Anda di halaman 1dari 39

TUGAS 4

Melakukan Pengolahan Data dengan Surfer

A. Import Data dan Membuat Grid


Grid adalah jaringan titik segi empat yang tersebar secara teratur ke
seluruh area pemetaan. Grid dibentuk berdasarkan pada data XYZ dan
menggunakan algoritma matematis tertentu. Gridding merupakan proses
penggunaan titik data asli (data pengamatan) yang ada pada file data XYZ untuk
membentuk titik-titik data tambahan pada sebuah grid yang tersebar secara teratur.
Berikut adalah langkah – langkah pembuatan grid dengan menggunakan
software Surfer 10:
1. Membuka software Surfer 10 untuk membuat grid pada data LIDAR yang
telah di lakukan pengolahan di Fugro Viewer dengan menggunakan 3 metode
yaitu: Kriging, Nearest Neighbor, Polynomial Regression.

Gambar 4.1 Tampilan awal Surfer 11


3. Memasukkan data LIDAR dengan pilih menu Grid data  pilih data
LIDAR.las yang telah di konversi datumnya Open OK  muncul jendela
LIDAR Import Filtering  OK.

Gambar 4.2 Import data LIDAR

30
Gambar 4.3 Membuka data LIDAR

Gambar 3.4 Tampilan LIDAR Import Filtering


3. Setelah proses loading selesai, Grid Data dialog akan ditampilkan seperti
dibawah ini. Pada dialog Gridding Method memilih 3 metode yang akan
digunakan yaitu Kriging, Nearest Neighbor, Polynomial Regression seperti
tampilan dibawah ini.

Gambar 4.5 Memilih metode


4. Membuat griding pada masing – masing metode dengan interval 5 m, 10 m,
dan 25 m, untuk merubahnya dapat dilakukan dengan cara mengisikan nilai
interval pada kolom spacing, lalu untuk melanjutkan klik OK.

31
Gambar 4.6 Merubah interval (spacing)
5. Setelah klik OK, pada status bar akan ditampilkan progress dari Gridding
Prosedur. File grid akan tersimpan secara otomatis dengan eksistensi [.GRD]
 save gridding report seperti tampilan dibawah ini.

Gambar 4.7 Hasil griding report


6. Membuka hasil griding dengan memilih menu File  Open  muncul
tampilan open file, memilih data hasil dari proses griding  klik open.

Gambar 4.8 Membuka hasil griding

32
Gambar 4.9 Memilih data hasil griding
7. Berikut adalah hasil griding 3 metode yaitu Kriging, Nearest Neighbor,
Polynomial Regression dengan masing – masing interval 5, 10, dan 25 meter:
a. Metode Kriging

33
Interval 5 meter Interval 10 meter Interval 25 meter

34
b. Metode Nearest Neighbor

35
Interval 5 meter Interval 10 meter Interval 25 meter

36
c. Metode Polynomial Regression

37
Interval 5 meter Interval 10 meter Interval 25 meter

38
B. Membuat Kontur
Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang
mempunyai ketinggian yang sama. Kontur ini dapat memberikan informasi relief,
baik secara relatif, maupun secara absolute. Informasi relief secara relatif  ini,
diperlihatkan dengan menggambarkan garis-garis kontur secara rapat untuk
daerah terjal, sedangkan untuk daerah yang landai dapat di perlihatkan dengan
menggambarkan garis-garis tersebut secara renggang.
Untuk membuat kontur pada Surfer 10 dapat dilakukan dengan langkah –
langkah berikut ini:
1. Memilih menu Map New Contour Map untuk membuat kontur pilih
data berekstensi (.grd) dari 3 metode yaitu metode Kriging, Nearest Neighbor,
Polynomial Regression  Open.

Gambar 4.10 Menu untuk membuat kontur peta

Gambar 4.11 Memilih file grid

35
2. Hasil dari pembuatan kontur dengan 3 metode yaitu metode Kriging, Nearest
Neighbor, Polynomial Regression dengan interval 5, 10, 25 meter adalah
sebagai berikut:
a. Metode Kriging

36
Interval 5 meter Interval 10 meter Interval 25 meter

37
b. Metode Nearest Neighbor

38
Interval 5 meter Interval 10 meter Interval 25 meter

39
c. Metode Polynomial Regression

40
Interval 5 meter Interval 10 meter Interval 25 meter

41
 Kesimpulan :
Dari Proses pembuatan kontur dengan 3 metode yakni Metode Kriging,
Nearest Neighbor, dan Polynomial Regression serta dengan interval 5 m, 10 m,
dan 25 m, maka kami dapat mengambil kesimpulan dari hasil kontur diatas,
bahwa :
 Diantara ketiga metode yang digunakan diatas metode kriging lebih detail
dalam menampilkan kontur.
 Dengan perbandingan antara interval 5 m, 10 m, dan 25m, sebaiknya
dalam menampilkan kontur menggunkan interval 5 m karena dengan
menggunkan interval 5 m kontur yang dihasilkan lebih detail.

C. Membuat Wireframe
Untuk membuat wireframe pada Surfer 10 dapat dilakukan dengan
langkah-langkah berikut ini:
1. Memilih menu New 3D Wireframe pada toolbar pilih data berekstensi (.grd)
dari 3 metode yaitu metode Kriging, Inverse Distance to a Power, Nearest
Neighbor Open.

Gambar 4.12 Membuat 3D Wireframe

42
Gambar 4.13 Memilih file grid
2. Hasil dari pembuatan wireframe dengan 3 metode yaitu metode Kriging,
Nearest Neighbor, Polynomial Regression adalah sebagai berikut:
a. Metode Kriging

43
Interval 5 meter Interval 10 meter Interval 25 meter

44
b. Metode Nearest Neighbor

45
Interval 5 meter Interval 10 meter Interval 25 meter

46
c. Metode Polynomial Regression

47
Interval 5 meter Interval 10 meter Interval 25 meter

48
 Kesimpulan :
Dari hasil pembutan wireframe dengan 3 metode diatas dapat mengambil
kesimpulan yakni dalam menampilkan wireframe sebaiknya menggunakan
metode kriging . Karena dengan menggunakan metode tersebut hasil wireframe
tampak lebih detail dibandingkan dengan metode Nearest Neighbor dan
polynomial regression.

D. Membuat Permukaan (Surface)


Untuk membuat wireframe pada Surfer 10 dapat dilakukan dengan langkah
– langkah berikut ini:
1. Memilih menu New 3D Surface pada toolbar pilih data berekstensi (.grd)
dari 3 metode yaitu metode Kriging, Nearest Neighbor, Polynomial Regression
 Open.

Gambar 4.14 Membuat 3D Surface

Gambar 4.15 Memilih file grid

2. Hasil dari pembuatan wireframe menggunkan metode Kriging, Nearest


Neighbor, Polynomial Regression dengan interval 5m adalah sebagai berikut:

49
a. Metode Kriging

b. Metode Nearest Neighbor

c. Metode Polynomial Regression

50
 Kesimpulan :
Dari hasil surface dengan menggunkan 3 metode diatas kami dapat
mengambil kesimpulan dalam menampilkan surface sebaiknya menggunkan
metode kriging serta interval yang digunakan 5 m karena dengan mengunkan
interval 5 m hasil surface tampak lebih detail.

E. Menghitung Cut and Fill


Cut adalah pemotongan atau penggalian berbentuk liner (kearah mendatar)
untuk mengupas lapisan penutup tanah, bisa juga berarti penggalian/pemotongan
secara mendatar. Suatu cara penggalian tambang terbuka atau tambang dalam
ataupun penggalian pembuatan jalan, fondasi dan pekerjaan sipil lainnya dengan
memotong bagian tanah/batuan dan menimbun/mengurug bekas galian atau
bagian tanah yang rendah/berlembah didekatnya. Adapun langkah menghitung cut
and fill dengan Surfer adalah sebgai berikut :
1. Buka software Surfer 10.
2. Buka Contour Map yang sudah kita proses sebelumnya. Pada proses ini, kita
akan menghitung volume diatas dan dibawah 1,3 m serta menentukan apakah
material diatas ketinggian 1,3 m yang terpotong bisa menimbun material
dibawah ketinggian 1,3 m. Metode gridding yang digunakan adalah kriging,
Nearest Neighbor, dan Polynomial Regression dengan spacing grid line
geometry 5.

Gambar 4.16 Contour Map Kriging


Gambar 4.17 Contour Nearest Neighbor

Gambar 4.18 Contour Map Nearest Neighbour


3. Setelah Contour Map ditampilkan, Pilih menu Grid  Volume.

Gambar 4.19 Menu Grid Volume


4. Pada kotak dialog Open Grid, cari directory folder tempat kita menyimpan file
extensi .grd. lalu klik Open.

Gambar 4.20 Kotak dialog Open Grid


5. Pada kotak dialog Grid Volume, pada sub-directory Lowers Surface , isi
Constast Z dengan nilai 1. Lalu klik OK.

Gambar 4.21 Kotak dialog Grid Volume


6. Maka akan muncul hasil report seperti berikut.

Gambar 4.22 Hasil report cut and fill volume metode kriging
Gambar 4.23 Hasil report cut and fill volume metode Nearest Neighbor

Gambar 4.24 Hasil report cut and fill volume metode Polynomial Regression

 Kesimpulan :
Dari informasi yang diperoleh dalam report “Grid Volume Computations” kami
dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
-
Volume diatas kontur 1,3m menggunakan metode kriging sebesar
5170333898.4342m3, metode Nearest Neighbor sebesar 5170336394.7303m3,
metode Polynomial Regression sebesar 5170346647.0346m3.
-
Volume dibawah kontur 1,3m menggunakan metode kriging sebesar
5165138545.9354 m3, metode Nearest Neighbor sebesar 5165141042.2314m3,
metode Polynomial Regression sebesar 5165151294.5358m3
-
Apabila material diatas kontur 1,3 m yang ada dipotong atau digali, kemudian
hasil galian tersebut ditimbunkan ke material dibawah kontur 1,3 m. Maka,
material hasil galian tersebut masih tidak mencukupi untuk menutup dengan
jumlah kekurangan materialnya sebesar 5195352m3 kalau menggunakan metode
kriging, 5195352m3 untuk metode Nearest Neighbor, dan 5195352 m3 untuk
metode Polynomial Regression.

F. Menghitung Standar Deviasi


Untuk menampilkan Nilai Residu dan Standar Deviasi dapat dilakukan
dengan langkah sebagai berikut :
1. Pada menu bar pilih Grid|Residuals.

2. Kotak dialog Open Grid akan ditampilkan, pilih grid file dengan ekstensi
[.GRD] kemudian akan muncul kotak dialog Open

3. Pada kotak dialog ini pilih file dengan eksistensi (*txt), lalu klik open.

4. Akan muncul kotak dialog Grid Residuals, isi sesuai dengan gambar lalu
klik OK.

Gambar 4.25 Grid Residual


5. Setelah itu blok kolom A-D, lalu pada menu bar pilih Data|Statistics.

Gambar 4.26 Menu statistik

6. Akan muncul kotak dialog Statistics, lalu centang standar deviasi dan klik
OK.
Gambar 4.27 Menu Statistik
7. Maka nilai residu dan standar deviasi dapat dilihat pada kotak dialog
statistics results. Pada kotak statistics results menampilkan tiap metode
dengan interval 5 m, 10 m, dan 25 m.

a. Metode Kriging

Gambar 4.28 Standar deviasi metode kriging


b. Metode Nearest Neighbor

4.29 Standar deviasi metode nearest neigbor

c. Metode Polynomial Regression


Gambar 4.30 Standar deviasi metode Polynomial regression
G. Membuat Post-Map
Post-Map adaah titik-titik tertentu dimana kalau dilakukan proses tumpang
tindih dengan data DEM maka, ketinggian titik akan sama dengan ketinggian
yang ada pada data DEM. Adapun langkah membuat Post-Map menggunakan
Surfer adalah sebgai berikut :
1. Buka software Surfer 10.
2. Pilih Menu Map  New  Base Map  cari directory folder tempat kita
menyimpan data DEM dengan ekstensi .TIFF  Open.

Gambar 4.31 Add Base Map


3. Maka akan muncul tampilan Base Map sebagai berikut.
Gambar 3.32 Base Map
4. Selanjutnya, kita akan melakukan overlay beberapa data koordinat (X,Y,Z) dan
Base Map dengan cara : Pilih Menu Map  New  Post-Map.

Gambar 4.33 Add Post-Map


5. Pada kotak dialog Open Data, cari file directory folder tempat kita menyimpat
data beberapa koordinat dengan format .txt. Lalu klik Open.

Gambar 4.34 Add Post-Map

6. Pada kotak dialog Data Import Option, klik OK.


Gambar 3.35 Kotak dialog Data Import Option
7. Hasil Post-Map sebagai berikut.

Gambar 4.36 Hasil Post Map


Kesimpulan :
Pada proses Post-Map dapat diambil kesimpulan yakni titik yang
dilakukan tumpah tindih dengan menggunkan data DEM memiliki ketinggian
yang hampir sama pada data DEM.
H. Analisis Statistik
Berikut adalah analisis yang dapat disimpulkan 3 metode yaitu metode
Kriging, Nearest Neighbor, Polynomial Regression :
1. Untuk Interval 5 meter
Metode Kriging Metode Nearest Neighbor Metode Polynomial Regression

Sehingga dapat

2. Untuk Interval 10 meter


Metode Kriging Metode Nearest Neighbor Metode Polynomial Regression
3. Untuk Interval 25 meter
Metode Kriging Metode Nearest Neighbor Metode Polynomial Regression

 Kesimpulan :
Dapat disimpulkan bahwa dari data - data dari nilai standard deviasi dan
varians 3 metode yaitu metode Kriging, Nearest Neighbor, dan Polynomial
Regression bahwa metode kriging merupakan metode yang paling baik
karena mempunyai nilai standard deviasi yang terkecil diantara 3 metode
pada interval 5, 10, dan 25 meter.

Anda mungkin juga menyukai