Anda di halaman 1dari 7

Volume 1 Nomor 1 Jurnal Peternakan Sriwijaya (JPS) Desember 2012

Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Terhadap Produksi Rumput Gajah Taiwan


(Pennisetum Purpureum Schumach)

Muhakka 1), A. Napoleon2) dan P. Rosa 1)


1)
Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya
2)
Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas sriwijaya
Telepon : 0711581106, HP: 08153808409, 081367755499, e-mail : muhakka@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis pupuk cair yang optimal terhadap produksi
rumput gajah taiwan (Pennisetum purpureum Schumach). Penelitian ini dilaksanakan di Kebun
Percobaan Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Indralaya Ogan Ilir,
Sumatera Selatan. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan, dimulai dari bulan Juli sampai dengan
Oktober 2011. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan
dan setiap perlakuan terdiri dari 3 kelompok sebagai ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah
pemberian pupuk cair, dengan dosis yaitu C0 (0 Liter pupuk cair ha-1), C1 (1 Liter pupuk cair ha-1),
C2 (2 Liter pupuk cair ha-1), dan C3 (3 Liter pupuk cair ha-1). Parameter yang diamati adalah
produksi segar dan produksi berat kering rumput gajah taiwan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pemberian pupuk cair berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap produksi segar dan
produksi berat kering rumput gajah taiwan. Produksi berat segar rumput gajah taiwan tertinggi
sebesar 648,93 gram dan produksi berat kering nya sebesar 208,8 gram. Kesimpulan dari penelitian
ini adalah pemberian pupuk cair 2 Liter ha-1 dapat meningkatkan produksi segar dan produksi berat
kering yang optimal pada rumput gajah taiwan.

Kata kunci: Pemberian, pupuk cair, produksi, rumput gajah taiwan

PENDAHULUAN disebabkan oleh sedikitnya lahan yang tersedia


untuk pengembangan produksi hijauan, karena
Hijauan merupakan sumber pakan utama
sebagian besar lahan yang tersedia untuk
bagi ternak ruminansia, baik untuk hidup
pengembangan produksi hijauan merupakan
pokok, pertumbuhan, produksi dan
lahan-lahan marginal, seperti lahan kering
reproduksinya. Hijauan memiliki peranan yang
pada jenis tanah ultisol dengan tingkat
sangat penting, karena hijauan mengandung
kesuburan yang rendah sehingga diperlukan
za-zat makanan yang dibutuhkan oleh ternak
inovasi teknologi untuk memperbaiki
ruminansia, sehingga untuk mencapai
produktivitasnya (Prasetyo dan Suriadikarta,
produktivitas yang optimal harus ditunjang
2006). Ketersediaan hijauan yang semakin
dengan peningkatan penyediaan hijauan pakan
terbatas dapat diatasi dengan optimalisasi
yang cukup baik kuantitas, kualitas maupun
pemanfaatan hijauan seperti rumput budidaya
kontinuitasnya. Akan tetapi ketersediaan
yang mampu beradaptasi pada kondisi lahan
pakan hijauan masih sangat terbatas, hal ini

48
Volume 1 Nomor 1 Jurnal Peternakan Sriwijaya (JPS) Desember 2012

dengan tingkat kesuburan yang rendah dan cuaca dan serangan hama dan penyakit,
tanggap terhadap perlakuan pemupukan. Salah merangsang pertumbuhan cabang produksi,
satu jenis rumput budidaya yang dapat serta meningkatkan pembentukan bunga dan
dibudidayakan adalah rumput gajah taiwan bakal buah, serta mengurangi gugurnya daun,
(Pennisetum purpureum Schumach). bunga dan bakal buah (Guntoro, 2006).
Rumput gajah (Pennisetum purpureum Pupuk cair merupakan sumber unsur hara
Schumach) adalah hijauan makanan ternak bagi pertumbuhan tanaman. Pupuk cair
tropik yang mudah dikembangkan, memegang peranan penting dalam
produksinya tinggi dan dapat dimanfaatkan metabolisme dan penentu kualitas nutrisi
sebagai makanan ternak ruminansia (Adijaya tanaman (Schnug, 1990). Adijaya et al (2007)
et al, 2007). Upaya peningkatan produksi melaporkan hasil penelitian bahwa pemberian
hijauan pada lahan-lahan marginal dapat 1,7 liter/ha pupuk cair untuk rumput raja pada
dicapai dengan melakukan pemeliharaan yang lahan kering masam mampu memberikan
baik. Salah satu cara pemeliharaan tanaman pertumbuhan dan produksi rumput raja
yang penting adalah pemupukan. Salah tertinggi dibandingkan dengan tanpa
satunya dengan pemberian pupuk organik cair pemupukan. Berdasarkan uraian di atas, maka
untuk memenuhi unsur hara tanaman guna perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
meningkatkan produksi hijauan. pengaruh pemberian pupuk cair terhadap
Pupuk organik cair merupakan salah satu produksi rumput gajah taiwan di daerah lahan
jenis pupuk yang banyak beredar di pasaran. kering.
Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan
melalui daun dapat memberikan kebutuhan BAHAN DAN METODE
nutrisi pada tanaman antara lain unsur hara
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun
makro (N, P, K, S, Ca, Mg) dan mikro (B,
Percobaan Program Studi Peternakan Fakultas
Mo, Cu, Fe, Mn) zat pengatur tumbuh serta
Pertanian Universitas Sriwijaya Indralaya
mikroorganisme tanah yang sangat diperlukan
Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Penelitian
oleh berbagai jenis tanaman. Pupuk organik
dilaksanakan selama 4 bulan, dimulai dari
cair mempunyai beberapa manfaat diantaranya
bulan Juli sampai dengan Oktober 2011.
dapat mendorong dan meningkatkan
Bahan yang digunakan antara lain : 1) bibit
pembentukan klorofil daun sehingga tanaman
rumput gajah taiwan berupa stek, pupuk urea,
menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya
SP-36, KCL, pupuk kandang dan pupuk cair.
tahan tanaman terhadap kekeringan, cekaman
Lokasi lahan yang digunakan pada penelitian

49
Volume 1 Nomor 1 Jurnal Peternakan Sriwijaya (JPS) Desember 2012

ini seluas 156 m2 dengan jenis tanah Podzolik (Defoliasi) dilakukan 60 HST. Pemotongan
Merah Kuning (Ultisol). Penelitian ini selanjutnya dilakukan setiap 40 hari sekali
menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan meninggalkan batang 10 -15 cm dari
(RAK) dengan 4 perlakuan dan setiap permukaan tanah.
perlakuan terdiri dari 3 kelompok sebagai Peubah yang amati adalah produksi berat
ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah segar dan berat (gram per rumpun), produksi
pupuk cair Herbafaerm Bio Organik, dengan berat segar diperoleh dengan cara menimbang
-
dosis sebagai berikut : C0 = 0 L pupuk cair ha berat segar masing-masing perlakuan pada saat
1
, C1 = 1 L pupuk cair ha-1, C2 = 2 L pupuk defoliasi. Berat segar hijauan kemudian
cair ha-1, dan C3 = 3 L pupuk cair ha-1. dipotong kecil-kecil lebih kurang 1-2 cm dan
Pemupukan dilakukan dengan sistem kemudian dimasukan kedalam oven dengan
larikan, dengan pemberian pupuk urea, SP-36, suhu 65o C selama 3 jam, setelah keluar dari
KCl dengan dosis masing-masing 50 kg ha-1 dalam oven ditimbang kembali untuk
-1
dan pupuk kandang 5 ton ha sebagai pupuk mengetahui berat keringnya. Data yang
dasar, yang diberikan satu minggu sebelum diperoleh dianalisis dengan sidik ragam sesuai
penanaman, kecuali pupuk urea diberikan pada dengan rancangan yang digunakan. Perbedaan
saat tanaman berumur dua minggu dengan dilanjutkan dengan uji BNT. (Steel dan Torrie,
sistem larikan pada sisi kiri tanaman. Pupuk 1993).
cair diberikan setiap 10 hari sekali dengan cara
HASIL DAN PEMBAHASAN
disemprotkan pada tanaman, perbandingan
antara pupuk cair dan air adalah 1 liter pupuk Karakteristik Tanah dan Pupuk
cair berbanding 5 liter air. Penyemprotan yang Digunakan

pupuk cair dilakukan pada bagian tanaman Karakteristik tanah di lokasi penelitian
seperti daun dan batang, saat melakukan dapat dilihat pada Table 1 Karakteristik tanah
penyemprotan di sesuai dengan arah mata penting untuk diketahui agar dapat mengetahui
angin agar pupuk cair yang disemprotkan tidak kandungan unsur hara apa saja yang ada pada
mempengaruhi petak percobaan lain yang tanah tersebut. Berdasarkan Tabel 1
memiliki perlakuan berbeda. menunjukan bahwa tingkat kesuburan tanah di
Penanaman rumput gajah taiwan lokasi Penelitian digolongkan rendah dengan
(Pennisetum purpureum Schumach) dengan reaksi tanah masam, N dan P sedang, KTK
jarak tanam 60 x 60 cm. Bahan tanam yang rendah, Ca, Mg sangat rendah, serta
digunakan adalah stek. Pemotongan kandungan sulfur tidak terukur. Jenis tanah

50
Volume 1 Nomor 1 Jurnal Peternakan Sriwijaya (JPS) Desember 2012

pada lokasi penelitian adalah tanah Ultisol dengan kedalaman tanah, reaksi tanah masam,
(Podsolik Merah Kuning). Jenis tanah ini pH, kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa
memiliki tingkat kesuburan yang rendah tetapi biasanya rendah. Tanah ultisol mempunyai
C- organiknya tinggi. potensi keracunan Al, tanah ini juga miskin
Menurut Hakim el al.. (1985) tanah ultisol kandungan hara terutama P dan kation-katian
banyak terdapat pada daerah Sumatera Selatan, dapat ditukar seperti Ca, Mg, Na, kadar Al
Banten, Lampung, dan Aceh. Jenis tanah tinggi, dan mudah terjadi erosi. (Harjowigeno,
ultisol dapat dicirikan dengan penampang 1995).
tanah yang dalam, kenaikan fraksi liat seiring

Tabel 1. Karakteristik tanah di lokasi penelitian


Nilai Satuan Keterangan
Jenis Tanah
pH H2O (1:1) 5.11 - Masam
C- Organik 3.4 % Tinggi
N- Total 0.25 % Sedang
P- Bray l 21 ppm Sedang
K-dd 0.22 me/100 g Rendah
Na 0.55 me/100 g Sedang
Ca 0.7 me/100 g Sangat rendah
Mg 0.2 me/100 g Sangat rendah
KTK 10.88 me/100 g rendah
Tekstur
Pasir 68.19 % -
Debu 24.6 % -
Liat 7.21 % -
S-tersedia Tu - -
Sumber : Laboraturium Kimia, Biologi, dan Kesuburan Tanah, Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Unsri

Produksi Berat Segar Rumput Gajah berbeda nyata terhadap produksi rumput gajah
Taiwan
taiwan, begitu juga dengan perlakuan C2 dan
Rataan produksi segar rumput gajah C3 tidak berbeda nyata. Hal ini di duga karena
taiwan pada masing-masing perlakuan dapat pupuk yang di berikan antar masing- masing
dilihat pada Table 2. Hasil analisis keragaman perlakuan menyediakan unsur N, yang
menunjukkan bahwa permberian pupuk cair dibutuhkan dalam proses pembentukan protein
dengan dosis 2 Liter/ha berpengaruh sangat tanaman sehingga meningkatkan pertumbuhan
nyata (P<0,01) terhadap produksi segar vegetatif tanaman seperti batang, daun dan
rumput gajah taiwan. Hasil uji lanjut akar. Menurut Lakitan (1996) bahwa pupuk
menunjukan bahwa perlakuan C0 dan C1 tidak cair juga berpengaruh langsung terhadap

51
Volume 1 Nomor 1 Jurnal Peternakan Sriwijaya (JPS) Desember 2012

fisiologi tanaman seperti meningkatkan menunjukan bahwa rumput gajah taiwan


pertumbuhan tanaman, serta meningkatkan tanggap terhadap pupuk cair sampai dengan
produksi tanaman. Perlakuan C0 dan C1 dosis 2 L/ha. Hal ini terlihat dari peningkatan
berbeda sangat nyata dibandingkan perlakuan produksi segar rumput gajah taiwan seiring
C2 dan C3, akan tetapi perlakuan C2 dan C3 dengan peningkatan dosis pupuk cair 1 sampai
tidak berbeda nyata. Hasil tersebut 2 L/ha.

Tabel 2. Rataan Produksi Segar Rumput Gajah Taiwan.


Pupuk cair Produksi segar (g/rumpun)
(liter/ha)
C0 306,95±35,67A
C1 332,63±53,77A
C2 648,93±93,64B
C3 611,95±25,84B
Keterangan :C0= dosis 0 liter ha (kontrol), C1= dosis 1 liter ha , C2= dosis 2liter ha-1,C3= dosis 3liter ha-1.Superskrip yang berbeda
-1 -1

pada kolom yang sama menunjukan pengaruh perlakuan berbeda sangat nyata (P<0,01).

Pemberian pupuk cair pada perlakuan C2 yang optimal. Peningkatan produksi berat
nyata meningkatkan produksi berat segar segar rumput gajah taiwan ini disebabkan oleh
rumput gajah taiwan dibandingkan C1 dan C0. meningkatnya jumlah unsur hara yang tersedia
Hal ini mengindikasikan bahwa pemberian bagi tanaman, sebagaimana yang dilaporkan
pupuk cair sangat dianjurkan pada tanah ultisol oleh Hakim et al., (1985) bahwa pemberian
yang termasuk dalam jenis tanah masam dan pupuk cair mempunyai peranan penting
memiliki kandungan unsur hara yang rendah, terhadap produksi tanaman. Selain unsur hara,
dimana pupuk cair dapat membantu memenuhi produksi rumput gajah taiwan juga
kebutuhan unsur hara tanaman. Sejalan dengan dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya
pendapat Sutedjo dan Kartasapoetra (1995) seperti lingkungan, dan iklim.
bahwa pupuk cair dapat mencukupi Adijaya et al (2007) menyatakan bahwa
tersedianya unsur hara bagi tanaman. Unsur rumput gajah taiwan akan tumbuh dengan baik
hara memegang peranan penting dalam bila kondisi yang dikehendaki terpenuhi
metabolisme tanaman dan penentu kualitas seperti kesuburan tanah, sumber air dan iklim.
nutrisi tanaman (Schnug, 1990). Tingginya Kesuburan tanah tidak ada artinya bila sumber
produksi berat segar rumput gajah taiwan air dan iklim tidak terpenuhi. Rumput gajah
dipengaruhi oleh pemberian pupuk cair, taiwan membutuhkan air yang cukup banyak
dimana pada pada perlakuan C2 didapat hasil untuk pertumbuhannya karena air sangat

52
Volume 1 Nomor 1 Jurnal Peternakan Sriwijaya (JPS) Desember 2012

dibutuhkan rumput gajah taiwan untuk produksi berat kering rumput gajah taiwan,
pertumbuhan tanaman, dimana air berfungsi kecuali perlakuan C0 dan C1 berbeda tidak
sebagai media transportasi yang membawa nyata. Hal ini di duga karena pupuk yang di
unsur hara dari tanah menuju akar tanaman berikan antar masing- masing perlakuan
(Anonim, 1992). Sedangkan pada perlakuan menyediakan unsur N, yang dibutuhkan dalam
C3 terjadi penurunan produksi berat segar proses pembentukan protein tanaman sehingga
rumput gajah taiwan. Penurunan produksi pada meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman
perlakuan C3 diduga karena terjadi penekanan seperti batang, daun dan akar. Hasil tersebut
salah satu unsur hara sehingga menyebabkan menunjukan bahwa rumput gajah taiwan
pertumbuhan dan produksi tanaman menjadi tanggap terhadap pupuk cair sampai dengan
menurun (Nyakpa et al., 1988). dosis 2 L/ha. Hal ini terlihat dari peningkatan
produksi berat kering rumput gajah taiwan
Produksi Berat Kering Rumput Gajah seiring dengan peningkatan dosis pupuk cair 1
Taiwan sampai 2 L/ha.

Rataan produksi berat kering rumput Pupuk cair yang memiliki kandungan

gatah taiwan pada masing-masing perlakuan unsur hara makro (N, P, K, S, Ca, Mg) dan

dapat dilihat pada Table 3. Hasil analisis mikro (B, Mo, Cu, Fe, Mn) dapat dilihat pada

keragaman menunjukkan bahwa pemberian Table 1. Kandungan N 0,40 – 1 % mempunyai

pupuk cair dengan dosis 2 Liter/ha pernan penting terhadap produksi tanaman

berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap yaitu berfungsi meningkatkan produksi berat

produksi berat kering rumput gajah taiwan. kering dan berpengaruh pada kualitas hijauan

Hasil uji lanjut menunjukan bahwa semua yaitu kandungan protein pada hijuan (Ginting,

perlakuan berbeda sangaat nyata terhadap 1994).

Tabel 3. Rataan produksi berat kering rumput gajah taiwan.


Pupuk cair Produksi Berat Kering (g/rumpun)
(liter/ha)
C0 77,08±12,64A
C1 86,50±23,94A
C2 208,80±36,97C
C3 172,48±38,30B
Keterangan :C0= dosis 0 liter ha-1(kontrol), C1= dosis 1 liter ha-1, C2= dosis 2liter ha-1,C3= dosis 3liter ha-1.Superskrip yang

Tingginya produksi berat kering rumput pupuk cair, dimana pada perlakuan C2 didapat
gajah taiwan dipengaruhi oleh pemberian hasil yang optimal. Tisdale et al., (1990)

53
Volume 1 Nomor 1 Jurnal Peternakan Sriwijaya (JPS) Desember 2012

menyatakan bahwa pupuk cair merupakan Anonim. 1992. Hijauan Makanan Ternak.
Diakses dari Departemen Pertanian
salah satu jenis bahan organik yang
Kalimantan Tengah.
mengandung unsur hara lebih banyak Ginting, S. 1994. Agronomi Tanaman
Makanan. Fakultas Pertanian
dibutuhkan tanaman seperti nitrogen, fosfor,
Sumatera Utara. Medan.
kalium, kalsium, magnesium, sulfur maupun Guntoro, S. 2006. Leaftet ”Teknik Produksi
dan Aplikasi Pupuk Organik Cair dari
sejumlah kecil unsur mikro lainnya.
Limbah Ternak”. Kerjasama Balai
Perlakuan C3 terjadi penurunan produksi berat Pengkajian Teknologi Pertanian Bali
dengan Bappeda Provinsi Bali.
kering rumput gajah taiwan. Penurunan
Hakim, N., N. Yusuf, A., Lubis, G.N. Sutopo,
produksi pada perlakuan C3 diduga karena D., Amin, G.B. Hong daqn H. H
Bailey. 1985. Dasar-dasar Ilmu Tanah.
Penurunan produksi pada perlakuan C3 diduga
Penerbit Universitas Lampung.
karena terjadi penekanan salah satu unsur Lampung.
Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Jurusan
hara sehingga menyebabkan pertumbuhan dan
Tanah. Fakultas Pertanian. Institut
produksi tanaman menjadi menurun (Nyakpa Pertanian Bogor.
Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhandan
et al., 1988).
Perkembangan Tanaman. Cetakan I
PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
KESIMPULAN Prasetyo, B.H., dan Suriadikarta, D.A. 2006.
Karakteristik, potensi, dan teknologi
Berdasarkan hasil penelitian dapat Pengelolaan tanah ultisol untuk
Pengembangan pertanian lahan Kering
disimpulkan bahwa pemberian pupuk cair 2
di Indonesia. Jurnal Litbang
Liter ha-1 dapat meningkatkan produksi segar Pertanian. 25(2).
Schnug, E. 1990. Sulphur nutrition and
dan berat kering yang optimal pada rumput
quality of vegetable. Sulphur in Agr.
gajah taiwan. 14:3-6.
Steel, RGD dan JH. Torrie. 1993. Prinsip dan
Prosedur Statistika. Gramedia Pustaka.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta.
Adijaya, N., I.M. Rai Yasa dan S. Guntoro. Sutedjo, M.M dan Kartasapoetra. 1995.
2007. Pemanfaatan bio urine dalam Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka
produksi hijauan pakan ternak rumput Cipta. Jakarta.
gajah. Prosiding Seminar Nasional Tisdale, S., Nelson, W.L., Beaton, J.D. 1990.
Percepatan Transformasi Teknologi Soil fertility and fertilizer. Ed ke-4.
Pertanian untuk Mendukung New York: McMillan Publ.
Pembangunan Wilayah. Balai Besar
Pengkajian dan Pengembangan
Teknologi Pertanian bekerjasama
dengan Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Bali.

54

Anda mungkin juga menyukai