Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KEDUDUKAN ILMU KAHLAKUL KARIMAH

DOSEN : HAYANSO, S. Ag., MPd.I

DI SUSUN OLEH : RITA CINDI ARIANI (221510043)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BINADARMA
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah swt, penulis panjatkan atas berkat
rahmat dan petunjuk-Nyalah sehingga makalah dengan judul “Kedudukan Ilmu
Akhlakul Karimah”, dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam
senantiasa kami haturkan atas junjungan Nabi Besar Muhammad saw, sebagai
penyampai risalah bagi seluruh umat manusia dan rahmat bagi sekalian alam.

Keberadaan makalah ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Olehnya itu penyusun menghaturkan
ucapan terima kasih yang pertama dan tak terhingga, kepada semua pihak yang
berkontribusi dalam proses penyelesaian karya ilmiah ini.

Palembang, November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Akhlak 3
B. Landasan Hukum Tentang Akhlak 4
C. Ruang Lingkup Ajaran Akhlak… 5
D. Kegunaan Mempelajari Akhlak… 8
E. Pembagian Akhlak… 9
F. Aspek-aspek Yang Mempengaruhi Akhlak… 10
G. Karakteristik Ajaran Akhlak Dalam Dunia Sains 13
H. Hubungan Akhlak Dengan Sains Modern Dan Keadilan… 16

BAB III PENUTUP 17


A. Kesimpulan 17
B. Saran 17

DAFTAR PUSTAKA 18

iii
BAB I
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kata akhlak merupakan bentuk dari kata khuluq dalam bahasa arab
mempunyai asal kata yang sama dengan yang khalik (Pencipta, Allah) dan
makhluk, semuanya itu berasal dari kata khalaqa (menciptakan). Dengan
demikian kata khuluq dan akhlaq tidak hanya mengacu kepada penciptaan
atau kejadian manusia melainkan mengacu juga pada konsep penciptaan alam
semesta sbagai makhluk.1
Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang
penting, sebagai individu maupun masyarakat dan bangsa, sebab jatuh
bangunnya suatu masyarakat tergantung pada bagaimana akhlaknya. Apabila
baik akhlaknya, maka sejahteralah lahir batinnya, apabila rusak akhlaknya,
maka rusaklah lahir batinnya.

Konsep akhlaqul karimah adalah konsep hidup yang lengkap dan tidak
hanya mengatur hubungan antara manusia, alam sekitarnya tetapi juga terhadap
penciptaannya. Allah menciptakan ilmu pengetahuan bersumber dari al-Quran.
Namun, tidak semua orang mengetahui atau percaya akan hal itu. Ini dikarnakan
keterbatasan pengetahuan manusia dalam menggali ilmu-ilmu yang ada dalam al-
Quran itu sendiri . Oleh karna itu, permasalahan ini diangkat, yakni keterkaitan
akhlak islam dengan ilmu yang berdasarkan al-Quran dan Hadits.

B. Rumusan Masalah

Untuk mempermudah pembahasan, dalam makalah ini dirumuskan


permasalahan sebagai berikut:
1. Apa pengertian akhlak?

1
2. Apa landasan hukum tentang akhlak?

3. Apa saja ruang lingkup ajaran akhlak?

4. Apa saja kegunaan mempelajari akhlak?

5. Berapa dan berapa pembagian akhlak?

6. Apa aspek-aspek yang mempengaruhi akhlak?

7. Apa karakteristik ajaran akhlak dalam dunia sains?

8. Bagaimana hubungan akhlak dengan keadilan dan sains modern?


Permasalahan di atas akan menjadi sasaran pembahasan
makalah ini,
dengan harapan pembahasan yang kami lakukan menjadi terarah.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah:

9. Untuk mengetahui pengertian akhlak

10. Untuk mengetahui landasan hukum tentang akhlak

11. Untuk mengetahui ruang lingkup ajaran akhlak

12. Untuk mengetahui kegunaan mempelajari akhlak

13. Untuk mengetahui Pembagian akhlak

14. Untuk mengetahui aspek-aspek yang mempengaruhi akhlak

15. Untuk mengetahui karakteristik ajaran akhlak dalam dunia sains


16. Untuk mengetahui hubungan akhlak dengan keadilan dan sains
modern

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AKHLAK
Secara bahasa, pengertian akhlak diambil dalam bahasa arab yang berarti:
1. Perangai, tabiat, adat (diambil dari kata dasar khuluqun).

2. Kejadian, buatan, ciptaan (diambil dari kata khalqun)3

Secara etimologis akhlak adalah:

1. Ibn Maskawaih dalam bukunya Tahdzib al-Akhlaq, beliau mendefenisikan


akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan perbuatan tanpa terlebih dahulu melalui pemikiran dan
pertimbangan.
2. Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya „Ulumuddin menyatakan bahwa
akhlak adalah gambaran tingkah laku dalam jiwa yang dari padanya lahir
perbuatan-perbuatannya dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.4
Dari dua defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu perbuatan atau
sikap dapat dikategorikan akhlak apabila memenuhi kriteria berikut ini:
a. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa
seseorang sehingga telah terjadi kepribadiannya.
b. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah tanpa
pemikiran.
c. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang
yang mengerjakannya tanpa paksaan atau tekanan dari luar.
d. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya,
bukan main-main, atau karena sandiwara.

3
B. LANDASAN HUKUM TENTANG AKHLAK

1. Al-Quran
Sebagaimana yang dijelaskan dalam QS al-Nisa‟:4/ 36

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.


dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294],
dan teman sejawat, Ibnu sabil[295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan
diri.

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa, dekat dan jauh di sini ada yang
mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan ada pula antara
yang Muslim dan yang bukan Muslim. Ibnus sabil ialah orang yang dalam
perjalanan yang bukan ma'shiat yang kehabisan bekal. Termasuk juga
anak yang tidak diketahui ibu bapaknya. Ayat lain juga menjelaskan dalam
QS Ali Imran/3: 104.

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.

2. Hadits

Dari Abdullah bin Amru berkata: Nabi tidak pernah berbuat keji sendiri tidak
pula berbuat keji kepada orang lain. Beliau bersabda: “Sesungguhnya
termasuk sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya” (HR.
Bukhari)

“Abu Hurairah r.a berkata: Rasulullah saw ditanya tentang hal yang paling
banyak memasukan manusia ke dalam surga? Rasulullah saw menjawab:

4
Taqwa kepada Allah, akhlak yang baik. Kemudian Rasulullah SAW ditanya
kembali tentang hal yang paling banyak memasukan manusia kedalam
neraka? Rasulullah saw menjawab: mulut dan farji’ (kemaluan). (HR.
Tirmidzi dan Ibnu Hiban dalam sahihnya dan Baihaqi dalam Bab zuhud dan
selainnya, dan Tirmidzi berkata: hadis ini hasan sahih gharib).

“Dari Abdullah bin „Amr bin Ash r.a berkata: Tidaklah Rasulullah itu orang
yang keji dan tidak pula orang yang berkata keji. Dan beliau bersabda:
Sesungguhnya yang paling baik di antara kalian adalah orang yang paling di
antara kalian akhlaknya.” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmizdi)

C. RUANG LINGKUP AJARAN AKHLAK


Ruang lingkup ajaran akhlak adalah sama dengan ruang lingkup
ajaran islam itu sendiri, khususnya berkaitan dengan pola hubungan.
1. Akhlak Terhadap Allah

Akhlak terhadap Allah adalah yang dapat diartikan sebagi sikap atau perbuatan
yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan
sebagai khaliq. Abuddin Nata menyebutkan sekurang-kurangnya ada empat
alasan mengapa manusia perlu berakhlak kepada Allah, yaitu:
a. Karena Allah menciptakan manusia

b. Allah telah memberikan perlengkapan panca indera

c. Allah telah mnyediakan bahan dan sarana yang diperlukan bagi kelangsungan
hidup manusia, seperti udara, air dan lainnya.
d. Allah telah memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan menguasai
daratan dan lautan.8
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk berakhlak kepada Allah dan

5
kegiatan menanamkan nilai-nilai akhlak kepada Allah yang sesungguhnya akan
membentuk pendidikan keagamaan. Diantara nilai-nilai ketuhanan yang sangat
mendasar adalah:
a. Iman. Yaitu, sikap batin yang penuh kepercayaan kepada tuhan. Jadi, tidak
hanya cukup dengan kata percaya. Namun, harus terus meningkat menjadi
sikap mempercayai tuhan dan menaruh kepercayaan kepada-Nya.
b. Ihsan. Yaitu, kesadaran yang sedalam-dalamnya bahwa Allah senantiasa hadir
atau bersama manusia dimanapun manusia berada. Berkaitan dengan ini dan
karena menginsafi bahwa allah selalu mengawasi manusia, maka manusia
harus berbuat, berlaku dan bertindak menjalankan sesuatu dengan sebaik
mungkin dan penuh rasa tangguh jawab, tidak hanya sekedarnya saja.

c. Taqwa. Yaitu, sikap yang sadar penuh bahwa Allah selalu mengawasi
manusia. Kemudian, manusia selalu berusaha untuk melakukan sesuatu
yang diridhai Allah, dengan menjauhi atau menjaga diri dari hal-hal yang
tidak diridhai Allah. Taqwa inilah yang mendasari budi pekerta luhur
(akhlakul karimah).
d. Ikhlas. Yaitu, sikap murni dalam tingkah laku dan perbuatan,
semata-mata demi memperoleh keridahaan Allah dan bebas dari pamrih
lahir dan batin.
e. Tawakkal. Yaitu, sikap senantiasa bersandar kepada Allah dengan penuh
harapan kepada-Nya dan berkeyakinan bahwa Dia akan menolong
manusia dalam mencari dan menemukan jalan yang terbaik.
f. Syukur. Yaitu, sikap penuh rasa terima kasih dan pengahargaan atas
semua nikmat yang tak terbilang banyaknya yang dianugerahkan oleh
Allah kepada manusia.
g. Sabar. Yaitu, sikap tabah menhadapi segala kepahitan hidup, besar dan
kecil, lahir dan batin dan lainnya.

6
2. Akhlak Terhadap Sesama Manusia

Nilai-nilai akhlak terhadap sesama manusia yang patut sekali untuk


dilakukan, antara lain:
a. Silaturrahmi

b. Persaudaraan (ukhuwah)

c. Persamaan(al-musawah)

d. Adil

e. Baik sangka

f. Rendah hati

g. Tepat janji

h. Lapang dada
i. Dapat dipercaya
j. Perwira

k. Hemat

l. Dermawan

3. Akhlak Terhadap Lingkungan

Lingkungan di sini meliputi segala sesuatu yang di sekitar


manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak
bernyawa. Pada dasarnya akhlak yang diajarkan al-Quran terhadap
lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah.
Kekhalifahan menuntut adanya interaksi manusia dengan sesamanya
dan terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman,
pemeliharaan, serta bimbingan.
Binatang, tumbuhan, benda-benda yang tak bernyawa

7
semuanya diciptakan oleh Allah dan menjadi milik-Nya, serta
semuanya ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan ini mengantarkan
seorang muslim untuk menyadari bahwa semuanya adalah umat tuhan
yang harus diperlakukan secara wajar dan baik.
Dari uraian di atas memperhatikan bahwa akhlak dalam islam
sangat komprehensif, menyeluruh dan mencakup berbagai makhluk
yang diciptakan tuhan. Hal yang demikian dilakukan secara fungsional,
karena seluruh makhluk tersebut satu sama lain saling membutuhkan.
Punah dan rusaknya salah satu bagian dari makhluk tuhan akan
berdampak negatif bagi makhluk lainnya.

D. KEGUNAAN MEMPELAJARI AKHLAK

Suatu ilmu dipelajari karena ada kegunaannya. Oleh karena itu,


mempelajari ilmu akhlak akan membuahkan hikmah yang besar bagi
yang mempelajarinya, antara lain:
1. Kemajuan rohani
Seseorang dapat membedakan mana perbuatan baik dan buruk.
Sesorang akan selalu berusaha memlihara diri agar senantiasa berada si
garis akhlak yang mulia, dan menjauhi segala bentuk tindakan yang
tercela yang dimurkai oleh Allah.
2. Penuntun kebaikan

Bukan hanya sekedar memberitahu mana yg baik dan buruk,


melainkan juga mempengaruhi dan mendorong manusia supaya
membentuk hidup yang lurus dengan melakukan kebaikan yang
mendatangkan manfaat bagi sesama manusia.
3. Kebutuhan primer dalam keluarga

Akhlak merupakan faktor mutlak dalam menegakkan kelaurga


sejahtera. Keluarga yang tidak dibina dengan tonggak akhlak yang

8
baik, tidak akan bahagia, sekalipun bergelimang kekayaan.
Keharmonisan keluarga terlahir dari akhlak yang luhur.
4. Kerukunan antar tetangga

Untuk membina kerukunan antar tetangga diperlukan pergaulan


yang baik, dengan jalan mengindahkan kode etik bertetangga.

E. PEMBAGIAN AKHLAK

1. Akhlak yang Baik (Akhlaqul Karimah)

a. Bersifat sabar

Kesabaran dapat di bagi menjadi empat kategori yaitu: Pertama,


sabar menanggung beratnya melaksanakan kewajiban. Kedua, sabar
menanggung musibah atau cobaan. Ketiga, sabar menahan
penganiayaan dari orang. Keempat, sabar menanggung kemiskinan.
b. Bersifat benar (istiqamah)

c. Memelihara amanah
d. Bersifat kasih sayang
e. Bersifat hemat (harta benda, tenaga, waktu)
f. Bersifat kuat (Al-Quwwah): kuat fisik, jiwa, dan akal
g. Bersifat malu
h. Memelihara kesucian diri (Al-„Ifafah)

i. Bersifat berani
j. Bersifat adil
k. Menepati janji

9
2. Akhlak yang Tidak Baik/ Tercela (Akhlaqul Madzmumah)

a. Sifat dengki

b. Sifat iri hati

c. Sifat angkuh (sombong)

d. Sifat riya

e. Mengambil harta anak yatim, kecuali untuk keperluan anak itu sendiri

f. Berkata kasar terhadap ibu-bapaknya atau menghardiknya

g. Mengurangkan timbangan

h. Berzina

i. Membunuh

Akhlak yang terpuji menyebabkan munculnya rasa saling mencintai dan


saling menyayangi. Sedangkan akhlak tercela menjadikan sling benci, hasud, dan
permusuhan. Laksana biji yang baik akan menghasilkan panen yang baik.

F. ASPEK-ASPEK YANG MEMPENGARUHI AKHLAK

1. Tingkah laku manusia


Sikap seseorang boleh jadi tidak digambarkan dalam perbuatan
atau tidak tercermin dalam perilaku sehari-hari tapi adanya kontradiksi
antara sikap dan tingkah laku.
Fitrah manusia selalu untuk berbuat baik (hanif). Seseoarang itu
di nilai berdosa karena pelanggaran-pelanggaran yang dilakukannya,
seperti pelanggaran terhadap akhlakul karimah, melanggar fitrah
manusia, melanggar aturan agama dan adat istiadat.15
1. Insting dan Naluri

10
Dalam ilmu akhlak ,insting berarti akal pikiran. Akal dapat
memperkuat akidah, namun harus ditopengi ilmu ,amal, dan takwa
pada Allah.
Naluri merupakan asa tingkah laku perbuatan manusia. Naluri
dapat diartikan sebagai kemauan tak sadar yang dapat melahirkan
perbuatan mencapai tujuan tanpa berfikir kearah tujuan dan tanpa
dipengaruhi oleh latihan berbuat.
Selain itu, banyak insting yang mendorong perilaku perbuatan
yang menjurus kepada akhlaqul karimah maupun akhlaqul
madzmumah, tergantung yang mengendalikannya.16

2. Nafsu

Nafsu berasal dari bahasa Arab, yaitu, nafsun yang artinya niat.
Nafsu ialah keinginan hati yang kuat. Nafsu merupakan kumpulan dari
kekuatan amanah dan syahwat yang ada pada manusia. Menurut
Kartini Kartono nafsu ialah dorongan batin yang sangat kuat,memili
kecenderungan yang sangat hebat sehingga dapat menggangu
keseimbangan fisik. Nafsu dapat menyingkirkan semua pertimbangan
akal, memengaruhi peringatan hati nurani dan menyingkirkan hasrat
baik yang lainnya.
Nafsu merupakan salah satu potensi yang diciptakan Allah dalam diri
manusia hingga ia dapat hidup,bersemangat,dan lebih kreatif. Nafsu
sangat penting bagi kehidupan manusia. Hanya saja mengingat tabiat
nafsu itu berkecenderungan untuk mencari kesenangan, lupa diri,
bermalas-malasan yang membawa kesesatan dan tidak pernah merasa
puas, maka manusia harus dapat mengendalikannya agar tidak
membawa kepada kejahatan.
Manusia yang tidak berkepribadian selalu mengikuti nafsunya
tanpa pertimbangan kemanusiaannya, yang dijadikan pedoman ialah
kepuasannya. Nafsu yang sudah menjadi-jadi sehingga bukan lagi

11
manusia yang menguasainya melainkan nafsulah yang menguasai
manusia itu.

3. Adat dan Kebiasaan.

Adat menurut bahasa (etimologi) ialah aturan yang lazim diikuti


sejak dahulu. Adat adalah suatu pandangan hidup yang mempunyai
ketentuan-ketentuan yang objektif, kokoh dan benar serta mengandung
nilai mendidik yang besar terhadap seseorang dalam masyarakat.
Kebiasaan adalah rangkain perbuatan yang dilakukan dengan
sendirinya , tetapi masih di pengaruhi oleh akal pikiran. Pada
permulaan sangat dipengaruhi oleh pikiran. Tetapi makin lama
pengaruh pikiran itu makin berkurang karena sering kali dilakukan.
Kebiasaan merupakan kualitas kejiwaan, keadaan yang tetap, sehingga
memudahkan pelaksanaan perbuatan. Lingkungan yang baik
mendukung kebiasaan yang baik pula. Lingkungan dapat mengubah
kepribadian seseorang. lingkungan yang tidak baik dapat menolak
adanya disiplin dan pendidikan.kebiasaan buruk mendorong kepada
hal-hal yang lebih rendah, yaitu kembali kepada adat kebiasaan
primitif. Seseorang yang hidupnya dikatakan modern,tetapi lingkungan
bersifat primitif bisa merubah kepada hal yang primitif. Kebiasaan itu
bisa timbul karena ada dalam diri pribadi seseorang itu yang dibawah
sejak lahir. Kebiasaan yang sudah melekat pada diri seseorang
sukar untuk dihilangkan, tetapi jika ada dorongan yang kuat dalam
dirinya untuk menghilangkannya,tetapi jika ada dorongan yang kuat
dalam dirinya untuk menghilangkan, ia dapat mengubahnya.

4. Kehendak dan Takdir

Kehendak menurut bahasa (etimologi) ialah kemauan,

12
keinginan, dan harapan yang keras. Kehendak yaitu fungsi jiwa untuk
dapat mencapai sesuatu yang merupakan kekuatan dari dalam hati,
bertautan dengan pikiran perasaan.
Kehendak mempunyai dua macam perbuatan , yaitu:

a. Perbuatan yang menjadi pendorong, yakni kadang-kadang


mendorong kekuatan manusia supaya berbuat sepaerti,
membaca,menulis,mengarang,dan lain-lain.
b. Perbuatan menjadi penolak, yaitu terkadang mencegah perbuatan
tersebut seperti, melarang berkata atau berbuat.
Kehendak bukanlah sesuatu kekuatan, tetapi merupakan tempat
penerapan seluruh kekuatan. Allah menciptakan dengan kehendak.
Oleh karena itu, apa yang disebut dengan kehendak dalam diri, pada
hakikatnya adalah suatu kekuatan Allah. Takdir yaitu ketetapan Allah,
apa yang sudah ditetapkan Allah sebelumnya atau nasib manusia.
Secara bahasa takdir ialah ketentuan jiwa, yaitu suatu peraturan tertentu
yang telah dibuat Allah baik aspek struktual maupun aspek
fungsionalnya untuk segala yang ada dalam alam semesta yang maujud
ini.19
Garis takdir itu ghaib bagi manusia, tak seorang pun
yangmengetahui takdir yang telah ditentukan Allah bagi dirinya, tidak
ada yang tahu apa yang akan terjadi atas dirinya esok.

G. KARAKTERISTIK AJARAN AKHLAK DALAM DUNIA SAINS


Karakteristik akhlaqul karimah adalah suatu karakter yang harus
dimiliki oleh seorang muslim dengan berdasarkan Al-Quran dan
Hadits dalam berbagai ilmu, kebudayaan, pendidikan, sosial, ekonomi,
kesehatan, politik pekerjaan, disiplin ilmu dan berbagai macam ilmu
khusus.20
Jadi, karakateristik ajaran akhlaqul karimah tidak terlepas dari

13
berbagai bidang disiplin ilmu keislaman. Bidang-bidang tersebut
sebagai berikut:

1. Akhlak bidang ilmu dan kebudayaan

Karakteristik ajaran akhlaqul karimah dalam bidang


kebudayaan merupakan penjelmaan (manifestasi) akal dan rasa
manusia. Ini berarti manusialah yang menciptakan kebudayaan.
Karakteristik dalam ajaran akhlaqul karimah dalam bidang
budaya, mengajarkan kepada seorang mukmin yang shaleh atau
seorang mukmin yang sungguh-sungguh dalam menjalankan syariat
islam untuk melaksanakan kebudayaan dan menggali dari sumber-
sumber islam secara kaffah.

Pada surah al-„Alaq: 1-5 terdapat kata iqro‟ diulang dua kali.
Kata tersebut menurut A. Baiquni, berarti membaca dalam arti biasa,
menelaah, mengobservasi, membandingkan, mengukur,
mendeskripsikan, menganalisis, dan menyimpulkan secara deduktif.
Dari uraian ini maka karakteristik ajaran akhlaqul karimah dalam
bidang ilmu dan kebudayaan bersifat terbuka, akomodatif, tetapi juga
selektif.

2. Akhlak bidang sosial

Ilmu sosial adalah ilmu yang berhubungan dengan masyarakat


atau lingkungan sekitarnya. Karakteristik ajaran akhlaqul karimah di
bidang ini termasuk yang paling menonjol, karena seluruh bidang
ajaran akhlaqul karimah dalam bidang sosial ditujuakn untuk
mensejahterakan manusia. Namun, secara khusus dalam bidang sosial
ini akhlak islam menjunjung tinggi sifat tolong- menolong, saling

14
menasehati, kesetiakawanan, tenggang rasa dan kebersamaan.

3. Akhlak bidang ekonomi


Karakteristik akhlaqul karimah dalam sistem ekonomi islam
merupakan kebebasan terhadap pemilikan harta kekayaan, nilai
keseimbangan, dan nilai keadilan merupakan kebulatan nilai yang tidak
dapat dipisahkan.

4. Akhlak bidang kesehatan

Karakteristik ajaran akhlaqul karimah mewajibkan memelihara


kesehatan dengan cara: mengajak dan menganjurkan orang lain untuk
menjaga kebersihan dan lingkungan, merawat kesehatan dengan
berolahraga, segera mengobati jika jatuh sakit, dan lain-lain.
Karakteristik ajaran akhlaqul karimah tentang kesehatan berpedoman
pada prinsip pencegahan lebih baik dari pada mengobati.

5. Akhlak bidang politik

Politik adalah pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau


kenegaraan, seperti, tata cara pemerintahan dan lain-lain. Karakteristik
ajaran akhlaqul karimah dalam bidang politik sperti mentaati
pemimpin yang benar, musyawarah dan lain-lain.

6. Akhlak bidang sains modern

Sains modern adalah suatu sikap taat terhadap peraturan suatu


bidang ilmu yang tersusun secara sistematis untuk meciptakan berbagai
macam ilmu pengetahuan dan teknologi modern.22
Karakteristik ajaran akhlaqul karimah mengenai sains modern

15
sangat dibutuhkan, sebab menerapkan sains modern pada seseorang,
membuat seseorang tersebut tetap berpegang teguh pada peraturan dan
takkan tergoyangkan akidahnya. Sebagai ajaran yang berkenaan
dengan berbagai bidang kehidupan, karakteristik ajaran akhlaqul
karimah tampil sebagai sebuah disiplin ilmu, yaitu ilmu akhlaqul
karimah.

H. HUBUNGAN AKHLAK DENGAN SAINS MODERN DAN


KEADILAN

1. Hubungan Akhlak dengan Sains Modern

Hubungan akhlak dengan sains modern didasarkan atas


kulminasi dari sains-sains tradisional dan modern. Sains modern
merupakan bidang ilmu yang disusun secara bersistem menurut metode
tertentu yang dapat digunakan untuk menenangkan segala bidang ilmu
pengetahuan.

2. Hubungan Akhlak dengan Keadilan

Akhlak dan berbuat adil sangat erat hubungannya, akhlak yang


baik mampu berbuat adil, akhlak buruk terjadi penyimpangan hak dan
keadilan. Keduanya saling berhubungan dan tarik menarik, tidak bisa
dilepaskan antara satu dengan lainnya.

Allah mengingatkan hambanya untuk selalu berbuat kebajikan


dan keadilan, karena berbuat keadilan itu mendekatkan diri kepada
taqwa. Manusia sebagai khalifah di bumi, wajib menerapkan konsep
akhlak dan keadilan dalam kehidupannya sehari-hari. Intinya, dalam
setiap tingkah laku dan perbuatan manusia harus mengacu kepada
tuntunan Allah dan Rasul-Nya.

16
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Suatu perbuatan atau sikap dapat dikategorikan akhlak apabila


memenuhi kriteria berikut ini:
1. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat
dalam jiwa seseorang sehingga telah terjadi kepribadiannya.
2. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan
mudah tanpa pemikiran.
3. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri
orang yang mengerjakannya tanpa paksaan atau tekanan dari
luar.
4. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan
sesungguhnya, bukan main-main, atau karena sandiwara.
Landasan hukum tentang akhlak salah satunya adalah:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan
tetangga yang jauh dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri.

B. SARAN

Makalah ini masih banyak tedapat beberapa kekurangan,


olehnya itu penulis sangat mengharapkan saran dan masukan baik dari
teman-teman maupun dosen pembimbing. Wallahu wa’lam bissawaf.

17
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Yatimin. Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Quran.


Jakarta: Amzah.

2007
Alim, Muhammad. Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

2006
Al-Qosim, Abdul Malik Muhammad. Ibadah-Ibadah yang
Paling Mudah.

Yogyakarta: Mitra Pustaka. 1999


http://centermakalah.blogspot.com/2012/02/makalah-akhlakul-
karimah-diklat.html, di akses pada Pukul 11.00 WITA
15 Oktober 2018.

http://suhendraaw.blogspot.com/2015/05/makalah-tentang-
akhlak.html, di akses pada Pukul 11.05 WITA 15 Oktober
2018.

Kementrian Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung.


Syaamil Qur‟an. 2012.

Nata, Abuddin. “Akhlak Tasawuf”. Jakarta: Rajawali Pers. 2010

Yunus, Mahmud. “Pendidikan Islam”. Jakarta: PT. Hidakarya Agung.


1992

18

Anda mungkin juga menyukai