N
Pelayanan
Promosi
Kesehatan
No. /
2022
i
DAFTAR ISI
BAB I DEFINISI......................................................................................... 1
BAB IV DOKUMENTASI.............................................................................. 17
ii
BAB 1
DEFINISI
1
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 74 Tahun 2015:
tentang Upaya Peningkatan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
1.3 Tujuan
Tujuan disusunnya buku panduan ini sebagai acuan bagi petugas promosi
kesehatan Puskesmas Bukit Lamando untuk menyelenggarakan kegiatan
promosi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
2
BAB 2
RUANG LINGKUP
2.1 Strategi
Sebagaimana disebutkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan
dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 74 Tahun 2015
tentang Upaya Peningkatan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit, strategi dasar
utama promosi kesehatan adalah sebagai berikut:
1. Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menumbuhkan dan
meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan individu, keluarga dan
masyarakat untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya,
menciptakan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam penyelenggaraan
setiap upaya kesehatan.
a) Pemberdayaan Individu
Pemberdayaan individu dilakukan oleh setiap petugas kesehatan
puskesmas terhadap individu yang datang memanfaatkan pelayanan
puskesmas. Tujuan dari upaya ini adalah memperkenalkan perilaku baru
kepada individu yang mungkin mengubah perilaku yang selama ini
dipraktikkan oleh individu tersebut. Metode yang digunakan dalam
pemberdayaan individu dapat berupa pilihan atau kombinasi dari dialog,
demonstrasi, konseling dan bimbingan. Media komunikasi yang digunakan
dapat berupa pilihan atau kombinasi dari lembar balik, leaflet, atau poster
yang mudah diabawa untuk kunjungan rumah.
b) Pemberdayaan Keluarga
Pemberdayaan keluarga dilakukan dengan melaksanakan
kunjungan rumah keluarga dari individu pengunjung puskesmas atau
keluarga yang berada di wilayah kerja puskesmas. Tujuan dari
pemberdayaan keluarga adalah untuk memperkenalkan perilaku baru
yang mungkin dapat mengubah perilaku yang selama ini dipraktikan oleh
keluarga tersebut. Metode yang dapat digunakan untuk pemberdayaan
keluarga antara lain dialog, demonstrasi, konseling dan media komunikasi
seperti lembar balik, leaflet, atau poster yang mudah diabawa untuk
kunjungan rumah.
c) Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan terhadap masyarakat (sekelompok anggota
masyarakat) yang dilakukan oleh petugas puskesmas merupakan upaya
3
penggerakan atau pengorganisasian masyarakat. Beberapa yang harus
dilakukan oleh puskesmas dalam pemberdayaan masyarakat yaitu yang
berwujud UKBM (upaya kesehatan nersumberdaya masyarakat).
Selain itu, puskesmas berfungsi sebagai penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, yaitu:
1) Menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha agar menyelenggarakan
pembangunan yang berwawasan kesehatan
2) Memantau dan melaporkan dampak kesehatan dan penyelenggaraan
setiap program pembangunan
3) Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
penyembuhan dan pemulihan
Ketiga hal di atas bertujuan mendorong lintas sektor/LSM/dunia swasta
untuk membantu pelayanan promosi kesehatan melalui bantuan dana,
sarana, metode yang dimilikinya.
2. Bina Suasana
Bina suasana adalah upaya menciptakan suasana atau lingkungan
sosial yang mendorong individu, keluarga dan masyarakat untuk mencegah
penyakit dan meningkatkan kesehatannya serta menciptakan lingkungan
sehat dan berperan aktif dalam upaya penyelenggaraan kesehatan. Metode
yang tepat dalam melakukan bina suasana adalah penggunaan media seperti
leaflet, pemasangan poster atau penayangan video yang berkaitan dengan
penyakit pasien.
3. Advokasi
Advokasi merupakan upaya terencana untuk mendapatkan komitmen
dan dukungan dari pihak-pihak terkait (tokoh-tokoh masyarakat informal dan
formal) agar masyarakat di ;lingkungan puskesmas berdaya untuk mencegah
serta meningkatkan kesehatannya serta menciptakan lingkungan sehat.
Selama proses advokasi perlu diperhatikan bahwa sasaran advokasi
diarahkan untuk menempuh lima tahapan antara lain: (1) memahami
persoalan yang diajukan,(2) tertarik untuk ikut berperan dalam persoalan yang
diajukan,(3) mempertimbangkan beberapa pilihan yang kemungkinan, (4)
menyepakati satu pilihan kemungkinan, dan (5) menyampaikan langkah tindak
lanjut. Apabila kelima tahapan tersebut dapat dicapai saat proses advokasi,
maka advokasi tersebut dikatakan berhasil. Langkah tindak lanjut di akhir
perbincangan (misalnya dengan membuat disposisi pada usulan yang
diajukan) menunjukkan adanya komitmen untuk memberikan dukungan.
4
Kata-kata kunci dalam penyiapkan bahan advokasi adalah “Tepat,
Lengkap, Akurat, dan Menarik”. Ini berarti bahan advokasi harus mencakup
hal-hal sebagai berikut:
a) Sesuai dengan sasaran (latar belakang pendidikan, jabatan, budaya,
kesukaan, dan lain-lain)
b) Sesuai dengan lama waktu yang disediakan untuk advokasi
c) Mencakup unsur-unsur pokok apa, mengapa, dimana, bilamana, siapa,
dan bagaimana (5W+1H)
d) Memuat masalah dan pilihan-pilihan kemungkinan untuk memecahkan
masalah
e) Memuat peran yang diharapkan dari sasaran advokasi
f) Memuat data pendukung
g) Ringkas dan jelas, dalam kemasan yang menarik
4. Kemitraan
Kemitraan dikembangkan antara petugas kesehatan dengan
sasarannya. Selain itu, kemitraan juga dikembangkan karena kesadaran
bahwa untuk meningkatkan efektivitas promosi kesehatan, petugas
kesehatan harus bekerjasama dengan berbagai pihak terkait, seperti
misalnya kelompok profesi, pemuka agama, LSM, media massa dan lain-
lain.
Tiga prinsip dasar kemitraan yang harus diperhatikan dan dipraktikan
adalah:
a) Kesetaraan menghendaki tidak diciptakannya hubungan yang bersifat
hierarkis (atas-bawah)
b) Keterbukaan diperlukan sebagai bentuk kejujuran dari masing-masing
pihak
c) Saling menguntungkan, solusi yang diajukan hendaknya selalu
mengandung keuntungan di semua pihak (win-win solution).
Ada tujuh landasan yang harus diperhatikan dan dipraktikkan dalam
mengembangkan kemitraan, yaitu :
a) Saling memahami kedudukan, tugas, dan fungsi masing-masing
b) Saling mengakui kapasitas dan kemampuan masing-masing
c) Saling berupaya membangun hubungan
d) Saling berupaya untuk mendekati
e) Saling terbuka terhadap kritik/saran, serta mampu membantu dan
dibantu
f) Saling mendukung upaya masing-masing
5
g) Saling menghargai upaya masing-masing.
6
Untuk dana atau anggaran promosi kesehatan Puskesmas, diharapkan
Puskesmas atau Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menyediakan
dana/anggaran yang cukup untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan promosi
kesehatan Puskesmas.
7
simulasi dan menggunakan media flipchart, poster atau
standing banner. Penyuluhan kelompok di dalam
ruangan bisa digunakan laptop, LCD dan layar untuk
menayangkan gambar atau film
d. Pemanfaatan ruang tunggu dengan pemasangan poster,
penyediaan boks leaflet
e. Pendekatan keagamaan dengan mengajak pasien untuk
berdoa
6 Laboratorium Meningkatkan kesadaran pasien, pengunjung dan para
pengantarnya akan pentingnya melakukan pemeriksaan
laboratorium melalui pemasangan poster dan penyediaan
leaflet yang bisa dibawa pulang.
7 Kamar obat a. Meningkatkan kesadaran tentang manfaat obat generik,
kedisiplinan dan kesabaran dalam penggunaan obat
sesuai petunjuk dokter
b. Pemasangan poster dan penyediaan leaflet tentang
informasi kesehatan serta pemutaran tape recorder
8 Tempat Penyampaian salam hangat dan ucapan selamat jalan
pembayaran semoga cepat sembuh dan bertambah sehat
9 Dinding Dipasang spanduk pada momen tertentu asal tidak
merusak keindahan gedung
8
B. Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan sebaiknya dilakukan dengan alat peraga atau media
komunikasi untuk kelompok yang bersifat menghibur, seperti
permainan,simulasi. Lebih baik digunakan media yang lebih besar agar
mudah terbaca seperti flipchart, poster, atau standing banner. Jika
penyuluhan kelompok dilakukan di ruangan, dapat digunakan laptop, LCD
projector dan lainnya untuk menayangkan gambar-gambar atau bahkan film.
9
musyawarah kecil di anatara mereka, kemudian merumuskan dan
merencakanan solusi (pemecahannya). Petugas kesehatan dapat membantu
melakukan advokasi ke berbagai pihak untuk menggalang dukungan
(kebijakan/sumber daya). Setelah langkah di atas para pemuka masyarakat
dibimbing untuk memberdayakan para kader melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Persiapan Pelaksanaan Kegiatan (PPK)
Dalam langkah ini, pemuka masyarakat dibimbing untuk menetapkan
pengurus UKBM (misal pos kesehatan desa atau Poskesdes) dan
pelaksanan UKBM (tenaga kesehatan dan kader). Setelah pengurus dan
pelaksana sudah ditetapkan, maka dilakukan pelatihan kader oleh pemuka
masyarakat dan dibantu petugas kesehatan. Jika pelatihan kader telah
dilakukan, maka dilanjutkan pembentukan UKBM oleh para pemuka
masyarakat dan kader.
2) Pelaksanaan Kegiatan (PK)
Dalam langkah ini petugas kesehatan dan para kader mulai
melakukan pelayanannya kepada masyarakat melalui kegiatan-kegiatan
UKBM (misalnya Poskesdes). Umumnya para kader yang akan lebih banyak
melakukan pemberdayaan masyarakat dengan memfasilitasi proses
pemecahan masalah yang dihadapi individu, keluarga atau kelompok.
3) Dukungan, Pemantauan, dan Bimbingan (DPB)
Dalam langkah ini, puskesmas bersama Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota melaksanakan bina suasana dan advokasi. Selain itu,
bersama pemuka masyarakat, juga dirumuskan dan dilaksanakan upaya-
upaya guna memotivasi kader melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
mereka.
Bagi kader yang masih disibukkan dengan kebutuhan dasar
(sandang/pangan/papan), bentuk motivasi yang sesuai adalah pemberian
insentif, fasilitas berobat gratis, dan dana operaional kegiatan. Sedangkan
bagi kader yang sudah tidak direpotkan dengan kebutuhan dasar, bentuk-
bentuk motivasinya adalah pemberian kesempatan untuk mengikuti pelatihan
atau pertemuan, pemberian atribut (baju seragam), penugasan untuk
menyelenggarakan pertemuan, dan lain-lain. Hal lain dalam langkah ini yang
penting juga dirumuskan dan dilaksanakannya sistem pencatatan dan
pelaporan oleh para kader/pengurus UKBM ke puskesmas.
10
Pemberdayaan masyarakat dalam pembentukan dan pengembangan
UKBM terdiri dari:
1) Poskesdes adalah upaya kesehatan masyarakat (UKBM) yang dibentuk di
desa/kelurahan dalam rangka menyediakan/mendekatkan pelayanan
kesehatan dasar utamanya prmotif dan preventif bagi masyarakat desa
dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela lainnya.
2) Posyandu balita merupakan UKBM yang dikelola dan diselenggarakan dari,
oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk memperoleh kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
3) Posyandu lansia berfungsi untuk memberdayakan masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan kepada lansia yang mengutamakan
aspke romotif dan preventif.
4) Pos UKK merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan
kesehatan pekerja yang terencana, teratur, dan berkesinambungan yang
diselenggarakan dari, oleh, dan untuk masyarakat bekerja.
5) Posbindu PTM adalah serangkaian pos pembinaan terpadu penyakit tidak
menular. Merupakan wadah peran serta masyarakat dalam kegiatan
deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut faktor risiko secara mandiri dan
berkesinambungan.
BAB 3
11
TATA LAKSANA
B. Penyuluhan Kesehatan
12
Penyuluhan kesehatan dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat di bidang kesehatan sehingga masyarakat tahu dan memahami
cara pencegahannya. Adapun tatalaksananya yaitu:
1) Persiapan:
a. Petugas menentukan maksud dan tujuan penyuluhan
b. Petugas menentukan sasaran pendengaran
c. Petugas mempersiapkan materi
d. Petugas mengemukakan topik dengan hanya satu masalah sesuai
dengan kebutuhan kelompok sasaran
e. Petugas mempersiapkan alat peraga
f. Petugas mengabsensi peserta
g. Petugas mempersiapkan waktu dan tempat yang tepat
2) Pelaksanaan :
a. Petugas mematuhi protokol kesehatan
b. Petugas memperkenalkan diri
c. Petugas mengemukakan maksud dan tujuan
d. Petugas menjelaskan poin-poin isi penyuluhan dengan bahasa
sederhana, suara jelas, irama yang tidak membosankan, dan menatap
mata pada setiap pendengar
e. Petugas memberikan sesi tanya jawan kepada peserta
f. Petugas menyimpulkan penyuluhan sebelum mengakhiri penyuluhan
g. Petugas menutup penyuluhan dengan mengucapkan terima kasih
13
i. Petugas menganalisis dari hasil survei dan diurutkan permasalahannya
j. Petugas melaporkan hasil survei PHBS RT kepada Kepala Puskesmas
2) Survei PHBS Institusi Kesehatan
Pengkajian PHBS yang dilakukan di institusi kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas. Adapun tatalaksananya yaitu:
a. Petugas mematuhi protokol kesehatan
b. Petugas menyusun kerangka acuan kegiatan
c. Petugas menyusun jadwal pendataan dan persiapan blanko
d. Petugas melakukan pendataan sesuai dengan jadwal
e. Petugas melakukan pencatatan hasil survei secara cermat
f. Petugas melakukan perekapan hasil survei PHBS institusi kesehatan
g. Petugas melakukan analisis hasil survei PHBS institusi kesehatan dan
diurutkan prioritas permasalahannya.
h. Petugas melaporkan hasil survei PHBS institusi kesehatan kepada Kepala
Puskesmas
3) Survei PHBS Institusi Pendidikan
Pengkajian PHBS yang dilakukan di institusi pendidikan di wilayah kerja
Puskesmas. Adapun tatalaksananya yaitu:
a. Petugas menyusun kerangka acuan kegiatan.
b. Petugas menyusun jadwal pendataan dan persiapan blanko.
c. Petugas mematuhi protokol kesehatan
d. Petugas melakukan pendataan sesuai dengan jadwal.
e. Petugas melakukan pencatatan hasil survei secara cermat.
f. Petugas melakukan perekapan hasil survei PHBS institusi pendidikan.
g. Petugas melakukan analisis hasil survei PHBS institusi pendidikan dan
diurutkan prioritas permasalahannya.
h. Petugas melaporkan hasil survei PHBS institusi pendidikan kepada Kepala
Puskesmas.
14
e. Petugas mematuhi protokol kesehatan
f. Hasil pendataan direkap dan didiiskusikan pada saat Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD)
2) Musyawarah Mufakat Desa (MMD)
Musyawarah mufakat desa adalah suatu kegiatan musyawarah untuk
menyampaikan hasil SMD dan menentukan solusi dari permasalahan yang
ada. Adapun tatalaksana kegiatannya yaitu:
a. Pembukaan
b. Sambutan
c. Pengenalan peserta MMD
d. Penyampaian hasil analisis SMD
e. Perumusan dan penentuan prioritas masalah
f. Pemecahan memecahkan masalah
g. Penyusunan rencana kegiatan
h. Kesimpulan hasil MMD
15
d. Petugas mencatat hasil di blanko telaah kemandirian posyandu balita dan
lansia secara cermat.
e. Petugas memberikan hasil telaah kemandirian kepada kader yang ada
Posyandu.
f. Petugas melakukan perekapan hasil telaah kemandirian posyandu balita
dan lansia.
g. Petugas melakukan analisis hasil dan memprioritaskan permasalahannya
h. Petugas melaporkan hasil analisis kepada Kepala Puskesmas
3) Telaah Kemandirian Posbindu PTM
Telaah kemandirian Posbindu PTM dilakukan untuk mengetahui
perkembangan dari Posbindu PTM. Adapun tatalaksana kegiatannya yaitu:
a. Petugas menyiapkan blanko telaah kemandirian Posbindu PTM
b. Petugas melakukan telaah kemandirian Posbindu PTM setelah kegiatan
Posbintu PTM
c. Petugas mencatat hasil telaah kemandirian Posbindu PTM secara cermat.
d. Petugas melakukan analisis hasil dan memprioritaskan permasalahannya
e. Petugas melaporkan hasil analisis kepada Kepala Puskesmas
BAB IV
16
DOKUMENTASI
MASTON, S.Kep.,Ns.
NIP. 19890115 201904 1 001
17