Anda di halaman 1dari 40

PERAN PETUGAS PUSKESMAS LAYANAN PRIMER

DALAM SKEMA ALUR RUJUKAN PELAYANAN


PASIEN GERIATRI :
Deteksi Dini Frailty Syndrome

ORIENTASI PELAYANAN LANSIA & GERIATRI


UNTUK PETUGAS PUSKESMAS

dr. Lazuardhi Dwipa, SpPD-KGer, FINASIM


Outline
• Pendahuluan
• Definisi & Karakteristik Pasien Geriatri
• Sindroma Geriatri
• Frailty Syndrome & Sarcopenia
• Peran Dokter Layanan Primer dalam Deteksi Dini Frailty & Sarcopenia
• KuesionerRAPUH
• Kuesioner SARC-F & Algoritma AWGS
• Survey PELANA di Kota Bandung
• Alur Rujukan Pasien Geriatri PPK I s/d PPK III
• Tatalaksana Pencegahan Frailty & Sarcopenia
• Simpulan
Pendahuluan :
Definisi

Permenkes No. 79 Tahun 2014 : pasien geriatri adalah pasien lansia dengan multipatologi dan/atau hendaya sebagai
akibat dari penurunan fungsi organ, masalah psikologi, sosial, ekonomi, lingkungan yang membutuhkan penanganan
secara holistik dengan pendekatan multidisiplin yang bekerja interdisiplin.

Epidemiologi

Indonesia termasuk dalam aging society dengan persentase lansia > 7% jumlah penduduk. Meningkatnya
jumlah lansia berdampak pada semakin meningkatnya prevalensi penyakit degeneratif.
Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di PUSKESMAS :

Permenkes No. 67 tahun 2015 Pasal 4, menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan bagi pra lanjut usia

meliputi :

a. Peningkatan kesehatan;

b. Penyuluhan kesehatan;

c. Deteksi dini gangguan aktivitas sehari-hari/masalah kesehatan dan pemeriksaan kesehatan secara

berkala;

d. Pengobatan penyakit;

e. Upaya pemulihan Kesehatan


POPULASI KHUSUS GERIATRI
• Berusia 60 tahun ke atas
• Memiliki lebih dari satu penyakit pada
saat yang sama akibat gangguan fungsi
jasmani, rohani dan kondisi sosial yang
bermasalah.

Pendekatan klinis multidimensional dan


interdisiplin diperlukan agar semua
permasalahan dapat difokuskan tidak saja
secara medis tetapi juga mempertimbangkan
aspek kesejahteraan pasien (well-being),
SINDROMA
HEALTHY AGING
GERIATRI serta kemampuan fungsionalnya.
DAMPAK PENINGKATAN POPULASI GERIATRI (Silver
Tsunami)

penggunaan
sistem
gangguan pelayanan
fungsi kesehatan
yang belum
siap
peningkatan
prevalensi
penyakit kronis
Karakteristik pasien geriatri (Permenkes 79 tahun 2014)

• Multipatologi, yaitu pada satu pasien terdapat lebih dari satu penyakit
yang umumnya penyakit bersifat kronik degeneratif.
• Menurunnya daya cadangan faali, yang menyebabkan pasien geriatri
amat mudah jatuh dalam kondisi gagal pulih (failure to thrive)
• Berubahnya gejala dan tanda penyakit yang klasik.
• Terganggunya status fungsional pasien geriatri, yaitu kemampuan
seseorang untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari .
• Umumnya terdapat gangguan nutrisi, gizi kurang atau gizi buruk
Insomnia
Immuno Imobilisasi
Intellectual
Impairment
defisiensi Inkontinensia
Infeksi Impotensi Instabilitas

Impaksi Impairment
Isolasi of vision,
Inaniasi hearing
Impecunity
Iatrogenik

FRAILTY (R54)
SARCOPENIA (M62.5)
14 I Sindroma Geriatri
(Masalah lazim pada Pasien Geriatri/Lansia
 Immobility ( imobilitas )  Isolation ( isolasi diri →
 Instability ( instabilitas ) depresi)
 Incontinence ( inkontinensia  Inanition ( malnutrisi )
urine dan alvi )  Impecunity ( kemiskinan
 Intelectual impairement atau finansial yang
berkurang )
(demensia, delirium )  Iatrogenesis ( misalnya
 Infection ( infeksi ) polifarmasi )
 Impairement of vision  Insomnia ( gangguan tidur)
and hearing ( gangguan  Immune deficiency (
penglihatan dan defisiensi sistim imun )
pendengaran )  Impotence ( disfungsi
 Iritable colon ( iritasi usus ereksi )
besar → perdarahan
saluran cerna atau diare
Pengkajian/Ass Output Assessment/ RENCANA
essment Working Diagnosis SELANJUTNYA
S : anamnesis

CGA O : (pem fis,


lab, Ro,
Uji fungsi
Sarkopenia TATALAKSANA/MANA
GEMENT
• UMUM/NON
Instabilitas (Misal : FARMAKOLOGIK
intelectual Osteoartritis
Sarkopenia • KHUSUS/FARMAK
impairment→ OLOGIK
MMSE&CAM • PEMERIKSAAN
Instabilitas : Diagnosis #3 LANJUTAN
TUG
Frailty/Sarcope
DD/
nia : Uji duduk
berdiri
Skrining Masalah FOLLOW UP
Pengkajian/Ass - DIAGNOSI
pasien Sindroma Sindr Ger #2 essment
Geriatri S AKHIR
Pasien S : anamnesis
• Wawancara O : SARC- - MASALAH
F/CALF/SARC-
• Observasi Sindr Ger #3 CALF → uji
langsung kekuatan
otot→
handgrip/uji
Sindr Ger #4 duduk berdiri
→ kuanitifikasi
masssa otot
(BIA/DXA
SCAN)
Hybrid Diagnosis
• Instabilitas ec. Parkinson Disease DD/ sequele stroke
• Instabilitas ec. Hipotensi Ortostatik DD/ syncope ec. AV block
• Intelectual impairment ec. Demensia Alzheimer Dd/vaskuler
Frailty
Frailty atau kerentaan adalah sebuah keadaan klinis dimana
seorang individu menjadi lebih rentan untuk ketergantungan
Definisi
dan/atau meninggal apabila terkena stressor (pemicu)

Epidemiologi

Berdasarkan data pada tahun 2014-2015, hanya terdapat 13,2% lansia dalam kategori fit

sementara 61,6% berada pada kategori pre-frail. Lebih lanjut, hampir ¼ dari lansia berada

dalam kategori frail, yang artinya mereka memiliki ketergantungan.


Pengertian Frailty

FRAIL
ROBUST/FIT PRE-FRAIL
keadaan di mana seseorang
keadaan di mana keadaan dimana lansia bergantung pada anggota
lansia tersebut tidak tersebut memiliki keluarga dan/
memiliki penyakit dan penyakit kronis namun atau caregiver untuk
tidak memiliki terkontrol dengan baik melakukan aktivitas
ketergantungan sehingga mereka masih sehari-hari dan biasanya
dalam hidup sehari- dapat hidup mandiri
hal ini dipicu oleh situasi
hari sehari-hari
akut, seperti pasca terinfeksi
Frailty Syndrome
LIFE COURSE APPROACH TO SARCOPENIA

Early life Adult life Older life


Growth and
development to
Maintaining peak Minimizing loss
• Environment affects
an individual’s risk of
Muscle mass and strength

maximize peak
disability
Frailty threshold • Rehabilitation can
improve strength and
quality of life
Disability threshold

Age
Cruz-Jentoft AJ, et al. Age Ageing. 2010;39:412-423.
EFFECT SARCOPENIA
Reduced axial muscular tonus
Increased falls
Reduced masticator force
Reduced venous flow
Increased osteopenia/fractures Reduced
quality of life
SARCOPENIA FRAILTY POOR OUTCOMES

Increased
Reduced mobility Disability
care cost
Impaired gait Poor quality of life
Falls Nursing hime admission
Low endurance mortality

Cruz Jentoft A., et all. Curr Opin Clin Nutr Metab Care. 2010; 13; 1-7
Sarcopenia dan Frailty
Perubahan pada lansia yang seringkali tidak terdeteksi

REVERSIBLE DAN TREATA


BLE

Meningkatkan angka mortalitas

JATUH INFEKSI DISABILITAS HOSPITALISASI


Peran Dokter Layanan Primer dalam Deteksi Dini
Frailty Syndrome dan Sarkopenia
RAPID Comprehensive Geriatric Assessment

• Untuk skrining awal : deteksi dini→ Lebih cepat, lebih mudah


• Terdiri dari penilaian/Skrining
• FRAILTY SYNDROME
• Sarcopenia
• Gangguan Kognitif (Mild Cognitive Impairment, Demensia)
• Gangguan sosial
Bagaimana mendeteksi/skrining Frailty/Kerentaan &
Sarkopenia ?

Asian J Gerontol Geriatr 2021;16(1)40-7


KUESIONER RAPUH (≥3)
• R= • A= • P= • U= • H
PENYAKIT >4 • USAHA BERJALAN
• RESISTENSI • AKTIFITAS • = HILANGNYA BERAT
(FATIGUE/DEPRESI)
BADAN

• Seberapa
sering dalam • Pertanyaan
Dengan diri 4 minggu ada mengenai 11 Dengan diri
sendiri atau merasa penyakit : • Hilangnya berat badan :
kelelahan ? 1: Hipertensi, diabets, sendiri dan Berapa berat badan
tanpa bantuan kanker (selain tanpa bantuan, saudara dengan
alat, apakah Sepanjang
waktu, 2: kanker kulit kecil), apakah anda mengenakan baju tanpa
anda Sebagian penyakit paru alas kaki saat ini ? Satu
besar waktu kronis, serangan mengalami
mengalami jantung, gagal kesulitan tahun yang lalu, berapa
kesulitan untuk 3: Kadang – berat badan anda dengan
kadang, 4: jantung kongestif, berjalan kira –
naik 10 anak Jarang. nyeri dada, asma mengenakan baju tanpa
nyeri sendi, stroke kira sejauh 100 alas kaki?
tangga dan dan penyakit ginjal. sampai 200
tanpa istirahat • Bila jawab 1
atau 2 skor meter ? • Keterangan perhitungan berat
diantaranya ? =1 dan selain • Bila jawaban jumlah badan dalam persen : [(berat
itu skor = 0 total penyakit skor badan 1 tahun yang lalu – berat
yang tercatat 0-4 Skor Ya = 1, badan sekarang)/Berat badan satu
Skor 1 = Ya, 0 penyakit = 0 dan dan Tidak =0 tahun lalu)]x 100%.
= Tidak 5-11 penyakit =1
• Bila hasil >5% (mewakili
kehilangan berat badan
5%) diberi skor 1 dan <5
% skor = 0

Asian J Gerontol Geriatr 2021;16(1)40-7


Pengertian dan Menilai Frailty

Apabila terdapat 3 atau lebih jawaban Ya, maka lansia


tersebut dapat dikategorikan sebagai frail

Apabila terdapat 1 atau 2 jawaban Ya, maka lansia tersebut dapat


dikategorikan sebagai pre-frail

Apabila tidak ada jawaban Ya, maka lansia tersebut


dikategorikan
sebagai robust/fit
PENILAIAN DERAJAT BERATNYA FRAILTY
CLINICAL FRAILTY SCALE (CFS)

Frailty
FIT/ROBUST PPK III
RS tipe A

PPK I
PPK III
(FKTP) RS tipe A

PPK II RS tipe D

Home
Pre-Frail Care/
Palliative
Care
PPK III RS
PPK II tipe A
RS tipe C
PPK II
RS tipe B

Frailty
Bagaimana cara mendiagnosa sarkopenia?

EWGS 20
18
AWGS 20
19
Kuesioner Bahasa Indonesia Intepretasi
S = STRENGTH ; Kekuatan: Seberapa sulit Anda dalam mengangkat dan membawa beban seberat 5kg? Sarkopenia
0 = Tidak ada kesulitan Skor ≥ 4
1 = Cukup sulit
2 = Sangat sulit atau tidak mampu
Valid : r korelasi >
A = ASSISTANCE; Bantuan untuk berjalan: Seberapa sulit Anda berjalan melintasi ruangan? 0,361
0 = Tidak ada kesulitan Croncbach Alpha
1 = Cukup sulit 0,851 &
Kappa>0,81
2 = Sangat sulit, perlu bantuan atau tidak mampu
AUC 87,5
R = RISE ;Bangkit dari kursi: Seberapa sulit Anda bangkit dan berpindah dari kursi/tempat tidur? Sensitifitas 80% &
0 = Tidak ada kesulitan Spesifitas 83,05%
1 = Cukup sulit Mira et al (2017)
2 = Sangat sulit atau tidak mampu jika tanpa bantuan
C = CLIMB; Menaiki tangga: Seberapa sulit Anda menaiki sepuluh anak tangga?
0 = Tidak ada kesulitan
1 = Cukup sulit
2 = Sangat sulit atau tidak mampu
F = FALL ; Jatuh: Berapa kali Anda jatuh dalam satu tahun terakhir?
0 = Tidak pernah
1 = 1-3 kali
2 = 4 atau lebih
Asian J Gerontol Geriatr 2021;16(1)40-7
Revised European Working Group on Sarcopenia in
Older People 2018 (EWGSOP2)

Cruz-Jentoft, A J. et al. Report Sarcopenia: European Consensus on definition and diagnosis.Report of the European Working Group on Sarcopenia in Older People.
Diagnosis Sarkopenia pada Praktek Sehari-hari berdasarkan Asian Working Group f
or Sarcopenia 2019
Penyakit kronis, Penuruna
n fungsi, penurunan BB, d
epresi,gangguan kognisi,
jatuh berulang, malnutrisi

DIAGNOSIS

L<28kg, P<18kg
5-time chair stand test ≥12s
L<28kg, P<18kg
5-time chair stand test ≥
12s DXA (L<7kg/m2, P<5.4kg/m2)
atau 6meter walk <1m/ BIA ((L<7kg/m2, P<5.7kg/m2)
s
atau Short physical perf
Possible Sarcopenia ormance battery ≤9

page 27
Chen, L.-K., Woo, J., Assantachai, P., Auyeung, T.-W., Chou, M.-Y., Iijima, K., … Arai, H. (2020). Asian W
orking Group for Sarcopenia: 2019 Consensus Update on Sarcopenia Diagnosis and Treatment. Jour
❑ Susah makan
Survey Lansia di Kota ❑

Sulit menelan
Mulut terasa kering
Bandung- Dinkes Kota ❑ Kesulitan mengunyah
❑ Mudah/takut jatuh
Bandung & Div Geriatri ❑ Posisi berbaring lama

Komunitas ❑
Mudah lupa
Sulit mengingat janji
80 Puskesmas (n=29341) ❑

Sulit mengatur uang
Merasa murung dan mudah sedih
❑ Gampang sakit (misal: flu,batuk,dll)
❑ Mengalami gangguan lambung (maag)
❑ Sering pusing/sakit kepala
❑ Sulit tidur dan sering terbangun
❑ Pandangan kabur/buram
❑ Pendengaran berkurang
❑ Kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari (misal: mencuci
pakaian, mencuci piring, menyapu,dll)
❑ Penyakit karena pemakaian obat-obatan (penggunaan
obat jangka waktu lama tanpa pengawasan dokter)
❑ Sering buang air kecil/BAK (beser)
❑ Kesulitan mengendalikan BAK (ngompol)
❑ Sulit buang air besar/BAB
❑ Gangguan seksual/impotensi
❑ Tinggal sendiri
❑ Tinggal jauh dari keluarga
Introduction Methods Results

Characteristics of Elderlies
Female Male
Presence
60-69 years
of
70-79 years
Relationship with Caregiver
80 years and above

A total of 31,057 elderlies fill out the questionnaire from 80


Caregiver
1% 6.1 Puskesmas
% (Public Health Center), and
4%
3%
26.5 11%
% 29,431
34% complete data were collected.
Spouse
(Husband/Wife)
46% Children
67.3 %
54%
66% Siblings

Professionalthe questionnaire was on average around 15


Time taken to complete
81% Caregiver
Others minutes.
Yes No
Introduction Methods Results

Geriatric Syndromes
Introduction Methods Results

Geriatric Syndromes

Others 96
Impotence 532
Iatrogenic 748
Impaction 1266
No health problems 1761
Instability 2064
Immobilization 2343
Immune System Impairment 2409
Insomnia 4616
Urine Incontinency 9% 5925
Intellectual Impairment 15 % 9279
Isolation (Depression) 16 % 9653
Impairment of Senses 16 % 10233
Inanition (Malnutrition) 20 % 22823
Introduction Methods Results

FRAIL Scale
Loss of weight (losing
Illness (having
A (Ambulation): >5 %illness)
body
≥ 4climbing
Difficulty weight
walking 100-
FR(Fatigue):
(Resistance):
How Difficulty
compared to200 often in 4
lastmeters weeks
year’s weight)
10 steps
does
of stairs without rest,
respondents feeleither
fatigued?alone or with
help
No 29327
No No Rarely 17257
22746
25665
NoSometimes 10970 24793

Most
Yes of 104
Yes the time 874
Yes 37666685
Yes 4638
Always 330
USULAN ALUR RUJUKAN PELAYANAN GERIATRI Pasien usia lanjut ≥ 60 tahun

Ditangani Tidak Apakah termasuk kategori


Skor RAPUH ≥ 1 & Clinical Frailty Scale (CFS) ≥3 dan Sindroma
di PPK-I
Geriatri CGA (+)

Ya
Apakah memerlukan perawatan/hospitalisasi untuk kondisi akut?

Tidak Ya

Rawat Jalan dengan pelayanan geriatri terpadu tingkat Perawatan akut/ hospitalisasi di RS dengan Pelayanan
sederhana atau lebih tinggi * Geriatri Terpadu tingkat Lengkap atau lebih tinggi *

Skor RAPUH 1-2 Skor RAPUH 1-2 Skor RAPUH ≥3 Skor RAPUH ≥3 Skor RAPUH 1-2 Skor RAPUH 1- Skor RAPUH Skor RAPUH ≥3
dan CFS 3 dan CFS 4 dan CFS 5 dan CFS ≥6 dan CFS 3 2 dan CFS 4 ≥3 dan CFS 5 dan CFS ≥6

PPK II (RS PPK II (RS PPK II (RS PPK III (RS tipe PPK II (RS PPK II (RS PPK II (RS PPK III (RS tipe
tipe D) tipe C) tipe B) A) tipe D) tipe C) tipe B) A)

1. Pengkajian status frailty

Rawat jalan 2. Pengkajian kebutuhan


long-term care
Rawat inap

Layanan geriatri berbasis komunitas

Keterangan :
PPK : pemberi pelayanan kesehatan
Home care Day care Respite Nursing home
CFS : Clinical Frailty Score (dinilai 2 minggu sebelum sakit pada kasus akut)
* Bila di PPK II tidak ada sarana/prasarana pelayanan geriatri yang memadai, maka diperbolehkan dirujuk
langsung ke RS diatasnya yang terdapat fasilitas sesuai
Alur Rujukan Pasien Geriatri Dari Puskesmas Hingga RS Rujukan Tersier

fasilitas kesehatan Pasien lansia dengan dalam kategori robust/fit (s k o r R A P U H < 1 & C l i n i c a l F r a i l t y S c a l e
tingkat primer ( C F S ) 1 - 2 Pa s i e n ditangani oleh dokter umum serta tim terpadu geriatri

Pasien lansia d e n g a n dalam kategori Prefrail dan Frail (s k o r R A P U H 1 - 3 ) d i s e r t a i s a t u a t a u l e b i h


S i n d r o m a G e r i a t r i d a n dalam derajat ringan-sedang (Clinical Frailty Score 3-5) dirujuk ke PPK II
fasilitas kesehatan dengan Fasilitas Pelayanan Terpadu Geriatri tingkat Sederhana atau lebih tinggi, dan pada kasus akut
memerlukan rawat inap dirujuk ke fasilitas tingkat Lengkap atau lebih tinggi. Pasien dapat ditangani oleh dokter
tingkat sekunder spesialis penyakit dalam atau Konsultan Geriatri serta tim terpadu geriatri secara interdisiplin, namun apabila di
PPK II tidak ada sarana/prasarana pelayanan geriatri yang memadai, maka pasien dirujuk langsung ke PPK III.

fasilitas kesehatan Pasien lansia dengan derajat frail (s k o r R A P U H ≥ 3 ) termasuk ke dalam derajat
sedang-berat (Clinical Frailty Score≥ 6 ) baik pasien rawat jalan dan rawat inap dirujuk ke
tingkat tersier
PPK III (RS tipe A). Pasien dapat ditangani oleh dokter spesialis penyakit dalam Konsultan
Geriatri serta tim terpadu geriatri secara interdisiplin
Alur Rujukan Pasien Geriatri Dari Puskesmas Hingga RS Rujukan Tersier

Fasilitas kesehatan tingkat Fasilitas kesehatan tingkat Fasilitas kesehatan tingkat


PRIMER (PPK I) SEKUNDER (PPK II) TERSIER (PPK III)
(FKTP atau RS tipe D) (RS tipe D,C atau B) (RS tipe A)

Kategori robust/fit Terdapat ≥ 1 Sindroma Terdapat ≥ 1 Sindroma


Geriatri Geriatri
Skor RAPUH < 1 Kategori pre-frail & Frail (Skor
RAPUH = 1-3) dan CFS 3-5
Kategori pre-frail +
CFS 1-2 • CFS 3 → RS tipe D Frail (RAPUH ≥ 3)
• CFS 4 → RS tipe C
Ditangani oleh dokter Derajat frailty derajat
• CFS 5 → RS tipe B
umum & tim terpadu sedang- berat (CFS ≥ 6 )
geriatri Ditangani oleh tim terpadu geriatri
yang sudah mendapatkan Ditangani oleh Konsultan
pelatihan geriatri dan terdapat Geriatri & Tim Terpadu
fasilitas pelayanan geriatri Geriatri
terpadu yang sesuai*

Keterangan :
CFS : Clinical Frailty Score
* Bila di PPK II tidak ada sarana/prasarana pelayanan geriatri yang memadai, maka diperbolehkan dirujuk langsung ke
PPK III
PPK I PPK II PPK III
Frailty (Senility) RS tipe D RS tipe C RS tipe B RS tipe A
R54
Anamnesis & Jika pasien lansia  60 thn
Pemeriksaan • Memenuhi kriteria pre-frail (skor RAPUH 1-2) atau frail (RAPUH3)
Fisik • Clinical Frailty Scale (CFS) 3
Dan Atau
• Terdapat  1 Sindroma Geriatri berdasarkan Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri (P3G)
KRITERIA Rujuk ke PPK II/III Jika Jika Jika Jika
DIRUJUK ATAU dengan rincian sbb : • terjadi perburukan • Kondisi pasien terjadi • Kondisi pasien • Pasien  60 thn pre-
RUJUK BALIK • Pasien status pre- status pre-frail (skor perburukan derajat terjadi perburukan frail (skor RAPUH 1-
frail dengan RAPUH 1-2) menjadi penyakit dari pre-frail derajat penyakit 2) dan CFS 3
Clinical Frailty frail (RAPUH3) (skor RAPUH 1-2) dari pre-frail (skor Rujuk balik ke PPK II tipe
Scale (CFS) 3 rujuk Rujuk pasien ke PPK III menjadi frail RAPUH 1-2) D
ke PPK II (RS tipe (RAPUH3) menjadi frail Jika
D) Jika Rujuk pasien ke PPK III (RAPUH3) • Pasien  60 thn
• Pasien status pre- • Pasien status pre- • Pasien status pre- memenuhi kriteria
frail dengan CFS 4 frail mengalami Jika frail mengalami pre-frail (skor RAPUH
rujuk ke PPK II (RS perburukan derajat • Pasien status pre-frail perburukan derajat 1-2) dan CFS 4
tipe C) CFS>3 mengalami CFS >5 Rujuk balik ke PPK II tipe
• Pasien status Frail Rujuk pasien ke PPK II perburukan derajat Rujuk pasien ke PPK III C
dengan CFS 5 rujuk RS tipe C/B atau PPK III CFS>4 Jika
ke RS tipe B) sesuai derajat CFS. Rujuk pasien ke PPK II RS Jika • Pasien  60 thn
• Pasien frail dengan tipe B atau PPK III sesuai • Pasien  60 thn memenuhi kriteria
Tatalaksana pencegahan Frailty & Sarcopenia
Tatalaksana Pencegahan Frailty &
Sarkopenia

• Min 1.0 g/kgbb/hari (1.2-2.0)* Sesuai kondisi dan kemampuan


• Oral nutrition supplement (ONS) (active passive exercise, ROM
Bila diperlukan exercise)
• Perhitungan Gizi Resistance-based training >>
• Hidrasi optimal Latihan Fisik *Cth: 20-30 mnt/x, 3x/minggu

Interdisiplin
• Pertahankan kadar Vit D Kontrol penyakit komorbid
• >30 nmol/L Tatalaksana Kriteria STOPP/START
• Dosis rumatan: min 1000 IU/hari
• Bila <30 nmol/L: 4000-6000 Suplementasi Komorbiditas https://www.cgakit.com/m-2-
IU/hari selama 8 minggu stopp-start
Vitamin D Pencegahan
Polifarmasi
Morley et al. J Am Med Dir Assoc 2010; 11: 391–396
ESPEN. Clin Nutrition 2020;39(6):1631-1638
ESPEN. Clin Nutrition 2019;38(1): 10-47
Dent et al. J Nutr Health Aging. 2018;22(10):1148-1161
Shakoor H. Maturitas 2021; S0378-5122(21)00041-4
O’Mahony et al. Age Ageing 2015; 44(2): 213-8
Holick et al. J Clin Endocrinol Metab 2011; 96:1911-30
American Geriatrics Society Workgroup on Vitamin D Supplementation for Older Adults. J Am Geriatr Soc 2014; 62(1): 147-52
38
Penganganan Pasien Lansia/Pra Lansia Robust/Fit
• Promotif dan Preventif untuk pencegahan Frailty syndrome dan Sarcopenia
melalui Gerakan Masyarakat Sehat (Germas)
• Diet gizi berimbang :
• Piring Sehat (cukup protein : 1-1,5 g/kgBB/hari)→ mencegah Sarkopenia & Frailty
• Kurangi konsumsi gula, garam dan lemak berlebih
• Olahraga teratur
• Rekomendasi AHA : Olahraga intensitas ringan-sedang 150 menit/minggu
• Olahraga berupa penguatan otot, penguatan stamina serta fleksibilitas
• Pencegahan demensia
• Latihan kognitif (cognitive training) → permainan latihan memori, belajar hal yang baru dan
menyenangkan.
• Pengkatifan Posbindu Lansia oleh kader kader pra lansia dan lansia
• Edukasi/Penyuluhan Masyarakat
• Pengendalian penyakit kronik/menahun atau PTM tanpa komplikasi
(Panduan Standar Kompetensi Dokter Umum Indonesia kompetensi 3 & 4)
• Hipertensi kronik, Pre diabetes/ DM tipe-2, Dislipidemia, Osteoartritis
Simpulan
• Pasien Geriatri perlu dikenali oleh setiap nakes yang bekerja di
komunitas dengan metode deteksi dini Sindroma Frailty dan Sindroma
Geriatri
• Pasien lansia yang robust/fit (bukan Pre Frail/Frailty) bisa dikelola di
layanan primer dengan penekanan terhadap preventif dan promotif
• Pasien Geriatri dirujuk ke RS yang sudah tersedia layanan geriatri
sesuai dengan derajat Frailty Syndrome dan Sindroma Geriatri

Anda mungkin juga menyukai