Anda di halaman 1dari 27

Mengontrol Emosi

dan Menjadi Asertif


Materi oleh: Stefanny Christina, B. A. (Hons), Mclin Psych
Dibawakan oleh: Irene Lukita
Dibantu oleh: Febryan Ervan
Minggu Lalu Kita Sudah Mengenal

1 Apa itu kepribadian?

2 Mengapa mengenal kepribadian penting?

3 5 Dimensi Kepribadian

4 Aplikasi kepribadian pada pengembangan diri dan performa kerja

5 Seperti apa kepribadian Anda dan kepribadian apa yang Anda ingin rubah
Minggu Ini

Apa saja emosi Apa yang kita bisa


Apa itu emosi 1 yang utama 2 lakukan untuk 3 Mengontrol Emosi
bagi manusia mengontrol emosi

Bagaimana
Apa 3 cara
Apa itu asertif 1 2 caranya menjadi 3 Menjadi Asertif
komunikasi lebih asertif
Mengapa Penting Belajar Mengontrol
Emosi Dan Menjadi Asertif?
1. Kita sudah mengenal di minggu lalu bahwa memiliki
kestabilan emosi dan karakter yang lebih ekstrovert
adalah kepribadian-kepribadian yang lebih dicari oleh
perusahaan-perusahaan ketika mereka mencari
karyawan.
2. Kestabilan emosi dapat dicapai = belajar mengontrol
emosi.
3. Karakter yang lebih ekstrovert = belajar menjadi asertif.
Apa Itu Emosi?

1. Emosi adalah reaksi dari tubuh dan otak kita terhadap suatu situasi, pikiran, dan
perbuatan.

2. Emosi adalah bagian dari komunikasi antara kita dan orang lain: ekspresi
wajah adalah bagian dari ekspresi emosi. Seringnya, tanpa kita sadari, kita
mengkomunikasikan emosi kita pada orang lain tanpa sadar.

3. Emosi adalah bagian dari keputusan kita untuk melakukan sesuatu. Emosi
adalah bagian dari motivasi kita. Terutama, Ketika kita sangat emosi, sering kita
bertindak tanpa berpikir panjang, karena emosi itu sudah menguasai tubuh kita.

4. Sering emosi tidak pernah dibahas, dan banyak orang tidak merasa nyaman
membicarakan tentang emosi mereka. Padahal, emosi sangat penting untuk
mengerti mengapa kita berbuat sesuatu, atau mengapa kita bereaksi terhadap
orang lain.
Apa Saja Emosi Yang Utama Bagi Manusia?

2. Cemas 4. Iri

1. Marah 3. Bahagia 5. Sedih


Apa Itu Marah?

Tanda-tanda perbuatannya : Emosi yang mirip-mirip :


1. Bertengkar 1. Frustrasi
2. Agresif 2. Sebel
3. Merasa panas di dalam tubuh 3. Tersinggung
4. Mengepalkan tangan
5. Jantung berdebar
6. Berteriak/bersuara keras
7. Melotot
8. Bergetar
Apa Itu Cemas?

Tanda-tanda perbuatannya : Emosi yang mirip-mirip :


1. Ingin menghindar. 1. Takut.
2. Asumsi sesuatu yang buruk akan 2. Nervous.
terjadi. 3. Stress.
3. Menangis.
4. Sulit berkonsentrasi.
5. Perut terasa tidak enak.
6. Sakit kepala.
7. Mudah marah.
8. Tegang.
9. Jantung berdebar, nafas pendek-
pendek, berkeringat, bergetar.
10. Kepikiran terus tanpa ada solusi.
Apa Itu Bahagia?

Tanda-tanda perbuatannya : Emosi yang mirip-mirip :


1. Tertawa 1. Senang
2. Lebih aktif 2. Puas
3. Optimis 3. Excited
4. Tersenyum
5. Suka bercanda
6. Termotivasi
7. Lebih berenergi
8. Lebih sosial
9. Lebih suka membantu
10. Lebih kreatif
Apa Itu Iri?

Tanda-tanda perbuatannya :
1. Tidak mudah percaya
2. Merasa tidak cukup baik sebagai seorang pelajar/pekerja/pacar/suami/istri
3. Mengatakan sesuatu yang menyakiti orang lain
4. Mengancam orang lain
5. Berpikir negatif
6. Frustrasi
7. Ingin mengontrol orang lain
Apa Itu Sedih?

Tanda-tanda perbuatannya : Emosi yang mirip-mirip :


1. Menangis 1. Merasa ‘kosong’
2. Cepat lelah 2. Merasa bersalah
3. Tidak ingin beraktivitas/tidak semangat 3. Merasa tidak ada harapan
4. Mudah marah 4. Kesepian
5. Berpikir negatif
6. Tidak bisa tidur/tidur terus
7. Tidak ingin makan/makan terus
Bagaimana Contoh
Emosi Mengontrol Perbuatan Kita?
1. Ketika kita marah, cemas, iri, sedih, seringnya kita tidak bisa mengontrol perbuatan kita, dan
akhirnya kita menyesali sesuatu yang kita perbuat Ketika kita sedang dipenuhi oleh emosi
tersebut.

2. Amati anak kecil, biasanya perbuatan mereka lebih terpicu emosi. Biasanya anak kecil :
a. Teman mengejek - merasa marah - menonjok atau membalas
b. Teman memiliki sesuatu yang baru - iri - mengambil barang tersebut

3. Seringnya, Ketika kita beranjak dewasa, kita belajar bagaimana caranya untuk tidak membiarkan
emosi mengontrol perbuatan kita, tetapi bukan berarti kita tidak perlu terus mengembangkan diri
untuk bisa memiliki emosi yang lebih stabil.
Bagaimana Caranya Meningkatkan
Emosi Yang Positif?

1. KETAHUI lebih dalam apa aktivitas-aktivitas yang menimbulkan


emosi positif bagi kita.
2. Ketika sedang melakukan aktivitas itu, FOKUS kita pada emosi
positif tersebut.
3. Ketika pikiran kita memikirkan hal-hal yang negatif,
KEMBALIKAN FOKUS kita ke saat ini dan emosi yang positif.
4. JANGAN FOKUS pada kecemasan-kecemasan kita.
Salah Satu Cara Mudah Untuk Lebih Bisa
Mengontrol Emosi : Latihan Bernafas
1. Latihan bernafas adalah cara kita untuk lebih bisa untuk mengontrol tubuh kita
sehingga kita lebih bisa untuk mengontrol perbuatan kita (tidak terlalu terpicu
emosi).
2. Coba kita berhenti selama 60 detik, pasang alarm, dan hitung berapa kali kita
bernafas. Ketika kita beremosi tinggi dan merasa stress, biasanya kita bernafas
lebih cepat, dan jika dalam 60 detik, kita bernafas lebih dari 12 kali, berarti kita
perlu berlatih bernafas untuk mengontrolnya.
3. Caranya? 3-3-3
a) Tarik nafas selama 3 detik
b) Buang nafas selama 3 detik dan rilekskan otot-otot kita
c) Lakukan selama 3 menit setiap hari
Jika Emosi…

STOP - BREATHE - THINK - DO


Sebelum berbuat sesuatu yang mungkin akan kita sesali,
berhenti, bernafas, berpikir, baru berbuat.
Menjadi Asertif
1. Asertif adalah cara berkomunikasi yang baik untuk menyampaikan apa yang kita butuhkan atau
inginkan, atau opini kita, tanpa menyinggung orang lain.
2. Ada tiga tipe berkomunikasi :
a. Pasif: Ketika kita lebih sering mementingkan kebutuhan, keinginan, dan opini orang lain,
sangat jarang mengekspresikan opini kita sendiri, sehingga opini kita, kebutuhan kita, dan
keinginan kita sering dilupakan/dicuekin orang lain.

b. Agresif: Ketika kita selalu mendorong keinginan kita kepada orang lain tanpa memikirkan
situasi atau kebutuhan orang lain. Seringnya, orang yang agresif memiliki hubungan-
hubungan yang kurang sehat dan penuh konflik.

c. Asertif: Ketika kita tetap mengekspresikan kebutuhan, keinginan, dan opini kita tetapi tetap
memikirkan situasi atau kebutuhan orang lain, dan mengekspresikannya dengan cara yang
baik.
Contoh : Ketika Mengerjakan Tugas Kelompok, Satu Teman
Anda Tidak Mengerjakan Apa-apa Dan Tidak Berkontribusi
Agresif Asertif Pasif

Anda marah dan berkata “Kenapa Anda berkata dengan tenang dan Anda tidak mengatakan apa-apa,
kamu tidak melakukan apa-apa, tidak menuduh, “Hey, karena kita tidak berbuat apa-apa, dan
dasar malas” dan menggebrak tidak punya banyak waktu, coba mengerjakan bagian yang
meja. Teman-teman sekelompok kerjakan bagian ini nanti kita seharusnya dikerjakan oleh teman
Anda mencoba menenangkan selesaikan Bersama-sama”. Anda tersebut. Anda kelabakan, dan
situasi dan akhirnya tidak memiliki hanya mengingatkan tanpa merasa kesal dan bergumul di
waktu yang cukup untuk menuduh teman Anda malas. dalam hati. Akhirnya, sepanjang
menyelesaikan tugas. hari Anda merasa kesal.
Konsekuensi: Teman Anda akan
Konsekuensi: tugas tidak selesai, merasa tidak dipermalukan di Konsekuensi: Anda bekerja lebih
hubungan Anda dengan teman depan orang lain, dan mulai keras dari yang lain, kesal dalam
tersebut menjadi renggang. mengerjakan bagiannya. hati, dan merasa dimanfaatkan.
Contoh :

Agresif Asertif Pasif

Konsekuensi: Konsekuensi: Konsekuensi:


Manfaat Cara Berkomunikasi Yang Asertif :
1. Bisa berkata “tidak” Ketika diajak melakukan sesuatu
yang tidak kita inginkan.
2. Tidak dimanfaatkan orang lain.
3. Membuat orang lain bertanggung jawab atas
perbuatan mereka.
4. Memperlakukan orang lain dengan respek/hormat.
5. Dapat mementingkan kebutuhan, keinginan, dan
opini yang penting bagi kita.
6. Percaya diri untuk bertanya tentang sesuatu,
mengekspresikan emosi, dan berbuat sesuatu.
7. Dapat mengkomunikasikan Ketika kita tidak suka
terhadap sesuatu.
3 Cara Menjadi Asertif
Asertif tidak hanya tentang APA yang anda katakan tetapi juga
BAGAIMANA Anda mengatakannya. Misalnya, ketika teman
Anda ingin menyalin tugas kuliah yang sudah Anda kerjakan.

Akui apa yang orang lain inginkan, butuhkan, atau opini


mereka. “Saya mengerti kamu tidak ada banyak waktu untuk
1 mengerjakannya, pasti kamu lagi lumayan panik tentang
tugas itu”

Jelaskan situasi Anda. “Untuk saya, saya bisa dapat masalah jika
2 dosen melihat bahwa tugas kita benar-benar sama”

Usulkan solusi atau mulai bernegosiasi. “Bagaimana kalau saya berikan


3 sedikit poin-poin yang saya temukan tetapi kamu tuliskan tugasnya sendiri, atau
kamu bisa kerjakan dulu sebisa kamu nanti saya bantu untuk menyelesaikannya”
Beberapa Tips

1. Jangan menyalahkan orang lain - ketika orang lain merasa sedang


disalahkan, mereka akan merasa terserang dan tidak akan mendengarkan
apa yang sebenarnya sedang dikomunikasikan. Mereka akan langsung
berpikir bagaimana caranya untuk membuktikan bahwa Anda salah. Jika
Anda ingin didengar, jangan menyalahkan orang lain.
2. Katakan dengan jelas - bagaimana situasi tersebut berdampak pada anda.
3. Fokus pada topik - jangan membawa hal-hal lain yang tidak berhubungan.
4. Tetap tenang - gunakan cara mengontrol emosi agar Anda tetap tenang.
5. Buatlah asertif menjadi kebiasaan - ketika telah menjadi sebuah
kebiasaan, proses ini akan menjadi lebih mudah, dan hal ini akan menjadi
kemampuan yang berharga bagi hidup Anda (personal dan professional).
Latihan:

Tuliskan situasi yang membuat Anda merasakan emosi


dibawah ini, dan tuliskan apa perbuatan yang Anda
lakukan karena terpicu emosi tersebut :
1. Marah
2. Cemas
3. Bahagia
4. Iri
5. Sedih
Latihan: Apa Aktivitas-aktivitas Yang
Menimbulkan Emosi Positif Dari Anda?

1. Membaca buku. 8. Bersepeda.


2. Menonton TV/film. 9. Olahraga.
3. Berbincang dengan 10. Mencoba makanan baru.
teman dekat. 11. Prakarya.
4. Menikmati alam. 12. Fotografi.
5. Memasak. 13. Musik.
6. Membuat kue. 14. Gambar/Melukis/Design.
7. Berpetualang. 15. Dan lain-lain.
Apa Tipe Komunikasi Anda?
• Apakah Anda seseorang yang cenderung pasif, agresif, atau
asertif? Beri contoh.
• Pasif: Ketika kita lebih sering mementingkan kebutuhan,
keinginan, dan opini orang lain, sangat jarang
mengekspresikan opini kita sendiri, sehingga opini kita,
kebutuhan kita, dan keinginan kita sering dilupakan/dicuekin
orang lain.
• Agresif: Ketika kita selalu mendorong keinginan kita kepada
orang lain tanpa memikirkan situasi atau kebutuhan orang lain.
Seringnya, orang yang agresif memiliki hubungan-hubungan
yang kurang sehat dan penuh konflik.
• Asertif: Ketika kita tetap mengekspresikan kebutuhan,
keinginan, dan opini kita tetapi tetap memikirkan situasi atau
kebutuhan orang lain, dan mengekspresikannya dengan cara
yang baik.
Tuliskan Satu Contoh Dari Hidup Anda. Ikuti Cara-cara Dibawah Ini
Dan Tuliskan Contoh Bagaimana Anda Dapat Menjadi Asertif

1. Akui apa yang orang lain inginkan, butuhkan, atau opini mereka.
2. Jelaskan situasi Anda.
3. Usulkan solusi atau mulai bernegosiasi.
Minggu Ini

Menjadi Asertif
Mengontrol Emosi
1. Apa 3 cara komunikasi. Contents Title
2. Apa itu asertif.
3. Bagaimana caranya menjadi
lebih asertif.

Menjadi Asertif

Contents Title

Mengontrol Emosi
1. Apa itu emosi.
2. Apa saja emosi yang utama bagi
manusia.
3. Apa yang kita bisa lakukan untuk
mengontrol emosi.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai