ID Studi Aplikasi Vacuum Preloading Sebagai
ID Studi Aplikasi Vacuum Preloading Sebagai
1
Civil Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University
Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480
andryan@geosinindo.co.id ; asuhendra@binus.ac.id;
2
Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
masyhur.irsyam@yahoo.co.id
ABSTRACT
Vacuum preloading is an alternative method to improve water-saturated soft clay by accelerating the
consolidation process. A trial using GVS system was done at Pantai Indah Kapuk residence, Jakarta to
investigate the system reliability. Monitoring equipments used include settlement plate to measure the
consolidation decrease, piezometer to measure pore water tension, inklinometer to identify the soil direction and
lateral movement during the vacuum preloading process, and manometer to measure the vacuum pump pressure.
Analytical calculations to estimate the consolidation decrease is done using one-dimensional consolidation
theory of Terzaghi. Besides, a numerical analysis is performed by element method up to Plaxis software
application. Meanwhile, the monitoring results are achieved using Asaoka theory that estimates the achieved
degree of reduction and consolidation. The monitoring results and theoretical analysis indicate that the GVS
system included in the vacuum preloading method is quite reliable as an alternative method of consolidation
acceleration of water-saturated soft clay.
Keywords: water-saturated soft clay, consolidation acceleration, Vacuum Preloading, GVS, Plaxis.
ABSTRAK
Vacuum Preloading merupakan salah satu metode alternatif perbaikan tanah lempung lunak jenuh air
melalui percepatan proses konsolidasi. Sebuah trial menggunakan sistem GVS pada perumahan Pantai Indah
Kapuk, Jakarta telah dilakukan untuk menginvestigasi keandalan sistem ini. Peralatan monitoring dalam trial
ini mencakup settlement plate untuk mengukur penurunan konsolidasi, piezometer untuk mengukur tegangan air
pori, inklinometer untuk mengetahui arah dan besar pergerakan lateral tanah selama proses vacuum preloading
dan manometer untuk mengukur tekanan pompa vakum. Perhitungan analitis untuk memperkirakan besarnya
penurunan konsolidasi dilakukan dengan menggunakan teori konsolidasi satu dimensi dari Terzaghi. Selain itu,
analisis numerik dilakukan dengan metode elemen hingga penggunaan software Plaxis. Sedangkan hasil
monitoring menggunakan teori Asaoka yang dapat memperkirakan besar penurunan dan derajat konsolidasi
yang telah dicapai. Hasil monitoring dan analisis teoritis mengindikasikan bahwa sistem GVS yang termasuk
dalam metode vacuum preloading cukup andal sebagai alternatif metode percepatan konsolidasi tanah lempung
lunak jenuh air.
Kata kunci: Lempung lunak jenuh air, percepatan konsolidasi, vacuum preloading, GVS, Plaxis
Permasalahan penurunan konsolidasi yang cukup besar dalam jangka waktu yang cukup lama
merupakan permasalahan klasik yang ditemukan pada tanah lempung lunak yang jenuh air. Tersedia
berbagai metode perbaikan tanah yang umumnya diaplikasikan untuk menanggulangi permasalahan
ini, diantaranya adalah menggunakan material vertical drain untuk memper-cepat proses konsolidasi.
Aplikasi vertical drain harus disertai dengan pemberian beban awal (prabeban) untuk meningkatkan
tegangan air pori tanah sehingga proses konsolidasi dapat berjalan. Timbunan dari tanah merupakan
material yang umum digunakan sebagai prabeban disamping penggunaan batu dan air.
Pada kondisi tanah dasar berupa tanah lempung yang sangat lunak dengan kemampuan daya
dukung yang relatif terbatas, seringkali dijumpai permasalahan berupa kelongsoran pada tanah dasar
pada saat pengaplikasian prabeban, sehingga harus melakukan proses penimbunan secara bertahap
sesuai dengan kemampuan daya dukung tanah dan seringkali membutuhkan waktu yang lama.
Terkait dengan hal tersebut, pada tahun Kjellman (1952) (Chai et al, 2005) memperkenalkan
suatu metode pengganti prabeban dengan cara meletakkan lembaran material kedap air di permukaan
tanah dan menyedot air dan udara di sisi dalam lembaran kedap air ini dengan menggunakan pompa
vakum, yang dikenal dengan nama vacuum consolidation atau vacuum preloading (Indraratna et al,
2003) (Gambar 1).
Dengan berjalannya waktu, metode ini kemudian semakin banyak digunakan dan
dikembangkan di berbagai negara namun masih relatif terbatas penggunaannya di Indonesia.
PT Tetrasa Geosinindo selaku salah satu distributor material geosintetik di Indonesia dengan
bekerja sama dengan para ahli dari sektor pendidikan mengembangkan sistem vacuum preloading
untuk konsumsi dalam negeri, dan diciptakan suatu sistem dengan nama Geostructure Vacuum System
(GVS).
METODE
Untuk menguji kehandalan GVS, dilakukan uji skala penuh pada area perumahan Pantai Indah
Kapuk, Jakarta, seperti yang akan disajikan dalam makalah ini. Sebelum uji skala penuh dilaksanakan,
dilakukan penyelidikan tanah lapangan dan pengujian laboratorium untuk mengetahui karakteristik
dan properti tanah dasar yang selanjutnya digunakan untuk keperluan prediksi penurunan konsolidasi
Geostructure Vacuum System atau GVS dikembangkan setelah melalui beberapa percobaan
guna mendapatkan hasil yang optimal. Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan pada perumahan
Pantai Indah Kapuk, Jakarta, tekanan pompa vakum yang bekerja dapat mencapai 90 kN/m2 yang
setara dengan tanah timbunan setinggi 5 m (asumsi berat volume tanah timbunan 18 m). Ilustrasi dari
sistem ini seperti terlihat pada Gambar 2 berikut ini.
Sebanyak 2 titik bor yang dilengkapi dengan pengambilan sampel untuk uji laboratorium dan
uji SPT serta 5 titik sondir telah dilakukan untuk mengetahui kondisi tanah dasar dan mendapatkan
parameter perancangan.
Dari hasil penyelidikan tanah tersebut diperoleh profil tanah dan properti tanah dasar pada
berbagai kedalaman seperti ditunjukkan dalam Gambar 3 – 5 berikut ini.
Silty clay, very soft to soft
Silty clay, medium stiff
Clayey silt, medium stiff to hard
Silty sand, very dense
Clayey silt and sand, hard
Analisis Awal
Analisis awal yang dilakukan adalah perhitungan perkiraan besar dan lama penurunan
konsolidasi untuk berbagai variasi beban. Analisis dilakukan dengan menggunakan teori konsolidasi 1
dimensi dari Terzaghi (Das, 2006), yaitu:
Cc σ '+ Δσ
Sc = .H c . log o (1)
1 + eo σo'
Tv.H 2
t= (2)
Cv
Mengacu pada persamaan tersebut dan berdasarkan data tanah yang tersedia, besar penurunan
konsolidasi yang diperkirakan terjadi untuk berbagai variasi beban (Gambar 6).
20
Penurunan Konsolidasi (cm)
40 B‐1 (70 kPa)
B‐2 (70 kPa)
60 B‐1 (90 kPa)
B‐2 (90 kPa)
80
100
120
140
Uji skala penuh dilakukan pada perumahan Pantai Indah Kapuk seluas 1000 m2 (25 m x 40
m). Proses pelaksanaan dimulai dari perapihan lahan kerja yang dilanjutkan dengan penghamparan
lapis drainase dari pasir setebal 50 cm. Tahap selanjutnya merupakan pemasangan vertical drain
sedalam 13,5 m dengan jarak 1 m (as ke as) pola persegi. Setelah vertikal drain terpasang dilanjutkan
dengan penyambungan dengan material horizontal drain yang kemudian disambungkan dengan pipa
menuju le pompa vakum. Selanjutnya dilakukan penutupan permukaan dengan menggunakan material
kedap air (geomembrane). Setelah semua material terpasang dengan baik dan benar (Gambar 9),
proses pengaplikasian pompa vakum mulai dilaksanakan selama 3 bulan tanpa terputus (Gambar 10).
Untuk keperluan pemantauan penurunan yang terjadi serta parameter lain yang perlu dibaca,
dilakukan pemasangan alat instrumentasi berupa settlement plate sebanyak 9 buah, inklinometer
sebanyak 2 buah, piezometer sebanyak 2 titik pada kedalaman yang berbeda serta manometer untuk
mengukur tegangan pompa vakum di bawah lapis kedap air.
Hasil pembacaan settlement plate untuk mengetahui besar penurunan konsolidasi yang terjadi
disajikan pada Gambar 12 berikut ini yang dilengkapi dengan besar beban vakum yang bekerja.
Kinerja dari pompa vakum GVS ditunjukkan oleh pembacaan manometer yang bisa mencapai tekanan
90 kPa (Gambar 13).
Sedangkan untuk pembacaan inklinometer dan piezometer disajikan dalam grafik pada
Gambar 14 dan 15 berikut ini. Setelah proses perbaikan tanah selesai dilaksanakan selama 3 bulan,
kemudian dilakukan penyelidikan tanah untuk mengetahui kondisi tanah dasar pasca proses vacuum
preloading. Salah satu parameter tanah yang menunjukkan adanya peningkatan pasca vacuum
preloading ini adalah kuat geser tanah (Gambar 16).
‐1
‐0,8
‐0,6
‐0,4
‐0,2
0
Penurunan Konsolidasi (cm)
0,2
0,4
0,6
0,8
1,2
10‐Aug‐10
15‐Aug‐10
20‐Aug‐10
1‐Jun‐10
6‐Jun‐10
1‐Jul‐10
6‐Jul‐10
17‐May‐10
22‐May‐10
27‐May‐10
11‐Jun‐10
16‐Jun‐10
21‐Jun‐10
26‐Jun‐10
11‐Jul‐10
16‐Jul‐10
21‐Jul‐10
26‐Jul‐10
31‐Jul‐10
Date 5‐Aug‐10
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 Sebelum 6 Sebelum
Depth (m)
Depth (m)
7 Sesudah 7 Sesudah
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
Gambar 16. Kuat geser tanah sebelum dan sesudah uji skala penuh.
Dari hasil pembacaan settlement plate, kemudian dilakukan analisis balik untuk
memperkirakan besar penurunan konsolidasi menggunakan teori dari Asaoka (1978) dengan hasil
seperti pada Gambar 17 berikut.
1,1
y = 0,978x + 0,025
1
0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 1,1
Mengacu pada Gambar 17, dapat diperkirakan besar penurunan konsolidasi total yang
mungkin terjadi melalui penggunaan persamaan
y = 0,978 x + 0,025 (3)
sehingga dapat diprediksi besar penurunan total (derajat konsolidasi 100%) sebesar 1,14 m.
Gambar 18 berikut ini Grafik merupakan perbandingan penurunan konsolidasi yang terjadi
antara hasil analisis dan hasil uji di lapangan.
‐1
‐0,8
‐0,6
‐0,4
‐0,2
0
Monitoring
Penurunan Konsolidasi (cm)
0,2 Beban
0,4 Teoritis
0,6
0,8
1,2
10‐Aug‐10
15‐Aug‐10
20‐Aug‐10
1‐Jun‐10
6‐Jun‐10
1‐Jul‐10
6‐Jul‐10
17‐May‐10
22‐May‐10
27‐May‐10
11‐Jun‐10
16‐Jun‐10
21‐Jun‐10
26‐Jun‐10
11‐Jul‐10
16‐Jul‐10
21‐Jul‐10
26‐Jul‐10
31‐Jul‐10
5‐Aug‐10
Date
PENUTUP
Beberapa kesimpulan yang dapat disampaikan dari hasil uji skala penuh serta perhitungan
analitis dan numerik adalah sebagai berikut: (1) Besar penurunan konsolidasi total berdasarkan
perhitungan analitis dan analisis balik hasil pembacaan settlement plate menunjukkan nilai yang
hampir serupa yaitu 119,2 cm untuk perhitungan menggunakan metode Terzaghi dan 114 cm untuk
analisis balik menggunakan metode Asaoka. Sedangkan berdasarkan analisis menggunakan metode
numerik melalui penggunaan program Plaxis, besar penurunan total sedikit lebih besar yaitu sekitar
130 cm; (2) Besar tekanan pompa vakum GVS sangat efektif yang dapat mencapai 90 kN/m2 setara
dengan 5 m tanah dengan asumsi berat volume tanah (γ) = 18 kN/m3, dan bekerja seketika serta
kemungkinan terjadi kelongsoran seperti pada sistem prabeban konvensional dapat dihindari; (3)
Secara umum terjadi peningkatan kuat geser tanah yang cukup signifikan; (4) berdasarkan hasil
perhitungan dan pengamatan di lapangan selama masa uji, Geostructure Vacuum System telah
menunjukkan kinerja yang baik sehingga dapat menjadi alternatif solusi perbaikan tanah lempung
lunak jenuh air yang mempunyai permasalahan dengan penurunan konsolidasi.
DAFTAR PUSTAKA
Bergado, D.T., Long, P.V. (1993). Numerical Analysis of Embankment on Subsiding Ground
Improved by Vertical Drains. Geotechnical Engineering Bulletin, 2 (3), 177-188.
Chai, J.C., Charter, J.P., Hayashi, S. (2005). Ground Deformation Induced by Vacuum Consolidation.
Journal of Geotechnical and Geoenvironmental Engineering © ASCE, December 2005.
Shang, J. Q., Tang, M., Miao, Z. (1998). Vacuum Preloading Consolidation of Reclaimed Land: A
Case Study, Canadian Geotechincal Journal, 35, 740-749.