Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

MASALAH DAN PROGRAM PENGEMBANGAN INOVASI UNGGULAN DI


DUSUN PENGIYASAN

4.1 Subak Mambal Munduk Semana


Desa Mambal menjadi salah satu desa di Bali yang menjalankan sistem Subak. Dalam
sejarahnya, kata Subak berasal dari kata seuak atau sealiran. Artinya, ada sumber mata air yang
dibuatkan saluran irigasi atau jelinjingan sebagai saluran air yang mengalir ke persawahan.
Didalam pemahaman masyarakat Bali, Subak diartikan sistem irigasi berbasis masyarakat  dan
memiliki kearifan lokal dalam mendukung sumber daya air yang berkelanjutan. 
(Cantika, 1985) dalam Sony Aryawan, (2013) sistem pengairan yang terdapat di Subak
Bali tidak jauh berbeda dengan sistem pengairan yang diterapkan di luar daerah Bali. Namun,
perbedaan mendasar yang muncul terletak pada penerapan konsep Tri Hita Karana. Dimana,
dalam pelaksanaan aktivitas pertanian harus tercipta suasana harmonis antara manusia dengan
sesama manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan tuhan serta adanya pura pada setiap
sumber mata air yang mengairi sawah.
Dalam Subak Mambal di pimpin oleh pekaseh yang bernama I Made Sugiyana,S.P
(45thn). Tugas pekaseh adalah untuk mengatur pelaksanaan Subak terutama dalam hal
pembagian air irigasi. Sumber air yang didapat dari subak Mambal ini berasal dari bendungan
yang terdapat dikawasan Kedewatan,Ubud yang alirannya airnya melewati Sungai Ayung.
Menurut keterangan beliau Subak Mambal dibagi menjadi 5 munduk (saluran air cabang) yaitu :
Munduk Semana, Munduk Batu Angsut, Munduk Bedugul, Munduk Cungkit, dan Munduk
Kedampal.
Dusun Pengiyasan masuk dalam Subak Munduk Semana. Menurut keterangan Ketut
Patuh (65thn) selaku pangliman (ketua) Subak Munduk Semana anggota yang ikut dalam Subak
Munduk Semana berkisar sekitar 91orang yang terdiri dari pemilik lahan yang kebanyakan
langsung menjadi penggarap lahannya sendiri. Lahan pertanian basah yang dialiri oleh Subak
Munduk Semana ini berkisar sekitar 45 hektar yang ditanami beberapa komuditas seperti padi,
Palawija,Sayur Kangkung dan Bunga Pacah. Menurut keterangan Ketut Patuh jenis lahan
pertanian padi yang lebih mendominasi dibandingan dengan komuditas pertanian lainnya.
a. Moto : “Jalani Mulam Amretam” artinya “Air merupakan sumber mula awal dari
kehidupan”.

20
21

b. Visi : “Melangkah bersama membangun Perkumpulan Peani Pemakai Air (P3A) / Subak
Mambal yang mandiri,Tangguh dan berwawasan agribisnis menuju masyarakat sejahtera
berdasarkan Tri Hita Karana
c. Misi :
1) Melestarikan keberadaan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)/Subak sebagai
asset kearifan local masyarakat Bali.
2) Menjaga kelestarian operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.
3) Pemberdayaan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Petani dalam pembangunan
Agribisnis yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
4.2 Hubungan Manusia dengan Tuhan
Kegiatan di dalam subak Mambal khususnya di Munduk Semana tidak selalu mengenai
pertanian, tapi juga mencakup interaksi sosial antar warga di dusun Pengiyasandan ritual
keagamaan.Penerapan konsep  parahyangandalam Tri Hita Karana subak ditunjang dengan
adanya Pura Uluncarik (Pura Bedugul) yang khusus dibangun oleh para petani dan
diperuntukkan untuk Memuja Dewi Srisebagai dewi kesuburan dan kemakmuran.Untuk
pemujaan Dewi Sri pada Pura UlunCarik diwujudkan dengan menggunakan pratima yang
terbuat dari kayu cendana dan berisi seikat atau lebih batang padi (Dewa Nini) dan Ngusaba atau
upacaranya dilaksanakan setiap 4 bulan sekali yang disesuaikan dengan kesepakatan
kramasubakMunduk Semana disebut dengan NgusabaNin i(penghormatan kepada Dewi Sri),
biasanya dilaksanakan sebelum panen padi tepatnya pada saat padi sudah menguning.
Di Munduk Semana sebelum dilaksanakannya Ngusabaterlebih dahulu di adakan
Paruman sekehe yang membicarakan sarana dan prasarana,Memungut iuran dan merencanakan
waktu menanam padi berikutnyayang dihadiri oleh Pengurus dan Sekehe. Di dalam Paruman ini
juga disampaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh Petani misalnya Variatas yang akan
ditanam, keperluan pupuk dan pemasaran hasil panen.
Petani di Bali pada umumnya meyakini apabila aci-aci(upacara)nya lengkap maka
diyakini hasil dari pertanian akan berhasil dan merupakan salah satuupaya untuk
menyelamatkan lahan pertanian/persawahannya agar terhindar dari kekeringan dan serangan
hama yang dapat merusak lahan pertanian dan tanamannya karena penyakit pertanian dapat
menyebabkan menurunnya hasil produksi yang akan mempengaruhi perkonomian masyarakat
khususnya petani di Munduk Semana Dusun Pengiyasan.
Kegiatan di Munduk Semana sebelum pelaksanaan Ngusaba jarang dihadiri oleh Pemuda
walaupun ada mereka hanya mewakili orang tuanya yang lagi berhalangan hadir di Paruman.
Walaupun kehadiran Pemuda sangat minim tetapimerupakan kesempatan dari Panglimaan dan
22

Pekaseh untuk menumbuhkan minat Pemuda untuk membantu dalam organisasi subak dan mau
terjun ke sektor pertanian dan mencari ide-ide/inovasi baru yang tentunya sangat diperlukan oleh
Petani. Dari hasil wawancara dengan beberapa Petani kurangnya minat pemuda juga disebabkan
karena banyak Petani hampir tidak ada yang ingin anaknya menjadi Petani.
Sistem subak di Munduk Semana sudah mampu melakukan pengelolaan irigasi dengan
dasar-dasar harmoni dan kebersamaan sesuai dengan prinsip konsep THK, dan dengan dasar itu
sistem subak mampu mengantisipasi kemungkinan kekurangan air (khususnya pada musim
kemarau), dengan mengelola pelaksanaan pola tanam sesuai dengan peluang keberhasilannya
dan permintaan pasar.
4.3 Hubungan Manusia dengan Manusia
4.3.1 Permasalahan yang ada di Dusun Pengiyasan
Antar manusia dan manusia terdapat hubungan yang sangat kompleks. Keduanya
saling berinteraksi,saling membutuhkan,saling melengkapi dan saling bergantung satu sama
lain. Hubungan antar manusia ini dapat terjadi karena dengan adanya komunikasi yang
terjadi secara terus menerus dan hubungan itu sering kita temui terjadi di antara
Masyarakat. Terkadang hubungan sesame manusia sering memiliki hambatan. Hambatan itu
dapat sangat sulit ataupun dapat sangat mudah untuk diselesaikan
Masyarakat yang ada di Dusun Pengiyasan merupakan masyarakat yang memiliki
hubungan yang humoris antar sesamanya. Potensi dalam Sektor Pertanian yang mereka
miliki membuat mereka memiliki tanggung jawab besar untuk tetap melestarikn potensi
tersebut agar tidak sampai punah. Potensi Sektor Pertanian yang dimiliki oleh Dusun
Pengiyasan menjadikan kebanyakan dari warga mereka bekerja sebagai petani, tetapi
kendala yang terjadi disini adalah kebanyakan para Petani yang ada di Dusun Pengiyasan
sudah berusia lanjut atau sudah tua, maka dari itu dalam hal ini diperlukannya peran para
Generasi Muda yang ada di Dusun Pengiyasan untuk terus melanjutkan Potensi Dusun yang
mereka miliki agar tidak sampai punah untuk kedepannya.
Peran Organisasi Subak disini sangat diperlukan sebagai alat yang bisa digunakan
sebagai pendorong Generasi Muda Dusun Pengiyasan agar mau ikut melestarikan potensi
yang dimiliki oleh Dusun mereka lewat penerapan ilmu Pemberdayaan Sumber Manusia.
Dalam Dumasari Harahap (2012) Untuk memberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang pemberdayaan, secara teoritis berikut dikemukakan beberapa definisi
pemberdayaan sebagai berikut :
a. Alat/teknik manajemen untuk memperbaiki kinerja organisasi melalui penyebaran
pembuatan keputusan dan tanggung jawab, sehingga akan mendorong
23

keterlibatan(sekaligus rasa memiliki) dari seluruh anggota organisasi, serta membawa


rasa kedekatan antara organisasi dengan masyarakat.

“Kalau perbedaan saya sama pekaseh yang dulu, kalau dulu kan pas musim tanem
padi harus serentak padi semua setelah beberapa kali panen baru boleh tanem
palawija,kalau sekarang kita menunjuk dari undang-undang dari pemerintah sih
juga kebetulan ada pembinaan kalau kita lebih melaksanakan market oriented
atau sesuai kebutuhan malah itu sebenarnya yang bagus kita mendukung lah
inovasi dari petani selain itu juga bisa buat merangsang generasi muda supaya
mau mereka ikut bertani.” I Nyoman Sugiyana, S.P (46thn) Pekaseh Subak
Mambal

Dalam keterangan I Nyoman Sugiyana,S.P selaku Pekaseh Subak Mambal


pembuatan keputusan dengan memberikan kebebasan kepada para petani untuk
menanam tanaman yang mereka inginkan supaya menimbulkan inovasi dari petani dan
mebimbulkan ketertarikan bertani pada Generasi Muda sudah dilaksanakan untuk di
Pertanian Dusun Pengiyasan. Hal ini didukung oleh keterangan dari beberapa informan
yaitu :
“Tiang disini ngolah lahan sekitar 20 are, ya macem-macem yang tiang tanem
kalau sekarang nanem padi sama jagung” Bapak Sutama( 58thn) Sebagai Petani

“Tiang disini ada tanem padi, jagung, bunga pacah, kadang-kadang juga
kangkung tiang tanem” Ketut Pageh ( 60thn) Sebagai Petani

Upaya ini dinilai ini dinilai berhasil diterapkan untuk membangun rasa saling
keterlibatkan antar petani dengan Pekaseh yang dibuktikan dengan para petani mau
mengikuti dan mau berinovasi menanam berbagai macam tanaman yang mereka
inginkan. Tetapi dengan kebijakan ini masih belum bisa membuat para Generasi Muda
di Dusun Pengiyasan merasa teransang untuk ikut bertani. Hal ini didukung dengan
keterangan dari beberapa informan, yaitu :

“Dulu pernah ikut kesawah beberapa kali tapi gak suka. Soalnya hasilnya kecil
kalau bertani mbok” Made Oka Wira Arta ( 28thn)
24

“Iya soalnya emang gak tertarik mbok udah nyaman sama kerjaan yang sekarang
hasilnya juga udah pasti. Kalau jadi petani kan gak pasti bisa untung pas
panennya bagus kalau gagal panen malah rugi nanti gak dapet apa-apa” Made
Diandra ( 20thn)
b. Upaya untuk membangun potensi (sumber daya) dengan cara mendorong, memberikan
motivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya, serta berupaya
untuk mengembangkannya.

“Dulu pernah saya coba buat tanem cabe, saya ajakin beberapa aja sih yang
muda-muda disini buat ikut tapi ya gitu responnya gak begitu di mereka jadinya
yaudah saya kelola itu sendiri waktu itu. Kalau sosialisasi pernah beberapa kali
Iya disini,Cuma buat kehadiran pemuda yang menghadiri sosialisasi itu kurang
paling Cuma beberapa. Pernah ada sosialisasi dari pemerintah daerah kebetulan
saya kan juga ikut dikepengurusan di dinas pertanian kota denpasar, beberapa
kali disini pernah ada sosialisasi soal bagaimana peran pertanian di Bali sampe
nike dah saya sendiri ngajak buat tanem cabe tapi memang respon dari
pemudanya kurang” I Nyoman Sugiyana,S.P (46thn) Pekaseh Subak Mambal

Dari keterangan I Nyoman Sugiyana, S.P pemberian dorongan atau motivasi untuk
Generasi Muda Dusun Pengiyasan sudah dilakukan. Tetapi hal itu belum bisa secara
keseluruhan membangkitkan kesadaran di dalam diri Generasi Muda untuk ikut serta
melestarikan potensi yang Dusun mereka hanya beberapa Generasi Muda saja yang bisa.
Hal ini di dukung dengan keterangan dari beberapa pemuda-pemudi yang juga dijadikan
sebagai informan pendukung :

”Soalnya gak ada niat jadi petani mbok, saya lebih suka seni. Iya tamat smk ini
maunya kuliah ngambil jurusan seni. Kalau ke pertanian memang sama sekali gak
tertarik sih dari dulu. Ya malu aja temen-temen juga gak ada yang jadi petani
soalnya” I Made Oka Putra Sentana ( 17thn)

“Soalnya hasilnya kecil kalau bertani mbok. Kurang tau sih saya kalau tapi saya
denger-denger sih pernah ada kayak penyuluhan buat pemuda-pemuda disini dari
subaknya. Cuman saya gak pernah ikut ” Made Oka Wira Arta ( 28thn)
25

”Saya punya anak cewek tapi sudah menikah sudah punya anak kecil satu. Dia
juga bekerja disawah sama kayak tiang. Kalau dulu waktu sekolah emang sering
anak tiang bantu tiang sareng istri disawah” Bapak Ketut Burat Wangi ( 62thn)

c. Upaya menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi semakin efektif
secara struktural, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, Negara, Regional,
Internasional maupun dalam bidang politik, ekonomi dan lain-lain.
Upaya yang telah dilakukan oleh I Nyoman Sugiyana,S.P selaku pekaseh Subak Mambal
dengan memberikan kebijakan baru dan dengan langkah mengajak para pemuda pemudi
yang ada di Dusun Pengiyasan sudah berhasil untuk membuat para petani bisa
berinovasi dalam hal menanam tanaman yang mereka inginkan dengan bisa melihat
kebuthan pasar yang ada. Tetapi hal itu tersebut berbanding terbalik pada para pemuda
pemudi yang masih belum bisa termotivasi untuk ikut bertani.
4.3.2 Upaya Pemecahan Masalah Berdasarkan Potensi Dusun Pengiyasan
Upaya bisa diartikan sebagai usaha atau terobosan yang bisa digunakan untuk
pemecahan suatu masalah yang ada dalam suatu lingkungan kelompok ataupun pada diri
sendiri/ individual.
Dari upaya penerapan ilmu Pemberdayaan Sumber Daya Manusia yang telah bisa
dilakukan oleh organisasi Subak Mambal untuk menjaga potensi yang dimiliki oleh Dusun
Pengiyasan yaitu dalam Sektor Pertanian, terdapat suatu masalah yaitu sulitnya membangun
motivasi Generasi Muda Dusun Pengiyasan supaya bisa tertarik untuk ikut bertani. Salah
satu factor yang sangat mempengaruhi adalah factor pendapatan yang memurut para
Generasi Muda di Dusun Pengiyasan jika bertani hanya mendapatkan hasil yang sedikit.

“kalau melihat buat pertanian diluar negeri memang bisa dia hanya dengan
megandalkan pertanian buat memenuhi kebutuhannya soalnya kalau diluar negeri
luas garapannya antara 17-25 hektar perorang, mereka punya manajemen sendiri
bisa dibilang dah kayak usaha pertanian, coba kalo diwilayah ini kepemilikan
lahannya Cuma 1 orang tapi lahannya luas, mungkin bisa mendapatkan penghasilan
yang lebih kalau manajemennya yang ngolah Cuma satu orang aja.” I Nyoman
Sugiyana,S.P (46thn) Pekaseh Subak Mambal

Dari keterangan I Nyoman Sugiyana,S.P upaya yang bisa dilakukan oleh Organisasi
Subak Mambal kedepannya guna membangkitkan motivasi Generasi Muda Dusun
26

Pengiyasan yaitu supaya untuk kedepannya diharapkan Organisasi Subak Mambal bisa
memiliki lahan pertanian sendiri yang luasnya bisa lebih luas dari lahan garapan masyarakat
Dusun Pengiyasan yang kepemilikannya merupakan kepemilikan pribadi.
Melihat luas total lahan pertanian yang ada di Dusun Pengiyasan mencapai 45hektar,
hal ini bisa dimanfaatkan oleh Organisasi Subak Mambal untuk mengalih fungsikan lahan
tersebut untuk menjadi lahan garapan entah itu dengan cara mengontrak sebagian dari total
lahan pertanian disana untuk menjadi lahan milik Organisasi Subak Mambal seperti meniru
cara manajemen pertanian yang ada di luar negeri, sehingga dengan cara ini Organisasi
Subak mambal bisa mengajak para pemuda pemudi yang ada di Dusun Pengiyasan untuk
ikut turun tangan dalam pengolahan lahan tersebut. Selain untuk membangkitkan motivasi
diharapkan dengan cara ini pemuda pemudi yang masih memiliki wawasan ilmu
pengetahuan bisa berinovasi atau memberikan terobosan-terobosan baru untuk membuat
Sektor Pertanian di Dusun Pengiyasan bisa bertambah maju, dengan bertambah majunya
Sektor Pertanian Dusun Pengiyasan lewat inovasi-inovasi cemerlang dari Generasi Muda
yang tentunya nanti akan berdampak pada hasil panen yang dihasilkan menjadi lebih
berkualitas dan bisa memiliki harga yang tinggi.
4.4 Hubungan Manusia dengan Alam Lingkungan
Antara manusia dan lingkungan memiliki hubungan ketergantungan yang sangat erat.
Manusia dalam hidupnya senantiasa berinteraksi dengan lingkungan di mana manusia itu berada.
Lingkungan hidup mencakup keadaan alam yang luas yang terdiri dari beberapa komponen
seperti air,udara,tanah,cahaya,tempratur dll. Manusia yang hidup dalam suatu lingkungan dan
alam memfaatkan komponen yang ada dalam lingkungan dan alam sebagai factor utama yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya guna untuk kelangsungan hidupnya.
Lingkungan Alam yang ada di kawasan Dusun Pengiyasan memiliki tanah yang subur.
Tanah yang subur ini dimamfaatkan oleh warga Dusun Pengiyasan untuk bertani,yang
menjadikan sebagian besar dari kawasan ini adalah lahan pertanian. Potensi dalam sektor
pertanian yang dimiliki oleh Dusun Pengiyasan menjadikan para warga di kawasan ini bermata
pencaharian sebagai petani.
Peranan Organisasi Subak Mambal dalam hal ini sangat diperlukan. Selain untuk
menjaga Potensi Sektor Pertanian di Dusun Pengiyasan agar tidak sampai hilang atau rusak,
Organisasi Subak Mambal mempunyai peran yang besar untuk membangun Sektor Pertanian
yang ada di Dusun ini menjadi lebih maju dan berkembang lewat penerapan Ilmu Pembedayaan
Sumber Manusia yang bisa diterapkan oleh para warga Dusun Pengiyasan yang sebagian besar
bekerja sebagai petani.
27

Dalam Dumasari Harahap (2012) Untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam
tentang pemberdayaan, secara teoritis berikut dikemukakan beberapa definisi pemberdayaan
sebagai berikut :
a. Alat/teknik manajemen untuk memperbaiki kinerja organisasi melalui penyebaran
pembuatan keputusan dan tanggung jawab, sehingga akan mendorong keterlibatan
(sekaligus rasa memiliki) dari seluruh anggota organisasi, serta membawa rasa kedekatan
antara organisasi dengan masyarakat atau pelanggannya.

“kalau dulu sebelum saya kan ada denda kalau pas musim tanem padi petani nike nanem
jagung, kalau saya enggak saya mengajak petani nike nanem sesuai kebutuhan saya ajak
mereka seperti market oriented untuk mensejahterakan keluarganya” I Nyoman Sugiyana,
S.P (46thn) Pekaseh Subak Mambal

Pengambilan kebijakan baru yang dibuat oleh I Nyoman Sugiyana, S.P (46thn) selaku
Pekaseh Subak Mambal merupakan kebijakan yang buat untuk mendukung inovasi-
inovasi baru yang datang dari para petani Dusun Pengiyasan lewat menanam tananam
yang sesuai dengan kebutuhaan pasar. Tentunya dengan kebijakan baru ini, para petani
bisa lebih kreatif melihat apa saja kebutuhan pasar sehingga mereka bisa ber inovasi
untuk menanam aneka ragam tanaman yang dibutuhkan pasar sehingga dengan menanam
komuditas sesuai dengan kebutuhan pasar tentunya akan berdampat pada jumlah
penjualan hasil panen mereka yang akan lebih meningkat sehingga diharapkan bisa
digunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.
Kebijakan ini sudah berjalan sukses dikalangan para petani Dusun Pengiyasan yang
didukung dengan keterangan beberapa informan, sebagai berikut:

“Iya memang kecil gek makanya tiang disini tanem jagung kalau jagung lumayan
hasilnya ya bisa buat nambah-nambah kalau padi tiang disini murah lakunya.” Bapak
Sutama( 58thn) Sebagai Petani

“Kalau dulu kan kita petani disini harus nanemnya serentak sama semua, kalau sekarang
gak harus begitu. Lebih baik yang sekarang nanemnya bisa macem-macem” Ketut Pageh
(60thn) Sebagai Petani
28

b. Upaya untuk membangun potensi (sumber daya) organisasi dengan cara mendorong,
memberikan motivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya,
serta berupaya untuk mengembangkannya.

“Dulu pernah ikut lomba tingkat nasional dapet juara 1, dari tahun 2009-2011” I
Nyoman Sugiyana,S.P (46thn) Pekaseh Subak Mambal

Dengan kebijakan menanam tanaman sesuai dengan market oriented yang diberlakukan
oleh I Nyoman Sugiyana,S.P selaku pekaseh Subak Mambal telah berhasil membawa
Subak Mambal menjadi juara 1 dalam lomba Subak tingkat nasional. Kebijakan baru
yang dibuat untuk Petani Dusun Pengiyasan ini sudah terbukti mampu memacu dan
mendorong motivasi para petani Dusun Pengiyasan untuk ikut berupaya mengembangkan
Potensi Dusun yang mereka miliki lewat kreatifitas dengan melihat bagaimana kebutuhan
pasar.
c. Upaya menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi semakin efektif
secara struktural, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat ,Negara, regional,
internasional maupun dalam bidang politik, ekonomi dan lain-lain.
Upaya dengan menerapkan kebijakan/peraturan yang dibuat oleh pekaseh Subak Mambal
dengan membebaskan petani menaman tanaman apapun dengan melihat kebutuhan pasar
memang sudah berhasil membuat para Petani Dusun Pengiyasan bisa memiliki kreatifitas
untuk melihat bagaimana kebutuhan pasar. Ini terbukti dengan adanya varian macam
tanaman yang sudah berhasil ditanam oleh petani Dusun Pengiyasan yang disesuaikan
dengan kebutuhan mereka dan kebutuhan pasar. Selain itu Petani di Dusun Pengiyasan
juga merasa sangat terbantu dengan adanya kebijakan baru ini yang mereka rasa bisa
lebih menekan kerugian mereka jika saat musim panen padi, padi mereka mengalami
kerusakan. Berikut disertakan dengan keterangan pendukung dari beberapa responden,
yaitu :

“Kalau musim padi ya padi, kalau sekarang sih enggak gitu. Terserahnya kita mau
nanem apa, iya lumayan bisa membantu peraturan yang baru ini jadinya kita dapet lah
tambahan.” Pak Bagong ( 55thn) Sebagai Petani

“Nike dah untungnya kyak sekarang kalau pas padi tiang harganya anjlok, bisa dibantu
dengan hasil jagungnya” Bapak Sutama( 58thn) Sebagai Petani
29

Setiap upaya yang dilaksanakan terkadang tidak bisa berjalan sesuai dengan keinginan
atau tujuan yang ingin dicapai. Kebijakan baru yang dibuat pekaseh selain untuk
membuat petani Dusun Pengiyasan bisa berinovasi adalah untuk membuat kehidupan
para petani menjadi lebih sejahtera lewat penghasilan dari hasil panen bisa menjadi lebih
meningkat disetiap musim panen sehingga dengan hal ini diharapkan bisa membuat
petani betah untuk bekerja menjadi petani. Dalam konteks ini, kebijakan baru dari
Pekaseh dinilai masih belum bisa mencapai tujuan untuk mensejahterakan hidup para
petani yang dibuktikan dengan keterangan pendukung dari beberapa responden , yaitu :

“Kalau sekarang kayaknya kecil rusak soalnya padi tiang nike gek, paling 70 atau 75rbu
kalau kondisinya begini. Iya memang kecil gek.” Bapak Sutama( 58thn) Petani

“Penghasilannya ya lebih besar berternak sih sebenarnya daripada bertani.” Nyoman


Berin ( 66thn) Sebagai Petani dan Peternak

Dengan penghasilan yang menurut petani masih terbilang kecil karena masih sering
mengalami gagal panen ini sangat berpengaruh dengan kelangsungan sektor pertanian
Dusun Pengiyasan untuk kedepannya, jangan sampai Petani di Dusun Pengiyasan
memilih untuk menjual lahan mereka untuk dijadikan bagunan karena merasa itu lebih
menguntungkan mereka daripada mereka harus terus menjadi petani yang penghasilannya
tidak mengalami peningkatan. Apalagi ditambah dengan keterangan I Nyoman Sugiyana
(46thn) Selaku Pekaseh Subak Mambal yang menyatakan bahwa pada Daerah Mambal
khususnya di Dusun Pengiyasan masih belum ada kawasan jalur hijau.
“Driki sih kebutulan memang belum ada jalur hijau” I Nyoman Sugiyana (46thn) Pekaseh
Subak Mambal.
4.4.1 Upaya Pemecahan Masalah Berdasarkan Potensi Dusun Pengiyasan
Upaya bisa diartikan sebagai usaha atau terobosan yang bisa digunakan untuk
pemecahan suatu masalah yang ada dalam suatu lingkungan kelompok ataupun pada diri
sendiri.
Organisasi Subak Mambal dalam membangun dan meningkatkan Potensi Sektor
Pertanian yang dimiliki oleh Dusun Pengiyasan dinilai sudah berhasil, hal ini bisa
dibuktikan dengan Subak Mambal bisa meraih juara 1 ditingkat nasional yang makin
membuktikan bahwa Sektor Pertanian yang ada di Desa Mambal salah satunya yang
sebagian ada di kawasan Dusun Pengiyasan sudah menunjukkan eksistensinya di kancah
30

nasional. Hal ini juga pasti tidak luput dari pengambilan kebijakan baru yang ditetapkan
oleh I Nyoman Sugiyana,S.P selaku Pekaseh Subak Mambal yang lebih mengutamakan
market oriented untuk membuat para Petaninya bisa lebih berinovasi. Tetapi dalam konteks
lain untuk mensejahterakan kehidupan petani, kebijakan baru ini dinilai masih belum bisa
membuat kesejahteraan hidup petani menjadi lebih sejahtera untuk kedepannya.
Sejahtera bisa diartikan sebagai keadaan dimana kondisi kehidupan mereka dalam
keadaan baik,makmur,sehat dan damai. Kesejahteraan hidup Petani Dusun Pengiyasan disini
sangat perlu diperhatikan oleh Organisasi Subak Mambal, karena dengan sejahteranya
kehidupan petani hal ini bisa dijadikan salah satu alasan utama mereka untuk tetap mau
menjadi petani. Tetapi jika sebaliknya, kesejahteraan petani masih belum bisa diwujudkan
maka ditakutkan untuk kedepannya petani bisa berniat untuk menjual lahan mereka demi
kepentingan pribadi karena di Dusun Pengiyasan kebanyakan petani yang sekaligus menjadi
pemilik lahan yang mereka garap. Jika hal ini sampai terjadi, maka Potensi dalam Sektor
Pertanian yang dimiliki oleh Dusun Pengiyasan untuk kedepannya bisa musnah.

“Sebenernya sudah ada undang-undang tentang pertanian berkelanjutan saya sampe


cari itu undang-undang no 41 tahun 2009” I Nyoman Sugiyana,S.P (46thn) Pekaseh
Subak Mambal

Penetapan jalur hijau disini sangat perlu dilakukan oleh Organisasi Subak Mambal,
hal ini diperlukan agar Potensi Sektor Pertanian yang dimiliki oleh Dusun ini tidak sampai
musnah untuk kedepannya. I Nyoman Sugiyana,S.P sudah mengetahui bahwa ada undang-
undang Negara Republik Indonesia yang mengatur tentang Pertanian Berkelanjutan yaitu
Undang-Undang Republik Indonesia No.41 tahun 2009 yang berisi tentang Perlindungan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
. Adanya undang-undang yang telah mengatur tentang Perlindungan Lahan Pertanian
bisa dimanfaatkan oleh Organisasi Subak Mambal untuk menjadikan ini sebagai senjata
yang digunakan untuk mempertahankan lahan-lahan Pertanian yang ada di Dusun
Pengiyasan, hanya saja untuk kedepannya sosialisasi tentang undang-undang bisa dilakukan
dengan gencar oleh Organisasi Subak Mambal lewat badan yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai