Hakikat Agama Islam
Hakikat Agama Islam
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami tentang hakekat Agama
2. Untuk mengetahui hakikat agama yang sebenarnya
3. Untuk mengetahui unsur-unsur agama sebensrnya
4. Mahasiswa mampu mengerti perbedaan agama Islam dengan agama lain
5. Dengan membuat makalah ini Mahasisma mampu mempersentasikan
BAB II
PEMBAHASAN
2. Agama itu terdiri dari dua perkataan yaitu A berarti tidak, Gama berarti kacau balau, tidak
teratur. Jadi agama berarti tidak kacau balau yang berarti teratur.
Agama menurut istilah adalah undang-undang atau peraturan-peraturan yang mengikat manusia
dalam hubungannya dengan Tuhannya dan hubungan manusia dengan sesama manusia dan
hubungan manusia dengan alam. Maka orang yang beragama adalah orang yang teratur, orang
yang tenteram dan orang yang damai baik dengan dirinya maupun dengan orang lain dari segala
aspek kehidupannya.
2. Unsur-Unsur Agama
Unsur-unsur penting yang terdapat dalam agama adalah :
a. Adanya keyakinan kepada yang gaib. Manusia merasa dirinya lemah dan oleh karenanya ia
berhajat pada kekuatan gaib sebagai tempat memohon pertolongan. Manusia merasa harus
mengadakan hubungan baik dengan keuatan gaib dengan cara mematuhi perintah dan larangan
nya.
b. Adanya keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di dunia dan kebahagaian hidupnya di akhirat
tergantung pada adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib yag dimaksud. Tanpa adanya
hubungan yng baik itu, manusia akan sengsara hidupnya di dunia dan akhirat.
c. Adanya respon yang bersifat emosional dari manusia, baik dalam perasaan takut atau perasaan
cinta. Selanjutnya respon itu mengambil bentuk pemujaan atau penyembahan dan tata cara hidup
tertentu bagi masyarakat yang bersangkutan.
d. Adanya paham/keyakinan tentang yang kudus (the sacred) dan suci seperti kitab suci, tempat-
tempat ibadah yang suci dan sebagainya.
3.Pengertian dan Hakikat Agama Islam
Menurut bahasa, Islam berasal dari kata salama yang atinya damai atau selamat. Dalam
Al-Qur’an kata tersebut digunakan dengan beberapa perubahan dan tambahan.
a. Islam dengan kata salm yang berarti damai Q.S Muhammad : 35
Artinya : Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang lebih unggul dan
Allah pun bersamamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi pahala amal-amalmu.
Q.S Al-Anfaal : 61 Artinya : Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah
kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.
b. Islam dengan kata aslama yang berarti menyerah Q.S Ali-Imran : 83
Artinya : Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal
kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka
maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.
Q.S An-Nisaa’ : 125 Artinya : Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang
ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti
agama Ibrahim yang lurus ? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.
c. Islam dengan kata istaslama-taslim mustaslimun yang berarti penyerahan total kepada Allah
Q.S An-Nisaa’ : 65
Artinya : Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak
merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka
menerima dengan sepenuhnya.
d. Islam dengan kata saliim yang berarti bersih atau suci Q.S Asy-Syu’ara’ : 89
Artinya : kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.
Ciri-cirinya adalah:
a. Secara pasti dapat ditentukan lahirnya, dan bukan tumbuh dari
masyarakat, melainkan diturunkan kepada masyarakat.
b. Disampaikan oleh manusia yang dipilih Allah sebagai utusan-Nya
c. Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia
d. Ajarannya serba tetap, walaupun tafsirnya dapat berubah sesuai dengan kecerdasan
dan kepekaan manusia
e. Konsep ketuhanannya monotheisme mutlak (tauhid)
f. Kebenarannya adalah universal yaitu berlaku bagi setiap manusia, masa dan keadaan.
1. Agama Islam dengan kitab sucinya Alquran yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW,
melalui malaikat Jibril, untuk seluruh manusia dan semesta alam.
2. Agama Kristen (nasrani) dengan kitab sucinya “Injil” diturunkan Allah kepada Isa AS, melalui
malaikat Jibril kepada untuk Kaum Bani Israil.
3. Agama Yahudi, dengan kitab sucinya “Taurat” diturunkan kepada nabi Musa AS, melalui malaikat
Jibril untuk kaum Bani Israil.
4. Agama Ardhi (bukan wahyu / agama budaya)
Yaitu agama yang lahir dari hasil pemikiran manusia semata yang dianggap memiliki
pengetahuan tentang kehidupan dalam berbagai aspeknya secara mendalam.
Contoh : Agama Budha yang berpangkal pada ajaran Sidharta Gautama dan Counfisianisme yang
berpangkal pada ajaran Kong Hu Cu.
Ciri – cirinya :
1. Tumbuh secara komulatif dalam masyarakat penganutnya.
2. Tidak disampaikan oleh utusan Tuhan ( Rasul).
3. Umumnya tidak memiliki kitab suci, walaupun ada akan mengalami perubahan-perubahan
dalam perjalanan sejarahnya.
4. Ajarannya dapat berubah-ubah, sesuai dengan perubahan akal pikiranmasyarakatnya (
penganutnya).
5. Konsep ketuhanannya : dinamisme, animisme, politheisme, dan paling tinggi adalah
monotheisme nisbi.
6. Kebenaran ajarannya tidak universal , yaitu tidak berlaku bagi setiap manusia, masa, dan
keadaan.
Perbedaan kedua jenis agama ini dikemukakan Al-Masdoosi dalam Living Religius of the World
sebagai berikut.
a. Agama wahyu berpokok pada konsep ke-Esaan Tuhan, dan agama bukan wahyu tidak demikian.
b. Agama wahyu beriman kepada Nabi, sedangkan agama bukan wahyu tidak
c. Dalam agama wahyu sumber utama tuntutan baik dan buruk adalah kitab suci yang diwahyukan ,
sedangkan agama bukan wahyu kitab suci tidak penting.
d. Semua wahyu lahir di Timur Tengah, sedangkan agama bukan wahyu lahir di luar itu.
e. Agama wahyu lahir di daerah-daerah yang berada di bawah pengaruh ras semitik, sedangan
agama yang bukan wahyu lahir pada ras nonsemitik
f. Agama wahyu merupakan agama misionari, sedangkan agama wahyu tidak termasuk agama
misionari
g. Ajaran agama wahyu jelas dan tegas, sedangkan agama buan wahyu relative.
h. Agama wahyu mengandung ajaran yang jelas dan lengkap baik secara spiritual maupun material,
sedangkan agama bukan wahyu lebih menitikberatkan kepada aspek spiritual saja, seperti pada
Taoisme, atau pada aspek material saja seperti pada Confusianisme.
Agama – agama besar yang dianut umat manusia di dunia antara lain agama Yahudi, Nasrani,
Hindu, Budha, dan Islam. Agama Yahudi, Nasrani dan Islam dikelompokkan oleh para ahli ke
dalam kelompok agama samawi dan para ahli lainnya mengelompokkan agama Yahudi dan
Nasrani tidak lagi dipandang agama samawi karena mereka berpendapat bahwa kitab suci kedua
agama tersebut telah mengalami perubahan.
5. Dari Segi Sifatnya
Agama dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok yaitu:
a. Agama Misionari
Yaitu agama yang menurut ajarannya harus disebarkan kepada seluruh umat manusia.
b. Agama Non Misionari
Yaitu tidak ada kewajiban dalam ajarannya untuk menyebarkan kepada seluruh umat.
Didalam kategori ini agama yang tampak jelas pesannya untuk disebarkan hanya Islam yang
dikenal dengan istilah dakwah. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya para pemeluk agama
selain Islam megubah pesannya menjadi agama minoritas.
a. Agama Semitik
Yaitu agama-agama yang lahir dalam kawasan Timur Tengah yaitu Yahudi, Nasrani, dan
Islam
b. Agama Non Semitik
Yaitu agama-agama yang lahir diluar kawasan Timur Tengh yaitu selain dari ketiga agama
diatas, seoerti Hindu, Budha, Sinto, dan Confusianisme.
Agama-agam seain Islam pada umumnya bersifat local untuk masyarakat tertentu, misalnya
Yahudi untuk Bani Israil saja, sedangkan agama Islam di tujukan untuk seluruh umat manusia
sepanjang zaman. Agama Islam adalah agama wahyu yang berdasaran tauhid, berbeda dengan
monoteisme. Tauhid atau keesaan Tuhan diketahui manusia berdasarkan kabar dari Tuhan sendiri
melalui firman yang disampaikan kepada Rasul-Nya, sedangkan monoteisme lahir pada
perkembangan kepercayan manusia terhadap Tuhan seteah melalui proses panjang pengalaman
manusia dari dinanisme, animisme, politeisme, dan akhirnya monoteisme.
Agama Islam diturunkan untuk menata kehidupan manusia untuk mencapai kesejahteraan
di dunia dan di akhirat. Bagi seorang muslim, Islam menjadi dasar dalam social budaya yang
tercermin dalam perilaku sehari-hari umatnya. Oleh karena itu Allah swt memerintahkan umatnya
agar menyesuaikan hidupnya dengan ajaran Islam secara kaffah (menyeluruh). Sebagaimana
firman-Nya dalam Q.S Al-Baqarah : 208 yang terjemahannya sebagai berikut :
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata
bagimu.
Islam dalam arti damai, selamat, dan sejahtera itu mengisyaratkan suatu makna bahwa
seorang muslim selain mencari keselamatan untuk dirinya juga mampu memberikan keselamatan
kepada orang lain, sedangkan Islam dalam arti kepatuhan dan ketundukkan kepada ajaran yang
diturunkan Allah swt juga merupakan inti dari agama yang diturunkan kepada rasul-rasul sebelum
Nabi Muhammad saw. Semua nabi menuntun umatnya ke jalan yang lurus agar terciptanya
keselamatan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Hal ini tercermin dalam do’a Nabi Ibrahim
As dan beberapa ayat dalam Al-Qur’an di antaranya Q.S Al-Baqarah : 128 yang terjemahannya
sebagai berikut:
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan
(jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah
kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami.
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Pengertian kepatuhan dan kedamaian adalah mentaati aturan-aturan secaa menyeluruh
maksudnya keselamatan dan kedamaian ini merupakan buah dari kepatuhan dan ketundukkan
dalam malaksanakan ajaran-ajaran Allah swt.
Ajaran Islam dalam bentuk rahmatan lil’alamin terwujud dalam bentuk nilai dan norma
yang harus dimiliki oleh seorang muslim dalam pergaulan dengan sesama manusia dan
lingkungannya.
Prinsip – prinsip Islam tentang ukhuwah yakni :
a. Aqidah menjadi landasan terjalinnya persaudaraan tanpa memandang ras,
territorial, etnik, dan bangsa
b. Tuntutan untuk selalu mengupayakan perdamaian (ishlah).
c. Berupaya menjaga aturan Allah swt (taqwa)
d. Menjauhi sifat saling merendahkan atau mengolok-olok satu sama lainnya (taskhir)
e. Larangan mencela diri sendiri (talamuz)
f. Larangan memanggil dengan nama yang jelek (bi’salismu)
g. Larangan berbuat zalim
h. Menjauhi prasangka buruk (su’uzzan)
i. Larangan mencari-cari kesalahan orang lain (tajassus)
j. Larangan bergunjing (ghibah)
k. Perintah untuk saling tolong-menolong (ta’awun) dalam kebaikan
l. Larangan saling membantu dalam kejahatan
m. Bersatu (i’tisham) dan menjauhi sikap bercerai berai (tafarruq)
n. Larangan memaksakan agama dan keyakinan (ikrah fi ad-din)
o. Berbuat baik (ihsan) dan menjauhi berbuat binasa (fasad)
Persaudaraan dipahami dengan perasaan simpati atau empati antara dua orang atau lebih,
masing-masing pihak memiliki satu kondisi atau perasaan yang sama, saling bersama suasana suka
dan duka, pahit dan getir, senang dan susah , jalinan perasaan yang timbal balik saling membantu
antara yang satu dengan yang lainnya. Jelaslah bahwa ukhuwah islamiyah pada dasarnya
merupakan persaudaran universal tanpa membedakan agam dan suku atau aspek-aspek lain yang
menjadi identitas kekhususannya.
Karenanya, tolong menolong untuk menciptakan kebaikan yang didasarkan atas
ketaqwaan Allah SWT, berpegng teguh kepada agama Allah, memelihara persatuan serta menjauhi
permusuhan akan menciptakan tata kehidupan dunia yang damai dan sejahterara.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hakikatnya agama adalah keyakinan akan adanya Tuhan yang tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan manusia, maka sangat perlu dipahami secaraseksama oleh setiap manusia. Agama
juga membawa peraturan-peraturan berupa hukum-hukum yang harus dipatuhi baik dalam
bentuk perintah yang wajib dilaksanakan maupun berupa larangan yang harus ditinggalkan.
Setiap agama pada dasarnya terdiri dari empat unsur, yaitu:
1. Ajaran (= teori; konsep) sebagai sisi gaib
2. Iman sebagai interaksi antara pelaku dan konsep,
3. Ritus (= upacara) sebagai sistem lambang, dan
4. Praktik ( = amal) sebagai perwujudan konsep dalam segala segi kehidupan individu dan
masyarakat.
Agama itu saling pengaruh mempengaruhi dengan sistem organisasi kekluaragaan, perkawinan,
ekonomi, hukum dan politik. Agama juga memasuki lapangan pengobatan, sains dan teknologi.
Serta agama itu telah memberikan inspirasi untuk memberontak dan melakukan peperanagan dan
terutama telah memperindah dan memperhalus karya seni. Tidak terdapat suatu institusi
kebudayaan lain yang menyajikan suatu lapangan ekspresi dan implliksi begitu halus seperti
halnya agama.
3.2 Saran
Dalam kehidupan beragama harus ditanamkan sikap saling menghormati dan menghargai satu
sama lain. Karena sesama muslim atau manusia adalah bersaudara. Dan Agama Islam sangat
cinta perdamaian.