Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MATA KULIAH
MAHARANI
VAIZATUL UZFA
2022
Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya
Teori Pembelajaran dan Motivasi Anak
T1-4 Ruang Kolaborasi
1. Berikan penjelasan bagaimana penerapan teori behavioristik, teori sosial kognitif, dan
teori konstruktivisme di dalam kelas!
a. Teori belajar behavioristik adalah teori belajar yang mengedepankan perubahan perilaku
peserta didik sebagai hasil proses pembelajaran Cara yang paling sederhana untuk membentuk
perilaku siswa adalah dengan memberikan umpan balik pada hasil kerja siswa, yang bisa
berupa pujian, persetujuan, pemahaman, atau motivasi. Dengan adanya penguatan-penguatan
ini, prestasi siswa dalam belajar semakin meningkat. Teori belajar behavioristik ini digunakan
untuk menunjukkan kepada siswa bagaimana mereka harus bereaksi dan menanggapi
rangsangan tertentu. Penguatan yang kita berikan juga harus dilakukan secara berulang-ulang
dan teratur untuk mengingatkan siswa tentang perilaku apa yang menjadi tujuan
pembelajaran.
b. Teori sosial kognitif (social cognitive theory = teori kognitif sosial) adalah salah satu teori
belajar yang menjelaskan pola-pola perilaku. Teori yang dikembangkan oleh Albert
Bandura sejak tahun 1960an ini menitikberatkan pada bagaimana dan mengapa orang
cenderung untuk meniru atau meneladani apa yang mereka lihat melalui media atau orang
lain. Teori sosial kognitif merupakan pengembangan dari teori belajar sosial yang
menyediakan kerangka kerja untuk memahami, memprediksi, dan merubah perilaku manusia.
c. Teori konstruktivisme merupakan teori belajar yang mengusung pembangunan kompetensi,
keterampilan, atau pengetahuan secara mandiri oleh peserta didik yang difasilitasi oleh
pendidik melalui berbagai macam rancangan pembelajaran serta tindakan yang dibutuhkan
untuk menghasilkan perubahan yang diperlukan oleh peserta didik.
Contextual teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi
yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Ada tiga hal yang
harus dipahami. Pertama CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk
menemukan materi, kedua CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara
materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, ketiga mendorong siswa untuk dapat
menerapkan dalam kehidupan.
Kontekstual tersebut dalam pembelajaran dapat dilakukan melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Exploration tutorial Dalam tahap ini, siswa akan melakukan kegiatan eksplorasi untuk
menemukan sesuatu yang baru berdasarkan pemahaman awal yang dimiliki mereka.
2. Self directed learning Selanjutnya, siswa belajar secara mandiri berdasarkan dari
perkembangan pemahaman setelah tahapan eksplorasi didapatkannya. Artinya bahwa
setelah melakukan tahapan eksplorasi maka siswa akan menemukan konsep baru yang
harus dipelajari, dan dipahami secara mandiri.
3. Review tutorial Merupakan tahapan ketiga dimana pada tahapan ini siswa
mempresentasikan hasil temuan yang didapatkannya dari proses self directed learning.
4. Consolidation tutorial siswa bersama-sama dengan anggota kelompoknya melakukan
konsolidasi terhadap hal-hal yang mereka temukan. Konsolidasi dilakukan dengan diskusi
kelompok maupun presentasi.
5. Plenary tutorial yaitu siswa merefleksikan pembelajaran individu dan kelompok dengan
fasilitator. Dalam tahapan ini penguatan diberikan oleh fasilitator pendamping yang
memberikan pembimbingan pada saat proses pembelajaran berlangsung.
1. Dapat membentuk dan mengembangkan (self-concept) pada diri siswa, sehingga siswa
dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide pokok dengan lebih baik.
2. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang
baru.
3. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap objektif,
jujur dan terbuka.
4. Mendorong siswa untuk berpikir inisiatif dan merumuskan hipotesanya sendiri.
5. Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik.
6. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang..
Selain memiliki keunggulan model pembelajaran inquiry juga memiliki beberapa kelemahan.
Menurut Suherti dan Rohimah (2016, hlm. 53) kelemahan model pembelajaran inquiry adalah
sebagai berikut.
3. Diskusikan dalam kelompok, buatlah rencana untuk meningkatkan motivasi para siswa
yang ada di kelas dengan gambaran sebagai berikut:
a. Tania, 7 tahun, memiliki kemampuan rendah dan keinginan yang rendah untuk sukses.
Berdiskusi atau mengajak Tania dengan berkomuniaksi secara personal. Hal ini dilakukan
agar menimbulkan kenyamanan dan mau untuk bercerita terkait apa yang dirasakan dan
diinginkan oleh Tania.
Memberikan motivasi kepada Tania seperti membangun rasa percaya diri Tania dan
memberikan reward kepadanya untuk menimbulkan semangatnya dalam belajar. Ketika
Tania telah mulai bersemangat dalam belajar maka kemampuan dan informasi yang
dimiliki Tania akan bertambah banyak bahkan menimbulkan rasa keingintahuan yang lebih
akan sesuatu dalam dirinya. Kita juga dapat dengan memperlihatkan gambaran contoh
perilaku orang yang telah mencapai cita-cita yang sama seperti yang Tania inginkan.
Lama-kelamaan akan membuat Tania tertarik akan suatu hal atau profesi yang bisa saja
menjadi cita-cita Tania saat dewasa.
Melibatkan pembelajaran sambil bermain yang digemari oleh Tania dengan memberikan
kesempatan untuk berdiskusi sesuai dengan pembelajaran di jenjang seusianya
Membuat pembelajaran yang menarik, bertahap dan berkelanjutan untuk agar dapat
meningkatkan kemampuan Tiana
b. Samuel, 10 tahun, yang bekerja keras untuk menjaga harga dirinya pada tingkat tinggi, tetapi
memiliki rasa takut akan gagal yang kuat
Melakukan konsultasi secera personal dengan Samuel untuk menganalisi factor-faktor yang
menjadi penyebab mengapa Samuel memiliki rasa takut yang kuat
mengkomunikasi secara perlahan kepada Samuel bahwa kegagalan bukalah sebuah akhir
tetapi merupa kan proses bagi seseorang untuk memperbaiki diri dan masih memiliki
kesempatan untuk memcapai hasil yang lebih baik.
Mencoba memberikan pemahaman yang sederhana kepada Samuel tentang dampak
negative yang dapat ditimbulkan saat seseorang terlalu menjaga dirinya terlihat
perfeksionis. Sebagai contoh : Ketika Samuael terlalu focus untuk meraih sesuatu hal dan
selalu ingin menjadi yang terbaik di saat yang sama dia akan mengabaikan kondisi
sekitarnya seperti teman-teman sekolahmya.
Memncoba membangkitkan motivasi secara instrinsik dengan menerapkan motivasi
ekstrinsik terlebih dahulu.
Motivasi ekstrinsik yang dapat diterapkan adalah dengan cara ketika melibatkan seluruh
peserta didik di dalam kelas untuk berbagi pengetahuan dan pendapatnya , diberikan
peraturan dilarang menghakimi dan mengolok pendapat peserta didik lainnya. Hal ini bisa
dilakuan secara berulang-ulang sehingga perlahan-lahan menjaid terbiasa dan munculnya
motivasi dalam diri untuk tidak takut gagal dan perlahan-lahan Samuel menjadi percaya diri
dan tidak memiliki rasa takut akan gagal lagi.
Mengajak Sandra untuk berbicara secara personal atau mendekati Sandra agar kita bisa
mengetahui apa sebenarnya yang menjadi permasalahan Sandra
Menggali permasalahan yang dialami Sandra hingga mengetahui penyebab kenapa dia
banyak diam dan meremehkan orang lain. Secara perlahan kita mengajak Sandra agar bisa
bercerita apa yang sedang dia rasakan mengenai suasana kelas saat pembelajaran
berlangsung dan juga terkait teman-temannya dikelas. Dengan demikian, kita bisa tahu apa
penyebab Sandra meremehkan keterampilan teman-temannya. Apakah Cuma karena Sandra
usil kepada teman-temannya ataukah karena ada sesuatu. Setelah mengetahui alasannya
maka kita bisa menasehati Sandra bahwa mungkin teman-temannya saat itu tidak bermaksud
serius dan bisa saja bermaksud untuk bisa lebih akrab dengan Sandra. Serta apabila teman-
teman kelasnya ada salah dengan Sandra, kita bisa meminta mereka meminta maaf kepada
Sandra dan menasehati mereka agar tidak melakukan hal tersebut Kembali.
Memberikan pemahaman kepada Sandra bahwa setiap anak terlahir unik dengan kelebihan
masing-masing sesuai dengan minat dan bakatnya.
Memberikan pembelajaran berbasis kelompok agar Sandra bisa belajar menerima dan
menghargaikemampuan dan kondisi siswa lainnya.
Memberitahukan dampak positif dari proses kerja sama kelompok
Menambahkan ice breaking di tengah pembelajaran dengan mengajak bermain para siswa
untuk mengakrabkan Sandra dan teman-temannya yang lain, dan membuat Sandra mau
membuka diri untuk berteman dengan temannya.
d. Robert, 16 tahun, yang menunjukkan sedikit minat di sekolah dan saat ini tinggal bersama
dengan bibinya (Anda sudah tidak dapat menghubungi orangtuanya)