Persentation of Financial Statement
Persentation of Financial Statement
ABSTRAK
ABSTRACT
This research was conducted to see the effect of corpotage governance, financial
distress, and company size on the integrity of the financial statements of companies in
the propert, real estate and building construction sectors listed on the Indonesia Stockc
Exhange for the 2014-2018 period. Samples were taken by purposive sampling
technique and as the results, samples obtained were 38 companies and for five years, so
the samples in research was 190 samples. The results was independent variables has
effect on dependent variable. Meanwhile in partially, there is negative effect for
company size on integrity of financial statements.
PENDAHULUAN
Laporan keuangan ialah bahasa bisnis yang digunakan perusahaan dan berisi
kondisi perusahaan baik secara finansial maupun non finansial. Laporan keuangan yang
baik harus mencantumkan kondisi perusahaan yang sesungguhnya pada laporan
keuangannya. Bersumber dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1
yang menuliskan laporan keuangan bertujuan untuk memberi informasi posisi keuangan
perusahaan yang memiliki manfaat disaat pengambilan keputusan bagi para pemakai
laporan keuangan. Integritas laporan keuangan adalah prinsip jujur dan netral yang
digunakan pada penyajian laporan keuangan. Keberadaan integritas laporan keuangan
penting untuk menilai seberapa jujur atau sesuai laporan keuangan dengan kondisi
sebenarnya. Financial Accounting Standard Board (FASB) dalam Statement of
Financial Accounting Concept No.2 (SFAC No.2) memaparkan kriteria integritas
laporan keuangan yang wajar mengharuskan penyajian transaksi, peristiwa, dan kondisi
yang lainnya secara jujur didalam entitas.
SFAC menegaskan bahwa relevance dan realibility merupakan karakteristik
kualitatif laporan keuangan. Karakteristik relevan adalah laporan keuangan sanggup
untuk menciptakan perbedaan guna membantu para pemakai dalam memilih keputusan,
sedangkan karakteristik reliability adalah ukuran yang berdasar pada kesetiaan
(faithfulness) serta dapat memberikan jawaban yang dibutuhkan bagi pengguna serta isi
laporan keuangan yang bisa dipercaya. Integritas laporan keuangan bisa dinilai
menggunakan konservatisme dimana konservatisme adalah reaksi hati-hati atau
waspada (prudent reaction) disaat mengalami kondisi yang meragukan dan menetapkan
bahwa ketidakpastian serta efek bisnis telah cukup diestimasikan. Konservatisme ialah
prinsip waspada dalam merespons keraguan akan masa yang akan datang, sehingga
informasi yang tersedia didalam laporan keuangan tidak mengandung kesalahan yang
material (Lubis et al., 2019). Prinsip ini mampu mempengaruhi integritas laporan
keuangan yang berakibat kepada para pemakai laporan keuangan.
Kasus yang melibatkan integritas laporan keuangan dialami PT. Hanson
International Tbk yang melanggar peraturan mengenai integritas laporan keuangan pada
tahun 2016 silam. Dalam pemberitahuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), PT. Hanson
International Tbk mencoba melancarkan aksi kecurangan pada laporan keuangan
tahunan untuk tahun 2016. Diketahui tindakan manipulasi tersebut terpaut penjualan
kavling siap bangun (Kasiba) dengan nilai gross Rp732, sehingga memicu pemasukan
naik drastis. Atas kejadian tersebut, OJK menetapkan sanksi kepada Direktur Utama PT.
Hanson International Tbk Benny Tjokro sebesar Rp5 miliar dan mendapatkan sanksi
administratif berupa denda sebesar Rp500 juta terhadap perseroan PT. Hanson
International Tbk dan ditugaskan untuk melakukan memperbaiki dan menyajikan
jangka pendek. Manipulasi data akuntansi cenderung dilakukan oleh manajer ketika
perusahaan mengalami financial distress, hal ini dilakukan karena perusahaan tidak
ingin kinerjanya terlihat buruk dimata investor. Faktor selanjutnya yaitu ukuran
perusahaan, ialah penilaian atas seberapa besar ukuran suatu perusahaan dan dapat
dinilai dari total aset, penjualan, laba, dan lain-lain. Besarnya suatu perusahaan dapat
berdampak pada integritas laporan keuangan karena perusahaan berukuran besar dinilai
lebih menarik perhatian orang sehingga perusahaan berusaha untuk menyampaikan
laporan keuangannya sesuai dengan kondisi yang ada. Dari latar belakang diatas maka
terdapat perbedaan faktor dan hasil pada penelitian sebelumnya terkait integritas laporan
keuangan dan kondisi entitas yang dapat berpotensi mengalami penurunan integritas
laporan keuangan.
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori Agensi
Teori ini digunakan sebagai salah satu fondasi dalam bisnis perusahaan. Teori
agensi muncul karena adanya dua tanggung jawab yang berbeda di dalam perusahaan.
Manajer bertugas untuk menjalankan operasional perusahaan sedangkan tugas dalam
mengawasi serta memantau perusahaan merupakan tugas dari pemilik perusahaan
(pemegang saham). Perbedaan kepentingan ini dapat menimbulkan hal negatif, dengan
adanya keleluasan yang diberikan, maka manajemen akan melakukan segala cara untuk
memaksimalkan laba perusahaannya yang dapat mengarah pada kepentingannya sendiri
karena selama didalam perusahaan, biaya yang dikeluarkan masih ditanggung oleh
pemilik perusahaan (Tandiontong, 2015). Dengan adanya perbedaan kepentingan, disaat
perusahaan mengalami financial distress maka manajer dapat menyembunyikannya
dengan cara merubah laporan keuangan. Perusahaan berukuran besar dinilai akan lebih
sering terjadi konflik kepentingan. Sehingga, untuk mengurangi hal tersebut corporate
governance ialah salah satu kontrol yang dapat digunakan.
Integritas Laporan Keuangan
Integritas laporan keuangan merupakan prinsip yang memiliki sifat netral, tidak
berbohong, dan melihat kondisi seperti apa adanya serta mengemukakan kondisi
tersebut sesuai dengan yang dilihat. Untuk mengukurnya, bisa memakai prinsip
konservatisme. Menurut Sulastri dan Anna (2018) prinsip konservatisme merupakan
suatu tindakan yang dilakukan dalam menghadapi keadaan yang belum pasti untuk
menghindari sikap optimisme yang berlebihan dari pihak manajemen maupun pemilik
perusahaan dengan cara meggunakan prinsip kewaspadaan atau kehati-hatian.
Konservatisme mempunyai ketentuan yaitu memilih metode yang tidak memberi
keuntungan pada perusahaan, mengakui kerugian dan potensinya dengan cepat namun
tidak mengakui laba disaat belum terjadi. Laporan keuangan yang berintegritas tinggi
mampu diukur menggunakan prinsip konservatisme. Karena adanya perilaku
kesempatan, perusahaan yang mengalami kesulitan akan menyembunyikan masalah
tersebut dengan cara meningkatkan pendapatan dan aktiva bersih perusahaan. Sehingga
untuk mencegah perilaku kecurangan, konservatisme akuntansi sangat diperlukan.
Adapun variabel yang dinilai berhubungan dengan integritas laporan keuangan akan
dijelaskan dibawah ini.
Corporate Governance
Pedoman umum Good Corporate Governance (GCG) menyebutkan bahwa
corporate governance ialah pilar dari organisasi kegiatan ekonomi yang bekaitan
dengan kepercayaan kepada perusahaan yang melaksanakannya. Penerapan corporate
governance di Indonesia memiliki peranan yang penting dalam membantu
meningkatkan pertumbuhan serta kestabilan ekonomi yang berkelanjutan, hal ini
dikarenakan penerapannya dinilai dapat mempengaruhi hasil dari pelaporan keuangan.
Pihak-pihak perusahaan seperti manajer akan kesulitan untuk melakukan manipulasi
karena adanya peraturan yang mengatur setiap dewan atau komite untuk mengawasi
operasional perusahaan. Penelitian ini menggunakan proksi kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial, komite audit, dan komisaris independen.
Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan proporsi banyaknya saham yang dimiliki
institusi. Institusi yang dimaksud disini adalah lembaga seperti asuranasi, bank,
perusahaan investasi, dan institusi lainnya. Keberadaan kepemilikan institusional akan
membantu perusahaan dalam mengawasi kinerja manajemen. Penelitian oleh Siahaan
(2017) mengungkapkan tidak ada pengaruh antara kepemilikan institusional dan
integritas laporan keuangan Hubungan antara kepemilikan intitusional mengenai
integritas laporan keuangan dapat dikatakan memiliki arah positif, karena dengan
memiliki tingkat kepemilikan institusional yang tinggi, akan mendorong tingkat
pengawasan yang tinggi dalam mengawasi manajer sehingga tidak terdapat cela bagi
manajer untuk melakukan manipulasi terhadap laporan keuangan.
H1: Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan.
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial ialah saham kepemilikan manajemen yang sekaligus
memiliki tugas yaitu selaku pengelola perusahaan. Kepemilikan manajerial memiliki
peranan penting pada perusahaan yaitu dari pelaksanaan perencanaan, pengorganisasian,
pengaraharan serta pengambilan keputusan. Dengan keterlibatan manajer dalam
pengendalian perusahaan, maka segala risiko atas pengambilan keputusan yang diambil
akan langsung berdampak kepada dirinya sendiri. Sehingga, para manajer akan lebih
memperhatikan segala keputusan yang dibuat agar tidak dapat merugikan dirinya.
Penelitian terkait kepemilikan manajerial ini telah dilakukan sebelumnya seperti
penelitian Siahaan (2017) yang menunjukkan tidak menimbulkan pengaruh kepemilikan
manajerial terhadap integritas laporan keuangan. Jika kepemilikan manajerial pada
perusahaan tinggi, maka bisa meningkatkan tingkat integritas laporan keuangan karena
manajer akan mengambil keputusan yang terbaik dan menghasilkan laporan keuangan
sesuai dengan kenyataan karena tidak ingin dirinya dirugikan.
H2: Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan.
Komite Audit
Suatu komite yang didirikan untuk mengawasi laporan keuangan dan memastikan
penyajian laporan keuangan telah sesuai dengan santar dan peraturan yang berlaku
merupakan pengertian dari komite audit. Pengawasan yang dijalankan oleh komite audit
dinilai memiliki opini yang netral karena tidak memiliki hubungan apapun dengan
perusahaan yang diawasinya. Monica dan Wenny (2015) menyatakan bahwa kehadiran
komite audit memiliki manfaat yaitu dapat memberikan pelaporan yang lebih
transaparan, tidak menutupi keadaan laporan keuangan perusahaan, bersikap adil bagi
seluruh stakeholder serta mengungkapkan seluruh informasi yang diperlukan bagi
manajemen. Jumlah komite audit pada perusahaan sekurang-kurangnya adalah tiga
orang dan diangkat serta diberhentikan oleh dewan komisaris.
Penelitian Ayu et al. (2018) membuktikan tidak ada pengaruh komite audit pada
integritas laporan keuangan. Komite audit mampu diukur dengan menghitung jumlah
anggota komite audit di organiasasi. Semakin banyak jumlah anggota komite audit,
maka fungsi pengawasan yang dijalankan akan semakin ketat dan mengakibatkan tidak
ada celah bagi manajer untuk dapat melakukan tindakan manipulasi terhadap laporan
keuangan.
H3: Komite Audit berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan
Komisaris Independen
Komisaris independen adalah anggota terpilih berasal dari luar perusahaan dan
memiliki tujuan yaitu melakukan penilaian terhadap pencapaian perusahaan secara
menyeluruh. Komisaris independen diasumsikan akan membuat kepurusan yang lebih
netral karena berasal dari luar perusahaan yang bersangkutan. Dengan adanya komisaris
indpenden, maka corporate governance akan tercipta dengan baik dan mengurangi
tindakan kecurangan yang ada. Jika dalam satu perusahaan terdapat dua orang atau lebih
dewan komisaris, maka persentase jumlah komisaris independen paling sedikit 30% dari
jumlah dewan komisaris. Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Fatimah et al.
(2020) dan memiliki hasil, komisaris independen tidak memberikan pengaruh terhadap
integritas laporan keuangan karena masih banyaknya perusahaan yang tidak terlalu
mementingkan komposisi dewan komisaris. Keberadaan komisaris independen dengan
jumlah yang banyak, dinilai akan menghasilkan fungsi pengawasan yang maksimal
terhadap manajer agar tidak melakukan tindakan kecurangan.
H4: Komisaris Independen berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan
Financial Distress
Kesulitan keuangan atau financial distress merupakan sebuah kondisi keuangan
yang bermasalah didalam perusahaan yang merupakan indikasi dari menurunnya kinerja
perusahaan yang biasanya diikuti dengan kebangkrutan. Ketika perusahaan mengalami
financial distress, perusahaan dapat memperbaiki kondisi keuangannya agar tidak
menghadapi kondisi financial distress. Perusahaan yang mengahadapi masalah
keuangan diduga akan berdampak pada pengurangan tingkat konservatisme dan
meningkatkan risiko investor untuk menuntut hasil yang lebih besar sehingga dengan
adanya tuntutan tersebut, menyebabkan manajer bertindak curang yang dapat
mempengaruhi integritas laporan keuangan. Penelitian Aryani (2016) mendapatkaan
hasil negatif terhadap integritas laporan keuangan karena semakin tinggi financial
distress yang dialami, akan mengurangi tingkat integritas laporan keuangan. Tingkat
selanjutnya akan melakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari Uji multikolinearitas dan
uji heteroskedastisitas.
Teknik analisis data yang dipakai yaitu analisis regresi data panel yaitu
penggabungan antara data cross section dan data time series.. Sebelum melihat
pengaruh antar variabel, maka perlu melakukan pengujian untuk memperoleh model
yang sesuai dengan penelitian dengan cara melakukan tiga pendekatan untuk
mempertimbangkan model regresi data panel menggunakan software Eviews versi 10.
Setelah melakukan pendekatan Common Effect Model, Fixed Effect Model, dan Random
Effect Model, maka dilakukan Chow Test, Uji Hausman, dan Uji Lagrange Multiplier
untuk memilih model yang terbaik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Uji Asumsi Klasik
1.1 Uji Multikolinearitas
Pada uji ini tidak terjadi hubungan korelasi antarvariabel karena nilai koefisien
korelasi antar variabel <0.8 (Lihat Tabel 1).
1.2 Uji Heteroskedastisitas
Kesamaan varians residual dapat dilihat dari uji heteroskedastistisitas dengan
melihat nilai probabilitas. Dari uji yang dilakukan, maka variabel independen pada
penelitian memiliki nilai probabilitas >0,05 dan hal ini menunjukkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas pada data penelitian. (Lihat Tabel 2).
2. Model Regresi Data Panel
Sebelum melangkah pada uji selanjutnya, analisis regresi data panel perlu memilih
model terbaik diantara Fixed Effect Model (FEM), Common Effect Model (CEM), dan
Random Effect Model (REM) dan setelah melakukan beberapa uji, maka model terbaik
yang digunakan adalah Fxed Effect Model (FEM) karena memiliki nilai probabilitas <
0,05 saat melakukan Chow test dan uji Hausman..
3. Analisis Regresi Data Panel
Hasil uji regresi data panel yang ada pada tabel 3 menunjukkan bahwa adanya
persamaan regresi yang terbentuk.
Y = 49,67055 + 0,262057 X1 + 0,053311 X2 - 0,064503 X3 + 1,003302(�4) +
0,053950(X5 ) − 1,634939 X6 + �
Pembahasan
risiko dalam berinvestasi dan untuk memahami komponen yang ada pada laporan
keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Arista, S., Wahyudi, T. and Yusnaini, Y. (2019) ‘PENGARUH STRUKTUR
CORPORATE GOVERNANCE DAN AUDIT TENURE TERHADAP
INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN’, AKUNTABILITAS: Jurnal Penelitian
dan Pengembangan Akuntansi. doi: 10.29259/ja.v12i2.9310.
Aryani, M. (2016) ‘Pengaruh Leverage dan Financial Distress terhadap Tingkat
Konservatisme Akuntansi’, Artikel Ilmiah.
Ayu, H. et al. (2018) ‘ANALISIS PENGARUH STRUKTUR CORPORATE
GOVERNANCE DAN AUDIT TENURE TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN
KEUANGAN ( Studi Empiris pada Perusahaan Transportasi yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia ANALYSIS EFFECT OF CORPORATE GOVERNANCE
STRUCTURE AND AUDIT ( The Emp’, 5(3), pp. 3323–3329.
Fatimah, S., Putu Agustinawati, N. and Petro, S. (2020) ‘Pengaruh Mekanisme
Corporate Governance, Audit Tenure,Ukuran Perusahaan Dan Leverage Terhadap
Integritas Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada Perusahaan BUMN Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)’, Neraca: Jurnal Pendidikan Ekonomi. doi:
10.33084/neraca.v5i2.1418.
Fitriani, I., Zulkarnaen, W., Sadarman, B., & Yuningsih, N. (2020). Evaluasi Kinerja
Distribusi Logistik KPU Jawa Barat Sebagai Parameter Sukses Pilkada Serentak
2018. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi), 4(2), 244-264.
https://doi.org/10.31955/mea.vol4.iss2.pp244-264
Hamid, M. S. and Solikhah, N. (2017) ‘PENGARUH INDEPENDENSI, MEKANISME
CORPORATE GOVERNANCE DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP
INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011 – 2015)’, Jurnal Akuntansi.
doi: 10.24964/ja.v5i2.363.
Harum Sari Dewi, N. and Pande Dwiana Putra, I. (2016) ‘PENGARUH MEKANISME
CORPORATE GOVERNANCE PADA INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN’,
E-Jurnal Akuntansi.
Indrasari, A., Yuliandhari, W. S. and Triyanto, D. N. (2017) ‘PENGARUH
KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT, DAN FINANCIAL DISTRESS
TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN’, Jurnal Akuntansi. doi:
10.24912/ja.v20i1.79.
Lubis, I. P., Fujianti, L. and Amyulianthy, R. (2019) ‘Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran
Perusahaan dan Manajemen Laba terhadap Integritas Laporan Keuangan’, ULTIMA
Accounting. doi: 10.31937/akuntansi.v10i2.993.
Monica, F. and Wenny, C. D. (2015) ‘Pengaruh Struktur Corporate Governance,
Ukuran Kap Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Integritas Laporan Keuangan Pada
Perusahaan Costumer Goods Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2013-2016’, Jurnal
akuntansi dan ekonomi.
Sholiha, M., Askandar, N. S. and Sari, A. F. K. (2020) ‘Hubungan Mekanisme Good
Corporate Governance, Leverage dan Ukuran Perusahaan dengan Konservatisme
Akuntansi’, E-Jra, 08(01), pp. 1–13.
Siahaan, S. B. (2017) ‘Pengaruh Good Corporate Governance dan Kualitas KAP
terhadap Integritas Laporan Keuangan Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur
TABEL
Effects Specification