Anda di halaman 1dari 20

PANDUA

N
Pelayanan
Promosi
Kesehatan

No. /
2022

UPTD PUSKESMAS BUKIT LAMANDO


DINAS KESEHATAN KAB. BUTON SELATAN
Desa Sandang Pangan, Kec. Sampolawa
2022
i
Lembar Pemeriksaan / Pengesahan Dokumen

No Tgl Pemeriksa / Pengesahan Keterangan Paraf

i
DAFTAR ISI

BAB I DEFINISI......................................................................................... 1

BAB II RUANG LINGKUP.......................................................................... 3

BAB III TATA LAKSANA............................................................................ 12

BAB IV DOKUMENTASI.............................................................................. 17

ii
BAB 1
DEFINISI

1.1 Definisi Promosi Kesehatan Puskesmas


Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
585/Menkes/SK/V/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Puskesmas, promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat,
agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
berseumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi soaial budaya setempat
dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Berdasarkan definisi tersebut serta sejalan dengan visi, misi Kementerian
Kesehatan dan fungsi puskesmas khususnya dalam penggerakan dan
pemberdayaan keluarga dan masayarakt dapat dirumuskan bahwa promosi
kesehatan puskesmas adalah upaya puskesmas melaksanakan pemberdayaan
kepada masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan
setiap individu, keluarga serta lingkungannya secara mandiri dan
mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat.
Secara operasional, upaya promosi kesehatan di puskesmas dilakukan
agar masyarakat mampu berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai
bentuk pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinhya, baik
masalah-masalah kesehatan yang diderita maupun yang berpotensi
mengancam, secara mandiri. Disamping itu, petugas kesehatan puskesmas
diharapkan mampu menjadi teladan bagi pasien, keluarga dan masyarakat untuk
melakukan PHBS.

1.2 Landasan Hukum


1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
585/MENKES/SK/V/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan
di Puskesmas.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 2269/
MENKES/PER/ XI/2011 tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS).
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
564/MENKES/SK/VIII/ 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan
Desa Siaga.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1529/MENKES/SK//2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa
dan Kelurahan Siaga Aktif.

1
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 74 Tahun 2015:
tentang Upaya Peningkatan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;

1.3 Tujuan
Tujuan disusunnya buku panduan ini sebagai acuan bagi petugas promosi
kesehatan Puskesmas Bukit Lamando untuk menyelenggarakan kegiatan
promosi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.

2
BAB 2
RUANG LINGKUP

2.1 Strategi
Sebagaimana disebutkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan
dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 74 Tahun 2015
tentang Upaya Peningkatan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit, strategi dasar
utama promosi kesehatan adalah sebagai berikut:
1. Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menumbuhkan dan
meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan individu, keluarga dan
masyarakat untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya,
menciptakan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam penyelenggaraan
setiap upaya kesehatan.
a) Pemberdayaan Individu
Pemberdayaan individu dilakukan oleh setiap petugas kesehatan
puskesmas terhadap individu yang datang memanfaatkan pelayanan
puskesmas. Tujuan dari upaya ini adalah memperkenalkan perilaku baru
kepada individu yang mungkin mengubah perilaku yang selama ini
dipraktikkan oleh individu tersebut. Metode yang digunakan dalam
pemberdayaan individu dapat berupa pilihan atau kombinasi dari dialog,
demonstrasi, konseling dan bimbingan. Media komunikasi yang digunakan
dapat berupa pilihan atau kombinasi dari lembar balik, leaflet, atau poster
yang mudah diabawa untuk kunjungan rumah.
b) Pemberdayaan Keluarga
Pemberdayaan keluarga dilakukan dengan melaksanakan
kunjungan rumah keluarga dari individu pengunjung puskesmas atau
keluarga yang berada di wilayah kerja puskesmas. Tujuan dari
pemberdayaan keluarga adalah untuk memperkenalkan perilaku baru
yang mungkin dapat mengubah perilaku yang selama ini dipraktikan oleh
keluarga tersebut. Metode yang dapat digunakan untuk pemberdayaan
keluarga antara lain dialog, demonstrasi, konseling dan media komunikasi
seperti lembar balik, leaflet, atau poster yang mudah diabawa untuk
kunjungan rumah.
c) Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan terhadap masyarakat (sekelompok anggota
masyarakat) yang dilakukan oleh petugas puskesmas merupakan upaya

3
penggerakan atau pengorganisasian masyarakat. Beberapa yang harus
dilakukan oleh puskesmas dalam pemberdayaan masyarakat yaitu yang
berwujud UKBM (upaya kesehatan nersumberdaya masyarakat).
Selain itu, puskesmas berfungsi sebagai penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, yaitu:
1) Menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha agar menyelenggarakan
pembangunan yang berwawasan kesehatan
2) Memantau dan melaporkan dampak kesehatan dan penyelenggaraan
setiap program pembangunan
3) Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
penyembuhan dan pemulihan
Ketiga hal di atas bertujuan mendorong lintas sektor/LSM/dunia swasta
untuk membantu pelayanan promosi kesehatan melalui bantuan dana,
sarana, metode yang dimilikinya.
2. Bina Suasana
Bina suasana adalah upaya menciptakan suasana atau lingkungan
sosial yang mendorong individu, keluarga dan masyarakat untuk mencegah
penyakit dan meningkatkan kesehatannya serta menciptakan lingkungan
sehat dan berperan aktif dalam upaya penyelenggaraan kesehatan. Metode
yang tepat dalam melakukan bina suasana adalah penggunaan media seperti
leaflet, pemasangan poster atau penayangan video yang berkaitan dengan
penyakit pasien.
3. Advokasi
Advokasi merupakan upaya terencana untuk mendapatkan komitmen
dan dukungan dari pihak-pihak terkait (tokoh-tokoh masyarakat informal dan
formal) agar masyarakat di ;lingkungan puskesmas berdaya untuk mencegah
serta meningkatkan kesehatannya serta menciptakan lingkungan sehat.
Selama proses advokasi perlu diperhatikan bahwa sasaran advokasi
diarahkan untuk menempuh lima tahapan antara lain: (1) memahami
persoalan yang diajukan,(2) tertarik untuk ikut berperan dalam persoalan yang
diajukan,(3) mempertimbangkan beberapa pilihan yang kemungkinan, (4)
menyepakati satu pilihan kemungkinan, dan (5) menyampaikan langkah tindak
lanjut. Apabila kelima tahapan tersebut dapat dicapai saat proses advokasi,
maka advokasi tersebut dikatakan berhasil. Langkah tindak lanjut di akhir
perbincangan (misalnya dengan membuat disposisi pada usulan yang
diajukan) menunjukkan adanya komitmen untuk memberikan dukungan.

4
Kata-kata kunci dalam penyiapkan bahan advokasi adalah “Tepat,
Lengkap, Akurat, dan Menarik”. Ini berarti bahan advokasi harus mencakup
hal-hal sebagai berikut:
a) Sesuai dengan sasaran (latar belakang pendidikan, jabatan, budaya,
kesukaan, dan lain-lain)
b) Sesuai dengan lama waktu yang disediakan untuk advokasi
c) Mencakup unsur-unsur pokok apa, mengapa, dimana, bilamana, siapa,
dan bagaimana (5W+1H)
d) Memuat masalah dan pilihan-pilihan kemungkinan untuk memecahkan
masalah
e) Memuat peran yang diharapkan dari sasaran advokasi
f) Memuat data pendukung
g) Ringkas dan jelas, dalam kemasan yang menarik

4. Kemitraan
Kemitraan dikembangkan antara petugas kesehatan dengan
sasarannya. Selain itu, kemitraan juga dikembangkan karena kesadaran
bahwa untuk meningkatkan efektivitas promosi kesehatan, petugas
kesehatan harus bekerjasama dengan berbagai pihak terkait, seperti
misalnya kelompok profesi, pemuka agama, LSM, media massa dan lain-
lain.
Tiga prinsip dasar kemitraan yang harus diperhatikan dan dipraktikan
adalah:
a) Kesetaraan menghendaki tidak diciptakannya hubungan yang bersifat
hierarkis (atas-bawah)
b) Keterbukaan diperlukan sebagai bentuk kejujuran dari masing-masing
pihak
c) Saling menguntungkan, solusi yang diajukan hendaknya selalu
mengandung keuntungan di semua pihak (win-win solution).
Ada tujuh landasan yang harus diperhatikan dan dipraktikkan dalam
mengembangkan kemitraan, yaitu :
a) Saling memahami kedudukan, tugas, dan fungsi masing-masing
b) Saling mengakui kapasitas dan kemampuan masing-masing
c) Saling berupaya membangun hubungan
d) Saling berupaya untuk mendekati
e) Saling terbuka terhadap kritik/saran, serta mampu membantu dan
dibantu
f) Saling mendukung upaya masing-masing

5
g) Saling menghargai upaya masing-masing.

2.2 Pendukung Dalam Pelaksanaan Pomosi Kesehatan


1. Metode dan Media
Metode dalam hal ini adalah metode komunikasi. Pada prinsipnya,
baik pemberdayaan, bina suasana, maupun advokasi adalah proses
komunikasi sehingga diperlukan metode yang tepat dalam proses tersebut
termasuk sosial dan budaya setempat.
2. Sumber Daya
Hal utama yang diperlukan untuk penyelenggaraan promosi
kesehatan Puskesmas adalah tenaga (Sumber Daya Manusia),
sarana/peralatan termasuk media komunikasi, dan dana atau aggaran.
Pengelolaan promosi kesehatan hendaknya dilakukan oleh
koordinator yang mempunyai kapasitas di bidang promosi kesehatan.
Koordinator tersebut dipilih dari tenaga khusus promosi kesehatan (yaitu
pejabat fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat atau PKM). Jika tidak
tersedia tenaga khusus promosi kesehatan tersebut dapat dipilih dari semua
tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas yang melayani pasien/klien.
Sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi
Kesehatan di Daerah disebutkan bahwa standar tenaga khusus promosi
kesehatan untuk Puskesmas adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Standart Tenaga Promosi Kesehatan
Kualifikasi Jumlah Kompetensi Umum
 D3 kesehatan + minat 1 orang a. Membantu tenaga kesehatan lain
dan bakat di bidang merancang pemberdayaan
promosi kesehatan kesehatan
b. Melakukan bina suasana dan
advokasi

Sedangkan standar sarana/peralatan promosi kesehatan Puskesmas


minimalnya adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Standart Sarana/Peralatan Promosi Kesehatan
No. Jenis Sarana/Peralatan Jumlah
1. Flipcharts dan stands 1 set
2. Over head projector (OHP) 1 buah
3. Amplifier dan wireless microphone 1 set
4. Kamera foto 1 buah
5. Megaphone/public address system 1 set
6. Portable generator 1 buah
7. Tape/cassette recorder/player 1 buah
8. Papan informasi 1 buah

6
Untuk dana atau anggaran promosi kesehatan Puskesmas, diharapkan
Puskesmas atau Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menyediakan
dana/anggaran yang cukup untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan promosi
kesehatan Puskesmas.

2.3 Kegiatan Promosi Kesehatan di dalam Gedung Puskesmas


Tabel 3. Kegiatan Promosi Kesehatan di dalam Gedung Puskesmas
NO. LOKASI KEGIATAN DI DALAM GEDUNG
1 Tempat Penyebaran informasi melalui media poster, leaflet yang
Pendaftaran bisa dipasang didepan loket pendaftaran. Adapun jenis
informasi yang disediakan, yaitu :
a. Informasi kesehatan yang menjdi isu pada saat itu
b. Peraturan kesehatan seprti larangan merokok, dilarang
meludah sembarangan, membuang sampah pada
tempatnya, dll.
2 Poliklinik Petugas menjawab pertanyaan pasien berkenaan dengan
penyakitnya atau obat yang harus ditelannya. Tetapi jika hal
ini belum mungkin dilaksanakan, maka dapat dibuka klinik
khusus bagi pasien rawat jalan yang memerlukan konseling.
(sudah dirujuk ke klinik bagian konsultasi) Disediakan pula
media promosi : lembar balik, poster, gambar atau model
anatomi atau leaflet yang bisa dibawa pulang pasien
3 Ruang Dipasang media poster, leaflet, media penyuluhan lain
tunggu tentang penyakit dan pencegahannya dan kotak saran.

4 Ruang a. Petugas menjawab pertanyaan pasien berkenaan


pelayanan dengan pelayanan yang didapatkannya. Jika belum
KIA & KB mampu dapat dilimpahkan ke klinik khusus
b. Memasang poster atau disediakan leaflet tentang
berbagai penyakit yang menyerang bayi dan balita,
(resiko tinggi ibu hamil bayi dan balita) pentingnya
memeriksakan kehamilan teratur, pentingnya tablet Fe
bagi bumil, pentingnya imunisasi lengkap pada bayi, dll
5 Ruang rawat a. Menggunakan lembar balik, gambar atau foto
inap b. Penggunaan bahan bacaan (Biblioterapi) dengan cara
dipinjamkan ke pasien
c. Penyuluhan kelompok bagi keluarga pasien, dengan
metode yang bersifat menghibur seperti permainan,

7
simulasi dan menggunakan media flipchart, poster atau
standing banner. Penyuluhan kelompok di dalam
ruangan bisa digunakan laptop, LCD dan layar untuk
menayangkan gambar atau film
d. Pemanfaatan ruang tunggu dengan pemasangan poster,
penyediaan boks leaflet
e. Pendekatan keagamaan dengan mengajak pasien untuk
berdoa
6 Laboratorium Meningkatkan kesadaran pasien, pengunjung dan para
pengantarnya akan pentingnya melakukan pemeriksaan
laboratorium melalui pemasangan poster dan penyediaan
leaflet yang bisa dibawa pulang.
7 Kamar obat a. Meningkatkan kesadaran tentang manfaat obat generik,
kedisiplinan dan kesabaran dalam penggunaan obat
sesuai petunjuk dokter
b. Pemasangan poster dan penyediaan leaflet tentang
informasi kesehatan serta pemutaran tape recorder
8 Tempat Penyampaian salam hangat dan ucapan selamat jalan
pembayaran semoga cepat sembuh dan bertambah sehat
9 Dinding Dipasang spanduk pada momen tertentu asal tidak
merusak keindahan gedung

2.4 Kegiatan Promosi Kesehatan di Luar Gedung Puskesmas


A. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah dilakukan petugas kesehatan Puskesmas sebagai
tindak lanjut dan upaya promosi kesehatan di dalam gedung puskesmas.
Untuk pasien/keluarga yang memiliki masalah kesehatan cukup berat,
kunjungan rumah ini dimaksudkan untuk membantu proses pemecahan
masalah (konseling) di tingkat keluarga.
Pasien/keluarga yang sepakat melaksanakan langkah-langkah tindak
lanjut, kunjungan rumah dilakukan sebagai upaya supervisi dan bimbingan,
sekaligus sebagai apresiasi (penghargaan) jika langkah-langkah tersebut
telah terlaksana. Kunjungan rumah yang semula dimaksudkan untuk
melakukan konseling keluarga dapat juga berkembang menjadi konseling
yang lebih luas (misalnya tingkat dasa wisma atau yang lebih luas lagi). Hal
tersebut dapat terjadi jika masalah yang dihadapi satu keluarga juga dihadapi
oleh banyak keluarga lainnya.

8
B. Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan sebaiknya dilakukan dengan alat peraga atau media
komunikasi untuk kelompok yang bersifat menghibur, seperti
permainan,simulasi. Lebih baik digunakan media yang lebih besar agar
mudah terbaca seperti flipchart, poster, atau standing banner. Jika
penyuluhan kelompok dilakukan di ruangan, dapat digunakan laptop, LCD
projector dan lainnya untuk menayangkan gambar-gambar atau bahkan film.

C. Pemberdayan Masyarakat dalam PHBS


Masyarakat terdiri dari beberapa tatanan. Promosi kesehatan di
masyarakat sebaiknya tidak ditangani sendiri oleh petugas kesehatan.
Petugas kesehatan puskesmas sebaiknya bekerjasama dengan mitra-mitra
yaitu para pemuka masyarakat dan kader-kader. Sehingga di setiap tatanan
harus diidentifikasi para pemuka masyarakatnya dan siapa saja yang
sekiranya dapat direkrut sebagai kader. Berdasarkan Peraturan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2269 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pembinaan PHBS terdiri dari 5 tatanan yaitu rumah tangga, tempat kerja,
tempat-tempat umum, institusi pendidikan, dan fasilitas pelayanan kesehatan.
Selanjutnya, sesuai dengan tatanan yang akan digarap,
diselenggarakan pemberdayaan secara berjenjang, yaitu:
a) Petugas PKM puskesmas mengembangkan kemitraan dan
memberdayakan para pemuka masyarakat, dilanjutkan dengan
b) Para pemuka masyarakat memilih dan merekrut kader, lalu
memberdayakan para kader, dan akhirnya
c) Para kader memberdayakan masyarakatnya
Proses pemberdayaan secara berjenjang ini diselenggarakan melalui
pendekatan yang dikenal dengan “Pengorganisasian Masyarakat”.

D. Pembinaan Desa Siaga Aktif


Pengorganisasian masyarakat dapat diterapkan di tatanan mana pun
yang akan digarap. Proses pengorganisasian masyarakat diawali dengan
para petugas puskesmas membantu para pemuka masyarakat untuk
melakukan survei mawas diri (SMD) sehingga para pemuka masyarakat
(pengurus RT/RW, pemuka agama, tim penggerak PKK) dibimbing untuk
melakukan pengenalan masalah-masalah kesehatan yang ada di
masyarakat. Langkah selanjutnya dalam pengorganisasian masyarakat
adalah melakukan musyawarah masyarakat desa (MMD). Dalam langkah ini
para pemuka masyarakat dibimbing untuk membahas hasil SMD dalam

9
musyawarah kecil di anatara mereka, kemudian merumuskan dan
merencakanan solusi (pemecahannya). Petugas kesehatan dapat membantu
melakukan advokasi ke berbagai pihak untuk menggalang dukungan
(kebijakan/sumber daya). Setelah langkah di atas para pemuka masyarakat
dibimbing untuk memberdayakan para kader melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Persiapan Pelaksanaan Kegiatan (PPK)
Dalam langkah ini, pemuka masyarakat dibimbing untuk menetapkan
pengurus UKBM (misal pos kesehatan desa atau Poskesdes) dan
pelaksanan UKBM (tenaga kesehatan dan kader). Setelah pengurus dan
pelaksana sudah ditetapkan, maka dilakukan pelatihan kader oleh pemuka
masyarakat dan dibantu petugas kesehatan. Jika pelatihan kader telah
dilakukan, maka dilanjutkan pembentukan UKBM oleh para pemuka
masyarakat dan kader.
2) Pelaksanaan Kegiatan (PK)
Dalam langkah ini petugas kesehatan dan para kader mulai
melakukan pelayanannya kepada masyarakat melalui kegiatan-kegiatan
UKBM (misalnya Poskesdes). Umumnya para kader yang akan lebih banyak
melakukan pemberdayaan masyarakat dengan memfasilitasi proses
pemecahan masalah yang dihadapi individu, keluarga atau kelompok.
3) Dukungan, Pemantauan, dan Bimbingan (DPB)
Dalam langkah ini, puskesmas bersama Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota melaksanakan bina suasana dan advokasi. Selain itu,
bersama pemuka masyarakat, juga dirumuskan dan dilaksanakan upaya-
upaya guna memotivasi kader melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
mereka.
Bagi kader yang masih disibukkan dengan kebutuhan dasar
(sandang/pangan/papan), bentuk motivasi yang sesuai adalah pemberian
insentif, fasilitas berobat gratis, dan dana operaional kegiatan. Sedangkan
bagi kader yang sudah tidak direpotkan dengan kebutuhan dasar, bentuk-
bentuk motivasinya adalah pemberian kesempatan untuk mengikuti pelatihan
atau pertemuan, pemberian atribut (baju seragam), penugasan untuk
menyelenggarakan pertemuan, dan lain-lain. Hal lain dalam langkah ini yang
penting juga dirumuskan dan dilaksanakannya sistem pencatatan dan
pelaporan oleh para kader/pengurus UKBM ke puskesmas.

E. Pembinaan UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat)

10
Pemberdayaan masyarakat dalam pembentukan dan pengembangan
UKBM terdiri dari:
1) Poskesdes adalah upaya kesehatan masyarakat (UKBM) yang dibentuk di
desa/kelurahan dalam rangka menyediakan/mendekatkan pelayanan
kesehatan dasar utamanya prmotif dan preventif bagi masyarakat desa
dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela lainnya.
2) Posyandu balita merupakan UKBM yang dikelola dan diselenggarakan dari,
oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk memperoleh kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
3) Posyandu lansia berfungsi untuk memberdayakan masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan kepada lansia yang mengutamakan
aspke romotif dan preventif.
4) Pos UKK merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan
kesehatan pekerja yang terencana, teratur, dan berkesinambungan yang
diselenggarakan dari, oleh, dan untuk masyarakat bekerja.
5) Posbindu PTM adalah serangkaian pos pembinaan terpadu penyakit tidak
menular. Merupakan wadah peran serta masyarakat dalam kegiatan
deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut faktor risiko secara mandiri dan
berkesinambungan.

BAB 3

11
TATA LAKSANA

Pelaksanan kegiatan promosi kesehatan baik di dalam gedung maupun di luar


gedung mengikuti standar protokol kesehatan (memakai masker, mencuci tangan,
menjaga jarak dan memakai APD sesuai indikasi) guna mencegah terjadinya
penularan Covid-19 baik kepada sasaran ataupun kepada petugas itu sendiri.
Adapun menjabaran kegiatan dalam dan luar gedung sebagai berikut:

3.1 Kegiatan Promosi Kesehatan di Dalam Gedung


Promosi kesehatan di dalam gedung adalah promosi kesehatan yang
dilaksanakan di lingkungan dan gedung puskesmas. Adapun tatalaksana
kegiatannya adalah:
1. Petugas mematuhi protokol kesehatan
2. Petugas menyediakan jenis media yang sesuai untuk digunakan di unit atau
tempat yang ada di gedung puskesmas.
3. Petugas mengkonsultasikan jenis media yang akan digunakan di puskesmas
kepada Kepala Puskesmas
4. Petugas menempelkan atau mendistribusikan media di tiap-tiap unit atau
tempat yang ada di gedung puskesmas yang sesuai dengan
peruntukkannya.
5. Petugas melaporkan kepada Kepala Puskesmas bahwa media sudah
ditempelkan atau disebar di unit atau tempat yang ada di gedung Puskesmas

3.2 Kegiatan Promosi Kesehatan di Luar Gedung


A. Kunjungan rumah
Kunjungan rumah dilakukan petugas kesehatan Puskesmas sebagai
tindak lanjut dan upaya promosi kesehatan di dalam gedung puskesmas.
Adapun tatalaksananya yaitu:
1. Petugas menentukan sasaran yang akan di bina
2. Petugas mematuhi protokol kesehatan
3. Petugas bersama kader/RT menyeleksi keluarga yang akan di bina
4. Petugas membuat jadwal kunjungan ke keluarga yang di bina
5. Petugas melakukan pembinaan (penyuluhan) sesuai rencana yang
disusun
6. Petugas membuat janji untuk kunjungan berikutnya
7. Petugas mengucapkan terima kasih atas kerjasamanya

B. Penyuluhan Kesehatan

12
Penyuluhan kesehatan dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat di bidang kesehatan sehingga masyarakat tahu dan memahami
cara pencegahannya. Adapun tatalaksananya yaitu:
1) Persiapan:
a. Petugas menentukan maksud dan tujuan penyuluhan
b. Petugas menentukan sasaran pendengaran
c. Petugas mempersiapkan materi
d. Petugas mengemukakan topik dengan hanya satu masalah sesuai
dengan kebutuhan kelompok sasaran
e. Petugas mempersiapkan alat peraga
f. Petugas mengabsensi peserta
g. Petugas mempersiapkan waktu dan tempat yang tepat
2) Pelaksanaan :
a. Petugas mematuhi protokol kesehatan
b. Petugas memperkenalkan diri
c. Petugas mengemukakan maksud dan tujuan
d. Petugas menjelaskan poin-poin isi penyuluhan dengan bahasa
sederhana, suara jelas, irama yang tidak membosankan, dan menatap
mata pada setiap pendengar
e. Petugas memberikan sesi tanya jawan kepada peserta
f. Petugas menyimpulkan penyuluhan sebelum mengakhiri penyuluhan
g. Petugas menutup penyuluhan dengan mengucapkan terima kasih

C. Pemberdayaan masyarakat dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


1) Survei PHBS RT
Pengkajian PHBS yang dilakukan di tatanan rumah tangga. Adapun
tatalaksananya yaitu:
a. Petugas menyiapkan blanko survei PHBS RT
b. Petugas melakukan sampling sasaran dari masing-masing desa
c. Petugas menyusun kerangka acuan kegiatan
d. Petugas menyusun jadwal survei PHBS RT
e. Petugas mengirimkan surat pemberitahuan kepada Kecamatan dan
Kepala Desa yang menjadi lokasi survei
f. Petugas mendistribusikan blanko survei PBHS RT kepada PPD untuk
diberikan kepada kader
g. Petugas menerima hasil pencatatan survei PHBS RT dari masing-masing
desa
h. Petugas melakukan perekapan hasil survei dari semua desa

13
i. Petugas menganalisis dari hasil survei dan diurutkan permasalahannya
j. Petugas melaporkan hasil survei PHBS RT kepada Kepala Puskesmas
2) Survei PHBS Institusi Kesehatan
Pengkajian PHBS yang dilakukan di institusi kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas. Adapun tatalaksananya yaitu:
a. Petugas mematuhi protokol kesehatan
b. Petugas menyusun kerangka acuan kegiatan
c. Petugas menyusun jadwal pendataan dan persiapan blanko
d. Petugas melakukan pendataan sesuai dengan jadwal
e. Petugas melakukan pencatatan hasil survei secara cermat
f. Petugas melakukan perekapan hasil survei PHBS institusi kesehatan
g. Petugas melakukan analisis hasil survei PHBS institusi kesehatan dan
diurutkan prioritas permasalahannya.
h. Petugas melaporkan hasil survei PHBS institusi kesehatan kepada Kepala
Puskesmas
3) Survei PHBS Institusi Pendidikan
Pengkajian PHBS yang dilakukan di institusi pendidikan di wilayah kerja
Puskesmas. Adapun tatalaksananya yaitu:
a. Petugas menyusun kerangka acuan kegiatan.
b. Petugas menyusun jadwal pendataan dan persiapan blanko.
c. Petugas mematuhi protokol kesehatan
d. Petugas melakukan pendataan sesuai dengan jadwal.
e. Petugas melakukan pencatatan hasil survei secara cermat.
f. Petugas melakukan perekapan hasil survei PHBS institusi pendidikan.
g. Petugas melakukan analisis hasil survei PHBS institusi pendidikan dan
diurutkan prioritas permasalahannya.
h. Petugas melaporkan hasil survei PHBS institusi pendidikan kepada Kepala
Puskesmas.

D. Pembinaan Desa Siaga Aktif


1) Survei Mawas Diri (SMD)
Survei mawas diri yaitu kegiatan yang dilaksanakan untuk memperoleh
data tentang masalah kesehatan yang ada di desa. Adapun tatalaksana
kegiatannya yaitu:
a. Petugas menyusun kerangka acuan SMD
b. Kader kesehatan melakukan pendataan masalah kesehatan yang ada
c. Kader kesehatan melakukan pengkajian masalah kesehatan yang ada
d. Petugas kesehatan membimbing atau memfasilitasi kader kesehatan

14
e. Petugas mematuhi protokol kesehatan
f. Hasil pendataan direkap dan didiiskusikan pada saat Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD)
2) Musyawarah Mufakat Desa (MMD)
Musyawarah mufakat desa adalah suatu kegiatan musyawarah untuk
menyampaikan hasil SMD dan menentukan solusi dari permasalahan yang
ada. Adapun tatalaksana kegiatannya yaitu:
a. Pembukaan
b. Sambutan
c. Pengenalan peserta MMD
d. Penyampaian hasil analisis SMD
e. Perumusan dan penentuan prioritas masalah
f. Pemecahan memecahkan masalah
g. Penyusunan rencana kegiatan
h. Kesimpulan hasil MMD

E. Pengembangan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)


1) Telaah Kemandirian Poskesdes
Telaah kemandirian Poskesdes dilakukan untuk mengetahui
perkembangan dari poskesdes dan menetukan stratanya. Adapun tatalaksana
kegiatannya yaitu:
a. Petugas menyiapkan blanko telaah kemandirian poskesdes
b. Petugas melakukan telaah kemandirian di Poskesdes masing-masing
desa.
c. Petugas mematuhi protokol kesehatan
d. Petugas mencatat hasil di blanko telaah kemandirian Poskesdes
e. Petugas melakukan perekapan hasil telaah kemandirian Poskesdes
f. Petugas melakukan analisis hasil dan memprioritaskan permasalahannya
g. Petugas melaporkan hasil analisis kepada Kepala Puskesmas

2) Telaah Kemandirian Posyandu Balita dan Lansia


Telaah kemandirian posyandu balita dan lansia dilakukan untuk
mengetahui perkembangan dari Posyandu balita dan lansia. Adapun
tatalaksana kegiatannya yaitu:
a. Petugas menyiapkan blanko telaah kemandirian balita dan lansia
b. Petugas melakukan telaah kemandirian di balita dan lansia setelah
kegiatan posyandu.
c. Petugas mematuhi protokol kesehatan

15
d. Petugas mencatat hasil di blanko telaah kemandirian posyandu balita dan
lansia secara cermat.
e. Petugas memberikan hasil telaah kemandirian kepada kader yang ada
Posyandu.
f. Petugas melakukan perekapan hasil telaah kemandirian posyandu balita
dan lansia.
g. Petugas melakukan analisis hasil dan memprioritaskan permasalahannya
h. Petugas melaporkan hasil analisis kepada Kepala Puskesmas
3) Telaah Kemandirian Posbindu PTM
Telaah kemandirian Posbindu PTM dilakukan untuk mengetahui
perkembangan dari Posbindu PTM. Adapun tatalaksana kegiatannya yaitu:
a. Petugas menyiapkan blanko telaah kemandirian Posbindu PTM
b. Petugas melakukan telaah kemandirian Posbindu PTM setelah kegiatan
Posbintu PTM
c. Petugas mencatat hasil telaah kemandirian Posbindu PTM secara cermat.
d. Petugas melakukan analisis hasil dan memprioritaskan permasalahannya
e. Petugas melaporkan hasil analisis kepada Kepala Puskesmas

BAB IV

16
DOKUMENTASI

Dokumentasi petugas Promosi Kesehatan Puskesmas terdiri dari:


1. Laporan Profil Promosi Kesehatan
2. Master Rekap UKBM
a. Posyandu balita
b. Poskesdes
c. Polindes
d. Desa Siaga
3. Profil Info
a. Promkes Info Posyandu Lansia
b. Promkes Info Poskesdes
c. Promkes Info Posyandu Lansia
d. Promkes Info Posbindu PTM
4. Format Pengukuran Tingkat Perkembangan UKBM
a. Posyandu Balita
b. Posyandu Lansia
c. Posbindu PTM
d. Poskesdes
5. PHBS 3 tatanan
a. Rekapitulasi Hasil Pemantauan PHBS di Sekolah
b. Rekapitulasi Hasil Pemantauan PHBS Tatanan Institusi Kesehatan
c. Entry Data Survei Rumah Tangga Sehat
d. Laporan Rekapitulasi Jumlah Kegiatan Penyuluhan

Rongi, Januari 2022


Kepala UPTD Puskesmas Bukit Lamando

MASTON, S.Kep.,Ns.
NIP. 19890115 201904 1 001

17

Anda mungkin juga menyukai