Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENAWARAN PENYUSUNAN
PEMANTAUAN LINGKUNGAN
PT. ASTRA,Tbk
KOTA PALEMBANG
Oleh :
PT. FAJAR BUANA LESTARI
bidang dengan pesat. Peningkatan aneka ragam kegiatan tersebut, ternyata masih sarat dilandasi
dan dipahami dengan kearifan oleh pihak-pihak yang terkait dalam melaksanakan kegiatan.
Manusia begitu intens dan asyik melihat dunia luar sehingga proses dan kesinambungan dalam
melihat ke alam diri manusia sendiri (merenungkan sikap dan perilakunya ) menipis dan berkurang.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa hal itu terjadi dalam segala upaya dan usahanya
berpartisipasi dalam membangun (meningkatkan harkat dan martabat) guna mencapai kualitas
hidup yang diharapkan. Sebagai konsekwensinya banyak pula penurunan kualitas lingkungan
berupa dampak negatif pada berbagai komponen (kimia-fisik, hayati dan sosial-ekonomi-budaya).
Agar terjadi keseimbangan antara kondisi lingkungan dan keberadaan manusia, maka manusia
bertambah kemungkinan bahaya pencemaran pada perairan, udara dan tanah yang dikarenakan oleh
PT.ASTRA,Tbk khususnya AHASS sebagai bengkel resmi honda yang memberikan service
Kegiatan perawatan kendaraan ini dipastikan akan mempunyai potensi dampak penting baik
dampak positif maupun negatif terhadap lingkungan maupun dampak kesehatan masyarakat.
Sebagai contoh penggantian oli mesin, jika penanganan oli bekas tidak diatasi dengan baik maka
dikhawatirkan akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan maupun kesehatan petugas
dilaksanakan pengawasan kualitas air, udara maupun kualitas tanah baik secara insentif dan terus
menerus. Pengawasan kualitas lingkungan ini harus memenuhi syarat kesehatan fisika, kimia,
mikrobiologi dan radioaktivitas (SK.Menkes No.416 Tahun 1990) dan Peraturan Gubernur
Hal ini dilakukan untuk menjaga kesinambungan pembangunan, sehingga kegiatan aktivitas
AHASS akan menghasilkan suatu kegiatan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Selain itu
rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang akan berwawasan lingkungan ini dibuat untuk
memenuhi ketentuan peraturan dan perundangan yang berlaku. Kegiatan penyusunan UKL-UPL ini harus
dilakukan oleh perusahaan kepada badan lingkungan hidup yang ada di wilayah perusahaan tersebut.
Berdasarkan pertimbangan – pertimbangan tersebut diatas maka kami selaku Konsultan
PT. Fajar Buana Lestari menawarkan kerjasama dalam penyusunan dokumen UKL-UPL di
PT.ASTRA,Tbk. Dalam melaksanakan pemantauan kualitas lingkungan ini, kami bekerja sama
dengan laboratoriun yang sudah terakreditasi oleh lembaga Komite Akreditasi Nasional (KAN).
A. Undang - Undang
Hidup
B. Peraturan Pemerintah
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 59)
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Tambahan Lembar Negara Republik
Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan
Beracun
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan dan AMDAL
C. Keputusan Presiden
Pencemaran Udara (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 86)
D. Keputusan Menteri
Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan dalam Bidang Pertambangan dan Energi
Pemantauan Lingkungan
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 86 Tahun 2002 tentang UKL dan UPL
E. Peraturan Menteri
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana
Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib di Lengkapi Dengan Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup
Penyusunan AMDAL
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis Usaha
G. Peraturan Gubernur
Peraturan Gubernur Propinsi Sumatera Selatan Nomor 15 Tahun 2005 tentang Baku Mutu
Emisi Sumber Tidak Bergerak dan Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor
Peraturan Gubernur Propinsi Sumatera Selatan Nomor 16 Tahun 2005 tentang Peruntukan
Peraturan Gubernur Propinsi Sumatera Selatan Nomor 17 Tahun 2005 tentang Baku Udara
Peraturan Gubernur Propinsi Sumatera Selatan Nomor 18 Tahun 2005 Peraturan Gubernur
Propinsi Sumatera Selatan Nomor 18 Tahun 2005 tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu
Air Sungai serta Baku Mutu Limbah Cair (BMLC) bagi Kegiatan Industri, Hotel, Restoran
III. TUJUAN
A. Tujuan umum
wilayah proyek penambangan batubara PT.ASTRA,Tbk sehingga data yang dihasilkan sebagai
B. Tujuan khusus
untuk mengetahui tingkat keberhasilan usaha pengendalian dampak lingkungan yang sudah
dilakukan.
Deteksi dini perusakan lingkungan hidup seperti timbulnya pencemaran air, pencemaran
udara, kebisingan dan lain sebagainya, sehingga tidak menggangu kesehatan, kenyamanan
hidup.
Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan
Sebagai bahan pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan dari kegiatan PT.
HONDA.
IV. METODOLOGI
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data akan disesuaikan dengan komponen
lingkungan yang akan ditelaah. Data tersebut berupa data primer dan atau data sekunder yang
dapat dipercaya sehingga dapat digunakan untuk menelaah, mengukur, dan mengamati komponen
lingkungan yang diprakirakan terkena dampak. Disamping itu, data tersebut juga dapat digunakan
untuk menelaah, mengukur dan mengamati komponen usaha atau kegiatan yang diperkirakan
A. KOMPONEN FISIK-KIMIA
Data kualitas udara dan kebisingan diperoleh dari pengukuran langsung di lapangan dan
mempertimbangkan arah dan kecepatan angin serta lokasi kegiatan yang dominan melibatkan
manusia yaitu lokasi pemukiman penduduk. Metoda pengukuran kualitas udara dan kebisingan
Tabel 1.
Parameter Dan Metoda Pengukuran Kualitas Udara dan Kebisingan
Data yang diperoleh akan dibandingkan dengan Baku Mutu berdasarkan Peraturan Gubernur No.
16 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan Baku Tingkat Kebisingan.
2. Hidrologi
Keadaan hidrologi di areal dan sekitar lokasi tambang dilakukan dengan pengamatan
langsung di lapangan. Data hidrologi yang dikumpulkan meliputi debit sungai, pola aliran dan
keadaan sungai pada saat studi lapangan. Perubahan aliran air permukaan akan menyangkut segi
kuantitas, arah aliran kan kuantitas airnya itu sendiri karena pengaruh erosi tanah. Aliran air
permukaan pada akhirnya akan menuju sungai-sungai yang berada di bawahnya. Dengan demikian
ada kemungkinan terjadinya penambahan debit sungai dan juga peningkatan kosentrasi tanah
terlarut dalam sungai. Oleh karena itu beberapa parameter hidrologi yang diperkirakan berkaitan
dengan dampak kegiatan yaitu debit dan kekeruhan air sungai yang menjadi muara aliran air
3. Kualitas Air
Data kualitas air merupakan data primer yang dikumpulkan dari pengukuran di lapangan
dan analisis sample di laboratorium. Analisis sample kualitas air ini dilakukan terhadap air dari
sumber air dan air badan air yang dimanfaatkan oleh karyawan, penduduk dan kebutuhan untuk
kegiatan. Parameter dan metoda analisis contoh air sungai dan limbah cair disajikan pada
tabel 2 dan tabel 3. Data kualitas badan air (sungai) dibandingkan dengan standar Baku Mutu
berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Selatan No. 16 Tahun 2005 tentang Peruntukan Air
dan Baku Mutu Air Sungai dan untuk air bersih dibandingkan dengan baku mutu yang dikeluarkan
Data tanah dan lahan merupakan data primer yang dikumpulkan dari pengamatan dan
pengambilan sampel di lapangan baik dalam lokasi kegiatan maupun di sekitarnya dan kemudian
dianalisis di laboratorium, serta data sekunder yang dikumpulkan dari laporan-laporan yang
relevan.
Jumlah sampel tanah ditetapkan atas dasar pertimbangan sebaran jenis tanah, keadaan
fisiografi, topografi dan kegiatan yang sedang dan telah dilakukan. Lokasi contoh tanah yang
akan diambil dari lapangan akan mempertimbangkan faktor jenis tanah, bentuk lahan, kelas lereng,
penutupan lahan, keadaan drainase, serta kondisi kegiatan pembangunan yaitu pembukaan lahan
dan penebangan vegetasi serta sifat/jenis tanaman. Data lain tentang tanah dan lahan yang akan
Lokasi kegiatan berada di kota sehingga pengamatan dan pengumpulan data komponen
biologi akan dikonsentrasikan pada data biota perairan. Data biota perairan yang diamati terdiri
atas plankton yang diambil dengan cara penyaringan contoh air, hewan benthos dengan
laboratorium. Jenis hewan nekton diperoleh dengan mengamati jenis-jenis ikan yang tertangkap
oleh nelayan dan berdasarkan informasi dari nelayan serta penduduk lokal.
1. Plankton
Contoh plankton diambil dengan cara menyaring sebanyak 100 liter air dengan
menggunakan jaring plankton No. 25, sehingga diperoleh konsentrat sebanyak 20 ml air yang
ditampung di dalam botol. Kemudian diawetkan dengan 10 tetes formalin 4%, untuk selanjutnya
diperiksa di bawah mikroskop untuk mengidentifikasi jenis dan menghitung jumlah individunya
persatuan volume. Lokasi pengamatan plankton akan sama dengan lokasi pengambilan contoh air
sungai.
2. Benthos
menggunakan Eckman Grab (20 x 20 cm), kemudian pemisahan hewan benthos dari substatnya
Pekerjaan ini akan dilakukan secara lansung di lapangan. Hewan benthos yang diperoleh dikoleksi
ke dalam botol yang diberi larutan pengawet formalin 4%. Selanjutnya diamati di bawah
mikroskop untuk menghitung jumlah individu masing-masing jenis persatuan luas. Lokasi
pengamatan benthos akan sama dengan lokasi pengambilan contoh air sungai.
V. TEAM PEMANTAUAN
Tenaga yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan pemantauan kualitas air bersih dan air