B.Metode Titik Tertinggi dan Terendah (High and Low Point Method).
Contoh 1
Berikut disajikan data kegiatan dan biaya reparasi & pemelihara an pada PT Mustika tahun 2003
yakni :
1 750.000 6.000
2 715.000 5.500
3 530.000 4.250
4 600.000 4.000
5 600.000 4.500
6 875.000 7.000
7 800.000 6.000
8 1.000.000 8.000
9 800.000 6.000
10 750.000 6.000
11 550.000 4.500
12 600.000 4.500
8.570.000 66.250
Biaya variabel = Rp. 400.000 : 4.000 = Rp. 100 per jam mesin
Perhitungan unsur biaya tetap dalam biaya reparasi dan pemeliharaan mesin disajikan sebagai
berikut :
Fungsi biaya reparasi dan pemeliharaan tersebut dinyatakan secara matematis, berbentuk fungsi linier
yakni :
Y = 200.000 + 100x
2) Metode Scattergraph
Metode scattergraph dapat digunakan untuk menganalisis perilaku biaya . Dalam metode ini, biaya
yang dianalisis disebut variabel dependen dan diplot digaris vertical atau yang disebut sumbu y .
aktivitas terkait disebut variabel independent misalnya biaya tenaga kerja langsung, jam tenaga kerja
langsung dan diplot sepanjang garis horizontal disebut sumbu x .Sumbu x menunjukkan jumlah jam
tenaga kerja langsung dan sumbu y menunjukkan biaya listrik .
Peningkatan biaya listrik ketika jam kerja langsung meningkat , peningkatannya dapat dihitung :
Rata-rata biaya bulanan – elemen tetap = Rata-rata bulanan elemen variabel dari biaya
Rata-rata bulanan elemen variabel biaya = biaya variable perjam tenaga kerja langsung
Metode scattergraph merupakan kemajuan dari metode tinggi rendah karena metode ini menggunakan
semua data yang tersedia bukan hanya dua titik data . Metode ini memungkinkan inspeksi data secara
visual untuk menentukan apakah biaya tersebut tampak terkait dengan aktivitas itu apakah
hubungannya mendekati linear . Meskipun demikian, suatu analisis perilaku biaya menggunakan
metode scattergraph bisa saja menjadi bias karena garis biaya yang digambar melalui plot data
berdasarkan pada interpretasi visual .
Contoh : Berdasarkan data di atas, misal pada tingkat reparasi dan pemeliharaan 8.000 jam mesin per
bulan biaya yang dikeluar kan sebesar Rp. 1.000.000. Sedangkan menurut perhitungan, apabila
perusahaan tidak berproduksi, biaya reparasi yang tetap harus dikeluarkan adalah sebesar Rp. 400.000
Maka penentuan biaya variable dan tetap dapat ditentukan sebagai berikut :
Biaya Variabel per jam = Rp. 600.000 : 8000 = Rp. 75 per jam mesin
Dengan demikian fungsi biaya reparasi dan pemeliharaan tersebut dapat dinyatakan secara matematis
sbb
Y = 4.00.000 + 75 x
Dalam persamaan garis regresi : y = a + bx, dimana y merupakan variable tidak bebas
(dependent variable), yaitu variabel yang perubahannya ditentukan oleh perubahan pada variabel
x yang merupakan variabel bebas (independent variable). Variabel y menunjukkan biaya,
sedangkan variabel x menunjukkan volume kegiatan.
b = n ∑(xy) - ∑x ∑ y
n ∑x2 - (∑x)2
a = ∑y - b(∑x)
n
a. = 8.570.000 – b x 66.000 =
12
pembayaran upah dan gaji pembelian bahan baku & perlengkapan secara
kredit
kas beban gaji ymh dibayar utang usaha persediaan bahan baku
xxx xxx xxx xxx
Pengendali overhead
beban gaji ymh dibayar beban gaji persediaan bahan baku pabrik
xxx xxx xxx xxx
Mengeluarkan berbagai biaya manufaktur tidak Bagian manufaktur dari pembayaran dimuka yang
langsung secara kredit telah habis masa berlakunya
Bagian manufaktur dari penyusutan Bagian manufaktur dari berbagai sumber daya lain
yang digunakan
Membebankan biaya overhead ke produksi Membebankan biaya tenaga kerja langsung ke produksi
Pengendali overhead
pabrikDarang dalam prosesBeban gajiBarang dalam proses
xxxxxxxxxxxx
Membebankan biaya dari unit yang telah selesai keMembebankan biaya dari unit yang terjual ke akun akun barang jadiharga
Barang dalam proses Barang jadi Barang jadi Harga pokok penjualan
xxx xxx xxx xxx
Laporan harga pokok penjualan merupakan suatu daftar biaya produksi termasuk estimasi
untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead dibebankan yang
diperlukan untuk periode anggaran tersebut.
Bentuk dari laporan harga pokok penjualan:
PT “X”
LAPORAN HARGA POKOK PENJUALAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL…………….
Bahan baku
Persediaan bahan baku awal XXX
Pembelian XXX
Bahan baku tersedia digunakan
XXX
Dikurangi:
XXX
Bahan baku tidak langsung yang digunakan
XXX
Persediaan bahan baku akhir
XXX
Bahan baku yang XXX
digunakan Tenaga kerja XXX
langsung Overhead pabrik:
Bahan baku tidak langsung
XXX
Tenaga kerja tidak langsung XXX
Penyusutan XXX
Asuransi XXX
Overhead pabrik umum XXX
XXX
Total biaya manufaktur XXX
Ditambah persediaan barang dalam proses awal XXX
XXX
Dikurangi persediaan barang dalam proses akhir XXX
Harga pokok produksi XXX
Ditambah persediaan barang jadi awal XXX
Barang tersedia untuk dijual XXX
Dikurangi persediaan barang jadi akhir XXX
Harga pokok penjualan XXX
Bentuk dari laporan laba rugi perusahaan manufaktur:
PT “X”
LAPORAN LABA RUGI
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL…………….
Penjualan XXX
Dikurangi harga pokok penjualan XXX
Laba kotor XXX
Dikurangi beban komersial XXX
Laba operasi XXX
Dikurangi provisi pajak penghasilan XXX
Laba bersih XXX
2.Neraca
Neraca merupakan laporan keuangan yang menunjukkan posisi keuangan
(aktiva, kewajiban, dan equitas pemilik) di akhir periode.
Bentuk neraca untuk perusahaan manufaktur
PT “X”
NERACA
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL…………….
Aktiva
Aktiva lancar: Kas
Surat-surat berharga Piutang XXX
usaha Persediaan: XXX
Barang jadi
XXX
Barang dalam proses Bahan
baku
XXX
XXX
XXX
XXX
Beban dibayar dimuka Total XXX
aktiva lancar XX
Aktiva tetap: X
Tanah Bangunan XXX
Mesin dan peralatan
XXX
XXX
Dikurangi akumulasi penyusutan
XXX
XXX
XXX
Total aktiva tetap XX
X
Total aktiva XX
X
Kewajiban
Kewajiban lancar: Utang
usaha XXX
Estimasi utang pajak penghasilan
Utang wesel
XXX
XXX
Total kewajiban lancar XXX
Utang jangka panjang XXX
Total kewajiban XX
X
Ekuitas
pemegang
saham
Saham biasa Laba XXX
ditahan: XXX
Contoh:
PT. ICO Com adalah perusahaan perakitan radio dengan merk”ICOM” perusahaan mempunyai dua
departemen perakitan dan departemen penyelesaian. Untuk kedua departemen tersebut perusahaan
mempunyai akun produk dalam proses yang terpisah.
Perusahaan membebankan biaya overhead pabrik berdasarkan jam mesin, dengan tarif ditentukan dimuka
untuk departemen perakitan Rp3.500 per jam mesin dan departemen penyelesaian Rp3.900 per jam mesin.
Selama bulan September jam mesin yang digunakan pada departemen perakitan 4.050 jam mesin,
departemen penyelesaian 3.700 jam mesin, BOP aktual Rp30.290.000
Diminta:
Buatlah jurnal:
PDP- Departemen perakitan 14.175.000
PDP-Depatemen penyelesaian 14.430.000
Biaya overhead pabrik dibebankan 28.605.000
Contoh soal 1:
Pemotongan Perakitan
Jumlah unit barang dalam proses, persediaan awal 100 180
Jumlah unit dimulai di Departemen Pemotongan 600
Jumlah unit ditransfer ke Departemen Perakitan 500
Jumlah unit diterima dari Departemen Pemotongan 500
Jumlah unit ditransfer ke Persediaan Barang Jadi 580
Jumlah unit Barang dalam proses, persediaan akhir 200 100
Supervisor masing2 departemen melaporkan bahwa persediaan akhir barang dalam proses 60% selesai untuk
bahan baku di Departemen Pemotongan dan 100% selesai untuk bahan baku Perakitan. Persediaan akhir 20%
selesai untuk Tenaga Kerja di Departemen Pemotongan dan 70% selesai di Departemen Perakitan. Untuk
overhead pabrik, persediaan akhir 40% selesai di Departemen Pemotongan dan 70% selesai di Departemen
Perakitan. (Persentase penyelesaian dari pers. awal barang dalam proses tidak diperlukan jika metode rata2
tertimbang yang digunakan).
Data biaya untuk bulan Januari adalah sebagai berikut:
Jawab:
Departemen Pemotongan:
1) Skedul Kuantitas
Persediaan awal 100
Dimulai periode ini 600 700
Ditransfer ke Dep. Perakitan 500
Persediaan akhir (60%, 20%, 40%) 200 700
Departemen 1 Departemen 2
BDP awal (100% bahan, 40% konversi) 4.000 unit
BDP awal (100% bahan, 20% konversi) 6.000 unit
Barang masuk proses Mei 1999 40.000 unit
Barang yang ditransfer ke Departemen 2 35.000 unit
Tambahan unit pada Departemen 2 5.000 unit
Barang jadi ditransfer ke gudang 44.000 unit
BDP akhir (100% bahan, 60% konversi) 9.000 unit
BDP akhir (100% bahan, 30% konversi) 2.000 unit
Harga pokok barang dalam proses awal:
Harga pokok dari Departemen 1 - 4,000.000
Biaya bahan baku 1.400.000 1.200.000
Biaya tenaga kerja langsung 656.000 1.206.000
Biaya overhead pabrik (dibebankan) 1.100.000 460.000
Biaya yang ditambahkan Agustus 1999:
Biaya bahan baku 14.000.000 8.000.000
Biaya tenaga kerja langsung 5.000.000 7.000.000
Biaya overhead pabrik (dibebankan) 9.000.000 4.000.000
Pertanyaan:
Jika penilaian persediaan barang dalam proses awal menggunakan metode rata-rata:
1.Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi Departemen 1 untuk bulan Agustus 1999.
2.Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi Departemen 2 untuk bulan Agustus 1999.
PT Mulyo
Laporan Harga Pokok Produksi - Departemen 1
Agustus 2007 METODE RATA-RATA
Kuantitas:
Unit masukan:
Barang dalam proses awal 4.000
Unit masuk proses 40.000 44.000
Unit keluaran:
Unit barang jadi & ditransfer ke Dep. 35.000
2 9.000 44.000
Unit barang dalam proses akhir
Unit Ekuivalen: Bahan Baku Konversi
Unit barang jadi & ditransfer ke Dep. 35.000 35.000
2
Unit barang dalam proses akhir:
9.000 x 100% 9.000
9.000 x 60% . 5.400
44.000 40.400
Perhitungan Harga Pokok per Unit: Unit Harga Pokok
Total Biaya Ekuivalen per Unit
Biaya bahan baku:
Barang dalam proses awal Rp1.400.000,00
Ditambahkan periode ini 14.000.000,00
Jumlah biaya bahan baku Rp15.400.000,00 44.000 Rp350,00
Biaya tenaga kerja langsung:
Barang dalam proses awal Rp 656.000,00
Ditambahkan periode ini 5.000.000,00
Jumlah biaya tenaga kerja langsung Rp 5.656.000,00 40.400 140,00
Biaya overhead pabrik:
Barang dalam proses awal Rp 1.100.000,00
Ditambahkan periode ini 9.000.000,00
Jumlah biaya overhead pabrik Rp10.100.000,00 40.400 250,00
Total biaya Rp31.156.000,00 Rp740,00
Perhitungan Harga Pokok:
Barang jadi ditransfer ke Dep. 2
(35.000 x Rp740,00) Rp25.900.000,00
Barang dalam proses akhir:
Biaya bahan baku
(9.000 x Rp350,00) Rp3.150.000,00
Biaya tenaga kerja langsung
(9.000 x 60% x Rp140,00) 756.000,00
Biaya overhead pabrik
(9.000 x 60% x Rp250,00) 1.350.000,00
5.256.000,00
Rp31.156.000,00
Format laporan biaya produksi dept kedua dan seterusnya Persedian BDP awal
menggunakan metode rata-rata tertimbang :
* Total Biaya = Biaya produksi BDP awal + Biaya produksi periode sekarang
** Unit Ekuivalen = unit produk selesai + (unit BDP akhir x % penyelesaian )
*** HP per unit = Total biaya / unit ekuivalen
**** Nilai BDP akhir = Unit BDPakhir x % penyelesaian x HP/unit masing-masing elemen
#CONTOH
PT Mulyo
Laporan Harga Pokok Produksi - Departemen 2
Agustus 1999
Kuantitas:
Unit masukan:
Barang dalam proses awal 6.000
Unit yang diterima dari Dep. 1 35.000
Unit yang ditambahkan di Dep. 2 5.000 46.000
Unit keluaran:
Unit barang jadi ditransfer ke gudang 44.000
Unit barang dalam proses akhir 2.000 46.000
Format Laporan biaya produksi departemen pertama, persediaan awal BDP metode
MPKP/FIFO
* Total Biaya Hp BDP awal = Jumlah BBB, BTK, BOP dari BDP awal
** Unit Ekuivalen = ((100% - % BDP awal) x unit BDP awal) + (unit Produk selesai – unit
BDP awal) + (unit BDP akhir x %penyelesaian)
*** HP per unit = Total biaya / unit ekuivalen
**** ((100% - % BDP awal) x Unit BDP awal) x HP/unit
*# Nilai BDP akhir = Unit BDP akhir x %penyelesaian x
HP/unit masing-masing elemen
M8.Akuntansi Untuk Kerugian Biaya Proses Produksi Dalam Sistem Perhitungn Biaya
Berdasarkan Proses (Proses Costing)
PRODUK HILANG DALAM PROSES PRODUK
Selama proses produksi berlangsung, ada kemungkinan terjadi produk hilang yaitu
apabila jumlah unit yang dimasukkan dalam proses tidak sesuai dengan yang dihasilkan.
Misalnya: Masuk proses 1000 unit, jadi 900 unit dan masih dalam proses 50 unit. Maka ada
yang hilang 50 unit.
Produk yang hilang dalam proses didalam laporan harga pokok produksi harus disertakan
sebagai pertanggungjawaban (kapan hilangnya).
Contoh:
PT. ABC mengolah produknya melalui dua departemen Produksi I dan II. Kegiatan
selama bulan Februari th 2000 adalah sebagai berikut:
Dept. I Dept. II
Masuk proses: 1.500 unit 1.250 unit
Selesai 1.250 unit 1.100 unit
Dalam proses 100 unit 100 unit
Hilang awal proses 150 unit 50 unit
BBB Rp. 1.485.000 -
BTKL Rp. 2.640.000 Rp. 2.052.000
BOP Rp. 1.170.000 Rp. 1.044.000
Tk. Penyl BDP BB 100% -
TK 70% 40%
BOP 50% 60%
Diminta, buat laporan harga pokok produksi Dept. I & Dept. II
Jawab:
1. Perhitungan harga pokok produksi per unit Dept. I
Biaya Jumlah Ekuivalen Unit HP per Unit
BBB Rp.1.485.000 1.250 +(100 x 100%) = 1.350 Rp. 1.100
BTKL Rp.2.640.000 1.250 +(100 x 70%) = 1.320 Rp. 2.000
BOP Rp.1.170.000 1.250 +(100 x 50%) = 1.300 Rp. 900
Jml Rp.5.295.000 Rp. 4.000
2. Perhitungan harga pokok barang jadi Dept. I yang ditransfer ke Dept. II & barang
dalam proses Dept. I
HP Brg jadi Dept. I yang ditransfer ke Dept. II
1.250 x Rp. 4.000 Rp.5.000.000
H.P Barang dalam proses Dept. I
- BBB = 100 x 100% x Rp. 1.100 = Rp.110.000
- BTKL = 100 x 70% x Rp. 2.000 = Rp.140.000
- BOP = 100 x 50% x Rp. 900 = Rp. 45.000 Rp. 295.000
Jumlah biaya produksi bulan Februari Rp. 5.295.000
Perhitungan Biaya
HP Brg jadi Dept. I yang ditransfer ke Dept. II
1.250 x Rp. 4.000 Rp. 5.000.000
H.P Barang dalam proses Dept. I
- BBB = 100 x 100% x Rp. 1.100= Rp. 110.000
- BTKL = 100 x 70% x Rp. 2.000 = Rp. 140.000
- BOP = 100 x 50% x Rp. 900 = Rp. 45.000 Rp. 295.000
Jumlah biaya produksi Dept. I Rp. 5.295.000
DEPT. II
1. Penyesuaian perhitungan H.P per unit produk yang berasal dari Dept. I
H.P per unit produk yang berasal dari Dept. I
Rp. 5.000.000 : 1.250 Rp. 4.000
H.P per unit produk yang berasal dari Dept. I
Setelah adanya produk yang berasal dari Dept. I
Sebanyak 50 unit adalah Rp. 5.000.000: (1.250 – 50) Rp. 4.166,67
Penysn H.P per unit produk yang berasal dari Dept. I Rp. 166,67
2. Perhitungan harga pokok produksi per unit Dept. II (yang ditambah)
Jenis bi Jumlah Ek. Unit H.P per unit
- BTKL Rp. 2.052.000 1.100 + (100 x 40%) = 1.140 Rp. 1.800
- BOP Rp. 1.044.000 1.100 + (100 x 60%) = 1.160 Rp. 900
Jumlah Rp. 3.096.000 Rp.2.700
3. Perhitungan H.P barang jadi dari Dept. II yang ditransfer ke gudang & H.P barang
dalam proses akhir periode Dept. II
Harga barang jadi yang ditransfer ke gudang
- H.P dari Dept. I : Rp. 4.166,67 x 1.100 Rp. 4.583.337
- Ditambah H.P di Dept. II : Rp. 2700 x 1.100 Rp. 2.970.000
H.P barang jadi Rp. 7.553.337
H.P barang dalam proses Dept. II
- H.P dari Dept. I : 100 x Rp. 4.166,67 = Rp. 416.667
- Ditambah biaya di Dept. II
BTKL = 100 x 40% x Rp. 1.800 = Rp. 72.000
BOP = 100 x 60% x Rp. 900 = Rp. 54.000 Rp. 542.667
Jml biaya komulatif Dept. II Rp. 8.096.004
4. Laporan H.P Produksi Dept. II
PT. ABC
Lap. H.P Produksi Dept. II
Data Produksi
- Menerima dari Dept. I 1.250 unit
- Ditransfer ke gudang 1.100 unit
- BDP akhir 100 unit
- Hilang (awal proses) 50 unit
1.250 unit
Biaya Yang Dibebankan di Dept. II
Biaya Jumlah Per Unit
- H.P dari Dept. I (1250) Rp. 5.000.000 Rp. 4.000
- Penyusn. H.P/unit karena
adanya prod. hilang pada
awal proses Rp. 166,67
Rp. 5.000.000 Rp.4.166,67
Biaya yang ditambah di Dept. II
- BTKL Rp. 2.052.000 Rp. 1.800
- BOP Rp. 1.044.000 Rp. 900
Jumlah Rp. 8.096.000 Rp. 6.866,67
Perhitungan Biaya
- H.P barang jadi yang ditransfer ke gudang
Rp. 6.866,67 x 1.100 Rp. 7.553.337
- H.P barang dalam proses akhir
H.P dari Dept. I : 100 x Rp. 4.166,67 =Rp 416.667
- Biaya tambahan di Dept. II
BTKL = 100 x 40% x Rp. 1800 = Rp 72.000
BOP = 100 x 60% x Rp. 900 = Rp 54.000 Rp. 542.667
Jumlah biaya komulatif di Dept. II Rp. 8.096.004