Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
(RPP)
IDENTITAS SEKOLAH/MADRASAH
Sekolah : MTsN 2 Jombang
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Mata Pelajaran : Fikih
Tema Pembelajaran : Thoharoh
Materi Pelajaran : Bersuci Dari Najis Dan Hadats
Pertemuan Ke- : 1
Fokus Pembelajaran : Bersuci Dari Najis Dan Hadats
Alokasi Waktu : 2x40 Menit
1. Tujuan Pembelajaran
3. Materi Pembelajaran
Fakta
-Kisah-kisah yang berkaitan dengan thaharah
Konsep
-Pengertian thaharah
-Bersuci Dari Najis Dan Hadats yang dapat di gunakan untuk bersuci
Prinsip
-Menyebutkan pengertian thaharah
-Menjelaskan dasar hukum thaharah
-Menyebutkan Bersuci Dari Najis Dan Hadats
-Menjelaskan ketentuan aur yang dapat digunakan untuk bersuci
Prosedur
-Mengklarifikasi Bersuci Dari Najis Dan Hadats untuk bersuci
Pendekatan yang digunakan adalah saintifik. Model pembelajaran Problem Based Learning. dan
strategi pembelajaran Aktif Learning, Listening team.
-LKS
-Buku
-LKS kelas 7 fikih
-modul kepondokan kelas 7
-buku belajar fikih
-kitab taqrib atau fathul qorib
6. Kegiatan Pembelajaran
7. Penilaian
1) Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap : Rubrik
b. Penilaian Pengetahuan : Tes tulis
c. Penilaian Keterampilan : Praktek
2) Remedial
Peserta didik yang memperoleh nilai <75 mengikuti :
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian Kdnya belum tuntas
b. Peserta didik yang belum tuntas, wajib mengikuti program remedial dan mengerjakan
soal kembali sesuai KD yang belum tuntas
3) Pengayaan
Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai >75 diberikan pembelajaran pengayaan :
menghafalkan dalil al-Quran tentang tata cara bersuci dari hadas dan najis dengan lisan.
Jombang, 2 juli 2022
Mengetahui, Guru Fikih
Kepala Madrasah
A. Penilaian Efektif
1. Penilaian pada kegiatan mengamati dan bertanya
Aspek Penilaian
No Nama Siswa Nilai
a b c
1
2
3
4
5
Dst
Pedoman penskoran:
Nilai = Jumlah nilai skor yang diperoleh x 100
Jumlah skor maksimal
Pedoman penskoran:
Nilai = Jumlah nilai skor yang diperoleh x 100
Jumlah skor maksimal
B. Instrumen Penilaian Sikap (penilaian diri)
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya menggosok gigi minimal 3 kali sehari
2 Saya mencuci kaki, tangan dan muka setiap habis main di
luar rumah
3 Saya mencuci tangan setiap hendak makan
4 Saya merasa sedih dengan teman yang suka membuang
sampah di sembarang tempat
5 Saya mendukung program madrasah "Jum'atBersih"dengan
aktif mengajak teman untuk meluangkan waktu
membersihkan lingkungan madrasah
6 Saya yakin orang yang terbiasa hidup bersih akan disukaiAl-
lah dan teman-temannya
7 Saya yakin bahwa orang yang tidak terbiasa menjaga kebersi-
han lingkungannya akan merugikan diri sendiri dan orang lain
8 Saya akan mengingatkan teman yang sering berwudu dengan
tergesa-gesa
9 Saya tersentuh dengan kisah "siksaankuhur hagi yang
tidakberistinjak dengan benar"
10 Saya tidak senang dengan kondisi kelas yang kotor
Pedoman penskoran:
Ya : skor 4 . Tidak : skor 0.
Pedoman Penskoran:
1. tidak baik skor 1
2. baik, skor 2
3. sangat baik, skor 3
Jawaban :
1. Bersentuhan laki dan perempuan bukan muhrim b. hadas kecil
2. Haid a. Mandi
3. Thoharoh e. Sesuci
4. Tidak ada air c. tayamum
5. Habis kencing d. istinjak
Pedoman penskoran:
Nilai = Jumlah nilai skor yang diperoleh x 100
Jumlah skor maksimal
Allah Swt. mewajibkan Bersuci Dari Najis Dan Hadats hanyalah untuk menjaga kelangsungan
hidup manusia. Kelangsungan dihadapan Tuhannya sebagai makhluk bertanggung jawab atas
kewajiban untuk beribadah kepada Allah Swt. dan kedudukan manusia sebagai bagian dari makhluk
hidup.
Tahukah kamu, terdapat banyak manfaat yang diperoleh melalui penerapan bersuci sesuai
ketentuan fikih. Bersuci merupakan bentuk penghargaan terhadap fitrah manusia, dan menjaga
harkat dan martabat sebagai manusia. Bersuci sama halnya dengan menjaga harkat dan martabat
Agama Islam. Dengan bersuci pula, berarti menjaga harkat dan martabat di hadapan Allah Swt.
Berbagai penyakit akut juga dapat dihindari sejak dini.
Semua hikmah dibalik bersuci di atas akan tercapai jika tata cara pelaksanannya sesuai
dengan ketentuan fikih. Oleh karena itu, kita harus yakinkan diri kita masingmasing bahwa
memahami, menerapkan, dan menggunakan tata cara yang sesuai sebagai keharusan yang mutlak
di wujudkan.
A. Najis dan Tata Cara Mensucikannya
1. Pengertian Najis dan Hadats
Menurut bahasa Najis berasal dari bahasa Arab, yaitu an-najsu atau an-najisu yang
berarti kotor atau menjijikkan, tidak bersih atau tidak suci baik yang bersifat hissiyah
maupun ma’nawiyah. Nnajis yang bersifat hissiyah adalah najis yang terlihat oleh mata dan
dirasa oleh panca indra seperti jilatan anjing, kotoran manusia atau hewan,kencing, darah
haid dan nifas. Najis yang bersifat maknawiyah adalah najis yang menodai akidah sehingga
tidak dapat dilihat oleh manusia seperti Syirik dan kufur.
Menurut istilah, najis bisa diartikan suatu benda yang mengotori pakaian atau badan
kita yang menghalangi sahnya ibadah kita kepada Allah. Najis adalah kotoran yang wajib oleh
seorang yang terkena olehnya. Menurut Ilmu fiqih merupakan benda yang haram disentuh
secara mutlak (kecuali dalam keadaan darurat) dan harus dibersihkan apabila terkena benda
najis. Najis harus dibersihkan karena menghalangi sahnya ibadah.
2. Dasar-Dasar Hukum Perintah Bersuci
Ayo kita cermati dengan seksama, dan temukan persamaan dan berbedaan
kandungan ayat-ayat al-Quran dan Hadis dibawah ini:
a. Allah Swt. berfirman:
Artinya:
”Dan bersihkanlah pakaianmu” QS. Al-Mudatstsir (74): 4.
b. Dan Firman Allah Swt. :
Artinya:
“Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, orang yang iktikaf, orang yang
rukuk dan orang yang sujud!”QS. Al-Baqarah (1): 125.
c. Nabi Muhammad Saw bersabda:
َ ْاس فَا ِ َّن هَّللا َ اَل ي ُِحبُّ ْالفُح
ش َواَل ِ َّاِنَّ ُك ْم قَا ِد ُموْ نَ َعلَى اِ ْخ َوانِ ُك ْم فَاَصْ لِحُوْ ا ِر َحالَ ُك ْم َواَصْ لِحُوْ ا لِبَا َس ُك ْم َحتَّى تَ ُكوْ نُوْ ا َكاَنَّ ُك ْم َشا َمةٌ فِي الن
ُالتَّفحُّ ش
Artinya:
“Apabila kamu datang ke tempat saudara-saudara kamu, hendaklah kamu perintah atau
perbaiki kendaraan-kendaraan dan pakaian kamu, sehingga kamu menjadi perhatian
diantara manusia. Karena, Allah tidak suka perbuatan keji dan juga keadaan yang tidak
teratur“ (HR. Imam Ahmad, Imam Abu Dawud, Imam Al-Hakim, Al- Baihaqi dari Sahal bin
Hanzaliyah)
Di sebut dengan mukhaffafah karena proses penyuciannya lebih ringan dan mudah
dibanding dua najis lainnya. Mutawassithah disebabkan karena menghilangkan najisnya
memiliki kadar yang berada di tengah antara najis mukhaffafah dan mughaladhah. Najis
yang paling sulit dan berat penyuciannya adalah mughaladhah karena tidak cukup dengan
air saja sebagai alatnya.
A. KOMPETENSI DASAR
1.1 Menghayati kaifiah bersuci dari hadats dan najis
2.1 Menghayati kaifiah bersuci dari hadats dan najis
3.1 Menganalisis hadats dan kaifiah menyucikan
4.1 Mendemontrasikan tata cara bersuci
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
3.1.1 Menganalisis ketentuan bersuci dari hadats kecil dan besar
4.1.1 Menjelaskan secara tulis hasil analisis bersuci dari hadats kecil dan besar
D. PETUNJUK BELAJAR
Bagi siswa
1. Siswa mendengarkan penjelasan guru, membaca dan memahami materi yang disajikan
2. Siswa mengerjakan tugas dan berdiskusi sesuai petunjuk Lembar kerja
3. Mengumpulkan tugas yang telah selesai dikerjakan
Bagi guru
1. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu belajar
2. Guru menjelakan bahan materi yang akan dipelajari
3. Guru memberikan siswa bertanya apabila ada lembar kerja peserta didik yang kurang
dipahami.
4. Memberikan penilaian
SOAL : Menjelaskan secara tertulis tata cara bersuci dari hadas dan najis
1.
___________________________________________________________________________
_
2. ___________________________________________________________________________
__