Anda di halaman 1dari 8

Opsi p-ISSN 1693-2102

Vol 15 No 1 June 2022 e-ISSN 2686-2352

Analysis of Total Productive Maintenance (TPM) Application


Using Overall Equipment Effectiveness (OEE) and Six Big Losses
on Disamatic Machine PT. XYZ

Analisis Penerapan Total Productive Maintenance (TPM)


Menggunakan Nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan
Six Big Losses pada Mesin Disamatik PT. XYZ

Musyafa’ah 1, Amanda Sofiana1


1
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Jendral Soedirman, Jl. Mayjen Sungkono KM 05
Blater, Kalimanah, Purbalingga 53371
email : amanda.sofiana@unsoed.ac.id
doi: https://doi.org/10.31315/opsi.v15i1.6630

Received: 27th January 2022; Revised: 6th April 2022; Accepted: 27th April 2022;
Available online: 18th June 2022; Published regularly: June 2022

ABSTRACT
PT. XYZ is a manufacturing company which engages in Defense and Commercial. One of the facility tools used
is a disamatic machine which is a machine that produces shoulder components for railway tools. This machine is
an old machine, so that problems that arose on the production floor were often caused by the cessation of the
process on the production floor due to machines stuck, machines damaged, or machines not running properly so
that it can reduce the machines productivity. The method used in analyzing this problem is by calculating the
value of Overall Equipment Effectiveness (OEE) and Six Big Losses to identify the performance of industrial
machines. The results showed the OEE value owned by PT. XYZ is 61.94%. This value is still below the standard
value set by Japan Institute of Plant Maintenance (JIPM), which is 85%. The factor which influenced the lower
OEE value was the low-efficiency performance, which is 68.29%. Based on the Six Big Losses calculation, the
most dominant loss causing a decrease in machine effectiveness was reduce speed losses, which is 42.38%. This
factor was analysed by Pareto and fishbone diagram. The result of this research can be useful for the company
to increase their productivity which will increase their profits.

Keywords: TPM, Six Big Losses, OEE, disamatic machine

ABSTRAK
PT. XYZ merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang Pertahanan dan Komersial. Salah satu
mesin yang digunakan adalah mesin disamatik yang merupakan mesin yang memproduksi shoulder komponen
alat perkerataapian. Mesin ini termasuk kedalam mesin tua, sehingga permasalahan yang muncul dalam lantai
produksi seringkali diakibatkan karena terhentinya proses pada lantai produksi yang disebabkan adanya mesin
yang mati, mesin rusak, maupun mesin tidak berjalan semestinya, sehingga dapat menurunkan produktivitas
mesin industri. Metode yang dilakukan dalam menganalisis permasalahan ini adalah dengan menemukan nilai
Overall Equipment Efectivenesss (OEE) dan Six Big Losses untuk mengidentifikasi kinerja mesin industri. Dari
hasil pengolahan data, nilai OEE yang dimiliki PT. XYZ sebesar 61,94%. Nilai ini masih dibawah nilai standar
ideal yang ditetapkan oleh Japan Institute of Plant Maintenance (JIPM) yaitu sebesar 85%. Salah satu faktor
yang berpengaruh pada rendahnya nilai OEE pada PT. XYZ yaitu kecilnya performa effisensi sebesar 68,29%.
Berdasarkan hasil perhitungan nilai Six Big Losses, kerugian yang paling dominan menyebabkan penurunan
efektivitas mesin adalah Reduce speed Losses dengan nilai 42,38%. Faktor kerugian ini dianalisis menggunakan
diagram pareto dan fishbone diagram. Hasil penelitian ini bisa bermanfaat untuk perusahaan untuk
meningkatkan produktivitas perusahaan yang dapat memperbesar profit perushaaan.

Kata Kunci: TPM, Six Big Losses, OEE, mesin disamatik

56
Opsi p-ISSN 1693-2102
Vol 15 No 1 June 2022 e-ISSN 2686-2352

1. PENDAHULUAN dari luar perusahaan itu sendiri. Pada divisi X


terdapat dua lini produksi, yaitu lini furan dan
Perkembangan Industri di Indonesia setiap
lini disamatik. Mesin disamatik merupakan
waktu semakin pesat seiring dengan
mesin tertua (1990 sekian atau >20 tahun) di
perkembangan teknologi. Perkembangan
divisi X, mengingat umur mesin yang sudah tua
teknologi ini pula yang pada akhirnya menuntut
sehingga sering terjadi permasalahan pada
perusahaan dalam proses produksi agar dapat
mesin tersebut.
memanfaatkan dan mengelola mesin beserta
Untuk memecahkan masalah kurangnya
peralatannya secara maksimal. Tetapi pada
produktivitas produksi yang disebabkan karena
kenyataannya perusahaan hanya mendapatkan
downtime mesin, salah satu yang bisa dilakukan
manfaat yang terbatas dikarenakan kurang
adalah dengan menerapkan Total Productive
baiknya pengelolaan manajemen keperalatan
Maintenance (TPM). TPM adalah alternatif
(Rully & Putri, 2018). Untuk mengatasi hal
manajemen keperalatan guna meningkatkan
tersebut, diperlukan alternatif manajemen guna
produktivitas dan pemeliharaan yang efektif
meningkatkan produktivitas yang berkualitas
(Siregar1 et al., 2017). TPM di sini adalah
dan juga melalui pemeliharaan efektif, eleminasi
kondisi dimana tercapainya zero breakdown,
breakdown dan kemudian guna menciptakan
zero defect, serta zero accident dalam suatu
lingkungan pekerjaan yang sehat (health) dan
siklus produksi sehingga peralatan dapat bekerja
aman (safety) (Madewell, 1998). Salah satu hal
secara efektif. Untuk membantu mewujudkan
yang dapat dilakukan adalah merawat mesin dan
TPM yang baik diperlukan perhitungan nilai
peralatan. Pemeliharaan merupakan suatu
Overall Equipment Effectiveness dan Six Big
kegiatan yang dilakukan untuk menjaga agar
Losses untuk mengidentifikasi kinerja mesin
suatu pabrik atau mesin tetap pada kondisi yang
industri (Hapsari et al., 2012).
diinginkan dan memenuhi kapasitasnya.
Overall Equipment Effectiveness (OEE)
(Sharma et al., 2011).
merupakan salah satu tools dalam manajemen
Salah satu permasalahan yang muncul
keperawatan yang bertujuan untuk
dalam lantai produksi seringkali diakibatkan
memelihara/menjaga kualitas performansi dari
karena terhentinya proses pada lantai produksi
suatu fasilitas, peralatan atau mesin agar dapat
yang disebabkan adanya mesin yang mati, mesin
beroperasi dengan baik dan sesuai seperti dalam
rusak, maupun mesin tidak berjalan semestinya.
keadaan semula (Siregar1 et al., 2017). Six Big
Permasalahan tersebut dapat mengakibatkan
Losses juga merupakan bagian penting dalam
hasil produksi yang kurang dari target produksi,
mengukur permasalahan dalam proses produksi.
terjadi banyak defect pada produk dan juga
Six Big Losses adalah enam bentuk kerugian
kerugian biaya produksi. Mesin yang mati atau
yang harus dihindari karena dapat mengurangi
tidak bisa melakukan produksi dapat
tingkat efektifitas dari suatu mesin (Triwardani
menurunkan efisiensi dan efektifitas mesin
et al., 2013). Menurut Nakajima (1988),
sehingga menyebabkan adanya biaya yang harus
tindakan yang dilakukan dalam metode OEE dan
dikeluarkan perusahaan untuk memperbaiki
Six Big Losses tidak hanya berfokus pada
mesin tersebut. Oleh karena itu, diperlukan suatu
pencegahan terjadinya kerusakan pada fasilitas,
tindakan yang perlu dilakukan untuk mencegah
mesin atau peralatan saja, tetapi juga
atau mengatasi masalah tersebut.
meminimalkan downtime pada mesin atau
PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan
peralatan. Pada sebuah perusahaan mencatatan
manufaktur yang bergerak di bidang Pertahanan
OEE dan pendataan downtime diperlukan,
dan Komersial. Produk pertahanan meliputi
karena pendataan ini dapat digunakan untuk
produk produk yang digunakan untuk
memudahkan mengidentifikasikan jenis dari
pertahanan dan keamanan negara, seperti
kerusakan pada peralatan. Pendataan downtime
kendaraan militer, amunisi dan senjata. Produk
dilakukan dengan mengamati dan
komersial yang diproduksi di PT. XYZ ini
mengelompokan sesuai dengan jenis
seperti alat-alat industri, komponen alat
kerusakaannya dan dibuat ke dalam bentuk
perkeretaapian, komponen alat perkapalan,
grafik agar lebih mudah dalam pembacaannya
industri transportasi, mesin industri dan lain
(Alvira et al., 2015).
sebagainya. PT. XYZ ini tidak hanya menerima
Berdasarkan penelitian Firmansyah et al.
permintaan order dari internal departemen
(2015), hasil perhitungan nilai OEE pada PT.
perusahaan, namun permintaan order banyak

57
Opsi p-ISSN 1693-2102
Vol 15 No 1 June 2022 e-ISSN 2686-2352

Pismatex Textile Industry sebesar 68,59 % di bulan (Septermber 2020 - Februari 2021) dan
mana nilai ini masih di bawah nilai ideal yang data yang didapatkan dari sumber-sumber
ditetapkan Japan Institute of Plant Maintenance tertentu berdasarkan dokumen-dokumen yang
(JIPM), yaitu organisasi yang menaungi TPM, berkaitan,.
sehingga perlu dilakukan analisis perbaikan 2.3 Pengolahan Data
sehingga target produksi dapat tercapai. Nilai Pengolahan data yang dilakukan untuk
ideal yang ditetapkan JIPM sebesar 85% untuk menyelesaikan permasalahan pada penelitian ini
peralatan (Habib & Supriyanto, 2012). Nilai yaitu efektivitas mesin dengan menggunakan
OEE yang didapatkan perusahaan sebesar 68,59 Ms. Excel. Pengolahan dilakukan setelah data-
% ini didapatkan dari hasil perhitungan data yang diperlukan terpenuhi kemudian
availability, performance dan quality rate dilakukan input data pada Ms. Excel dengan
dengan nilai masing-masing 81,62%, 85,07% menggunakan rumus untuk mendapatkan nilai
dan 98,78%. Pada penelitian yang dilakukan yang dicari.
Firmansyah et al. (2015) ini didapatkan hasil 2.3.1 Overall Equipment Effectiveness (OEE)
Losses terbesar pada reduce speed Losses yaitu OEE merupakan suatu tools untuk
sebesar 39,87%. Hal ini disebabkan karena mengukur keefektifan penggunaan dari suatu
adanya perbedaan kecepatan mesin dengan peralatan atau mesin pada proses produksi
kecepatan aktual yang seharusnya. (Jannah et al., 2017). Formulasi perhitungan
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk OEE menggunakan rumus berikut:
menerapkan Total Productive Maintenance a) 𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑒 merupakan rasio
(TPM) pada PT. XYZ dan mengetahui faktor operating time dibandingkan dengan loading
penyebab rendahnya produktivitas produksi di time-nya. Berikut rumus untuk menghitung
PT. XYZ. Penelitian ini dilakukan pada mesin availability rate :
disamatik yang memproduksi komponen alat 𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑒 =
𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
×
perkeretaapiian yaitu shoulder. Dengan 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
menghitung nilai OEE dan mengidentifikasi Six 100% (1)
Big Losses, diharapkan hasil penelitian ini b) Performance efficiency merupakan rasio
bermanfaat bagi perusahaan untuk mengukur processed amount dikalikan ideal cycle time-
kinerja perawatan mesin dan meningkatkan nya terhadap waktu tersedia untuk
produktivitas perusahaan yang dapat melakukan proses produksi. Berikut adalah
memperbesar profit perushaaan dengan rumus yang digunakan:
memperbaiki kerugian yang terjadi. 𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 𝐸𝑓𝑓𝑖𝑐𝑖𝑒𝑛𝑐𝑦 =
𝑝𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡𝑥 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒
𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
× 100%
2. METODE (2)
c) Rate of Quality merupakan rasio banyaknya
Metode yang digunakan dalam upaya produk yang dihasilkan dikurangi banyaknya
penerapan TPM adalah dengan metode OEE dan produk yang tidak masuk spesifikasi
Six Big Losses untuk mengetahui efisiensi dan terhadap jumlah produk. Berikut adalah
performansi mesin industri. Untuk melakukan rumus yang digunakan:
penelitian ini, alirnya adalah sebagai berikut: 𝑅𝑎𝑡𝑒 𝑜𝑓 𝑄𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 =
2.1 Observasi Lapangan 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑡𝑒𝑑−𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡 𝑑𝑒𝑓𝑒𝑐𝑡
Observasi dilakukan pada semua bengkel × 100% (3)
𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑡
produksi di departemen X, yang memiliki 2
bengkel produksi yaitu bengkel produksi 1 dan 2.3.2 Six Big Losses
2. Secara khusus observasi dilakukan pada Perhitungan Six Big Losses adalah sebagai
bengkel produksi 1. berikut :
2.2 Pengumpulan Data a) Equipment failure (breakdown losses)
pengumpulan data yang dilakukan berupa merupakan kerugian yang diakibatkan
data primer (waktu siklus dan wawancara kerusakan pada mesin atau alat secara
operator terkait faktor penyebab kerusakan tiba-tiba sehingga menyebabkan mesin
mesin Disamatik) dan data sekunder (preventive tidak beroperasi dan tidak menghasilkan
maintenance, downtime, breakdown, dll) yaitu produk/output. Berikut rumus yang
data yang sudah ada diperusahaan periode 6

58
Opsi p-ISSN 1693-2102
Vol 15 No 1 June 2022 e-ISSN 2686-2352

digunakan untuk menghitung equipment


failures :
Equipment Failures (breakdowns) Scrap Losses
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑟𝑒𝑎𝑘𝑑𝑜𝑤𝑛 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑥 𝑆𝑐𝑟𝑎𝑝
= 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
× 100% (4) = 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
× 100% (9)
b) Setup and Adjustment Losses
merupakan kerugian yang diakibatkan 2.4 Analisis Hasil
karena kegiatan pemasangan dan Analisis hasil pengolahan data kemudian
penyetelan peralatan atau mesin. dilakukan dengan menggunakan OEE untuk
Kegiatan ini meliputi semua waktu mengetahui efektifitas mesin dan perhitungan
setup termasuk waktu Six Big Losses untuk mengetahui jenis kerugian
penyesuaian/adjustment time dan juga mana yang paling dominan mempengaruhi nilai
waktu yang diperlukan untuk OEE. Untuk analisis permasalahan dilakukan
pergantian setup dari satu jenis produk dengan menggunakan diagram sebab-akibat
ke jenis produk lainnya. Berikut dan pareto diagram. Dari hasil analisis hasil ini
radalah rumus yang digunakan: dapat ditarik kesimpulan berdasarkan analisis
Setup and Adjustment Losses yang dilakukan dan rekomendasi perbaikan ke
𝑠𝑒𝑡𝑢𝑝 & 𝑎𝑑𝑗𝑢𝑠𝑚𝑒𝑛𝑡
= 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 × 100% (5) depan.
c) Idling and minor stoppage yaitu 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
kondisi ketika mesin berhenti secara 3.1 Pengumpulan Data
berulang pada saat proses produksi Data yang dikumpulkan yang diperlukan
berlangsung yang diakibatkan karena dalam pengolahan data dapat dilihat pada Tabel
menunggu material yang masih belum 1
selesai di proses. Berikut rumus yang
digunakan untuk menghitung Idling 3.2 Hasil Pengolahan data
and minor stoppage : Rekapitulasi hasil pengolahan data
Idling and minor stoppage Overall Equipment Efectivenesss (OEE) dapat
𝑁𝑜𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑡𝑖𝑣𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒
= 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
× 100% (6) dilihat pada Tabel 2. Sedangkan Tabel 3
d) Reduced Speed Losses yaitu kondisi merupakan rekapitulasi hasil pengolahan data
ketika waktu produksi menurun dari waktu six big losses.
siklus yang sudah menjadi standar dalam
kegiatan produksi yang idealnya/biasanya 3.3 Pembahasan
terjadi. Berikut adalah rumus yang Dari hasil pengolahan data di atas, nilainya
digunakan: akan dianalisis sesuai dengan standard OEE
Reduced Speed Losses menurut Japan Institute of Plant Maintenance
= (JPIM). JIPM memiliki ketetapan standar
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑡𝑖𝑚𝑒−(𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑥 𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑 𝐴𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡)
×
benchmark yang telah dipraktekan secara
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 global. Berikut kategori nilai OEE yang telah
100% (7) ditentukan :
e) Rework Losses adalah suatu kondisi a. Jika hasil nilai OEE = 100% maka
ketika terjadi pengerjaan ulang karena produksi masuk kedalam kategori
peralatan atau hasil produk cacat. Berikut sempurna. Artinya perusahaan tidak
rumus yang digunakan untuk menghitung menghasilkan produk yang cacat,
Rework Losses: performance mesin baik dan tidak terjadi
Rework Losses downtime.
𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑥 𝑟𝑒𝑤𝑜𝑟𝑘
= 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
× 100% b. Jika hasil nilai OEE = 85% maka produksi
(8) masuk kedalam kategori kelas dunia. Ini
f) Scrap Losses merupakan kerugian adalah nilai standar ideal sehingga banyak
dikarenakan waktu untuk pengerjaan ulang perusahaan menjadikan nilai ini sebagai
karena terdapat bagian yang cacat dan tidak target pencapaian perusahaan jangka
bisa dilakukan rework. Berikut rumus yang panjang.
digunakan untuk menghitung Scrap Losses : c. Jika hasil nilai OEE = 60% maka masuk
kedalam kategori sedang dan produksi

59
Opsi p-ISSN 1693-2102
Vol 15 No 1 June 2022 e-ISSN 2686-2352

Tabel 1. Data waktu breakdown, planned downtime, setup & adjustment, dan data waktu produksi dari
Mesin disamatik

Bulan Sept ‘20 Okt ‘20 Nov ‘20 Des ‘20 Jan ‘21 Feb ‘21

Breakdown time (Jam) 150 16 12 15 37,05 16


Planned Downtime (Jam) 24 0 25 5 22 0
Setup & adjustment (Jam) 11 15,83 15,57 12,75 13,33 15,83
Waktu Kerja Mesin (Jam) 429 370,5 409,5 331,5 390 370,5
Loading time (Jam) 405 370,5 384,5 326,5 368 370,5
Downtime (Jam) 161,00 31,83 27,75 27,75 50,38 31,83
Operation Time (Jam) 244,00 338,67 356,75 298,75 317,62 338,67
Produksi Kotor (Pcs) 1087 100841 106745 98694 75403 99213
Reject(Pcs) 9 138 80 60 134 65
Produksi Baik (Pcs) 1078 100703 106665 98634 75269 99148

Tabel 2. hasil pengolahan data Overall Equipment Efectivenesss (OEE)


Bulan Sept ‘20 Okt ‘20 Nov ‘20 Des ‘20 Jan ‘21 Feb ‘21
Availability 60,25% 91,41% 92,78% 91,50% 86,31% 91,41%
Performance Efficiency 1,27% 83,37% 83,78% 92,50% 66,82% 82,03%
Equipment Failure Losses 37,04% 4.32% 3,12% 4,59% 10,07% 4,32%

Tabel 3. hasil pengolahan data six big losses


Bulan Sept ‘20 Okt ‘20 Nov ‘20 Des ‘20 Jan ‘21 Feb ‘21
Equipment Failure
Losses% 37,04 4,32 3,12 4,59 10,07 4,32
Setup and Adjusment
2,72 4,27 4,10 3,91 3,62 4,27
Losses%
Idling and Minor
45,68 8,59 13,72 10,03 19,67 8,59
Stoppages Losses%
Reduce speed Losses
59,50 15,20 15,05 6,86 28,94 16,43
%
Rework Losses% 0,01 0,10 0,06 0,05 0,10 0,05
Scrap Losses% 0 0 0 0 0 0

masih masuk kedalam kategori wajar, Tabel 4. Hasil Perhitungan OEE


perusahaan masih bisa melakukan Rate of
Bulan Availability Efficiency OEE
perbaikan-perbaikan sehingga dpat Quality
mencapai nilai OEE 85% dan perusahaan Sept ‘20 0,60 0,01 0,992 0,76%
bisa masuk kedalam kategori kelas dunia.
Okt ‘20 0,91 0,83 0,999 76,10%
d. 4. Jika hasil nilai OEE = 40% maka
produksi masuk kedalam kategori rendah Nov ‘20 0,93 0,84 0,999 77,68%
yang berarti peusahaan perlu melakukan Des ‘20 0,92 0,92 0,999 84,59%
perbaikan keberlanjutan dan Jan ‘21 0,86 0,67 0,998 57,57%
memperhatikan faktor-faktor penyebab
Feb ‘21 0,91 0,82 0,999 74,93%
rendahnya nilai OEE ini sehingga
perusahaan bisa meningkatkan RATA-RATA 61,94%
produktivitasnya.
Berdasarkan Tabel di atas tidak ada
satupun bulan yang memiliki nilai OEE yang
sesuai dengan standar ideal dari JIPM yaitu

60
Opsi p-ISSN 1693-2102
Vol 15 No 1 June 2022 e-ISSN 2686-2352

Tabel 5 Hasil Presentase OEE berdasarkan Six Big Losses


Jenis Losses Rata-rata % Presentase % Kumulatif %
Reduce speed Losses 23,50% 42,38% 42,38%
Idling and Minor Stoppages Losses 17,71% 31,73% 74,11%
Failure Losses 10,58% 18,94% 93,06%
Setup and Adjusment Losses 3,81% 6,83% 99,89%
Rework Losses 0,06% 0,11% 100%
Scrap Losses 0% 0% 100%
Total 55,83% 100%

85%. Rata-rata nilai OEE yang dimiliki


perusahaan adalah 61,94%. Pada bulan
September (0,76%) dan Januari (57,57%)
didapatkan nilai OEE terendah yang
disebabkan downtime yang tinggi pada kedua
bulan tersebut sehingga memghasilkan nilai
efisiensi yang rendah dan akhirnya berpengaruh
pada nilai OEE yang didapatkan. Rata-rata nilai
OEE yang dimiliki PT. XYZ pada mesin
disamatik termasuk ke dalam kategori sedang
dan produksi masih masuk kedalam kategori Gambar 1. Diagram Pareto Six Big Losses
wajar. Perusahaan masih bisa melakukan
perbaikan-perbaikan sehingga dapat mencapai Reduce speed Losses diartikan sebagai
nilai OEE 85% dan perusahaan bisa masuk ke kerugian yang diakibatkan karena penurunan
dalam kategori kelas dunia. Nilai yang kecepatan mesin dari kecepatan yang
didapatkan ini berasal dari perkalian antara seharusnya (Nakajima, 1988). Berdasarkan
nilai Availability, Performance Efficiency dan hasil perhitungan Reduce speed Losses pada
quality rate. bab pengolahan data, didapatkan hasil rata-rata
Losses ditentukan menggunakan prinsip presentase kerugian sebesar 23% dengan faktor
diagram pareto. Diagram pareto menyatakan penyumbang kerugian terbesar pada bulan
bahwa 20% dari sumber masalah kualitas dapat September yang dikarenakan jumlah produk
menyebabkan kerugian sebesar 80%. Dengan yang dihasilkan sangat kecil. Kecilnya jumlah
prinsip 80/20 dapat diketahui adanya kerugian produk yang dihasilkan disebabkan karena
(losses) yang paling dominan atau besar mesin yang sering mengalami breakdown dan
pengaruhnya terhadap penurunan efektivitas terlambatnya pergantian komponen atau part
mesin produksi. Berdasarkan gambar diagram pada mesin. Hal ini tentu saja menyebabkan
pareto didapatkan hasil bahwa kerugian pengurangan kecepatan yang dimiliki
terbesar diakibatkan oleh Reduce speed Losses. mesin/alat dibandingkan dengan kecepatan saat
Oleh karena itu, Losses ini harus diteliti lebih awal penggunaan mesin. Umur mesin
lanjut dan dilakukan perbaikan untuk disamatik yang sudah berusia 20 tahun lebih
meningkatkan efektivitas dan efisiensi mesin jika dibandingkan dengan efektivitas umur
serta mengurangi kerugian-kerugian lainnya. mesin saat di bawah 20 tahun tentunya berbeda
Losses lainya yang mempengaruhi efektivitas terutama dari kecepatan kerja.
mesin disamatik adalah: Idling and Minor Faktor manusia yang menyebabkan
Stoppages Losses, Failure Losses ,Setup and pengurangan kecepatan mesin adalah operator
Adjusment Losses, dan Rework Losses. Losses tidak fokus saat bekerja sehingga dapat
tersebut diurutkan berdasarkan hasil dari menurunkan waktu standar yang biasa
diagram pareto berikut. digunakan operator. Penyebab kurang fokusnya
operator saat bekerja diakibatkan karena

61
Opsi p-ISSN 1693-2102
Vol 15 No 1 June 2022 e-ISSN 2686-2352

kelelahan, kelelahan yang terjadi biasanya sebab akibat berdasarkan data primer berupa
diakibatkan karena target produksi besar observasi langsung dan wawancara pekerja.
sehingga operator harus melawan kelelahanya Berikut akar permasalahkan Reduce speed
dan dikarenakan operator mengerjakan banyak Losses yang dianalisis menggunakan diagram
pekerajaan. Akar permasalahan pada diagram sebab-akibat (fishbone diagram) berikut ini.

Gambar 2. Fishbone Diagram Reduce Speed Losses

3.4 Rekomendasi Perbaikan berjalan dengan optimal, melakukan jadwal


Berdasarkan akar permasalahan yang telah perawatan preventive yang telah disusun dan
dianalisis sebelumnya, penulis memberikan memberi peringatan jika tidak dilakukan untuk
rekomendasi perbaikan untuk permasalahan meningkatkan kinerja mesin produksi, tidak
terkait. Rekomendasi ini didasari dari referensi memaksakan penggunaan sparepart yang tidak
buku dan jurnal terkait dengan permasalahan tepat, dan membeli sparepart yang memiliki
manajemen keperawatan. Hal yang bisa kualitas bagus. Saat sparepart rusak segera
dilakukan manajemen perusahaan adalah dilakukan pergantian komponen untuk menjaga
memberikan pelatihan kepada operator mesin performansi mesin serta menerapkan pilar TPM
mengenai teknik perawatan dasar dan berupa Autonomous Maintenance yaitu
menengah sehingga operator mempunyai perawatan mandiri yang dilakukan operator
pengetahuan akan pemeliharaan mesin. sehingga operator bisa langsung memperbaiki
Menurut Hariandja & Marihot Tua Efendi kerusakan tanpa menunggu teknisi dan
(2002) pengaruh produktivitas kerja menambah jumlah teknisi maintenance
bergantung pada kompleksitas kerja. professional sehingga teknisi bisa langsung
Produktivitas dapat meningkat tiga kali lipat memperbaiki mesin yang rusak.
pada pekerjaan yang kompleksitasnya termasuk
4. KESIMPULAN
rendah. Produktivitas dapat meningkat dua
belas kali lipat pada tingkat kompleksitas Berdasarkan hasil perhitungan nilai
menengah dan bisa terjadi peningkatan yang Overall Equipment Efectivenesss didapatkan
luar biasa pada tingkat kompleksitas pekerjaan nilai rata-rata Overall Equipment Efectiveness
yang tinggi sehingga peran pelatihan sangat (OEE) mesin disamatik dari bulan September
penting untuk diterapkan. 2020 hingga Februari 2021 sebesar 61,94%.
Selain itu, memberikan reward untuk Nilai tersebut masih jauh dari nilai standar ideal
mendorong peningkatan kinerja operator dan yang ditetapkan Japan Institute of Plant
memberikan punishment pada operator yang Maintenace (JIPM) yaitu sebesar 85%. Nilai
melakukan kesalahan. Lalu kegiatan Overall Equipment Efectivenessss (OEE) pada
pembersihan tidak hanya dilakukan pada PT. XYZ berada pada kategori sedang dan
bagian luar saja tetapi bagian dalam mesin juga perlu dilakukan perbaikan berkelanjutan.
perlu dilakukan sehingga mesin produksi Dengan nilai rata-rata Availability mesin

62
Opsi p-ISSN 1693-2102
Vol 15 No 1 June 2022 e-ISSN 2686-2352

disamatik sebesar 85,61%, nilai Performance Hapsari, N., Amar, K., & Perdana, Y. R. (2012).
Efficiency sebesar 68,29 % dan nilai Quality PENGUKURAN EFEKTIVITAS MESIN
rate sebesar 99,78%. Rendahnya nilai Overall DENGAN MENGGUNAKAN METODE
Equipment Efectiveness (OEE) disebabkan OVERALL EQUIPMENT
EFFECTIVENESS (OEE) DI PT. SETIAJI
karena rendahnya nilai Performance Efficiency
MANDIRI. Spektrum Industri: Jurnal Ilmiah
yang dipengaruhi oleh Operation Time dan juga Pengetahuan Dan Penerapan Teknik Industri,
hasil produksi. Selain itu, karena mesin 10, No. 2, 108–199.
disamatik yang sering mati menyebabkan https://doi.org/10.12928/si.v10i2.1628
berhentinya proses produksi, sehingga Hariandja, & Marihot Tua Efendi. (2002).
menurunkan performa mesin disamatik. Manajemen Sumber Daya Manusia
Berdasarkan perhitungan Six Big Losses, “Pengadaan, Pengembangan,
kerugian yang paling dominan dalam Pengkompensasian, dan Peningkatan
menurunkan efektivitas dari mesin adalah Produktivitas Pegawai.” In Gramedia
Reduce speed Losses dengan nilai 42,38%. Widiasarana Indonesia.
Jannah, R. M., Supriyadi, S., & Nalhadi, A. (2017).
Faktor dominan yang menyebabkan
Analisis Efektivitas pada Mesin Centrifugal
penurunan performa mesin dengan melihat dengan Menggunakan Metode Overall
fishbone diagram adalah faktor mesin, Equipment Effectiveness (OEE). Prosiding
manusia, metode dan lingkungan. Berdasarkan Seminar Nasional Riset Terapan| SENASSET,
analisis yang telah dilakukan, rekomendasi 2013, 170–175.
perbaikan yang bisa diusulkan oleh penulis Madewell, M. (1998). Total productive
untuk meningkatkan efektivitas mesin secara maintenance. SAE Technical Papers.
umum mengenai penerapan Pilar TPM seperti https://doi.org/10.4271/982092
autonomous maintenance, pelatihan untuk Rully, T., & Putri, C. F. (2018). ANALISIS
operator, dan menjalankan preventive KEBIJAKAN PEMELIHARAAN MESIN
DALAM RANGKA MEMINIMUMKAN
maintenance dengan benar. Preventive
BIAYA PEMELIHARAAN PADA PT
maintenance dapat mengurangi downtime, PARAMOUNT BED INDONESIA. JIMFE
memaksimalkan sumber daya, mengurangi (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas
biaya perbaikan dan dapat memperpanjang Ekonomi).
umur mesin. Selain itu, perlu dibuat daftar atau https://doi.org/10.34203/jimfe.v1i2.565
pendokumentasian yang lebih terperinci S.Nakajima. (1988). Introduction to TPM: Total
terhadapat pemeliharaan mesin baik data Productive Maintenance.pdf. Productivity
kerusakan mesin sehingga dapat diidentifikasi Press, Cambridge.
komponen atau mesin apa yang sering https://doi.org/http://www.plant-
mengalami kerusakan sehingga mempermudah maintenance.com/articles/tpm_intro.shtml
Sharma, A., Yadava, G. S., & Deshmukh, S. G.
penerapan TPM.
(2011). A literature review and future
perspectives on maintenance optimization. In
DAFTAR PUSTAKA Journal of Quality in Maintenance
Engineering.
Alvira, D., Helianty, Y., & Prassetiyo, H. (2015). https://doi.org/10.1108/13552511111116222
Usulan Peningkatan Overall Equipment Siregar1, F. H., Susilawati2, A., Arief, D. S., & 3.
Effectiveness ( Oee ) Pada Mesin Tapping (2017). Analisa Performance Mesin Screw
Manual Dengan Meminimumkan Six Big Press Menggunakan Metoda Overall
Losses. Jurnal Itenas Bandung. Equipment Effectiveness (Studi Kasus: Ptpn
Firmansyah, M. M., Susanty, A., & Puspitasari, D. V Sei Pagar). Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
(2015). Analisis Overall Equipment Teknik Universitas Riau.
Effectiveness dan Six Big Losses pada Mesin Triwardani, D. H., Rahman, A., & Tantrika, C. F. M.
Pencelupan Benang (Studi Kasus PT. (2013). No Title379 ANALISIS OVERALL
Pismatex Textile Industry). Industrial EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)
Engineering Online Journal. DALAM MEMINIMALISI SIX BIG
Habib, A. S., & Supriyanto, H. H. (2012). LOSSES PADA MESIN PRODUKSI DUAL
Pengukuran Nilai Overall Equipment FILTERS DD07 (Studi kasus : PT. Filtrona
Effectiveness ( OEE ) Sebagai Pedoman Indonesia, Surabaya, Jawa Timur). Jurnal
Perbaikan Efektivitas Mesin CNC Cutting. Rekayasa Dan Manajemen Sistem Industri, 1,
Jurnal Teknik Pomits. No. 2, 379–391.

63

Anda mungkin juga menyukai