - Undang

 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber

Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya

 Undang-undang Nomor 23 tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan hidup

 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2005 tentang Pemerintahan Daerah

 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup

B. Peraturan Pemerintah

 Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah B3 (Lembar

Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 31)

 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 1999

Nomor 59)

 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan

Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Tambahan Lembar Negara Republik

Indonesia Nomor 4161)

 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Wewenang Pemerintah Propinsi,

Kabupaten Kota Sebagai Daerah Otonom

 Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan

Beracun

 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara

 Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan

Pemerintah Daerah sebagai Daerah Otonom

 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan dan AMDAL
C. Keputusan Presiden

 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian

Pencemaran Udara (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 86)

 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 tentang Badan

Pengendalian Dampak Lingkungan

D. Keputusan Menteri

 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 718/MenKes/Per/XI/1987 tentang Kebisingan yang

Berhubungan dengan Kesehatan

 Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Republik Indonesia Nomor

1158K/M.PE/1989 tentang Ketentuan Pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

dalam Usaha Pertambangan dan Energi

 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 416/MenKes/Per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan

Pengawasan Kualitas Air Bersih

 Keputusan Menteri Negara Kependudukan Lingkungan Hidup Nomor

KEP/30/MENKLH/7/1992 tentang Panduan Pelingkupan Untuk Penyusunan KA-Andal

 Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 1993 tentang

Persyaratan Ambang Batas Layak Jalan Kendaraan Bermotor

 Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Republik Indonesia Nomor

103K/008/M.PE/1994 tentang Pengawasan atas Pelaksanaan Rencana Pengelolaan

Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan dalam Bidang Pertambangan dan Energi

 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 13/MENLH/3/1995

tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak

 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 48/MENLH/11/1996

tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan

 Keputusan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Republik Indonesia Nomor

1457/K/28/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Lingkungan di Bidang

Pertambangan dan Energi

 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pedoman

Penyusunan Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana

Pemantauan Lingkungan

 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 86 Tahun 2002 tentang UKL dan UPL
E. Peraturan Menteri

 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2006 tentang Pedoman

Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana

Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib di Lengkapi Dengan Analisa Mengenai Dampak

Lingkungan Hidup

 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2006 tentang Pedoman

Penyusunan AMDAL

 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis Usaha

dan/atau Kegiatan Wajib AMDAL

G. Peraturan Gubernur

 Peraturan Gubernur Propinsi Sumatera Selatan Nomor 15 Tahun 2005 tentang Baku Mutu

Emisi Sumber Tidak Bergerak dan Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor

 Peraturan Gubernur Propinsi Sumatera Selatan Nomor 16 Tahun 2005 tentang Peruntukan

Air dan Baku Mutu Air Sungai

 Peraturan Gubernur Propinsi Sumatera Selatan Nomor 17 Tahun 2005 tentang Baku Udara

Ambien dan Baku Tingkat Kebisingan.

 Peraturan Gubernur Propinsi Sumatera Selatan Nomor 18 Tahun 2005 Peraturan Gubernur

Propinsi Sumatera Selatan Nomor 18 Tahun 2005 tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu

Air Sungai serta Baku Mutu Limbah Cair (BMLC) bagi Kegiatan Industri, Hotel, Restoran

dan Rumah Sakit di Propinsi Sumatera Selatan.

III. TUJUAN

A. Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran, mengenai keadaan sanitasi maupun kualitas lingkungan di

wilayah proyek penambangan batubara PT.ASTRA,Tbk sehingga data yang dihasilkan sebagai

data dasar pemberian rekomendasi untuk pengamanan kualitas lingkungan.

B. Tujuan khusus

 untuk mengetahui tingkat keberhasilan usaha pengendalian dampak lingkungan yang sudah

dilakukan.
 Deteksi dini perusakan lingkungan hidup seperti timbulnya pencemaran air, pencemaran

udara, kebisingan dan lain sebagainya, sehingga tidak menggangu kesehatan, kenyamanan

dan keselamatan masyarakat.

 Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan

hidup.

 Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan

tindak melindungi dan membina lingkungan hidup;

 Sebagai bahan pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan dari kegiatan PT.

HONDA.

IV. METODOLOGI

Metode yang digunakan untuk pengumpulan data akan disesuaikan dengan komponen

lingkungan yang akan ditelaah. Data tersebut berupa data primer dan atau data sekunder yang

dapat dipercaya sehingga dapat digunakan untuk menelaah, mengukur, dan mengamati komponen

lingkungan yang diprakirakan terkena dampak. Disamping itu, data tersebut juga dapat digunakan

untuk menelaah, mengukur dan mengamati komponen usaha atau kegiatan yang diperkirakan

mendapat dampak penting dari lingkungan sekitarnya.

A. KOMPONEN FISIK-KIMIA

1. Kualitas Udara dan Kebisingan

Data kualitas udara dan kebisingan diperoleh dari pengukuran langsung di lapangan dan

analisis laboratorium. Lokasi pengambilan contoh kualitas udara dan kebisingan

mempertimbangkan arah dan kecepatan angin serta lokasi kegiatan yang dominan melibatkan

manusia yaitu lokasi pemukiman penduduk. Metoda pengukuran kualitas udara dan kebisingan

disajikan pada tabel 1.

Tabel 1.
Parameter Dan Metoda Pengukuran Kualitas Udara dan Kebisingan

Parameter Metoda Analisis Peralatan


Debu/TSP Gravimetri Hi-Vol
SOx Pararosanilin Spektrofotometer
Kebisingan Sound Level Meter Sound Level Meter
NOx Saltzman Spektrofotometer
CO NDIR NDIR Analyzer
Pb Gravimetri Hi-Vol/AAS

Data yang diperoleh akan dibandingkan dengan Baku Mutu berdasarkan Peraturan Gubernur No.

16 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan Baku Tingkat Kebisingan.
2. Hidrologi

Keadaan hidrologi di areal dan sekitar lokasi tambang dilakukan dengan pengamatan

langsung di lapangan. Data hidrologi yang dikumpulkan meliputi debit sungai, pola aliran dan

keadaan sungai pada saat studi lapangan. Perubahan aliran air permukaan akan menyangkut segi

kuantitas, arah aliran kan kuantitas airnya itu sendiri karena pengaruh erosi tanah. Aliran air

permukaan pada akhirnya akan menuju sungai-sungai yang berada di bawahnya. Dengan demikian

ada kemungkinan terjadinya penambahan debit sungai dan juga peningkatan kosentrasi tanah

terlarut dalam sungai. Oleh karena itu beberapa parameter hidrologi yang diperkirakan berkaitan

dengan dampak kegiatan yaitu debit dan kekeruhan air sungai yang menjadi muara aliran air

permukaan dari lahan yang dibuka.

3. Kualitas Air

Data kualitas air merupakan data primer yang dikumpulkan dari pengukuran di lapangan

dan analisis sample di laboratorium. Analisis sample kualitas air ini dilakukan terhadap air dari

sumber air dan air badan air yang dimanfaatkan oleh karyawan, penduduk dan kebutuhan untuk

kegiatan. Parameter dan metoda analisis contoh air sungai dan limbah cair disajikan pada

tabel 2 dan tabel 3. Data kualitas badan air (sungai) dibandingkan dengan standar Baku Mutu

berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Selatan No. 16 Tahun 2005 tentang Peruntukan Air

dan Baku Mutu Air Sungai dan untuk air bersih dibandingkan dengan baku mutu yang dikeluarkan

oleh Paraturan Menteri RI No. 416 tahun 1990.

4. Tanah dan Lahan

Data tanah dan lahan merupakan data primer yang dikumpulkan dari pengamatan dan

pengambilan sampel di lapangan baik dalam lokasi kegiatan maupun di sekitarnya dan kemudian

dianalisis di laboratorium, serta data sekunder yang dikumpulkan dari laporan-laporan yang

relevan.

Jumlah sampel tanah ditetapkan atas dasar pertimbangan sebaran jenis tanah, keadaan

fisiografi, topografi dan kegiatan yang sedang dan telah dilakukan. Lokasi contoh tanah yang

akan diambil dari lapangan akan mempertimbangkan faktor jenis tanah, bentuk lahan, kelas lereng,

penutupan lahan, keadaan drainase, serta kondisi kegiatan pembangunan yaitu pembukaan lahan

dan penebangan vegetasi serta sifat/jenis tanaman. Data lain tentang tanah dan lahan yang akan

dikumpulkan terdiri dari keadaan lereng dan penggunaan lahan.


B. KOMPONEN BIOLOGI

Lokasi kegiatan berada di kota sehingga pengamatan dan pengumpulan data komponen

biologi akan dikonsentrasikan pada data biota perairan. Data biota perairan yang diamati terdiri

atas plankton yang diambil dengan cara penyaringan contoh air, hewan benthos dengan

pengambilan sampel lumpur yang disaring, selanjutnya diidentifikasi dan dideterminasi di

laboratorium. Jenis hewan nekton diperoleh dengan mengamati jenis-jenis ikan yang tertangkap

oleh nelayan dan berdasarkan informasi dari nelayan serta penduduk lokal.

1. Plankton

Contoh plankton diambil dengan cara menyaring sebanyak 100 liter air dengan

menggunakan jaring plankton No. 25, sehingga diperoleh konsentrat sebanyak 20 ml air yang

ditampung di dalam botol. Kemudian diawetkan dengan 10 tetes formalin 4%, untuk selanjutnya

diperiksa di bawah mikroskop untuk mengidentifikasi jenis dan menghitung jumlah individunya

persatuan volume. Lokasi pengamatan plankton akan sama dengan lokasi pengambilan contoh air

sungai.

2. Benthos

Hewan benthos diperoleh dengan mengambil lumpur di dasar perairan dengan

menggunakan Eckman Grab (20 x 20 cm), kemudian pemisahan hewan benthos dari substatnya

dengan melakukan penyaringan bertingkat menggunakan saringan No. 30 (US Standard).

Pekerjaan ini akan dilakukan secara lansung di lapangan. Hewan benthos yang diperoleh dikoleksi

ke dalam botol yang diberi larutan pengawet formalin 4%. Selanjutnya diamati di bawah

mikroskop untuk menghitung jumlah individu masing-masing jenis persatuan luas. Lokasi

pengamatan benthos akan sama dengan lokasi pengambilan contoh air sungai.

V. TEAM PEMANTAUAN

Tenaga yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan pemantauan kualitas air bersih dan air

minum adalah sebagai berikut :

Nama Jabatan Bidang Keahlian


Anggarius Hari Teknis Sampling Air
Yul Nopriansyah Teknis Sampling Udara

Cepril Teknis Sampling Air dan Tanah


VI. PEMBIAYAAN

Seluruh biaya kegiatan pelaksanaan pemantauan kualitas lingkungan dibebankan kepada

pemakai jasa yaitu PT.ASTRA,Tbk.

Anda mungkin juga menyukai