Anda di halaman 1dari 21

INDEKS BUDI PEKERTI PRIBADI DALAM KARYA RAJA ALI HAJI

Abdul Malik1, Isnaini Leo Shanty2


1,2)
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Indonesia
e-mail: malik@umrah.ac.id

Abstract

This paper is a result of the research of personal character index in the works of Raja Ali Haji. The
paper aims to: (1) analyze the character index within selves in the works of Raja Ali Haji, (2)
investigate the relationship between personal character index and the teachings of Islam in the works
of Raja Ali Haji, and (3) analyze the semiotics class of personal character index in the works of Raja
Ali Haji. This study applies semiotics theory of Charles Sanders Peirce. An analysis was performed
on five works of Raja Ali Haji, namely Syair Abdul Muluk (The Poem Abdul Muluk), Gurindam Dua
Belas (The Twelve Couplets), Thamarat al-Muhimmah (The Desired Fruits), Tuhfat al-Nafis (The
Precious Gift), and Syair Sinar Gemala Mestika Alam (The Poem Shining Natural Gem). The data
were analyzed using content analysis technique. The research results found that (1) Raja Ali Haji’s
works contain nineteen personal character indexes, (2) the values of personal character index is
interrelated to Islamic teachings, and (3) semiotics class of personal character index in the works of
Raja Ali Haji is comprised of rheumatic iconic qualisign, rheumatic indexical sinsign, dicent
indexical legisign, and argument. As a result, Raja Ali Haji’s works can be referred to as a way of life
and is worthy of use as learning materials for character education sourced from the literary works.

Key words: index, values, budi, character, character education

(1888). Karya beliau dalam bidang sejarah


PENDAHULUAN
yaitu Tuhfat Al-Nafis (1865), Silsilah
Raja Ali Haji rahimahullah (1809—1873) Melayu dan Bugis (1866), Tawarikh al-
adalah penulis yang paling masyhur di Sughra, Tawarikh al-Wusta, Tawarikh al-
antara para intelektual Kerajaan Riau- Kubra, Peringatan Sejarah Negeri Johor,
Lingga pada abad ke-19. Beliau telah serta Sejarah Riau-Lingga dan Daerah
menulis dua buah buku dalam bidang Takluknya. Beliau pun menulis dalam
bahasa Melayu yang juga bercampur bidang filsafat Melayu yang bersumber
dengan bidang pendidikan yaitu Bustan al- dari agama Islam yang digubah dalam
Katibin (1850) dan Kitab Pengetahuan bentuk puisi, karya yang sangat terkenal di
Bahasa (1858). Buah karya beliau yang Indonesia, Malaysia, dan Dunia Melayu
lain dalam bidang hukum dan lainnya, yakni Gurindam Dua Belas
pemerintahan yaitu Muqaddima Fi Intizam (1847). Tulisan beliau dalam bidang sastra
(1887) dan Tsamarat Al-Muhimmah (syair), yang juga bercampur dengan
JURNAL KIPRAH VOL. 5 NO.2 JULI-DESEMBER 2017 1
bidang agama yaitu Syair Abdul Muluk jenjang pendidikan dasar sampai dengan
(1846), Syair Suluh Pegawai (1866), Syair pendidikan tinggi. Dengan pendidikan
Siti Shianah (1866), Syair Awai, Syair karakter itu, diharapkan dapat
Sinar Gemala Mestika Alam (1895), Syair diselenggarakan program pendidikan yang
Taman Permata, dan Syair Warnasarie. menyeluruh dengan memperhatikan
Jenis puisi yang khas, yakni campuran kemampuan sosial, watak, budi pekerti,
pantun dan syair juga ditulis oleh beliau serta kecintaan terhadap budaya dan
yaitu Ikat-Ikatan Dua Belas Puji (1858). bahasa Indonesia sehingga instutusi
Di dalam karya beliau Gurindam pendidikan dapat mendorong penciptaan
Dua Belas, pada Pasal yang Kelima, bait hasil didik yang mampu menjawab
1, Raja Ali Haji mengatakan, “Jika hendak kebutuhan sumber daya manusia yang
mengenal orang berbangsa, lihatlah kepada berkualitas. Berhubung dengan itu, perlu
budi dan bahasa.” Kenyataan itu dipersiapkan bahan pengembangan
menunjukkan bahwa Raja Ali Haji, pendidikan tersebut sesuai dengan Visi
sebagai cendekiawan, budayawan, Pendidikan Nasional Indonesia (Pusat
sastrawan, sejarawan, dan pakar agama Kurikulum, 2010:1).
Islam memandang sangat penting Kebijakan pendidikan nasional itu
keberadaan kehalusan budi dan budi menekankan bahwa budaya perlu
pekerti bagi manusia (Malik, 2012b:559— dikembangkan di setiap satuan pendidikan
560). Akan tetapi, perihal kehalusan budi agar peserta didik tak tercabut dari akar
dan budi pekerti dalam karya beliau belum budayanya. Oleh karena itu, pendidikan
mendapat perhatian para peneliti dan karakter harus dikembangkan bersamaan
sarjana sampai setakat ini. Kajian terhadap dengan penamaan pendidikan nilai,
karya beliau selama ini lebih banyak pendidikan moral, dan pendidikan watak.
terfokus pada bidang agama, linguistik, Pendidikan ini bertujuan untuk
sejarah, politik pemerintahan, dan sastra. mengembangkan kemampuan peserta
didik dalam membuat keputusan baik-
Pentingnya kajian ini sejalan
buruk, memelihara apa yang baik, dan
dengan kebijakan pendidikan di Indonesia.
mewujudkan kebaikan dalam kehidupan
Sejak 2010 Pemerintah Republik
sehari-hari dengan sepenuh hati (Pusat
Indonesia, melalui Kementerian
Kurikulum, 2010:1—2). Untuk menunjang
Pendidikan Nasional, telah menerapkan
program tersebut, karya Raja Ali Haji
kembali pendidikan budi pekerti mulai dari

JURNAL KIPRAH VOL. 5 NO.2 JULI-DESEMBER 2017 2


sangat relevan untuk dikaji, yang pada generasi muda, untuk membentuk
gilirannya dapat dikembangkan menjadi karakternya.
bahan pembelajaran pendidikan karakter
TINJAUAN PUSTAKA
tersebut.
Masalah khusus yang dikaji dalam 1. Konsep Budi dan Budi Pekerti
penelitian ini adalah (1) nilai apa sajakah Budi merupakan istilah yang berasal dari
yang menjadi indeks budi pekerti pribadi bahasa Sansekerta, yaitu dari akar kata
dalam karya Raja Ali Haji?, (2) adakah feminin budh. Oleh karena itu, konsep
hubungan antara nilai budi pekerti pribadi budi sejalan dengan filsafat Hindu yang
dan ajaran agama Islam dalam karya Raja menjelaskan bahwa budi memiliki arti
Ali Haji?, dan (3) tergolong kelas yang sangat dalam dan unsur kejiwaannya
semiotik apakah nilai budi pekerti pribadi pun sangat tinggi. Purucker (Ed.) (dalam
dalam karya Raja Ali Haji? Berhubung Ahmat (2000/2001) menjelaskan konsep
dengan itu, ada tiga tujuan khusus budi sebagai berikut ini.
penelitian ini: (1) untuk menganalisis nilai
“Buddhi (Sanskrit) [from the verbal
yang menjadi indeks budi pekerti pribadi root “budh” to awaken, enlighten, know]
dalam karya Raja Ali Haji, (2) untuk The spiritual soul, the faculty of
mengkaji hubungan antara nilai budi discriminating, the channel through which
streams divine inspiration from the Atman
pekerti pribadi dan ajaran agama Islam to the ego, and therefore that faculty which
dalam karya Raja Ali Haji, dan (3) untuk enables us to discern between good and
menganalisis golongan kelas semiotika evil—spiritual conscience. The qualities of
the buddhic principle when awakened are
nilai budi pekerti pribadi dalam karya Raja
higher judgement, instant understanding,
Ali Haji. descriminating, intuition, love that has no
bounds, and consequent universal
Penelitian ini penting artinya untuk forgiveness.
memperkaya bahan pembelajaran
Buddhi uses manas (intellect) as its
pendidikan budi pekerti dan pendidikan garment, and in the former are likewise
sastra. Di samping itu, dari penelitian ini stored the fruitages of many incarnations
akan dapat dilestarikan, dikembangkan, on earth; hence buddhi is often called both
the seed and flower of manas. Buddhi is
dan dimanfaatkan warisan budaya truly the center of spiritual consciousness
takbenda (intangible cultural heritage) and therefore its qualities are enduring.”
sebagai pedoman hidup manusia, terutama

JURNAL KIPRAH VOL. 5 NO.2 JULI-DESEMBER 2017 3


Konsep budi dalam agama Hindu, dan unsur yang wajib ada dalam diri
menurut Osborn dan van Loon (1996:63— manusia agar tak mendapat celaka.
64), adalah sebagai berikut.
Menurut Raja Ali Haji
“It is argued that the world is (1986/1987:216), budi memuliakan
formed as purusha (spirit or Atman) infuses manusia, mencegah manusia berbuat salah,
prakriti (matter or original nature), and that
sesuatu yang memungkinkan manusia
is stimulates the three states of prakriti.
These three states, satya (transparency), mendapatkan pengetahuan yang sukar-
rajas (activity), tamas (inactivity). These sukar karena budi itu ibarat cahaya yang
forces interact and play the different parts
terang-benderang. Tempat budi itu di
in the development of prakriti. As prakriti
is activated it becomes Buddhi (intellect), dalam hati yang cahayanya terus
out of which individual egos evolve.” memancar naik ke dan mengendalikan
otak (pikiran) sehingga manusia dapat
Walaupun konsep budi berasal dari
membedakan yang benar dengan yang
bahasa Sansekerta yang mengandungi
salah dan yang baik dengan buruk. Budi
filsafat Hindu, dalam budaya Melayu
itu juga menjelma ke dalam perilaku. Oleh
konsep itu mengalami modifikasi. Hal ini
karena itu, seseorang yang memiliki
karena budaya Melayu berdasarkan ajaran
cahaya budi mendapat kemuliaan dari
Islam sehingga nilai-nilai Islam-lah yang
Allah.
menjadi rujukan utama konsep budi dalam
budaya Melayu-Islam. Hati tempat bersemayamnya budi
itu semakin jelas terlihat dari asal katanya
Bukhari al-Jauhari menjelaskan
dalam bahasa Arab. Dalam bahasa Arab,
perihal budi dalam karyanya Taj al-Salatin
menurut Rahman et al., 2010:228, ada
(Braginsky, 1994:206—208). Penjelasan
beberapa kata yang mengacu kepada
itu dapat disarikan menjadi empat belas
makna ‘hati’ dalam bahasa Indonesia,
ciri, antara lain, budi merupakan entitas
tetapi dengan kedalaman makna yang
yang paling dekat dengan Allah, asal
berlapis-lapis. Kata-kata itu adalah qalb
segala kebenaran yang ditunjukkan oleh
yaitu dimensi hati yang terluar, lebih
Allah, memancarkan cahaya kebenaran ke
dalam lagi ada fuâd yaitu dimensi hati
seluruh tubuh manusia, keberadaannya
yang merujuk kepada akal yang
menyebabkan dapat dibedakan antara yang
mengandungi potensi kecerdasan
baik dan yang buruk, membawa
intelektual, ke dalam lagi ada pula
kesempurnaan diri dan perbuatan manusia,
JURNAL KIPRAH VOL. 5 NO.2 JULI-DESEMBER 2017 4
tsaqâfah yaitu dimensi hati yang memiliki dibandingkan dengan ikatan antara engkau
kecerdasan rohani, lebih dalam lagi ada dengan Tuhanmu (Allah) Jalla Jalaluhu,
asal engkau sungguh-sungguh dalam
lubb yang mengandungi semua kecerdasan
menjalinnya.”
intelektual dan kecerdasan rohani, dan
dimensi hati yang terdalam adalah sirr
yang mengandungi rahasia kerohanian Hati memiliki dua sisi: yang

yang paling dalam. mengarah kepada kebaikan harus


dihidupkan dengan nasihat, tetapi yang
Di dalam wasiatnya, Syaiyidina Ali
terikat kepada dunia harus dimatikan
bin Abi Thalib r.a. mengemukakan nasihat
dengan kezuhudan (introspeksi diri). Ada
tentang pentingnya peran atau fungsi hati.
sisi hati (keinginan) yang bersifat Ilahiah
Wasiat beliau sebagai berikut ini (Yazdi,
dan yang bersifat hewani dan syaitaniah,
2012:23—67).
itulah yang mesti dimatikan. Keinginan

“Maka wahai putraku, aku manusia juga terbagi kepada dua bagian:
berwasiat kepadamu untuk bertakwa keinginan yang mengarah kepada Allah
kepada Allah dan mematuhi perintah-
dan surga dan keinginan yang mengarah
perintah-Nya, hidupkan hatimu dengan
selalu mengingat-Nya dan berpegang kepada syaitan dan neraka. Hati yang
teguhlah pada tali-Nya (ketaatan dan hidup, kuat, dan mengarah kepada Allah
penghambaan). Dan ikatan apa yang dapat serta surgalah yang mesti dipelihara
lebih dipercaya dan diandalkan
(Yazdi, 2012:37—67).

Perhubungan antara hati dan lapisan-lapisannya yang melahirkan budi dapat


digambarkan dengan Bagan 1 yang berikut ini.

HATI motivasi
qalb Ilahiah
fuad
tsaqafah
pahala
lubb mulia
sirr BUDI dan
dosa
hina
dan
neraka

Motivasi
syaitaniah
Bagan 1. Hubungan antara hati dan budi

JURNAL KIPRAH VOL. 5 NO.2 JULI-DESEMBER 2017 5


Seperti tergambar dalam Bagan 1 dan atau budi pekerti’ (Alfan, 2011:17;
di atas, budi yang baik mendatangkan Ahmat, 2000/2001:110; dan Gazalba,
kemuliaan berasal dari keinginan yang 1981:511). Menurut Alfan (2011:21),
bermotivasi Ilahiah. Dalam pada itu, budi akhlak dalam bahasa Arab bermaksud
yang buruk mendatangkan kehinaan sajiyyah ‘perangai’, mur’uah ‘budi’,
bersumber dari keinginan yang berasal dari thab’in ‘tabiat’, dan adab ‘sopan santun’.
dorongan syaitaniah.
Walaupun akhlak bagian dari etika,
Budi pekerti merupakan ungkapan keduanya berbeda secara mendasar.
dalam bahasa Indonesia yang juga berasal Akhlak, berdasarkan ajaran Islam,
dari bahasa Sansekerta. Selanjutnya, kata dibentuk oleh rukun iman dan rukun Islam
pekerti berarti ‘penampilan, pelaksanaan, melalui proses ihsan, ikhlas, dan takwa
aktualisasi, tabiat, dan atau perilaku’. (Gazalba, 1981:511). Sebaliknya, etika
Dengan demikian, secara etimologis budi hanya berdasarkan akal-pikiran. Budi
pekerti berarti ‘perilaku atau penampilan pekerti sama maknanya dengan akhlak dan
diri yang berbudi’ (Malik, 2012a:2). budi yang baik akan melahirkan budi
pekerti atau akhlak yang mulia.
Berdasarkan pendekatan etika atau
filsafat moral, budi pekerti adalah watak
atau tabiat khusus seseorang untuk berbuat 2. Landasan Teoretis
sopan dan menghargai pihak lain yang Untuk menganalisis indeks budi pekerti,
tercermin dalam perilaku dan penelitian ini menggunakan teori
kehidupannya. Watak itu merupakan semiotika. Semiotika adalah ilmu tentang
keseluruhan dorongan, sikap, keputusan, sistem tanda (sign). Ilmu ini memiliki
kebiasaan, dan nilai moral yang baik pada tradisi semenjak zaman Greek Stoics
diri seseorang, yang tercakup dalam satu (Cobley dan Jansz, 1999:5). Semiotika
istilah kebajikan (Zuriah, 2008:18). adalah teori mengenai tanda yang
dikomunikasikan. Teori ini lazim
Budi pekerti berkaitan dengan
digunakan dalam pelbagai disiplin ilmu.
akhlak. Istilah akhlak adalah bentuk jamak
Dua tokoh perintis semiotika adalah
yang berasal dari kata khuluq dalam
Ferdinand de Saussure, pakar bahasa
bahasa Arab yang bermakna ‘adat
Swiss, dan Charles Sanders Peirce, filosof
kebiasaan, perangai, tabiat, watak, adab,
Amerika Serikat (Bakar, 2006:28).
agama, sifat asal, marwah, gambaran batin,

JURNAL KIPRAH VOL. 5 NO.2 JULI-DESEMBER 2017 6


Peirce menganggap bahwa manusia secondness (kekeduaan), dan (3) thirdness
berpikir dalam tanda (sign). Tanda (keketigaan). Berdasarkan sifat ground,
merupakan suatu unsur dalam komunikasi. tanda dibedakan atas tiga macam:
Fungsi esensial sebuah tanda adalah qualisign, sinsign, dan legisign.
membuat relasi yang tak efisien menjadi
Tanda berhubung pula dengan
efisien. Komunikasi, pemikiran, dan
denotatum. Peirce menyebut denotatum itu
pemahaman kita berkenaan dengan apa
objek. Menurut van Zoest (1993:22—23),
pun di dunia ini menjadi efisien karena
denotatum adalah kenyataan yang ditunjuk
adanya tanda. Singkatnya, fungsi esensial
oleh sesuatu tanda. Denotatum merupakan
tanda adalah membuat segala sesuatu
sebuah himpunan atau kelas dari
menjadi efisien.
designata. Peirce membagi tiga jenis tanda
Berdasarkan ciri-ciri tanda, van berdasarkan sifat hubungan antara tanda
Zoest (1993:18) membuat simpulan: dan denotatum-nya. Ketiga tanda tersebut
segala sesuatu dapat dianggap sebagai adalah icon (ikon), index (indeks), dan
tanda. Syaratnya sesuatu itu dapat symbol (simbol) (van Zoest, 1993:24—
membuat hubungan segitiga dengan 27).
sebuah ground, sebuah denotatum, dan
Ikon adalah tanda yang ada sebagai
sebuah interpretant.
kemungkinan, tanpa tergantung pada
Menurut Peirce (Pateda, 2001:44; adanya sesebuah denotatum, tetapi dapat
Sobur, 2006:41), tanda “is something wich dihubungkan dengan denotatum tertentu
stands to somebody for something in some berdasarkan persamaan potensial yang
respect or capacity.” Sesuatu yang dimilikinya. Peta, gambar (foto), dan
digunakan agar tanda dapat berfungsi, oleh lukisan adalah tanda ikonik karena ada
Peirce, disebut ground. Konsekuensinya, hubungan persamaannya dengan
tanda (sign atau representamen) selalu denotatum-nya.
terdapat dalam hubungan triadik: ground,
Indeks adalah tanda yang
object, dan interpretant.
tergantung pada adanya sebuah denotatum.
Peirce, menurut van Zoest Dalam indeks, perhubungan antara tanda
(1993:18—22), membedakan tanda dan denotatum-nya bersebelahan. Segala
berdasarkan sifat ground-nya atas tiga sesuatu yang memusatkan perhatian pada
kelompok: (1) firstness (kepertamaan), (2) sesuatu yang lain merupakan indeks: jari

JURNAL KIPRAH VOL. 5 NO.2 JULI-DESEMBER 2017 7


yang diacungkan, penunjuk arah mata menginformasikan norma atau hukum.
angin, deheman penuh makna, dan kata- Keenam, legisign indeksikal rhematik
kata deiktis (di sini, hari ini, ini, dan lain- yaitu tanda yang mengacu kepada objek
lain). tertentu, misalnya deiksis ‘di sini, kini’
terlepas dari konteks atau situasi. Ketujuh,
Simbol adalah tanda yang
legisign indeksikal dicent yaitu tanda yang
perhubungan antara tanda dan denotatum-
bermakna informasi dan menunjuk subjek
nya ditentukan oleh peraturan yang
informasi. Kedelapan, simbol rhematik
berlaku umum. Simbol merupakan tanda
yang selalu merupakan legisign yaitu tanda
yang dihubungkan dengan peraturan
yang dihubungkan dengan objeknya
umum . Dengan demikian, tanda simbolik
melalui asosiasi ide umum. Kesembilan,
adalah tanda melalui perjanjian (van Zoest,
simbol dicent yang selalu merupakan
1993:25—27).
legisign yaitu tanda yang langsung
Berdasarkan pembedaan tanda- menghubungkan dengan objek melalui
tanda, dapat dibuat tipologi tanda. Peirce asosiasi dalam otak. Kesepuluh, argument
membedakan sepuluh kelas tanda (van yang selalu merupakan simbol dan legisign
Zoest, 1993:31—33). Pertama, qualisign yaitu tanda yang merupakan inferensi
atau lengkapnya qualisign ikonik seseorang terhadap sesuatu berdasarkan
rhematik, sifat ‘kuning, biru, merah, putih’ alasan tertentu.
misalnya. Kedua, sinsign ikonik yang
Menurut Eco (1979:15), Littlejohn
selalu merupakan rheme yaitu tanda yang
(1996:64), dan Manning (1987:26), dalam
menunjukkan kemiripan seperti gambar
semiotika, tanda, objek, dan makna
(foto), diagram, peta, dan tanda baca.
membina hubungan segitiga. Penanda
Ketiga, sinsign indeksikal rhematik adalah
mewakili objek yang menjadi petanda.
tanda berdasarkan pengalaman langsung,
Penerima menghubungkan tanda dengan
yang secara langsung menarik perhatian
objek dan makna sehingga menghasilkan
karena kehadirannya disebabkan oleh
interpretant, yang berfungsi sebagai
sesuatu. Keempat, sinsign dicent yang
perantara antara penanda dan petanda.
selalu berupa indeksikal yaitu tanda yang
Makna tanda wujud di dalam pikiran
memberikan informasi tentang sesuatu.
penerima setelah dia menghubungkan
Kelima, legisign ikonik yang selalu
tanda dengan objek.
merupakan rheme yaitu tanda yang

JURNAL KIPRAH VOL. 5 NO.2 JULI-DESEMBER 2017 8


Teks sastra secara keseluruhan konkret wacananya, melainkan pada
adalah tanda dengan semua cirinya. Bagi metadiscourse atau bentuk dan ciri-ciri
pembaca, teks sastra menggantikan sesuatu kewacanaan yang tak teramati secara
yang lain yakni kenyataan fiksional. Tanda konkret.
ini timbul karena ditulis oleh pengirimnya,
Tanda indeksikal adalah tanda
terutama penulisnya. Teks itu merupakan
eksistensial yang paling penting. Menurut
suatu tanda yang dibangun dari tanda-
van Zoest (1993:79—80), tanda-tanda
tanda lain yang lebih rendah, yang
indeksikal dalam sebuah teks dapat
memiliki sifat kebahasaan dan sebagainya
dibedakan atas tiga kategori. Pertama,
(van Zoest, 1993:61—63). Tanda-tanda
indeks yang menunjuk kepada kebenaran
bahasa memang paling banyak di dalam
di luar teks seperti semua perkataan yang
teks sastra, tetapi tanda-tanda nonbahasa
juga digunakan di luar sastra untuk
juga memainkan peran yang cukup berarti.
mengacu kepada benda, isi pikiran, dan
Sebuah teks dibangun dari banyak tanda
sebagainya. Kedua, indeks yang menunjuk
lain yang tak terbatas jumlahnya.
kepada teks lain yakni unsur-unsur teks
Wawasan semiotika dalam kajian atau struktur yang menempatkan teks
sastra memiliki tiga asumsi (Aminuddin, dalam tradisi sastra yang lazim. Ketiga,
1997:77). Pertama, karya sastra indeks yang menunjuk kepada unsur lain
merupakan gejala komunikasi yang dalam teks (intratekstualitas).
berkaitan dengan (1) pengarang, (2) Intertekstualitas dan intratekstualitas sama-
wujud sastra sebagai sistem lambang, dan sama memberikan koherensi pada suatu
(3) pembaca. Kedua, karya sastra teks dan membangun dunia fiktif
merupakan salah satu bentuk penggunaan globalnya.
sistem lambang yang memiliki struktur
Sistem komunikasi verbal
dalam tingkatan tertentu. Ketiga, karya
mengandung komponen: (1) pembicara
sastra merupakan fakta yang harus
(addresser), (2) konteks pertuturan,
direkonstruksikan pembaca sejalan
(3) pesan, (4) contact, (5) kode sebagai
dengan dunia pengalaman dan
wahana encoding dan decoding, dan (6)
pengetahuan yang dimilikinya. Dalam
pendengar (addressee). Dalam komunikasi
literary semiotics karya sastra disikapi
tersebut, pembicara dan pendengar berada
dengan literary discourse. Sasaran kajian
dalam hubungan langsung. Dihubungkan
sastra secara ilmiah bukan pada maujud

JURNAL KIPRAH VOL. 5 NO.2 JULI-DESEMBER 2017 9


dengan komponen-komponen komunikasi kualitatif. Penelitian jenis ini merupakan
itu, bahasa sebagai wahana memiliki bidang metodologi yang kompleks dan
fungsi berbeda-beda. Setelah dihubungkan cakupannya luas sekali, yang boleh jadi
dengan karakteristik komunikasi sastra, meliputi beberapa jilid buku (Trochim,
fungsi bahasa ditentukan meliputi fungsi 2000:3—8).
(1) emotif, (2) referensial, (3) puitik, (4) Data penelitian ini dikumpulkan
fatis, (5) metalinguistik, dan (6) konatif dan dianalisis dengan menggunakan teknik
(Hymes dalam Stubbs, 1983:46). analisis isi karena yang dianalisis adalah
kandungan isi karya-karya Raja Ali Haji.
Dalam penelitian sastra dengan
Konsep yang dikaji adalah indeks budi
pendekatan semiotika, tanda yang berupa
pekerti yang akan ditemukan setelah
indeks yang paling banyak dicari yaitu
dianalisis kandungan isi karya-karya
tanda yang menunjukkan hubungan sebab-
tersebut. Menurut Stephenson (2000:21),
akibat. Penelitian semiotika itu, menurut
analisis isi adalah kajian yang dilakukan
Preminger et al. (1974), memandang
untuk menentukan keberadaan kata-kata
objek-objek atau laku-laku sebagai parole
atau konsep-konsep tertentu dalam teks
(laku tuturan) dari suatu langue (bahasa:
atau serangkaian teks. Dalam penelitian ini
sistem linguistik) yang menjadi dasar tata
yang dianalisis adalah keberadaan makna
bahasanya harus dianalisis.
dan perhubungan kata-kata dengan
METODOLOGI PENELITIAN konsep-konsep budi pekerti, seterusnya
ditarik simpulan yang berkaitan dengan
Dari dua puluh karya Raja Ali Haji, hanya
amanat yang terdapat di dalam karya-
lima karya terpilih yang dianalisis dalam
karya Raja Ali Haji.
penelitian ini. Kelima karya itu adalah (1)
Syair Abdul Muluk, disingkat SAM
(1846), (2) Gurindam Dua Belas,
HASIL PENELITIAN DAN
disingkat GDB (1846/1847), (3) Tsamarat
PEMBAHASAN
al-Muhimmah, disingkat TAM (1858), (4)
Tuhfat al-Nafis, disingkat TAN (1865), 1. Indeks Budi Pekerti terhadap Diri
dan (5) Syair Sinar Gemala Mustika Alam, Sendiri
disingkat SGMA (1895). Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan
Ditinjau dari sifat datanya, kajian indeks budi pekerti pribadi dalam karya
ini tergolong penelitian deskriptif Raja Ali Haji. Temuan itu diperoleh

JURNAL KIPRAH VOL. 5 NO.2 JULI-DESEMBER 2017 10


setelah dilakukan analisis data sesuai
Barang siapa mengenal Allah
dengan teori, metode, dan teknik analisis
Suruh dan tegahnya tiada ia menyalah
data yang digunakan dalam penelitian ini.
Barang siapa mengenal diri
Berikut ini hasil penelitian dan
Maka telah mengenal Tuhan Yang
pembahasannya. Bahari
Karya Raja Ali Haji Gurindam
Barang siapa mengenal dunia
Dua Belas dimulai dengan Pasal yang Tahulah ia barang yang terpedaya
Pertama, yang menyajikan bait 1 sebagai
Barang siapa mengenal akhirat
berikut ini (Haji, 1946:1). Tahulah ia dunia mudarat
Barang siapa tiada mengenal agama
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama Pasal yang Pertama, bait 2 sampai
Ungkapan barang siapa pada bait dengan 5 gurindam (Haji, 1946:1) di atas
gurindam di atas mengacu kepada siapa menjelaskan kategori orang yang
saja, pribadi-pribadi, atau sesiapa pun. Hal mengenal agama. Kategori yang
itu berarti seruan atau amanatnya ditujukan dimaksudkan itu adalah mengenal Allah,
kepada semua manusia. Dalam hal ini, mengenal diri, mengenal dunia, dan
setiap manusia seyogianya mengenal mengenal akhirat. Keempat hal itu harus
agama yang diyakininya. dikenal karena agama Islam mengajarkan
Ungkapan mengenal agama itu pun semua hal itu kepada penganutnya.
tak terbatas pada mengenal saja, tetapi Jelaslah bahwa bait-bait itu
juga meyakini, mempelajari, memahami, mengemukakan persoalan akidah atau
dan mengamalkan ajaran agama. Dengan keyakinan beragama. Dari keyakinan
perkataan lain, mengenal agama itulah, kemudian, umat Islam
mencakupi makna yang luas, yakni diperintahkan untuk beribadah seperti
melaksanakan ajaran atau taat beragama. yang tertera pada Pasal yang Kedua
Hal itu menjadi lebih jelas dalam pasal- Gurindam Dua Belas (Haji, 1946:2).
pasal dan bait-bait berikutnya karena Barang siapa mengenal yang tersebut
Tahulah ia makna takut
pasal-pasal dan bait-bait Gurindam Dua
Belas berkait-kaitan antara satu dan Barang siapa meninggalkan
sembahyang
lainnya berhubung dengan masalah akidah,
Seperti rumah tiada bertiang
ibadah, muamalah, dan akhlak.
Barang siapa meninggalkan puasa
Barang siapa mengenal yang empat
Tidaklah mendapat dua termasa
Ia itulah orang yang makrifat

JURNAL KIPRAH VOL. 5 NO.2 JULI-DESEMBER 2017 11


Barang siapa meninggalkan zakat agama Islam ….” (Haji dalam Malik,
Tiadalah hartanya beroleh berkat 2012:29).

Barang siapa meninggalkan haji Walaupun ditujukan kepada raja,


Tiadalah menyempurnakan janji
amanatnya meliputi siapa saja atau semua
manusia. Pasalnya, setiap orang yang
Pasal yang Kedua Gurindam Dua
beragama, pemimpin atau bukan,
Belas ternyata berhubung dengan anjuran
kesemuanya berkewajiban menjalankan
untuk melaksanakan ibadah wajib di dalam
ajaran agamanya jika ditinjau dari ajaran
agama Islam. Kesemuanya itu mengarah
agama Islam. Jadi, Tsamarat al-
kepada perbuatan yang bercirikan ketaatan
Muhimmah pun menegaskan ketaatan
menjalankan ajaran agama Islam. Jelaslah
beragama menjadi kualitas yang menjadi
bahwa menurut karya Raja Ali Haji,
indeks budi pekerti, yang dipertegas lagi
ketaatan beragama merupakan indeks budi
dengan syair bait 7 di dalam karya
pekerti. Dengan perkataan lain, seseorang
tersebut.
manusia dapat digolongkan kepada insan
Hendaklah anakanda mengaji selalu
yang memiliki kehalusan budi pekerti jika Dari yang lain lebihkan dulu
Had syara’ jangan dilalu
dia taat melaksanakan ajaran agamanya.
Tidaklah anakanda beroleh malu
Hal itu disebabkan oleh agamalah, dalam
Di dalam karyanya Syair Sinar
konteks ini agama Islam, yang
Gemala Mestika Alam (dalam Malik dan
menganjurkan setiap pemeluknya untuk
Junus (2000:122—133), Raja Ali Haji
menjaga kehalusan budi pekerti dan akhlak
menegaskan juga tentang kebenaran ajaran
yang mulia. Jadi, barang siapa yang taat
agama Islam. Hal itu, antara lain,
menjalankan perintah agamanya pastilah
dikemukakan pada syair bait 87 sebagai
dia memiliki budi pekerti.
berikut ini.
Perihal ketaatan beragama yang
Ugama Islam kekal berdiri
menjadi indeks budi pekerti itu
Ilal akhir yaumid dahari
dikemukakan juga di dalam karya Mansuh sekalian ugama yang bahari
Yahudi Nasrani demikian peri
Tsamarat al-Muhimmah. Berikut ini
disajikan petikannya. Bait 87 Syair Sinar Gemala
“Syahdan inilah segala sebab yang Mestika Alam di atas kembali menegaskan
mengesahkan menjadi raja. Adapun segala
bahwa agama Islam-lah yang paling
syaratnya ‘allal jumlah. Bahwa hendaklah
segala raja itu Islam yang teguh memegang sempurna diturunkan oleh Allah swt. Oleh
karena itu, ketaatan menjalankan ajarannya
JURNAL KIPRAH VOL. 5 NO.2 JULI-DESEMBER 2017 12
memang dituntut kepada setiap Setelah dianalisis secara
manusia, khususnya umat Islam. Jadi, agar keseluruhan, ditemukan indeks budi
agama yang sempurna itu tetap berdiri pekerti terhadap diri sendiri dalam karya
dengan kokoh, pemeluknya harus taat Raja Ali Haji. Indeks tersebut dapat dilihat
menjalankan semua ajaran yang pada Tabel 1 berikut ini.
dianjurkan, baik yang wajib maupun yang
sunat.
Tabel 1
Indeks Budi Pekerti Pribadi dalam Karya Raja Ali Haji
Karya Raja Ali Haji
No. Indeks SAM GDB TAN TAM SGMA
1 2 3 4 5 6 7
1. Taat Beragama - Pasal I; - Hlm. 29; Bait 87
Pasal II bait 7
2. Lemah-Lembut Bait 23 Pasal VII, - Bait 20—21 -
bait 9
3. Rajin Belajar 25, 228 Pasal V, bait Hlm. 291 Bait 6 -
4; Pasal IX,
bait 7
4. Sopan-Santun Bait 33, 165 Pasal IV, - Bait 2 -
bait 9; Pasal
V, bait 1, 6
5. Jujur Bait 43, 50 Pasal IV, Hlm. 56— - Bait 53—55
bait 5 Pasal 57
VII, bait 1
6. Tertib Bait 165 Pasal VII, - Bait 36 -
bait 6
7. Mandiri Bait 201 - - - -
8. Menjaga Diri Bait 471 Pasal VIII - Bait 63 -
bait 1, 2, 3,
4
9. Ikhlas Bait 506— Pasal VIII, - Hlm. 118 -
509, 519 bait 5—6
10. Bijaksana Bait 518 Pasal IX, - Bait 22 -
bait 6
11. Rendah Hati Bait 520 Pasal VIII, - Hlm. 118 Bait 2
bait 7
12. Kritis Bait 541 Pasal IV, - Bait 61 -
bait 6; Pasal
VII, bait 2;
Pasal VII,
bait 11;
Pasal VIII,
bait 5; Pasal
VIII, bait 6;
Pasal VIII,
bait 7; Pasal
IX, bait 1
13. Tabah Bait 837— - - - -
861
14. Akal Sempurna Bait 995 - - Bait 42—46 -
15. Membela Bait 967— Pasal IX, Hlm. 141 Bait 16 -

JURNAL KIPRAH VOL. 5 NO.2 JULI-DESEMBER 2017 13


Kebenaran 968 bait 1
16. Memelihara - Pasal III - - -
Anggota Tubuh
17. Menjaga Hati - Pasal IV Bait 20—32
18. Rajin Bekerja - Pasal III, Hlm. 299 Bait 4—5 -
bait 4.

19. Bertanggung - Pasal V, bait Hlm. 284— Bait 37 -


Jawab 5 285
Keterangan:
Hlm. = halaman
- = tak ada indeks yang bersangkutan

Tabel 1 menyajikan sembilan belas beragama misalnya, saling memberi


indeks budi pekerti pribadi dalam karya penjelasan tentang indeks tersebut. Dengan
Raja Ali Haji. Indeks tersebut meliputi (1) demikian, pentingnya indeks yang
taat beragama, (2) lemah-lembut, (3) rajin diperikan itu menjadi lebih dapat dikesan
belajar,(4) sopan-santun, (5) jujur, (6) atau dipahami oleh pembaca. Alhasil,
tertib, (7) mandiri, (8) menjaga diri, (9) amanatnya lebih menyentuh pikiran dan
ikhlas, (10) bijaksana, (11) rendah hati, perasaan pembaca.
(12) kritis, (13) tabah, (14) akal sempurna,
(15) membela kebenaran, (16) memelihara 2. Hubungan antara Indeks Budi
anggota tubuh,(17) menjaga hati, (18) rajin Pekerti dan Ajaran Agama Islam
bekerja, dan (19) bertanggung jawab. Jadi, Nilai-nilai yang menjadi indeks budi
kesembilan nilai yang menjadi indeks itu pekerti pribadi dalam karya Raja Ali Haji
seyogianya ada dalam diri setiap pribadi ditemukan berhubungan dengan ajaran
yang memiliki budi pekerti. agama Islam. Indeks ketaatan menjalankan
Dari Tabel 1 juga dapat diketahui ajaran agama yang dikemukakan di atas,
bahwa tak semua karya Raja Ali Haji antara lain, tersurat di dalam firman Allah
mengandungi indeks tertentu. Dalam hal berikut ini.
ini, indeks taat beragama, misalnya,
terdapat di dalam Gurindam Dua Belas, ‫ِﺼﯿﻦَ ﻟَﮫُ ٱﻟﺪِّﯾﻦَ ُﺣﻨَﻔَﺎ ٓ َء‬ ِ ‫وَ َﻣﺎ ٓ أ ُﻣِ ﺮُ وٓ اْ إ ﱠِﻻ ِﻟﯿَﻌۡ ﺒُﺪُواْ ٱ ﱠ َ ﻣ ُۡﺨﻠ‬
٥ ‫ﺼﻠ َٰﻮةَ وَ ﯾ ُۡﺆﺗ ُﻮاْ ٱﻟﺰﱠ ﻛ َٰﻮ َۚة وَ َٰذﻟِﻚَ دِﯾﻦُ ٱﻟۡ ﻘَﯿِّ َﻤ ِﺔ‬
‫وَ ﯾُﻘِﯿﻤُﻮاْ ٱﻟ ﱠ‬
Tsamarat al-Muhimmah, dan Syair Sinar
Artinya:
Gemala Mestika Alam, tetapi tak terdapat
“Padahal, mereka tak disuruh,
di dalam Syair Abdul Muluk dan Tuhfat al- kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
Nafis. Walaupun begitu, setiap teks (karya)
(menjalankan) agama yang lurus; dan
yang memerikan indeks tertentu, taat supaya mereka mendirikan salat dan

JURNAL KIPRAH VOL. 5 NO.2 JULI-DESEMBER 2017 14


menunaikan zakat; dan yang demikian kebaikannya tak diragukan ditinjau dari
itulah agama yang lurus,” (Q.S. Al-
ajaran Islam.
Bayyinah:5).
Secara lengkap, temuan penelitian
Selain firman Allah, pentingnya
ini tentang hubungan antara indeks budi
pemahaman dan ketaatan beragama
pekerti pribadi dan ajaran agama Islam
menurut ajaran Islam ditegaskan juga oleh
dalam karya Raja Ali Haji disajikan pada
Rasulullah saw. Penegasan itu, antara lain,
Tabel 2 berikut ini.
terdapat dalam hadits berikut ini.
Dari Anas r.a., Rasulullah saw. Tabel 2
bersabda, “Apabila Allah menghendaki Hubungan antara Indeks Budi dan Ajaran
kebaikan bagi seseorang hamba, maka Dia Agama Islam
membuatnya memahami agama dan
membuatnya bersikap zuhud terhadap Ajaran Agama Islam
dunia, lalu Dia memperlihatkan aib-aib No. Indeks Al-Quran Al-Hadits
dirinya,” (H.R. Baihaqi). 1 2 3 4
1. Taat Surah Al- H.R.
Dari firman Allah dan sabda Beragama Bayyinah:5 Baihaqi
dari Anas
Rasulullah saw. di atas, ternyata memang r.a.
ketaatan beragama menjadi mutlak bagi 2. Lemah- Surah Ali H.R. Ibnu
setiap manusia. Ketaatan beragama Lembut ‘Imran:159 Abid
Dunya
menjadi indeks budi pekerti setiap insan, 3. Rajin Surah Al- H.R. Ibnu
Belajar Mujaadilah:11 Majah dari
yang menunjukkan kebaikan diri manusia.
Anas bin
Oleh karena itu, melalui karya-karyanya Malik
4. Sopan- Surah H.R.
Raja Ali Haji mengungkapkan perihal Santun Al- Syaikhan
ketaatan beragama itu agar menjadi Qasha
sh:55
pelajaran bagi sesiapa saja yang mengaku 5. Jujur Surah Al- H.R.
Hajj:30 Muslim dan
beriman dan beragama Islam. Dalam hal Turmudzi
ini, ketaatan beragama itulah indeks utama 6. Tertib Surah Al- H.R.
Hijr:3 Tirmidzi
kehalusan budi pekerti, yang memang dari Abu
Hurairah
sesuai dengan firman Allah dan sabda r.a.
Nabi Muhammad saw. Alhasil, indeks 7. Mandiri Surah Al- H.R.
Isra’:7 Bukhari
budi pekerti terhadap diri sendiri dalam dari Abu
Hurairah
karya Raja Ali Haji sejalan dengan ajaran
r.a.
agama Islam. Jadi, kebenaran dan 8. Menjaga Surah Al- H.R.
Diri Furqaan:72 Muslim
9. Ikhlas Surah Al- H.R. Nasa’i
Baqarah:139 dari Abu
JURNAL KIPRAH VOL. 5 NO.2 JULI-DESEMBER 2017 15
Umamah dengan firman Allah di dalam Al-Quran
al-Bahily
r.a. dan sabda Rasulullah di dalam Al-Hadits.
10. Bijaksana Surah Al- H.R. Kenyataan itu menguatkan argumentasi
Baqarah:269 Dailami
11. Rendah Surah Al- H.R. bahwa nilai-nilai budi pekerti yang
Hati Furqaan:63 Muslim
dari Iyyadh diperikan oleh Raja Ali Haji di dalam
bin Khimar karya-karyanya memang bersumber dari
12. Kritis Surah Asy- H.R.
Syams:8—10 Muslim ajaran agama Islam. Dengan demikian,
dari Ibnu
bagi umat Islam, kebenaran dan kebaikan
Umar r.a.
13. Tabah Surah H.R. budi pekerti yang dikemukakan oleh Raja
Yusuf:87 Bukhari
dari Ali Haji itu tak mungkin ditolak.
Abdullah 3. Kelas Tanda Semiotik Indeks Budi
bin Mas’ud
14. Akal Surah H.R. Ibnul Pekerti
Sempurna Yunus:100 Mahbar
dari Abu Bagian ini memerikan golongan kelas
Qatadah tanda semiotik indeks budi pekerti pribadi
r.a.
15. Membela Surah Al- H.R. dalam karya Raja Ali Haji. Temuan
Kebenaran Maidah:54 Muslim
16. Memelihar Surah Al- H.R. penelitian ini menunjukkan bahwa tak
a Anggota Isra’:36 Tirmidzi semua dari sepuluh kelas tanda yang
Tubuh dari Abu
Hurairah dikemukakan oleh Peirce (van Zoest,
r.a.
1993:31—33) terdapat di dalam karya
17. Menjaga Surah Al- H.R.
Hati Baqarah:8— Bukhari Raja Ali Haji dalam kaitannya dengan
10 dan Muslim
18. Rajin Surah At- H.R. Ath- indeks budi pekerti terhadap diri sendiri.
Bekerja Taubah: 105 Thabrani Dalam hal ini, pemerian tentang indeks
19. Bertanggu Surah An- H.R.
ng Jawab Nahl:93 Bukhari, budi pekerti itu hanya menggunakan empat
Muslim,
dan kelas tanda semiotik saja.
Turmudzi Ketaatan beragama sebagai indeks
dari
Abdullah budi pekerti pribadi ditampilkan oleh Raja
bin Umar
r.a. Ali Haji dengan menggunakan argument.
Keterangan: Dua pasal Gurindam Dua Belas dan bait-
H.R. = Hadits yang diriwayatkan oleh
bait syair dalam Tsamarat al-Muhimmah
Tabel 2 memperlihatkan hubungan
dan Syair Sinar Gemala Mestika Alam
antara kesembilan belas indeks budi
digunakan untuk menampilkan nilai
pekerti pribadi dan ajaran agama Islam.
tersebut (lihat Tabel 1). Sebagai argument,
Ternyata, semua indeks itu berhubungan
JURNAL KIPRAH VOL. 5 NO.2 JULI-DESEMBER 2017 16
tanda yang terdapat dalam karya-karya itu norma atau peraturan diyakininya, yaitu
merupakan simpulan Raja Ali Haji tentang ajaran agama Islam seperti yang terdapat
orang yang taat beragama berdasarkan di dalam firman Allah dan hadits
alasan tertentu. Dalam hal ini, alasan Rasulullah.
kebenarannya adalah ajaran agama Islam Berdasarkan uraian di atas, indeks
seperti yang terdapat, antara lain, di dalam budi pekerti taat beragama dikemukakan
Al-Quran, Surah Al-Bayyinah, ayat 5, dan oleh Raja Ali Haji dengan menggunakan
hadits Rasulullah s.a.w. yang diriwayatkan tanda semiotik yang tergolong ke dalam
oleh Baihaqi (lihat Tabel 2) bahwa tiga kelas, yaitu argument, qualisign ikonik
kebaikan seseorang hamba Allah terlihat rhematik, dan legisign indeksikal dicent.
jika dia memahami dan melaksanakan Secara lengkap, kelas tanda semiotik yang
ajaran agamanya. Alasan itu mengandungi terdapat dalam karya Raja Ali Haji yang
kebenaran menurut keyakinan umat Islam berkaitan dengan indeks budi pekerti
karena berdasarkan petunjuk Allah swt. terhadap diri sendiri dapat dilihat pada
dan pedoman dari Rasulullah saw. Tabel 3 berikut ini.
Selain argument, ketaatan
Tabel 3
beragama merupakan indeks budi pekerti
Hubungan antara Indeks Budi Pekerti
terhadap diri sendiri dalam karya Raja Ali
Pribadi dan Kelas Semiotik Pierce
Haji juga menggunakan qualisign ikonik
Kelas Semiotik
rhematik. Dalam hal ini, sifat taat dalam No. Indeks Kelas Kelas Kelas Kelas
I II III IV
beragama itu seyogianya memang sedia 1 2 3 4
ada atau melekat dalam diri setiap orang 5 6
1. Taat √ -
yang memiliki budi pekerti seperti yang Beragama √ √
2. Lemah- √ √ √ √
dikemukakan di dalam Gurindam Dua Lembut
Belas, Tsamarat al-Muhimmah, dan Syair 3. Rajin √ √ √ √
Belajar
Sinar Gemala Mestika Alam. 4. Sopan- √ √ √ √
Santun
Taat beragama sebagai indeks budi
5. Jujur √ √ √ √
pekerti pribadi juga dikemukakan dengan 6. Tertib √ √ √ √
7. Mandiri √ √ √ -
menggunakan tanda semiotik yang 8. Menjaga √ √ √ √
tergolong legisign indeksikal dicent. Diri
9. Ikhlas √ √ √ √
Dalam hal ini, Raja Ali Haji 10. Bijaksana √ √ √ √
11. Rendah Hati √ √ √ √
mengungkapkan persoalan itu berdasarkan 12. Kritis √ √ √ √
13. Tabah √ √ √ √
JURNAL KIPRAH VOL. 5 NO.2 JULI-DESEMBER 2017 17
14. Akal √ √ √ √ Indeks memelihara anggota tubuh
Sempurna
15. Membela √ √ √ √ dan menjaga hati pula hanya menggunakan
Kebenaran dua kelas tanda semiotik, yaitu legisign
16. Memelihara - - √ √
Anggota indeksikal dicent dan argument. Hal itu
Tubuh
17. Menjaga - - √ √
berarti hanya pernyataan penulis yang
Hati didasari oleh keyakinannya saja yang
18. Rajin √ √ √ √
Bekerja ditampilkan, sedang pikiran, perasaan,
19. Bertanggung √ √ √ √ sifat, sikap, perkataan, dan atau perilaku
Jawab
Keterangan: orang yang memiliki indeks tersebut tak
Kelas I = qualisign ikonik rhematik
ditampilkan (tanpa tokoh). Memang itulah
Kelas II =insign indeksikal rhematik
Kelas III = legisign indeksikal dicent yang ditampilkan di dalam Gurindam Dua
Kelas IV = argument
Belas, Pasal yang Ketiga (memelihara
√ = ada
- = tak ada anggota tubuh) dan Gurindam Dua Belas,
Pasal yang Keempat dan Tsamarat al-
Tabel 3 menyajikan bahwa Muhimmah, bait 20—32 (menjaga hati).
umumnya indeks budi pekerti terhadap diri Kecuali ketiga indeks budi pekerti
sendiri yang terdapat dalam karya Raja Ali di atas, semua indeks yang lain
Haji menggunakan empat kelas tanda menggunakan empat kelas tanda semiotik:
semiotik: qualisign ikonik rhematik, sinsign qualisign ikonik rhematik, sinsign
indeksikal rhematik, legisign indeksikal indeksikal rhematik, legisign indeksikal
dicent, dan argument. Hanya indeks taat dicent, dan argument. Hal itu berarti bahwa
beragama yang menggunakan tiga kelas pemeriannya melibatkan pikiran, perasaan,
tanda, yaitu tanpa sinsign indeksikal sifat, sikap, perkataan, dan atau perilaku
rhematik. Hal itu berarti untuk orang yang memiliki nilai budi pekerti
mengemukakan indeks taat beragama Raja tersebut, pernyataan penulisnya (Raja Ali
Ali Haji tak menampilkan perkataan, Haji), dan dilengkapi dengan norma atau
perbuatan, dan atau perilaku orang yang peraturan yang mendasari keyakinannya
taat beragama tersebut. Dalam hal ini, yang secara tersirat, yakni ajaran agama Islam.
ditampilkan hanya pernyataan Raja Ali
Haji sendiri sebagai penulis berdasarkan
norma yang beliau yakini.

JURNAL KIPRAH VOL. 5 NO.2 JULI-DESEMBER 2017 18


SIMPULAN DAN SARAN memang dijunjung tinggi di dalam budaya
1. Simpulan bangsa Indonesia dan Dunia Melayu
Temuan penelitian ini menunjukkan umumnya. Hal itu berarti bahwa karya
bahwa karya Raja Ali Haji mengandungi Raja Ali Haji dapat dan sebaiknya
sembilan belas indeks budi pekerti pribadi. dijadikan bahan pembelajaran pendidikan
Semua indeks budi pekerti itu berhubung karakter dan pendidikan sastra untuk
dengan ajaran agama Islam. Secara memartabatkan kembali jati diri dan
semiotis, indeks budi pekerti itu terdiri atas peradaban bangsa Indonesia. Bahkan,
empat kelas. Pertama, qualisign ikonik karena nilainya bersifat universal, nilai-
rhematik yaitu kualitas pikiran, perasaan, nilai budi pekerti yang dikemukakan oleh
sifat, dan sikap yang sedia ada atau Raja Ali Haji itu juga dapat dijadikan
melekat pada orang yang memiliki rujukan oleh semua manusia di dunia ini
kehalusan budi pekerti. Kedua, sinsign untuk menjadi pedoman hidup.
indeksikal rhematik yaitu kualitas
perkataan dan atau tingkah laku seseorang DAFTAR PUSTAKA
yang dapat didengar dan atau diamati oleh Ahmad, R. dan Haji, R.A. (1982). Tuhfat al-
orang lain. Ketiga, legisign indeksikal nafis. Dalam Virginia Matheson (Ed.).
Petaling Jaya, Malaysia: Penerbit Fajar
dicent yaitu tanda yang bermakna Bakti Sdn. Bhd.
informasi dan merujuk kepada subjek Ahmat, Z. (2000/2001). Falsafah etika
masyarakat Melayu tradisional:
informasi berdasarkan norma atau ajaran
Satu kajian berdasarkan pantun
agama Islam. Keempat, argument yaitu Melayu. Disertasi Ijazah Sarjana
Sastera, Jabatan Pengajian Media,
simpulan yang dikemukakan oleh Raja Ali
Fakulti Sastera dan Sains Sosial,
Haji berdasarkan kebenaran yang beliau Universiti Malaya, Kuala Lumpur,
Malaysia.
yakini, yakni bersumber dari norma ajaran
Alfan, M. (2011). Filsafat etika Islam.
agama Islam. Dengan demikian, manusia Bandung, Indonesia: Pustaka Setia.
yang memiliki sembilan belas nilai budi al-Jauhari, B. (1994). Taj al-salatin. Dalam
pekerti itu di dalam dirinya tergolong V.I. Braginsky. Erti keindahan
dan keindahan erti dalam
orang yang berbudi pekerti baik. kesusastraan Melayu klasik. Kuala
Lumpur, Malaysia: Dewan Bahasa
dan Pustaka.
2. Saran
Aminuddin. (1997). Stilistika: Pengantar
Karya Raja Ali Haji terbukti mengandungi memahami bahasa dalam karya sastra.
nilai-nilai kehalusan budi pekerti yang Semarang, Indonesia: IKIP Semarang
Press.

JURNAL KIPRAH VOL. 5 NO.2 JULI-DESEMBER 2017 19


Bakar, A.L.A. (2006). Aplikasi teori Littlejohn, S.W. (1996). Theories of
semiotika dalam seni pertunjukan. human communication. New York,
Jurnal Etnomusikologi, 2(1), 45— NY: Wadsworth Publishing
51.
Company.
Braginsky, V.I. (1994). Erti keindahan dan Mahdini. (1999). Tsamarat al-muhimmah:
keindahan erti dalam kesusastraan Pemikiran Raja Ali Haji tentang
Melayu klasik. Kuala Lumpur,
peradilan. Pekanbaru, Riau,
Malaysia: Dewan Bahasa dan
Pustaka. Indonesia: Yayasan Pusaka Riau.

Cobley, P. dan Jansz, L. (1999). Introducing Malik, A. (2012a, April 30). Nilai-nilai budi
semiotics. New York, NY: Icon Books- pekerti di dalam karya-karya Raja Ali
Totem Books. Haji. Kertas kerja Seminar Lembaga
Adat Melayu Provinsi Kepulauan Riau,
Eco, U. (1976). A theory of semiotics. Tanjungpinang, Kepulauan Riau,
Bloomington, USA: Indiana Indonesia.
University Press.
Gazalba, S. (1981). Sistematika filsafat: Malik, A. (2012b). Menjemput tuah
Buku iv. Jakarta, Indonesia: NV menjunjung marwah. Depok,
Bulan Bintang. Indonesia: Komodo Books.

Haji, R.A. (1846). Gurindam dua belas. Malik, A. dan Junus, H. (2000). Studi tentang
Batavia, Indonesia. himpunan karya Raja Ali Haji.
Haji, R.A. (1986/1987). Kitab Pekanbaru, Riau, Indonesia: Badan
pengetahuan bahasa: Kamus logat Perencanaan Pembangunan Daerah,
Melayu Johor, Pahang, Riau, dan Propinsi Riau dan Pusat Penelitian
Lingga. Dalam Yunus, R.H. (Ed.). Kebudayaan dan Kemasyarakatan,
Pekanbaru, Riau, Indonesia: Universitas Riau.
Bagian Proyek Penelitian dan
Matheson, V. (Ed.). (1982). Tuhfat al-
Pengkajian Kebudayaan Melayu,
Nafis. Petaling Jaya, Malaysia:
Penelitian dan Pengkajian
Penerbit Fajar Bakti Sdn. Bhd.
Kebudayaan Nusantara,
Departemen Pendidikan dan Osborn, R. dan van Loon, B. (1996).
Kebudayaan. Ancient eastern philosophy for
beginners. Cambridge: Icon Book
Haji, R.A. (1988/1989). Syair Abdul
Ltd.
Muluk. Dalam Syamsiar, S. (Ed.).
Pekanbaru, Riau, Indonesia: Pateda, M. (2001). Semantik leksikal.
Bagian Proyek Penelitian dan Jakarta, Indonesia: Rineka Cipta.
Pengkajian Kebudayaan Melayu,
Penelitian dan Pengkajian Peirce, C.S. (1982). Logic as semiotics:
Kebudayaan Nusantara, The theory of signs. Dalam Innis,
Departemen Pendidikan dan R.E. (Ed.), Semiotics: An
Kebudayaan. introductory anthology.
Bloomington, USA: Indiana
Haji, R.A. (2012). Tsamarat al- University Press.
muhimmah. Dalam Malik, A. (Ed.).
Depok, Indonesia: Komodo Books. Preminger, A. (Ed.). (1974). Princeton
encyclopedia of poetry and poetics.
JURNAL KIPRAH VOL. 5 NO.2 JULI-DESEMBER 2017 20
London, England: The Maxmillan Yazdi, M.T.M. (2012). 22 nasihat abadi
Press Ltd. penghalus budi. Jakarta, Indonesia:
Citra.
Pusat Kurikulum. (2010). Pengembangan Zuriah, N. (2008). Pendidikan moral dan
pendidikan budaya dan karakter budi pekerti dalam perspektif
bangsa: Pedoman sekolah. Jakarta, perubahan. Jakarta, Indonesia:
Indonesia: Badan Penelitian dan Bumi Aksara.
Pengembangan, Kementerian
Pendidikan Nasional.

Rahman, J.D. (Ed.). (2010). Dermaga sastra


Indonesia: Kepengarangan
Tanjungpinang dari Raja Ali Haji
hingga Suryatati A. Manan. Depok,
Indonesia: Komodo Books.

Saussure, F.de. (1988). Pengantar


linguistik umum. (Terjemahan
Rahayu S. Hidayat). Yogyakarta,
Indonesia: Gadjah Mada University
Press.

Sobur, A. 2006. Semiotika komunikasi.


Bandung, Indonesia: Remaja
Rosdakarya.

Stephenson, M.S. (2000). Analisis isi.


(Terjemahan Diah, M.). Pekanbaru,
Riau, Indonesia: Balai Bahasa
Pekanbaru, Pusat Bahasa,
Departemen Pendidikan Nasional.

Trochim, W.K. (2000). Penelitian


kualitatif. (Terjemahan Diah, M.).
Pekanbaru, Riau, Indonesia: Balai
Bahasa Pekanbaru, Pusat Bahasa,
Departemen Pendidikan Nasional.

Ulmann, S. (2007). Pengantar semantik.


(Terjemahan Sumarsono).
Yogyakarta, Indonesia: Pustaka
Pelajar.

van Zoest, A. (1993). Semiotika: Tentang


tanda, cara kerjanya, dan apa yang
kita lakukan dengannya.
(Terjemahan Soekowati, A.).
Jakarta, Indonesia: Yayasan
Sumber Agung.

JURNAL KIPRAH VOL. 5 NO.2 JULI-DESEMBER 2017 21

Anda mungkin juga menyukai