Allah memaafkan
***
Mengapa Musibah Selalu Datang Menimpa Kita
Khutbah Jum’at Kedua
ِ ِ و َنعوذُ ب، احلم ُد هلل حَنْم ُده ونَستَعِينُه ونَسَت ْغ ِفره و َنُتوب ِإلَي ِه
اهلل ِم ْن ُشُر ْو ِر َأْن ُف ِسنَا ُْ َ ْ ُ ْ َ ُ ُ ْ َ ُ ْ ْ َ ُ َ َْ
ضلِ ْل َفلَ ْن جَتِ َد لَهُ َولِيًا
ْ ُ َو َم ْن ي، ُض َل لَه ِ من يه ِد ِه اهلل فَالَ م،َأعمالِنَا
ُ ْ َ ْ َ َ ْ َوم ْن َسيَِّئات
ِ ِ
َّ َوَأ ْش َه ُد، ُك لَه
َُأن حُمَ َّمداً َعْب ُده َ ْ َوَأ ْش َه ُد َأ ْن اَل ِإلهَ ِإاَّل اهلل َو ْح َدهُ اَل َش ِري، ُم ْر ِش ًدا
، َو َر ُس ْولُهُ ؛ َْأر َسلَهُ بِاهْلَُدى َو ِديْ ِن احلَ ِّق لِيُظْ ِهَرهُ َعلَى الدِّيْ ِن ُكلِّ ِه َولَ ْو َك ِر َه ال َكافُِر ْو َن
ِك نَبِِّينَا حُم َّم ٍد وعلَى آلِِه وصحبِ ِه َأمْج ع ِاللّه َّم صل وسلِّم وبا ِر ْك علَى عب ِد َك ورسول
نْي
َ َ َْ َ َ َ َ َ ْ ُ َ َ َْ َ َ َ ْ َ َ ِّ َ ُ
. ان ِإىَل َي ْوِم الدِّيْ ِن
ٍ ومن تَبِعهم بِِإحس
َ ْ ْ َُ ْ َ َ
..أما بعد
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala
Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjelaskan kesempurnaan qudrah-Nya, dan kesempurnaan hikmah-Nya, dan seluruh
perkara di bawah pengaturan dan pengawasan-Nya, baik itu kelapangan, keamanan, kesempitan, dan ketakutan, semuanya adalah
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
Maka semua ketetapan berjalan berdasarkan hikmah dan keutamaan atau keadilan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidaklah
ِِ ِ
َ اه ْم َولَكن َكانُوا ُه ُم الظَّالم
ني ُ ََو َماظَلَ ْمن
“Dan tidaklah Kami menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” (QS. Az-Zuhruf: 76)
Sesungguhnya kita beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan qadar-Nya, dan bahwa iman kepada qodar Allah Subhanahu
wa Ta’ala adalah salah satu dari rukun iman yang enam, maka kita mengimani bahwa semua yang menimpa kita baik kebaikan
maupun kelapangan itu adalah nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang wajib kita syukuri dengan cara kita mendekatkan diri
kepada Allah Subhanahu wa Ta’alamelaksanakan ketaatan dan menjauhi larangan-Nya, maka tatkala itu, kita berhak untuk
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
kepadamu, dan jika kamu mengingkati (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat peduh.” (QS. Ibrahim: 7)
Sesungguhnya semua yang menimpa manusia baik kemadaratan dan kesempitan tidak lain hal itu karena kemaksiatan yang
mereka lakukan, juga karena kelalaian mereka dari melaksanakan perintah-perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala serta disebabkan
mereka melupakan syariat-syariat Allah. Allah mengabadikan hal itu di dalam kitabullah agar kita bisa berhati-hati dan waspada.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
ِ اك لِلن
َّاس َ ك ِم ْن َسيَِّئ ٍة فَ ِمن نَّ ْف ِس
َ َك َو َْأر َس ْلن َ َآَأصاب ِ ِ ٍ ِ َ َّمآَأصاب
َ ك م ْن َح َسنَة فَم َن اهلل َو َم ََ
ِ ِرسوالً و َك َفى ب
ً اهلل َش ِه
يدا َ َُ
“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu
Sesungguhnya kebanyakan manusia pada hari ini, mereka hanya mengaitkan musibah-musibah yang menimpa mereka, dengan
kejadian-kejadian alam semata, dengan faktor-faktor eksternal yang tidak ada kaitannya dengan kesalahan mereka sendiri. Maka,
tidak ragu lagi bahwa hal itu karena kurangnya pemahaman mereka dan lemahnya keimanan mereka, dan juga karena mereka lalai
Orang-orang yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Ketahuilah bahwasanya dibalik sebab-sebab dan
faktor alam tersebut, ada juga sebab-sebab syar’i bahkan hal inilah sebab yang lebih dominan dan lebih kuat serta lebih membawa
pengaruh dari terjadinya musibah-musibah yang ada tersebut. Hanya saja memang terkadang sebab-sebab dan faktor alam itu
menjadi wasilah ataupun perantara dari sebuah ketetapan hukum dari sebab-sebab syar’i. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
ض الَّ ِذي َع ِملُوا ِ ِ ِ ظَهر الْ َفساد يِف الْبِّر والْبح ِر مِب ا َكسبت َأي ِدي الن
َ َّاس ليُذي َق ُهم َب ْع ْ ْ ََ َ ْ َ َ َ ُ َ َ َ
لَ َعلَّ ُه ْم َي ْر ِجعُو َن
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada
mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum: 41)
Hanya saja, kita wajib bersyukur atas nikmat yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada umat ini, dimana umat ini
tidaklah akan diadzab dan disiksa yang ditimpakan kepada umat-umat yang terdahulu, umat ini tidak akan ditimpakan dengan suatu
bencana yang merata dan mematikan seluruh manusia, sebagaimana yang telah terjadi pada kaum ‘Aad, tatkala mereka
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
ِس َّخرها علَي ِهم سبع لَي ٍال ومَثَانِيةَ َأيَّ ٍام حسوما َفترى الْ َقوم ف
ْ ص ْر َعى َكَأنَّ ُه ْم
َأع َج ُاز ا يه
َ َ َْ ََ ً ُ ُ َ َ َ َ َْ ْ ْ َ َ َ َ
}8{ } َف َه ْل َتَرى هَلُم ِّمن بَاقِيَ ٍة7{ خَنْ ٍل َخا ِويٍَة
“Yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; Maka kamu lihat kaum
Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk) maka kamu tidak
melihat seorang pun yang tinggal di antara mereka.” (QS. Al-Haaqqah: 7-8)
Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menjadikan umat ini binasa seperti kaum Tsamud, mereka dihujani badai dan disambar petir
sehingga mereka di dalam rumah-rumah mereka menjadi bangkai yang berserakan. Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menjadikan
umat ini binasa seperti kaum Luth, AllahSubhanahu wa Ta’ala mengirim kepada mereka hujan batu dan langit, dan membalik
bangunan-bangunan mereka yang atas menjadi di bawah sehingga mereka hancur-lebur. Naudzubilla min dzalik.
ِ ات و
الذ ْك ِر ِ آن ال َك ِرمْيِ و َن َفعيِن وِإيَّا ُكم مِب َا َفي ِه ِمن اآلي
ِ باَر َك اهلل يِل ولَ ُكم يِف ال ُقر
َ َ َ ْ ْ َ ْ َ ْ ْ َ ُ َ
ٍ ْلساِئِر املسلِ ِمنْي َ ِم ْن ُك ِّل َذن ِ َأُقو ُل َقويِل ه َذا و. احل ِكيم
ب ْ ُ َّ َأسَت ْغفُر اهلل يِل َولَ ُك ْم َو ْ َ َ ْ ْ ْ َ
. الر ِحْي ُم ر و ف الغ و ه ه َّ
ن اسَت ْغ ِفروهُ ِإ
َ ُ ْ ُ َ َ ُ ُ ْ ُ ْ َف
Khutbah Jum’at Kedua
ِذي الطَْو ِل اَل ِإلهَ ِإاَّل ُه َو ِإلَْي ِه، اب ِ ب َش ِديْ ِد العِ َق
ِ التو ِ ِ ِ ِ
ْ َ احلَ ْم ُد هلل َغاف ِر ال َذنْب قَاب ِل
َوَأ ْش َه ُد َأ ْن حُمَ َّمداً َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ البَ ِشْيَر النَ ِذ ْيَر ؛ صلى اهلل عليه وعلى آله، صرْي ِ امل
ِ ِ ِ ِ ٍ ِ َ
َّ ِ ِ ِ يِف ِإِ ِ ِ
. َأص َحابه َو َم ْن تَب َع ُه ْم ب ْح َسان ال َق ْول َوالف ْعل َواال ْعت َقاد َو َسل َم تَ ْسلْي ًما ْ َو
أما بعد
Jamaah kaum muslimin yang dimuliakan Allah
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan hikmah dan rahmat-Nya terhadap umat ini, menjadikan balasan dan adzab dari
dosa-dosa dan kemaksiatan-kemaksiatan mereka dengan penindasan sebagian mereka kepada sebagian yang lain, pembunuhan
sebagian mereka kepada sebagian yang lain, dan penawanan sebagian mereka kepada sebagian yang lain.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
ت َْأر ُجلِ ُك ْم َْأوِ ْث علَي ُكم ع َذابا ِّمن َفوقِ ُكم َأو ِمن حَت
ْ ْ ْ ْ ً ْ َْ َ َ ع
َْبي
َّ َأن ى ل
َ ع
َ رُ
ِ قُل هو الْ َق
اد َُ ْ
ِ ف اَْألي ِ ِ
ات لَ َعلَّ ُه ْم َي ْف َق ُهو َنَ ُ صِّر َ ُف ن
َ ض انظُْر َكْي ٍ س َب ْع
َ ض ُك ْم بَْأ َ َيْلبِ َس ُك ْم شَي ًعا َويُذ
َ يق َب ْع
Katakanlah, “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan adzab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia
mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan
sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari jalan Sa’ad bin Abi Waqqasradhiallahu’anhu beliau berkata, “(Suatu
hari) kami datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau shalat dua rakaat dan kami pun shalat
bersamanya, kemudian beliau bermunajat kepada Rabb-Nya dengan sangat lama, kemudian mengatakan, “Aku memohon kepada
Rabbku tiga hal, Aku memohon agar umatku tidak dibinasakan dengan al-gharqu (banjir bandang), maka Dia-pun mengabulkannya,
dan Aku memohon agar umatku tidak dibinasakan dengan sebab paceklik panjang seperti yang terjadi pada keluarga Firaun, maka
Dia-pun mengabulkannya, dan aku memohon agar umatku tidak dibinasakan dikarenakan ulah sebagian mereka pada sebagian
Sesungguhnya kalian adalah orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat tersebut dan juga kepada hadis-hadis di atas yang telah
shahih dari Rasulullah, akan tetapi mengapa kalian tidak memikirkannya? Mengapa kalian tidak memahaminya? Mengapa kalian
tidak mengaitkan musibah yang datang bertubi-tubi menimpa kita itu karena sebab kelalaian dan rendahnya perhatian kalian
terhadap agama kalian sendiri, sehingga dengan itu kalian akan kembali kepada Rabb kalian, dan kalian akan diselamatkan dari
Maka bertakwalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala wahai sekalian hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala, lihatlah kepada diri-diri
kalian, dan bertaubatlah kepada Rabb kalian, luruskanlah jalan hidup kalian, ketahuilah bahwa bencana dan musibah yang melanda
kalian dan kobaran api fitnah yang menyerbu kalian, hanyalah hal itu semua karena sebab diri-diri kalian sendiri, karena sebab
dosa-dosa yang kalian perbuat, maka perbaikilah setiap dosa yang kita lakukan dengan taubat dan kembali kepada
AllahSubhanahu wa Ta’ala dan berlindunglah dari segala fitnah, baik fitnah dunia yang berupa pembunuhan, perampokan,
penindasan dan juga fitnah agama yang berupa syubhat dan syahwat yang selalu mencegah manusia dari kembali kepada
agamanya yang lurus, dan menjauhkan mereka dari pelita yang dibawa para pendahulu umat yang shaleh.
Sesungguhnya fitnahnya hati itu lebih berbahaya dan lebih jelek serta lebih merusak dari sekedar fitnahnya dunia. Karena fitnah
dunia hanya akan berakibat pada kerugian materi dan keduniaan, sedangkan dunia ini akan lenyap dan hilang baik cepat atau
lambat, tetapi fitnah agama itulah yang akan menghancurkan dunia dan akhiratnya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
hari kiamat.” Inagtlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (QS. Az-Zumar: 15)
Mudah-mudahan kita selalu dijaga oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dari fitnah dunia dan fitnah agama dan kita dijauhkan dari bala
dan musibah yang kian hari seakan musibah itu selalu berganti dan berkepanjangan. Dan mudah-mudahan kita termasuk hamba-
hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala yang selalu bertaubat dari perbuatan-perbuatan dosa yang kita lakukan, sehingga kita termasuk
orang-orang yang akan mendapatkan pertolongan-Nya baik di dunia dan di akhirat kelak. Amin.